OLEH :
VINASTY HERNANDA DEWI
NIM.10317066
A. PENGERTIAN KEBISINGAN
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor
Kimia di Tempat Kerja, Kebisingan adalah semua suara yang tidaj dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Dan menurut Suma’mur (2009) dalam Rosanti (2014) Kebisingan adalah bunyi
atau suara yang keberadaannya tidak dikehendaki (noise is unwanted sound) yang
bersumber dari peralatan produksi dan peralatan kerja yang dapat mengganggu
pendengaran.
B. FAKTOR
C. KLASIFIKASI KEBISINGAN
Kebisingan diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan besar, yaitu (Babba,2007) :
1. Kebisingan yang tetap (steady noise), dipisahkan lagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise).
Kabisingan ini merupakan “nada-nada” murni pada frekuensi yang
beragam, contohnya suara mesin, suara kipas dan sebagainya.
b. Kebisingan Tetap (Brod band noise)
Kebisingan dengan frekuensi terputus dan Brod band noise sama-sama
digolongkan sebagai kebisingan tetap (steady noise). Perbedaannya
adalah brod band noise terjadi pada frekuensi yang lebih bervariasi
(bukan “nada” murni).
2. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Kebiasaan Fluktuatif (fluctuating noise)
Kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang waktu tertentu.
b. Intermitent Noise
Kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah,
contoh kebisingan lalu lintas.
c. Kebisingan Impulsif (Implusive noise)
Kebisingan ini dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi
(menekakkan telinga) dalam waktu relative singkat, misalnya suara
ledakan senjata dan alat-alat sejenisnya.
Catatan :
Pajanan bising tidak boleh melebihi level 140 dBA walaupun hanya sesaat.
F. PEMECAHAN MASALAH
DAFTAR PUSTAKA