Anda di halaman 1dari 85

ANALISIS PENGARUH KADAR AIR DAN BERAT JENIS TANAH TERHADAP

LONGSORAN DI FRONT PENAMBANGAN PT. KAMALINDO SAMPURNA


DESA RANTAU TENANG KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN
SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

SKRIPSI

Oleh :

SUBHANALLOH
1310024427106

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG
2019
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

Judul : Analisis Pengaruh Kadar Air Dan Berat Jenis Tanah


Terhadap Longsoran Di Front Penambangan PT. Kamalindo
Sampurna Desa Rantau Tenang Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi

Nama : Subhanalloh
Npm : 1310024427106
Program Studi : Teknik Pertambangan
Jurusan : Teknik Pertambangan

Padang, September 2019


Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Refky Adi Nata, ST, MT Riam Marlina, ST, MT


NIDN: 1028099002 NIDN: 9910676467

Ketua Prodi Ketua STTIND Padang,

Dr. Murad, MS., MT H. Riko Ervil, MT


NIDN: 0007116308 NIDN: 1014057501
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya

lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan jenjang pendidikan S1 Jurusan Teknik Pertambangan di Sekolah

Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para

pengikut beliau sampai akhir zaman. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini

masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis.

Walaupun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini dengan baik.

Dalam proses menyelesaikan skripsi ini, tentunya penulis telah banyak

dibantu serta mendapat bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Riko Ervil, MT selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri


(STTIND) Padang.
2. Bapak Dr. Murad, MS, MT selaku ketua Prodi Teknik Pertambangan Sekolah
Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
3. Bapak Refky Adi Nata, ST., MT selaku pembimbing I dalam tugas akhir ini.
4. Ibu Riam Marlina, ST., MT selaku pembimbing II dalam tugas akhir ini.
5. Seluruh dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
6. Teman-teman Mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi dari jurusan Teknik
Pertambangan.
7. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang selalu memberikan Do’a dan

dukungan baik moril maupun materil dan mereka adalah inspirasi dalam hidup

saya.

Semoga Allah SWT Melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan

keterbatasan ilmu yang penulis miliki, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan

dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Padang, September 2019

Subhanalloh
ANALISIS PENGARUH KADAR AIR DAN BERAT JENIS TANAH TERHADAP
LONGSORAN DI FRONT PENAMBANGAN PT. KAMALINDO SAMPURNA
DASA RANTAU TENANG KECAMATAN PELAWAN KABUPATEN
SAROLANGUN PROVINSI JAMBI

Nama : Subhanalloh
Npm :1310024427106
Pembimbing I : Refky Adi Nata.ST.,MT.
Pembimbing II : Riam Marlina.ST.,MT.

ABSTRAK
Tanah merupakan elemen dasar dari konstruksi pertambangan. Kemampuan
tanah untuk memikul beban tersebut dinyatakan sebagai daya dukung tanah. Oleh
karena itu sangat penting untuk mengetahui kekuatan tanah, karena tanpa
mengetahuinya maka konstruksi jalan dan lereng di daerah front penambangan akan
mengalami kegagalan seperti terjadinya kelongsoran. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa kadar air tanah, berat jenis tanah, dan Menganalisa pengaruh kadar air
terhadap berat jenis tanah di PT. Kamalindo Sampurna. Variable penelitian dengan
menggunakan metode pengujian kadar air tanah dan berat jenis tanah. Hasil
penelitian ini menunjukkan kadar air pada sempel A 9,23%, sempel B 6,08%, sempel
C 11,01%, sempel D 9,52%, sempel E 9,52%, dan nilai rata-rata kadar air adalah
9,07%. Dan hasil pengujian berat jenis pada sempel A 4,51, sempel B 3,02, sempel C
2,62, sempel D 3,03, sempel E 2,70, dannilai rata-rata GS adalah 3,17. Dan
persamaan hubungan antara kadar air dan berat jenis deanga menggabungkan data
didapat nilai persamaan regresi R2 = 0,0149 sehingga hubungan dikategorikan
korelasi sangat randah, hubungan hampir tidak berarti. Dari hubungan kadar air tanah
terhadap berat jenis tanah di peroleh empiris yaitu Y = - 0,0517x + 3,6448. Dari
persamaan tersebut kita dapat memprediksi nilai berat jenis suatu tanah dengan
merubah nilai variabel X (kadar air tanah).

Kata Kunci: Kadar air, Berat Jenis, Korelasi, sempel


ANALYSIS OF EFFECTS OF WATER LEVELS AND WEIGHT TYPE AGAINST
LENSES IN MINING FRONT PT. KAMALINDO SAMPURNA RANTAU TENANG
VILLAGE SUBDISTRICT PELAWAN SAROLANGUN DISTRICT JAMBI
PROVINCE

Name : Subhanalloh
Npm : 1310024427106
Advisor : Refky Adi Nata.ST,.MT.
Advisor : Riam Marlina.ST.,MT.

ABSTRACT

Soil is a basic element of mining construction. The ability of the soil to carry
the burden is expressed as the carrying capacity of the soil. Therefore it is very
important to know the strength of the soil, because without knowing it the
construction of roads and slopes in the mining front area will fail like the landslide.
This study aims to analyze soil water content, soil density, and analyze the effect of
water content on soil density at PT. Kamalindo Sampurna. Variable research using
the method of testing soil water content and soil specific gravity. The results of this
study show that the water content in A sample is 9.23%, B sample is 6.08%, C
sample is 11.01%, D sample is 9.52%, E sample is 9.52%, and the average value of
water content is 9.07%. And the result of specific gravity test on A sample 4,51, B
sample 3.02, C sample 2.62, D sample 3.03, E sample 2.70, and the average value of
GS is 3.17. And the equation of the relationship between water content and specific
gravity by combining the data obtained the value of the regression equation R2 =
0.0149 so that the relationship is categorized as very low correlation, the relationship
is almost meaningless. From the relationship of soil moisture content to empirical
density obtained Y = 0.0517x + 3.6448. From these equations we can predict the
value of specific gravity of a soil by changing the value of variable X (soil water
content).

Keywords: Moisture content, specific gravity, correlation, sample


DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK…………………………………………………………………. i

ABSTRACT…………………………………………………………........... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................ 3

1.3 Batasan Masalah.................................................................. 3

1.4 Rumusan Masalah ............................................................... 3

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................ 3

1.6 Manfaat Penelitian .............................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori .................................................................... 5

2.1.1 Tanah ......................................................................... 5

2.1.2 Klasifikasi Tanah ....................................................... 8

2.1.3 Sistem Klasifikasi AASHTO ..................................... 9


2.1.4 Sistem Klasifikasi USCS ............................................ 11

2.1.5 Tanah Dasar (Subgrade) ............................................. 15

2.1.6 Sifat Fisik Tanah......................................................... 15

2.1.7 Sifat Mekanis Tanah ................................................... 15

2.1.8 Tanah Lanau (Slip) ..................................................... 15

2.1.9 Tanah Lempung ......................................................... 16

2.1.10 Tanah Pasir ................................................................ 17

2.1.11 Pengertian Tanah longsor .......................................... 17

2.1.12 Penyebap Terjadinya Tanah Longsor ........................ 17

2.1.13 kadar Air .................................................................... 19

2.1.14 Berat Jenis Tanah....................................................... 20

2.1.15 Alat-alat dan Proses Pengujian Tanah ....................... 21

2.1.16 Regresi linier dan Kuadrat dari kuefisien korelasi .... 22

2.1.17 Metode statistik dalam pengambilan contoh tanah .... 24

2.1.18 Peralatan .................................................................... 27

2.2 Kerangka Konseptual ........................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian .................................................................... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 30

3.2.1 Tempat Penelitian...................................................... 30

3.2.2 Waktu Penwlitian ...................................................... 30


3.3 Variabel Penelitian .............................................................. 31

3.4 Data dan Sumber Data ........................................................ 31

3.4.1 Data .......................................................................... 31

3.4.2 Sumber Data ............................................................. 32

3.5 Teknik Pengambilan Data ............................................. 32

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................... 32

3.6.1 Teknik Pengolahan Data............................................. 32

3.6.2 Metode Pengujian ....................................................... 33

3.6.3 Analisis Data .............................................................. 33

3.7 Diagram Alir Penelitian ........................................................ 34

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data .............................................................. 36

4.2 Pengolahan Data.................................................................. 37

4.2.1 Pengujian Kadar Air Tanah ........................................ 37

4.2.2 Pengujian Berat Jenis Tanah ...................................... 39

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Analisis perhitungan kadar air tanah .................................... 45

5.2 Analisi Perhitungan Berat Jenis Tanah ................................. 46

5.3 Analisis Hubungan Kadar Air Terhadap Berat Jenis Tanah. 46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ........................................................................... 48


6.2 Saran ..................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Simple Random Sampling (SRS) ............................................ 23


Gambar 2.2 Strafied Sampling .................................................................... 24
Gambar 2.3 Cluster Sampling ..................................................................... 24
Gambar 2.4 Systematic Sampling ............................................................... 25
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual .............................................................. 27
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .......................................................... 34
Gambar 5.1 Grafik Kadr Air Tanah ............................................................ 46
Gambar 5.2 Grafik Berat Jenis Tanah ......................................................... 47
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tanah Untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan raya (Sistem

AASHTO) ........................................................................................... 11

Tabel 2.2 Sistem Klasifikasi Tanah Unified Sitem.............................................. 13

Tabel 2.1 Klasifikasi Tanah Untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan raya (Sistem

AASHTO) ........................................................................................... 14

Tabel 2.3 Berat Jenis Tanah (Specific Gravity) .................................................. 19

Tabel 2.4 Macam-macam Contoh Tanah dan Alat yang Dibutukan Untuk

Pengambilan Sempel Tanah ............................................................... 25

Tabel 3.1 Metode Pengujian Sifat Fisik Tanah dan Sifat Mekenis Tanah .......... 32

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kadar Air Tanah ....................................................... 39

Tabel 4.2 Pengujian Berat Jenis Tanah Sampel A .............................................. 40

Tabel 4.3 Pengujian Berat Jenis Tanah Sampel B .............................................. 41

Tabel 4.4 Pengujian Berat Jenis Tanah Sampel C .............................................. 42

Tabel 4.5 Pengujian Berat Jenis Tanah Sampel D .............................................. 43

Tabel 4.6 Pengujian Berat Jenis Tanah Sampel E............................................... 44

Tabel 4.7 Nilaii Rata-rata Pengujian Berat Jenis Tanah Semua Sampel ........... 44
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

PT. Kamalindo Sampurna merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di

bidang pertambangan batubara yang terletak di Kecamatan Pelawan, Kabupaten

Sarolangun, Provinsi Jambi. Metode penambangan yang digunakan oleh PT.

Kamalindo Sampurna adalah tambang terbuka (open pit), PT. Kamalindo Sampurna

didirikan pada tahun 2016, selain itu perusahaan ini didirikan sesuai dengan

peraturan dan ketentuan yang berlaku khususnya dalam pertambangan batubara,

aspek perizinan yang telah di peroleh oleh PT. Kamalindo Sampurna adalah berupa

Izin Usaha Pertambangan (IUP) No. 204 tahun 2017 tahap Operasi Produksi pada

KW 59 KP 050808 sesuai dengan SK Bupati Sarolangun memiliki luasan 13.593 Ha

yang dikeluarkan pada tanggal 26 Maret 2016 (SK terbaru).

Aktivitas pertambangan selalu membawa dua sisi pengaruh terhadap kegiatan

penambangan itu sendiri. Sisi pertama adalah memacu kemakmuran ekonomi,

sedangkan sisi yang lainnya adalah timbulnya dampak lingkungan yang memerlukan

tenaga, pikiran, dan biaya yang cukup signifikan untuk proses pemulihannya. Salah

satu timbulnya dampak lingkungan yang bersipat negatif dari proses penambangan

adalah kerusakan jalan dan kelongsoran.

Tanah merupakan elemen dasar dari konstruksi pertambangan. Secara umum

konstruksi pertambangan yang dilakukan di diatas tanah dasar yang berfungsi sebagai
jalan tambang. Kemampuan tanah untuk memikul beban tersebut dinyatakan sebagai

daya dukung tanah. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui kekuatan tanah,

karena tanpa mengetahuinya maka konstruksi jalan dan lereng di daerah front

penambangan akan mengalami kegagalan seperti terjadinya kelongsoran.

Stabilitas lereng sangat erat kaitannya dengan longsor atau gerakan tanah yang

merupakan proses perpindahan massa tanah secara alami dari tempat yang tinggi ke

tempat yang lebih rendah. Longsoran umumnya terjadi jika tanah sudah tidak mampu

menahan berat lapisan tanah di atasnya karena ada penambahan beban pada

permukaan lereng dan berkurangnya daya ikat antara butiran tanah relief.

Masalah yang seringkali dihadapi dalam merencanakan dan melaksanakan

penambangan adalah apabila jenis dan sifat tanah pada daerah pront penambangan

yang akan ditambang, persyaratan berat jenis dan nilai parameter tanah masih belum

diketahui dengan pasti. Oleh karena itu tentunya setiap melakukan penambangan

harus dilakukan pemeriksaan kualitas dan nilai parameter tanah, untuk mengetahui

parameter-parameter tanah perlu dilakukan pengujian terhadap sampel tanah,

sehingga diketahui kadar air tanah dan berat jenis tanah.

Kejadian tanah longsor di daerah pertambangan di Indonesia pada akhir-akhir

ini menunjukan gejala peningkatan. Dengan penyebab yang hampir sama. Penyebab

utama adalah curah hujan yang tinggi pada akhir-akhir ini dan kejadian gempa pada

beberapa tempat yang memicu peristiwa kelongsoran tanah.


Berdasarkan latar belakang di atas maka untuk itu dilakukan penelitian dengan

judul “Analisis Pengaruh Kadar Air Dan Berat Jenis Tanah Terhadap

Longsoran di Front Penambanga PT. Kamalindo Sampurna Desa Rantau

Tenang Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi”

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terjadinya gerakan tanah yang mengakibatkan longsoran.

2. Belum diketahui kadar air dan berat jenis tanah di PT. Kamalindo Sampurna.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sempel tanah yang digunakan berasal dari front penambangan di PT. Kamalindo

Sampurna.

2. Parameter yang diukur hanya kadar air dan berat jenis tanah.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana nilai kadar air tanah di PT. Kamalindo Sampurna.

2. Bagaimana nilai berat jenis Tanah di PT. Kamalindo Sampurna.

3. Bagaimana pengaruh kadar air dan berat jenis tanah terhadap longsoran di PT.

Kamalindo Sampurna.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisa kadar air tanah pada PT. Kamalindo Sampurna.


2. Menganalisa Berat Jenis Tanah di PT. Kamalindo Sampurna.

3. Mendapatkan pengaruh kadar air terhadap berat jenis tanah di PT. Kamalindo

Sampurna.

1.6. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Dapat menjadi bahan dan pertimbangan bagi PT. Kamalindo Sampurna.

untuk dijadikan referensi dan di aplikasikan di perusahaan PT. Kamalindo Sampurna.

2. Bagi Peneliti

Dapat mengaplikasikan ilmu dibangku perkuliahan ke dalam bentuk penelitian,

dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisa suatu permasalahan serta

menambah wawasan peneliti khususnya dibidang keilmuan teknik pertambangan.

3. Bagi institusi STTIND Padang

Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan jurnal dan dapat

dijadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan melakukan

penelitian khususnya dibidang keilmuan teknik pertambangan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori-teori yang berhubungan dengan judul

penelitian sebagai penguat penelitian, diantaranya lainnya, dapat dilihat pada poin-

poin di bawah ini:

2.1.1 Tanah

Tanah didefinisikan sebagai suatu lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan

ketebalan beragam yang berbeda dengan bahan-bahan dibawahnya, juga tidak beku

dalam hal warna, bangunan fisik, struktur susunan kimiawi, sifat biologis, proses

kimiawi ataupun reaksi-reaksi (Sutedjo, 1988).

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)

mineral-mineral padat tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari

bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair

dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel padat tersebut (Das,

1995).

Tanah adalah kumpulan-kumpulan dari bagian-bagian yang padat dan tidak

terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) rongga-

rongga diantara material tersebut berisi udara dan air (Verhoef,1994).

Tanah sebagai bahan teknik adalah bahan yang tak terkosolidasi (dikokohkan)

yang tersusun dari partikel padat yang terpisah-pisah dengan cairan dan gas yang

menduduki ruang-ruangan antar partikel tersebut (Forth,1994).


Tanah pada kondisi alam, terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan

atau tanpa kandungan bahan organik. Butiran-butiran tersebut dapat dengan mudah

dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan kecocokan air. Material ini berasal dari

hasil pelapukan batuan, baik secara fisik (mekanis) maupun kimia.

Tanah juga difinisikan sebagai akumulasi partikel mineral yang tidak

mempunyai atau lemah ikatan partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari

batuan. Diantara partikel-pertikel tanah terdapat ruang kosong yang disebut pori-pori

yang berisi air dan udara. Ikatan yang lemah antara partikel-partikel tanah disebabkan

oleh pengaruh karbonat atau oksida yang tersenyawa diantara partikel-partikel

tersebut, atau dapat juga disebabkan oleh adanya material organik bila hasil dari

pelapukan tersebut di atas tetap berada pada tempat semula maka bagian ini disebut

tanah sisa (residu soil). Hasil pelapukan terangkut ke tempat lain dan mengendap di

beberapa tempat yang berlainan disebut tanah bawaan (transportation soil). Media

pengangkutan tanah berupa gravitasi, angin, air dan gletsyer. Pada saat akan

berpindah tempat, ukuran dan bentuk partikel-partikel dapat berubah dan terbagi

dalam beberapa rentang ukuran.

Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material

yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasikan

(terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk

(yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas mengisi ruangruang kosong

di antara partikel-partikel padat tersebut.


Dalam pengertian teknik secara umum, Das B.M (1998) mendefinisikan tanah

sebagai bahan yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang dapat

terikat secara kimia (sementsi), antara satu sama lain dari bahan-bahan organik yang

telah melapuk yang berpartikel padat yang disertai dengan zat cair dan gas yang

mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut.

Tanah menurut Bowles (1989) adalah campuran partikel-partikel yang terdiri

dari salah satu atau seluruh jenis berikut:

1. Berangkal (boulders), merupakan potongan batu yang besar, biasanya lebih besar

dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm sampai 250 mm,

fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles).

2. Kerikil (gravel), partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.

3. Pasir (sand), partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm, berkisar dari

kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).

4. Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074 mm. Lanau

dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang disedimentasikan

ke dalam danau atau di dekat garis pantai pada muara sungai.

5. Lempung (clay), partikel mineral berukuran lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel-

partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang kohesif.

6. Koloid (colloids), partikel mineral yang “diam” yang berukuran lebih kecil dari

0,001 mm.

Istilah tanah dalam bidang mekanika tanah dimaksudkan untuk mencakup

semua bahan dari tanah lempung (clay) sampai berangkal (batu-batu yang besar).
Semua macam tanah ini secara umum terdiri dari tiga bahan, yaitu butiran tanahnya

sendiri, serta air dan udara yang terdapat dalam ruangan antara butir-butir tersebut.

Ruangan ini disebut pori (voids). Metode yang dipakai dalam teknik sipil untuk

membedakan dan menyatakan berbagai tanah, sebenarnya sangat berbeda

dibandingkan dengan metode yang dipakai dalam bidang geologi atau ilmu tanah.

Sistem klasifikasi yang digunakan dalam mekanika tanah dimaksudkan untuk

memberikan keterangan mengenai sifat-sifat teknis dari bahan-bahan itu dengan cara

yang sama, seperti halnya pernyatan-pernyataan secara geologis dimaksudkan untuk

memberi keterangan mengenai asal geologis dari tanah.

2.1.2 Klasifikasi Tanah

Klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang

berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok dan subkelompok

berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi ini menjelaskan secara singkat sifat-sifat

umum tanah yang sangat bervariasi namun tidak ada yang benar-benar memberikan

penjelasan yang tegas mengenai kemungkinan pemakainya (Das, 1995).

Klasifikasi tanah juga berguna untuk studi yang lebih terperinci mengenai

keadaan tanah tersebut serta kebutuhan akan pengujian untuk menentukan sifat teknis

tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi, dan sebagainya

(Bowles, 1989).

Sistm klasifikasi tanah yang dikembangkan untuk tujuan rekayasa umumnya

didasarkan pada sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti gradasi butiran tanah

dan nilai-nilai batas Atterberg sabagai petunjuk kondisi plastisitas tanah, hal ini
dikarenakan tanah tidak tersedimentasi, sehingga partikel-partikel tanah mudah untuk

dipisah-pisahkan.

Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah

yang berbeda-beda tetapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok-

kelompok dan subkelompok-subkelompok berdasarkan pemakaiannya.Sistem

klasifikasi memberikan suatu bahasa yang mudah untuk menjelaskan secara singkat

sifat-sifat umum tanah yang sangat bervariasi tanpa penjelasan yang terinci (Das,

1995).

Sistem klasifikasi tanah dibuat pada dasarnya untuk memberikan informasi

tentang karakteristik dan sifat-sifat fisis tanah. Karena variasi sifat dan perilaku tanah

yang begitu beragam, sistem klasifikasi secara umum mengelompokan tanah ke

dalam kategori yang umum dimana tanah memiliki kesamaan sifat fisis. Sistem

klasifikasi bukan merupakan sistem identifikasi untuk menentukan sifat-sifat mekanis

dan geoteknis tanah. Karenanya, klasifikasi tanah bukanlah satu-satunya cara yang

digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan perancangan konstruksi.

2.1.3 Sistem Klasifikasi AASHTO (American Association of State Highway and

Transportation Official)

Sistem klasifikasi AASHTO ini dikembangkan dalam tahun 1929 sebagai

Public Road Administrasion Classification System. Sistem ini telah mengalami

beberapa perbaikan, yang berlaku saat ini adalah yang diajukan oleh Commite on

Classification of Material for Subgrade and Granular Type Road of the Highway
Research Board pada tahun 1945 (ASTM Standar No. D-3282, AASHTO model

M145).

Sistem klasifikasi AASHTO berguna untuk menentukan kualitas tanah guna

pekerjaan jalan yaitu lapis dasar (subbase) dan tanah dasar (subgrade). Karena sistem

ini ditujukan untuk pekerjaan jalan tersebut, maka penggunaan sistem ini dalam

prakteknya harus dipertimbangkan terhadap maksud aslinya. Sistem ini membagi

tanah ke dalam 7 kelompok utama yaitu A-1 sampai dengan A-7. Tanah yang

diklasifikasikan ke dalam A-1, A-2, dan A-3 adalah tanah berbutir di mana 35 % atau

kurang dari jumlah butiran tanah tersebut lolos ayakan No. 200. Tanah di mana lebih

dari 35 % butirannya tanah lolos ayakan No. 200 diklasifikasikan ke dalam kelompok

A-4, A-5 A-6, dan A-7.

Butiran dalam kelompok A-4 sampai dengan A-7 tersebut sebagian besar

adalah lanau dan lempung. Sistem klasifikasi ini didasarkan pada kriteria di bawah ini

1. Ukuran Butir

Kerikil : bagian tanah yang lolos ayakan diameter 75 mm (3 in) dan yang tertahan

pada ayakan No. 10 (2 mm).

Pasir : bagian tanah yang lolos ayakan No. 10 (2 mm) dan yang tertahan pada

ayakan No. 200 (0.075 mm).

Lanau dan lempung : bagian tanah yang lolos ayakan No. 200.

2. Plastisitas
Nama berlanau dipakai apabila bagian-bagian yang halus dari tanah mempunyai

indeks plastis sebesar 10 atau kurang. Nama berlempung dipakai bilamana bagian-

bagian yang halus dari tanah mempunyai indeks plastis indeks plastisnya 11 atau

lebih.

3. Apabila batuan (ukuran lebih besar dari 75 mm) di temukan di dalam contoh

tanah yang akan ditentukan klasifikasi tanahnya, maka batuan-batuan tersebut

harus dikeluarkan terlebih dahulu. Tetapi, persentase dari batuan yang

dikeluarkan tersebut harus dicatat.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tanah untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan raya

(Sistem AASHTO)

Tanah lanau-lempung
Klasifikasi Tanah berbutir
(lebih dari 35% dari seluruh
(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah
contoh tanah lolos ayakan No.
Umum Lolos ayakan No. 200)
200)
A-1 A-2 A-7

Klasifikasi A-7-5*
A-3 A-4 A-5 A-6
Kelompok A-2-
A-1a A-1b A-2-5 A-2-6 A-2-7
4
A-7-6**
Analisis
ayakan (%
lolos)
No.10 ≤ 50 … … … … … … … … … …
No.40 ≤ 30 ≤ 50 ≥ 51 … … … … … … … …
No.200 ≤ 15 ≤ 25 ≤ 10 ≤ 35 ≤ 35 ≤ 35 ≤ 35 ≥ 36 ≥ 36 ≥ 36 ≥ 36
Sifat fraksi
yang lolos
ayakan No. 40
Batas cair
Indek … … ≤ 40 ≥ 41 ≤ 40 ≥ 41 ≤ 40 ≤ 40 ≤ 40 ≥ 41
platisitas ≤6 NP ≤ 10 ≤ 10 ≥ 11 ≥ 11 ≤ 10 ≤10 ≥ 11 ≥ 11
Tipe material Batu pecah,
Pasir Krikl dan pasir yang berlanau atau Tanah Tanah
yang paling krikl dan
halus berlempung berlanau berlempung
dominan pasir
Penilaian
sebagian tanah Baik sekali sampai baik Biasa sampai jelek
dasar

Sumber : Das, 1995.


2.1.4 Sistem Klasifikasi USCS (Unified Soil Classification System)

Klasifikasi tanah USCS diajukan pertama kali oleh Casagrande dan selanjutnya

dikembangkan oleh United State Bureau of Reclamation (USBR) dan United State

Army Corps of Engineer (USACE). Kemudian American Society for Testing and

Materials (ASTM) telah memakai USCS sebagai metode standar guna

mengklasifikasikan tanah. Dalam bentuk yang sekarang, sistem ini banyak digunakan

dalam berbagai pekerjaan geoteknik. Dalam USCS, suatu tanah diklasifikasikan ke

dalam dua kategori utama yaitu :

1. Tanah berbutir kasar (Coarse-grained-soil) yaitu tanah kerikil dan pasir dimana

kurang dari 50% berat total contoh tanahnya lolos dari saringan No.200. Simbol

dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal G atau S. G adalah untuk kerikil

(gravel) dan S untuk pasir (sand) atau tanah berpasir. Selain itu juga dinyatakan

gradasi tanah dengan simbol W untuk tanah bergradasi baik dan P untuk tanah

bergradasi buruk.

2. Tanah berbutir halus (fine-grained-soil) yaitu tanah dimana lebih dari 50% berat

total contoh tanahnya lolos dari saringan No.200. Simbol dari kelompok ini

dimulai dengan huruf awal M untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung

(clay) anorganik, dan O untuk lanau organik dan lempung organik. Simbol PT

digunakan untuk tanah gambut (peat), muck, dan tanah-tanah lain dengan kadar

organik yang tinggi. Plastisitas dinyatakan dengan L untuk plastisitas rendah dan

H untuk plastisitas tinggi.


Simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi adalah W - untuk gradasi baik

(well graded), P - gradasi buruk (poorly graded), L - plastisitas rendah (low

plasticity) dan H - plastisitas tinggi (high plasticity).

Adapun menurut Bowles, 1991. Kelompok-kelompok tanah utama pada sistem

klasifikasi Unified diperlihatkan pada Tabel 2 berikut ini :

Tabel 2.2 Sistem Klasifikasi Tanah UnifiedUnified system

(Bowles, 1991)

Jenis tanah Prefiks Subkelompok Sufiks


Kerikil G Gredasi baik W

Gredasi buruk P

Pasir S Berlanau M

Berlempung C

Lanau M

Lempung C wl<50 persen L

Organik O wl<50 persen H


Gambut Pt
Sumber: Bowles, 1991.

Klasifikasi sistem tanah unified secara visual di lapangan sebaiknya dilakukan

pada setiap pengambilan contoh tanah. Hal ini di samping untuk dapat

menentukan pemeriksaan yang mungkin perlu ditambahkan, juga sebagai

pelengkap klasifikasi yang di lakukan di laboratorium agar tidak terjadi

kesalahan label.
Tabel 2.3 Klasifikasi Tanah untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan raya

(Sistem AASHTO)

Sumber : USCS dalam HardiatmoH C, 1996.


2.1.5 Tanah Dasar (Subgrade)

Tanah dasar merupakan lapisan tanah yang berada di permukaan, dimana sifat-

sifat dan daya dukung tanah dasar ini sangat mempengaruhi kekuatan dan keawetan

konstruksi di atasnya secara keseluruhan. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli

yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, tetapi jika tanah aslinya kurang baik maka

tanah dasar dapat berupa tanah timbunan yang didatangkan dari tempat lain kemudian

dipadatkan. (Nakazawa,1990). Fungsi tanah dasar adalah menerima tekanan akibat

beban yang bekerja di atasnya, tanah dasar harus mempunyai kapasitas dukung yang

optimal sehingga mampu menerima gaya akibat beban tanpa mengalami perubahan

dan kerusakan yang berarti.

2.1.6 Sifat Fisik Tanah

Tanah dalam keadaan alami atau asli memiliki beberapa sifat-sifat dasar. Sifat-

sifat dasar tersebut berupa sifat fisik yang berhubungan dengan tampilan danciri-ciri

umum dari tanah. Sifat fisik tanah berguna untuk mengetahui jenis tanahtersebut.

2.1.7 Sifat Mekanik Tanah

Sifat mekanik tanah adalah sifat-sifat tanah yang mengalami perubahan setelah

diberikan gaya-gaya tambahan atau pembebanan dengan tujuan untuk memperbaiki

sifat-sifat tanah.

2.1.8 Tanah Lanau (slit)

Yaitu tanah berbutir halus yang berukuran lebih kecil dari 0,074 mm (No. 200).

Lanau terdiri dari dua jenis yaitu lanau anorganik (inorganik silt) yang merupakan

tanah berbutir halus dengan plastisitas kecil mengandung butiran kuarsa sedimensi
yang kadang di sebut tepung batuan (rockflour) dan tanah lanau organik (organik silt)

tanah agak plastis berbutir halus dengan campuran partikel partikel bahan organik

terpisah secara halus, warna tanah bervariasi dari abu-abu terang ke abu-abu sangat

gelap.

2.1.9 Tanah Lempung

Tanah lempung merupakan agregat partikel-partikel berukuran mikroskopik

dan submikroskopik yang berasal dari pembusukan kimiawi unsur-unsur penyusun

batuan, dan bersifat plastis dalam selang kadar air sedang sampai luas. Dalam

keadaan kering sangat keras, dan tak mudah terkelupas hanya dengan jari tangan.

Selain itu, permeabilitas lempung sangat rendah (Terzaghi et al, 1996). Sifat khas

yang dimiliki oleh tanah lempung adalah dalam keadaan kering akan bersifat keras,

dan jika basah akan bersifat lunak plastis, dan kohesif, mengembang dan menyusut

dengan cepat, sehingga mempunyai perubahan volume yang besar dan itu terjadi

karena pengaruh air.. Tanah lempung lunak mempunyai karakteristik yang khusus

diantaranya kemampatan yang tinggi, indeks plastisitas yang tinggi, kadar air yang

relatif tinggi, dan mempunyai gaya geser yang kecil. Sifat-sifat yang dimiliki tanah

lempung adalah sebagai berikut (Hardiyatmo, 1996).

1. Ukuran butir halus, kurang dari 0,002 mm.

2. Permeabilitas rendah.

3. Kenaikan air kapiler tinggi.

4. Bersifat sangat kohesif.

5. Kadar kembang susut yang tinggi.


2.1.10 Tanah Pasir

Secara partikel, ukuran partikel pasir besar dan sama atau seragam, bentuknya

bervariasi dari bulat sampai persegi. Bentuk-bentuk yang dihasilkan dari abrasi dan

pelarutan adalah sehubungan dengan jarak transportasi sedimen.

Mineral pasir yang lebih dominan adalah kwarsa yang pada dasarnya stabil,

lemah dan tidak dapat merubah bentuk. Pada suatu saat, pasir dapat meliputi granit,

magnetit dan hornblende. Karena perubahan cuaca di mana akan cepat terjadi

pelapukan mekanis dan terjadi sedikit pelapukan kimiawi, mungkin akan ditemui

mika, feldspar atau gypsum, tergantung pada batuan asal.

2.1.11 Pengertian Tanah longsor

Tanah Longsor secara umum adalah perpindahan material pembentuk lereng

berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material laoporan, bergerak kebawah

atau keluar lereng. Secara geologi tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi

dimana terjadi pergerakan tanah seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah.

(Nandi; 2007).

Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut : air yang

meresap kedalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus

sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bisang gelincir, maka tanah menjadi

licin dan tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan luar lereng .
2.1.12 Penyebab terjadinya Tanah Longsor

Gejala umum tanah longsor ditandai dengan munculnya retakan-retakan

dilereng yang sejajar dengan arah tebing, biasanya terjadi setelah hujan, munculnya

mata air baru secara tiba-tiba dan tebing rapuh serta kerikil mulai berjatuhan. (Nandi;

2007).

Faktor penyebabnya antara lain :

a. Lereng Terjal

Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang

terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut dan angin.

Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 1800 apabila ujung

lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.

b. Ketinggian

Semakin tinggi maka semakin besar potensi jatuhnya tanah.

c. Curah Hujan

Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air

dipermukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-

pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.

Ketika hujan, air akan menyusup kebagian yang retak sehingga tanah dengan cepat

mengambang kembali dan dapat menyebabkan terjadinya longsor bila tanah

tersebut terletak pada lereng yang terjal.


d. Jenis Tanah

Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan

ketebalan lebih dari 2,5 m dari sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini

memiliki potensi terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu

tanah ini sangat retan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena

air dan pecah ketika hawa terlalu panas.

2.1.13 Kadar air

Pada dasarnya tanah terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian padat dan bagian

rongga. Bagian padat terdiri dari partikel-partikel tanah yang padat sedangkan bagian

rongga terisi oleh air dan udara. Untuk menentukan suatu kadar air dari tanah tersebut

dapat dilakukan pengujian sampel tanah dengan membandingkan antara berat yang

terkandung dalam tanah dengan berat butir tanah tersebut dan dinyatakan dalam

persen.

Kadar air tanah ialah perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan

berat kering tanah tersebut. Kadar air tanah dapat digunakan untuk menghitung

parameter sifat-sifat tanah.

Sedangkan pengeringan untuk benda uji yang tidak mengandung bahan organik

dilakukan diatas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan spirtus.

Lakukan penimbangan dan pengeringan secara berulangulang sehingga mencapai

berat yang tetap.

kadar air tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


Kadar air = ...................... ( 2.1 )

Dimana:

W1 = berat cawan + tanah basah (gram)

W2 = berat cawan + tanah kering (gram)

W3 = berat cawan kosong (gram)

W1-W2 = barat air (gram)

W2-W3 = berat bahan kering (gram)

2.1.14 Berat jenis tanah

Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat tanah kering dan berat air

suling yang isinya sama dengan isi tanah dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

berat jenis tanah diperlukan untuk merencanakan konstruksi bangunan yang

kekuatannya dipengaruhi oleh berat jenis tanah.

Berat jenis tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kandungan

bahan organik dan komposisi bahan mineral tanah. Bahan organik tanah

mempengaruhi berat isi dan berat jenis tanah. Bahan organik berperan dalam

merekatkan tanah, bila semakin banyak kandungan bahan organiknya maka berat isi

dan berat jenis semakin rendah.

Berat jenis (Gs) tidak berdimensi. Secara tipikal, berat jenis berbagai tanah

berkisar antara 2,65 sampai 2,75. Berat jenis Gs = 2,67 biasanya digunakan untuk

tanah-tanah tidak berkohesi atau tanah granular, sedangkan untuk tanah-tanah tidak
kohesif tidak mengandung bahan organik Gs berkisar diantara 2,68 sampai 2,72.

Nilai-nilai berat jenis dari berbagai jenis tanah diberikan dalam Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Berat jenis tanah (specific gravity)

Macam tanah Berat jenis (Gs)


Kerikil 2,65-2,68
Pasir 2,65-2,68
Lanau organik 2,62-2,68
Lempung organik 2,58-2,65
Lempung anorganik 2,68-2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25-1,28
Sumber : Hardiyatmo (1992)

Berat jenis tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Gs = ....................... ( 2.2 )

Dimana:

Gs = berat jenis

W1 = berat piknometer + air bersih

W2 = berat piknometer + tanah + air yang telah didikan

Ws = berat piknometer + tanah + berat piknometer kosong

2.1.15 Alat-alat dan proses pengujian tanah

Alat-alat dan proses pengujian yang di gunakan untuk melakukan pengujian

kadar air tanah, berat jenis tanah.


1. Alat yang digunakan

a. oven

b. Timbangan elektrik

c. Mangkok aduk

d. Cawan

e. Piknometer

f. Termometer

g. Botol ukur

h. Sendok dempul

i. Corong

2. Prosedur pengujian

a. Prosedur pengujian kadar air tanah meliputi tahapan-tahapan, antara lain:

1. Tempatkan benda uji dalam cawan, lalu timbang dan catat beratnya.

2 .Keringkan dengan menggunakan oven ataupun dengan menggunakan

kompor.

3. Pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan oven maupun pengeringan

diatas kompor untuk benda uji yang tidak mengandung bahan organik.

Proses pengeringan dengan oven adalah dengan membuka tutup cawan dan

taruh di dalam oven selama 24 jam. Sedangkan pengeringan untuk benda uji

yang tidak mengandung bahan organik dilakukan diatas kompor atau dibakar

langsung setelah disiram dengan spirtus. Lakukan penimbangan dan

pengeringan secara berulangulang sehingga mencapai berat yang tetap. Lalu


cawan yang berisikan benda uji yang telah dikeringkan didinginkan dalam

desikator. Setelah dingin lalu timbang dan Catat beratnya.

b. Prosedur pengujian Berat jenis tanah meliputi tahapan-tahapan, antara lain:

1. Prosedur pengujian meliputi tahapan pengeringan benda uji di dalam oven

selama 24 jam dan penimbangan, selanjutnya benda uji dimasukkan ke dalam

piknometer lalu timbang lagi dan seterusnya.

2.1.16 Regresi linier dan Kuadrat dari kuefisien korelasi (r 2)

Regresi linier adalah alat statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara satu atau beberapa variabel terhadap satu buah variabel. Variabel yang

mempengaruhi sering disebut variabel bebas, variabel independen atau variabel

penjelas.

Kuadrat dari kuefisien korelasi (r2) menunjukan proporsi dari varians dalam

satu variabel yang diatribusikan kepada hubungan liniernya dangan variabel lain.

Dengan perkataan lain, ia menunjukan seberapa dari variabel mereka mempunyai

0,06 kemudian (0,06)2 atau 0,03 (36%) dari varians yang ditunjukan oleh skor-skor

Y dapat ditribusikan kepada kecenderungan Y untuk bervariasi secara linier dengan

X. Seandainya korelasi –0,50 atau 25% (-0,50)2dari variasi dalam X. Sudah barang

tentu, bila r sama dangan nol, maka tidak ada variasi dalam X yang dapat

diatribusikan kepada hubungan linier dengan variabel Y. Ada beberapa hal penting

yang harus diperhatikan apabila kita memberikan interpretasi koefisien korelasi.

Sekalipun deskrisi verbal dari korelasi sangat tergantung dari apa yang

dipelajari, akan sangat berguna bila kita mempunyai konsistensi dalam terminologi
untuk menggambarkan besarnya koefisien. Dalam literatur penelitian tidak terdapat

konsistensi dalam hal ini, tetapi beberapa ahli terkemuka menentukan pedoman kasar

seperti berikut (Guilford:1978).

< 0,02 korelasi sangat rendah, hubungan hampir tak berarti

02,0-0,40 korelasi rendah

0,40-0,70 korelasi sedang, hubungan cukup penting

0,70-0,90 korelasi tinggi, hubungan jelas

0,90< korelasi sangat tinggi, hubungan sangat menyakinkan.

Secara umum persamaan regresi sederhana ( dengan satu prediktor ) dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b X .....................( 2.3)

Y = Nilai yang diprediksikan

a = Konstanta bila harga X= 0

b = Koefisien regrelasi

X = Nilai variabel independen

Dalam rumus diatas, a dan b adalah kuantitas yang dihasilkan oleh suatu analisis dari

data X danY dari sempel regresi. Besarnya simbol b akan tergantung dari kekuatan

dan arah hubungan antara X dan Y yang telah diketahuidalam sempel yang dipelajari.

2.1.17 Beberapa metode statistik dalam pengambilan contoh tanah

Pengambilan beberapa titik contoh tanah dari sebidang lahan atau poligon

untuk dianalisis sifat fisik tanahnya, diharapkan dapat menghasilkan data/nilai yang

dapat menggambarkan kondisi keseluruhan bidang lahan. Ada beberapa metode


statistik dalam pengambilan contoh dalam suatu hamparan atau bidang lahan dengan

nilai ketelitian dan efektivitas berbeda, antara lain: pengambilan contoh acak

sederhana (simple random sampling/SRS), pengambilan contoh terstrata (stratified

sampling/StS), pengambilan contoh secara kelompok (cluster sampling/CS),

pengambilan contoh sistematik (systematic sampling/SyS), dan seterusnya. Di bawah

ini disajikan secara ringkas empat macam metode statistik dalam pengambilan

contoh.

1. Pengambilan contoh acak sederhana/simple random sampling (SRS) Aturan

pengacakan. Tidak ada batasan dalam menentukan jumlah contoh tanah yang

dipilih. Semua titik pengambilan contoh memiliki peluang yang sama dan saling

bebas satu sama lainnya.

Sumber: Gambar 2.1 Simple random sampling(SRS)

2. Pengambilan contoh secara terstrata/stratified sampling (StS) Aturan pengacakan.

Dalam pengambilan contoh terstrata, area dibagi ke dalam sub-area, disebut


strata, masing-masingnya diperlakukan seperti dalam SRS dengan jumlah contoh

ditentukan sebelum pengambilan contoh.

Sumber: Gambar 2.2 Stratified sampling (StS)

3. Pengambilan contoh secara kelompok/cluster sampling (CS) Aturan pengacakan.

Dalam cluster sampling, tentukan set-set terpilih, yang diacu sebagai kelompok-

kelompok.

Sumber: Gambar 2.3 Cluster sampling (CS)

4. Pengambilan contoh secara sistematik/systematic sampling (SyS) Aturan

pengacakan. Sebagaimana dengan cluster sampling, pada systematic sampling,


pemilihan pengacakan dilakukan dengan membatasi set dari titik. Perbedaan

dengan CS adalah hanya satu kluster yang dipilih. Dalam hal ini SyS merupakan

kasus khusus dari CS. Catatan: istilah kluster sebagaimana digunakan disini tidak

mengacu kepada kedekatan geografis, tetapi kenyataannya dikarenakan satu titik

dari satu kluster, maka semua titik yang lainnya masing-masing merupakan

kluster juga.

Sumber: Gambar 2.4 Systematic sampling (SyS)

2.1.18 Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk mengambil contoh tanah berbeda sesuai

dengan macam contoh tanah yang akan diambil. Jenis peralatan yang digunakan

disajikan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Macam contoh tanah dan alat yang diperlukan untuk pengambilannya

Jenis contoh tanah Jenis alat

Contoh tanah utuh (undisturbed soil Tabung logam kuningan atau


sample) tembaga (ring sample),
sekop/cangkul, pisau tajam tipis
Contoh tanah dengan agregat utuh Cangkul, kotak contoh
(undisturbed soil aggregate)
Contoh tanah terganggu (disturbed Cangkul dan atau bor tanah,
soil sample) kantong plastik tebal
Gambar peralatan yang digunakan untuk mengambil sempel tanah bisa dilihat di

lampiran B.

1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample)

Contoh tanah utuh dapat diambil menggunakan tabung logam yang

terbuat dari tembaga, kuningan, dan besi. Laboratorium Fisika Tanah, Balai

Penelitian Tanah, Bogor menggunakan tabung tembaga (Gambar 3) yang

mempunyai ukuran tinggi 4 cm, diameter dalam 7,63 cm, dan diameter luar

7,93 cm. Tabung tersebut ditutup dengan plastik di kedua ujungnya.

2. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil aggregate)

Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami

yang kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini diperuntukkan bagi

analisis indeks kestabilitas agregat (IKA).

3. Contoh tanah terganggu (disturbedsoil sample)

Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifatsifat

kimia tanah. Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di

lapangan, karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Contoh

tanah ini dapat dikemas menggunakan kantong plastik tebal atau tipis.

Kemudian diberi label yang berisikan informasi tentang lokasi, tanggal

pengambilan, dan kedalaman tanah. Label ditempatkan di dalam atau di luar


kantong plastik. Jika label dimasukkan ke dalam kantong plastik bersamaan

dengan dimasukkannya contoh tanah, maka label dalam ini perlu dibungkus

dengan kantong plastik kecil, agar informasi yang telah tercatat tidak hilang

karena terganggu oleh kelembapan air tanah.

2.2 Kerangka Konseptual

Berdasarkan dari landasan teori maka dapat dibuat kerangka konseptual seperti

gambar 2.1.

INPUT PROSES OUTPUT

1. Mendapatkan
1. Data Primer 1. Menganalisa kadar air
hasil analisis
a. Sempel tanah tanah dengan
berat jenis
b. Titik kordinat di persamaan ( 2.1 )
tanah.
lokasi 2. Menganalisa Berat
2. Mendapatkan
pengambilan Jenis Tanah dengan
hasil analisis
sempel tanah persamaan ( 2.2 )
kadar air tanah.
3. Menganalisa
2. Data Sekunder 3. Mendapatkan
pengaruh kadar air
a. Peta kesampaian hasil analisis
tanah terhadap berat
daerah pengaruh kadar
jenis tanah dangan
b. Peta geologi air tanah
persamaan ( 2.3 )
c. Peta topografi terhadap berat
jenis tanah.

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian terapan (applied

research). Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk hati-hati,

sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan digunakan segera

untuk keperluan tertentu. (Menurut Sugiono, 2009:10-11), penelitian terapan ini

digolongkan dalam penggolongan menurut tujuan.)

Penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis

dapat diaplikasikan. Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk

mengembangkan produk penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan,

mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Rencananya penelitian ini akan di lakukan di PT. Kamalido Sampurna Desa

Muara Danau Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

3.2.2 Waktu Penelitian


Rencananya penelitian ini akan di lakukan di PT. Kamalido Sampurna Desa

Muara Danau Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Di mulai

dari tanggal 07 Maret 2019 sampai dengan selesai pengambilan data.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti

yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. Sesuai

dengan permasalahan yang diteliti maka variabel penelitiannya adalah Mengetahui

kadar air tanah, batas cair, batas plastis, berat jenis tanah di PT. Kamalindo

Sampurna. untuk mendapat nilai kadar air tanah, dan berat jenis tanah maka di

lakukan pengujian labolatorium.

3.4 Data dan Sumber Data

3.4.1 Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Adapun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Pengambilan sempel tanah

b. Pengambilan titik kordinat


2. Data Sekunder

Adapun data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Peta kesampaian daerah

b. Peta geologi

c. Peta topografi

d. Data curah hujan

3.4.2 Sumber data

yang peneliti dapatkan berasal dari pengamatan langsung di area penambangan,

arsip-arsip dan dokumentasi dari PT. Kamalindo Sampurna.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara yaitu:

1. Pengambilan sempel tanah.

Pengambilan sempel tanah dilakukan di front penambangan dengan

menggunakan metode systematic sampling, yaitu dengan cara membuat garis

persegi empat dengan ukuran kurang lebih 50cm x 50cm persegi, lalu

pengambilan sempel tanah dilakukan di tengah-tengah kotak tersebut.

Dalam pengambilan sampel dilakukan pada 5 (lima) titik pengambilan, setiap

lokasi diperoleh 4 (empat) sampel. Adapun pengambilan sampel dapat dilihat

pada gambar (2.4).

2. Pengambilan titik kordinat.


Pengambilan titik kordinat dilakukan di tempat titik pengambilan sempel

tanah yang pada 5 titik pengamatan dengan menggunakan alat GPS.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara dan proses

untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan tujuan yang sudah

ditetapkan. Pada pengolahan data ini ada beberapa hal yang akan dibahas yaitu:

a. mengamati dan menganalisa secara langsung kegiatan di lapangan

b. Melakukan pengujian dan perhitungan kadar air tanah pada sempel tanah seperti

persamaan (2.1)

c. Melakukan pengujian dan perhitungan berat jenis tanah pada sempel tanah seperti

persamaan (2.2)

d. Menganalisa pengaruh kadar air tanah dangan barat jenis tanah mengunakan

persamaan regresi linier dengan persamaan (2.3)

3.6.2 Metode pengujian

Metode pengujian masing-masing mengacu pada standar pengujian sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Metode pengujian sifat fisik tanah dan sifat mekanis tanah

No Jenis pengujian Kode SNI

1 Kadar air tanah 03-1965-1990


Barat jenis tanah 03-1964-1990
2

3.6.3 Analisis Data

Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka

dilakukan analisis data dari pengolahan data yang didapat. Pada analisis data ini

dapat menentukan hasil akhir dari penelitian yang dilakukan, yaitu akan terlihat

kadar air tanah, berat jenis tanah di PT. Kamalindo Sampuna. Untuk melihat

pengaruh kadar air tanah dan berat jenis tanah pada lokasi penelitian menggunakan

regresi linier dan microsoft excell.

3.7 Diagram Alir Penelitian

Kerangka metodologi yang digunakan adalah seperti diperlihatkan pada gambar

berikut:

Analisis Hubungan Kadar Air Terhadap Berat Jenis Tanah Di Front


Penambangan PT. Kamalindo Sampurna.

Identifikasi Masalah
1. Terjadinya garakan tanah yang mengakibatkan longsor.
2. Belum diketahui kadar air,dan berat jenis tanah yang digunakan
untuk lereng dan tambang di PT. Kamalindo Sampurna.

Tujuan penelitian
4. Menganalisa kadar air tanah pada PT. Kamalindo Sampurna.
5. Menganalisa berat jenis tanah di PT. Kamalindo Sampurna.
6. Menganalisa pengaruh kadar air terhadap berat jenis tanah di PT.
Kamalindo Sampurna.
A

Pengumpulan Data

Data Primer
Data Sekunder
a. Pengambilan sempel tanah
a. Peta kesampaian daerah
b. Pengambilan titik kordinat
b. Peta geologi
c. Peta topografi
d. Data curah hujan

Pengolahan Data
Pengujian kadar air tanah menggunakan
persamaan 2.1
Pengujian berat jenis tanah menggunakan
persamaan 2.2
Pengaruh kadar air tanah dan berat jenis tanah
menggunakan persamaan 2.3

Analisa Data
Menganalisa pengaruh kadar air tanah
terhadap berat jenis tanah
menggunakan regresi linier dengan
microsoft excell
Hasil
Kadar air tanah.
Berat jenis tanah.
Pengaruh kadar air tanah
terhadap berat jenis tanah.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisikan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian Pengaruh

Kadar Air dan Berat Jenis Tanah Terhadap Longsoran di Front Penambangan PT.

Kamalindo Sampurna Desa Rantau Tenang Kecamatan Pelawan Kabupaten

Sarolangun Provinsi Jambi, dilanjutkan dengan pengolahan data.

4.1. Pengumpulan Data

Sebelum melakukan perhitungan terhadap kadar air dan berat jenis tanah

terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini

berupa data primer dan data sekunder yang bersumber dari pengamatan langsung di

lapangan, Adapun data yang diperlukan dalam perhitungan penelitian ini adalah:

1. Data primer:

a. Sampel tanah

Pengambilan sampel tanah yang berdasarkan secara langsung di lapangan

dengan menggunakan metode systematic sampling, dengan cara membuat garis


kotak-kotak persegi empat dengan ukuran 50 cm x 50 cm persegi, lalu pengambilan

sempel tanah dilakukan di tengah-tengah kotak tersebut. Pengambilan sampel tanah

perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil pengujian kadar air dan berat jenis

laboratorium.

b. Titik kordinat

Pengambilan titk kordinat yang berdasarkan secara langsung di lapangan

yang dilakukan di tempat pengambilan sampel tanah dengan menggunakan alat

GPS di lapangan. Pengambilan titik kordinat dilakukan untuk membuat peta

lokasi pengambian sampel tanah.

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang telah ada di perusahaan, bersumber dari

arsip dan literatur yang menyangkut dalam penelitian berupa:

a. Peta kesampaian daerah

b. Peta geologi

c. Peta topografi

d. Data curah hujan

4.2 Pengolahan Data

Setelah melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka

selanjutnya adalah pengolahan data, dalam pengolahan data ini bertujuan untuk

mengetahui kadar air dan berat jenis tanah.


4.2.1 Pengujian Kadar Air Tanah

Pengujian kadar air tanah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan di

laboratorium, dan untuk mendapatkan nilai kadar air tanah maka perlu dicari dengan

mengunakan rumus 2.1.

Sampel A.

Kadar air =

= 9,23%

Sampel B.

Kadar air =

= 6,086%

Sampel C.

Kadar air =

= 11,016%

Sampel D.
Kadar air =

= 9,523%

Sampel E.

Kadar air =

= 9,523%

Kadar air rata-rata =

Tabel 4.1
Hasil Pengujian Kadar Air Tanah

Sampel A B C D E
Berat cawan (gram) 14,0 14,1 14,0 14,0 14,1
Berat cawan + tanah 43,4 50,7 40,2 39,3 46,3
basah (gram)
Berat cawan + tanah 40,9 48,6 37,6 37,1 43,5
kering (gram)
Berat air (gram) 2,5 2,1 2,6 2,2 2,8
Berat tanah kering 26,9 34,5 23,6 23,1 29,4
(gram)
Kadar air (%) 9,23% 6,08% 11,01% 9,52% 9,52%
Rata-rata 9,072%
Pada tabel (4.1) terlihat bahwa nilai kadar air tanah pada sapel A 9,23%, sampel B

6,086%, sampel C 11,016%, sampel D 9,523% dan sampel E 9,523% dan nilai rata-

rata kadar air tanah adalah 9,072%.

4.2.2 Pengujian berat jenis tanah

Pengujian Berat jenis tanah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan di

laboratorium, dan untuk mendapatkan nilai Berat jenis tanah maka satu sampel dibuat

tiga ( 3 ) prcobaan dan perlu dicari dengan mengunakan rumus 2.2.

Sampel A

Percobaan 1 GS =

Percobaan 2 GS =

Percobaan 3 GS =

GS Rata-rata =

Tabel 4.2
Hasil Pengujian Berat Jenis Tanah Sampel A
Keterangan Satuan 1 2 3
Berat tanah kering (Ws) Gram 46,3 48,7 71,0
Berat piknometer + Air (W1) Gram 337,0 337,0 337,0
Berat piknometer + Tanah + Air (W2) Gram 371,0 376,8 391,6
Spesific grafity (GS) 3,76 5,47 4,32
Rata-rata (GS_ 4,51

Sampel B

Percobaan 1 GS =

Percobaan 2 GS =

Percobaan 3 GS =

GS Rata-rata =

Tabel 4.3
Hasil Pengujian Berat Jenis Tanah Sampel B
Keterangan Satuan 1 2 3
Berat tanah kering (Ws) Gram 54,8 55,4 48,5
Berat piknometer + Air (W1) Gram 337,0 337,0 337,0
Berat piknometer + Tanah + Air (W2) Gram 373,7 373,8 369,8
Spesific grafity (GS) 3,02 2,97 3,08
Rata-rata (GS_ 3,02

Sampel C

Percobaan 1 GS =

=
Percobaan 2 GS =

Percobaan 3 GS =

Rata-rata =

Tabel 4.4
Hasil Pengujian Berat Jenis Tanah Sampel C
Keterangan Satuan 1 2 3
Berat tanah kering (Ws) Gram 56,0 70,0 64,9
Berat piknometer + Air (W1) Gram 337,0 337,0 337,0
Berat piknometer + Tanah + Air (W2) Gram 371,7 378,8 378,6
Spesific grafity (GS) 2,62 2,48 2,78
Rata-rata (GS_ 2,62

Sampel D

Percobaan 1 GS =

Percobaan 2 GS =

Percobaan 3 GS =
=

Rata-rata =

Tabel 4.5
Hasil Pengujian Berat Jenis Tanah Sampel D
Keterangan Satuan 1 2 3
Berat tanah kering (Ws) Gram 57,2 50,2 73,9
Berat piknometer + Air (W1) Gram 337,0 337,0 337,0
Berat piknometer + Tanah + Air (W2) Gram 375,4 372,2 383,8
Spesific grafity (GS) 3,04 3,34 2,72
Rata-rata (GS_ 3,03
Sampel E

Percobaan 1 GS =

Percobaan 2 GS =

Percobaan 3 GS =

Rata-rata =

Tabel 4.6
Hasil Pengujian Berat Jenis Tanah Sampel E
Keterangan Satuan 1 2 3
Berat tanah kering (Ws) Gram 56,3 61,0 69,4
Berat piknometer + Air (W1) Gram 337,0 337,0 337,0
Berat piknometer + Tanah + Air (W2) Gram 373,6 375,6 379,2
Spesific grafity (GS) 2,85 2,72 2,55
Rata-rata (GS_ 2,70

Untuk nilai rata-rata berat jenis tanah dari ke 5 (lima) sempel dapat dilihat pada

tabel 4.7

Tabel 4.7
Nilai Rata-rata Berat Jenis Tanah Semua Sampel
Keterangan A B C D E
Rata-rata GS Setiap Sampel 4,51 3,02 2,62 3,03 2,70
Rata-rata GS Semua Sampel 3,17

Pada tabel (4.7) terlihat bahwa nilai rata-rata berat jenis tanah pada sapel A 4,51

sampel B 3,02 sampel C 2,62 sampel D 3,03 dan sampel E 2,70 dan nilai rata-rata GS

semua sampel adalah 3,17. Dari seluruh perhitungan di peroleh rekapitalasi data

sebagai beriku:

Tabel 4.8

Rekapitalasi Nilai Kadar Air Tanah dan Berat Jenis Tanah

Sampel Kadar air Berat jenis


tanah tanah
A 9,23 4,51
B 6,08 3,02
C 11,01 2,62
D 9,52 3,03
E 9,52 2,70

BAB V
ANALISA DATA

Kegiatan penambangan di PT. Kamalindo Sampurna dilakukan dengan

menggunakan alat mekanis, untuk mendukung aktifitas penambangan perlu diketahui

kadar air dan berat jenis tanah, oleh karena itu sangat penting diperhatikan beberapa

aspek yang mempengaruhi tanah dengan menggunakan pengujian dan perhitungan

kadar air dan berat jenis tanah. Dari pengumpulan dan pengolahan data, maka

didapatkan nilai kadar air dan berat jenis tanah di PT. Kamalido Sampurna.

5.1 Analisa Perhitungan Kadar Air Tanah

Nilai yang didapat dalam pengujian dan perhitungan kadar air tanah dengan

menggunakan sampel tanah sebanyak 5 sempel. Dari 5 sempel pengujian diperoleh


nilai kadar air tanah yang tertinggi terdapat pada sempel C yaitu sebesar 11,01% dan

nilai kadar air tanah terendah terdapat pada sempel B sebesar 6,08%, dan diperoleh

nilai rata-rata kadar air tanah yaitu sebesar 9,07%.

Kadar Air Tanah


12
10
8
6
4
2
0
Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D Sampel E

Gambar 5.1 grafik kadar air tanah

5.2 Analisa Perhitungan Berat Jenis Tanah

Dari hasil pengujian dan perhitungan berat jenis tanah diketahui nilai yang

dipat dalam 5 sampel, dalam setiap sampel pengujian dilakukan 3 percobaan

pengujian. Nilai sampel A terlihat nilai rata-rata GS 4,51. Pada sampel B terlihat nilai

rata-rata GS 3,02. Pada sampel C terlihat nilai rata-rata GS 2,62. Pada sampel D

terlihat nilai rata-rata GS 3,03. Dan pada sampel E terlihat nilai rata-rata GS 2,70.dan

nilai rata-rata berat jenis tertinggi terdapat pada sempel A yaitu sebesar 4,51 dan nilai

terendah terdapat pada sempel C sebesar 2,62. Dan nilai rata-rata GS dari semua

sampel adalah 3,17.


Berat Jenis Tanah
5

4,5

3,5

2,5

2
Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D Sampel E

Gambar 5.2 grafik berat jenis tanah

5.3 Analisis Hubungan Kadar Air Tanah Terhadap Berat Jenis Tanah

Dari hasil hubungan antara kadar air tanah dan berat jenis tanah didapat nilai

koefisien korelasi R2 = 0,0149 sehingga hubungan dikategorikan korelasi sangat

randah, hubungan hampir tidak berarti. Dari hubungan kadar air tanah terhadap berat

jenis tanah di peroleh empiris yaitu Y = - 0,0517x + 3,6448. Dari persamaan tersebut

kita dapat memprediksi nilai berat jenis suatu tanah dengan merubah nilai variabel X

(kadar air tanah). Grafik hubungan kadar air terhadap berat jenis tanah dapat dilihat

pada gambar 5.3


Hubungan Kadar Air Terhadap Berat
Jenis Tanah
5

4
Berat Jenis Tanah

2 Series1
y = -0,0517x + 3,6448
R² = 0,0149 Linear (Series1)
1

0
0 5 10 15
Kadar Air Tanah

Gambar 5,3 grafik hubungan kadar air tanah dengan berat jenis tanah

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan pada bab sebelumnya berdasarkan penelitian

dilapangan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari hasil data pengujian dan perhitungan didapat nilai kadar air tanah pada

sampel A 9,23% sampel B 6,08% sampel C 11,01% sampel D 9,52% dan

pada sampel E 9,52% dengan nilai rata-rata 9,07%.

2. Dari hasil data pengujian dan perhitungan didapat nilai berat jenis tanah

pada sampel A dari 3 percobaan didapatkan nilai rata-rata GS 4,51 pada

sampel B 3,02 sampel C 2,62 sampel D 3,03 dan sampel E 2,70 dengan

nilai rata-rata GS dari semua sampel 3,17.

3. Dari hasil analisis hubungan kadar air terhadap berat jenis tanah

menggunakan data gabungan terdapat nilai persamaan regresi R 2 = 0,0149

sehingga hubungan dikategorikan korelasi sangat randah, hubungan hampir

tidak berarti.Dari persamaan kadar air terhadap berat jenis tanah diperolah

persamaan empiris yaitu Y = -0,0517x + 3,6448.dari persamaan rersebut

kita dapat memprediksikan nilai berat jenis suatu tanah dengan merubah

nilai variabel X (kadar air tanah)

6.2 Saran

1. Pentingnya diketahui kadar air tanah dan berat jenis tanah pada pekejaan di

suatu penambangan.

2. Untuk menguragi terjidinya kerusakan jalan tambang dan longsoran di

front penambangan harus dikalakukan pengujian kadar air dan berat jenis

tanah.
3. Untuk pengujian kadar air tanah hendaknya sempel yang dibawa tidak

terbuka agar sempel tanah dapat benar-benar representatif dalam pengujian.

4. Untuk memprediksi nilai berat jenis tanah dapat menggunakan persamaan

Y = -0,0517x + 3,6448 dangan merubah variabel X (kadar air tanah)

DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J. E. (1986). Sifat-sifat Fisik dan Geoteknik Tanah, Erlangga, Jakarta.


Das, Braja M., 1995, Mekanika Tanah 1. Erlangga. Jakarta.
Dantes, Nyoman, 2012, Metode Penelitian, Andi Offset, Yogyakarta.
Fathurzori, Faisal Rezqi, 2016, Sifat-sifat Fisik dan Mekanis Tanah Timbunan Beban
Jalan Kaula Kapuas, Poros Teknik, Volume 8, No 1, Banjarmas
Hardiyatmo H C, “Prinsip-prinsip Mekanika Tanah Soal dan Penyelesaian”, Beta
Offset, 2001, Yogjakarta.

Rama Indera Kusuma, dkk, 2016, Tinjauan Sifat Fisik dan Mekanis Tanah,(Studi
Kasus Jalan Cerenang Kabupaten Serang), Fondasi, Volume 5, No 1,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Sugiyino, 2017,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta,
Bandung.
Yulvi Zaika, Syafi’ah, 2011, Pengaruh Bbeban Dinamis Dan Kadar air Tanah
terhadap stabilitas Lereng Pada Tanah Lempung, Rekayasa Sipil, Volume 5,
No 1, Universitas Brawijaya Malan.

LAMPIRAN A

Gambar alat-alat pengujian kadar air tanah dan berat jenis tanah
Gambar L.A. 1.Timbangan digital

Gambar L.A.2. Oven


Gambar L.A.3. Mangkok aduk

Gambar L.A.4. Cawan


Gambar L.A.5. Piknometer

Gambar L.A.6. Termometer


Gambar L.A.7. Botol ukur

Gambar L.A.8. Sendok dempul


Gambar L.A.9. Corong
Lampiran C
Dokumentasi pengujian kadar air tanah

Gambar 1 Lima sempel yang digunakan

Gambar 2 Memasukan sempel kedalam cawan


Ganbar 3 Memasukan sempel kedalam oven

Gambar 4 Menimbang sempel setelah di oven


Lampiran D
Dokumentasi pengujian berat jenis tanah

Gambar 1 Menimbang berat piknometer + air

Gambar 2 Memasukan tanah kedalam piknometer


Gambar 3 Memasukan air kedalam piknometer + tanah

Gambar 4 Memanaskan air + tanah di dalam piknometer


Gambar 5 Menambahkan air kedalam piknometer

Gambar 6 Menimbang piknometer + air + tanah


Form Pengujian Laboratorium

Pengukur : Kadar Air Tanah Instrumen :

Tanggal pengujian : 10 juni 2019

Tempat : Laboratorium

STTIND Padang

No Sampel W1 W2 W3
1 A 43,4 40,9 14,0
2 B 50,7 48,6 14,1
3 C 40,2 37,6 14,0
4 D 39,3 37,1 14,0
5 E 46,3 43,5 14,1

Diketahui oleh pembimbing

Refky Adi Nata,ST.,MT.


Form Pengujian Laboratorium

Pengukur : Berat Jenis Tanah Instrumen :

Tanggal pengujian : 3 Agustus 2019

Tempat : Laboratorium

STTIND Padang

No Sampel Percobaan W1 W2 Ws
1 371,0 337,0 46,3
1 A 2 376,8 337,0 48.7
3 391,6 337,0 71,0
1 373,7 337,0 54,8
2 B 2 373,8 337,0 55,4
3 369,8 337,0 48,5
1 371,7 337,0 56,0
3 C 2 378,8 337,0 70,0
3 378,6 337,0 64,9
1 375,4 337,0 57,2
4 D 2 372,2 337,0 50,2
3 383,8 337,0 73,9
1 373,6 337,0 56,3
5 E 2 375,6 337,0 61,0
3 379,2 337,0 69,4

Diketahui oleh pembimbing

Refky Adi Nata,ST.,MT.


Form Penganbilan Titik-titik Kordinat

Pengukur : Instrumen : GPS

Tanggal pengambilan : 07 May 2019

Cuaca : Mendung

Titik X Y Z

Lokasi 1 0249605 9741012 51

Lokasi 2 0249617 9741013 58

Lokasi 3 0249630 9741016 59

Lokasi 4 0249599 9741023 59

Lokasi 5 0249593 9741031 59


LEMBARAN KONSULTASI

Nama : SUBHANALLAOH
NPM : 1310024427106
Program Studi : Teknik Pertambangan
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kadar Air Dan Berat Jenis Tanah Terhadap
Longsoran Di Front Penambangan PT. Kamalindo Sampurna
Desa Rantau tenang Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf

1 6 Agustus 2019 Kadar air dan berat jenis di analisis di


jelaskan berapa tinggi, randah, rata-rata.
Pengaruh kadarair dengan berat jenis
poin 3 di kesimpulan dari grafik.
2 14 Agustus 2019 Kasih judul masing-masing
dokumentasi penelitian.
Lampiran pengujian labor diperbaiki.
3 16 Agustus 2019 Saran dibuat perpoin.
Kesimpulan samakan dengan tujuan.
Grafik diperbaiki.
Buat abstrak dalam idonesia dan
4 28 Agustus 2019
inggris.
Isi abstrak tidak lebih dari 200 kara.
Isinya masalah, tujuan, metode, dan
hasil.
Tambahkan kata kunci.
5 3September 2019
Perbaiki analisa data untuk hasil
hubungan kadar air dengan berat jenis
tanah. Masukan nilai persamaan
empiris dankoefisien korelasi.
6 4 Oktober 2019 Perbaiki kesimpulan poin 3
Perbaiki saran dan kaitkan dengan hasil
penelitian
Hapus sitematika penulisan
Perbaiki daftar pustaka
Perbaiki abstrak
Tambahkan narasi sebelum table
Peta topografi dan titik penumpulan
sempel
Acc Jilid

Pembimbing I

Refky Adi Nata,MT


LEMBARAN KONSULTASI

Nama : Subhanalloh
NPM : 1310024427106
Program Studi : Teknik Pertambangan
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Kadar Air Dan Berat Jenis Tanah
Terhadap Longsoran Front Penambangan PT. Kamalindo
Sampurna Desa Rantau tenang Kecamatan Pelawan
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf


1 30 Agustus 2019 Perbaiki judul dengan pembimbing 1

Perbaiki penulisan abstrak

Perbaiki daftar isi

Sistematika penulisan dihapuskan


2 4 September 2019
Perbaiki Pernomoran

2.1.15 bab 3 untuk instrument

penelitian

2.1.16 dibuat pada bab 3 untuk

teknik pengolahan data


3 17 Oktober 2019
Acc jilid

Pembimbing

(Riam Marlina.ST.,MT.)
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Subhanalloh
Npm : 1310024427106
Program Studi : Teknik Pertambangan

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir yang saya susun dengan judul:
‘‘Analisis Pengaruh Kadar Air Dan Berat Jenis Tanah Terhadap Longsoran Di
Front Penambangan PT. Kamalindo Sampurna Desa Rantau Tenang
Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi’’

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri saya dan bukan merupakan plagiat dari
Tugas Akhir orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka
saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan
dan gelar kesarjananaannya).

Demikian pernyataan ini saya buatdengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan


sebagaimana mestiya.

Padang, September 2019


Pembuat Pernyataan

Subhanalloh
NIM: 1210024427106
BIODATA WISUDAWAN
No. Urut :
Nama : Subhanalloh
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Pelawan 13 May 1993
Npm : 1310024427106
Program Studi : Teknik Pertambangan
Tanggal Lulus : 09 September 2019
IPK : 2,8
Predikat Lulus : Memuaskan
Judul Skripsi : Analisis Hubungan Kadar Air
Dan Berat Jenis Tanah Terhadap
Longsoran Di Front
Penambangan PT. Kamalindo
Sampurna Desa Rantau Tenang
Kecamatan Pelawan Kabupaten
Sarolangun Provinsi Jambi
Dosen Pembimbing : 1. Refky Adi Nata, ST, MT
2. Riam Marlina, ST, MT
Nama Orang Tua : Endang
Alamat/Tlp/Hp : Desa Pasar Pelawan Rt/Rw
Kecamatan Pelawan Kabupaten
Sarolangun Provinsi Jambi
Email/Gmail : Subhansttind@gmail.com
Tlp/Hp : 082388452522

Anda mungkin juga menyukai