Anda di halaman 1dari 24

Konsep Dasar

Higiene Lingkungan Kerja

NUR ANI, S.K.M., M.K.K.K.

Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,


Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo, 2021
Ruang Lingkup Higiene Industri

Control 4 1 Antisipasi

Sekuen/urutan langkah/metode dalam


Implementasi HI, dimana urutan tidak
bisa dibolak balik & merupakan suatu
siklus yg tidak berakhir

Evaluasi 3 2 Rekognisi
Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk memprediksi kemungkinan atau potensi-potensi
1 Antisipasi
bahaya yang ada di tempat kerja, khususnya bahaya
kesehatan kerja

Tujuan :

• Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul menjadi ahaya dan risiko yang
nyata

• Mempersiapkan tindakan yang perlu, sebelum suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki

• Meminimalisasir kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses dijalankan atau suatu
area dimasuki
1 Antisipasi
Tahapan : Pengumpulan informasi, analisis dan diskusi,
pembuatan hasil antisipasi

Informasi yang dicari :

• Karakteristik bangunan tempat kerja • Cara kerja yang dilakukan

• Mesin-mesin yang digunakan • Jumlah dan karakteristik pekerja

• Proses kerja dari mesin dan alat produksi • dll

• Bahan baku yang digunakan

• Alat-alat yang dipakai


Serangkaian kegiatan mengenali dan mengukur semua
2 Rekognisi faktor- faktor lingkungan kerja dan stres agar diperoleh
suatu metoda yang logis dan sistematis untuk
memungkinkan suatu masalah dievaluasi secara obyektif

Tujuan :

• Mengetahui karakteristik suatu bahay secara detil (sifat, kandungan, efek pola pajanan, besaran)

• Mengetahui sumber bahaya dan area yang beresiko

• Mengetahui pekerja yang beresiko


Evaluasi 3 Suatu kegiatan sampling dan mengukur bahaya dengan
metode yang lebih spesifik

Tahapnya :

Pengambilan Analisis di
Pengukuran Lab
Sampel
Evaluasi 3
Penilaian lingkungan dapat menentukan :
Kondisi lingkungan kerja
secara kuantitatif & Perlu/tidaknya teknologi Dokumen data
terperinci pengendalian di tempat kerja

1 3 5

2 4

Membandingkan hasil Ada/tidaknya korelasi kasus


pengukuran & standar yg kecelakaan & PAK dg lingk
berlaku ungannya
Evaluasi 3
1. Mengetahui 2. Mengetahui
tingkat risiko pajanan pada pekerja

TUJUAN 3. Memenuhi
6. Mengetahui jenis
& besaran hazard PENGUKURAN Peraturan
secara lebih spesifik DALAM EVALUASI (legal aspek)

5. Memastikan apakah 4. Mengevaluasi


Suatu area aman utk program pengendalian
dimasuki pekerja yg sudah dilaksanakan
Control 4
Tujuan
• Memastikan bahwa pekerja yang terpapar stress dari zat kimia berbahaya dan agen fisika serta sumber
bahaya lainnya tidak menjadi pekerja dengan penyakit akibat kerja. Jumlah yang perlu diukur adalah
konsentrasi atau intensitas dari bahaya umum serta durasi dari pajanan. Pengendalian dilakukan jika
hasil evaluasi terdapat pengukuran yang melebihi nilai ambang batas (Dr. Yuliani Setyaningsih, 2018)

Reff : Buku Ajar Hiegene Lingkungan Industri, FKM Undip, 2018


Control 4 Metode Pengendalian :

Reff : Buku Ajar Hiegene Lingkungan Industri, FKM Undip, 2018, https://www.cdc.gov/niosh/topics/hierarchy/
Pengenalan Potensi Bahaya
di Tempat Kerja & Pengendaliannya

Metode Metode
Bahaya Klasifikasi Pengukuran Pengendalian
dan Evaluasi Bahaya
Bahaya Menurut Talty (1988)

• Potensi bahaya (hazard ) yang dapat dijumpai di tempat kerja secara umum dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu : toxic hazard (potensi bahaya yang dihasilkan oleh reaksi kimia dalam tubuh
manusia), physical hazard (potensi bahaya uang dihasilkan dari gaya fisika yang diberikan pada
tubuh manusia sebagai hasil dari beberapa gerakan kerja dan lingkungan kerja) dan potensi
bahaya lain (termasuk potensi bahaya yang bersifat stress psikologis dan biologis)
Bahaya Menurut Suma’mur (1999)

Faktor-faktor lingkungan kerja yang menjadi penyebab sakit atau timbulnya penyakit akibat kerja
adalah sebagai berikut : Faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis, faktor fisiologis dan faktor Psiko
logis
Bahaya Menurut ISO 45001 (2018)

• Sumber atau situasi yang berpotensi untuk menyebabkan cedera dan sakit” (klausul 3.19).

• Dengan kata lain, sifat / ciri / karakteristik dari proses produksi yang memiliki kemampuan untuk
membahayakan individu. Misalnya penggunaan bahan kimia berbahaya dalam proses produksi,
atau mesin yang memiliki titik pinch ( jepit) yang perlu dijaga untuk melindungi orang-orang yang
menggunakannya. Bisa juga berupa posisi bekerja dalam kantor yang membutuhkan tindakan
tertentu yang dari waktu ke waktu dapat menyebabkan cedera regangan berulang.
Klasifikasi Menurut Talty (1988)

1. Toxic hazards
Potensi bahaya yang dihasilkan oleh reaksi kimia dalam tubuh manusia
2. Physical hazards
Potensi bahaya yang dihasilkan dari gaya fisika pada tubuh manusia
sebagai hasil dari gerakan kerja dan lingkungan kerja
3. Potensi bahaya yang lain
Potensi bahaya yang bersifat stress psikologis dan biologis
Klasifikasi Menurut Suma’mur (1999)

1. Faktor fisik
Contoh : kebisingan, radiasi, suhu extrim, penerangan/pencahayaan
2. Faktor kimia
Contoh : Debu silicosis, asbestosis, gas beracun (CO, H2S, SO2)
3. Faktor biologis
Contohnya oleh bibit penyakit Bactery anthrax pada pekerja
4. Faktor Fisiologis
Contoh : Timbulnya kelelahan fisik atau perubahan fisik yang disebabkan oleh
kesalahan kontruksi mesin, beban kerja berlebihan, dan lain-lain
5. Faktor Psikologis
Contoh : hubungan kerja antara pekerja, suasana kerja yang monoton
Metode
Pengukuran
dan Evaluasi
1. Walk-Through Survey

• Walk-Through Survey bertujuan bukan untuk mengidentifikasi paparan potensi


bahaya (hazard) secara keseluruhan/identifikasi metode pengendalian potensi
bahaya akan tetapi hanya untuk mengenali system operasi yang dijalankan

• Tujuan yang pertama adalah lebih memahami perusahaan secara keseluruhan,


produk yang dihasilkan, tenaga kerja yang mengerjakan, gambaran umu
m perusahaan dan lingkungan kerja secara keseluruhan.
Metode
Pengukuran
dan Evaluasi
2. Pengenalan Potensi Bahaya (pendahuluan).

a. Setelah memahami gambaran system operasi perusahaan secara keseluruhan,


selanjutnya dirancang studi yang lebih mendalam untuk mengidentifikasi paparan
potensi bahaya
• Perlu disertakan catatan hasil walk throught survey, diagram alir produksi, deskripsi
kerja masing-masing bagian dan berbagai prosedur kerja yang diberlakukan.

b. Penilaian dimulai dengan memilih salah satu area kerja yang dianggap paling penting,
pertimbangkan pula paparan yang sering terjadi.
• Sebagai contoh kontaminan di udara, potensi bahaya yang bersifat fisik, dan materi/
bahan berbahaya. Dengan mempertimbangkan jens paparan terhadap tenaga kerja,
ahli higene industry perlu melihat kembali catatan-catatan proses kerja, bahan yang
digunakan, deskripsi kerja dan berbagai prosedur kerja yang digunakan.
• Fokus Utama adalah mengidentifikasi seluruh potensi paparan
Metode
Pengukuran
dan Evaluasi
Pengenalan Potensi Bahaya (pendahuluan).

Untuk memudahkan pada


tahap survey awal, petugas
higene industri bisa
menggunakan daftar isian
seperti yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Metode
Pengukuran
dan Evaluasi
Pengenalan Potensi Bahaya (pendahuluan).

• Untuk setiap jenis paparan potensi bahaya yang berbeda perlu diberikan penjelasan
yang mencakup jenis potensi bahaya yang ada, kemungkinan sumber bahaya dan
kemungkinan penyebab. Penjelasan harus singkat tapi jelas

• Hal penting selanjutnya pada survey pendahuluan ini adalah jumlah tenaga kerja yang
berpotensi terpapar.
Metode
Pengukuran
dan Evaluasi
Pengenalan Potensi Bahaya (pendahuluan).

c. Tahapan selanjutnya adalah mengkaji sudah seberapa jauh potensi bahaya telah berdam
pak terhadap tenaga kerja.

• Secara umum dampak paparan bahaya terhadap tenaga kerja dibagi menjadi tiga
kategori yaitu :

1. level rendah, dimana potensi bahaya sudah menggangu tenaga kerja dan
berpotensi dampak yang berbahaya;
2. level menengah, dimana potensi bahaya sudah membahayakan tenaga kerja;
3. level tinggi, dimana potensi bahaya dapat menyebabkan kecelakaan atau
kematian.

Kategori di atas, Perusahaan dapat mengembangkan sendiri


Metode
Pengukuran
dan Evaluasi
Pengenalan Potensi Bahaya (pendahuluan).

c. Tahapan selanjutnya adalah mengkaji sudah seberapa jauh potensi bahaya telah berdam
pak terhadap tenaga kerja.

• Secara umum dampak paparan bahaya terhadap tenaga kerja dibagi menjadi tiga
kategori yaitu :

1. level rendah, dimana potensi bahaya sudah menggangu tenaga kerja dan
berpotensi dampak yang berbahaya;
2. level menengah, dimana potensi bahaya sudah membahayakan tenaga kerja;
3. level tinggi, dimana potensi bahaya dapat menyebabkan kecelakaan atau
kematian.

Kategori di atas, Perusahaan dapat mengembangkan sendiri


Metode
Pengendalian

Reff : Buku Ajar Hiegene Lingkungan Industri, FKM Undip, 2018


TERIMA KASIH

Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,


Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo, 2021

Anda mungkin juga menyukai