Anda di halaman 1dari 40

INDUSTRIAL

HIGIENE

dr. Annes Waren, MKK


HIGIENE INDUSTRI
DEFINITIONS

source: www.pammarketingnut.com
Industrial Hygiene :
Patty’s Industrial Hygiene and Toxicology, volume 3rd, 1994 by John willey & Sons, Inc. New York, edited by Robert L.
(
Harris, Lewis J. Cralley, Lester V. Cralley)

“Science and art devoted to the recognition, evaluation and


control of those environmental factors or stresses, arising
in or from the workplace, which may cause sickness,
impaired health and well-being, or significant discomfort
and inefficiency among workers or among the citizens of a
community” ……(The American Industrial Hygiene
Asociation).
• KEPMENAKERTRANS No.209/MEN/X/2008

• Higiene industri adalah ilmu dan seni dalam mempelajari dan menerapkan
antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian terhadap timbulnya risiko
kerja dalam kegiatan industri, yang diakibatkan karena timbulnya bahaya
yang berasal dalam proses produksi.
Higiene Perusahaan : (Ricky M Mulia)

Disiplin ilmu tentang pengenalan, evaluasi dan pengendalian faktor lingkungan yang
terdapat di tempat kerja untuk mencegah timbulnya penyakit.
NB: Bersifat teknis; sasarannya tempat kerja
INSTITUTION

source: www.asianage.com
source: www.sitepoint.com
Science and art
Ilmu pengetahuan yang berisikan teori, metode, dan implementasi
Terdapat aspek seni khususnya dalam mengimplementasikan metode
dan pendekatan-pendekatan keilmuan HI di tempat kerja.
Anticipation
Kegiatan memprediksi potensi bahaya yang ada di tempat kerja
Recognition
Melakukan pengenalan atau identifikasi terhadap bahaya yang ada di
tempat kerja
Melakukan pengukuran (spot) untuk menemukan keberadaan bahaya
di tempat kerja.
• Evaluation
Melakukan sampling dan pengukuran bahaya di tempat kerja
dengan metode yang spesifik.
Melakukan evaluasi dan analisis risiko terhadap semua bahaya yang ada
dengan menggunakan standar dan kriteria tertentu.
• Control
Kegiatan untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja sehingga
keberadaannya tidak menimbulkan dampak kesehatan bagi pekerja
khususnya dan masyarakat umumnya.
Environmental factors or stresses
•Merupakan faktor lingkungan kerja yang meliputi segala sesuatu
yang ada di tempat kerja.
•Dalam jumlah tunggal disebut stressor, dan dalam jumlah banyak
(multi factor) disebut stresses

in or from the workplace


•Terdapat di lingkungan kerja atau di tempat lain namun berasal dari
lingkungan kerja
•Dapat menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan dan
kesejahteraan atau ketidaknyamanan yang secara objektif sangat
signifikan.
PROCESS

source: www.vecteezy.com
INDUSTRI
AL
HYGIENE
PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN
LINGKUNGAN KERJA
Dasar Kebijakan K3
Peraturan - Perundangan
Pasal 27 (2)
UUD 1945

UU Keselamatan Kerja
No. 1 / 1970

Pasal 86 & 87
UU Ketenagakerjaan No. 13 / 2003

Peraturan Pemerintah

Peraturan teknis/khusus Peraturan Menteri


Pengendalian Lingkungan Kerja dilakukan
agar tingkat pajanan :
• Faktor Fisika dan Faktor Kimia berada di bawah NAB.
•  Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi memenuhi
standar.
20
FAKTOR
FISIK
Kebisingan

Iklim Kerja
Getaran
Gelombang Mikro
Radiasi Sinar UV
Medan Magnet 22
NILAI AMBANG BATAS
KEBISINGANA
Waktu Pemaparan Per Hari Intensitas Kebisingan Dalam
dBAB
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94

30 Menit 97
15 100
7,5C 103
3,75C 106
1,88C 109
0,94C 112

28,12 DetikC 115


14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136 23

0,11 139
FAKTOR KIMIA

• Faktor fisik bahan kimia dikelompokkan :


• Padat, seperti debu, serat atau partikel yang dapat berasal
dari debu rokok, debu logam, debu mineral, serat kapas
dan kain.
• Cair misalnya cairan semprotan pembasmi serangga,
solvent dan lain-lain
• Gas dan Uap, seperti O2, N2, CO2, SO2,NH3, NO2, H2S yang
berbentuk gas, sedangkan dalam bentuk uap misalnya
pelarut cat atau tinner yang mengandung benzene,
toluene, xylene dan derifat-derifatnya, uap pelarut atau
pembersih gemuk, uap pencuci dipercetakan/printing, uap
pelarut, perekat dan sebagainya

24
FAKTOR BIOLOGI

• Merupakan faktor lingkungan kerja yang berkaitan


dengan makhluk hidup seperti virus, bakteri, jamur,
debu-debu organik (debu kapas), dan makhluk
hidup mikro lainnya.
• Penyakit akibat kerja yang ditimbulkan seperti
tuberkulosis, grain asma sporotrichisis, dll.

25
FAKTOR ERGONOMI
 Desain manual handling menggambarkan tingkat risiko
dalam melakukan manual handling
 Contoh analisis pekerjaan manual handling
 Industri menerapkan desain stasiun kerja dan manual
handling untuk pengendalian faktor ergonomi, sedangkan
pengukuran antropometri memberikan data dasar bagi
kedua desain tersebut.
 Pengukuran antropometri dapat dijadikan acuan dalam
kajian dan pengembangan standar.

26
FAKTOR PSIKOLOGI Setiap pekerja
mempunyai hak untuk
memperoleh
perlindungan atas moral
dan kesusilaan

PASAL 86 Ayat 1 huruf b UU


No.13 thn 2003 tentang
ketenagakerjaan

Pasal 8 UU no.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,


salah satu poinnya menyebutkan adanya pemeriksaan
kondisi mental pekerja
27
FAKTOR PSIKOLOGI
• Survei Diagnosis Stres (SDS) bertujuan untuk
menilai tingkat risiko stres akibat sumber-sumber
penyebab stres di tempat kerja dan tidak diperuntukkan
menilai derajat stres personal.
• Kuesioner dapat digunakan baik oleh tenaga profesional
maupun awam di bidang keselamatan dan kesehatan
kerja.
• Ketentuan jumlah responden dalam survei ini mengacu
pada perhitungan jumlah sample , Jika populasi kurang
dari 30 maka jumlah responden menggunakan total
populasi.

28
VENTILASI INDUSTRI
Udara bersih bagi kehidupan
- Ventilasi biasanya bukan merupakan bagian
langsung suatu proses produksi
- Profesional K3 mengawasi sistem ventilasi spy
efisien dan efektif.
- Secara teknis pengawasan dilakukan oleh petugas
Higiene industri
- Pencemaran Lingk. Tempat Kerja
(suhu dan kontaminan)

- proses industri  cemaran lingk. (NAB)

risiko

Pengendalian
(Pencegahan dan Penanggulangan)
Pengendalian

1 Pengendalian tehnis
- langsung kepada sumber
- terhadap lingk.
Bentuk : - Eliminasi
- Substitusi
- Isolasi
- ventilasi
2. Pengendalian secara administratif / manajemen

3. Pengendalian perorangan dng APD.


TUJUAN VENTILASI
INDUSTRI

1.Untuk memenuhi kebutuhan O2 bagi penghuni ruangan,


melindungi kesehatan TK
2.Untuk menghilangkan bau yg mengganggu dalam ruangan
3.Untuk memelihara keseimbangan temperatur dan kelembaban
dlm ruangan (keseimbangan panas badan), mengatur suhu
udara
4.Untuk mengendalikan debu dan kontaminan dlm ruangan ,
menghindari kebakaran, ledakan.
5.Memelihara kenyamanan, pasokan udara segar
Pengendalian Teknis
Contoh :

1. langsung pada sumber  memasang Local Exhaust Ventilation

2. terhadap lingk,kerja  general ventilation dan dilution ventilation


3. Isolasi sumber bahaya
Udara tempat kerja yg nyaman

1. Cukup O2 (20,09%), CO2 di bawah NAB


2. CO nihil
3. Udara bersih (gas, debu, bau dan asap rokok tidak
tercium)
4. Suhu 22 – 28 `C
5. Kelembaban 60 – 90 %
6. Distribusi merata
TUGAS

• 1. Jelaskan cara pengukuran kebisingan di tempat kerja serta cara


pengendaliannya berdasarkan hierarki pengendalian

• 2. Jelaskan cara pengukuran pencahayaan di tempat kerja serta cara


pengendaliannya berdasarkan hierarki pengendalian

• 3. Brainstorm keberadaan bahan kimia di rumah sakit (bahan baku,


pelumas/energi, cairan pembersih, dan lain-lain)
• 1. Apa risiko yang mungkin muncul di RS akibat bahan kimia tersebut?
• 2. Kelompok pekerja mana yang paling berisiko?
• 3. Tulis solusi cara mengurangi atau meminimalisir potensi bahaya bahan kimia tsb
4. Identifikasi bahaya faktor biologi di rumah sakit
• 1. Brainstorm adanya potensi bahaya biologi di RS
• 2. Apa jenis risiko kesehatan yang muncul dan kelompok pekerja mana yang paling
berisiko?
• 3. Bagaimana cara mengurangi atau menghilangkan bahaya masing-masing atau
mengurangi tingkat risiko yang ada?
THANK
YOU
REFERENCES

• Sue Reed, et all. Principles of Occupational Health & Hygiene. 2nd Ed. 2013
• Patty’s Industrial Hygiene and Toxicology, volume 3rd, 1994 by John willey
& Sons, Inc. New York, edited by Robert L. Harris, Lewis J. Cralley, Lester V.
Cralley
• Suma’mur. Higiene Perusahan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Edisi ke-2.
Sagung Seto. 2013.
• Ricky. M. Pendahuluan Higiene Industri. Universitas Indonesia. 2017.
• International Labour Organization Jakarta. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Sarana untuk Produktivitas. 2013.

Anda mungkin juga menyukai