PENGUKURAN KEBISINGAN
OLEH
DANAN RIZKI PRANATA 101511123056
ALIH JENIS MINAT K3 SMT 4
1. Pengertian Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu dan tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia
(2009), bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengaran dalam
telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau
suara dan gelombang tersebut merambat melalui media udara atau penghantar lainnya,
dan manakala bunyi atau suara tersebut tidak dikehendaki oleh karena mengganggu atau
timbul diluar kemauan orang yang bersangkutan, maka bunyi-bunyian atau suara
stres.
peledakan), mesin tekstil, dan uji coba mesin jet. Bising dapat didefinisikan sebagai bunyi
yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Suara bising
adalah suatu hal yang dihindari oleh siapapun, lebih-lebih dalam melaksanakan suatu
konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukkan akan banyak timbul kesalahan ataupun
namun bahaya di area kebisingan tergantung pada frekuensi bising yang ada (Ridley,
2003). Menurut Harrianto (2008), tuli dapat disebabkan oleh tempat kerja yang terlalu
bising. Yang dimaksud dengan “tuli akibat kerja” yaitu gangguan pendengaran parsial
atau total pada satu atau kedua telinga yang didapat di tempat kerja. Termasuk dalam hal
ini adalah trauma akustik dan tuli akibat kerja karena bising. Industri yang menghasilkan
pajanan 90 dBA atau lebih ditemukan pada pabrik tekstil, penggergajian kayu, industri
mebel, produk-produk yang menggunakan bahan baku logam, dan industri otomotif.
a. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas, misalnya mesin-
b. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit, misalnya gergaji
a. Bising yang mengganggu (irritating noise). Intensitas tidak terlalu keras, misalnya
mendengkur.
b. Bising yang menutupi (masking noise). Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran
yang jelas. Secra tidak langsung bunyi ini akan mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan pekerja, karena teriakan isyarat atau tanda bahaya tenggelam dari bising
3. Pengukuran Kebisingan
menggunakan alat Sound Level Meter. Sebelumnya, intensitas bunyi adalah jumlah
energi bunyi yang menembus tegak lurus bidang per detik. Metode pengukuran akibat
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas hanya
pada satu atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk
misal 3 meter dari ketinggian 1 meter. Selain itu juga harus diperhatikan arah
gambar isoplet pada kertas berskala yang sesuai dengan pengukuran yang dibuat.
warna hijau untuk kebisingan dengan intensitas di bawah 85 dBA, warna oranye
untuk tingkat kebisingan yang tinggi di atas 90 dBA, warna kuning untuk
Nilai ambang batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan
merupakan rata-rata yang masih diterima tenaga kerja tanpa menghilangkan daya dengar
yang tetap untuk waktu terus-menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam
tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat kerja
kejenuhan mendengar, sakit lambung, dan masalah peredaran darah. Kebisingan yang
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan luka perut. Pengaruh kebisingan yang
merusak pada efisiensi kerja dan produksi telah dibuktikan secara statistik dalam
B. TUJUAN
taman
area taman
2. Kalibrator
D. METODE PRAKTIKUM
3. Melakukan kalibrasi terlebih dahulu pada alat dengan kalibrator untuk memastikan
kevalidan alat.
5. Mengatur Sound Level Meter berdasarkan tempat yang sudah ditentukan. Misalnya
8. Mengatur skala diubah pada weightigng network A, yaitu tingkat suara rendah yang
9. Memilih respon yang tetap untuk mendapatkan hasil pembicaraan yang teliti. Dalam
10. Memegang SLM sejauh ukuran lengan untuk menghindari pemantulan dan
11. Melakukan beberapa orientasi pengukuran sebelum mencatat hasil pengukuran yang
sebenarnya.
E. HASIL PENGUKURAN
Measured
Frequency f1 10 L1/10 (x105) f1 x 10 L1/10 (x105)
L1 (Dba)
75 2 0,02 316,22 6,32
74 1 0,01 251,18 2,51
72 3 0,03 158,48 4,75
71 1 0,01 125,89 1,26
70 3 0,03 100,00 3,00
69 5 0,05 79,43 3,97
67 1 0,01 50,11 0,50
66 3 0,03 39,81 1,19
65 5 0,05 31,62 1,58
64 5 0,05 25,11 1,26
63 6 0,06 19,95 1,20
62 6 0,06 15,84 0,95
61 6 0,06 12,58 0,75
60 7 0,07 10,00 0,70
59 6 0,06 7,94 0,48
58 6 0,06 6,30 0,38
57 4 0,04 5,01 0,20
56 12 0,12 3,98 0,48
55 11 0,11 3,16 0,35
54 7 0,07 2,51 0,18
= 10 log 32,01 x 105
= 65,05 dBA
F. KESIMPULAN
2. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 13 tahun 2011
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat kerja maka
Airlangga dibawah nilai ambang batas yaitu kurang dari 85 dBA selama 8 jam.