Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

NILAI LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

Nama: Erlan Desvara Pramedya


Max. 100 Kelas/NIS: XII.3/18.64.08915
Kelompok: 5

JUDUL:
Analisis Lingkungan Kerja menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70
Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Industri
TUJUAN (POINT: 5)
1. Siswa dapat melaksanakan prosedur analisis lingkungan kerja sesuai standar
2. Siswa dapat mengetahui peraturan yang mengatur tentang keselamatan kerja
3. Siswa dapat menentukan konsentrasi partikel debu halus (PM 10) di
lingkungan kerja
4. Siswa dapat menentukan tingkat kebisingan di sekitar lingkungan kerja
5. Siswa dapat menganalisis intensitas cahaya area tempat bekerja
6. Siswa dapat menghubungkan kaitan-kaitan faktor kerja yang ada dengan
kesehatan fisik, jasmani, dan rohani seorang pekerja.
7. Siswa dapat mengetahui standar area kerja yang aman dan nyaman
DASAR TEORI (POINT: 15)
Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara,
kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja. Cuaca kerja
yang tidak nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat menurunkan
kapasitas kerja yang berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja
(Subaris et al, 2008).
Suhu nyaman untuk orang Indonesia adalah berkisar antara 24 - 26 °C.
suhu yang lebih dingin dapat mengurangi efisiensi kerja dengan keluhan kaku
atau kurangnya koordinasi otot sedangkan bila suhu lebih panas akan berakibat
menurunkan prestasi kerja berpikir. Suhu area kerja yang terlalu panas
mengurangi kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan memperlambat waktu
pengambilan keputusan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu
koordinasi saraf perasa motoris, serta memudahkan emosi untuk dirangsang, maka
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

dari itu bekerja pada lingkungan kerja yang tinggi dapat membahayakan bagi
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga perlu upaya penyesuaian waktu kerja
dan penyelenggaraan perlindungan yang tepat (Suma’mur, 2014)
Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) merupakan parameter untuk menilai
tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu kering, suhu
basah dan suhu bola. Nilai Ambang Batas (NAB) iklim lingkungan kerja
merupakan batas pajanan iklim lingkungan kerja atau pajanan panas (heat stress)
yang tidak boleh dilampaui selama 8 jam kerja per hari seperti tercantum pada
Tabel 1. NAB iklim lingkungan kerja dinyatakan dalam derajat Celsius (oC).
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Iklim Lingkungan Kerja Industri
Alokasi NAB (oC ISBB)
waktu kerja Ringan Sedang Berat Sangat Berat
dan istirahat
75 - 100% 31,0 28,0 * *
50 - 75% 31,0 29,0 27,5 *
25 - 50% 32,0 30,0 29,0 28,0
0 - 25% 32,5 31,5 30 20,0
(*) tidak diperbolehkan karena alasan dampak fisiologis

Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber


dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan merupakan masalah yang
sampai sekarang belum bisa ditanggulangi secara baik karena merupakan salah
satu faktor yang diabaikan dari lingkungan kerja sehingga dapat menjadi ancaman
serius bagi kesehatan para pekerja (Rahmawati, 2015). Kebisingan merupakan
faktor lingkungan fisik yang berpengaruh pada kesehatan kerja dan merupakan
salah satu faktor yang dapat menyebabkan beban tambahan bagi tenaga kerja. Ada
dua jenis kebisingan:
1. Kebisingan kotinyu (Steady State Wide Band Noise). Kebisingan dimana
fluktuasi intensitas pada kebisingan ini tidak lebih dari 6 dBA dengan
spektrum frekuensi yang luas. Sebagai contoh adalah bunyi yang ditimbulkan
oleh mesin gergaji dan bunyi yang ditimbulkan oleh katub gas.
2. Kebisingan terputus-putus (Intermitten Noise), merupakan kebisingan dimana
bunyi mengeras dan melemah secara perlahan-lahan. Seperti kebisingan yang
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

ditimbulkan oleh aktifitas jalan raya, dan bunyi yang ditimbulkan oleh kereta
api.
Nilai Ambang Batas kebisingan merupakan nilai yang mengatur tentang
tekanan bising rata-rata atau level kebisingan berdasarkan durasi pajanan bising
yang mewakili kondisi dimana hampir semua pekerja terpajan bising berulang-
ulang tanpa menimbulkan gangguan pendengaran dan memahami pembicaraan
normal. Alat standar untuk pengukuran kebisingan adalah menggunakan Sound
Level Meter. Alat sound level meter dapat mengukur tiga jenis karakter respon
frekuensi yang ditunjukkan dalam skala A, B, dan C. Skala A ditemukan paling
mewakili batasan pendengaran manusia dan respons telinga terhadap kebisingan,
termasuk kebisingan akibat lalu lintas, serta kebisingan yang dapat menimbulkan
gangguan pendengaran. Skala A dinyatakan dalam satuan dBA (Djalante,2010).
NAB kebisingan yang diatur dalam peraturan ini tidak berlaku untuk bising yang
bersifat impulsif atau dentuman yang lamanya kurang dari 3 detik. NAB
kebisingan dinyatakan dalam desibel (dBA). NAB kebisingan untuk 8 jam kerja
per hari adalah sebesar 85 dBA. Pajanan bising tidak boleh melebihi level 140
dBC walaupun hanya sesaat. (Fithri&Annisa.2015). Berikut adalah Tabel NAB
kebisingan menurut Permenkes No. 70 Tahun 2016.
Tabel 2. NAB Kebisingan
Satuan Durasi Pajanan Level Kebisingan (dBA)
Kebisingan Per Hari
24 80
16 82
Jam 8 85
4 88
2 91
1 94
30 97
15 100
Menit 7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
Detik
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139

Pada dasarnya cahaya diperlukan oleh manusia untuk melihat objek secara
visual. Dengan cahaya yang dipantulkan oleh objek-objek tersebutlah maka kita
dapat melihatnya secara jelas. Sehingga akan menimbulkan kenyamanan visual
jika pencahaayaan yang didapatkan itu secara cukup. Jika pencahayaan tersebut
kurang ataupun berlebihan maka akan menganggu kenyamanan saat melihat. Hal
ini akan berdampak pada kesehatan terutama pada indera penglihatan (mata).
Pencahayaan yang diperlukan tiap pekerjaan berbeda-beda. Pada area kerja
membutuhkan intensitas cahaya yang memadai agar pengguna di dalamnya dapat
melakukan aktivitas dengan lancar dan memiliki produktivitas kerja yang baik.
Kenyamanan visual di dalam ruangan yang bersumber dari pencahayaan
dipengaruhi oleh jumlah, ukuran dan penempatan jendela (Widiyanto et al,2017).
PRINSIP DAN REAKSI (POINT: 10)
1. Iklim Kerja / ISBB
Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang ditentukan,
suhu basah alami, suhu kering dan suhu bola dibaca pada alat ukur, dan indeks
suhu basah dan bola diperhitungkan dengan rumus.
2. Respirable Dust (PM 10)
Partikel debu halus dihisap ke dalam sensor dan menghamburkan sinar infra
merah. Jumlah sinar yang diterima oleh detektor cahaya sebanding dengan
konsentrasi aerosol. Konsentrasi debu halus di udara dihitung secara instan dan
ditampilkan pada display.
3. Kebisingan
Tingkat tekanan bunyi diukur dengan alat sound level meter dalam rentang
waktu tertentu. Tekanan bunyi menyentuh membran microphone pada alat,
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

sinyal bunyi diubah menjadi sinyal listrik dilewatkan pada filer pembobotan,
sinyal dikuatkan oleh amplifier diteruskan pada layar hingga dapat terbaca
tingkat intensitas bunyi yang terukur.
4. Pencahayaan
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat luxmeter yang hasilnya
dapat langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,
kemudian energi listrik dalam bentuk arus diubah menjadi angka yang dapat
dibaca pada layar monitor.

CARA KERJA (POINT: 10)


1. Iklim Kerja / ISBB
A. Persiapan
Chamber thermometer suhu basah diisi dengan air suling hingga 3⁄4
bagian.
B. Preparasi contoh
1) Alat dinyalakan dan diletakkan di titik sampling pada ketinggian 1 –
1.5 meter dari permukaan tanah.
2) Alat didiamkan selama 3 menit untuk pengkondisian sensor.
C. Pengukuran
Dilakukan pengukuran sesuai IK alat selama 15 menit pada masing-
masing titik pengukuran. Data dicatat setiap 3 menit. Dicatat aktifitas
signifikan di sekitar lokasi pengukuran iklim kerja dan dibuat denah lokasi
titik sampling.
D. Pengolahan data dan pelaporan
1) Dilakukan perhitungan ISBB dengan rumus berikut:
Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar
matahari, yaitu tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari secara
langsung:
ISBB = (0.7 x Suhu Basah alami) + (0.2 x Suhu Bola) + (0.1 x Suhu
Kering)
Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar
matahari:
ISBB = (0.7 x Suhu Basah alami) + (0.3 x Suhu Bola)
2) Ditentukan penentuan pengaturan waktu kerja setiap jam di lokasi
sampling
3) Ditentukan kategori beban kerja pada lokasi sampling
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

Ditenutukan Nilai Ambang Batas yang sesuai untuk lokasi sampling


berdasarkan reguasi yang berlaku dan dibandingkan dengan nilai ISBB
hasil perhitungan.
2. Debu Halus (PM 10)
A. Persiapan
Baterai harus terisi penuh setiap kali pemakaian jika kondisi baterai lemah,
disiapkan adaptor untuk menyambungkan alat ke arus listrik,
B. Preparasi contoh
1) Alat dinyalakan dan diletakkan di titik sampling yang datar pada
ketinggian 1 – 1.5 meter dari permukaan tanah.
2) Dipasang tabung impactor sesuai ukuran partikel yang akan dianalisis.
C. Pengukuran
Dilakukan pengukuran sesuai IK alat selama 30 menit. Data debu halus
dicatat setiap 1 menit. Dicatat aktifitas signifikan di sekitar lokasi
pengukuran debu dan dibuat denah lokasi titik sampling.
D. Pengolahan data dan pelaporan
Dihitung nilai rata-rata, maksimum dan minimum dari data yang
didapatkan. Hasil perhitungan dinyatakan dalam satuan μg/m3 dan
dibandingkan dengan regulasi yang berlaku.
3. Kebisingan
A. Persiapan
Alat Sound level meter dikalibrasi sesuai IK alat.
B. Preparasi contoh
1) Alat sound level meter dinyalakan sesuai IK alat.
2) Dipasang tripod pada lokasi sampling.
3) Dipasang sound level meter pada tripod dan diatur membentuk sudut
450o
4) Arahkan microphone ke sumber bunyi.
C. Pengukuran
Dilakukan pengukuran sesuai IK alat selama 30 menit. Data dicatat setiap
1 menit. Dicatat aktifitas signifikan di sekitar lokasi pengukuran
kebisingan dan dibuat denah lokasi titik sampling.
D. Pengolahan data dan pelaporan
1) Tingkat kebisingan dinyatakan dalam satuan decibel (dBA)
2) Apabila terdapat sumber kebisingan kontinyu, dihitung nilai rerata dari
seluruh data.
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

3) Apabila kebisingan diskontinyu, dicari nilai median dari seluruh data.


4) Hasil perhitungan rerata/median kebisingan dibandingkan dengan Nilai
Ambang Batas sesuai regulasi yang berlaku.
4. Pencahayaan
A. Persiapan
Alat Digital Lux meter harus dipastikan telah terkalibrasi. Lampu ruangan
dalam keadaan dinyalakan sesuai kondisi pekerjaan.
B. Preparasi contoh
1) Alat dinyalakan dan diletakkan di titik sampling yang datar dan
Dipastikan sensor tidak terhalang oleh bayangan.
2) Ditunggu sekitar 1 menit untuk pengkondisian sensor.
C. Pengukuran
Dilakukan pengukuran sesuai IK alat selama 3 menit di masing-masing
titik pengukuran. Data dicatat setiap 1 menit. Dicatat aktifitas signifikan di
sekitar lokasi pengukuran pencahayaan dan dibuat denah lokasi titik
sampling.
D. Pengolahan data dan pelaporan
Data pengukuran pencahayaan di masing-masing titik sampling dirata-
ratakan dan dibandingkan dengan regulasi yang berlaku

DATA PENGAMATAN (POINT: 10)


DATA PENGUKURAN PARAMETER ISBB

Tanggal uji : 15 November 2021


Nama Lokasi Sampling : Laboratorium Gravimetri
Regulasi Acuan : Permenkes No. 70 Tahun 2016
Alat yang digunakan : Area Heat Stress Monitor
Petugas sampling : Erlan Desvara Pramedya

No Menit Ke- WET (0C) GLOBE (0C) DRY (0C) Keterangan


.
1 3 25,5 28,4 28,1 Meja tengah

2 6 25,5 28,8 28,4 Meja tengah

3 9 25,0 28,7 28,5 Meja tengah


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

4 12 24,9 28,4 28,3 Meja tengah

5 15 24,8 28,2 28,1 Meja tengah

Rata-rata 25,14 28,5 28,28

6 3 19,4 25,1 25,5 Ruang TImbang (ber-AC)

7 6 18,5 23,7 23,9 Ruang TImbang (ber-AC)

8 9 18,0 23,0 22,9 Ruang TImbang (ber-AC)

9 12 18,0 22,8 22,5 Ruang TImbang (ber-AC)

10 15 17,7 22,6 22,2 Ruang TImbang (ber-AC)

Rata-rata 18,32 23,44 23,4

Cuaca: Mendung Kelembaban: 82%

DATA PENGUKURAN PARAMETER PENCAHAYAAN

Tanggal Sampling : 15 November 2021


Nama Lokasi : Laboratorium Gravimetri
Sampling
Regulasi Acuan : Permenkes No. 70 Tahun 2016

Petugas sampling : Nabila Nurkhaliza I.

Intensitas Pencahayaan (LUX) Keterangan


Hasil (Natural /
No. Nama Titik Sampling (rata- Sunlight / LED/
rata) Neon /
1 2 3 Fluosrescent,
etc)
1 Ruang Timbang 71 73 70 71,3 Neon

2 Meja Kerja 4 281 281 281 281 Neon


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

3 Meja Tengah 266 237 257 257 Neon

4 Meja Kerja 1 206 203 204 204,3 Neon

5 Meja Kerja 2 254 251 256 253,7 Neon

DATA PENGAMBILAN CONTOH UJI RESPIRABLE DUST (PM 10)

Dasar Hukum Permenkes No. 70 Tahun Denah Titik Sampling:


(SNI/Peraturan 2016
Pemerintah)
Nama Perusahaan SMK-SMAK Bogor ×
Ruang
Nama Lokasi Laboratorium Gravimetri
Pintu Pintu
Petugas Sampling Dea Ardanareswari Aktivitas Signifikan di Lokasi
Sampling:

Tanggal Pengukuran 15 November 2021 Kegiatan Praktikum Gravimetri


Waktu Pengukuran 08.30
No. mg/m3 µg/m3 No. mg/m3 µg/m3
1 0,309 309 16 0,073 73
2 0,105 105 17 0,099 99
3 0,106 106 18 0,091 91
4 0,084 84 19 0,084 84
5 0,122 122 20 0,086 86
6 0,121 121 21 0,087 87
7 0,119 119 22 0,122 122
8 0,088 88 23 0,083 83
9 0,103 103 24 0,081 81
10 0,070 70 25 0,073 73
11 0,089 89 26 0,074 74
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

12 0,086 86 27 0,070 70
13 0,084 84 28 0,048 48
14 0,105 105 29 0,014 14
15 0,084 84 30 0,024 24
Catatan selama sampling:

DATA PENGAMBILAN SAMPEL KEBISINGAN

Perusahaan SMK-SMAK Bogor Kondisi Cuaca Mendunga


Anita Lubis 27,8 oC
Petugas Sampling Temperatur

Tanggal Pengukuran 15 November 2021 Kelembaban Udara 82%


Nama Sampling Point Laboratorium Gravimetri SMK-SMAK Tekanan Udara -
Bogor
Lab No. - Aktifitas yang dekat dengan sampling point:
Dasar Hukum (SNI/Peraturan Permenkes No. 70 Tahun 2016 - Utara: Blower
Pemerintah) - Selatan: Aktivitas praktikum siswa
- Barat: alat vakum
- Timur: -
No. Waktu Noise (dBA) No. Waktu Noise (dBA)
(menit) Peta Lokasi Sampling:
1 1 70,4 31
2 2 67,7 32
3 3 67,8 33
4 4 68,8 34
5 5 67,6 35
6 6 66,3 36
7 7 67,6 37
8 8 65,8 38
9
10
9
10
66,0
70,1
39
40
×
11 11 67,4 41
12 12 65,8 42 Ruang
13 13 67,2 43
14 14 66,3 44 Pintu asam
15 67,0
Pintu
15 45
16 16 65,8 46
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

17 17 66,2 47
18 18 66,8 48
19 19 66,8 49
20 20 67,7 50
21 21 66,9 51
22 22 65,9 52
23 23 66,7 53
24 24 68,1 54
25 25 67,8 55
26 26 68,3 56
27 27 65,7 57
28 28 67,3 58
29 29 67,4 59
30 30 74,5 60
Lavg 67,5
Lmax 74,5
Lmin 65,7
Comment:

Sampled by: Anita Lubis


Tanda tangan: Anita Lubis

Perusahaan SMK-SMAK Bogor Kondisi Cuaca Mendung


27,8 oC
Petugas Sampling Anita Lubis Temperatur

Tanggal Pengukuran 15 November 2021 Kelembaban Udara 82%


Nama Sampling Point Taman SMK-SMAK Bogor Tekanan Udara -
Lab No. - Aktifitas yang dekat dengan sampling point:
Dasar Hukum (SNI/Peraturan Permenkes No. 70 Tahun 2016 - Utara: Keluar-masuk kendaraan bermotor
Pemerintah) - Selatan: -
- Barat: -
- Timur: -
No. Waktu Noise (dBA) No. Waktu Noise (dBA)
(menit) Peta Lokasi Sampling:
1 1 75,1 31
2 2 70,3 32
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

3 3 72,2 33
4 4 69,2 34
5 5 73,8 35
6 6 72,8 36
7 7 74,2 37
8 73,0
Taman
8 38
9 9 68,0 39
10
11
10
11
70,4
73,3
40
41 ×
12 12 68,9 42
13 13 73,1 43
14 14 72,0 44
15 15 71,7 45
16 16 67,4 46
17 17 68,8 47 Gerbang Utama
18 18 70,6 48
19 19 73,0 49
20 20 72,0 50
21 21 71,8 51
22 22 72,1 52
23 23 73,1 53
24 24 70,0 54
25 25 70,5 55
26 26 71,2 56
27 27 71,2 57
28 28 73,6 58
29 29 69,4 59
Pos Satpam
30 30 73,8 60
Lavg 71,6
Lmax 75,1
Lmin 67,4
Comment:

Sampled by: Anita Lubis


Tanda tangan: Anita Lubis
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

PENGOLAHAN DATA (POINT: 15)


1. Iklim Kerja / ISBB
 Meja Tengah
ISBB = (0.7 x X̄ Suhu Basah alami) + (0.3 x X̄ Suhu Bola)
ISBB = (0.7 x 25,14) + (0.3 x 28,5)
ISBB = 24,62 oC
 Ruang Timbang
ISBB = (0.7 x X̄ Suhu Basah alami) + (0.3 x X̄ Suhu Bola)
ISBB = (0.7 x 18,32) + (0.3 x 23,4)
ISBB = 19,84 oC
2. Kebisingan
 Indoor (Laboratorium Gravimetri)
∑ Noise
X̄ =
30
2023,7
¿ =67,46 dBA
30
 Outdoor (Taman Sekolah)
No ise 15+ Noise 16
median=
2
71,7+67,4
¿ =69,55 dBA
2
3. Respirable Dust (PM 10)

Rata−rata=
∑ debu halus
30
2,784
Rata−rata=
30
Rata−rata=0,0928 mg/m3
Rata−rata=92 , 8 μg/m3
4. Pencahayaan
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

 Ruangan Praktik/Meja kerja

Rata−rata=
∑ intensitas cahaya di meja
4
280,7+257+204,3+253,7
Rata−rata= =248,93 LUX
4
 Ruang Timbang
Intensitas cahaya ruang timbang=71,3 LUX

PEMBAHASAN HASIL ANALISIS (POINT: 20)


Pada analisis iklim lingkungan kerja dengan alokasi waktu kerja dan
istirahat sebesar 50 – 75% (pekerjaan ringan) didapatkan nilai ISBB yaitu sebesar
24,62 oC untuk meja kerja dan 19,84 oC untuk ruang timbang, dimana hasil ini
tidak melebihi nilai ambang batas yang tertera dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 yaitu nilai ambang batas
untuk Iklim Lingkungan Kerja Industri sebesar 31 °C ISBB. Jika nilai ISBB lebih
besar dari ambang batas maka akan terjadi kondisi Heat Stress. Heat Stress adalah
keseluruhan beban panas yang diterima tubuh yang merupakan kombinasi dari
kerja fisik, faktor lingkungan (suhu udara, tekanan uap air, pergerakan
udara,perubahan panas radiasi) dan faktor pakaian. Heat Stress akan berdampak
pada terjadinya dehidrasi, lecet terus menerus dan panas disertai gatal yang
menyengat (Heat rash), gangguan pada kemampuan motorik dalam kondisi panas
(Heat Fatique), kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida dalam
darah sampai di bawah tingkat kritis (Heat cramps), dan kerusakan serius yang
bekaitan dengan kesalahan pada pusat pengatur suhu tubuh (Heat stroke). Dampak
tersebut dapat menurunkan kualitas dan konsentrasi pekerja, selain itu dapat
membahayakan bagi keselamatan dan kesehatan pekerja.
Pada analisis kebisingan dengan sumber bunyi indoor pada laboratorium
gravimetri didapatkan hasil sebesar 67,46dBA, dimana hasil ini tidak melebihi
nilai ambang batas yang tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 yaitu nilai ambang batas untuk kebisingan
sebesar 97 dBA. Namun untuk pengujian outdoor pada lokasi tempat parkir,
didapatkan hasil sebesar 69,55 dBA yang mana melebihi NAB yakni 55 dBA.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Sebelum digunakan, alat terlebih
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

dahulu dikalibrasi. Alat dikalibrasi dengan kalibrator yang mengeluarkan bunyi


sebesar 114 dB. Alat yang telah dikalibrasi dipasangkan pada tripod dengan posisi
sekitar 45° dan ketinggian 1-1,5 meter di atas pemukaan tanah. Terdapat sensor
yang dapat mend eteksi gelombang bunyi. Saat pengukuran, sensor pada alat
diarahkan ke sumber suara. Kebisingan berlebih adalah bahaya lingkungan kerja
dengan banyak efek yang merugikan, tak hanya pekerja yang terlibat dalam
operasi yang bising, namun juga orang-orang sekitarnya. Efeknya dapat membuat
kerusakan pendengaran sementara atau permanen dan dapat menurunkan efisiensi
pekerja. Seseorang yang menderita dari pendengaran yang buruk, baik itu karena
umur atau penyakit, dapat membuat masalah mereka semakin parah karena
paparan tinggi dari bising di lingkungan kerja. Hal ini dapat pula menimbulkan
kecelakaan karena keterbatasan komunikasi berbicara, kesalahpahaman instruksi
lisan, dan menutupi suara peringatan bahaya. Untuk membuktikan apakah tingkat
kebisingan berbahaya ada di lingkungan kerja, harus dipastikan apakah
percakapan normal pada jarak 1 meter dapat dilakukan. Jika terdapat kesulitan
dalam berkomunikasi, maka sangat mungkin penyebabnya adalah tingkat bising
yang tinggi.
Pada analisis intensitas pencahayaan dengan sumber cahaya lampu LED
didapatkan nilai intensitas cahaya yaitu sebesar 248,93 LUX untuk meja kerja dan
71,3 LUX untuk ruang timbang, dimana hasil ini belum memenuhi nilai ambang
batas yang tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 70
Tahun 2016 yaitu sebesar 500 LUX. Ketidaksesuaian hasil pengukuran dapat
dikarenakan umur lampu yang sudah lama atau jumlah penerangan yang kurang
memadai.
Pada analisis intensitas cahaya lingkungan kerja digunakan alat berupa
Digital Lux Meter untuk mengukur intensitas cahaya dengan satuan LUX. Alat ini
memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital yang terdiri
dari sebuah sensor. Sensor tersebut diarahkan pada suatu sumber cahaya yang
akan diukur intensitasnya. Perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran tidak
boleh menutupi sensor sumber cahaya pada alat. Angka yang muncul dalam
tampilan digital dapat disesuaikan nominalnya dengan mengubah pengalinya
dengan tombol. Salah satu dampak negatif dari intensitas cahaya yang kurang atau
berlebih adalah kelelahan mata. Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan
disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan
kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama yang biasanya disertai
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman. Faktor-faktor yang dapat


menyebabkan kelelahan mata terbagi atas faktor karakteristik pekerja (usia,
kelainan refraksi, dan istirahat mata), faktor karakteristik pekerjaan (durasi kerja),
dan faktor perangkat kerja (jarak monitor). Selain itu faktor yang mempengaruhi
kinerja visual antara lain kemampuan individual itu sendiri, jarak penglihatan ke
objek, pencahayaan, durasi ukuran objek, kesilauan, dan kekontrasan.
Pada analisis Respirable Dust Particle (PM 10) didapatkan nilai respirable
dust yaitu sebesar 0,0928 mg/m3, dimana hasil ini tidak melebihi dari nilai
ambang batas yang tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 yaitu nilai ambang batas untuk Iklim
Lingkungan Kerja Industri sebesar 3 mg/m3. Terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan pada analisis PM10. Sebelum pengambilan sampel, alat (Haz Dust)
harus dalam kondisi baik. Haz Dust dapat digunakan untuk mengukur kadar debu
halus pada udara. Debu halus akan dihisap melalui tabung inpektor yang telah
dipasang pada alat. Pada tabung inpektor terdapat filter yang ukurannya 5-10
mikron. Untuk melakukan pengukuran, filter harus dipastikan dalam kondisi
bersih. Jika filter telah kotor dapat dibersihkan dengan merendamnya pada
alkohol. Ketika menggunakan Haz Dust, tutup kotak peralatan perlu dilepas dan
alat diposisikan tidak di dekat gedung dan pohon yang tinggi. Hal ini bertujuan
agar alat dapat menyerap debu dengan optimal dari segala arah. Dengan
menggunakan alat ini dapat diketahui jumlah partikel debu yang terhisap di waktu
tertentu, serta dapat diketahui jumlah partikel debu maksimal, minimal, maupun
rata-rata. Jika diketahui jumlah partikel diatas ambang batas maka partikel yang
masuk kebagian paru-paru bagian dalam atau sistem pernapasan bagian dalam
secara umum tidak bisa dikeluarkan oleh sistem mekanisme tubuh secara alami
(cilia dan mucous) maka akibatnya partikel tersebut akan tinggal selama-lamanya
didalam paru-paru.
SIMPULAN (POINT: 10)
Pada pratikum analisis lingkungan kerja kali ini,diperoleh hasil analisis
pada analisis parameter iklim kerja diperoleh hasil sebesar 24,62 oC untuk meja
kerja dan 19,84 oC untuk ruang timbang dengan aktivitas ringan (50-75%) yang
hasilnya tidak melampaui batas sesuai Permenkes No.70 Tahun 2016 dengan
maksimal 31.0°C. Pada analisis parameter kebisingan,diperoleh hasil sebesar
67,46 dBA untuk indoor (lab. Gravimetri) yang hasilnya tidak melampaui batas
dan sesuai dengan Permenkes No.70 Tahun 2016 dengan maksimal 97 dbA,
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

namun untuk outdoor pada lokasi tempat parkir, didapatkan hasil sebesar 69,55
dBA yang mana melebihi NAB yakni 55 dBA. Pada analisis parameter intensitas
pencahayaan diperoleh hasil sebesar sebesar 248,93 LUX untuk meja kerja dan
71,3 LUX yang tidak sesuai dengan acuan Permenkes No.70 Tahun 2016 dengan
minimal 500 LUX untuk skala laboratorium. Pada parameter Respirable Dust
(PM10) sebesar 0.0928 mg/m3 yang hasilnya tidak melampaui batas dan sesuai
dengan nilai ambang batas Permenkes No.70 Tahun 2016 dengan maksimal 3
mg/m3
DAFTAR PUSTAKA (POINT: 5)
Fithri, P. & Annisa, I. Q. 2015. Analisis Intensitas Kebisingan Lingkungan Kerja
pada Area Utilities Unit PLTD dan Boiler di PT.Pertamina RU II
Dumai.Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 2, Juni 2015, pp.
278 - 285. Sumatera Utara: Universitas Andalas.
M.A., Desai, Mehta S., & Smith K.R. (2004). Indoor Smoke from Solid Fuels:
Assessing The Environmental Burden of Disease at National and Local
Levels. W.H.O. Environmental Burden of Disease Series, No. 4. Geneva:
World Health Organization.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70 Tahun 2016.
Rahmawati, E. D. A. 2015. Dampak Intensitas Kebisingan Terhadap Gangguan
Pendengaran (Auditory Effect) Pada Pekerja di Pabrik I PT. Petrokimia
Gresik. Skripsi. Jember: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember.
Sanders, M.S. and McCormick, E.J., 1994. Human Factor in Engineering and
Design, New York: McGraw Hill Book Company.
Subaris, H dan Haryono. 2008. Hygiene Lingkungan Kerja. Yogjakarta: Mitra
Cendekia Press.
Suma'mur, PK. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).
Jakarta: Sagung Seto.

TTD
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMAK BOGOR

LEMBAR KERJA SISWA


PRAKTIKUM ANALISIS PARAMETER LINGKUNGAN

Siswa Guru Praktikum

(Erlan Desvara Pramedya) (……………………………)


NIS. 186408915 NIP.

Anda mungkin juga menyukai