Anda di halaman 1dari 43

AKPER BINA INSAN

RS PELABUHAN
JAKARTA
 PARASIT
Hewan atau tumbuhan yg hidup didalam atau
menempel pada tubuh organisme lain (beda
jenis) dimana hewan atau tumbuhan tsb
mendapat makan utk hidupnya tanpa adanya
kompensasi apapun.
 Fenomena hidup parasitis
Adanya ketergantungan antara satu pihak dg
pihak lain dimana satu pihak merasa lebih
diuntungkan dan pihak lain merasa lebih
dirugikan fenomena ini dpt berlangsung
sementara/seterusnya.
 Cara parasit memperoleh makanan dari
organisme lainnya,
1. Langsung tanpa menimbulkan kerusakan
fisik pada organisme tg ditumpangi.
2. Langsung dengan menimbulkan kerusakan
fisik pada organisme yg ditumpangi.
 SIMBIOSIS
Hubungan antara dua jenis jasad (makhluk
hidup) yang tidak dapat dipisahkan.
 Macam Simbiosis.
Mutualisme
Komensalisme
Parasitisme
 PEMBAGIAN PARASIT BERDASARKAN :
1. Tempat hidupnya :
Endoparasit
Ektoparasit
2. Keperluan akan hospes :
Obligat  Tidak dpt hidup tanpa hospes
Fakultatif  Memerlukan hospes tapi dpt
hidup tanpa hospes.
3. Jumlah spesies hospes yg dapat dihinggapi:
Monoksen  Hanya menghinggapi satu
spesies hospes.
Poliksen  Menghinggapi lebih dari satu
spesies hospes ( Trichinella spiralis).
4. Lamanya menetap pada hospes :
Permanen.
Temporer.
 HOSPES
Macam Hospes :
a. Definitif  Hospes tempat parasit hidup,
tumbuh menjadi dewasa dan berkembang
biak secara seksual. ( F. hepatica )
b. Perantara :
Hospes tempat parasit tumbuh menjadi
bentuk infektif yg siap ditularkan.( Pl.
falciparum)
c. Reservoir
Hewan yg mengandung parasit dan
merupakan sumber penularan. (Toxoplasma
gondii) pd domba dan kucing.
d. Paratenik
Hewan yg mengandung stadium infektif
parasit tanpa menjadi dewasa.
e. Vektor
Makluk hidup (serangga) yg dapat
menularkan parasit pada manusia dan
binatang.
Nyamuk Culex sp  kaki gajah.
Nyamuk Anopheles  Malaria
 Merupakan parasit hewan yang sebagaian hidup
pada manusia.
 Terbagi menjadi 2 Phyta :
a. Nemathelmintes
b. Plathyhelminthes.
Kelas Nematoda :
- Nematoda Usus
- Ascaris lumbricoides
- Ancylostoma duodenale
- Necator americanus
- Strongyloides stercoralis
- Trichiuris trichiura.
 Disebut juga : SOIL TRANSMITTED HELMINTHS

Ascaris lumbricoides
a. Hospes
Manusia merupakan satu2nya hospes.
b. Nama Penyakit :
Askariasis
c. Morfologi
Cacing berukuran 10 – 35 cm
Seekor cacing betina dapat bertelur
100.000 – 200.000 butir/hr
d. Patologi dan gejala klinis
Gejala yang timbul pada penderita dapat
disebabkan oleh :
1. Larva
- Pada penderita yg rentan bisa terjadi
perdarahan kecil pada dinding alveolus.
- Batuk, demam, Eosinofilia
- Pada hasil foto thorax tampak infiltrat
dan akan menghilang 3 minggu kondisi ini
disebut Sindrom Loeffler
2. Cacing dewasa
- Gejala gangguan usus ringan
- Mual, nafsu makan kurang, diare atau
kontipasi.
- Infeksi berat pada anak dapat
menyebabkan malabsorbsi yang akan
memperberat kondisi Malnutrisi.
Diagnosis.
Pemeriksaan faeces bila ditemukan: telur
cacing dan cacing dewasa.
 Epidemiologi
- Prevalensi Askariasis cukup tinggi
terutama pada anak-anak.
- Pemakaian jamban keluarga.
- Menggunakan tinja sebagai pupuk.
- Tanah liat dengan kelembaban tinggi dan
suhu antara 25 – 30 derajat celcius
merupakan kondisi yang baik
berkembangnya telur cacing Ascaris l.
Trichiuris trichiura
Hospes
Manusia merupakan hospes cacing ini.

Nama penyakit
Penyakit yg disebabkannya disebut Trikuriasis

Morfologi
Cacing berukuran 4 – 5 cm
Seekor cacing betina dapat bertelur 3000-
10000 butir/hari.
 Patologidan gejala klinis
Infeksi berat terutama pada anak- anak
cacing tersebar diseluruh kolon dan rektum
hingga dapat terjadi prolapsus rekti.
- Dapat menyebabkan iritasi dan peradangan
pada mukosa usus.
 Hospes dan Nama Penyakit
Hospes parasit ini adalah Manusia
Nama penyakit yang disebabkan oleh parasit ini
adalah Nekatoriasis dan Ancylostomiasis
• Daur Hidup
Telur  Larva Rhabditiform Larva Filariform 
menembus kulit Kapiler darah  Jantung
Trakea  Laring  Usus halus
• Morfologi
• Cacing betina Necator bertelur 9000 btr/hr
• Cacing betina Ancylostoma bertelur 10000 btr/hr
Ukuran cacing betina panjang 1 cm
sedangkan cacing jantan 0,8 cm.
Bentuk badan cacing Necator menyerupai
huruf S sedangkan Ancylostoma menyerupai
huruf C.
• Patologi dan Gejala Klinis
Gejala Nekatoriasis dan Ancylostomiasis
1. Stadium Larva
Bila jumlah larva filariform banyak yg dpt
sekaligus menembus kulit maka akan
terjadi perubahan kulit disebut Ground Itch
Perubahan pada paru ringan.
2. Stadium Dewasa
Gejala tergantung pada :
1. Spesies dan jumlah cacing.
2. Keadaan gizi penderita.

• Diagnosis
Ditegakkan bila ditemukan telur dalam
tinja dan larva kemungkinan bisa
ditemukan pada tinja lama.
b. Platyhelminthes
Ciri cacing dewasa mempunyai badan pipih,
tidak mempunyai rongga badan dan
biasanya bersifat HERMAFRODIT
 Hospes dan nama penyakit
- Hospes definitif adalah manusia.
- Hospes perantara adalah sapi, kerbau

Nama penyakitnya disebut Teniasis saginata.


Morfologi .
Bagian tubuh cacing dewasa terdiri dari :
- Scolex
- Leher
- Strobila yang merupakan ruas-ruas proglotid
sebanyak 1000 – 2000 buah.
- Panjang cacing ini bisa mencapai 4 – 12
meter
- Scolex hanya berukuran 1 – 2 mm
- Mempunyai 4 ( empat ) batil isap dg otot
kuat tanpa kait.

- Patologi dan Gejala Klinis


- Cacing dewasa Taenia saginata menyebabkan
gejala klinis yang ringan seperti sakit ulu
hati, perut merasa tidak enak, mual,
muntah, mencret, pusing dan gugup.
 Apabila gejala lebih berat bila proglotidnya
masuk ke daerah appendiks atau terdapat
ileus yang disebabkan obstruksi usus oleh
strobila cacing. Biasanya gambaran darah
tepi didapatkan eosiniofilia.

 Diagnosis
Ditegakakan dg ditemukannya proglotid yang
aktif bergerak dalam tinja atau keluar
spontan dan juga bila ditemuka telur cacing
dalam tinja.
 Hospesdan Nama penyakit
Hospes definitifnya adalah manusia.
Hospes Perantara adalah manusia dan babi.

Nama penyakit yang disebabkan oleh cacing


dewasa disebut Teniasis solium sedangkan yg
disebabkan oleh tempayaknya disebut
sistiserkosis.

Morfologi
Bagian tubuh cacing dewasa terdiri dari :
- Scolex
- Leher
- Strobila yang terdiri dari 800 – 1000
proglotid
- Pada scolek terdapat 4 ( empat ) batil isap
yg mengandung 2 baris kait-kait.
- Panjang cacing dapat mencapai 4-12 m
dengan jumlah proglotid 1000-2000 bh.
 Proglotid Gravid pada satu sisinya terdapat
15-20 cabang uterus dan seringkali bergerak
keluar ke anus
- Proglotid dapat bergerak-gerak dalam
tinja
- Telur tidak dapat di bedakan dengan telur
T.Solium
- dan dapat bertahan di dalam beberapa
minggu
 DIAGNOSIS
- Menemukan telur dan proglotid C. Dewasa
- Diagnosis sisti serkusis
- Pembedahan
- Sinar X (Larva yg mengalami
pengapuran)
- CT Scan (Lesi dalam otak)
 PENGOBATAN
- Teniasis Prazikuantal (Niklosamid)
- Sistiserkosis Pembedahan, Prazikuntal
membutuhkan pengobatan
ulang (Rim dkk ‘80 Botero &
Castano ‘81)
o EPIDEMOLOGI & PENCEGAHAN
- Daging babi mentah atau yang tidak di masak
dengan baik merupakan satu-satunya sumber
infeksi bagi manusia.
- Bisa terjadi Auto infeksi internal.
(Telur bercampur dengan asam lambung
menetas Larva masuk jaringan)
- Pencegahan dengan pendidikan mengenai
kesehatan harus di rintis
- Cara ternak babi harus di perbaiki agar tidak
kontak dengan tinja manusia, menggunakan
kandang yang bersih, dan makanan ternak
yang sesuai.
- Mendinginkan daging sampai 10◦C dibawah
0◦c memasak daging sampai matang.
 ENTEROBIUS VERMICULARIS
Hospes dan Nama Penyakit
- Manusia adalah satu-satunya Hospes
- Penyakitnya di sebut
ENTEROBIASIS/OKSIURIASIS.
Distribusi Geografik
- Parasit ini kosmopolit tetapi lebih banyak
ditemukan pada daerah dingin.
- Penyebaran juga ditunjang oleh eratnya
hubungan antar manusia dan lingkungan yang
sesuai.
Morfologi
- Cacing betina berukuran 8-13 mm x 0,4 mm.
- Cacing jantan berukuran 2-5 mm x 0,1-0,2
mm.
- Cacing Betina Gravid mengandung 11.000-
15.000 butir telur
- Bertelur didaerah perianal. Jarang betelur di
usus
- Telur menjadi matang/Gravid ± 6 jam setelah
dikeluarkan
- Kopulasi cacing jantan dan betina terjadi di
sekum Cacing jantan mati setelah
kopulasi dan cacing betina mati setelah
betelur.
- Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan
telur yang infektif (matang) atau bila larva
yang menetas didaerah perianal bermigrasi
ke usus besar.
- Telur menetas di duodenum dan larva
dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum
- Waktu yang diperlukan dari telur matang
yang tertelan sampai menjadi cacing dewasa
yang bermigrasi ke daerah perianal
berlangsung ± 2 minggu s/d 2 bulan
Patologi dan Gejala Klinis
- Iritasi di sekitar anus, perineum dan vagina.
- Pruritus lokal adanya migrasi cacing ke
daerah anus dan biasanya terjadi pd malam
hari
- Dapat menyebabkan radang di vagina dan
Tuba Tallopii.

Diagnosis
- Dibuat dengan menemukan telur dan cacing
dewasa
- Untuk mengambil telur cacing digunakan alat
anal swab
Pengobatan
- Pemberian di perazin pada waktu pagi dan
minum air segelas dengan harapan obat
sampai sekum dan kolon lebih cepat.
- Pirvinium Pamoat
- Tiabendazol

Epidemologi
- Penyebaran cacing kremi lebih luas,
penularan dapat terjadi pada keluarga pada
keluarga/ kelompok yg hidup pd satu
lingkungan.
- Telur cacing dapat diisolasi dari debu
disekolah
- Penularan dapat melalui :
- 1. Penularan dari tangan ke mulut (auto
infeksi)
- 2. Debu
- 3. Retroteksi
- Anjing dan kucing bukan mengandung
cacing kremi tetapi dapat menjadi Sumber
infeksi
Pencegahan
- Kebersihan perorangan
- Memakai celana panjang saat tidur
 Sejarah Ilmu Parasit.
a. Jaman Nenek moyang
Telah mengenal cacing dan serangga dimana
cacing dikenal sebagai penyebab penyakit
pencernaan.
b. Hipokrates (460-377 SM) dan Aristoteles (384-
322 SM) di Yunani
Membicarakan hewan parasit yg sudah dikenal.
Menerbitkan buku berjudul “Historia
Animalum)
memuat biologi dan parasit telah disinggung.
c. Gallen (130-322 M) Romawi
Mengembangkan Ilmu Faal dan Ilmu Urai
Tubuh.
d. Avicenna (980-1037 M) Arab
Tokoh pengembang Ilmu Kedokteran.
e. Versalius (1514-1564 M) Belgia
Buku urai tubuh manusia dilengkapi dengan
gambar.
f. Harvey (1578-16167 M) Inggris
Peredaran darah manusia dan teori
perkembangan telur.
g. Linnaeus (1707-1778 M) Swedia
Mengarang buku dg judul Sytema Naturae
sebagai dasar sistem nomenklatur.
h. Darwin (1809-1895) Austria
Menulis buku Origin of spesies  teori
evolusi
I Redi (1626-1698) Italia
Orang pertama yang mengembangkan ilmu
parasit  menemukan larva dalam daging
yang membusuk  menjadi Lalat.
j. Mehlis (1831)
Larva menetas dari telur cacing daun.
k. Kuchenmeister (1852)
Cystisercus sellulose Stadium peralihan
cacing pita pada manusia.

Anda mungkin juga menyukai