DISEBABKAN
ARTROPODA
SKABIES, DEMODISIOSIS,
PEDIKULOSIS, FTIRIASIS, MIASIS
1. SKABIES
= penyakit kulit yang disebabkan infestasi
dan sensitisasi terhadap tungau Sarcoptes
scabiei varietas hominis
Sinonim
Skabies disebut juga the itch, pamaan itch,
seven year itch. Di Indonesia: gudik, kudis,
buduk, kerak, penyakit ampera, dan gatal
agogo.
Morfologi & daur hidup S.scabiei
Famili: Sarcoptidae,
ordo: Acari, Kelas:
Arachnida
Bentuk badan: oval dan
gepeng
Ukuran: betina: 300 x
350 µ, jantan: 150-200µ
T.d kapitulum dan
abdomen berupa
kantung
4 psg kaki
Morfologi & daur hidup S.scabiei
♀ : 2 pasang kaki kedua berakhir dengan rambut
♂ : sepasang kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
kaki keempat dengan ambulakra (alat untuk
melekatkan diri).
Tungau dapat berjalan pada permukaan kulit dengan
kecepatan 2,5 cm per menit.
Alat genital tungau betina berbentuk celah yang
terletak pada bagian ventral
alat genital jantan berbentuk huruf Y dan terletak di
antara pasangan kaki keempat
Morfologi & daur hidup S.scabiei
Jantan mati setelah kopulasi
Betina gravid mencari tempat meletakkan telur di lapisan kulit
dengan membuat terowongan sambil bertelur (2-3 butir/hari)
3-5 hari
tungau dewasa
Morfologi & daur hidup S.scabiei
Waktu yang dibutuhkan sejak telur menetas
sampai dewasa sekitar 16-17 hari.
Dari seluruh telur yang dihasilkan tungau
betina, kira-kira hanya 10% yang menjadi
tungau dewasa.
Tungau dapat hidup di luar kulit selama 2-3
hari dan masih dapat menginfestasi manusia
Patologi dan gejala klinis skabies
Pruritus nokturna
Didahului dengan bintik-bintik merah (rash)
Tempat predileksi: jari tangan, pergelangan
tangan bagian ventral, siku bagian luar ,
lipatan ketiak depan, umbilikus, gluteus,
ekstremitas, genital eksterna pada laki dan
areola mammae pada wanita
Pada bayi: bisa telapak tangan dan kaki
Patologi dan gejala klinis skabies
Pada tempat predileksi terowongan putih
abu-abu, rata-rata 1mm, lurus atau berkelok-
kelok ditemukan bila belum ada infeksi
sekunder
Di ujung terowongan vesikel atau papula
kecil
Terowongan umumnya ditemukan pada
penderita kulit putih
SKABIES
Diagnosis Skabies
D/ pasti: menemukan S.scabiei:
Kerokan kulit
Usap (swab) kulit
Mengambil tungau dengan jarum
Kuretasi terowongan (kuret dermal)
Burrow ink test
Uji tetrasiklin
Epidermal shave biopsy
Pemeriksaan histopatologik
Pengobatan Skabies
Sulfur presipitatum 5-10%
efektif untuk larva, nimfa dan dewasa
Minimal 3 hari agar larva yang menetas dari
telurnya ikut mati
Gama benzen heksaklorida
Efektif untuk semua stadium
Tidak boleh untuk anak <6 tahun karena neurotoksik
Benzilbenzoat 20-25%
Permetrin (krim 5%)
Krotamiton (krim/losio 10%)
Epidemiologi Skabies
Dapat terjadi pada satu keluarga, tetangga
yang berdekatan, atau seluruh kampung
2. Demodisiosis
= infestasi oleh Demodex folliculorum
Morfologi D.follicularum:
Famili: Demodicidae
Tungau folikel
Panjang seperti cacing
Ukuran: 0,1-0,3 mm
Kaki 4 pasang berdekatan
Punya abdomen dengan garis-garis
transversal
Patologi & gejala klinis Demodisiosis
Hidup di folikel rambut dan kelenjar keringat
sekitar hidung, kelopak mata, kdg2 di kulit
kepala
Kelainan berupa blefaritis, akne rosasea dan
impetigo kontagiosa
Gatal
Infeksi sekunder
Mengganggu penglihatan
Diagnosis demodisiosis
Menemukan D.folliculorum dari folikel rambut
dan kelenjar keringat
Pengobatan & Epidemiologi
Pengobatan demodisiosis:
Salep linden/ salep yang mengandung sulfur
Epidemiologi demodisiosis:
Kosmopolit
Tidak bahaya
3. Pedikulosis
= gangguan yang disebabkan infestasi tuma
Gangguan pada rambut kepala disebabkan
tuma kepala Pediculus humanus var.capitis
Famili: Pediculidae
Dikenal sejak zaman dulu
kosmopolit
Morfologi & daur hidup
P.humanus var.capitis
Lonjong, pipih dorso-ventral
Ukuran: 1,0-1,5 mm
Warna kelabu,
Badan t.d : kepala, toraks dan
abdomen.
Kepala: bentuk segitiga, punya
sepasang antena dan mulut yang
berbentuk tusuk isap
Dari toraks keluar 3 pasang kaki
yang dilengkapi kuku untuk
memegang rambut pada waktu
berjalan.
Morfologi & daur hidup
P.humanus var.capitis
• metamorfosis tidak sempurna yaitu telur-
nimfa-dewasa.
• Dalam 24 jam setelah kopulasi, tuma betina
dewasa meletakkan 7-10 butir telur per hari
7-10 hari
nimfa
9-12 hari.
tungau dewasa
Morfologi & daur hidup
P.humanus var.capitis
Telur berbentuk lonjong,
berwarna putih
berukuran 0,6-0,8 mm
Telur dilekatkan pada
rambut dengan perekat kitin.
Pengobatan ftiriasis:
Mencukur rambut yang dihinggapi
pedikulosida topikal: permetrin, piretrin atau
benzenheksaklorida.
Epidemiologi ftiriasis:
Penularan terjadi dengan kontak langsung
hubungan seksual
5. Miasis
= infestasi larva lalat ke dalam jaringan atau
alat tubuh manusia atau binatang vertebrata
Larva hidup dari jaringan mati dan/atau
jaringan hidup, cairan badan atau makanan
dalam usus hospes
Miasis: penyakit yang dianggap sebagai
kontaminasi larva lalat ke dalam luka.
Miasis
Menurut sifat larva lalat sebagai parasit,
miasis dibagi menjadi:
1. Miasis spesifik (obligat)
2. Miasis semispesifik (fakultatif)
3. Miasis aksidental
Miasis
1. Miasis spesifik (obligat)
- Larva hanya hidup di jaringan tubuh manusia
dan binatang
- Telur diletakkan pada kulit utuh, luka,
jaringan sakit, rambut hospes
- Contoh: larva Callitroga macellaria
Miasis
2. Miasis semispesifik (fakultatif)
Larva hidup di daging busuk, sayuran busuk,
juga jaringan tubuh manusia
Contoh: larva Wolfahrtia magnifica
Miasis
3. Miasis aksidental
Telur pada makanan/minuman tertelan, lalu
di usus tumbuh menjadi larva
Contoh: larva Musca domestica dan Piophila
casei
Miasis
Secara klinis,miasis dibagi menjadi:
1. Miasis kulit/subkutis
contoh: larva Wohlfahrtia vigil (famili
Sarcophagidae, lalat daging), Chrysomyia
bezziana (famili Calliphoridae, lalat hijau)
2. Miasis nasofaring
contoh: larva Chrysomyia bezziana dan
Hypoderma lineatum (famili Hypodermatidae)
Miasis
3. Miasis intestinal
contoh: larva Musca domestica dan Piophila
casei
4. Miasis urogenital
contoh: larva M.domestica dan C.bezziana
5. Miasis mata (oftalmomiasis)
contoh: larva C.bezziana
Diagnosis miasis
Menemukan larva lalat yang dikeluarkan dari
jaringan tubuh, lubang tubuh atau tinja
D/ spesies:
melakukan identifikasi spirakel posterior larva
Memelihara larva hingga dewasa lalu
diidentifikasi
Pengobatan miasis
Larva dikeluarkan dari luka atau jaringan
secara bedah dengan anestesi lokal
Miasis usus: obat cacing diikuti dengan cuci
perut
Insektisida tidak dipakai karena merusak sel
jaringan
Epidemiologi miasis
Pencegahan:
menghindarkan kontak dengan lalat
Memusnahkan tempat perindukan lalat
Menutup makanan dengan baik
Miasis pada mayat
Infestasi lalat pada mayat dapat digunakan
untuk memprakirakan saat kematian