KESEHATAN KERJA
Mengapa Kesehatan Kerja penting
1. Pekerja berada di tempat kerja selama 8 jam
2. Banyak factor risiko di tempat kerja
3. Kesehatan Kerja tidak terpisahkan dengan K3 secaraa
keseluruhan
4. Kesehatan ada kaitan dengan produktifitas.
Bahaya Kesehatan di tempat kerja
Bahaya Kimia Bahaya Fisika
• Gas/uap • mekanik
• Cair, Padat • elektrik
•bising
• getaran
• ketinggian
Bahaya Psikososial
• tekanan mental/psikis Bahaya Biologikal
• tekanan teman sekerja
• penyalahgunaan wewenang • bakteria/virus/spora
Ergonomik • spora tumbuhan
Sikap dan cara kerja
Sumber risiko kesehatan
1. Manusia (host)
• Peraturan Pelaksanaan K3
LANDASAN
• Standar, Pedoman, Petunjuk Pelaksanaan
OPERASIONIL : Teknis K3 dll
13
Upaya Pelayanan Kesehatan Kerja adalah
Usaha Kesehatan di tempat kerja
Tujuan:
1. Memberikan bantuan terhadap tenaga kerja dalam
penyesuaian diri baik fisik maupun mental terutama
dalam penyesuaian dengan pekerjaannya
INTERVENSI
Menghilangkan atau
HAZARD mengurangi risiko
1. Tubuh manusia RISIKO
2. Perilaku kesehatan Dinilai besar
3. Lingkungan Kerja kecilnya / berat
4. Pekerjaan ringannya PELAYANAN
5. Pengorganisasian
KESEHAYAN KERJA
6. Budaya Kerja
PROGRAM KESEHATAN KERJA BERBASIS RISIKO
1. Manusia (host)
3. Lingkungan Kerja
mental)
2. Beban Kerja
Program / Upaya AMAN,
Pelayanan Kesehatan Kerja SEHAT
PRODUKTIF
Penyelenggaraan
PELAYANAN KESEHATAN
KERJA
- - Diatur
- - Dibina
- -Diawasi
Program / Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja (Unit
PKK)
1. Promotif
2. Prevetif
3. Curatif
4. Rehabilitatif
UPKK
Unit Pelayanan Kesehatan Kerja (UPKK)
(di luar Perusahaan)
TOP
……………………………. MANAJEMEN
UPKK
Bentuk Penyelenggaraan PKK (Ps 4 ayat.1 Permen 3 /1982)
Persyaratan Utama:
- 1. Memiliki sertifikat pelatihan Hiperkes/Kesehatan Kerja
bagi Dokter
2 Memenuhi ketentuan perundangan terkait lainnya: wajib
memiliki ijazah, STR dan SIP Dokter
34
-
….. lanjutan
-Kewajiban:
-Melaporkan hasil pelaksanaan pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja sekurang-kurangnya 2 bulan setelah
pelaksanaan.
Mencegah dehidrasi
Menjaga kondisi kesehatan
Penyediaan Wastafel dan sabun/hand soap
Menjaga kebugaran
Meningkatkan motivasi
dan gairah kerja
Mengurangi stress
Memelihara kesehatan
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja:
a. Sebelum bekerja untuk menentukan pekerjaan yang
sesuai
b. Secara berkala minimal 1 tahun sekali
SIKAP DAN CARA KERJA YANG BAIK
Istirahat dan Tidur yang Cukup
PROGRAM REHABILITASI
1.Penerapan K3
terencana, terukur 2.Melibatkan unsur
terstruktur, manajemen dan
terintegrasi pekerja
Pentingnya K3
1. UU no 1 th 1970 Pasal 3
1. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit,
penularan infeksi dan keracunan
2. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
3. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertibam
4. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
4.
Melakukan
5.
Pemeriksaan Suhu 6.
Membatasi
Tubuh di etiap pintu Safety
masuk dan mengamati Kontak Antar
Induction
kondisi umum peke`rja Pekerja
dan tamu
7. 8. 9.
Melakukan Mengatur Pola Konsultasi
Sosialisasi Kerja dan Kesehatan On
dan Edukasi Kelompok Kerja Line
4. EVALUASI PROGRAM K3
PEKERJA / BURUH
1. Mengetahui kondisi PENGUSAHA PEMERINTAH
kesehatan 1. Mengetahui status 1. Mengetahui
2. Memahami cara kesehatan TK (fit to
mencegah gangguan work status kesehatab
kesehatan 2. Dasar perencanaan pekerja
/evaluasi K3 2. Dasar
3. Mendapat
3. Meningkatkan kwalitas
perlindungan dari dan kwantitas produk perencanaan
gangguan kesehatan 4. Memenuhi ketentuan 3. Data pendukung
4. Memperoleh hak 5. Efisiensi beaya diagnosis PAK
kompemsasi
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
Pasal 5 :
1) Pengusaha/pengurus dilarang melakukan tes HIV untuk digunakan :
a) Sebagai prasarat suatu proses rekruitment
b) Untuk menentukan kelanjutan status pekerja/buruh
c) Sebagai kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
67
SE Dirjen Binawas No. SE 07/BW/1997
Ttg Pengujian Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Interpretasi hasil
1. Analisa data individu dapat dilakukan dengan
membandingkan dengan data base (data terakhir)
Parameter Px.
- Fisik lengkap, kesegaran jasmani
- Rontgen (bila mungkin)
- Laboratorium rutin
- Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
2. Pemeriksaan Kes.TK berkala / periodic
Tujuan
- Mempertahankan derajat kesehatan optimal
- Deteksi dini thd pengaruh lainnya
Parameter Px
- Fisik lengkap
- Kesegaran jasmani
- Rontgen Paru (bila mungkin)
- Pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
lanjutan…..
yaitu :
- setelah dirawat > 2 minggu
- usia > 40 tahun
- TK wanita / cacat
- melakukan pekerjaan ttt
- adanya dugaan tertentu / keluhan
- purna bakti (mau pensiun, pindah kerja)
- atas penilaian / pengamatan pengawas.
ANALISA HASIL MCU
Hasil MCU dianalisa secara
1. Individu
2. Kelompok Tenaga Kerja
A. Analisa Individu.
a. Rekam medis sebelumnya (sosiodemografi tenaga kerja)
b. MCU disesuaikan dengan risiko dan kebutuhan pekerjaan
c. Status kesehatan pada saat MCU (gangguan kesehatan yang dialami)
d. Perkembangan gangguan kesehatan dari waktu ke waktu.
e. Unit kerjanya (apakah pajanan mempengaruhi penyakitnya)
f. Bila menderita sakit perlu dilakukan tindak lanjut
pengobatan / perawatan
g. Penetapan laik kerja atau tidak.
Hasil MCU (individu) menggambarkan :
1. Kondisi medis pekerja apakah masih dapat melakukan pekerjaan
semula
2. Apakah kondisi medis pekerja menyebabkan tidak dapat melakukan
pekerjaan semula
3. Kondisi medis pekerja menyebabkan pekerja hanya dapat
melakukan pekerjaan semula dengan modifikasi *retriksi,
penyesuaian tempat kerja , dll) atau harus melakukan pekerjaan lain
4. Kondisi medis pekerja tidak dapat melakukan semua pekerjaan
. HASIL PENILAIAN (INDIVIDU) BIASA DINYATAKAN
Cara pengawasan
1. Menilai dan memeriksa Dokumen
2. Hasil pemeriksaan dicacat dan dianalisis
3. Melakukan verifikasi di lapangan
4. Saran dan rekomendasi (terutama yang sifatnya
wajib)
Obyek / Sasaran Pembinaan / Pengawasan
1. Berapa jumlah semua pekerja (PKWTT / PKWT)
2. Berapa jumlah karyawan yang diperiksa
3. MCU dilakukan sendiri atau Pihak Ketiga (syarat pihak ke-3 PJK3)
4. Tanyakan Dokumen dokumen
1. SKP dokter pemeriksa (berlaku / tidak)
2. Lembaga Pemeriksa harus PJK3 (berlaku /tidak)
3. Apakah pedoman pemeriksaan sudah dibuat
4. Apakah sudah membuat rencana pemeriksaan Kesja
5. Hasil MCU apakah sudah dilaporkan (kurang dari 2 bulan)
6. Bila ditemukan PAK apakah sudah dilaporkan (kurang 2 x 24 jam)
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Jenis penyakit yang diderita
(PERDOKI (ILO, WHO, ACOEM) tahun 2011)
4. Penyakit Umum
Umumnya termasuk penyakit umum (ada pada masyarakat umum)
Pajanan tidak menyebabkan penyakit akibat kerja
PENGERTIAN PAK
Pasal 1.
Penyakit yang disebabkan oleh Pekerjaan dan
/atau Lingkungan Kerja
Kecelakaan Kerja (Ps1.UU No.40 th 2004 ttg SJSN)
adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja
BISING/ GETARAN
IKLIM KERJA
FAKTOR FISIKA
PENCAHAYAAN
RADIASI/ GEL.
ELEKTROMAGNETIK
99
Silikosis
• Simple Silicosis
(lesions)
• Complicated Silicosis
Pasal 2 :
ayat (1).
Pekerja yang didiagnosa PAK berdasarkan surat
keterangan dokter berhak atas manfaat JKK meskipun
hubungan kerja telah berakhir
Pasal 2 :
Hak atas manfaat JKK sebagaimana dimaksud pada
Ayat (2).
ayat (1) diberikan apabila PAK timbul dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak
hubungan kerja berakhir.
Ayat (3). PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis penyakit :
a. yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas
pekerjaan
b. berdasakan sistem organ
c. Kanker akibat kerja dan
d. Spesifik lainna.
ayat (4 ): Lampiran Perpres 7 tahun 2019
Langkah 7:
Tentukan Diagnosis Okupasi:
PAK / Diperberat Pekerjaan /Bukan PAK
PENEMUAN KASUS PAK
LAYANAN
MCU PERTIMBSNGSN MEDIS
KESEHATAN
berkala / khusus DOKTER PENASEHAT
BEROBAT
Tujuan diagnosis PAK
1. Memenuhi Hak Pekerja
2. Dasar penatalaksanaan (pencegahan,
pengobatan dan pengendalian lingkungan kerja)
3. Membatasi kecacatan dan mencegah kematian
4. Melindungi pekerja lain
Kemungkinan PAK
NORMAL / CARRIER
SEMBUH
PAK CACAT
MENINGGAL
SISTEM PELAPORAN KK / PAK
Diperiksa
Diobati
Dirawat
BPJS KETENAGAKERJAAN /
SEMBUH TASPEN / ASABRI
(normal / cacat) Lapor tahap Ii
Dinas naker/ Kesehatan
MENINGGAL
Perbedaan pendapat
(BPJS Ketenagakerjaan / TASPEN / ASABRI , pekerja,
pengurus / pemberi kerja)
122
Penatalaksanaan PAK
1. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan dan Perawatan sesuai dengan
penyakiytnyua
2. Penatalaksanaan Okupasi
A. Surveilans Kesehatan
B. Kompensasi
C. RTW
Obyek / Sasaran Pembinaan dan
Pengawasan
1. Identifikasi bahaya di tempat kerja (Fisika, Kimia, Biologi, Ergonomi,
Psikososial)
2. Identifikasi kemungkinan PAK yang bisa timbul
3. Adakah kasus PAK
4. Bila ada kasus PAK
A. Sudahkah dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja (tahap I Dan tahap II)
B. Sudahkah JKK nya diberikan
C. Bagaimana Kelanjutan pekerjanya (tetap kerja / dipindahkan/ PHK)
PENYELENGGARAAN MAKANAN
DI TEMPAT KERJA
Vilda Ana VS
Meningkatkan dan
mempertahankan
kemampuan kerja
Produktifitas
FUNGSI MAKAN
MENGGANTI SEL
TENAGA PERTUMBUHAN YANG RUSAK
Kapasitas kerja PRODUKTIVITAS KERJA
Asupan makanan
( Kwantitatif dan Kwalitatif)
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
1. Umur
2. Berat badan
3. Jenis Kelamin
4. Keadaan khusus
KEBUTUHAN GIZI
SESEORANG
5. Lingkungan Kerja
a. suhu, bahan kimia
b. bakteri, psikologi
6. Aktifitas / Jenis
Pekerjaan
Kebutuhan Kalori
NO Kelamin Pek. Ringan Pek, Sedang Pek. Berat
1. Laki Laki 2000 – 2400 Kcal 2400 – 2800 Kcal 3000 – 3400 Kcal
2 Perempuan 1800 – 2200 Kcal 2200 – 2400 Kcal 2400 – 2800 Kcal
SE.Menaker No.SE.01/Men/1979 ttg Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
-anjuran :
- 50 s/d 200 ruang makan
- > 200 menyediakan kantin
SE.Dirjen Binawas No.SE.86/BW/89, ttg
Perusahaan catering yg mengelola makanan bagi TK
- Persh.cater.bagi TK rekomendasi
- Dinas Naker melakukan pembinaan
KEUNTUNGAN MEMBERIKAN MAKANAN BAGI TENAGA KERJA
Kemampuan
Kerja Produktivita
s
Kese
hatan
KEUNTUNGA
Mengatasi
N Kelelahan
Absen
si
Hubungan Senang
Pekerja Motivasi kerja
Pengusaha Gairah kerja
Hal hal yang perlu
diperhatikan
- bervariasi
- gizi seimbang
- kecukupan kalori
- - makanan biasa
(bukan pantangan)
Permenaker No.5 tahun 2018
141
Laporan Kasus keracunan makanan
Petugas PPPK
- TK ditunjuk oleh manajemen diserahi tugas
tambahan meleksanakan PPPK di tempat kerja
PENGERTIAN
❖Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) :
Upaya memberi pertolongan pertama pada korban
kecelakaan atau penyakit mendadak, dg cepat & tepat
sebelum korban mendapat pertolongan lebih lanjut.
1. Menyelamatkan nyawa
2. Mencegah keparahan
3. Meringankan penderitaan
4. Mempercepat penyembuhan
5. Mempertahankan daya tahan tubuh
6. Mencari pertolongan selanjutnya
Peraturan Perundangan Yang Terkait
Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970
- Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja untuk memberikan P3K
- Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina tenaga kerja dalam pemberian
P3K
\
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
- Pasal 2: Tugas pokok PKK diantaranya :
▪ Pelaksanaan P3K
▪ Pendidikan petugas P3K
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
❖ Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa,
atau bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini, dengan
memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus :
Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Perusahaan :
Alamat Perusahaan :
Jabatan :
Berlaku s/d :
Nama
NIP
Bentuk Lisensi Petugas P3K Di Tempat Kerja
Tampak bagian belakang :
Ps. 5
1) Petugas P3K di tempat kerja ditentukan berdasarkan jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja (dengan
rasio sebagaimana Lampiran I Peraturan ini.
RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA DENGAN
JUMLAH PEKERJA BERDASARKAN KLASIFIKASI TEMPAT KERJA
Tempat kerja
25 – 150 org 1 org
dengan potensi
bahaya rendah
1 orang untuk setiap
>150
150 orang atau
kurang
d) Diberi tanda yang jelas dengan papan nama yang jelas dan mudah
dilihat;
e) Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :
▪ wastafel dengan air mengalir;
▪ Kertas tisue/lap;
▪ Usungan/tandu;
▪ Bidai/spalk;
▪ Kotak P3K dan isi;
▪ Tempat tidur dengan bantal dan selimut;
▪ Tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti : tandu dan/atau kursi
roda;
▪ Sabun dan sikat;
▪ Pakaian bersih untuk penolong;
▪ Tempat sampah; dan
▪ Kursi tunggu bila diperlukan.
Ps 10. Persyaratan Kotak P3K :
1. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih
dengan lambang P3K berwarna hijau;
2. Isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II peraturan ini dan
tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
P3K di tempat kerja;
3. Penempatan kotak P3K :
a) Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang
jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan;
b) Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah kotak P3K
sebagaimana tercantum dalam lampiran III peraturan menteri ini;
c) Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau
lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah pekerja/buruh;
d) Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat,
maka masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah pekerja/buruh.
ISI KOTAK P3K
KOTAK A KOTAK B KOTAK C
No ISI (untuk 25 (untuk 50 TK/ (untuk 100
TK/ kurang) kurang) TK/kurang)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3. Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5. Plester Cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Kain segitiga/mittela 2 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 12 12 12
10. Sarung tangan sekali pakai 2 3 4
(pasangan) 2 4 6
11. Masker 1 1 1
12. Pinset 1 1 1
13. Lampu senter 1 1 1
14. Gelas untuk cuci mata 1 2 3
15. Kantong plastik bersih 1 1 1
16. Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
17. Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
18. Alkohol 70% 1 1 1
19. Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
20. Buku catatan 1 1 1
21. Daftar isi kotak
Ps 11.
Alat evakuasi dan alat transportasi dalam P3K di Tempat Kerja
meliputi :
Penularan terjadi melalui kontak dengan cairan tsb yang mengandung HIV
HIV tidak ditemukan di keringat, air kencing, tinja, air ludah (kecuali sudah
terkontaminasi dengan darah)
KONTAK SOSIAL TIDAK MENULARKAN HIV
KONTAK SOSIAL TIDAK MENULARKAN HIV
BUTUH KEWASPADAAN BUKAN KEPANIKAN
di dalam dan luar tempat kerja
Sebagai pekerja:
•Harus waspada terhadap semua potensi
bahaya ditempat kerja
•Membudayakan “CARA KERJA AMAN”
Kasus di Indonesia :
- - 85 % usia produktif
-3M
- berdampak pada dunia bisnis
Voluntary Counseling and Testing (VCT)
Layanan konseling dan test HIV secara sukarela
Prinsip
1. Sukarela/tidak ada paksaan ( ada
persetujuaan tertulis/inform consent)
2. Bersifat rahasia
3. Diawali dan di akhiri dengan konseling
4. Dilakukan oleh dokter yang
terlatih/kompeten
187
CARA PENCEGAHAN
Tidak melakukan hubungan seksual dg
pasangan yg tidak syah (abstinensia)
A
Saling setia pada satu pasangan
yang tidak terinfeksi HIV (baku setia)
B
Gunakan kondom untuk hubungan
seks yang berisiko
C
Hindari penggunaan jarum suntik
secara bergantian dan tidak steril
D
Penyampaian informasi yang benar ,elalui
pendidikan dan pelatihan
EDUCATION
E
SEKTOR YANG RENTAN HIV/AIDS
a. Bidang transportasi:
- (pelaut, pengemudi truk, nelayan)
b. Bidang Perkebunan, Kehutanan, Pertambangan,
dan Perminyakan
c. Industri lain dengan populasi pekerja laki2 yang
berpindah-pindah tempat.
LANDASAN HUKUM
• Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, dan peraturan pelaksanaanya
II. Covid-19
1. Adakah kasus Covid – 19 saat ini
2. Identifikasi Prokes K3 yang dilaksanakan di perusahaan tersebut
3. Adakah Satgas Covid di perusahaan.
PROSEDUR K3 KHUSUS HIV/AIDS
DI TEMPAT KERJA
197
Pertolongan pertama setelah paparan terhadap darah
orang lain
• Keluarkan darah dari tempat yang tertusuk atau
terkena benda tersebut.
• Cuci dengan air dan sabun (untuk mata dan mulut
hanya dengan air).
• Oleskan cairan antiseptik misalnya povidon iodine
pada area luka
• Konsultasi dengan tenaga medis untuk menilai
risiko.
MEMBERSIHKAN LOKASI KECELAKAAN
Bentuk Penghargaan
1. Piagam
2. Plakat
3. Lencana
4. Pin
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA
DI TEMPAT KERJA (P4GN)
Pasal 4
Komitmen pembentukan unit secara terpisah atau terintegrasi dengan
P2K3 / UPKK terintegrasi dengan program K3
Pasal 6.
Pengusaha dapat meminta pekerja/buruh yang diduga
menyalahgunakan narkoba untuk test dengan beaya
ditanggung perusahaan.
(hasil test rahasia, bila posistif perawatan atau rehabilitasi)
Pasal 7
Pengusaha dapat menjatuhkan tindakan disiplin pekerja /
buruh dalam hal pekerja/buruh tidak bersedia untuk mengikuti
program pencegahan, penanggulangan, perawatan, dan atau
rehabilitasi akibat penyalahgunaan narkotika, psikotropikan
atau zat adiktof lainnya.
Pasal 8
(1) Pengusahan atau pekerja/buruh harus segera melaporkan
kepada POLRI apabila ditemukan seseorang atau lebih
memiliki atau mengedarkan narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lainnya di tempat kerja.
(2) Laporan sbgmn ayat (1) juga dilaporkan kepada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kab/Kota
melalui mekanisme pelaporan P2K3
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TBC
DI TEMPAT KERJA
Program Directly – Observed Treatment Short course (DOTS) dengan
pengawasan langsung sangat penting memberikan konstribus terhadap
peroduktivitas dan ekonomi nasional
75 % pasien TB adalah usia produktif
Dibutuhksn komitmen yang kuat para pimpinan di tempat kerja,
diintegrasikan dengan program K3 di tempat kerja
Pimpinan Perusahaan
1. Komitmen menyediakan fasilitas dan Sumber Daya
2. Memfasilitasi pembentukan Tim TB DOTS
3. Meningkatkan peran serta pekerja
4. Menjamin tersedianya fasilitas kesehatan
5. Memfasilitasi ketersediaan obat anti Tb (OAT)
6. Menjalankan pencegahan dan Pengendalian infeksi (PPI) serta
monitoring
7. Mencatat dan melaorkan setiap kegiatan
Program pengendalian TBC di Tempat
Kerja
1. Temukan pasien secepatnya
TEMPO = Temukan, Pisahkan, Obati