KESEHATAN KERJA
Ta’aruf
• Nama : dr. Dimas Pramita Nugraha, M.Sc
• TTL : Pontianak 1400 H
• Pekerjaan : Dosen FK UNRI
• Keluarga : 1 Orang Istri dengan 3 Orang Anak
• Organisasi : IDI, IKAFI, IUPHAR, BSMI, AMKI
• Karya Buku : 2 buah
SEHAT :
- kesejahteraan:
- Badan (jasmani)
- Mental/psikologi
- Sosial
(ekonomi dan produktif)
Bahaya Fisika
Bahaya Kimia
• mekanik
• Gas/uap • elektrik
• debu/mist/fume •bising
• getaran
• ketinggian
• tekanan
Bahaya Psikososial
• tekanan mental/psikis
• tekanan teman sekerja Bahaya Biologikal
• tetangga/keluarga
• bakteria/virus/spora
• penyalahgunaan
Ergonomik • spora tumbuhan
wewenang Sikap dan cara eg. Pollen
kerja
Faktor Penyebab sakit
1. Manusia (host)
• mengapa terjadi?
kesegaran jasmani
keadaan kesehatan
tingkat gizi
jenis kelamin
umur
( Unit PKK)
PKK merupakan Upaya kesehatan kerja yang mencakup :
1. Promotif
2. Prevetif
3. Curatif
4. Rehabilitatif
Manfaat
Program / Kegiatan 2. Lingkungan
/ Upaya Kesehatan kerja terkendali
Kerja
3. Optimalisasi
beban kerja
Peningkatan
Produktivitas
KEBIJAKAN
DAN
PENDEKATAN
2. REPRESIF – JUDICATIF
PELAKSANAAN PERATURAN PERUNDANGAN
MASALAH Pelayanan K3
Pemahaman tentang KETENTUAN / dan
NORMA KESEHATAN KERJA kurang hak dasar rendah
AHLI K3 UMUM
Pembinaan
Pengawasan
Kerugian
berbagai pihak
Beberapa Norma Kesehatan Kerja
1. UU No.13 tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
2. UU No. 1 tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
3. UU N0. 3 tahun 1969 ttg Higiene Perniagaan dan
Perkantoran
4. UU No.24 tahun 2011 ttg BPJS
5. PP.No.44 tahun 2015 ttg JKK-JKM
6. PP No.7 tahun 1973 ttg K3 Pestisida
7. PP No.50 tahun 2012 ttg Penerapan SMK3
8. Perpres No.7 tahun2019 tenteng PAK
9. PP N0,80 th 2019 ttg Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri a.l
PKK
Unit Pelayanan Kesehatan Kerja (UPKK)
(di luar Perusahaan)
………………………….. TOP
MANAJEMEN
PKK
Pelayanan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja
Tujuan :
1. Memberikan bantuan terhadap tenaga
kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun
mental terutama dalam penyesuaian dengan
pekerjaannya
Promotif
Preventif
Curatif
Rehabilitatif
Sebagai Sarana PROGRAM
Perlindungan
Fungsi Utama
- Menekan
gangguan
Kesehatan
- Menekan PAK
Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja Permenakertrans
No. 03 Tahun 1982
32
Program/Upaya
Unit Pelayanan Kesehatan Kerja
PROMOTIF PREVENTIF KURATIF REHABILITATIF
• Pemeliharaan • Pemeriksaan • Pengobatan • Alat bantu
kesehatan kerja Kesehatan Kerja • P3K dengar
• Pembinaan • Imunisasi • Rawat jalan • Protese
• Gerakan OR • Penggunaan APD • Rawat Inap • Mutasi
• Tdk merokok • Rotasi Kerja • Kompensasi
• Gizi seimbang • Pengurangan
• Ergonomi waktu kerja
• Pengendalian
Lingk. Kerja
• Hygiene sanitasi
Contoh2 Penyelenggaraan PKK
Mencegah dehidrasi
Menjaga kondisi kesehatan
Penyediaan Wastafel dan sabun/hand soap
Menjaga kebugaran
Meningkatkan motivasi dan
gairah kerja
Mengurangi stress
Memelihara kesehatan
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja:
a. Sebelum bekerja untuk menentukan pekerjaan yang sesuai
b. Secara berkala minimal 1 tahun sekali
PEMBINAAN DALAM
- Pencegahan
- pence. Kecelakaan
Kebakaran
- Peningkatan K3
- Pemberian PPPK
Catatan:
Klinik di perusahaan sesuai persyaratan tsb di atas dpt menjadi
pelengkap PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA
Pelayanan kesehatan kerja tidak harus memberikan pelayanan
kuratif di perusahaan
46
PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
47
Latar Belakang
1. Setiap pekerja berhadapan dengan risiko bahaya
kesehatan di tempat kerja:
.
2. Selain itu pekerja juga berisiko mengalami penyakit umum
seperti masyarakat pada umumnya di tempat tinggal
atau lingkungan masyarakat.
48
TUJUAN MCU
4. EVALUASI PROGRAM K3
5. PEMENUHAN TERHADAP REGULASI
PEKERJA /
PENGUSAHA PEMERINTAH
BURUH
MANFAAT PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
A. Bagi pekerja :
1. Mengetahui kondisi kesehatannya sejak mulai kerja dan secara
berkala
2. Memahami cara mencegah gangguan kesehatan akibat faktor
bahaya di tempat kerja
3..Mendapat perlindungan dari gangguan kesehatan di tempat
kerja khususnya PAK
4. Memperoleh hak jaminan (pengobatan/perawatan) dan
kompensasi apabila diketahui menderita PAK,
51
B. Bagi pengusaha :
1. Mengetahui kondisi kesehatan pekerja sejak mulai kerja dan
secara berkala Fit for the Job.
2. Dasar perencanaan dan evaluasi program K3
3. Mengurangi biaya pengobatan/perawatan efisiensi
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk
5. Memenuhi peraturan perundangan dalam melindungi
kesehatan tenaga kerja dan memenuhi hak pekerja yang
mengalami PAK
6. Meningkatkan rasa aman dan motivasi kerja
52
C. Bagi pemerintah (Pegawai pengawas, BPJS ).
53
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
54
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Persyaratan Utama:
- 1. Memiliki sertifikat pelatihan Hiperkes/Kesehatan Kerja bagi Dokter
2 Memenuhi ketentuan perundangan terkait lainnya: wajib memiliki ijazah, STR
dan SIP Dokter
55
2. Permen Nakertrans No.02/Men/1980 ttg
Pemeriksaan.Kesehatan Tenaga Kerja dlm Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja
( turunan Ps.8 UU No.1 tahun 1970)
Pasal 5 :
1) Pengusaha/pengurus dilarang melakukan tes HIV untuk
digunakan :
a) Sebagai prasarat suatu proses rekruitment
b) Untuk menentukan kelanjutan status pekerja/buruh
c) Sebagai kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
59
SE Dirjen Binawas No. SE 07/BW/1997
Ttg Pengujian Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
60
7. Permenaker No. 03 th 1985 Khusus terpajan Asbes
Interpretasi hasil
1. Analisa data individu dapat dilakukan dengan
membandingkan dengan data base (data terakhir)
yaitu :
- setelah dirawat > 2 minggu
- usia > 40 tahun
- TK wanita / cacat
- melakukan pekerjaan ttt
- adanya dugaan tertentu
- purna bakti (mau pensiun, pindah kerja)
- adanya keluhan keluhan ttt
- atas penilaian / pengamatan pengawas.
Hasil Px.Kes berkala, khusus dan purna bakti :
Cara pengawasan
1. Menilai dan memeriksa Dokumen
2. Hasil pemeriksaan dicacat dan dianalisis
3. Melakukan verifikasi di lapangan
4. Saran dan rekomendasi (terutama yang sifatnya
wajib)
Peran Ahli K3 Umum
1. Mengawasi dipatuhinya kwajiban perusahaan sesuai
peraturan perundangan, terutama yang sifatnya
wajib (mengikat)
(ILO , 1955)
Penyakit yang diderita karena pemajanan terhadap risiko
yang timbul dari kegiatan kerja
. UU No.24 tahun 2011 ttg BPJS
- adanya perlindungan jaminan sosial
- ruang lingkup
- JKK, JHT, JKM, J.Pensiun
(lesions)
• Complicated Silicosis
• Lesions increase in size
• Grow together to form
larger masses
Asbestos
* kumpulan senyawa silikat
- serpentine
- chrysolite
- amphiboles
fibres
Asbestos
Makrofage
Limfonodulus
Fibrosis / asbestosis
23/03/2009 Ngatidjan, POLUTANT 96
Asbestos
* lInsulator panas
- alat listrik
* cement
- pabrik semen, tegel, gamping dsb.
Pasal 2 :
ayat 1.
Pekerja yang didiagnosa PAK berdasarkan surat
keterangan dokter berhak atas manfaat JKK
meskipun hubungan kerja telah berakhir
Pasal 2 :
Ayat (2). Hak atas manfaat JKK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan apabila PAK timbul dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak hubungan
kerja berakhir.
Ayat (3). PAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis
penyakit
112
JUMLAH PAK
1. ILO (1919) : ANTHRAX
2. (1925) : 3 PAK YANG DAPAT DIKOMPENSASI
3. (1934) : 10 PAK
4. PERPRES No.7 tahun 2019
Bila ada PAK baru harus ditetapkan dengan
Keputusan Presiden
PENEMUAN KASUS PAK
NORMAL
SEMBUH
PAK CACAT
MENINGGAL
PELAPORAN PAK
a. Laporan ke Dinas Tenaga Kerja setempat
b. Laporan ke BPJS Ketenagakerjaan.
Diperiksa
Diobati
Dirawat
BPJS
KETENAGAKERJAAN
SEMBUH Lapor tahap Ii
(normal / cacat)
Dinas naker
MENINGGAL
Lampiran I : Peraturan Menteri
Nomor : 03/Men/1998
Tanggal 26 Februari 1998
LAPORAN KECELAKAAN
Formulir bentuk 3
KK2 A
7 Perkiraan kerugian
waktu :
material :
9. Upah tenaga kerja
10. Kecelakaan dicacat dlm
Bukti Kecelakaan pada
No.Unit
11. Kecelakaan lain lain yg
perlu
__________________________
Nama dan tanda tangan Tanggal
Pimpinan perusahaan
TATACARA PENILAIAN CACAT KK /PAK
CACAT adalah hilang atau berkurangnya fungsi anggota badan karena
kecelakaan Kerja atau PAK yang secara langsung atau tidak langsung
mengakibatnak hilang atau berkurangnya kemampuan menjelankan
pekerjaannya.
(UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN
IMPAIRMENT
Kehilangan fungsi organ atau bagian tubuh lainnya
dibandingkan fungsi sebelumnya
DISABILITY
Dampak dari impairment tersebut terhadap
fungsi kerja dan / sosial
HANDICAP
Ketidakmampuan melakukan fungsi sosial yang normal
PENILAIAN CACAT
124
Penatalaksanaan PAK
1. Pencegahan primer :
-.promosi kesehatan
- specific protection.
2. Pencegahan secondair :
- early diagnosis
- prompt treatment
3. Pencegahan tertier : - -
membatasi kecacatan
- rehabilitasi
PENANGANAN PEKERJA DG PAK:
Menurunkan produktivitas
Menurunkan daya saing
Biaya pengobatan/rehabilitasi meningkat
Turn over pekerja meningkat
HARUS
DICEGAH &
DIKENDALIKAN
Pencegahan/Preventif PAK (menurut ILO) :
1. Peraturan-perundang2an
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian teknis
5. Riset Medik
6. Penilitian Psikologik
7. Penelitian secara statistik
8. Pendidikan
9. Pelatihan
10. Penggerakkan
11. Asuransi
12. Upaya K3
PENYELENGGARAAN MAKANAN
DI TEMPAT KERJA
Vilda Ana VS
Meningkatkan dan
mempertahankan
kemampuan kerja
Produktifitas
FUNGSI MAKAN
MENGGANTI SEL
TENAGA PERTUMBUHAN
YANG RUSAK
Kapasitas kerja
Asupan makanan
( Kwantitatif dan Kwalitatif)
Karbohidrat
1.
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
Penyediaan Kantin/ruang makan
PENYEBAB MASALAH GIZI TENAGA KERJA
Pemahaman
Pengurus dan
Cara Pekerja Lingkungan
Menyediakan Tempat
Makanan Kerja
Konsumsi MASALAH
makanan
rendah
Diberikan
Uang
Makan
Kapan Berapa
diberikan Kalori
diberikan
1. Umur
2. Berat badan
3. Jensi Kelamin
4. Keadaan khusus
KEBUTUHAN GIZI
SESEORANG
5. Lingkungan Kerja
a. suhu, bahan kimia
b. bakteri, psikologi
6. Aktifitas / Jenis
Pekerjaan
Kebutuhan Kalori
NO Kelamin Pek. Ringan Pek, Sedang Pek. Berat
1. Laki Laki 2000 – 2400 Kcal 2400 – 2800 Kcal 3000 – 3400 Kcal
2 Perempuan 1800 – 2200 Kcal 2200 – 2400 Kcal 2400 – 2800 Kcal
SE.Menaker No.SE.01/Men/1979 ttg Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
-anjuran :
- 50 s/d 200 ruang makan
- > 200 menyediakan kantin
- persh.cater.bagi TK rekomendasi
- Dinas Naker melakukan pembinaan
Rekomendasi Perusahaan Katering
Tujuan: - mencegah keracunan
- efisiensi
- mudah dlm pembinaan / pengawasan
- memperbaiki kondisi kerja
Sistem pengelolaan
langsung oleh perusahaan
Siatem Konsinyasi
(Penyediaan makan oleh
SISTEM
jasaboga, kontrak kerja
PENYELENGGARAAN
Siatem Copartnership )
oleh koperasi
karyawan / organisasi dl
Persh.
Sistem pelayanan
- Kafetaria (memilih tapi membeli)
- kantin (cuma-2)
- dibagikan di tempat kerja
- diberikan di lapangan kerja
PETUGAS PENGELOLA
Terdiri
1. Penanggung jawab, sbg koordinator
2. Juru masak
3. Pembantu juru masak / pelaksana
4. Pembantu dapur
5. Tenaga Pembersih
(peralatan / ruangan)
Syarat Penjamah / Petugas
1. Bebas dari penyakit infeksi / penyakit
menular
2. Tidak memiliki kebiasaan buruk
3. Disiplin
4. Memiliki pengetahuan tentang gizi
5. Istirahat bila sakit
6. Memakai pakaian kerja
7. Dilatih menjaga kesehatan dan kebersihan
4. Susunan menu dan nilai gizi
- bervariasi
- gizi seimbang
- kecukupan kalori
- - makanan biasa
(bukan pantangan)
Permenaker No.5 tahun 2018
Kemampuan
Kerja
Produktivitas
Kesehatan
KEUNTUNGAN Mengatasi
Kelelahan
Absensi
Hubungan Senang
Pekerja Motivasi kerja
Pengusaha Gairah kerja
24
153
Laporan Kasus keracunan makanan
Vilda Ana VS
Alhamdulilah…
Terima Kasih…Danke..
Merci Beaucoup..Matur Suwun
Mereka menjawab : maha Suci Engkau tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
(QS.Al Baqarah:32)
PENGERTIAN
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) :
Upaya memberi pertolongan pertama pada korban
kecelakaan atau penyakit mendadak, dg cepat & tepat
sebelum korban mendapat pertolongan lebih lanjut.
Petugas PPPK
- TK ditunjuk oleh manajemen diserahi
tugas tambahan meleksanakan PPPK di
tempat kerja
Maksud dan Tujuan P3K
1. Menyelamatkan nyawa
2. Mencegah keparahan
3. Meringankan penderitaan
4. Mempercepat penyembuhan
5. Mempertahankan daya tahan tubuh
6. Mencari pertolongan selanjutnya
PRINSIP DASAR
TINDAKAN PERTOLONGAN
1. Pedoman tindakan
• Penolong harus memahami dan terampil
• Tindakan pertolongan harus berurutan
• Amankan korban dan beri tanda tempat kejadian
• Cari bantuan sambil memberikan pertolongan
2. Ciri-ciri gangguan
• Mengenali ciri-ciri gangguan pada korban
3. Kesiapan pertolongan
• Personil
• Buku petunjuk/buku pedoman panduan
• Kotak P3K & kotak khusus dokter
• Alat angkut & transportasi
• Alat perlidungan
• Peralatan darurat
PRINSIP DASAR TINDAKAN P3K
a. Penolong harus memahami dan terampil
mengamankan dirinya dan korban gunakan alat
pengaman/pelindung yang tepat dan cocok serta
prosedur yang benar.
• D = Danger
• R = Respon
• H = Help
• C = Circulation
• A = Airway
• B = Breathing
• D = Disability
Peraturan Perundangan Yang Terkait
Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja
Penerbitan Sertifikat
1) Penerbitan sertifikat bagi yang baru mengikuti pelatihan :
sertifikat dikeluarkan oleh Dirjen Binwasnaker dan K3
c.q Direktur Pengawasan Norma K3.
2) Penerbitan sertifikat bagi yang pernah mengikuti
pelatihan sebelum dikeluarkannya Keputusan ini.
Dalam hal petugas P3K di tempat kerja yang pernah
mengikuti pelatihan sebelum pedoman ini dikeluarkan
dan telah memiliki sertifikat dari penyelenggara
pelatihan, maka sertifikat dapat diterbitkan oleh
Dirjen Binwasnaker c.q Direktur Pengawasan Norma
K3, setelah melalui proses evaluasi.
Lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja
• Lisensi Petugas P3K di tempat kerja diterbitkan oleh instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat
• Pemberian lisensi bagi Petugas P3K di Tempat Kerja dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Pengurus harus mengajukan permohonan kepada Instansi yang bertanggung
jawab dibidang ketenagakerjaan setempat disertai lampiran :
a) Surat keterangan penunjukkan dari perusahaan sebagai Petugas P3K di
tempat kerja.
b) Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter.
c) Surat pernyataan bersedia ditunjuk sebagai Petugas P3K di Tempat Kerja
d) Salinan sertifikat
e) Pasfoto 2x3 berwarna sebanyak 2 lembar
2. Lisensi petugas P3K di tempat kerja berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal
diterbitkan dan dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan dan
lampiran sebagaimana tersebut pada huruf 1, dan disertai laporan kegiatan
selama pemberian lisensi.
Bentuk Lisensi Petugas P3K Di Tempat Kerja
Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Perusahaan :
Alamat Perusahaan :
Jabatan :
Berlaku s/d :
……………, tanggal-bulan-tahun
5,5 cm
Kepala Dinas............... ......
Nama
NIP
Bentuk Lisensi Petugas P3K Di Tempat Kerja
TRAINING K3 PERTOLONG-
AN PERTAMA PADA KECE-
LAKAAN
191
BANTUAN HIDUP DASAR
Tujuan
1. Mencegah berhentinya sirkulasi darah.
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi
dan ventilasi dari korban yang mengalami henti
jantung dan henti nafas melalui Rsusitasi Jantung Paru
(RJP)
Kapan dilakukan BHD
A. HENTI NAFAS
Tanda Tanda
1. Tak ada gerakan dada / perut
2. Aliran udara pernafasan tidak ada
3. Contoh : tenggelam. Tersengat listrik
B. HENTI JANTUNG
Tanda awal
1. Nafas tersengal sengal
Cara memberikan bantuan pernafasan
1. Mulut ke mulut (tutup hidung, Pastikan mulut
tertutup semua)
2. Mulut ke hidung
3. Mulut ke stoma (setelah laringotomi)
Tindakan
5. Taruh bbrp kasa steril pada luka
6. Dibalut
Pencegahan dan Penanggulangan
HIV/ AIDS di Tempat Kerja
Human
Immunodeficiency
Virus
Kasus di Indonesia :
-
- 85 % usia produktif
-3M
- berdampak pada dunia bisnis
CARA PENCEGAHAN
Tidak melakukan hubungan seksual dg
pasangan yg tidak syah (abstinensia)
A
Saling setia pada satu pasangan
yang tidak terinfeksi HIV (baku setia)
B
Gunakan kondom untuk hubungan
seks yang berisiko
C
Hindari penggunaan jarum suntik
secara bergantian dan tidak steril
D
Cara lain mengurangi risiko penularan
HIV?
04/27/2021 221
BUTUH KEWASPADAAN BUKAN
KEPANIKAN
di dalam dan luar tempat kerja
Sebagai pekerja:
• Harus waspada terhadap semua potensi
bahaya ditempat kerja
• Membudayakan “CARA KERJA AMAN”
04/27/2021 224
PENGHARGAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI TEMPAT KERJA
• Kep. Dirjen Binawas No. Kep 44/PPK/VIII/2012
Bentuk Penghargaan
4. Piagam
5. Plakat
6. Lencana
7. Pin
MENOLONG KORBAN KECELAKAAN (DI
TEMPAT KERJA)
- Bila terjadi kontak langsung, jangan menyentuh mata atau mulut dengan
tangan yang terkena darah
BAHAN ADIKTIF
adalah bahan lain yang tidak tergolong narkotika atau
psikotropika yang dalam penggunaannya dapat menimbulkan
ketergantungan
JENIS NARKOBA
A…NARKOTIKA :
• Golongan I : hanya dapat digunakan untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi dan mempunyai potensi amat kuat dan mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
• Contoh : HEROIN/PUTAUW, KOKAIN,
GANJA/CIMENG/KANABIS/GELEK.
• Golongan II : berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terpai dan atau
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. (
Contoh : MORFIN, PETIDIN, METHADON)
• Golongan III : berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantuangan.
(contoh : Codein
B. PSIKOTROPIKA :
• Golongan I : hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta
mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
ketrgantungan Contoh : ECTASI
• Golongan II : berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : AMPHETAMINE/SHABU-
SHABU
• Golongan III : berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan menyebabkan sindroma
ketergantuangan. contoh : Amorbital
• Golongan IV : Bisa menimbulkan ketergantungan rendah,
berkhasiat dan dipergunakan luas untuk tujuan pengobatan
dan ilmu pengetahuan. Contoh : DIAZEPAM,
BARBITAL
C, BAHAN ADIKTIF LAINNYA :
• Minuman keras (alkohol) (Golongan A : 1-5%, Golongan B :
5 – 20%, Golongan C : 20 – 50%
• Kafein
• Nikotin
• Inhalansia depresan (lem, bahan bakar, cairan pelarut,
penghapus cat, tip-ex dll
COCAIN
HEROIN
SHABU AMPETAMIN
PIL BK MAGADON
JENIS PSIKOTOPIKA
GEJALA PENDERITA PENYALAHGUNAAN NARKOBA :
BENGONG
BOHONG
NYOLONG
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DIPENGARUHI
OLEH :
• Faktor ketersediaan narkoba (harga terjangkau/relatif meriah,
mudah memperoleh obat sperti; Apoteker, perawat, dokter,
ataupun detailer)
• Faktor Individu (Tidak mampu atau tidak berani menghadapi
tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk
menggunakan narkoba)
• Faktor pekerjaan dan lingkungan kerja (beban kerja berlebih,
ketidaknyamanan hubungan kerja, penyalahguna narkoba
sebagai rekan kerja)
• Faktor zat yang ada di dalam narkoba itu sendiri
(Penyalahguna narkoba secara fisik akan merasakan sakit dan
tidak nyaman apabila tidak ada zat yang bisa ada di dalam
tubuhnya)
FAKTOR TEMPAT KERJA
Sumber : BNN
KERAWANAN MASALAH NARKOBA
DI TEMPAT KERJA
KEBIASAN MEROKOK YA YA YA
PENDEKATAN PROGRAM/KEGIATAN
Pasal 2
Pengusaha wajib melakukan upaya aktif
pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan
zat adiktif lainnya di tempat kerja.
Melibatkan:
pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh,
pihak ketiga atau ahli di bidang narkotika, psikotropika
dan zat adiktif lainnya.
Pasal 3
Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
ditempat kerja, pengusaha, pekerja/buruh dan serikat
pekerja/serikat buruh dapat berkonsultasi dengan
instansi pemerintah yang terkait*.
Manajemen
Rumah Sakit Perusahaan
Unit Pelayanan
Kesehatan
Kerja
(Klinik/RS)
Bentuk Program/Kegiatan Pencegahan & Penanggulangan Pandemi
Influenzadi Tempat kerja
1. Promotif :
• Sosialisasi/workshop/seminar bagi pegawai
pengawas ketenagakerjaan, SP/SB, APINDO dan
personil K3 (ahli K3, dokter perusahaan, paramedis
perusahaan)
• Advokasi terhadap pengusaha
2. Preventif :
• Pengendalian lingkungan kerja
• Penggunaan APD
• Imunisasi
• Isolasi penderita/suspect
Peran Pengawas dalam Pencegahan di Tempat Kerja
• Menerapkan syarat K3
• Melaksanakan setiap ketentuan penerapan syarat K3
• Berperan aktif dalam pelaksanaan program
pencegahan
• Memberikan masukan perbaikan kepada perusahaan
dalam pelaksanaan program pencegahan
No one is born to lose.
Everyone is born…. to win.
And the biggest difference that
separates the one from the other
is the willingness
to learn, to change, and to grow
to dream…