Bahaya Psikososial
• tekanan mental/psikis Bahaya Biologikal
• tekanan teman sekerja
• penyalahgunaan wewenang • bakteria/virus/spora
Ergonomik • spora tumbuhan
Sikap dan cara kerja
Pengertian Kesehatan Kerja
(Joint ILO/WHO Committee 1995 ):
• Promosi dan pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari kesehatan
fisik, mental dan sosial dari pekerja pada semua pekerjaan;
• pencegahan gangguan kesehatan pada pekerja yang disebabkan oleh
kondisi kerja mereka;
• perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari resiko akibat faktor-
faktor yang mengganggu kesehatan;
• penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja
yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologisnya; dan sebagai kesimpulan,
penyesuaian pekerjaan, terhadap manusia dan setiap manusia terhadap
pekerjaannya.
KESEHATAN KERJA (PP 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja)
adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang
berada di tempat kerja agar tetap sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang dakibatkan dari
pekerjaan,
7
Berbagai bahaya Kesehatan di Tempat
Kerja
8
1 2 3 4 5
1. Manusia (host)
Work place
Work Worker
Material healthy
INTERVENSI
Menghilangkan atau
HAZARD mengurangi risiko
1. Tubuh manusia RISIKO
2. Perilaku kesehatan Dinilai besar
3. Lingkungan Kerja kecilnya / berat
4. Pekerjaan ringannya PELAYANAN
5. Pengorganisasian
KESEHAYAN KERJA
6. Budaya Kerja
PROGRAM KESEHATAN KERJA BERBASIS RISIKO
1. Manusia (host)
Penyelenggaraan
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
- - Diatur
- - Dibina
- -Diawasi
Program / Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja (Unit PKK)
1. Promotif
2. Prevetif
3. Curatif
4. Rehabilitatif
UPKK
Unit Pelayanan Kesehatan Kerja (UPKK)
(di luar Perusahaan)
TOP
………………………….. MANAJEMEN
UPKK
Bentuk Penyelenggaraan PKK (Pasal 4 ayat.1)
Persyaratan Utama:
- 1. Memiliki sertifikat pelatihan Hiperkes/Kesehatan Kerja bagi Dokter
2 Memenuhi ketentuan perundangan terkait lainnya: wajib memiliki
ijazah, STR dan SIP Dokter
- 37
….. lanjutan
- Kewajiban:
- Melaporkan hasil pelaksanaan pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja sekurang-kurangnya 2 bulan setelah
pelaksanaan.
Mencegah dehidrasi
Menjaga kondisi kesehatan
Penyediaan Wastafel dan sabun/hand soap
Menjaga kebugaran
Meningkatkan motivasi
dan gairah kerja
Mengurangi stress
Memelihara kesehatan
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja:
a. Sebelum bekerja untuk menentukan pekerjaan yang sesuai
b. Secara berkala minimal 1 tahun sekali
SIKAP DAN CARA KERJA YANG BAIK
Istirahat dan Tidur yang Cukup
PROGRAM REHABILITASI
1.Penerapan K3
terencana, terukur 2.Melibatkan unsur
terstruktur, manajemen dan
terintegrasi pekerja
Pentingnya K3
Dampak Pandemi (Dampak bagi sector Ketenagakerjaan)
1. Penutupan Perusahaan
2. Perobahan Tingkat Permintaan Barang
3. Gangguan pelayanan
4. Ketidak hadiran buruh / pekerja yang significant
5. Keterlambatan mobilisasi barang dan orang
6. Penurunan Persediaan logistic dan Jasa
7. Produktivitas menurun
UU no 1 th 1970 Pasal 3
1. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit, penularan infeksi dan keracunan
2. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
3. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertibam
4. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
4.
Melakukan 5.
Pemeriksaan Suhu 6.
Membatasi
Tubuh di etiap pintu Safety
masuk dan mengamati Kontak Antar
Induction
kondisi umum peke`rja Pekerja
dan tamu
7. 8. 9.
Melakukan Mengatur Pola Konsultasi
Sosialisasi Kerja dan Kesehatan On
dan Edukasi Kelompok Kerja Line
4. EVALUASI PROGRAM K3
PEKERJA / BURUH
1. Mengetahui kondisi PENGUSAHA PEMERINTAH
kesehatan 1. Mengetahui status 1.Mengetahui
2. Memahami cara kesehatan TK (fit to
work status kesehatab
mencegah gangguan
kesehatan 2. Dasar perencanaan pekerja
/evaluasi K3 2.Dasar
3. Mendapat
3. Meningkatkan kwalitas
perlindungan dari dan kwantitas produk perencanaan
gangguan kesehatan 4. Memenuhi ketentuan 3.Data pendukung
4. Memperoleh hak 5. Efisiensi beaya diagnosis PAK
kompemsasi
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
Pasal 5 :
1) Pengusaha/pengurus dilarang melakukan tes HIV untuk digunakan :
a) Sebagai prasarat suatu proses rekruitment
b) Untuk menentukan kelanjutan status pekerja/buruh
c) Sebagai kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
Interpretasi hasil
1. Analisa data individu dapat dilakukan dengan membandingkan dengan
data base (data terakhir)
Parameter Px.
- Fisik lengkap, kesegaran jasmani
- Rontgen (bila mungkin)
- Laboratorium rutin
- Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
2. Pemeriksaan Kes.TK berkala / periodic
Tujuan
- Mempertahankan derajat kesehatan optimal
- Deteksi dini thd pengaruh lainnya
Parameter Px
- Fisik lengkap
- Kesegaran jasmani
- Rontgen Paru (bila mungkin)
- Pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
lanjutan…..
yaitu :
- setelah dirawat > 2 minggu
- usia > 40 tahun
- TK wanita / cacat
- melakukan pekerjaan ttt
- adanya dugaan tertentu / keluhan
- purna bakti (mau pensiun, pindah kerja)
- atas penilaian / pengamatan pengawas.
ANALISA HASIL MCU
Hasil MCU dianalisa secara
1. Individu
2. Kelompok Tenaga Kerja
A. Analisa Individu.
a. Rekam medis sebelumnya (sosiodemografi tenaga kerja)
b. MCU disesuaikan dengan risiko dan kebutuhan pekerjaan
c. Status kesehatan pada saat MCU (gangguan kesehatan yang dialami)
d. Perkembangan gangguan kesehatan dari waktu ke waktu.
e. Unit kerjanya (apakah pajanan mempengaruhi penyakitnya)
f. Bila menderita sakit perlu dilakukan tindak lanjut
pengobatan / perawatan
g. Penetapan laik kerja atau tidak.
Hasil MCU (individu) menggambarkan :
1. Kondisi medis pekerja apakah masih dapat melakukan pekerjaan
semula
2. Apakah kondisi medis pekerja menyebabkan tidak dapat melakukan
pekerjaan semula
3. Kondisi medis pekerja menyebabkan pekerja hanya dapat
melakukan pekerjaan semula dengan modifikasi *retriksi,
penyesuaian tempat kerja , dll) atau harus melakukan pekerjaan lain
4. Kondisi medis pekerja tidak dapat melakukan semua pekerjaa,
. HASIL PENILAIAN (INDIVIDU) BIASA
DINYATAKAN
1. Laik Kerja atau Fit To Work
a. Mampu melakukan pekerjaan semula dengan efisien
b.Tidak ada risiko yang berarti bagi diri sendiri, rekan kerja,
lingkungan
Cara pengawasan
1. Menilai dan memeriksa Dokumen
2. Hasil pemeriksaan dicacat dan dianalisis
3. Melakukan verifikasi di lapangan
4. Saran dan rekomendasi (terutama yang sifatnya
wajib)
Obyek / Sasaran Pembinaan / Pengawasan
1. Berapa jumlah semua pekerja (PKWTT / PKWT)
2. Berapa jumlah karyawan yang diperiksa
3. MCU dilakukan sendiri atau Pihak Ketiga (syarat pihak ke-3 PJK3)
4. Tanyakan Dokumen dokumen
1. SKP dokter pemeriksa (berlaku / tidak)
2. Lembaga Pemeriksa harus PJK3 (berlaku /tidak)
3. Apakah pedoman pemeriksaan sudah dibuat
4. Apakah sudah membuat rencana pemeriksaan Kesja
5. Hasil MCU apakah sudah dilaporkan (kurang dari 2 bulan)
6. Bila ditemukan PAK apakah sudah dilaporkan (kurang 2 x 24 jam)
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Jenis penyakit yang diderita
(PERDOKI (ILO, WHO, ACOEM) tah 2011)
Kedua jenis penyakit ini disebut PAK bila bisa dibuktikan dengan tahapan 7 langkah
diagnosis PAK
2. Penyakit diperberat oleh pekerjaan / lingkungan kerja
atau Penyakit yang mengenai Populasi Pekerja (Disease affecting
working population)
penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen
penyebab di tempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi
lingkungan pekerjaan yang buruk
3. Penyakit Umum
Umumnya termasuk penyakit umum (yang ada pada masyarakat umum)
Pajanan tidak menyebabkan penyakit akibat kerja
PENGERTIAN PAK
Pasal 1.
Penyakit yang disebabkan oleh Pekerjaan dan /atau
Lingkungan Kerja
Kecelakaan Kerja
adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja
(Pasal 1 ,UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN)
• Simple Silicosis
(lesions)
• Complicated Silicosis
Pasal 2 :
ayat (1).
Pekerja yang didiagnosa PAK berdasarkan surat
keterangan dokter berhak atas manfaat JKK meskipun
hubungan kerja telah berakhir
Pasal 2 :
Ayat (2). Hak atas manfaat JKK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan apabila PAK timbul dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) tahun terhitung sejak hubungan kerja berakhir.
Ayat (3). PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis
penyakit :
a. yang disebabkan pajanan faktor yang timbul dari aktivitas
pekerjaan
b. berdasakan sistem organ
c. Kanker akibat kerja dan
d. Spesifik lainna.
ayat (4 ): Lampiran Perpres 7 tahun 2019
Langkah 7:
Tentukan Diagnosis Okupasi:
PAK / Diperberat Pekerjaan /Bukan PAK
PENEMUAN KASUS PAK
NORMAL / CARRIER
SEMBUH
PAK CACAT
MENINGGAL
SISTEM PELAPORAN KK / PAK
Diperiksa
Diobati
Dirawat
BPJS KETENAGAKERJAAN /
SEMBUH TASPEN / ASABRI
(normal / cacat) Lapor tahap Ii
Dinas naker/ Kesehatan
MENINGGAL
Perbedaan pendapat
(BPJS Ketenagakerjaan / TASPEN / ASABRI , pekerja,
pengurus / pemberi kerja)
125
Penatalaksanaan PAK
1. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan dan Perawatan sesuai dengan
penyakiytnyua
2. Penatalaksanaan Okupasi
A. Surveilans Kesehatan
B. Kompensasi
C. RTW
Obyek / Sasaran Pembinaan dan Pengawasan
1. Identifikasi bahaya di tempat kerja (Fisika, Kimia, Biologi, Ergonomi,
Psikososial)
2. Identifikasi kemungkinan PAK yang bisa timbul
3. Adakah kasus PAK
4. Bila ada kasus PAK
A. Sudahkah dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja (tahap I Dan tahap II)
B. Sudahkah JKK nya diberikan
C. Bagaimana Kelanjutan pekerjanya (tetap kerja / dipindahkan/ PHK)
PENYELENGGARAAN MAKANAN
DI TEMPAT KERJA
Vilda Ana VS
Meningkatkan dan
mempertahankan
kemampuan kerja
Produktifitas
FUNGSI MAKAN
MENGGANTI SEL
TENAGA PERTUMBUHAN
YANG RUSAK
Kapasitas kerja
Asupan makanan
( Kwantitatif dan Kwalitatif)
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
1. Umur
2. Berat badan
3. Jensi Kelamin
4. Keadaan khusus
KEBUTUHAN GIZI
SESEORANG
5. Lingkungan Kerja
a. suhu, bahan kimia
b. bakteri, psikologi
6. Aktifitas / Jenis
Pekerjaan
Kebutuhan Kalori
NO Kelamin Pek. Ringan Pek, Sedang Pek. Berat
1. Laki Laki 2000 – 2400 Kcal 2400 – 2800 Kcal 3000 – 3400 Kcal
2 Perempuan 1800 – 2200 Kcal 2200 – 2400 Kcal 2400 – 2800 Kcal
6. SE.Menaker No.SE.01/Men/1979 ttg
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
-anjuran :
- 50 s/d 200 ruang makan
- > 200 menyediakan kantin
7. SE.Dirjen Binawas No.SE.86/BW/89, ttg
Perusahaan catering yg mengelola makanan bagi TK
- Persh.cater.bagi TK rekomendasi
- Dinas Naker melakukan pembinaan
Pemahaman
Pengurus dan
Cara Pekerja Lingkungan
Menyediakan Tempat
Makanan Kerja
Konsumsi MASALAH
makanan
rendah
Diberikan
Uang
Makan
Kapan Berapa
diberikan Kalori
diberikan
KEUNTUNGAN MEMBERIKAN MAKANAN BAGI TENAGA KERJA
Kemampuan
Kerja
Produktivitas
Kesehatan
KEUNTUNGAN Mengatasi
Kelelahan
Absensi
Hubungan Senang
Pekerja Motivasi kerja
Pengusaha Gairah kerja
Sistem pengelolaan langsung
oleh perusahaan
- bervariasi
- gizi seimbang
- kecukupan kalori
- - makanan biasa
(bukan pantangan)
Permenaker No.5 tahun 2018
147
Laporan Kasus keracunan makanan
Petugas PPPK
- TK ditunjuk oleh manajemen diserahi tugas
tambahan meleksanakan PPPK di tempat kerja
PENGERTIAN
1. Menyelamatkan nyawa
2. Mencegah keparahan
3. Meringankan penderitaan
4. Mempercepat penyembuhan
5. Mempertahankan daya tahan tubuh
6. Mencari pertolongan selanjutnya
Peraturan Perundangan Yang Terkait
Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970
- Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja untuk memberikan P3K
- Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina tenaga kerja dalam
pemberian P3K
\
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
- Pasal 2: Tugas pokok PKK diantaranya :
Pelaksanaan P3K
Pendidikan petugas P3K
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa,
atau bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini, dengan
memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus :
Penerbitan Sertifikat
1) Penerbitan sertifikat bagi yang baru mengikuti pelatihan :
sertifikat dikeluarkan oleh Dirjen Binwasnaker dan K3 c.q
Direktur Pengawasan Norma K3.
2) Penerbitan sertifikat bagi yang pernah mengikuti pelatihan
sebelum dikeluarkannya Keputusan ini.
Dalam hal petugas P3K di tempat kerja yang pernah
mengikuti pelatihan sebelum pedoman ini dikeluarkan dan
telah memiliki sertifikat dari penyelenggara pelatihan,
maka sertifikat dapat diterbitkan oleh Dirjen Binwasnaker
c.q Direktur Pengawasan Norma K3, setelah melalui proses
evaluasi.
Lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja
• Lisensi Petugas P3K di tempat kerja diterbitkan oleh instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat
• Pemberian lisensi bagi Petugas P3K di Tempat Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
1.Pengurus harus mengajukan permohonan kepada Instansi yang bertanggung jawab
dibidang ketenagakerjaan setempat disertai lampiran :
a) Surat keterangan penunjukkan dari perusahaan sebagai Petugas P3K di tempat
kerja.
b) Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter.
c) Surat pernyataan bersedia ditunjuk sebagai Petugas P3K di Tempat Kerja
d) Salinan sertifikat
e) Pasfoto 2x3 berwarna sebanyak 2 lembar
2.Lisensi petugas P3K di tempat kerja berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal
diterbitkan dan dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan dan lampiran
sebagaimana tersebut pada huruf 1, dan disertai laporan kegiatan selama
pemberian lisensi.
Bentuk Lisensi Petugas P3K Di Tempat Kerja
Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Perusahaan :
Alamat Perusahaan :
Jabatan :
Berlaku s/d :
……………, tanggal-bulan-tahun
5,5 cm
Kepala Dinas............... ......
Nama
NIP
Bentuk Lisensi Petugas P3K Di Tempat Kerja
Tampak bagian belakang :
Ps. 5
1) Petugas P3K di tempat kerja ditentukan berdasarkan jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja (dengan
rasio sebagaimana Lampiran I Peraturan ini.
RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA
DENGAN JUMLAH PEKERJA BERDASARKAN
KLASIFIKASI TEMPAT KERJA
Klasifikasi Tempat Kerja Jumlah pekerja Jumlah petugas P3K
Tempat kerja
25 – 150 org 1 org
dengan potensi
bahaya rendah
>150
1 orang untuk setiap
150 orang atau
kurang
d) Diberi tanda yang jelas dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat;
e) Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :
wastafel dengan air mengalir;
Kertas tisue/lap;
Usungan/tandu;
Bidai/spalk;
Kotak P3K dan isi;
Tempat tidur dengan bantal dan selimut;
Tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti : tandu dan/atau kursi
roda;
Sabun dan sikat;
Pakaian bersih untuk penolong;
Tempat sampah; dan
Kursi tunggu bila diperlukan.
Ps 10. Persyaratan Kotak P3K :
1. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih
dengan lambang P3K berwarna hijau;
2. Isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II peraturan ini dan
tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
P3K di tempat kerja;
3. Penempatan kotak P3K :
a) Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah yang
jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila akan digunakan;
b) Disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah kotak P3K
sebagaimana tercantum dalam lampiran III peraturan menteri ini;
c) Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau
lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah pekerja/buruh;
d) Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung bertingkat,
maka masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah pekerja/buruh.
ISI KOTAK P3K
KOTAK A KOTAK B KOTAK C
No ISI (untuk 25 (untuk 50 TK/ (untuk 100
TK/ kurang) kurang) TK/kurang)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3. Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5. Plester Cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Kain segitiga/mittela 2 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 12 12 12
10 Sarung tangan sekali pakai 2 3 4
. (pasangan) 2 4 6
Masker 1 1 1
11. Pinset 1 1 1
12 Lampu senter 1 1 1
. Gelas untuk cuci mata 1 2 3
13 Kantong plastik bersih 1 1 1
. Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
14 Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
. Alkohol 70% 1 1 1
15 Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
. Buku catatan 1 1 1
16 Daftar isi kotak
.
17
.
Ps 11.
Alat evakuasi dan alat transportasi dalam P3K di Tempat Kerja
meliputi :
187
DIMANAKAH HIV ITU BERADA?
HIV terutama ditemukan di:
- Darah
- Cairan Vagina
- Air Mani (bukan pada sperma)
- Air Susu Ibu
Sebagai pekerja:
• Harus waspada terhadap semua potensi
bahaya ditempat kerja
• Membudayakan “CARA KERJA AMAN”
Kasus di Indonesia :
-
- 85 % usia produktif
-3M
- berdampak pada dunia bisnis
Voluntary Counseling and Testing (VCT)
Layanan konseling dan test HIV secara sukarela
Prinsip
1. Sukarela/tidak ada paksaan ( ada
persetujuaan tertulis/inform consent)
2. Bersifat rahasia
3. Diawali dan di akhiri dengan konseling
4. Dilakukan oleh dokter yang
terlatih/kompeten
193
CARA PENCEGAHAN
Tidak melakukan hubungan seksual dg
pasangan yg tidak syah (abstinensia)
A
Saling setia pada satu pasangan
yang tidak terinfeksi HIV (baku setia)
B
Gunakan kondom untuk hubungan
seks yang berisiko
C
Hindari penggunaan jarum suntik
secara bergantian dan tidak steril
D
Penyampaian informasi yang benar ,elalui
pendidikan dan pelatihan
EDUCATION
E
SEKTOR YANG RENTAN HIV/AIDS
a. Bidang transportasi:
- (pelaut, pengemudi truk, nelayan)
b. Bidang Perkebunan, Kehutanan, Pertambangan,
dan Perminyakan
c. Industri lain dengan populasi pekerja laki2 yang
berpindah-pindah tempat.
LANDASAN
HUKUM
• Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, dan peraturan pelaksanaanya
II. Covid-19
1. Adakah kasus Covid – 19 saat ini
2. Identifikasi Prokes K3 yang dilaksanakan di perusahaan tersebut
3. Adakah Satgas Covid di perusahaan.
PROSEDUR K3 KHUSUS
HIV/AIDS
DI TEMPAT KERJA
203
Pertolongan pertama setelah paparan terhadap darah
orang lain
• Keluarkan darah dari tempat yang tertusuk atau
terkena benda tersebut.
• Cuci dengan air dan sabun (untuk mata dan mulut
hanya dengan air).
• Oleskan cairan antiseptik misalnya povidon iodine
pada area luka
• Konsultasi dengan tenaga medis untuk menilai
risiko.
MEMBERSIHKAN LOKASI
KECELAKAAN
• Hindari kontak dengan darah,
• Bercak darah dibersihkan dengan larutan khlorine 0,5% (1
bagian pemutih: 9 bagian air) dengan bahan yang mudah
menyerap
• Buang bahan yang terkontaminasi darah ke dalam kantong
plastik atau tempat tahan tembus dan dibakar/dikubur.
• Baju atau bahan-bahan yang terkena bercak darah harus
dicuci dengan air panas dan detergent selama 30 menit.
KEWASPADAAN BAKU
(Universal Precaution)
• Mencuci tangan sebelum/sesudah kontak dengan
pasien
• Tidak menutup jarum suntik dengan 2 tangan
• Pembuangan benda tajam dalam tempat khusus
• Sarung tangan bila akan kontak dengan darah,
cairan tubuh, kulit luka & mukosa
• Memakai APD bila kemungkinan terciprat
• Langsung membersihkan darah dll
• Sistem pembuangan sampah/limbah yang aman
MASALAH HIV/AIDS & DUNIA KERJA
Bentuk Penghargaan
4. Piagam
5. Plakat
6. Lencana
7. Pin
SEMOGA BERMANFAAT
TERIMA KASIH
PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19
DI TEMPAT KERJA
4.
2. 3. Melakukan
1. Memastik Pemeriksaan Suhu
Penerapan
Melakukan Hygiene an Tubuh di etiap
Kampanye Sanitasi Memakai
pintu masuk dan
PHBS mengamati kondisi
Perusahaan APD umum peke`rja dan
tamu
5. 6. 7. 8.
Membatasim Melakukan Mengatur Pola
Kontak Antar
Safety Sosialisasi Kerja dan
Pekerja Induction dan Edukasi Kelompom Kerja
TERIMA KASIH