Anda di halaman 1dari 130

PENGAWASAN

LINGKUNGAN
KERJA
PENGERTIAN
Pengawasan lingkungan kerja adalah serangkaian
kegiatan pengawasan dari semua tindakan yang
dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan atas obyek pengawasan lingkungan
kerja.
Lingkungan kerja adalah istilah generik yang
mencakup identifikasi dan evaluasi faktor-faktor
lingkungan yang memberikan dampak pada
kesehatan tenaga kerja ( ILO ).
1. Obyek pengawasan :
• Faktor bahaya lingkungan kerja
• Higene perusahaan
• Pengendalian bahaya besar
• Pestisida
• Bahan kimia berbahaya
• Sanitasi lingkungan
• Alat pelindung diri
• Limbah industri
DASAR HUKUM PENGAWASAN
LINGKUNGAN KERJA
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja Pasal 2, Pasal 3 Ayat 1
Pasal 5, Pasal 8, Pasal 8, Pasal 9, Dan Pasal
14.
2. Undang-undang No. 3 Tahun 1969 Tentang
Persetujuan Konvensi Ilo No. 120 Mengenai
Hygiene Dalam Perniagaan Dan Kantor-
kantor Pasal 7.
3. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973
Tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan Dan Penggunaan Pestisida.
4. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975
Tentang Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi
5.Peraturan Menteri Perburuhan No. 7/1964
Tentang Syarat Kesehatan Kebersihan Serta
Penerangan Dalam Tempat Kerja.
6.Permenaker No. 3 / Men / 1985 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes.
7.Permenaker No. 3 / Men / 1986 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Tempat Kerja
Yang Mengelola Pestisida.
8.Kepmenaker No. 51 / Men / 1999 Tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Fisik Di Tempat
Kerja.
9.Kepmenaker No. 187 / Men / 1999
Tentang Pe- Ngendalian Bahan Kimia
Bebahaya Di Tempat Kerja.
10. Instruksi Menteri Tenaga Kerja N0.
2/M/Bw/Bk/1984,Tentang Pengesahan
Alat Pelindung Diri.
11. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
No. 01.Men/1997 Tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Kimia Dll, Udara
Lingkungan Kerja
RUANG LINGKUP
• Penanganan bahan kimia berbahaya
– Kepmenaker no. Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian bahan kimia berbahayadi tempat kerja
– SE No. 01 tahun 1997 tentang nilai ambang batas faktor
kimia di udara lingkungan kerja
• Lingkungan kerja
– Undang-undang No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan
Konvensi ILO No.120 mengenai Hygiene perniagaan dan
kantor-kantor ( pasal 7 )
– Kepmenaker No. 51/Men/1999 tentang Nilai ambang
batas faktor fisika di tempat kerja
– Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang
syarat kesehatan kebersihan serta penerangan dalam
tempat kerja.
Penggunaan pestisida
– Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973
tentang Pengawasan atas peradaran,
penyimpanan dan penggunaan pestisida
– Permenaker No. 3/Men/1986 tentang syarat
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
yang mengelola pestisida

• Limbah industri di tempat kerja


– Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja
• Higiene industri
– Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang
syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam
tempat kerja.
HIGENE
PERUSAHAAN
DEFINISI
• Menurut The American Industrial Hygiene Association
(AIHA, 1956 ) :
Higene perusahaan adalah ilmu dan seni pengenalan,
penilaian secara kualitatif dan kuantitatif, serta penerapan
teknologi pengendalian faktor-faktor bahaya lingkungan
kerja, sehingga masyarakat tenaga kerja dan masyarakat
umum terhindar dari efek samping kemajuan teknologi.
Sifat : teknis
Sasaran : lingkungan kerja.
• Higene perusahaan adalah menyangkut secara luas faktor-
faktor bahaya lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
gangguan kesehatan bagi tenaga kerja.
Konsepsi Higene Perusahaan
• Mengenal lingkungan kerja
• Menilai faktor-faktor lingkungan kerja
• Mengendalikan faktor-faktor bahaya
lingkungan kerja

Lingkungan Kerja
adalah segala sesuatu yang berada
di sekitar tenaga kerja yang dapat
mempengaruhi tenaga kerja dalam
melaksanakan tugasnya.
Agar Tenaga Kerja
Berada Dalam Keserasian / Kondisi Yang Baik
Maka Perlu Ada Keseimbangan Antara Lain
• BEBAN KERJA
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya,
beban tersebut mungkin fisik, mental atau sosial
1. KAPASITAS KERJA
Kemampuan kerja seseorang tenaga kerja tergantung
pada ketrampilan, pendidikan, kesegaran jasmani,
keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran-ukuran
tubuh. Semakin tinggi ketrampilan kerja yang dimiliki
akan semakin efisien sehinnga bebean kerja dirasakan
relatif kecil
1. BEBAN TAMBAHAN AKIBAT LINGKUNGAN
KERJA
Beban tambahan akibat lingkungan kerja sebagai
tambahan kerja langsung dari akibat pekerjaan yang
sebenarnya. Suatu pekerjaan biasanya dilakukan
dalam suatu lingkungan atau situasi yang berakibat
beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga
kerja
1. GIZI KERJA
Gizi merupakan sumber tenaga (kalori) bagi tenaga
kerja. Agar tenaga kerja mampu melakukan
pekerjaannya sehari-hari, maka kebutuhan zat gizi
(kalori) harus seimbang dengan beban pekerjaan
yang dilakukan sehingga tidak terjadi defisiensi
kalori dan zat gizi
1. ALAT KERJA
Perkakas/peralatan kerja yang dapat
menimbulkan kecelakaan kerja, rasa tidak
nyaman dan tidak aman harus dihindarkan,
karena dapat mempengaruhi produktivitas kerja
tenaga kerja
TERDAPAT 5 (LIMA)
FAKTOR LINGKUNGAN KERJA YANG MERUPAKAN
BEBAN TAMBAHAN BAGI TENAGA KERJA

• TERDAPAT 5 (LIMA)
FAKTOR LINGKUNGAN KERJA YANG MERUPAKAN BEBAN
TAMBAHAN BAGI TENAGA KERJA
d) Faktor fisiologis, misalnya sikap dan cara kerja yang
salah, konstruksi mesin yang tidak sesuai dengan
ukuran tubuh operatornya, waktu kerja, jam kerja
dan lain-lain
e) Faktor mental psikologis, misalnya hubungan kerja
antar karyawan atau antara keryawan dengan
atasannya yang kurang atau tidak baik, suasana
kerja, pekerjaan yang menonton, dan lain
sebagainya
HUBUNGAN ANTARA HIGENE
PERUSAHAAN DAN KESEHATAN
RESIKO BAHAYA GANGGUAN
PEKERJA
TEMPAT KERJA KESEHATAN

FISIK, KIMIA,BIOLOGI TERPAJAN BERAKIBAT


FISIOLOGI, PSIKOLOGI TERSERAP TIDAK BERAKIBAT

PENGENALAN PEMERIKSAAN KESEHATAN


PENILAIAN, PENGENDALIAN PEMANTAUAN BIOLOGI
LINGKUNGAN PEKERJA

KESEHATAN KERJA
HIGIENE PERUSAHAAN MEDIS
TEKNIS
Mengenal Lingkungan Kerja
(Konsep I Higene Perusahaan)

Dilakukan dengan survey pendahuluan untuk mengetahui :


•Proses produksi,
•Bahan yang dipakai,
•Hasil produksi dan hasil hasil samping,
•Faktor-faktor bahaya,
•Jumlah karyawan yang terpapar,
•Lamanya waktu pemaparan,
•Ketatarumahtanggaan perusahaan,
•Alat pengendali yang telah ada,
•dan lain-lain
Disamping pengamatan lingkungan kerja
diperlukan juga informasi yang dapat
dipakai untuk mengetahui keadaan-
keadaan yang berbahaya di suatu
perusahaan yaitu :
– Dari karyawan berupa keluhan-keluhan
yang dirasakan
– Hasil pemeriksaan kesehatan
– Dari pengawas kesehatan dan
keselamatan kerja
– Dari serikat pekerja
– Majalah, jurnal dan surat kabar
– Laporan penelitian
Manfaat Pengenalan
Lingkungan Kerja
Secara kualitatif dapat segera diketahui adanya
bahaya faktor lingkungan kerja dalam
rangkaian kegiatan proses.
Dapat dilakukan pengukuran dengan mudah,
cepat dan tepat pada lokasi yang ditentukan.
Membantu mendiagnosa suatu gejala / kasus
yang ditetmui dalam hubungan dengan
pekerjaan.
Menilai Faktor Bahaya di
Lingkungan Kerja
(Konsep Ke II Higene Perusahaan)

Penilaian faktor lingkungan kerja adalah untuk


mengetahui secara kualitatif dan kuantitatif tingkat
bahaya yang ada di tempat kerja. Penilaian dapat
dilakukan dengan pengambilan contoh ( sampling ),
analisa di laboratorium dan selanjutnya hasil
penilaian faktor bahaya tersebut diperbandingkan
dengan standar yang ada.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan sampel
• Titik pengambilan sampel
pada sumber kontaminan
pada daerah penghirupan tenaga kerja
pada daerah sekitar proses
• Lama pengambilan sample tergantung pada
Jenis alat, metode, perkiraan konsentrasi
• Jumlah sample tergantung pada tujuan
dua kali bila digunakan untuk efektiviatas pengendalian
banyak bila untuk melihat rata-rata perhari
• Periode pengambilan sampel
selama 24 jam ( 3 shift), tiap-tiap musim
ALAT-ALAT MONITORING
LINGKUNGAN KERJA
Faktor Lingkungan Kerja Alat Ukur
Kebisingan Sound Level Meter
Pencahayaan Lux meter
Getaran Vibrasi meter
Iklim Kerja Heat Stress Apparatus
Debu
- Pada Lingkungan Kerja Low Volume Dust Sampler
- Pada Tenaga Kerja Personal Dust Sampler
Gas Tube detector, impinger
Membandingkan Hasil Pengukuran
dengan Standar.
Langkah berikutnya dalam mengevaluasi
lingkungan kerja adalah membandingkan hasil
pengukuran dengan standar yang ada, baik
standar nasional ataupun standar internasional.
NILAI AMBANG BATAS
• Nilai ambang batas adalah kadar dimana
tenaga kerja sanggup menghadapinya dengan
tidak menunjukkan penyakit atau kelainan
dalam pekerjaan mereka sehari-hari untuk
waktu 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
Kegunaan dari NAB
• Sebagai standar untuk perbandingan.
• Pedoman perencanaan dan disain teknologi
pengendalian
• Substitusi bahan yang berbahaya dengan yang
kurang berbahaya
• Membantu menentukan gangguan kesehatan
atau timbulnya penyakit akibat kerja
NAB Faktor Fisik
• Permenaker No 5 Tahun 2018 tentang nilai ambang
batas faktor fisika, sebagai berikut :
- Kebisingan = 85 dB.A
- Iklim kerja ( parameter ISBB ) :
a. untuk beban kerja ringan = 30.0 oC
b. untuk beban kerja sedang = 26.7 oC
c. untuk beban kerja berat = 25.0 oC
Standar Penerangan
• Pemenaker 5 tahun 2018 dan PMK no 70
tahun 2016, tentang syarat-syarat kebersihan,
kesehatan serta penerangan dalam tempat
kerja. Kebutuhan intensitas penerangan
dibedakan menurut jenis pekerjaannya, yaitu
pekerjaan dengan tingkat ketelitian yang
tinggi, ketelitian sedang dan pekerjaan tidak
teliti.
NAB Faktor Kimia
• Pemenaker no 5 tahun 2018 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Kimia di Lingkungan Kerja.
Dibedakan tiga kategori :
1 NAB rata-rata selama jam kerja
2 NAB batas pemaparan singkat
(PSD / Pemajanan Singkat yang Diperkenankan)
3 NAB tertinggi
(KTD / Kadar Tertinggi yang Diperkenankan)
Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan
Kerja menurut Pemenaker No 5 Tahun 2018
Nama NAB PSD/KTD
Bahan Kimia BDS Mg/m3 BDS Mg/m3
Ammonia 25 17 35 24
Asam Sulfida 10 14 15 21
Karbon Monoksida 25 29 --- ---
Nitrogen Dioksida 3 5.6 5 ; A4 9,4 ; A4
Nitrogen Oksida 25 31 --- ---
Ozon (--) (--) (T.0,1) (T.0,20)
Partikulat tidak terklasifikasi
- Partikulat inhalabel --- 10(e) --- ---
- Partikel respirabel --- 3(e) --- ---
Sulfur Dioksida 2 ; A4 5,2 ; A4 5 ; A4 13 ; A4
Timah Hitam, logam dan 0,05 ; --- ---
persenyawaan anorganik A3
sebagai Pb
Pengendalian Lingkungan Kerja
(Konsep III Higene Perusahaan)

• Maksud pengendalian lingkungan kerja adalah untuk


menerapkan metode-metode tertentu agar bahaya di
lingkungan kerja berada sampai pada batas yang
dapat ditolerir oleh manusia dan lingkungannya.
• Waktu yang terbaik untuk merencanakan teknik
pengendalian adalah pada saat pabrik masih dalam
proses perencanaan.
Pengendalian lingkungan kerja pada
prinsipnya berpedoman pada herarki control
(Pemenaker No 5 Tahun 2018), yaitu :
a. Cara teknik :
- eliminasi
- substitusi
- modifikasi proses
- Isolasi
- penyelenggaraan ventilasi yang baik
b. Cara administratif :
- mengurangi waktu pemajanan
- rotasi pekerjaan
c. Program pemakaian alat pelindung diri ( APD )
BEBERAPA PERTANYAAN UNTUK
PENERAPAN HIGENE PERUSAHAAN :
• Bahan berbahaya apa yang dipergunakan / diproduksi ?
• Berupa Apa Kontaminannya ? - Bahaya kimia, fisika,
biologi, ergonomi
• Bagaimana dan dimana kontaminan keluar ?
• Bagaimana kondisi tempat kerja ?
0 4
• Apakah uapnya mudah menguap ? I I I I I
• Apakah kontaminan dipanaskan ?
• Apakah ada sumber yang potensial mudah menyala dalam ruangan ? Jika ada, buat
daftaranya
• Bagaimana kontaminan kontak / masuk kedalam tubuh ?
• Bagaimana kita mengukur banyaknya kontaminan ?
• Bagaimana pemajanan terhadap kontaminan dapat dihilangkan / dikurangi ?
• Buat daftar solusi yang sesuai dengan herarki kontrol : - Eliminasi, Substitusi,
Isolasi, Ventilasi, Administrasi, Alat pelindung diri
KEBISINGAN
Kebisingan didefinisikan sebagai :
• Suara yang tidak dikehendaki,
• Suara yang tidak mengandung kualitas
musik
• Suara yang mengganggu
• Suara yang timbul secara berkala dari
getaran-getaran yang tidak teratur.
• Suara yang meyebabkan gangguan
kesehatan
• Kualitas kebisingan ditentukan oleh 2 (dua)
hal yaitu intensitas dan frekuensinya.
• Satuan intensitas kebisingan dinyatakan
dalam desibel A ( dB.A) dan satuan
frekuensi dinyatakan dalam Hertz (Hz).
• Frekuensi suara yang dapat didengar oleh
telinga manusia antara 20 Hz - 20.000
Hz.
• Biasanya suatu kebisingan terdiri dari
campuran sejumlah gelombang dengan
beraneka ragam frekuensi.
• Telinga manusia paling sensitif terhadap
suara antara 2.000 - 5.000 Hz
Jenis Kebisingan
 Kebisingan kontinyu (Steady State Noise)
Kebisingan dimana fluktuasi dari intensitas
suara tidak lebih dari 6 dB. Misalnya suara
kompressor, kipas angin, dapur pijar, mesin
gergaji, dll.
 Kebisingan Intermitten (Interupted Noise)
Kebisingan dimana suara timbul dan
menghilang secara perlahan-lahan. Misalnya
suara lalu lintas dan suara pesawat udara
yang tinggal landas.
 Kebisingan impulsif (Impulsive/Impact
Noise)
kebisingan dimana waktu yang diperlukan
untuk mencapai puncak intensitasnya tidak
lebih dari 35 milidetik dan waktu yang
diperlukan untuk penurunan intensitas
sampai dengan 20 dB dibawah puncak tidak
lebih dari 5000 milidetik.
Contoh : suara pukulan palu, mesin plong, suara
ledakan.
Impuls dengan interval waktu < 0.5 detik atau
jumlah impuls per detik > 10, maka impuls noise
dapat dianggap sebagai kebisingan kontinyu.
NAB KEBISINGAN
Ditetapkan menurut Permenaker No 5 Tahun 2018

Waktu Intensitas Waktu Intensitas


pemajanan / kebisingan pemajanan / Kebisingan
Hari (dB.A ) hari (dB.A )
8 jam 85 28,12 detik 115
4 jam 88 14,06 detik 118
2 jam 91 7,03 detik 121
1 jam 94 3,52 detik 124
30 menit 97 1,76 detik 127
15 menit 100 0,88 detik 130
7,5 menit 103 0,44 detik 133
3,75 menit 106 0,22 detik 136
1,88 menit 109 0,11 detik 139
0,94 menit 112
Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB.A, walaupun sesaat
EFEK KEBISINGAN
Pada Indera Pendengaran
• Trauma akustik  paparan tunggal dng int. tinggi
atau tiba-tiba
• Ketulian sementara ( temporary threshold shift )
• Ketulian menetap ( permanen threshold shift )

Bukan pada Indera Pendengaran


• Gangguan komunikasi
• Gangguan tidur
• Gangguan pelaksanaan tugas
• Perasaan tidak senang / mudah marah
• Gangguan faal tubuh
Macam – macam ketulian
• Tuli konduktif : adanya gangguan konduksi
pada telinga bagian luar dan tengah.
• Tuli saraf : semua kelainan / penyakit pada
telinga bagian dalam, saraf pendengar atau
otak
• Tuli campuran : kombinasi dari kedua
ketulian
TEKNIK PENGUKURAN INTENSITAS
KEBISINGAN
Tujuan Pengukuran
• Untuk pengendalian lingkungan kerja.
Dilakukan dimana tenaga kerja berada,
pada pagi hari, siang dan sore.
• Untuk mengetahui efek kebisingan
terhadap pendengaran dilakukan secara
intensif, bila tenaga kerja berpindah
tempat maka diukur tingkat tekanan
suara dan dicatat waktunya di tempat
kerja tersebut, kemudian dihitung
rata-ratanya.
Peralatan ; Sound level meter.
Macamnya :
- Precision SLM - Survey SLM
- General purpose SLM - Special purpose SLM
Terdiri dari beberapa komponen al :
1. Microphone : mengubah energi gelombang suara
menjadi energi elektrik
2. Pre amplifier & amplifier : memperkeras signal
3. Weighting network : memodifikasi signal elektrik
4. Out put jack : mencatat atau menganalisis
5. Rectifier : mengubah arus bolak-balik menjadi
searah (AC – DC) sehingga menggerakkan display
6. Displai meter
• Calibrator : alat untuk mengkalibrasi
SLM
• Octave band filter set : dihubungkan
dengan SLM untuk mengetahui tingkat
tekanan suara pada berbagai frekuensi.
PROGRAM PEMELIHARAAN
PENDENGARAN
 Enginering control
Pengendalian secara teknis terutama
ditujukan pada sumber suara dan
transmisi suara sebelum mengenai
tenaga kerja.
> Pada sumber suara al :
Desain mesin yang baik.
Mengoperasian alat yang baik
Merawat mesin secara teratur
> Pada transmisi suara
- Machinery enclosure (total enclosure dan
partial enclosure)
- Barrier
- Peredam suara

Absorbent Transmision lose


material material Damping material

sealant
Vibration isolator
muffler

six building blocks of a well designed enclosure


 Administrative control
Pengendalian secara administrative
adalah setiap prosedur yang bertujuan
untuk membatasi pemaparan bising
melalui pengendalian rencana kerja.
Dilakukan dengan cara antara lain :
Rotasi pekerjaan,
Ruang kontrol,
Penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan,
Pemantauan lingkungan kerja,
Pemeriksaan kesehatan.
Pemantauan lingkungan kerja (pengukuran
intensitas kebisingan
Alat Pelindung Diri
Dibedakan menjadi 2 macam :
– Sumbat telinga (ear plug )
– Tutup telinga ( ear muff )

Tingkat perlindungan yang diberikan


tergantung pada :
– Alat pelindung telinga yang dipakai,
– Keadaan alat,
– Cara pemakaian,
– Cara pemeliharaan,
– Lamanya alat pelindung tersebut dipakai
pada waktu kerja.
IKLIM KERJA
SETEMPAT
TEKANAN PANAS
Iklim Kerja

Suhu udara Kelembaban Kecepatan Suhu radiasi


aliran udara

Produksi panas oleh tubuh

Tekanan panas
Iklim kerja adalah keadaan lingkungan
kerja yang merupakan perpaduan antara
suhu udara ( suhu basah dan suhu kering ),
kelembaban udara, kecepatan aliran udara
dan suhu radiasi.
Bilamana perpaduan parameter tersebut
dihubungkan dengan panas metabolisme
tubuh manusia, maka disebut tekanan
panas ( heat stress ).
Heat stress adalah beban yang diterima oleh
manusia, sedangkan heat strain adalah efek
dari beban tersebut pada manusia.
EFEK TEKANAN PANAS PADA FAAL
TUBUH
• Banyaknya Keringat yang Dihasilkan
Pada orang yang telah mengalami aklimatisasi keringat
yang dihasilkan kurang lebih 1-2 liter/jam atau 10 - 12 liter
selama 8 jam kerja.
• Banyaknya Keringat yang Menguap
Ditentukan oleh perbedaan antara tekanan uap air pada kulit
dan tekanan parsial uap air yang terdapat dalam udara
atmosfir.
• Denyut Jantung
Denyut jantung dapat dipengaruhi oleh beban fisik dan
beban tambahan.
Aklimatisasi
suatu proses adaptasi fisiologis yang ditandai
dengan pengeluaran keringat yang meningkat,
penurunan denyut jantung dan suhu tubuh.
Proses ini biasanya memerlukan waktu 7 - 10
hari dan aklimatisasi ini dapat menghilang
dengan cepat apabila pekerja tidak masuk
selama satu minggu
Cara terjadinya proses aklimatisasi
• Pada hari pertama kerja, pembebanan fisik dan
lamanya kerja diusahakan agar tidak melebihi
50 % dari yang sebenarnya.
• Pada hari kedua, beban dan lama kerja
ditambah 10 %.
• Demikian seterusnya, sehingga pada hari
keenam akan tercapai 100 %.
Teknik Pengukuran Tekanan Panas
Suhu kering ( Dry bulb temperature) : Suhu
udara yang ditunjukkan oleh suatu
termometer yang akurat setelah panas
radiasi yang mempengaruhi hasil
pembacaan dikoreksi.

Peralatan : Termometer bola kering (Dry


bulb thermometer ) terbuat dari kaca
berisi air raksa dengan kisaran 5 – 65 C
dengan ketelitian 0,1 C.
Suhu basah (Wet bulb temperature) : Suhu yang
menunjukkan bahwa udara telah jenuh dengan uap
air.
alami : suhu yang ditunjukkan oleh thermometer yang
bagian bawahnya dibalut dengan kain katun dan
dicelupkan dalam erlemeyer yang berisi aquadest
buatan (psikrometrik) : suhu yang ditunjukkan oleh
thermometer berbola basah dari psikrometrik.
Perlatan : sama dengan thermometer bola kering hanya
bagian bawah dibalut dengan kain katun / kapas yang
bersih dan dibasahi dengan aquadest
Ada 3 macam peralatan untuk mengukur
suhu kering dan suhu basah
• Psikrometer putar (sling psikrometer) : terdiri dari 2
buah thermometer yang satu dibalut dengan kain katun
dan terdapat pemutar  diputar secepatnya minimal 60
detik
• Psikrometer hisap (arsman psikrometer) : sama dengan
sling hanya dilengkapi kipas dengan kecepatan 3,5 – 5
meter/detik
• Psikrometer August : sama dengan sling hanya kain
katun memanjang kebawah dan selalu terendam air
suling dengan jarak 1 inchi.
Kelembaban (humidity):
• Absolut : berat uap air per unit volume udara (sekian
gr uap air dalam satu liter udara)
• Nisbi / relatif : rasio dari banyaknya uap air dalam
udara pada suatu temperature terhadap banyaknya
uap air pada saat udara telah jenuh dengan uap air
pada temperature tersebut (dalam %)
Peralatan : gabungan dari hasil suhu kering dan suhu
basah
Suhu bola / suhu radiasi
(globe temperature) :
suhu yang ditunjukkan
oleh thermometer berisi
air raksa yang dipasang
di pusat bola dari
tembaga dengan
diameter 15 cm / 4,4
cm yang dicat hitam
legam, dibaca  setelah
20 menit.
• Thermometer kata : untuk
mengukur kecepatan aliran
udara yang terbuat dari gelas
berisi alcohol yang diberi
warna merah , pada kedua
ujungnya ada bola dengan
ukuran berbeda (jarang
dipakai)
Ditetapkan menurut Permenaker No 5
Tahun 2018 dengan menggunakan
parameter Indeks Suhu Basah dan Bola
( ISBB )
Pengaturan waktu kerja ISBB ( oC )
setiap jam Beban kerja
Waktu kerja Waktu Ringan Sedang Berat
istirahat
Bekerja terus - 30.0 26.7 25.0
menerus
( 8jam/hari )
75 % kerja 25 % 30.6 28.0 25.9
istirahat
50 % kerja 50 % 31.4 29.4 27.9
istirahat
25 % kerja 75 % 32.2 31.1 30.0
istirahat
ISBB untuk di luar ruangan dengan panas radiasi :
ISBB = 0.7 Suhu basah alami + 0.2 Suhu bola + 0.1
Suhu kering

ISBB untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas


radiasi :
ISBB = 0.7 Suhu basah alami + 0.3 Suhu bola

Catatan :
Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 - 200 Kilokalori/jam
Beban kerja sedang membutuhkan kalori  200 - 350
Kilokalori/jam
Beban kerja berat membutuhkan kalori  350 - 500 Kilokalori/jam
 Pengendalian Tekanan Panas 
Pengendalian tekanan panas menurut komponen
pertukaran panas dilakukan dengan cara:
- Metabolisme: - Penambahan jam istirahat
- Proses mekanikasi /otomatisasi

- Radiasi : - Menggunakan tabir yang


memantulkan panas radiasi.
- Memakai apron.
- Memakai pakaian pelindung.
- Isolasi sumber panas radiasi.
- Konveksi :
> Bila suhu udara diatas 35 C direduksi
dengan menurunkan suhu udara, menurunkan
kecepatan aliran udara, memakai pakaian
kerja.
> Bila suhu udara dibawah 35 C direduksi
dengan menurunkan suhu udara,
mempercepat aliran udara, menanggalkan
pakaian kerja.
- Evaporasi :
Dapat ditingkatkan dengan mempercepat
aliran udara, menurunkan kelembaban udara.
 Engineering Controlle
 Isolasi Sumber Panas
 Radiation shielding.
 Reflective shields
 Absorbtive shielding.
 Transparant shielding.
 Flexible shielding
 Local exhaust ventilation.
 Localized cooling at work station.
 Ventilasi umum (general ventilation)
 Administrative Controll
– Permeriksaan kesehatan sebelum
kerja, berkala dan secraa khusus.
– Pengadaan air minum harus disediakan
dalam jumlah yang memadai
– Menyelenggarakan pelatihan dan
pendidikan
– Pengaturan lamanya kerja dan
istirahat
 Alat Pelindung Diri
– APD yang dipakai antara lain :
– Kacamata (goggles),
– Topi,
– Celemek
– Pakaian kerja yang dilapisi dengan
alumunium,
– Sarung tangan dari kulit atau
gaunlets
– Sepatu kerja.
GETARAN MEKANIK
• Getaran mekanik adalah suatu gerakan osilasi atau
mondar mandir sebuah benda / bidang terhadap posisi
pembanding.
• Getaran tersebut dapat terdiri dari satu komponen
tunggal atau beberapa komponen yang sangat
kompleks.
• Getaran mekanik biasanya terjadi karena mesin-mesin
atau alat-alat mekanik lainnya yang dijalankan
dengan suatu motor.
• Sebagian getaran mekanik tersebut akan disalurkan
ketubuh tenaga kerja yang menjalankan mesin atau
alat.
Jenis Getaran
• Getaran seluruh tubuh, adalah suatu getaran yang
terjadi karena adanya kontak antara tubuh (seluruh
tubuh) dengan permukaan yang bergetar. Misalnya
pengemudi traktor dimana seluruh tubuhnya akan
bergetar karena adanya kontak antara tubuh dan
tempat duduk dari traktor.
• Getaran setempat, adalah getaran yang terjadi pada
bagian-bagian tubuh tertentu seperti tangan atau kaki
yang kontak dengan permukaan yang sedang
bergetar. Misalnya pekerja penggergajian kayu
dengan menggunakan gergaji listrik; operator
pengeboran yang menggunakan pneumatic drill.
EFEK GETARAN
1. Efek Fisik
Efek fisik suatu getaran pada manusia
adalah bersifat mekanis, sedangkan efek
termis suatu getaran hanya terlihat pada
frekuensi-frekuensi ultrasonik.

2. Efek Fisiologis
Efek fisiologis misalnya resonansi subsistim
kepala-bahu akan menyebabkan gangguan
penglihatan.
Respon fisiologis terhadap getaran seluruh
tubuh pada tingkat pemaparan yang masih dapat
ditolerir oleh manusia adalah sebagi berikut :
Denyut nadi meningkat
Tekanan darah meningkat
Tidal volume meningkat
Hiperventilasi
3. Efek pada Performance
• Gangguan fungsi penglihatan
• Penurunan performance pada tracking task
• Pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan kontrol
otot, ketepatan dan ketrampilan dapat terganggu
TEKNIK PENGUKURAN GETARAN
Vibrasi : Gerakan osilasi atau gerakan mondar mandir
sebuah benda atau body terhadap posisi pembanding
atau disekitar titik keseimbangan
Tipe pemaparan :
• Whole body vibration : terjadi bila massa seluruh
tubuh terpapar getaran mis. Pengemudi forklift,
penumpang kapal.
• Localized vibration : vibrasi yang terjadi pada
bagian-bagian tertentu seperti tangan dan kaki mis.
operator gergaji listrik, operator bor listrik.
Tujuan pengukuran ;
• Mengetahui tingkat intensias getaran yang terpapar
(tingkat pemaparan seseorang)
• Mengetahui keadaan / kondisi mesin  kerusakan mesin
diketahui dengan naiknya tingkat getaran ( untuk deteksi
dini).
Peralatan yang digunakan :
• Vibration meter
• Vibration level recorder
• Sound level octave band analyzer  microphone diganti
dengan integrator yang dihubungkan dengan
accelerometer
Accelerometer : menurut cara kerjanya terdapat 2
macam
• Compression tipe : tipe tekanan
• Shear tipe : tipe gunting
Yang paling banyak digunakan adalah compression type
piezoelectric accelerometer
Pemasangan accelerometer
• Dipasang sedemikian rupa sehingga arah pengukuran
yang diinginkan berimpit dengan sumbu utama
• Pemasangan yang tepat pada satu titik ukur akan
diperoleh hasil yang akurat, bila tidak rapi akan
menggeser frekuensi resonansi sehingga membatasi
daerah frekuensi dari accelerometer yang
bersangkutan
Bentuk pemasangan accelerometer
• Batang berulir (screw)  terbaik
diperoleh karakteristik frekuensi getaran paling baik
pelumasan pada permukaan accelerometer sebelum
dikencangkan menambah kekakuan system accelerometer
• Malam (wax) : Tidak boleh ditempat kerja dengan suhu
udara tinggi.
• Perekat
• Magnet
• Kancing (nut)
• Probe yang dipegang tangan
Kalibrasi

• Dilakukan secara langsung dengan kurva


kalibrasi yang disediakan pabriknya.
• Dengan sumber getaran yang telah ditera
dengan penggerak baterey.
• Dengan accelerometer khusus sebagai
pembanding
Hal yang perlu diperhatikan
• Pilih accelerometer yang sesuai.
• Peralatan dikalibrasi
• Pasang accelerometer pada permukaan bergetar.
• Untuk mengetahui kondisi mesin accelerometer dipasang
sedemikian rupa sehingga langsung berhubungan dengan
getaran
• Untuk mengetahui tingkat getaran yang terpapar oleh
seseorang dilakukan sedekat mungkin dengan titik /
daerah dimana getaran dipancarkan
• Misalnya orang berdiri / duduk tanpa bantalan peredam
maka accelerometer langsung di pasang pada struktur
yang bergetar, sedangkan bila terdapat peredam maka
dudukan untuk accelerometer perlu dipasang antara tubuh
dan jok kursi.
NAB GETARAN
Permenaker No 5 Tahun 2018
tentang nilai ambang batas faktor
fisika di tempat kerja
Jumlah waktu pemajanan Nilai percepatan pada frekuensi
dominan
per hari kerja Meter per detik Grafitasi (G)
kuadrat (m / det 2)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0.40
2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0.61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0.81
kurang dari 1 jam 12 1.22

Catatan : 1 G = 9.81 m /
det 2
PENGAWASAN PESTISIDA
• PENGAWASAN ATAS
PEREDARAN ,PENYIMPANAN DAN
PENGGUNAAN PESTISIDA ADALAH
UNTUK MELINDUNGI KESELAMATAN
MANUSIA ,SUMBER-SUMBER
KEKAYAAN PERAIRAN,FAUNA DAN
FLORA ALAMI SERTA UNTUK
MENGHINDARI DARI KONTAMINASI
LINGKUNGAN
PESTISIDA

PENGERTIAN PESTISIDA SESUAI


DENGAN PERMENNAKER NO 3
TAHUN 1986 ADALAH SEMUA ZAT
KIMIA DAN BAHAN LAIN SERTA
JASAD RENIK DAN VIRUS YANG
DIPERGUNAKAN UNTUK :
• MEMBERANTAS ATAU MENCEGAH HAMA HAMA DAN
PENYAKIT YANG MERUSAK TANAMAN ,BAGIAN-BAGIAN
TANAMAN ATAU HASIL TANAMAN

• MEMBERANTAS RERUMPUTAN

• MEMATIKAN DAUN DAN MENCEGAH PERTUMBUHAN YANG


TIDAK DIINGINKAN

• MENGATUR DAN MERANGSANG PERTUMBUHAN TANAMAN


ATAU BAGIAN-BAGIAN TANAMAN TIDAK TERMASUK PUPUK
HEWAN PIARAAN ATAU TERNAK

• MEMBERANTAS ATAU MENCEGAH BINATANG-BINATANG


ATAU JASAD RENIK DALAM RUMAH TANGGA ,BANGUNAN
DAN ALAT-2 PENGANGKUTAN
PETUGAS PENGELOLA
PESTISIDA
•SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIPENUHI
SESUAI DENGAN PERMENNAKER NO
03/MEN/1986 ANTARA LAIN :
1.tenaga kerja telah berumur 18 tahun keatas
2.Telah mengalami pemeriksaan kesehatan
3.Telah mendapat penjelasan serta latihan
4.Mengerti cara pengelolaan pestisida
KETENTUAN YANG HARUS DIPENUHI OLEH
TENAGA KERJA :
1. Tidak boleh mengalami pemeparan lebih dari 5 jam
sehari, dan 30 jam seminggu
2. Memakai alat pelindung diri
3. Menjaga kebersihan badan,pakaian kerja dan APD
4. Dalam penyemprotan tidak boleh menggunakan
pestisida dalam bentuk debu
SANITASI LINGKUNGAN
PENGERTIAN

Usaha kesehatan masyarakat lingkungan


industri dengan mengadakan pencegahan
penyebaran penyakit menular atau lain-lain
gangguan terhadap kesehatan tenaga kerja
yang penyebabnya tidak bisa dipisahkan dari
proses produksi
Ruang lingkup
• Penyediaan air
• Sanitasi makanan
• Pemeliharaan fasilitas industri
• Pencegahan dan pembasmian vektor dan
rodent
• Pembuangan limbahKelengkapan fasilitas
kebersihan
• Tata rumahtangga perusahaan
Berdasarkan peruntukan :
Keperluan rumah tangga : air untuk
keperluan makan dan minum, mandi
dan cuci, dll
Keperluan proses produksi : untuk
badan pendingin, bahan pelarut,
bahan baku, bahan pencuci, dll

Water supply
Karakteristik air :
• biologis
• Fisik
• Kimiawi
• Radioaktif
SANITASI MAKANAN

 Sanitasi makanan merupakan upaya


pencegahan penyakit akibat makanan yang
dikonsumsi oleh tenaga kerja.
 Sanitasi makanan yang tidak baik akan
menyebabkan keracunan makanan pada
tenaga kerja
 Serangga mampu memindahkan bibit
penyakit kedalam tubuh manusia melalui kulit
ataupun selaput ledir dan menyebarkan
penyakit.

 Membersihkan gudang atau tempat


penimbunan barang lainnya guna
menghindari berkembangbiaknya serangga
dan tikus
PEMBUANGAN LIMBAH

• Limbah padat
• Limbah cair
• Limbah udara
PERLENGKAPAN FASILITAS
KEBERSIHAN
• Tempat cuci tangan dan tempat mandi
• WC yang memenuhi syarat
• Ruang makan dan kantin
TATA RUMAHTANGGA
PERUSAHAAN
• Industri dijaga agar tetap bersih, teratur dan
dicat dengan baik serta cukup penerangan dan
cukup kebutuhan pertukaran udara
• Mesin-mesin dan alat-alat diatur sehingg
cukup aman dan efisien untuk melaksanakan
pekerjaan dan mudah dibersihkan
• Bahan-bahan dan perbekalan ditimbun secara
aman
• Perkakas dan alat perlengkapan disimpan
dalam almari atau rak
• Tempat-tempat pembuangan sampah dan
penyimpanan harus tersedia di tempat yang
layak serta sering dikosongkan
• Tempat-tempat kerja harus terang, bebas dari
kotoran dan gangguan
• Lantai harus dibersihkan dan bebas
dari semua hambatan, bebas dari
bahan-bahan lain atau bahan yang
dapat menyebabkan terpeleset
• Ruangan, tempat lalu lintas dan jalan
keluar dari tempat kerja harus bebas
dari bahan buangan
• Semua sudut ruangan (tempat kerja)
harus dibersihkan, cukup
penerangannya, dan bebas dari bahan
buangan
• Bahan-bahan yang mudah terbakar harus
dibuang atau disimpan ditempat tertentu
• Sisa-sisa produksi disimpan dalam tempat
penyimpanan dan tertutup
• Semua larutan yang mudah terbakar
ditempatkan dalam wadah tertutup, disimpan
dalam suhu kamar atau dalam almari
• Bahan-bahan berbahaya harus disimpan diluar
bangunan utama dari industri
• Tempat penyimpanan yang digunakan untuk
menyimpan bahan-bahan harus diberi tanda
atau label
• Bahan-bahan yang kelebihan tidak boleh
ditinggal di tempat kerja
•Lantai, lubang dinding, atap, pipa, lampu dan
jendela harus dibersihkan secara teratur, dan
berkala
•Alat kerja yang sudah tua dan tidak dipakai,
harus dipindahkan dari tempat kerja atau
dibuang
•Tenaga kerja harus mengikuti prosedur kerja
yang ada untuk membersihkan tempat
kerjanya
•Inspeksi harus dilakukan secara teratur untuk
memelihara keadaan agar tetap bersih dan
teratur
ALAT PELINDUNG DIRI

Alat Pelindung diri harus dapat memenuhi beberapa


ketentuan yaitu :
– Memberikan perlindungan yang adekuat terhadap
bahaya yang spesifik
– Beratnya seringan mungkin dan nyaman
– Dapat dipakai secara fleksibel
– Bentuknya menarik
– Tidak mudah rusak
– Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan
– Memenuhi standar
– Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris
pemakainya
– Suku cadang mudah didapatkan
ALAT PELINDUNG KEPALA
Alat pelindung kepala menurut bentuknya dapat
dibedakan :
– Safety helmet (hard hat), untuk melindungi kepala
dari bahaya kejatuhan, terbentur dan terpukul oleh
benda-benda keras atau tajam.
– Hood, untuk melindungi kepala dari bahaya bahan-
bahan kimia, api dan panas radiasi.
– Hair cap (hair guard), untuk melindungi kepala
dari kotoran dan bahaya terjerat oleh mesin-mesin
yang berputar.
Cara Uji Safety Helmet
• Kekuatan
Topi pengaman/pelindung dijatuhi logam (besi)
dengan kekuatan sebesar 4 - 8 Kgfm. Dan lekukan
yang timbul pada topi tidak boleh melebihi jarak
antara topi dan anyaman penyangga.

• Kekakuan
Bagian pinggir topi ditekan dengan kekuatan sebesar
90 newton selama 8 - 10 detik, perubahan tidak boleh
lebih besar dari 5 mm.
• Daya Hambat Hantaran Listrik
Harus dapat menghambat aliran listrik sebesar 2200 -
15000 volt selama 1 menit.

• Kebakaran
Topi tidak akan terbakar bila diletakkan pada jarak 80
mm dari sumber api selama 1 menit.

• Suhu
Harus tahan terhadap suhu udara yang tinggi (48 - 50
o C) dan yang rendah (4 - 8 o C) selama 24 jam.
ALAT PELINDUNG MATA
Alat pelindung mata berfungsi untuk
melindungi mata dari percikan bahan-bahan
korosif, kemasukan debu-debu atau partikel-
partikel kecil yang melayang, pemajanan gas-
gas atau uap-uap yang menyebabkan iritasi
pada mata, radiasi dan benturan atau pukulan
benda-benda keras/tajam
Menurut bentuknya dapat digolongkan
menjadi :
– Kacamata (spectacles) dengan atau tanpa
pelindung samping
– Goggles (cup type/box type)
– Tameng muka (face shield/face screen)

Lensa dari kacamata pengaman/goggles terbuat


dari plastik (polycarbonate, cellulose acetate,
polycarbonate vinyl) yang transparan atau kaca.
Untuk melindungi mata dari radiasi
elektromagnetik yang tidak mengion (infra
merah, ultra violet), lensa kacamata
pengaman/goggles dilapisi dengan cobalt (Co)
dan diberi warna biru atau hijau untuk
mengurangi kesilauan.
Untuk melindungi mata dari bahaya radiasi
elektromagnetik yang mengion (sinar x) lensa
kacamata dilapisi dengan timah hitam (Pb).
ALAT PELINDUNG TELINGA
Dibedakan menjadi 2 macam :
– Sumbat telinga (ear plug )
– Tutup telinga ( ear muff ).
Keuntungan Ear Plug
– Ukurannya kecil
– Lebih nyaman dipakai di tempat kerja yang panas
– Tidak membatasi gerakan kepala
– Harganya murah
– Tidak dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup
kepala dan anting-anting.
Kerugian Ear Plug
• Diperlukan waktu yang lama untuk
pemasangannya
• Tingkat proteksinya lebih kecil
• Sulit dipantau oleh pengawas dalam
pemakaiannya
• Hanya dapat dipakai oleh pekerja yang
telinganya sehat
Keuntungan Ear Muff
– Daya atenuasinya lebih besar
– Dapat dipakai oleh semua pekerja
– Pemakaiannya mudah dipantau oleh pengawas
– Dapat dipakai oleh pekerja yang menderita infeksi telinga
yang ringan
– Mudah dicari bila kehilangan
Kerugian Ear Muff
– Tidak nyaman dipakai di tempat kerja yang panas
– Efektivitas dipengaruhi oleh pemakaian kacamata, tutup
kepala dan anting-anting
– Penyimpanannya lebih sulit
– Membatasi gerakan kepala
– Harganya lebih mahal
Tingkat perlindungan yang diberikan tergantung pada :
– Alat pelindung telinga yang dipakai,
– Keadaan alat,
– Cara pemakaian,
– Cara pemeliharaan
– Lamanya alat pelindung tersebut dipakai pada waktu kerja.
Efekifitas APT menurun oleh karena
– Menjadi keras dan mengkerut
– Kebocoran udara,
– Perambatan melalui bahan,
– Getaran dari alat pelindung telinga
– Konduksi tulang.
ALAT PELINDUNG PERNAPASAN
Dalam pemilihan perlu mengetahui
– Bentuk kontaminan
– Kadar kontaminan
– NAB kontaminan
– Apakah kontaminan membahayakan dalam
pemaparan singkat
– Apakah deficiency oksigen
Menurut fungsinya dibedakan
– Air purifying respirator
– Air supplying respirator
1. Air purifying respirator
– melindungi dr debu,gas, mist, uap, fume, asap, fog
– Toksisitas dan kadar zat kimia rendah
– Cara kerja filtrasi, adsorbsi, absorbsi

2. Air supplying respirator


– Tidak dilengkapi filter / adsorbent
– Untuk kontaminan toksik (kekurangan oksigen)
– Dengan mensuplay udara atau oksigen pada
pemakai melalui silinder, tangki atau kompresor
dengan alat pengatur tekanan
ALAT PELINDUNG TANGAN

Menurut bentuknya sarung tangan dibedakan


menjadi :
– Sarung tangan biasa (Gloves)
– Gaunlets (sarung tangan yang dilapisi dengan plat
logam
– Mitts (sarung tangan yang keempat jarinya
dibungkus menjadi satu kecuali ibu jari)
ALAT PELINDUNG KAKI
Menurut jenis pekerjaan safety shoes dapat dibedakan
menjadi :
– Sepatu pengaman yang digunakan pada
pengecoran baja (foundry leggings) terbuat dari
bahan kulit yang dilapisi dengan krom atau asbes
dan tinggi sepatu kurang lebih 35 cm.
– Sepatu yang digunakan di tempat-tempat yang
mengandung bahaya peledakan tidak boleh
memakai paku-paku yang dapat menimbulkan
percikan bunga api.
– Sepatu karet anti elektrostatik, digunakan untuk
melindungi dari bahaya listrik hubungan pendek.
Sepatu ini harus tahan terhadap tegangan listrik
sebesar 10.000 volt selama 3 menit.
– Sepatu pengaman untuk pekerja bangunan,
digunakan untuk melindungi kaki dari bahaya
tertusuk benda tajam, kejatuhan benda berat atau
terbentur oleh benda keras. Sepatu ini terbuat dari
kulit yang ujungnya dilengkapi dengan baja.
PAKAIAN PELINDUNG
Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi dari
bahaya kepercikan bahan-bahan kimia (chemical
spill) dan cuaca kerja yang ekstrim. Pakaian
pelindung dapat berbentuk :
– APRON : menutupi tubuh mulai dari dada
sampai lutut
– OVERALLS : menutupi seluruh bagian tubuh
Apron dibuat dari kain drill, kulit, plastik
(PVC/Polyethylene), karet, asbes atau kain yang
dilapisi aluminium.
Apron tidak boleh digunakan di tempat-tempat kerja
yang terdapat mesin-mesin yang berputar.

Anda mungkin juga menyukai