Anda di halaman 1dari 218

HIGIENE INDUSTRI

FAKTOR FISIK
DENNY ARDYANTO
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH DEPARTMENT
SCHOOL OF PUBLIC HEALTH
AIRLANGGA UNIVERSITY
What Is Industrial Hygiene?
DEFINITION :
Science and art devoted to the anticipation,
recognition, evaluation, and control of those
workplace environmental factors which may
cause sickness, impaired health and well-
being, or significant discomfort and
inefficiency among workers or among citizens
of the community
Some Occupational Hazards
• Chemical agents
–Gases, vapors and particulate aerosols
• Physical (energy) agents
–Noise, ionizing / non-ionizing radiation, heat and
cold stress
• Biological agents
–Infectious agents, allergens
• Psychological stressors
• Ergonomic/safety
FAKTOR BAHAYA FISIK

• SUARA : - tuli
• SUHU : – heat stroke, heat • PENERANGAN : kelainan pada
cramps, frosbite dsb
• RADIASI : mata dan kelelahan
– Elektromagnetis : • GETARAN : reynond’s disease
mempengaruhi lensa mata (penyempitan pembuluh
– Radioaktif : susunan daraH)
darah/syaraf; kematian
jarinagn • KELEMBABAN UDARA (baik
• TEKANAN UDARA : 50 –70 %)
– Caisson’s disease • VENTILASI : pertukaran udara
KEBISINGAN
PENGENALAN
1. Bunyi atau suara adalah rangsangan yang diterima
oleh telinga karena getaran melalui media elastis
2. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang
merambat per satuan waktu yang dinyatakan
dalam getaran per detik (cps) atau hertz (Hz).
Frekuensi yang dapat di dengar oleh telinga
manusia 20 – 20.000 Hz. Frekuensi percakapan
250 – 3000 Hz yang paling peka 4000 Hz
PENGENALAN(lanjutan)
3. Amplitudo adalah besaran bunyi yang
menentukan keras lemahnya suara (peak)
4. Intensitas suara adalah besarnya tekanan (energi)
yang dipancarkan oleh suatu sumber bunyi. Sifat
bunyi atau suara ditentukan oleh frekuensi dan
intensitas
5. Desibel (db) atau tingkat intensitas bunyi adalah
perbandingan logaritmis antara tekanan suara
tertentu dengan tekanan suara dasar yang dapat
di dengar manusia
DEFINISI BISING
1. Menurut SPOONER : bising sebagai suara
yang tidak mempunyai kualitas musik
2. Menurut WALL : suara yang mengganggu
3. Menurut SUMA’MUR : bunyi atau suara yang
tidak dikehendaki oleh karena mengganggu
atau timbul di luar kemauan orang ybs
4. Menurut SISWANTO : suara yang tidak
dikehendaki (unwanted / undesired sound)
DEFINISI BISING (lanjutan)
Menurut Kepmenaker No. Kep – 51 / Men / 1999
tentang :
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat
Kerja
Kebisingan adalah :
Semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produk dan
atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran
Efek Bising :
1. Indera Pendengaran (Auditory Effect)
a. Trauma akustik
b. Tuli sementara (temporary threshold shift/TTS)
c. Tuli permanen (permanent threshold shift/PTS)
2. Bukan Indera Pendengaran (Non Auditory Effect)
a. Gangguan komunikasi
b. Gangguan tidur (sleep interference)
c. Gangguan pelaksanaan tugas (task interference)
d. Perasaan tidak senang / mudah marah (annoyance)
e. Gangguan faal tubuh
Lampiran II Kepmenaker 51/1999 NAB Kebisingan

Waktu pemajanan per hari Intensitas Kebisingan


dalam dBA
8 85
4 88
Jam
2 91
1 94

30 97
15 Menit 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112

28,12 115
14,06 Detik 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139

Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.
Alat untuk ukur intensitas suara / bising :
Sound Level Meter (SLM)
Bila dilengkapi alat analisa Frekuensi :
Octave Band Analyzer (OBA)
Bagian SLM :
1. mikrofon
2. meter dengan jarum skala (dB)
3. selektor kisaran intensitas bunyi (dB)
4. selektor operasional SLM
(on, off, bat, cal, skala, A. B. C.)
5. selektor untuk memilih respon : fast,
slow, impuls
6. adjuster

Peralatan Lain :
1. wind screen
2. octave band filter
3. graphic recorder
Weighting Net Works
Fungsi : mengubah signal yang terukur sesuai cara serupa seperti
mekanisme pendengaran manusia

Weighting Net Work A:


Respon manusia untuk tingkat suara yang rendah (Human
response for low levels), pengukuran terhadap operatornya

Weighting Net Work B:


Respon manusia untuk tingkat suara yang sedang (Human
response for moderate sound level )

Weighting Net Work C:


Respon manusia untuk tingkat suara yang tinggi ( Human
response for high sound levels ), pengukuran bising disumbernya.
Bilamana kita ingin mengetahui intensitas kebisingan yang
akan ditimbulkan oleh beberapa mesin yang hidup bersamaan
bahkan bising akibat suara di luar tempat kerja, maka kita
TIDAK DAPAT secara langsung menjumlah begitu saja
intensitas bising dari setiap suara tersebut, karena
merupakan angka logaritma.
Beberapa Rumus Untuk Kebisingan

Lp = 10 log (p²/Po)
Lp = tingkat tekanan suara (dB)
P = tekanan bunyi (Pa)
Po = tekanan bunyi referensi (20µPa)

Li = 10 log ( I / Io )
Li = tingkat intensitas bunyi (dB)
I = intensitas bunyi (watt/m²)
Io = intensitas bunyi referensi (10-¹² watt/m²)

Rumus matematik tingkat tekanan (intensitas/kekuatan) suara


Lw = 10 log (W/WO)
LW = tingkat kekuatan suara (dB)
W = kekuatan suara (watt)
WO = kekuatan bunyi referensi (10- ² watt)
ANALISIS BISING
1. Penjumlahan

Dilakukan cara penjumlahan bila kita ingin mengetahui intensitas


bising yang ditimbulkan oleh dua buah mesin atau lebih yang
dihidupkan secara bersamaan.
Beberapa cara menentukan intensitas kebisingan sebagai berikut :
a. Penggunaan rumus
b. Penggunaan grafik
c. Penggunaan chart
d. Penggunaan tabel
ANALISIS BISING (lanjutan)

2. Pengurangan

Pengurangan dilakukan bila intensitas bising di


tempat kerja tidak hanya dipengaruhi oleh
intensitas bising mesin tetapi faktor lingkungan
lainnya ikut mempengaruhi intensitas bising secara
keseluruhan.
ANALISIS BISING (lanjutan)

3. Ekivalen Tingkat Kebisingan Kontinyu (energy


equivalent sound level)

Ekivalen tingkat kebisingan kontinyu biasa disingkat


dengan Leq.
Leq digunakan untuk menentukan intensitas kebisingan
rata-rata pada tenaga kerja yang terpapar bising
selama waktu tertentu.
Cara yang digunakan adalah :
a. Rumus
b. Nomogram
NOISE DOSE METER
Daily noise dose :

Bila seorang tenaga kerja terpapar bising pada tingkat intensitas dan
waktu pemaparan yang berbeda, maka perlu diperhatikan efek
gabungan dari kedua pemaparan tersebut. Untuk mengetahui apakah
pemaparan ini telah atau belum melampaui NAB kebisingan, maka
sebelumnya kita harus menghitung Daily Noise Dose dengan rumus
sbb:
C1 C2 C3
D= + +
T1 T2 T3

Dimana,
C : waktu pemaparan pada tingkat kebisingan tertentu (dalam jam)
T : waktu pemaparan yang diperkenankan pada tingkat kebisingan
tersebut (dalam jam)
Daily noise dose (lanjutan) :

Bila jumlah dari fraksi tersebut (C1/T1 + … Cn/Tn) lebih besar


dari 1 (D > 1), maka dapat disimpulkan bahwa “the mixed
exposure” telah melampaui limit value (NAB).
Rumus ini hanya berlaku untuk steady state noise
(continuous noise)
Upaya Pengendalian Terhadap
Efek Negatif Bising
1. Secara Teknik
a. Sumber bunyi
b. Barier (penyekat)
c. Peredam suara
2. Secara Administratif (administrative control)
a. Rotasi pekerjaan (job rotation)
b. Pengadaan ruang kontrol (control room)
c. Penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
d. Pemantauan lingkungan kerja
e. Pemeriksaan kesehatan
3. Alat Pelindung Telinga (ear protector)
31
Cuaca Kerja
Occupational Climate
Tekanan Panas
Heat stress
Batasan Iklim Kerja:
• Iklim Kerja adalah suatu keadaan lingkungan kerja hasil
pengukuran dari perpaduan antara SUHU UDARA,
KELEMBABAN UDARA, CEPAT ALIRAN UDARA DAN SUHU
RADIASI (SUHU BOLA)
• Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Kep-
51/MEN/1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
Di Tempat Kerja, pasal 1 ayat 5 menyatakan bahwa :
“Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu ,
kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi
dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga
kerja sebagai akibat pekerjaannya”.
Tekanan Panas (Heat stress)
• Beban kerja tambahan pada tenaga kerja dengan
memperhitungkan Suhu Udara, Kelembaban Udara,
Kecepatan Aliran Udara dan Suhu Radiasi (suhu bola)
• Menurut Bernhard (2000) tekanan panas (heat stress)
adalah :
“Heat stress is caused by a combination of factors
(affected by environmental, work and clothing
factors)...”

34
PENGENALAN
Suhu udara dibedakan menjadi :
1. Suhu Basah yaitu : suhu yang menunjukkan udara
telah jenuh dengan uap air.
2. Suhu Kering yaitu : suhu lingkungan yang terukur
dengan menggunakan termometer suhu kering.
Suhu radiasi (suhu bola) yaitu : suhu yang ditunjukkan
oleh termometer yang dipasang ditengah suatu
bola yang terbuat dari tembaga berwarna hitam
dengan diameter ± 15 cm atau 44 cm.

35
PENGENALAN(lanjutan)
Kelembaban udara yaitu : banyaknya uap air di udara.
Kelembaban udara dibedakan menjadi :
a. Kelembaban absolut yaitu : berat uap air per unit
volume udara. Misal : a gr uap air dalam 1 liter
udara.
b. Kelembaban nisbi (relatif) yaitu : rasio banyaknya
uap air di udara pada suatu temperatur terhadap
banyaknya uap air pada saat udara telah jenuh
dengan uap air pada temperatur tersebut.
Satuannya adalah persen (%).
36
PENGENALAN(lanjutan)
Beban kerja adalah beban yang diemban oleh tenaga
kerja berdasarkan energi yang dibutuhkan.
Beban kerja bisa berupa beban fisik, mental dan
sosial.
Beban kerja tambahan adalah beban kerja yang
bertambah akibat suatu pekerjaan dalam suatu
lingkungan kerja.
Faktor penyebab beban kerja tambahan yaitu ; fisik,
kimia, biologi, fisiologi dan psikologi

37
Ilustrasi :
M ± Kd ± C ± Rad - Evaporasi = 0

Evaporasi Respirasi

Konveksi

Radiasi Radiasi

Konduksi
konduksi

KESEIMBANGAN PANAS
Keseimbangan Panas Tubuh

 Diatur tubuh melalui PELEPASAN


atau PENGAMBILAN PANAS ke
atau dari lingkungan
Efek akibat pajanan panas
• Gangguan pada Pekerjaan, tidak nyaman
(70%)
– Panas  T.K. mengeluarkan banyak keringat
( Loss NaCl) Dehidrasi, pusing, mual, Cepat
lelah, mata kunang-kunang
• Gangguan Kesehatan (heat strain)
– Perubahan suhu tubuh
– Perubahan tekanan darah
– Perubahan denyut nadi
– Perubahan berat badan
– Pengeluaran keringat
Penyakit Akibat Kerja

1. Miliaria
2. Heat cramps
3. Heat exhaustion
4. Heat stroke

41
Evaluasi Lingkungan Kerja Yang Panas

Yes
1. Effective temperature
2. Heat Stress Index (Index Belding
& Hatch / Index B-H)
3. Predicted 4 hour sweat rate
4. Wet Bulb Globe Temperature
Index (ISBB)
WET BULB GLOBE TEMPERATURE
(Indeks Suhu Basah dan Bola)

INDOOR / Out door with no solar Load (ACGIH):


WBGT in = 0,7 SBa + 0,3 SBo

OUTDOOR with solar Load:


WBGT out = 0,7 SBa + 0,2 SBo + 0,1 SK
ALASAN MENGGUNAKAN ISBB

• Tidak membutuhkan keterampilan


khusus
• Cara / metode pengukuran mudah
• Besarnya tekanan panas dapat
ditentukan dengan cepat
NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA
INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) YANG
DIPERKENANKAN

Pengaturan waktu ISBB (0C)


kerja setiap jam
Beban Kerja
Waktu kerja Waktu Ringan Sedang Berat
istirahat
Bekerja terus me
nerus (8jam/hari) - 30,0 26,7 25,0
75% kerja 25% istirahat 30,6 28,0 25,9
50% kerja 50% istirahat 31,4 29,4 27,9
25% kerja 75% istirahat 32,2 31,1 30,0
KATEGORI BEBAN KERJA

• Ringan (≤ 200 Kal/jam)


• Sedang (201 – 350 Kal/jam)
• Berat (> 350 Kal/jam)

46
P
Kepmenaker No.
51/MEN/1999. Ttg :
STANDAR
NAB Faktor Fisika
di Tempat Kerja
SNI-16-7063-2004
47
MODEL ALAT HEAT STRESS MONITOR DIGITAL

48
PENGENDALIAN SECARA UMUM
• Training
• Praktek HI
• Medical surveilance
• Spesific control
• Engineering control
• Administrasi
• PPE
Pengendalian Suhu Panas

 TEKNIS
– Menutup sumber panas (metal sheet)
– Mempercepat kecapan udara
– Suplay udara segar/Ventilasi
– Isolasi Sumber panas
 MEDIS
 Pemeriksaan Kesehatan (pra, periodik,
spesifik)
 Aklimatisasi
 Pemberian tablet NaCl & Air minum
Pengendalian Suhu Panas

 ADMINISTRASI
 Mengatur waktu pemaparan
 Rotasi atau shift model
 APD
 Pilihan terakhir
Pengukuran di Lapangan

52
VIBRATION
Getaran
Getaran mekanis (non acoustic vibration)
dapat dibedakan menjadi :
• Whole body vibration (getaran seluruh tubuh).
Frekuensi getaran : 1-80 Hz.
• Segmental vibration/tool-hand vibration.
Frekuensi getaran setempat : 8 Hz – 1 kHz.

54
VIBRATION
• For example, the head and shoulders resonate
at a frequency of 20 -30 Hz, and the eyeball
resonates in the range of 60-90 Hz.
• Heavy equipment, tractor and vehicle
operations may be lead to whole body
vibration, whilst use of smaller tools leads to
segmental (often called hand-arm) vibration.

55
Whole Body Vibration

Contoh : mengemudi traktor,


penumpang/ awak kapal yang sedang
berlayar di lautan yang gelombangnya
tinggi.

56
SOURCES OF VIBRATION

57
Terdapat berbagai faktor yang perlu
diperhatikan dalam menilai efek getaran
pada manusia yaitu:
• Karakteristik fisik dari frekuensi dan intensitas getaran
• Tipe dari sumber getaran
• Lamanya pemajanan
• Arah getaran
• Posisi tubuh
• Kerentanan individu
• Faktor lingkungan misalnya suhu udara, kebisingan,
beban kerja dll.

58
Efek Getaran Seluruh Tubuh

Pada frekuensi antara 4 dan 12 Hertz, getaran


seluruh tubuh dapat menyebabkan kerusakan
pada sistim otot dan tulang.
Getaran akan diteruskan ke tulang-tulang dan
sendi-sendi dan hal ini akan menimbulkan
perubahan gerakan ujung-ujung tulang pada
tulang rawan yang terdapat pada sendi-sendi
terutama sendi tulang belakang.

59
Efek Getaran Seluruh Tubuh

Lanjutan …………….
Getaran dari tulang ini akan menyebabkan
kerusakan pada sel-sel tulang rawan, dan
kemudian akan terjadi reaksi peradangan pada
tulang rawan yang bersangkutan.
Setelah pemaparan yang berulang dan
menahun, getaran seluruh tubuh akan
menyebabkan kerusakan yang permanen pada
sendi (arthritis).
60
Efek Getaran Seluruh Tubuh
Lanjutan …………..
Sebagai komplikasi dari kerusakan tulang rawan
ini akan terjadi “slipped disc” yaitu suatu
keadaan dimana discus intervertebralis yang
terdapat pada sendi-sendi tulang belakang yang
berfungsi sebagai bantalan dapat terlepas dan
keluar dari tempatnya semula. “Slipped disc”
ini akan menyebabkan rasa sakit pada pinggang
(lumbago) karena tekanan discus Interver-
tebralis pada syaraf-syaraf medula spinalis.
61
Efek Getaran Seluruh Tubuh
Frekuensi getaran yang paling sering
menyebabkan kerusakan pada tulang-tulang
rawan sendi tulang belakang berkisar antara 4
sampai 5 Hertz.
Selain low back pain, pemaparan whole body
vibration sering pula menyebabkan rasa
ketidaknyamanan pada perut dan hematuria.
Pada binatang percobaan, pemaparan whole
body vibration pada frekuensi 5 – 20 Hertz dan
intensitas getaran yang sangat tinggi dapat
menimbulkan perdarahan pada paru.
62
HEALTH EFFECTS
(WHOLE BODY)

Effects to the lower


back vertebrates and
the nervous system
that surrounds it.

Other Health Effects.

63
Efek Fisiologis

Secara umum frekuensi-frekuensi dibawah


10 Hertz akan mempengaruhi organ-organ
yang terdapat di rongga dada dan perut,
sedangkan frekuensi-frekuensi diatas 10
Hertz terutama akan mempengaruhi organ-
organ dan jaringan-jaringan perifer (tepi).

64
Respon fisiologis terhadap getaran seluruh
tubuh (whole body vibration) pada tingkat
pemaparan yang masih dapat ditolerir oleh
manusia

65
• Denyut jantung meningkat (10 – 15 denyut per menit)
pada kondisi eksperimen yang normal, tanpa
memperhatikan frekuensi, dan denyut jantung akan
pulih kembali seperti semula pada pemajanan yang
kontinyu.
• Tekanan darah meningkat pada frekuensi sekitar 5
Hertz dan menurun pada frekuensi 10 sampai 20
Hertz.

66
• Tidal Volume meningkat pada semua frekuensi,
tetapi kenaikan tersebut maksimum terjadi pada
frekuensi 5 – 7 Hertz.
• Hiperventilasi dan respiratory rate akan
menunjukkan peningkatan dan besarnya
peningkatan ini ditentukan oleh intensitas getaran
yang terpajan.
• Pada 5 – 7 Hertz, kapasitas vital akan menurun dan
oxygen uptake akan meningkat.

67
• Belum atau tidak terdapat bukti-bukti yang jelas
tentang efek getaran pada ginjal, darah dan
kelenjar endokrin pada tingkat pemajanan yang
sedang (moderat).

• Getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi


keseimbangan seseorang, dan gangguan
keseimbangan ini sangat dipengaruhi oleh
faktor kerentanan individu.

68
Efek Getaran Pada Performance

Efek vibrasi pada human performance secara


umum dapat disimpulkan sbb:
1. Gangguan fungsi penglihatan dan gangguan ketajaman
penglihatan ni adalah sebanding dengan amplitudo
getaran dan maksimum dapat terjadi pada frekuensi
antara 10 dan 25 Hertz.
2. Penurunan performance pada tracking task (pekerjaan
mengikuti jejak misalnya jejak satelit, pesawat udara dll),
dan besarnya penurunan adalah sebanding dengan
amplitudo getaran dan maksimum terjadi pada frekuensi
rendah yaitu sekitar atau dibawah 5 Hertz.
69
3. Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan kontrol otot,
ketepatan dan ketrampilan dapat terganggu dan
gangguan ini akan terjadi pada frekuensi-frekuensi
dimana anggota-anggota tubuh yang terlibat
mencapai frekuensi-frekuensi alami.
4. Proses mental yang lebih tinggi dan waktu reaksi
tidak banyak dipengaruhi oleh vibrasi, penurunan
performance yang lebih besar akan terjadi pada
intensitas getaran yang tinggi.

70
Tujuan Pengukuran
Pengukuran getaran terutama bertujuan untuk
mengetahui:
1. Tingkat intensitas getaran yang terpapar
atau tingkat pemaparan seseorang.
2. Keadaan atau kondisi mesin. Kerusakan suatu mesin
biasanya dapat dideteksi jauh sebelum kerusakan
tersebut menyebabkan mesin sama sekali tidak dapat
beroperasi.

71
Tujuan Pengukuran (lanjutan)
3. Gangguan atau kerewelan pada mesin hampir selalu
dapat diamati dari kenaikan tingkat getaran yang
dapat diukur pada suatu permukaan tertentu dari
mesin tersebut, dan oleh karena itu kenaikan tingkat
getaran dapat digunakan sebagai “indikator kondisi
mesin”.

72
Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan untuk mengukur
getaran (percepatan, kecepatan atau
kecepatan) dan analisis frekuensi getaran
adalah sbb:
• Vibration meter
• Accelerometer/vibration pick up/transducer (alat
penangkap getaran)
• Sound Level Octave Band Analyzer, dimana
mikrofon dari sound level meter diganti dengan
integrator dan integrator tersebut dihubungkan
dengan accelerometer.
• Vibration Level Recorder

73
Pengendalian Getaran

1. Engineering Control
Tingkat getaran sering dapat direduksi melalui
berbagai peralatan teknis misalnya dengan
pemasangan vibration isolator (pegas/springs
atau bantalan kompresi diatas mesin-mesin
yang akan diletakkan.

74
Pengendalian Getaran

2. Pemeliharaan/perawatan mesin yang


baik
Perawatan mesin perlu dilakukan secara
berkala, dan bilamana mungkin pemantauan
kondisi mesin dengan alat ukur getaran
(sebagai indikator mesin) juga dilakukan.
Bagian-bagian mesin yang rusak (aus) perlu
segera diganti.

75
3. Substitusi
Substitusi alat-alat/mesin-mesin atau proses yang
menimbulkan intensitas getaran yang
tinggi dengan alat-alat/mesin-mesin yang
tingkat getarannya rendah.
4. Penempatan alat-alat
Alat-alat hendaknya ditempatkan/diletakkan diatas
permukaan (dinding, lantai dan langit-langit) yang
tebal dan padat (massive dan rigid), dan sejauh
mungkin dari daerah kritis.

76
5. Modifikasi
Modifikasi karakteristik kecepatan dan gerakan alat-
alat/mesin-mesin sedemikian rupa sehingga
frekuensi dan karakteristik dari energi getaran akan
dimodifikasi.
6. Alat pelindung diri
Khusus bagi pekerja yang terpapar segmental
vibration dan bekerja ditempat-tempat kerja yang
dingin, pekerja tersebut hendaknya memakai
sarung tangan dari kulit pada waktu kerja.

77
7. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan baik sebelum kerja, secara
berkala dan khusus perlu dilakukan. Mereka yang
menderita kelainan pembuluh darah dan jantung
(cardiovascular), arthritis, kelainan syaraf, diabetes
mellitus dan lain-lain perlu dihindarkan dari
pemajanan getaran.
8. Kontrol administratif
Pengendalian secara administratif bertujuan untuk
mengurangi waktu pemajanan, dan cara
pengendalian ini dapat dilakukan misalnya dengan
job rotation.
78
9. Latihan dan pendidikan
Penyuluhan, latihan atau pendidikan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja pada umumnya,
dan mengenai pengaruh getaran serta cara-cara
pencegahannya pada khususnya, perlu dilakukan
secara berkala dan berkesinambungan.

79
Hand-Arm Vibration (HAV)

HAV is vibration transmitted from work


processes into workers hands and arms.
It can be caused by operating hand-held
power tools such as road breakers, hand-
guided equipment such as lawn mowers or
by holding materials being processed by
machines such as pedestal grinders.

80
What injuries can HAV cause?

Regular exposure to HAV can cause a


range of permanent injuries to your hands
and arms that are known as hand-arm
vibration syndrome. The injuries can
include damage to the following:

81
What injuries can HAV cause?

• Blood Circulatory System (vibration white finger)


The systems of VWF are usually set off when
your hands or body get cold or wet. The first
sign is often an occasional attack when your
fingertips become white.
During an attack your fingers may also become
numb and you may get a “pins & needles” feeling.
An attack may end with the whiteness in your
fingers changing to a deep red flush that is often
very painful.

82
What injuries can HAV cause?

• Sensory Nerve Damage


Damage to the nerves in your fingers will mean
that your senses of touch and temperature are
reduced which may cause permanent numbness
or tingling in your fingers.

• Damage to Muscle, Bones & Joints


You may notice loss of strength in your
hands and pain in your wrists and arms.
83
HEALTH EFFECTS
Vascular and circulation problems
Neurológical
Muscular disorders
Others

84
Efek Getaran Setempat
1. Vibration White Finger (VWF) atau Raynaud’s
syndrome.
2. Degenerasi saraf dengan akibat hilangnya rasa
terhadap panas atau sentuhan (loss of senses of
touch and heat).
3. Dekalsifikasi tulang-tulang pergelangan tangan
(decalcification of carpal tunnel).
4. Atrofi otot dan peradangan pada tendon
otot dan sinovia (tenosynovitis).

85
Symptoms – Advanced Stages

• White or Blanched
Finger Tips
• Aggravated by cold
• Mistaken for frostbite
• Few minutes initially
• With Continued
Exposure
• Blanching spreads
• Attacks increase in
Frequency
Intensity
Duration

86
Symptoms – Latter stages

Occur in all seasons


On and off job
Triggered by
√Cold
√Vibrating objects
√Nicotine
Severe Cases
√Gangrene
√Amputation

87
Stockholm HAVS Classification System (Vascular
Assessment)
Stage Grade Description

0 --------- No attacks
1V Mild Occasional attacks affecting only one or
more fingers
2V Moderate Occasional attacks affecting distal and
middle phalanges (rarely also proximal)
of one or more fingers

3V Severe Frequent attacks affecting ALL


phalanges of most fingers
4V Very As in Stage 3, with trophic skin changes
Severe in the finger tips
88
Stockholm HAVS Classification System (Sensorineural
Assessment)
Stage Symptoms
0SN Exposed to vibration but no symptoms

1SN Intermittent numbness, with or without


tingling
2SN Intermittent or persistent numbness,
reducing sensory perception
3SN Intermittent or persistent numbness,
reducing tactile discrimination and/or
manipulative dexterity
89
Vascular Disorders

Muscle

Normal Damage
Artery Artery

Normal
flow Flow
Restriction
90
Typical HAV Sources
• Fastening Tools
• Cutting Tools
• Finishing Tools
• Gardening Tools
• Compaction Tools
• Drilling/Boring
Tools
• And More

91
HAND-ARM VIBRATION

92
HAND-ARM VIBRATION

93
Hand Arm Vibration Exposure

94
Hand Arm Vibration Exposure

95
What other factors
can contribute to vibration injury ?

• How high the vibration levels


• How long you use the tools and equipment
• How awkward it is for you to use the equipment
• How tightly you have to grip the equipment
• How cold and wet you get when using the
equipment.
• Individual susceptibility - smokers are at a greater
risk.

96
97
TERMINOLOGI

98
Lumen
Satuan arus cahaya. Satu Lumen adalah
banyaknya cahaya dari sebuah lilin standar
yang jatuh pada suatu bidang yang luasnya
satu kaki kuadrat pada jarak satu kaki.
Iluminasi
Banyaknya cahaya yang jatuh pada suatu
permukaan.

99
Foot-Candles (FC)
Satuan dari iluminasi
1 Foot-Candle = 1 Lumen / 1 kaki kuadrat
1 Foot-Candle = 10 Lux (Luks)
1 Lux = 1 Lumen / 1 m²

100
Luminensi
Luminensi adalah terangnya suatu permukaan.
Untuk lampu dan sumber pencahayaan lainnya,
luminensi adalah banyaknya cahaya / sumber
pencahayaan tersebut.
Luminensi = refleksivitas x iluminasi
1 Apostilb = 0,32 Candela/m²
1 Stilb = 10.000 Candela/m² = 31,416
Apostilb
Apostilb biasanya digunakan untuk menunjukkan
luminensi dari dinding, meja, kursi, langit-langit
dll, sedangkan Stilb digunakan untuk
menunjukkan power dari sumber cahaya.
101
Luminensi
Luminensi dari berbagai sumber cahaya adalah
sebagai berikut
Bulan : 0,25 Stilb
Langit yang cerah : 0,4 Stilb
Lilin yang menyala : 0,7 – 0,8 Stilb
Lampu minyak tanah : 0,6 – 1,5 Stilb
Lampu fluorescen (TL) : 0,45 – 0,65 Stilb
Lampu pijar : 70 – 1000 Stilb

102
Illumination
Illumination is the measure of the strength of
light falling on a surface. The unit of
measurement is the lux, defined as : 1 lux (lx)
= 1 lumen (lm) per square meter, the lumen
being the unit of luminous flux.
A formerly used unit in the English speaking
world was the foot candle (ft c). 1 lux is
approximately 0,1 foot candle (0,0929 ft c).

103
Luminance
• Luminance is the measure of the brightness of a
surface; the perception of brightness of a surface
is proportional to its luminance. Therefore,
luminance is a measure of light coming from a
surface.
• Since it is a function of the light that is emitted or
reflected from the surface of walls, furniture and
other objects, it is greatly affected by the reflective
power of the surface.

104
Luminance
• The luminance of lamps on the other hand is an
exact measure of the light they emit.
• Bright characters on a dark background in VDTs
are also emitting light which can be
characterized by its luminance.
• In the metric system luminance is measured in
units of candela per square meter (cd/m2).

105
Luminance
• In the English speaking world, the terms
millilambert (mL) and footlambert (ft L) are still
used to measure luminance.
• One millilambert (mL) is the amount of light
emitted from a surface at the rate of 0.001 lumen
per cm2.
• A footlambert (ft L) is the amount of brightness of
an ideally reflecting surface illuminated by one
footcandle.

106
Kontras

Kontras adalah perbedaan derajat terang


yang relatif antara obyek dan sekitarnya.
Kontras = L1 – L2 / L1
L1 : the brighter of contrasting object
L2 : the darker of contrasting object

107
Reflectance

Reflectance adalah persentase cahaya yang


dipantulkan oleh suatu permukaan, misalnya
kertas putih mempunyai kemampuan untuk
memantulkan cahaya yang jatuh padanya
sebesar 70 sampai 80 %, sedangkan kertas
yang berwarna hitam sebesar 1- 2 %.

108
Foot-Lambert

Foot-Lambert adalah Satuan dari brightness


1 Foot-Lambert sama dengan brightness
dari suatu permukaan yang memancarkan
atau memantulkan cahaya sebesar 1 lumen
per kaki kuadrat.

109
Transmisi cahaya : persentase cahaya yang
diteruskan oleh suatu benda misalnya kaca,
plastik, kertas, dll.
Lapangan pandangan : daerah (area) yang
terlihat oleh mata dan kepala dalam keadaan
tidak bergerak.
Akomodasi : kemampuan mata untuk
paling dekat sampai tak terhingga.

110
Ketajaman Penglihatan
• Ketajaman penglihatan akan bertambah
dengan meningkatnya tingkat luminensi
pada lapangan penglihatan dan mencapai
puncaknya pada 5000 Apostilb. Antara 1 –
5000 Apostilb ketajaman penglihatan
meningkat lebih dari 150 %.

111
Ketajaman Penglihatan

• Ketajaman penglihatan akan lebih baik bila


obyek yang kita amati berwarna gelap dan
latar belakang dari obyek tersebut
berwarna terang.

112
• Kepekaan terhadap kontras adalah
kemampuan persepsi terhadap
perbedaan luminensi yang minimum.
• Kepekaan terhadap kontras pada batas
yang tajam adalah lebih besar dari pada
perubahan luminensi terjadi secara
berangsur.

113
• Kepekaan terhadap kontras akan meningkat bila
bagian luar dari lapangan penglihatan lebih gelap
dari bagian sentral, dengan nilai maksimum yaitu
1200 – 15000 Apostilb pada bagian sentral dan
100 – 130 Apostilb pada bagian luar dari lapangan
penglihatan.
• Kepekaan terhadap kontras akan bertambah bila
luminensi lingkungan meningkat, dan maksimum
terjadi pada luminensi lingkungan antara 200 –
1000 Apostilb.

114
Brightness
Banyaknya cahaya yang diemisikan oleh,
Atau dipantulkan dari suatu permukaan
dari suatu arah tertentu.

115
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Penglihatan

Sifat dari cahaya ditentukan oleh:


Kuantitas, atau banyaknya cahaya yang jatuh
pada suatu permukaan yang menyebabkan
terangnya permukaan tersebut dan sekitarnya
Kualitas, yang menyangkut warna, arah, dan
difusi cahaya, serta jenis dan tingkat
kesilauan.

116
Kuantitas pencahayaan yang dibutuhkan
tergantung dari :
• Tingkat ketelitian yang diperlukan
• Bagian yang diamati
• Warna dari obyek atau benda yang
diamati
• Kemampuan obyek untuk memantulkan
cahaya yang jatuh padanya
• Brightness dari sekitar obyek

117
Intensitas pencahayaan yang dibutuhkan
untuk berbagai jenis pekerjaan dapat dilihat
pada Peraturan Menteri Perburuhan
(P.M.P) No.7 tahun 1964 tentang Syarat-
syarat Kesehatan, Kebersihan Serta
Penerangan Dalam Tempat Kerja.

118
Kualitas pencahayaan terutama
ditentukan oleh ada tidaknya kesilauan di
tempat kerja baik kesilauan langsung atau
kesilauan karena pantulan cahaya dari
permukaan yang mengkilap, dan bayangan.

119
Kesilauan

Kesilauan didefinisikan sebagai cahaya yang


tidak diinginkan (unwanted light).
Definisi kesilauan yang lebih formal adalah
setiap brightness yang berada dalam lapangan
penglihatan yang menyebabkan rasa
ketidaknyamanan, (discomfort), gangguan
(annoyance), kelelahan mata dan/atau
gangguan penglihatan.

120
Disability glare
Penyebab dari kesilauan ini adalah terlalu
banyaknya cahaya yang secara langsung
masuk ke dalam mata dari sumber kesilauan
sehingga enyebabkan kehilangan sebagian
dari penglihatan.

121
Disability Glare

Disability glare mempengaruhi kemampuan


seseorang untuk dapat melihat dengan jelas.
Keadaan ini dapat dialami oleh seseorang yang
sedang mengendarai mobil pada malam hari
dimana lampu dari mobil yang berada
dihadapannya terlalu terang.

122
Discomfort Glare
Discomfort glare sering menyebabkan rasa
ketidaknyamanan pada mata., terutama bila
keadaan ini berlangsung dalam waktu yang cukup
lama.
Discomfort glare sering dialami oleh mereka yang
bekerja pada siang hari dan menghadap ke jendela
atau pada saat seseorang menatap lampu secara
langsung pada malam hari.
Efek discomfort glare pada mata adalah tergantung
dari lamanya seseorang terpajan oleh kesilauan
tersebut.

123
Reflected Glare

Kesilauan ini disebabkan oleh pantulan cahaya yang


terlalu terang yang mengenai mata, dan pantulan
cahaya ini berasal dari semua pemukaan benda yang
mengkilap (langit-langit, dinding, meja kerja, mesin,
dan lain-lan) yang berada dalam lapangan
penglihatan.
Reflected glare kadang-kadang lebih mengganggu dari
direct glare karena terlalu dekatnya letak sumber
kesilauan dari garis penglihatan.

124
Cara Untuk Mengurangi Kesilauan

Direct Glare
• Memperkecil luas dari permukaan yang
sangat terang yang menyebabkan kesilauan.
• Memperbesar sudut yang terbentuk antara
sumber kesilauan dan garis penglihatan.
• Besarnya sudut tersebut hendaknya tidak
kurang dari 30°.
• Meningkatkan brightness dari area yang
mengelilingi sumber kesilauan.

125
Cara Untuk Mengurangi Kesilauan

Reflected glare
• Mengurangi brightness/luminensi dari
sumber cahaya. Bila dengan cara ini hasilnya
belum memuaskan, maka diusahakan agar
lampu atau obyek yang kita amati diletakkan
demikian rupa sehingga pantulan cahaya
tidak mengenai mata.
• Semua permukaan benda yang terdapat
dalam medan penglihatan hendaknya tidak
dibuat mengkilap.
• Meningkatkan pencahayaan umum (general
illumunation).

126
• Bayang-bayang/Bayangan
Bayang-bayang/bayangan umumnya tidak
dikehendaki oleh seseorang yang sedang
melakukan suatu pekerjaan.
Beberapa jenis pekerjaan memerlukan bayangan
agar obyek dapat diamati dengan lebih mudah.
Misalnya goresan pada lembaran logam (sheet
metal) akan terlihat lebih mudah bila sistim
pencahayaan yang digunakan menimbulkan
bayangan, pencahayaan di tempat kerja
diusahakan agar menyebar secara merata.

127
Bayang-bayang/Bayangan

Pencahayaan setempat (spot atau local lighting)


diusahakan agar tidak digunakan di tempat kerja
karena sistim pencahayaan ini sering menimbulkan
bayangan yang mengganggu kecuali bila
pencahayaan umum di tempat kerja tersebut
cukup.

128
Brightness dan brightness ratio
Kemampuan seseorang untuk dapat melihat
obyek dengan jelas antara lain tergantung dari
perbedaan erajat terang antara obyek dan latar
belakangnya. Fungsi mata adalah optimal bila
brightness dalam daerah penglihatan kita relatif
adalah sama (uniform).

129
Nilai Pantulan
Warna dan kemampuan untuk memantulkan
cahaya (reflectance) dari dinding-dinding, langit-
langit, lantai, dan peralatan kerja akan
menentukan brightness pattern. Dinding-dinding,
lantai, dan langit-langit yang berwarna gelap
dapat menurunkan efektivitas dari instalasi
pencahayaan sebanyak 50 %.

130
Reflectance Values yang Dianjurkan

Deskripsi Reflectance (%)

Langit-langit 80 – 90
Dinding 40 – 60
Meja dan kursi kerja, 25 – 45
mesin-mesin
Lantai 20

131
Distribusi Cahaya
Luminair atau fixtur lighting merupakan suatu unit
pencahayaan yang lengkap, dan unit ini terdiri dari
lampu dan peralatan untuk mendistribusikan serta
mengendalikan cahaya.
Lighting equipment perlu diletakkan/dipasang
menurut karakteristik dari distribusi cahaya yang
dikehendaki. Untuk ini mounting height dan luminair
spacing yang dianjurkan perlu diperhatikan.
Luminair menurut cara mendistribusikan cahaya
dapat diklasifikasikan menjadi :

132
Penerangan langsung
Hampir semua cahaya yang diemisikan oleh luminair
(90 – 100 %) diarahkan ke bawah.
Tipe pencahayaan ini paling efisien karena
banyaknya cahaya yang mencapai permukaan kerja
adalah maksimum. Namun, sistim pencahayaan ini
sering menimbulkan bayangan dan kesilauan bila
sumber cahaya terlalu kuat.

133
Sistem Penerangan

• Penerangan semi langsung


Distribusi cahaya terutama adalah kearah
bawah (40 – 60 %).
• General diffuse
Kurang lebih 40 – 60 % distribusi cahaya
diarahkan ke bawah dan 40 – 60 % ke atas.

134
Sistem Penerangan

• Semidirect lighting
60 – 90 % cahaya didistribusikan kearah
atas, da 10 – 40 % kearah bawah.
Pada sistim pencahayaan ini, nilai pantulan
dari langit-langit harus tinggi agar cahaya
yang dipantulkan ke bawah cukup
banyak.

135
Sistem Penerangan

• Indirect lighting
Distribusi cahaya terutama ke bawah (90 –
100 %).
Keuntungan sistim ini adalah tidak menimbulkan
bayangan dan kesilauan, sedangkan kerugiannya
adalah mengurangi efisiensi cahaya total yang jatuh
pada permukaan kerja.

136
Kebutuhan Intensitas

Kebutuhan intensitas pencahayaan antara lain


tergantung dari jenis pekerjaan yang
dilakukan. Selain intensitas pencahayaan,
untuk pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian dan ketajaman penglihatan
dipengaruhi pula oleh faktor-faktor:

137
Kebutuhan Intensitas

Lanjutan ………..
• Distribusi luminensi dalam lapangan
• penglihatan.
• Ukuran dari obyek yang diamati.
• Kontras antara obyek dan sekitarnya.
• Lamanya pengamatan
• Usia
• Warna dan bahan/material dari obyek
dimana kedua faktor ini akan menentukan
luminensi dari obyek tersebut.

138
Illumination Levels

If a strong light is necessary, this is best achieved by


the use of working light, but these should always be
used in conjunction with a good general illumination,
to avoid creating too much contrast. Guidelines may
be as follows :
Working light(s) General illumination
500 lx 150 lx
1000 lx 300 lx

139
General lighting atau penerangan umum
Penerangan umum menghasilkan iluminasi
yang merata pada bidang kerja dan bidang ini
biasanya terletak pada ketinggian 30 -36 inchi
di atas lantai.
Jarak pemasangan antara 2 lampu dianjurkan
tidak lebih dari 1,5 – 2 kali jarak antara lampu
dan bidang kerja.

140
Localized general lighting
Bilamana intensitas pencahayaan yang merata tidak
diperlukan untuk semua tempat kerja tetapi hanya
tempat kerja tertentu yang membutuhkan tingkat
iluminasi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya,
maka lampu tambahan dapat dipasang pada daerah
tersebut sehingga kebutuhan inensitas pencahayaan
dapat dipenuhi.

141
Local lighting
Sistim pencahayaan lokal ini diperlukan khususnya
untuk pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian/membedakan benda-benda yang halus
atau untuk memeriksa keadaan suatu mesin.
Kerugian dari sistim pencahayaan ini adalah
menyebabkan kesilauan.Untuk menanggulangi
masalah kesilauan ini, maka pencahayaan lokal perlu
dikoordinasi dengan pencahayaan umum.

142
Pencahayaan Buatan
Sebagai sumber pencahayaan buatan, dapat
digunakan berbagai jenis lampu dan lampu-lampu
yang umumnya dipakai adalah lampu
pijar (filamen), lampu pelepasan listrik misalnya
lampu merkuri bertekanan tinggi, lampu TL, lampu
UV pembunuh hama, dan lain-lain.
Dalam pemilihan/pengadaan lampu untuk suatu
ruang kerja, perlu diperhatikan diantaranya yaitu
efek pencahayaan buatan terhadap warna obyek
yang diamati.

143
Lampu pijar
Lampu pijar atau filamen terutama mencarkan
cahaya pada spektrum radiasi elektromagnetik pada
panjang gelombang antara 627 – 760 nm
(Nannometer) atau 6270 – 7600 Angstrom (warna
merah), dan emisi radiasi infra merah suatu lampu
pijar dapat mencapai 75 – 80 % dari input Watt lampu
pijar tersebut, sedangkan emisi radiasi ultra violet pada
lampu pijar umumnya dapat diabaikan.

144
Lampu Pijar
Lampu pijar kurang tepat bila digunakan di tempat-
tempat kerja dimana warna- warna obyek harus
diamati oleh seseorang. Pemanfaatan lampu pijar
sebagai sumber pencahayaan buatan juga mempunyai
kerugian yaitu memancarkan radiasi dan suhu
permukaan lampu dapat mencapai 60°C atau bahkan
lebih sehingga menyebabkan ruang kerja menjadi
tidak nyaman (panas). “hangat” karena warna
cahayanya (kubing kemerahan) sehingga lampu ini
sangat tepat bila digunakan untuk tempat-tempat
rekreasi.
145
Lampu Pelepasan Listrik

Cahaya yang dihasilkan oleh lampu pelepasan listrik


ini adalah berasal dari proses transformasi energi
listrik menjadi radiasi ultra violet pada saat aliran
listrik melalui gas-gas misalnya argon, neon atau uap
merkuri. Selanjutnya zat-zat flourescent yang melapisi
bagian dalam tabung akan mengubah radiasi UV
tersebut menjadi cahaya.

146
Lampu Pelepasan Listrik

Tergantung dari zat fluorescent yang


digunakan, maka lampu TL dapat dibuat
sedemikian rupa hingga cahaya yang
dipancarkan dapat menyerupai cahaya
lampu pijar (warm tone), cahaya matahari
misalnya diffuse daylight (white tone)
dan full daylight (blue light).

147
Keuntungan Lampu TL

• Efisiensi lampu TL cukup tinggi dan umur disain (life


time) lampu ini cukup panjang. Efisiensi
(perubahan listrik menjadi cahaya yang
dinyatakan dalam lumen per watt) lampu TL lebih
tinggi dari lampu pijar. Efisiensi fluorescent lamp
kurang lebih 3 sampai 4 kali efisiensi lampu pijar.
• Luminensi lampu TL umumnya adalah rendah
sehingga kesilauan di tempat kerja dapat
dikurangi. Luminensi lampu TL kurang lebih adalah
0,45 – 0,65 Stilb, sedangkan efisiensi lampu pijar
dapat mencapai 1000 Stilb.

148
Kerugian Lampu TL

• Menyebabkan kedipan baik yang terlihat (visible
flickering) maupun yang tidak terlihat
(invisible flickering) oleh mata.
• Penggunaan arus bolak-balik pada lampu TL akan
menimbulkan perubahan intensitas cahaya dengan
frekuensi 50 Hertz.. Frekuensi ini adalah lebih tinggi
dari frekuensi mata untuk dapat melihat kedipan
tersebut sebagai cahaya yang konyinyu sehingga
kedipan tersebut tidak dapat dilihat oleh mata.

149
Kerugian Lampu TL

• Kedipan dengan frekuensi 50 Hz ini baru


terlihat pada obyek-obyek yang
bergerak dan terutama mesin-mesin atau
peralatan yang permukaannya
mengkilap. Fenomena ini dikenal sebagai
“stroboscopic effect”.
• Efek stroboskopik ini adalah lebih besar
pada lampu TL jenis daylight dari
pada jenis white tone atau warm tone.

150
Kerugian Lampu TL
• Kedipan dengan frekuensi 50 Hz ini baru
terlihat pada obyek-obyek yang
bergerak dan terutama mesin-mesin atau
peralatan yang permukaannya
mengkilap. Fenomena ini dikenal sebagai
“stroboscopic effect”.
• Efek stroboskopik ini adalah lebih besar
pada lampu TL jenis daylight dari
pada jenis white tone atau warm tone.
151
Kerugian Lampu TL

• Baik visible maupun invisible flickering, kedua


macam kedipan ini sering menyebabkan iritasi
pada mata, sakit kepala, kelelahan mata dan
penurunan efisiensi kerja.
• Untuk mencegah terjadinya efek stroboskopik ini,
tiap luminair atau armatur yang dipasang di
tempat kerja hendaknya terdiri dari dua lampu
TL atau lebih yang dilengkapi dengan suatu alat
untuk mengubah fase terang dan gelap sehingga
cahaya yang ditimbulkan oleh luminair tersebut
merupakan cahaya yang kontinyu.

152
Cahaya yang dihasilkan oleh lampu TL sering
memberi kesan psikis yaitu suasana yang
kurang/tidak ramah (unfriendly
atmosphere). Suasana ini terutama akan
dirasakan bila tingkat pencahayaan umum di
tempat kerja rendah, dan akan menghilang
bila tingkat pencahayaan umum mencapai
1000 lux atau lebih.

153
Lampu Uap Merkuri
• Warna cahaya yang dipancarkan lampu uap
merkuri tergantung dari tekanan uapnya.
• Cahaya yang dipancarkan oleh lampu uap merkuri
tidak mengandung unsur-unsur jingga dan merah,
maka obyek-obyek yang disinari oleh lampu ini akan
mengalami distorsi warna.
• Warna-warna ungu, hijau, biru, dan kuning akan
tampak lebih cemerlang bila terkena cahaya lampu
merkuri, sedangkan warna-warna jingga dan merah
akan tampak coklat kehitaman.

154
Lampu Uap Merkuri (lanjutan)
Untuk menanggulangi hal ini,lampu merkuri
dapat dikombinasi dengan lampu pijar atau
tabung lampu merkuri diberi lapisan zat
“phosphor” untuk mengubah radiasi UV
menjadi cahaya yang berwarna merah.

155
Lampu merkuri memerlukan waktu 7
Sampai 8 menit untuk mencapai output
maksimumnya. Lampu ini sangat peka terhadap
perubahan voltage/tegangan listrik. Lampu ini
sangat peka terhadap perubahan voltage
listrik. Bila tegangan listrik menurun 2,5 %,
maka cahaya yang ditimbulkan dapat menurun
sampai kurang lebih 30 %.

156
Bilamana voltage sering mengalami
kenaikan sampai diatas 5 %, maka
umur lampu akan berkurang atau bahkan
akan rusak karena panas.
Umur disain lampu merkuri adalah sekitar
6000 jam (bila dinyalakan selama paling
sedikit 10 jam),dan akan berkurang
menjadi 3000 jam bila hanya dinyalakan
selama 5 jam saja.

157
SUPPLEMENTARY LIGHTING

Pada stasiun kerja dimana


pekerja sering berubah posisi
kerjanya, penggunaan lampu
perorangan yg dapat berputar
memungkinkan pekerja mengatur
cahaya.

158
SUPPLEMENTARY LIGHTING

Gunakan supplementyary
lighting untuk pekerjaan
yang memerlukan
ketelitian/pemeriksaan
yang mendetail.

159
PENEMPATAN SUMBER
PENERANGAN /LAMPU YANG BENAR

Sudut antara garis


horisontal & garis yang
menghubungkan mata
dengan sumber
penerangan kurang
dari 30 .

160
PENEMPATAN SUMBER
PENERANGAN /LAMPU YANG BENAR

Pantulan cahaya
tidak mengenai
mata

161
PENEMPATAN SUMBER
PENERANGAN /LAMPU YANG SALAH

Pantulan cahaya mengenai


mata sehingga
menyebabkan kesilauan.

162
Efek pencahayaan pada mata
Stres pada alat penglihatan dapat
menimbulkan dua tipe kelelahan, yaitu :
• Kelelahan mata
• Kelelahan syaraf

163
Kelelahan Mata

Kelelahan mata ditandai oleh :


• Iritasi pada mata / konjungtivitis
(konjungtiva berwarna merah dan
mengeluarkan dan mengeluarkan
air mata)
• Penglihatan ganda
• Sakit kepala
• Daya akomodasi dan konvergensi
• Ketajaman penglihatan, kepekaan
kontras, dan kecepatan persepsi
menurun.
164
Kelelahan syaraf ditandai oleh:
• Waktu reaksi yang memanjang
• Gerakan-gerakan menjadi lambat
• Gangguan-gangguan pada fungsi-fungsi motor
dan psikologis.
Bilamana keadaan ini berlangsung terus menerus,
maka akan terjadi kelelahan kronis yang ditandai
oleh:
• Sakit kepala dan vertigo
• Sulit tidur
• Tidak suka makan
• Badan lemah dan lesu

165
Visual Strain
The high rate of visual fatigue and visual
disorders such as ocular pain, irritation and
watering of the eyes, as well as visual
strain associated with headaches, appear
to be consequence of the intense demands
on the ciliary muscles of the eye and the
ocular muscles involved in fixation and
convergence.
166
Glare In A Work Area
Glare occurs when one part of an area is
much brighter than the background or vice
versa. For example, if a bright window is
positioned behind a computer screen, the
contrast (difference between dark and
light) can be so great that the detail on the
screen can not be seen properly.

167
Glare In A Work Area
Glare can be identified by observation as well as
complaints and commends from people working
in the area. There are several ways to reduce
glare in the office environment :
• Control natural light from windows
For example, Venetian blinds enable people
to adjust the light in their work areas.

168
Glare in a Work Area
• Reduce the contrast between the foreground
and background. For example, the use of off
white paper reduces the contrast between the
paper and the dark print.
• Reposition the work station to reduce the light
falling on the work surface.
• Reduce the general lighting to suit the task
being performed.

169
Solutions of Glare Problems
1. Place the face of display screen at right angles
to windows and light sources. Position task
lighting (e.g., a desk lamp) so the light does
not reflect on the screen.
2. Clean the monitor frequently. A layer of dust
can contribute to glare.

170
Solutions of Glare Problems
3. Use blinds or drapes/curtain on windows help
reduce glare.
4. Use glare filters that attach directly to the
surface of the monitor to reduce glare. Glare
filters, when used, should not significantly
decrease visibility.

171
Solutions of Glare Problems
5. Eyestrain is a common complaint of office
workers, made more common in recent years
by the widespread use of VDT.
6. Common symptoms experienced by VDT users
and others whose jobs involve extensive
reading include : eye soreness, blurred vision
and dry, itching or burning eyes.

172
EYE-EASE TIPS
1. To reduce glare, position your VDT so that neither
you nor the screen faces a window. If necessary,
use a hood or glare-reduction screen.
2. To lessen strain on eye muscles, keep your VDT
screen 18-28 inches form your eyes, and no higher
than eye level when you are seated on your chair. If
you use a document holder, keep it at the same
height as your screen.

173
EYE-EASE TIPS
3. Use dimmer lighting around your VDT. Dim lighting
reduces glare and makes the screen easier to read.
Select lighting that won’t reflect off the screen or
other surfaces, and direct it so that it does not shine
in your eyes.
4. Adjust the screen’s brightness and contrast
controls for your best comfort. The screen should
not be so bright that it flickers; the characters
should not be so dim that they are difficult to see.

174
EYE-EASE TIPS

5. If your screen has color options, choose


those easiest on your eyes. Green or amber
text on black background is recommended
for extended VDT use.

175
PREVENTION OF EYESTRAIN

• One of the best things you can do for your


eyes when working on VDTs or in other eye
straining situations is to take short breaks.
• Simple one-minute eye exercises done every
20 minutes can reduce eye fatigue.

176
PREVENTION OF EYESTRAIN

1. Change focus by glancing across the room or


look out the window and focus on objects
at least 20 feet away.
2. Then, lightly cup your eyes with your palms,
and relax for 60 seconds; or look away
from the screen, and roll your eyes up and
down, around and side to side.

177
178
RADIATION

179
RADIATION

• Radiation is the process whereby the


energy is propagated through space or
matter in the form of waves.
• Radiation is the transmission of energy
by means of electromagnetic wave
(Joseph Salvato, 1982)

180
Electromagnetic Spectrum

Name Photon energy


1. Gamma rays 107 eV
2. X rays 100 -106 eV
3. Optical
a. Ultraviolet 10 eV
b. Visible (400-760 1 eV
nm)
c. Infrared 10-1– 10-2 eV
*Soft X rays 100 eV
*Hard X rays 1000 – 1.000.000 eV

181
Electromagnetic Spectrum

4. Radiofrequency (RF) Photon energy


a. Millimetric 10-3 – 10-4 eV
microwaves 10-5 – 10-6 eV
b. Microwaves
c. Radiofrequency 10-7 – 10-10 eV
5. Subradiofrequency
ELF 10-11 – 10-13 eV
6. DC (Direct Current)
0

182
NON-IONISING RADIATION

183
Radiasi dapat dibedakan menjadi :
• Radiasi mengion, contoh sinar X dan Gama
• Radiasi yang tidak mengion, contoh
ultraviolet, infra merah, cahaya tampak
(visible light) dan gelombang mikro.

184
Batasan
Radiasi adalah suatu proses dimana
energi dirambatkan/ditransmisikan
melalui suatu ruang atau zat dalam
bentuk gelombang (Josep A. Salvato,
1982).

185
Sifat-sifat Radiasi Elektromagnetik
• Semua melintas pada kecepatan cahaya dalam ruang
bebas (3 x 108 meter per detik).
• Dalam ruang bebas, radiasi melintas (travel) menurut
garis lurus.
• Bilamana mengenai suatu benda, sebagian dari
energinya akan diserap oleh permukaan benda
tersebut, dan sebagian akan diteruskan atau
dipantulkan.
• Semakin jauh dari sumber radiasi, semakin berkurang
intensitas radiasinya.
• Pemindahan energi terjadi dalam bentuk kuanta
(packages) dan untuk radiasi elektromagnetik disebut
foton.

186
Radiasi ultraviolet
• Matahari merupakan sumber alami radiasi ultraviolet
(UV).
• Dua per tiga dari ultra violet yang secara biologis
adalah aktif terdapat dalam cahaya matahari yaitu
antara jam 10.00 mdan 14.00, dan radiasi ini akan
lebih banyak ditemukan pada daerah dimana tekanan
udara atmosfirnya rendah (daerah pegunungan).

187
Radiasi ultraviolet
• Radiasi ultraviolet dari cahaya matahari yang
mengenai bumi akan disebarkan ke semua arah, dan
banyaknya radiasi yang disebabrkan kurang lebih
adalah 50 % sehingga topi atau payung hanya dapat
mereduksi intensitas radiasi paling banyak sebesar 50
%. Pasir, salju dan es adalah reflektor yang efektif
untuk radiasi ultraviolet
• Contoh sumber radiasi buatan adalah lampu merkuri
bertekanan rendah atau tinggi, lampu pembunuh
hama (germicidal lamps) dan pada pengelasan
terutama las listrik.
188
Radiasi Infra Merah

• Sebagai sumber adalah matahari, semua


benda yang berpijar atau logam yang
dipanaskan, lampu-lampu pijar/filament,
tungku-tungku/dapur pijar, bunga api yang
dihasilkan pada pengelasan listrik dan lain-
lain.

189
Pengaruh radiasi infra merah terutama adalah
pada mata dan kulit. Pada mata, radiasi infra
merah dapat menyebabkan katarak lensa
setelah pemajanan 10 -15 tahun pada
intensitas radiasi 0,08 – 0 4 Wcm-2 dan
tingkat pemajanan ini dapat ditemukan di
tempat-tempat kerja.

190
Pada kulit, radiasi infra merah akan
menyebabkan vasodilatasi dan pada
pemaparan yang berulang, radiasi ini akan
menyebabkan pigmentasi (hipo / hiper-
pigmentasi) pada kulit. Luka bakar pada
kulit terjadi bila suhu kulit meningkat
sampai 45˚C.

191
Visible Light
• Radiasi ini umumnya tidak berbahaya bagi mata
karena kita dapat mendeteksinya sehingga bila mata
terpajan cahaya yang sangat kuat, secara gerak reflek
pupil akan menyempit dan kelopak mata akan
menutup sehingga pemajanan radiasi yang berlebihan
dapat dicegah.
• Kebutaan dapat terjadi pada pemajanan cahaya yang
sangat terang, dan kebutaan ini sifatnya adalah
sementara.

192
Visible Light
• Pemajanan terhadap cahaya yang luar biasa
terangnya misalnya seseorang yang menatap
matahari secara langsung tanpa menggunakan alat
pelindung mata, maka hal ini dapat menyebabkan
retina terbakar sehingga orang yang bersangkutan
menjadi buta.
• Intensitas pencahayaan yang tinggi atau kesilauan
dapat menyebabkan asthenopia yang ditandai
dengan kelelahan mata, sakit kepala, rasa sakit pada
mata dan iritasi (keadaan ini sifatnya adalah
reversible).

193
Visible Light
Visible light in the workplace can present problems
from both low and very high levels of illumination, as
well as poor contrast.
The eye responds to EMR in the region between 400 to
750 nanometres, and has a number of adaptations
(pupillary, lid closure, shading) to protect the retina
from over exposure.

194
Visible Light
The eye is most sensitive to light around 550
nanometres, but color vision requires wide
spectrum illumination (usually white light) at an
appropriate brightness level for visual acuity.
This helps differentiate between very small and
large objects.

195
Visible Light
The eye is also sensitive to glare or unwanted
light shining directly into the eye from the
direction in which it is trying to gather visual
information.
Both glare and shadows lead to visual fatigue
which, in turn, can lead to accidents. Moving
from bright light to areas of low illumination can
be extremely hazardous, if there are moving
objects (e.g. forklifts, conveyors).

196
Visible Light
Good illumination for work conditions depends on
having the right quantity and the right quality.
Quantity refers to brightness, and quality refers to
distribution of illumination. The use of screen based
equipment in the office environment requires
attention to correct ambient levels of lighting,
absence of extraneous glare or reflections from the
screen.

197
Gelombang Mikro/Microwave

• Microwave adalah suatu gelombang


elektromagnetik non ionisasi yang mencakup
suatu kisaran panjang gelombang yang luas (1
mm sampai 1 m) dan frekuensi radiasi ini
berkisar antara 300 sampai 30.000 MHz (0,3 –
300 GHz).

198
Gelombang Mikro/Microwave

• Sumber gelombang mikro antara lain misalnya radar,


televisi, berbagai peralatan medis dan rumah tangga
(microwave oven), peralatan navigasi, telekomunikasi,
dan lain-lain.
• Digunakan di industri untuk proses pengeringan, curing
plastic, proses pengelasan (hardening) dan
penyolderan logam-logam dan lain sebagainya.

199
Efek Gelombang Mikro Pada Mata
• Mata adalah sangat peka terhadap efek termis
radiasi elektromagnetik. Hal ini disebabkan
karena vaskularisasi pada jaringan tubuh ini
adalah kurang baik sehingga panas yang
diterima oleh lensa tidak dapat disalurkan ke
jaringan sekitarnya dengan akibat suhu lensa
akan meningkat.
• Kenaikan suhu tersebut akan menyebabkan
denaturasi protein lensa dan akhirnya lensa
akan menjadi keruh dan berwarna putih.
200
• Efek gelombang mikro pada sistem reproduksi
Testis (buah pelir) adalah sangat rentan terhadap efek
termis radiasi gelombang elektromagnetik. Pada
intensitas pemajanan yang tinggi, gelimbang mikro
dapat menyebabkan degenerasi sel-sel tubuli
seminiferous dan kemandulan yang sifatnya tidak
menetap. Kemandulan temporer ini lebih banyak
ditemukan pada mereka yang mempunyai kebiasaan
memakai celana dalam yang ketat karena hal ini akan
mengganggu sirkulasi darah pada organ tersebut
sehingga panas tidak dapat disalurkan dengan baik.

201
Radiofrequency and Microwave
Effects
The possible effects of the interaction of the
above mechanisms are as follows :
a. Radio-frequency (RF) burns
b. RF electric shock
c. Thermoregulatory responses
d. Cataract production
e. Pulsed radiation auditory effects
(RF hearing)
f) Cutaneous perception

202
Efek Biologis Gelombang Mikro
• Mata merupakan organ tubuh yang paling peka
terhadap radiasi elektromagnerik non ionisasi.
• Kerusakan mata terutama terjadi karena
pemajanan akut terhadap intensitas radiasi UV
yang tinggi misalnya pekerjaan mengelas (las
listrik).
• Kerusakan mata dapat pula terjadi karena
pemajanan radiasi yang dipantulkan oleh
permukaan-permukaan yang mengkilap dan atau
berwarna cerah.

203
Efek Radiasi Ultraviolet

• Pada mata, pemajanan radiasi UV dapat


menyebabkan peradangan pada kornea
(fotokeratitis) dan selaput mata bagian luar
(konjuktivitis).
• Pada kulit, radiasi UV dapat menyebabkan luka
bakar, solar (actinic) elastosis, solar keratosis, hipo
atau hiper pigmentasi dan kanker kulit.

204
Efek Radiasi Ultraviolet
• Efek pada kulit terutama terjadi karena pemajanan
yang menahun pada dosis radiasi yang rendah, dan
terjadinya kelainan kulit ini dipengaruhi oleh
aklimatisasi seseorang terhadap radiasi ini.
• Pada pemajanan yang berulang dan menahun,
radiasi UV dapat menyebabkan kulit menjadi kering,
keriput dan berwarna coklat, dan kelainan kulit ini
semata-mata terjadi pada individu-individu dimana
kulit mereka mengandung sedikit pigmen.

205
Exposure and Distribution of ELF
• The closer you live to HVTLs (High-Voltage
Transmission Lines), the more intense the ELF field
you receive from electric transmission.
• At the ground just beneath an HVTL, the electric
field strength is typically about 10 to 100 times as
great as that found in the immediate vicinity of
common household appliances.

206
Exposure and Distribution of ELF
In contrast to electric fields, magnetic fields
produced a few inches away from
household electric currents are stronger
than those from HVTLs at the ground just
below the transmission lines.

207
Extremely Low Frequency Radiation

Hazards : Extremely low frequency ( ELF) electric


fields act directly on the surface of a body as
well as inducing currents and fields inside the
body.
At a cellular level this can cause direct
stimulation of excitable cells and accounts for
person being able to perceive an external field
strength of 10 kV/m, the induced current density
is much smaller than 1 A/m2, which is the
reported minimum level required to stimulate
excitable cells.

208
ELF RADIATION

Extremely low frequency magnetic fields induce


electric field in the body which result in current
flows through biological tissue. An external flux
density of 5 mT would result in current density of
1 A/m2.
Normal biological processes produce current
density in the body in the order of 1 mA/m2. To
induce these levels, an external flux density of 65
uT would be required.

209
ELF Electromagnetic Fields
• Hormonal secretion, calcium exchange, and tissue
growth could be affected by ELF fields
comparable in strength to those found in many
homes and workplaces.
• It is the magnetic field, not the electric field,
within the ELF field that is particularly hazardous.

210
ELF Electromagnetic Fields
• People spending much of their workday in front of
computer terminal screens are likely to be
receiving more exposure to ELF fields from this
source than from all other sources combined.
• Some studies indicate that the incidence of birth
defects and miscarriages afflicting pregnant
women who spend a considerable part of the
workday in front of a computer screen is
significantly greater than average.

211
Protection and Prevention
• Do not buy a home located near an HVTL
(High Voltage Transmission Line) right-of-way.
• Try to sit at least two feet away from a
computer screen.
• Protective lap shields are available for
pregnant women who sit at computer
terminals all day.
• Avoid jogging or hiking trails that go directly
underneath HVTLs.

212
ELECTRIC FIELDS
Situation Average Electric field
(v/m)
Average over typical households 1 - 10

One foot from toasters, iron, TVs, hair 30-60


dryers
One foot from electric broilers 130
Covered by an electric blanket Up to several thousand but
variable over body
Directly below an HVTL 10.000

213
MAGNETIC FIELDS
Situation Average
magnetic field
(milliTeslas)
A few inches from soldering 1-2
guns and hair dryers
A few inches from other 0,1 - 1
appliances
On ground below an HVTL 0,035

214
Pengendalian
1. Pengendalian secara teknis
• Isolasi sumber radiasi
• Pemasangan tabir ataui barrier
• Ventilasi tempat kerja
2. APD
• Kacamata (kacamata yang mengandung oksida-
oksida logam misalnya oksida besi atau oksida
kobal
• Sarung tangan
• Topi pengaman
• Sepatu kerja

215
2. Pengendalian secara administratif

• Ketatarumahtangga perusahaan yang baik


• Pemasangan poster-poster
• Dibuat topografi yang menunjukkan daerah-daerah
berbahaya
• Suatu alat yang memberikan tanda peringatan bila
peralatan gelombang mikro dijalankan

216
3. Pengendalian secara administratif

– Pintu sebaiknya terkunci dari dalam sehingga tidak


ada orang yang masuk ketika alat sedang digunakan.
• Operator sebaiknya tidak bekerja sendirian
• Operator adalah orang-orang yang sudah terlatih.
• Pengawasan secara berkala terhadap semua tindakan
pencegahan.
• Pengamanan bahaya aliran listrik perlu diperhatikan.

217
218

Anda mungkin juga menyukai