PENDAHULUAN
Faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan meliputi input mental atau siswa,
lingkungan instruksional, proses pendidikan dan keluaran pendidikan. Faktor siswa justru
menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya pengajaran yang disampaikan oleh guru,
sebab setiap siswa memilki kondisi internal dimana kondisi tersebut sangat berperan dalam
aktivasi belajar merekasehari-hari. Intisari dari pendidikan adalah pembelajaran dimana
umumnya aktivitas yang dilakukan adalah penyaluran informasi dan ilmu pengetahuan dari
pengajar ke pelajar. Kualitas penyaluran ini dipengaruhi oleh berbagai hal. Konsentrasi adalah
salah satu faktor utama yang mempengaruhi pembelajaran. Semakin tinggi konsentrasi pengajar
dan pelajar, semakin efektif kegiatan pembelajaran tersebut, namun sebaliknya jika konsentrasi
siswa rendah maka hasil yang diperolehnya pun tidak maksimal.
Kebisingan bisa didefinisikan sebagai suara yang tidak diharapkan. Menurut World
Health Organization (WHO), kebisingan adalah suara apapun yang tidak diperlukan dan
memiliki efek buruk pada kualitas kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Suara lalu lintas dan
suara keras lainnya adalah contoh kebisingan yang dapat menurunkan tingkat konsentrasi belajar.
Masalah kebisingan akibat lalulintas yang padat di daerah perkotaan bukan merupakan masalah
baru, sehingga sulit untuk mendapatkan lokasi sekolah yang tenang agar kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung dengan baik. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 (SMP N 1)
Padang merupakan sarana pendidikan yang terletak di daerah perkotaan dan berada dipinggir
jalan raya yang arus lalu lintasnya padat. Kebisingan di sekitar lingkungan sekolah dapat
mengganggu konsentrasi belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan di banyak negara menunjukkan bahwa jalan raya merupakan
sumber kebisingan utama yang mengganggu sebagian besar masyarakat perkotaan. Tingkat
kebisingan jalan raya dapat mencapai 70-80 dB. Salah satu sumber bising lalulintas jalan antara
lain berasal dari kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, dengan sumber
penyebab bising antara lain dari bunyi klakson dan suara knalpot. Bangunan pendidikan yang
berdekatan dengan jalan raya yang sangat rawan bising dapat mempengaruhi kegiatan belajar
siswa di dalam ruang kelas. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa semakin tinggi
tingkat bising di ruang kelas, maka semakin rendah konsentrasi belajar siswa pada kelas tersebut
dan sebaliknya semakin rendah tingkat kebisingan ruang kelas, maka akan semakin tinggi
konsentrasi belajar siswa.
BAB II
DASAR TEORI
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang bersifat mengganggu
pendengaran dan dapat menurunkan daya dengar seseorang yang terpapar (WHS, 1993). Dari
segi kualitas, bunyi dapat dibedakan menjadi dua yaitu frekuensi yang dinyatakan dalam jumlah
getaran per detik (hertz) yaitu jumlah getaran dalam satu detik yang sampai ke telinga dan
intensitas atau arus energi yang dinyatakan dalam desibel (DB) yaitu perbandingan antara
kekuatan dasar bunyi dengan frekuensi yang dapat diterima oleh telinga normal (Suma’mur,
1995). Menurut Wilson (1989), bunyi atau suara didefinisikan sebagai serangkaian gelombang
yang merambat dari suatu sumber getar akibat perubahan kerapatan dan tekanan udara.
Kebisingan merupakan terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki termasuk bunyi yang tidak
beraturan dan bunyi yang dikeluarkan oleh transportasi dan industri, sehingga dalam jangka
waktu yang panjang akan dapat mengganggu dan membahayakan konsentrasi, merusak
pendengaran (kesehatan) dan mengurangi efektifitas kegiatan.
Kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehehndaki. Bising
menyebabkan berbagai gangguan terhadap tenaga kerja, seperti gangguan fisiologis,
gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian, atau ada yang menggolongkan
gangguannya berupa gangguan pendengaran, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan
gangguan pendengaran seperti komunikasi terganggu, ancaman bahaya keselamatan,
menurunnya performa kerja, kelelahan dan stres.
Jenis – Jenis Kebisingan terdiri dari 3 jenis yaitu:
1. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas, misalnya mesin-
mesin, dapur pijar, dan lain-lain.
2. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit, misalnya
gergaji serkuler, katup gas, dan lain-lain.
3. Kebisingan terputus-putus (intermitten/interuted noise) adalah kebisingan dimana
suara mengeras dan kemudian melemah secara perlahan-lahan, misalnya lalu-
lintas, suara kapal terbang di lapangan udara.
Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dibagi atas:
Nilai ambang batas untuk kebisingan adalah intensitas tertinggi dan merupakan rata-
rata yang masih diterima tenaga kerja tanpa menghilangkan daya dengar yang tetap untuk
waktu terus-menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam perminggu. Kebisingan di atas
80 dB dapat menyebabkan kegelisahan, tidak enak badan, kejenuhan mendengar, sakit
lambung, dan masalah peredaran darah. Kebisingan yang berlebihan dan berkepanjangan
terlihat dalam masalah- masalah kelainan seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan
luka perut. Pengaruh kebisingan yang merusak pada efisiensi kerja dan produksi telah
dibuktikan secara statistik dalam beberapa bidang industry.
BAB III
100
Tingkat Kebisingan(dB)
80
60 08.00-
40 09.35
20
5' 15' 25' 35' 45' 55' 65' 75' 85'95'
0 Interval Waktu
Tingkat kebisingan rata-rata pada jarak 30 meter dari jalan raya sebesar 72.8 dB (A)
dimana kedua nilai tersebut telah melebihi persyaratan Nilai Ambang Batas kebisingan untuk
lingkungan sekolah atau sejenisnya sebesar 55 dB (A).
120
Tingkat Kebisingan(dB)
100
80 08.00-
60 09.35
40
5'15'25'35'45'55'65'75'85'95'
20
Interval Waktu
Gambar
0 2. Tingkat Kebisingan Pada Jarak 30 Meter
Berdasarkan analisis secara analitik dengan menggunakan uji chi square dengan taraf
signifikansi 0,05 maka didapat hasil p=0,562 atau probabilitas lebih dari 0,05. Hal ini berarti
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan tingkat konsentrasi yang bermakna antara kelas yang
dekat dengan jalan raya dan kelas yang jauh dari jalanraya..
Tabel 1. Tingkat Kebisingan Lalulintas Terhadap Konsentrasi Siswa dengan Metode Digit
Symbol Test.
Tingkat I II Jumlah
Kebisingan
Tingkat
Konsentrasi
Kurang 7 5 12
Cukup 33 34 67
Jumlah 40 39 79
Tabel 2. Tingkat Kebisingan Lalulintas Terhadap Konsentrasi Siswa Dengan Metode Digit
Span Test
Tingkat I II Jumlah
Kebisingan
Tingkat
Konsentrasi
Kurang 7 9 16
Cukup 33 30 63
Jumlah 40 39 79
A. Kesimpulan
Rerata tingkat kebisingan kelas lingkungan SMP N 1 Padang melebihi nilai ambang
batas kebisingan yang diperuntukkan bagi lingkungan sekolah. Tidak ada perbedaan tingkat
konsentrasi belajar siswa yang bermakna antara kelas yang dekat dengan jalan raya dan kelas
yang jauh dari jalan raya.
B. Kelebihan
1. Instrumen yang dipakai pada penelitian yaitu sound level meter untuk mengukur
tingkat kebisingan lalu lintas dan derajat kemampuan sampel untuk melakukan
konsentrasi diukur dengan instrumen digit symbol test dan digit span test dari
Wechesler Intelligence Scale For Children (WISC).
2. Peneliti juga membahas tentang efek yang akan ditimbulkan dari kebisingan jalan
raya terhadap siswa.
C. Kekurangan
1. Perbandingan data tidak sama atau selevel sehingga hasil data yang didapat sangat
berbeda.
3. Peneliti menggunakan metode Chi Square yang seharusnya tidak perlu digunakan.
4. Peneliti tidak mencantumkan tempat peletakan titik kebisingan yang akan diuji.