Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MATA KULIAH PEMASARAN SOSIAL

PROGRAM INOVASI GIZI CLASS CHATTING


(KELAS PENCEGAHAN STUNTING)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANGKALAN KERINCI
KABUPATEN PELALAWAN

ENDAH DWI SAPUTRI


NIM. 2005043

Dosen Pengampu :
DR. Novita Rany, SKM, M.Kes

STIKES HANG TUAH PEKANBARU


PROGRAM PASCA SARJANA
KESEHATAN MASYARAKAT
PEKANBARU
2021
LANGKAH-LANGKAH PEMASARAN SOSIAL

PROGRAM INOVASI GIZI CLASS CHATTING


(KELAS PENCEGAHAN STUNTING)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANGKALAN KERINCI
KABUPATEN PELALAWAN

1. Menentukan Kebutuhan Promosi Kesehatan

a. Mendiagnosa Masalah Program

Langkah pertama dalam perencanaan pemasaran sosial adalah

Mendiagnosa Masalah Program. Untuk tugas matakuliah Pemasaran Sosial

saya mengambil permasalahan di program gizi di tempat saya bekerja yaitu

Puskesmas Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Indikator kinerja

program gizi yang dikeluarkan oleh Dirjen Bina Gizi Kementrian Kesehatan

RI di tahun 2019 ada 20 indikator kinerja. Kenapa saya menampilkan

pencapaian indikator kinerja program gizi di tahun 2019 bukan pencapaian

terbaru 2020, karena program inovasi gizi dimulai untuk tahun 2020 dengan

mendiagnosa permasalahan program di tahun 2019. Berikut ini adalah tabel

Pencapaian Indikator Kinerja Program Gizi Tahun 2019.

Tabel 1, Tabel Pencapaian Indikator Kinerja Program Gizi


Puskesmas Pangkalan Kerinci Tahun 2019
N Indikator Status Gizi Target Pencapaian Keterangan
o dan Kinerja (%) 2019

1 Persentase balita Underweight 17 2.3 Beresiko


(BB/U : Kurang dan Sangat
Kurang)
2 Persentase balita Stunting 28 3.0 Beresiko
(TB/U : Pendek dan Sangat
Pendek)
3 Persentase balita Wasting 9,5 2.1 Beresiko
(BB/TB : Kurus dan Sangat
Kurus)
4 Persentase ibu hamil anemia 28 5 Tidak Masalah
5 Persentase bayi dengan berat 8 1 Tidak Masalah
badan lahir rendah (berat badan
< 2500 gram)
6 Persentase bayi usia kurang dari 50 69 Tidak Masalah
6 bulan mendapat ASI
Eksklusif
7 Persentase bayi usia 6 bulan 50 44.6 Masalah
mendapat ASI Eksklusif
8 Persentase ibu hamil yang 98 93 Masalah
mendapatkan Tablet Tambah
Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama masa Kehamilan
9 Persentase ibu hamil Kurang 95 62 Masalah
Energi Kronik (KEK) yang
mendapat makanan tambahan
10 Persentase balita kurus yang 90 40.3 Masalah
mendapat makanan tambahan
11 Persentase remaja puteri 30 25.8 Masalah
mendapat TTD
12 Persentase bayi yang baru lahir 50 51 Tidak Masalah
mendapat IMD
13 Persentase balita yang 80 49.0 Masalah
ditimbang berat badannya
14 Persentase balita mempunyai 80 100 Tidak Masalah
buku KIA/KMS
15 Persentase balita ditimbang 76 86 Tidak Masalah
yang naik berat badannya
16 Persentase balita ditimbang 3 1 Tidak Masalahh
yang tidak naik berat badannya
dua kali berturut-turut (2T)
17 Persentase balita 6-59 bulan 90 69.8 Masalah
mendapat kapsul vitamin A
18 Persentase ibu nifas mendapat 98 100 Tidak masalah
kapsul vitamin A
19 Persentase rumah tangga 90 0 Masalah
mengonsumsi garam beriodium
20 Persentase kasus balita gizi 100 100 Tidak masalah
buruk yang mendapat
perawatan
b. Menetapkan Prioritas Masalah

Puskesmas Pangkalan Kerinci dalam menetapkan prioritas masalah

menggunakan teknik USG. Berikut ini adalah tabel 2. Menetapkan Prioritas

Masalah Program Gizi.

Tabel 2. Menetapkan Prioritas Masalah Program Gizi


No Masalah Program Gizi U S G TOTAL
1 Persentase balita 5 5 5 15
Underweight, Stunting,
Wasting
2 Persentase balita yang 4 5 5 14
ditimbang berat
badannya
3 Persentase bayi usia 6 4 5 5 14
bulan mendapat ASI
Eksklusif
4 Persentase ibu hamil 4 5 4 13
yang mendapatkan Tablet
Tambah Darah (TTD)
minimal 90 tablet selama
masa Kehamilan
5 Persentase ibu hamil 4 4 4 12
Kurang Energi Kronik
(KEK) yang mendapat
makanan tambahan
6 Persentase balita kurus 4 4 4 12
yang mendapat makanan
tambahan
7 Persentase balita 6-59 4 4 4 12
bulan mendapat kapsul
vitamin A
8 Persentase remaja puteri 4 4 3 11
mendapat TTD
9 Persentase rumah tangga 3 3 3 9
mengonsumsi garam
beriodium

Dari tabel 1. diketahui dari 20 indikator kinerja program gizi ada 9

indikator yang tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Setelah dilakukan

penetapan prioritas masalah dari 9 indikator tersebut ternyata indikator

persentase balita underweight, stunting dan wasting mendapatkan total nilai

penuh (15) artinya dianggap merupakan masalah yang paling prioritas untuk

dilakukan intervensi/pemasaran sosial. Indikator tersebut menjadi tolak ukur


munculnya program inovasi gizi yaitu Class Chatting. Class Chatting adalah

Program Inovasi Gizi Puskesmas Pangkalan Kerinci dalam rangka

pencegahan stunting dengan cara memberikan pendidikan gizi dan kesehatan

serta pemeriksaan kesehatan balita yg diduga mengarah ke stunting (BGM :

bawah garis merah/wasting, BGT : bawah garis tengah/underweight, Gizi

Buruk, Gizi Kurang, dan Balita Pendek/stunting).

c. Analisis Masalah Program Gizi Balita Underweight, Stungting dan

Wasting Menggunakan Metode Fish Bone

Gambar 1. Diagram Fish Bone


Dari gambar 1. setelah dianalisa menggunakan diagram Fish Bone

hambatan yang berasal dari metode, manusia, anggaran, material dan lingkungan

kemudian di jabarkan ke dalam matriks dibawah ini (Tabel 3.) untuk mencari

pemecahan masalah yang akan di jadikan ke dalam pemasaran sosial.


Tabel 3. Matrik Analisis Masalah Program Gizi Balita Underweight, Stungting dan Wasting Puskesmas Pangkalan Kerinci
NO Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih

1 Rendahnya Cakupan D/S  Cara penyampaian Informasi Manfaat  Pelatihan dan pembinaan kader  Sweeping penimbangan
berakibat pada balita Posyandu belum optimal posyandu bersama tim PKK (Bangkelling)
underweight, stunting  Inovasi sebagai motivasi masyarakat  Sweeping penimbangan (Bangkelling)  Class Chating
dan wasting ke Posyandu belum ada  Class Chating  Penambahan jumlah
 Merasa tidak perlu menimbang anak posyandu di Kerinci Timur
ke Posyandu  Sosialisasi tentang posyandu oleh kader dan Kota
 Masyarakat tidak berminat menjadi posyandu  Pelatihan dan pembinaan
Kader kader posyandu bersama tim
 Beberapa Kader kurang Aktif PKK
 Ibu Bekerja
 Kartu KMS sering hilang atau tidak di
bawa
 Anggaran untuk Kader tidak tersedia
 Jarak Posyandu yang Jauh
 Kurangnya dukungan keluarga  Penambahan jumlah posyandu di Kerinci
membawa anak ke posyandu Timur dan Kota
 Adanya kepercayaan di masyarakat
yang melarang membawa anak ke
posyandu
 Gedung Posyandu tidak ada
 Peralatan Posyandu kurang
 Kurangnya jumlah posyandu
2. Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan
a. Menentukan tujuan promosi kesehatan

b. Menentukan sasaran promosi kesehatan

c. Menentukan isi promosi kesehatan

d. Menentukan metode yang digunakan

e. Menentukan media yang digunakan

f. Menyusun rencana evaluasi

g. Menyusun jadwal pelaksanaan

Langkah-langkah diatas saya jabarkan dalam bentuk Rencana

Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) seperti

pada tabel 4 dan 5 di bawah ini.


Tabel 4.
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) PROGRAM INOVASI GIZI CLASS CHATTING
                         
WAKTU
TARGET KEBUTUHA KEBUTUHAN INDIKATOR SUMBER
UPAYA PENANGGUN MITRA PELAKSANAA
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN SASARA N SUMBER ANGGARAN KINERJA PEMBIAYAAN
G JAWAB KERJA N
N DAYA
KESEHATAN        

2 1.Meningkatny
balita 2T 3orgX3tempatX10bl
Pemberdayaa Kelurahan DOKTER a status gizi
1 GIZI kuning , bgm n BOK
n masyarakat
Untuk (underweight
KERINCI
ALAT-ALAT
,
XRp.75.000 balita/BB
percepatan KOTA, promkes, balita
pencegaha ) dan gibur DEMONTRAS
penurunan TIMUR, TPG kesling 1X/BULAN
  n stunting (wasting) I (MASAK), 2. Menurunnya
stunting dan 1 Desa TPG,
lebih awal dan balita Infokus, Toa
(CLASS
pendek
KUALA BIKOR, angka stunting,
  = 6750000  
CHATING) TERUSA BIDES wasting dan
(stunting)
N
underweight

Tabel 5.
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN ( RPK ) TAHUNAN

Target Penanggun Volume Lokasi


No Kegiatan Tujuan Sasaran Jadwal Rincian Pelaksanaan Biaya
Sasaran g Jawab Kegiatan Pelaksanaan

1. Mengumpulkan data peserta balita 2T kuning , bgm


(underweight) dan gibur (wasting) dan balita pendek
(stunting)
balita 2T
Pemberdayaan KERINCI Minggu ke IV 2. Mengkontak kader jadwal dan pelaksanaan serta
kuning , bgm
masyarakat KOTA, setiap bulannya notif ke peserta
(underweight) KERINCI
percepatan Untuk pencegahan TIMUR, di hari (Selasa : 3. Mempersiapkan lokasi dan bahan
1 dan gibur TPG 1XBULAN KOTA,TIMUR, 6750000
penurunan stunting lebih awal KUALA Timur, Rabu : 4. Pengukuran Antropometri dan status Gizi
(wasting) dan KUTE
stunting (CLASS TERUSA Kota, Kamis : 5. Edukasi Kesehatan dan Gizi (penyuluhan,
balita pendek
CHATING) N Kute) demontrasi dan media booklet)
(stunting)
6. Pemeriksaan Kesehatan (SDIDTK, Gigi,
Perkembangan anak/BKN)
7. Wisudah Class Chatting
3. Pelaksanaan Kegiatan Class Chatting
Pelaksanaan Class Chatting sudah sesuai dengan RUK dan RPK yang

telah direncanakan. Karena bentuknya kelas yang artinya memberikan pendidikan

kesehatan/gizi maka materi yang diberikan setiap bulannya berbeda. Adapun

Materi sudah pernah dilakukan seperti terekam dalam dokumentasi dibawah ini :

a. Penyuluhan MP-ASI, Pola Asuh dan PMT menggunakan Booklet dan PPT

Infocus
b. Penyuluhan tentang Kesehatan Lingkungan Oleh Tenaga Kesling dan
Pemicuan BABS di Desa Kuala terusan

c.

Pemeriksaan Kesehatan Balita oleh Dokter

d. Pengukuran Antropometri dan Status Gizi


e. Konsultasi Gizi

f. Suport Lintas Sektor (PKK, Kader, Pak Lurah, dan Pihak Swasta
PT. RAPP, PT. EMP)
g. Bantuan Paket Gizi/ PMT Pemulihan

4. Monitoring dan Evaluasi Program Inovasi Gizi Class Chatting


a. Monitoring
Tabel 6. Monitoring Program Inovasi Gizi Class Chatting

No Kegiatan Indikator Cara Memantau Waktu Tempat Koordinator


Keberhasilan Pemantauan

1 Class  Meningkatnya  Adanya 2x/bulan 2 kelurahan 1 TPG


Chatting pengetahuan peningkatan desa
ibu balita pengetahuan
tentang gizi dari hasil pre-
dan kesehatan post test
anak
 Meningkatnya  Pengukuran
1x/bulan
BB dan TB antropometri
balita dan status
gizi sebelum
kegiatan
pendidikan
kesehatan/giz
 Bertambahnya i 2x/bulan
kemampuan  Pengisian
perkembanga kartu BKB
n anak
(Kognitif,
afektif dan
psikomotorik)
b. Evaluasi
Class Chatting telah berjalan dari tahun 2019-2021 di 2 Kelurahan Kerinci Kota dan Kerinci Timur serta 1 Desa Kuala Terusan. Di Awal Tahun 2020 Wilayah Kerja Puskesmas

Pangkalan Kerinci yang menjadi Lokus Stunting adalah Desa Kuala Terusan Karena melebihi indikator yaitu 22 % (Sangat pendek 8% + 14.0 % pendek) sedangkan indikator yang

ditetapkan adalah 20%. Berikut ini adalah hasil pencapaian indikator stunting terjadi penurunan yg signifikan seperti pada tabel 7. Pencapaian Program Inovasi Gizi Class Chatting.

Tabel 7. Pencapaian Program Inovasi Gizi Class Chatting


STATUS GIZI TAHUN 2020 AWAL STATUS GIZI TAHUN 2021 (JUNI)
BB/U TB/U BB/TB BB/U TB/U BB/TB
Desa/Keluraha
No Berat
n Berat Risik Risik
Sangat Sangat Pende Tingg Gizi Gizi Gizi Sangat Badan Risiko Sangat Norma Gizi Gizi Risiko Gizi
Kurang Badan o Normal Normal o Gizi Obesitas Kurang Pendek Tinggi Normal Gizi Lebih Obesitas
Kurang Pendek k i Buruk Kurang Lebih Kurang Norma Lebih Pendek l Buruk Kurang Lebih
Normal Lebih Lebih
l
KUALA
1 1.9 3.7 87 7.4 8 14 76 2 0 0 80 16 2 2 4.9 4.9 90.2 0.0 7.3 7.3 85.4 0.0 0.0 4.9 92.7 1.1 0.0 0.0
TERUSAN
PANGKALAN
2 KERINCI 0.5 2.1 91.1 6.3 1 2.1 93.7 3.2 0.4 2.2 93.2 4.2 1.8 0.8
KOTA
PANGKALAN
3 KERINCI 0.2 1.9 90.5 7.5 0.7 2 93.1 4.2 0.4 1.5 92.5 4.5 2.2 0.8
TIMUR
JUMLAH 0.3 2 90.7 7.1 0.9 2.2 93.2 3.8 0.4 1.7 92.7 4.5 2.1 0.8
Dari tabel 7. diketahui bahwa telah terjadi penurunan angka stunting di Desa Lokus Stunting Kuala Terusan dari 22% ke 14.6%. Untuk pencapaian 2 kelurahan lainnya belum bisa

dihitung pencapaian kinerja dari Class chatting ini dikarenakan sasaran balita mencapai 4000 di Timur dan di kota 3000 balita sehingga kami tidak bisa melakukan pengukuran status

gizi dimasa pandemi ini secara global dan serentak di 2 kelurahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai