Anda di halaman 1dari 36

Dra. Noortiningsih, M.Biomed.

Scabies
Demodikosis
Pedikulosis
Ptiriasis
Miasis
• Selain serangga sbg vektor, dapat pula sbg parasit
dan menimbulkan penyakit pada hospes yg
dihinggapinya.
• Penyakit ini dpt disebabkan oleh kehadiran serangga
dewasa atau larva yg menimbulkan iritasi atau
kerusakan pada hospes.
• Di antara penyakit yg ditimbulkan oleh serangga yg
sering ditemukan dalam dunia kesehatan a.l. Scabies,
Demodikosis, Pediculosis, Ptiriasis, dan Miasis.
Scabies
• Scabies = kudis  penyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi thd kutu tungau/mite Sarcoptes
scabiei var. hominis.
• Kutu ini berukuran sangat kecil dan hanya dpt dilihat
dengan mikroskop.
• Penyakit Scabies mudah menular dari manusia ke manusia ,
dari hewan ke manusia dan sebaliknya.
• Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui
sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak
langsung melalui baju, seprei, handuk, bantal, air yang
masih terdapat kutu Sarcoptesnya.
• Gejala penyakit Scabies ditandai dengan rasa
gatal yang sangat pada bagian kulit seperti sela-
sela jari, siku, selangkangan.
• Rasa gatal ini menyebabkan penderita scabies
menggaruk kulit bahkan dpt menimbulkan luka
dan infeksi yang berbau anyir.
• Rasa gatal tersebut akibat kaki Sarcoptes di
bawah kulit bergerak membuat lubang di
bawah permukaan kulit.
• Penyebab Scabies adalah kondisi kebersihan yang kurang
terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi
ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar
matahari secara langsung.
• Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu
komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam
pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan
menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada
komunitas yang terserang scabies, karena apabila
dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah
tertular kembali.
• Sarcoptes scabiei termasuk Famili Sarcoptidae,
Superfamili Sarcoptidea, Ordo Acarina, Kelas
Arachnida.
• Badan oval, pipih datar di bagian ventral dan konvek di
bagian dorsal
• Jantan ukuran 150-200 um, betina 300-350 um.
• Alat mulut t.a. Selisera bergigi, palpi bersatu dg
hypostom.
• Stadium dewasa memiliki 4 ps kaki, yg 2 ps menghadap
ke depan, 2 ps ke belakang.
• Setelah kopulasi, jantan segera mati, betina yg gravid
mencari tempat untuk meletakkan telurnya di stratum
korneum kulit dg membuat terowongan sambil meletakkan
telur 4-5/hari sampai selesai + 40-50 butir.
• Dalam wkt 5 hari telur akan menetas, dan keluar larva dg 3
ps kaki.
• Larva akan meneruskan membuat terowongan ke arah
lateral atau menembus mencari jalan keluar, lalu menjadi
stadium nimfa, lalu menjadi dewasa.
• Siklus hidup berlangsung 8-17 hari, tungau betina dpt
hidup 2-3 minggu atau sampai 1 bulan.
Patologi & klinik
• Gejala yg ditimbulkan scabies ialah gatal-gatal terutama malam hari =
pruritus nokturna, dan mengganggu tidur.
• Gatal ini disebabkan oleh sensitisasi thd ekskret & sekret tungau setelah
terinfestasi selama kurang lebih 1 bulan dan didahului dg timbulnya
bintik-bintik merah (rash).
• Tempat yg sering diinfestasi ialah stratum korneum yg tipis, spt
pergelangan tangan, sela jari, siku bagian luar, ketiak, genitalia eksterna
pd laki-laki, dan areola mammae pd wanita.
• Pada bayi ; telapak tangan dan kaki.
• Pada tempat predileksi dpt ditemukan terowongan putih abu-abu dg
panjang rata-rata 1 cm, lurus atau berkelok-kelok.
• Di ujung terowongan dpt ditemukan vesikel atau papil kecil.
• Terowongan dpt terlihat jika belum terinfeksi sekunder.
Diagnosis
• Diagnosiis dpt ditegakkan dg ditemukannya
Sarcoptes scabiei pada kerokan kulit atau
biopsi.
Pengobatan;
• Obat salep sulfur presipilatum 5-10% selama 3
hari efektif untuk larva, nimfa, maupun
dewasa.
Epidemiologi
• Penyakit ini kosmopolit
• Di Indonesia banyak ditemukan di kampung-
kampung kumuh, di penjara, asrama, panti
asuhan yg kurang terjaga kebersihannya.
• Scabies dpt terjadi pd satu keluarga, tetangga
yg berdekatan, bahkan dpt terjadi di seluruh
kampung.
Demodisiosis = demodicosis
• Demodisiosis ialah penyakit yg disebabkan oleh
infeksi Demodex folliculorum
• Demodex folliculorum termasuk Famili Demodicidae,
Superfamili Sarciptoidae, Ordo Acarina, Kelas
Arachnida.
• Termasuk tungau folikel rambut (follicle mite)
berbentuk panjang spt cacing, 0.1-0.4 mm, memiiki 4
ps kaki bersegmen, letaknya berdekatan. Memiliki
abdomen panjang dg garis-garis transversal,
kapitulum pendek dan runcing.
Patologi & klinik
• Hidup di folikel rambut dan kelenjar keringat, terutama di
sekitar mata dan lubang hidung sbg parasit permanen.
• Kadang ditemukan di bagian tubuh lain spt di kepala.
• Demodex folliculorum dpt menimbulkan kelainan berupa
blefaritis, akne rosasea, dan impetigo ontagiosa.
• Disertai rasa gatal dan dpt terjadi infeksi sekunder
• Tungau yg hidup di saluran kelenjar folikel di tepi mata dpt
mengganggu penglihatan
• Gangguan disebabkan tungau bertelur pada folikel rambut,
lalu keluar larva berkaki 3 ps. Metamorfosisnya tdk sempurna,
siklus hidup 13-15 hari.
• Diagnosis ditegakkan dg ditemukannya
Demodex folliculorum di folikel rambut dan
kelenjar keringat.
• Pengobatan dg mencuci muka menggunakan
air dan sabun, lalu diolesi dg salep yg
mengandung sulfur.
• Infestasi tungau ini kosmopolitan, dan
dianggap tdk berbahaya.
Pedikulosis
• Disebabkan oleh infestasi kutu Pediculus humanus var.
capitis = kutu rambut
• Termasuk Famili Pediculidae, Ordo Anoplura, Kelas Insecta.
• Bentuk lonjong, pipih dorso ventral, ukuran 1.0-1.5 mm,
warna kelabu, kepala bentuk segitiga, memiliki mata,
sepasang antena t.a. 5 ruas, mulut tipe menusuk dan
menghisap. Torak 3 ruas menyatu, abdomen 9 ruas
menyatu, memiliki 3 ps kaki, setiap kaki dilengkapi dg kuku
yg digunakan untuk berjalan dari satu helai rambut ke
helai lainnya dg menjepit rambut dg kukunya.
• Kutu ini dpt pindah dari
satu hospes ke hospes lain.
• Metamorfosis tdk sempurna
• Telur putih dilekatkan pd
rambut dg perekat khitin.
• Menghisap darah sedikit demi
sedikit dlm waktu lama
• Pertumbuhan dari telur – nimfa – dewasa kira-kira
18 hari, kutu dewasa dpt hidup hingga 27 hari.
Patologi dan klinik
• Lesi pd kepala disebabkan tusukan kuku kutu dan mulutnya
pd waktu menghisap darah.
• Air liur kutu menimbulkan rngsangan tmbulnya papila merah
dan rasa gatal
• Pd infeksi berat dpt terjadi infeksi sekunder hingga helaian
rambut akan melekat satu sama lain dan mengeras.
• Dpt ditemukan banyak kutu dewasa, telur, dan eksudat nanah
yg berasal dari gigitan yg meradang.
• Keadaan yg berat ini disebut plica palonica yg mungkin akan
terinfeksi jamur.
• Infestasi mudah terjadi dg kontak langsung.
Miasis
• Miasis  infestasi larva lalat ke dlm jaringan
atau organ tubuh manusia/hewan vertebrata.
• Larva ini hidup di jaringan mati dan/atau
jaringan hidup, cairan tubuh, atau di dlm usus
hospes.
• Miasis biasa dianggap sbg kontaminasi larva
lalat ke dlm luka.
Menurut sifat larva, miasis dibagi :
1. Miasis spesifik (obligat) : larva hanya dpt
hidup pd jaringan tubuh manusia & hewan.
Telur diletakkan pada kulit luka, jaringan
sakit, atau rambut hospes.
Contoh : Larva Callitroga macellaria
2. Miasis semi spesifik (fakultatif) : Larva lalat
selain dpt hidup pd daging busuk & sayuran
busuk, dpt juga hidup pd jaringan tubuh
manusia. Ex. : Larva Wohlfahrtia magnifica
3. Miasis aksidental : telur lalat tdk diletakkan pd
jaringan tubuh hospes, tp pd makanan atau
minuman yg secara kebetulan tertelan, lalu di
usus tumbuh menjadi larva.
Ex. Larva lalat Musca domestica & Piophila casei
Secara klinis miasis dibagi :
1. Miasis kulit/subkutis : larva mampu membuat
terowongan yg berkelok-kelok shg terbentuk
ulkus yg luas. Lalat yg menginfestasi luka
memperburuk luka tsb. Ex, Larva Chrysomya
bezziana.
2. Miasis nasofaring : biasa terjadi pd anak &
bayi. Larva mampu menembus kulit lunak
bayi & membuat ulkus. Pernah dari seorang
dewasa dikeluarkan 200 ekor larva lalat. Ex.
Chrysomya bezziana,
Hypoderma lineatu.
3. Miasis intestinal : terjadi secara kebetulan
karena menelan makanan yg terkontaminasi
telur/larva lalat. Telur menetas di lambung &
menyebabkan rasa mual, muntah, diare, &
spasme abdomen. Larva dpt menyebabkan
luka pd dinding usus. Ex, Larva Musca
domestica & larva Piophila casei.
4. Miasis urogenital : beberapa spesies lalat
larvanya pernah ditemukan di dlm vagina &
urine. Miasis ini dpt menyebabkan piuria,
uretritis, dan sistitis.
Ex. Larva Musca domestica & Chrysomya
bezziana
5. Miasis mata (oftalmomiasis) : di Indonesia
belum banyak dilaporkan. Larva lalat dpt
mengembara di jaringan dan bagian lain dari
mata. Ex. Chrysomya bezziana.
Diagnosis
• Ditegakkan dg menemukan larva lalat yg
dikeluarkan dari jaringan tubuh, lubang tubuh,
atau tinja, dilanjutkan dg identifikasi spirakel
posterior larva.
Pengobatan : dilakukan pengeluaran larva dari
luka/jaringan secara bedah. Miasis usus
diobati dg antelmintik.
Pencegahan : menghindarkan kontak dg lalat
sekian

Anda mungkin juga menyukai