net/publication/354493495
CITATIONS READS
0 1,230
3 authors:
Nandi Haerudin
Lampung University
28 PUBLICATIONS 60 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Ryas Hary on 10 September 2021.
Oleh
RYAS HARY PRIHANTORO
NPM. 1715051034
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Fakultas : Teknik
MENGESAHKAN,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Fakultas : Teknik
MENGESAHKAN,
iii
ABSTRAK
Oleh
Ryas Hary Prihantoro
Lapangan panas bumi Way Ratai merupakan salah satu area potensi panas bumi
yang berada di Provinsi Lampung yang terletak di Gunung Ratai, Kabupaten
Pesawaran, Lampung. Salah satu upaya survei pendahuluan yang dilakukan
dengan menghitung permeabilitas dengan metode falling-head. Perhitungan
permeabilitas dan kadar air tanah di area panas bumi Way Ratai dilakukan untuk
mengetahui perbedaan laju permeabilitas tanah dalam keadaan jenuh dari contoh
tanah utuh yang berbeda. Pengukuran ini dilakukan pada 13 titik pada area yang
tersebar di sekitar Margodadi, Way Asin, Bambu Kuning, Padok, Kalitiga, Way
Urang, Cangkuang, dan Padang Cermin. Bedasarkan proses pengukuran
menghasilkan nilai permeabilitas berada pada rentang 0,01 cm/s sampai 3,791
cm/s. Hasil perhitungan nilai permeabilitas dan kadar air tanah dapat disimpulkan
bahwa pada area panas bumi ini mempunyai daerah recharge yang baik, karena
rata-rata nilai permeabilitasnya sebesar 1,204 cm/s.
Kata kunci: Pemeabilitas, Manifestasi, Panas bumi, Kadar Air Tanah, Way Ratai.
iv
KATA PENGANTAR
Ta’ala, Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaiakan Laporan Kerja Praktik ini dengan baik dan tepat pada
waktunya dengan judul laporan Kerja Praktik “Akuisisi dan Perhitungan Data
Permeabilitas dan Kadar Air Tanah di Lapangan Panas bumi Way Ratai,
kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
dalam Laporan Kerja Praktik Lapangan ini, sehingga sangat diharapkan kritik dan
saran yang membangun. Semoga semua yang tertulis di dalam laporan ini dapat
v
SANWACANA
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang karena atas berkat rahmat dan hidayah serta
Air Tanah di Lapangan Panas bumi Way Ratai, Lampung dengan Metode
Falling-Head”. Tak lupa shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad Shallallahu ’alaihi wasallam yang menjadi
selesainya proses ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Karyanto, S.Si., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas
2. Bapak Dr. Ir. Nandi Haerudin, S.Si., M.Si. selaku dosen Pembimbing Kerja
Praktik yang telah banyak meluangkan waktu memberi masukan, koreksi dan
vi
3. Bapak I Gede Boy Darmawan, S.Si., M.Eng. selaku dosen Pembimbing Lapangan ktik
4. Bapak Dr. Alimuddin, S.Si., M.Si. selaku penguji yang telah memberikan
waktunya.
yang saya hormati karena telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat.
6. Bapak Hamim Thohari dan Ibu Suprapti Rahayu selaku kedua orang tua saya
yang amat saya cintai dalam hidup yang telah banyak memberi dukungan
sepenuh hati.
7. Mas Ryan, Mas Rio, dan Mas Riwanda selaku kakak yang telah membantu
9. Tim Ratai Ceria (Ukhti, Bryan, Acep, kak Adli, kak Winda, Icun, dan
lapangan panas bumi Way Ratai dengan penuh ceria dan sedikit lelah.
10. Pak Aceng yang menjadi pemandu penulis menemukan area-area manifestasi.
11. Teman - teman Pengurus Masjid Daarul Hikmah Al-Huda yang membantu
12. Serta semua pihak yang terlibat, penulis ucapkan banyak terima kasih.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
SANWACANA ............................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................ 2
1.3 Batasan Penelitian ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
viii
3.5 Faktor Pengaruh Permeabilitas ........................................................... 13
3.6 Klasifikasi Permeabilitas Tanah ......................................................... 15
3.7 Hukum Darcy ...................................................................................... 15
V. METODOLOGI PENELITIAN
5.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 22
5.2 Alat dan Bahan .................................................................................... 23
5.3 Diagram Alir ....................................................................................... 23
5.4 Tahap Pengolahan Data
5.4.1 Permeabilitas Metode Falling-Head .......................................... 25
5.4.2 Kadar Air Tanah ........................................................................ 25
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4. Permeabilitas ............................................................................................... 12
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5. Perhitungan Permeabilitas............................................................................ 35
xi
1
I. PENDAHULUAN
memiliki potensi panas bumi yang cukup tinggi yang tersebar di beberapa
daerah, salah satunya berada di daerah Way Ratai yang masih dalam status
panas bumi yang lain dari suatu lokasi diperlukan metode geofisika yang
ini terkait dengan kondisi geologi Indonesia yang merupakan daerah subduksi
dan tekstur serta unsur organik lainnya yang ikut ambil bagian dalam
menaikan laju inflasi dan menurukan laju air. Tekstur tanah merupakan salah
satu sifat fisik tanah, begitu juga dengan permeabilitas (Rohmat, 2009). Pada
pada daerah sekitar manifestasi panas bumi yang berguna untuk nilai
koefisien permeabilitas tanah (k), juga disebut sebagai besaran kecepatan air
mengalir dalam lapisan tanah. Oleh karenanya satuan koefisien ini adalah
satuan jarak per satuan waktu. Semakin kecil butiran tanah, maka akan
lambat pula air mengalir dalam lapisan tanah tersebut. Oleh karena itu, pada
kandungan air, permeabilitas, dan porositas yang diambil dari data hasil
permeabilitas Falling-Head.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dari nilai permeabilitas dan
kandungan air yang diperoleh menjadi parameter reservoar panas bumi yang
Adapun daerah penelitian berada pada area lapangan panas bumi Way Ratai,
Karang. Adapun peta geologi regional daerah Way Ratai seperti yang
Dari peta geologi pada Gambar 2 terlihat lokasi penelitian memiliki beberapa
atas perselingan serpih, batu lempung dengan basal, sisipan rijang dan lensa
batu gamping. Komplek Gunung Kasih berisikan sekis pelitan dan sedikit
gnes. Formasi Lampung terdiri atas tuf berbatu apung, tuf riolit, tuf padu tufit,
batu lempung tufan dan batupasir tufan. Aluvium terdiri atas kerakal, kerikil,
pasir, lempung dan gambut. Gunungapi Pesawaran terdiri atas lava (andesit-
basal), breksi dan ruff erupsi dari Gunung Pesawaran. Formasi Tarahan terdiri
atas tuf padu, breksi dengan sisipan rijang. Dasite Piabung terdiri atas dasit.
Formasi Hulusimpang terdiri atas lava andesit basal, tuf dan breksi gunungapi
Stratigrafi regional daerah ini tersusun oleh batuan-batuan dari runtutan Pra-
Runtunan tersier terdiri dari batuan tertua adalah runtuhan malihan derajat
rendah-sedang yang terdiri dari sekis, genis, pulam dan kuarsit yang termasuk
pelitik grafitik, pualam dan sekis gampingan, kuarsit serisit, suntika migmatit,
sekis amfibol dan ortogenes. Dengan asumsi bahwa penyebaran litologi ini
magma Paleozoikum serta sisa-sisa runtunan sedimen malih parit atau tanah
lokasi sistem panas bumi Way Ratai terdeteksi oleh keadaan alterasi di
geothermal Way Ratai adalah 131,8oC, sesuai dengan zona steam loss yaitu
100 – 250oC.
8
panas yang tersimpan dalam bumi dan membentuk sistem panas bumi yang
telah ada sejak bumi terbentuk. Sistem panas bumi tersebut mencakup sistem
hidrotermal yang merupakan sistem tata air, proses pemanasan dan kondisi
sistem dimana air yang terpanasi terkumpul, sehingga sistem panas bumi
tempat di muka bumi ini. Tetapi, tidak semua panas bumi dapat dijadikan dan
(hot dry rock reservoir), dan reservoar magma (Edwards dkk., 1982).
9
hidrologi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Air hujan (rain water)
batuan panas (hot rock). Air tersebut terakumulasi dan terpanaskan oleh
menyebabkan air panas naik ke atas melalui celah, retakan dan pori-pori yang
ditentukan oleh konduksi panas melalui batuan padat dan konveksi di dalam
sirkulasi fluida. Suhu bumi bertambah besar secara konstan selaras dengan
Manifestasi panas bumi adalah sirkulasi fluida yang berasal dari daerah
fluida tersebut akan keluar dan melewati batuan. Komposisi mineral pada
yang muncul ke permukaan akan menjadi air panas atau uap air melalui
steaming ground, kolam lumpur panas, kolam air panas, fumarole, sumber air
dengan proses geologi dan model sistem panas bumi. Warm ground adalah
tanah panas yang keluar karena konduktivitas termal pada lapisan bagian atas
dan gradien temperatur lebih dari 25o-30oC. Aliran panas yang tinggi dapat di
deteksi dengan infra merah. Steaming ground diartikan sebagai tanah beruap.
Uap yang keluar berasal dari penguapan air panas pada kedalaman dangkal
atau dari kedalaman yang dalam. Kolam lumpur panas atau mud vulkano
adalah kubangan lumpur panas, sedikit mengandung uap dan gas CO2 dan
tidak terkondensasi. Gas CO2 keluar dari salah satu celah dengan temperatur
lebih kecil dari titik didih. Kolam air panas biasanya terdapat di tengah-
tengah suatu kubahan hidrotermal minor purba dan bisa juga berbentuk hot
lake. Kolam air panas terjadi dari fumarole yang sudah tidak aktif lagi. Kolam
air panas yang bersistem uap air biasanya berlumpur dan berwarna abu-abu,
sedangkan yang bersistem air panas biasanya bersih dan sedikit abu-abu,
yang bersistem air panas asam terjadi pada kedalaman yang sangat dalam.
11
Fumarol adalah hembusan gas magnetik dan uap yang keluar dengan suhu
tinggi, dimana uap air umumnya lebih banyak dengan temperatur kurang dari
mendapatkan perkiraaan awal. Data hasil analisis air yang diambil dari
air, jenis reservoar, suhu di bawah permukaan, karakter dan jenis fluida
berasal dari air permukaan, antara lain air hujan (air meteorik) yang meresap
masuk ke bawah permukaan dan terpanaskan oleh suatu sumber panas. Air
Apabila disekitar batuan tersebut terdapat sumber panas, maka panas akan
panasbumi (air dan uap) untuk mengetahui karakteristik fluida dan proses
memperoleh data yang berkaitan dengan pola geokimia yang tidak normal
atau dikenal dengan istilah anomali (Fadhly dkk., 2017). Tipe air panasbumi
berdasarkan kandungan anion dominan berupa Cl, SO4, dan HCO3 terbagi
a. Air Klorida
air panas dengan tipe air klorida memiliki temperatur tinggi, debit yang besar,
rasio Cl/SO4 tinggi, pH 5-9 dan kandungan klorida yang tinggi yang berasal
b. Air Sulfat
panasbumi pada air permukaan Hidrogen Sulfida (H2S) yang terdapat dalam
uap panas tersebut mengalami oksidasi menjadi sulfat. Tipe air panas ini juga
disebut sebagai steam-heated water. Mata air panas bertipe sulfat biasanya
c. Air Bikarbonat
dan gas ke dalam air permukaan yang minim oksigen. Tipe air bikarbonat
3.4 Permeabilitas
infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas
atau penetrasi akar tanaman atau lewat. Selain itu permeabilitas juga
13
timbul adanya pori kapiler yang saling bersambungan antara satu dengan
yang lain
struktur, sturktur dan tekstur serta unsur organik lainya juga ikut ambil bagian
dalam menaikan laju inflasi dan menurukan laju air. Tekstur tanah merupakan
salah satu sifat fisik tanah, begitu juga dengan permeabilitas. Permeabilitas
yang lebih mengacu pada proses pengaliran air saja, permeabilitas dapat
mencakup bagaimana air, bahan organik, bahan mineral, udara dan partikel –
partikel lainya yang terbawa bersama air yang akan diserap masuk ke dalam
tanah.
Gambar 4. Permeabilitas
Hukum Darcy untuk satu dimensi yaitu aliran secara vertikal. Sifat ini
dipengaruhi oleh geometri (ruang) pori dan sifat dari cairan yang mengalir di
mempunyai pori-pori besar. Pori kecil dengan hubungan antar pori yang
sangat kecil, seperti tanah berteksur lempung. Air di dalam tanah tidak
tidak seragam. Air yang masuk lapisan tanah dengan laju agak cepat,
mungkin tertahan oleh lapisan yang permeabilitasnya lambat atau kedap air.
Ada dua macam permeabilitas, yaitu permeabilitas jenuh dan tak jenuh.
pori terisi oleh air. Nilai permeabilitas ditentukan dengan data lapangan dan
keadaan jenuh.
ada dua metode yang digunakan, yaitu metode Constant Head dan Falling
Head.
biasanya digunakan untuk tanah yang memiliki butiran kasar dan memiliki
struktur tanah, serta kadar bahan organik. Hubungan yang lebih utama
faktor yang lain hanya ikut menentukkan porositas dan distribusi ukuran pori.
tekstur halus karena tekstur kasar mempunyai pori makro dalam jumlah
banyak, sehingga umumnya tanah yang didominasi oleh tekstur kasar, seperti
(Aslami, 2014).
1. Infiltrasi
Infiltrasi, yaitu kecepatan air melalui tanah. Pada tekstur tanah pasir yang
memiliki ruang pori besar, akan memiliki daya infiltrasi yang cepat dan
permeabilitasnya sangat tinggi. Namun, pada tekstur pada tekstur liat akan
2. Drainase
tidak sama. Pada tekstur tanah pasir yang memiliki ruang pori yang besar,
semakin cepat. Namun, tekstur tanah liat memiliki aliran drainase yang
3. Evaporasi
kadar air yang tinggi atau banyak, maka evaporasinya akan tinggi,
sehingga permebilitasnya pun akan tinggi. Namun, pada tanah tak jenuh
yang memiliki kadar air yang rendah, sehingga evaporasi pun akan rendah
4. Erosi
dari tumbukan buturan hujan dan aliran air di permukaan. Erosi akan
fluida mengalir melalui media berpori, seperti batur. Hal ini bergantung pada
prinsip bahwa jumlah aliran antara dua titik adalah berbanding lurus dengan
𝑄 = 𝑘×𝑖×𝐴 (1)
𝑘 = (𝑄 × 𝐿) ÷ (∆ℎ/𝐴) (2)
Dimana,
𝑄 = Debit (m3/s)
ilmu sains, juga merupakan salah satu pilar pokok keberhasilan proses
uji coba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang
monitoring dan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama satu semester.
dan Rekayasa berisi tentang laporan kegiatan, rencana kegiatan, dan barang
Universitas Lampung
PLP laboratorium
V. METODE PENELITIAN
Tempat : Lapangan panas bumi Way Ratai dan Lab Lingkungan dan
Studi Literatur
Akuisisi
Perhitungan
Data
Penyusunan
Laporan
Seminar Kerja
Praktik
Pencetakan
Laporan
24
Adapun data penelitian yang digunakan adalah data hasil akuisisi pada
panas bumi Way Ratai, dengan alat dan bahan yang dibutuhkan adalah :
1. GPS
2. Pipa Plastik
3. Gelas Ukur
4. Stopwatch
5. Alat Hidrolik
Adapun diagram alir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Mulai
Akuisisi Lapangan
1
25
Pengumpulan Sampel
Data Lapangan
Kadar Air
Tanah Basah
Kadar Air
Tanah Kering
Nilai
Permeabilitas
Gridding Data
Selesai
berikut :
𝑄 = 𝑉/𝑡 (4)
dengan:
𝑄 = Infiltrasi (m3/s)
𝐾 = Permeabilitas (cm/s)
tanah (m)
Adapun perhitungan kadar air tanah dibagi menjadi dua, yaitu kadar air
tanah kering dan kadar air tanah basah (Winarno, 2004). Perhitungannya
dimana:
tersebut ini, dapat dilihat nilai permeabilitas terendah sebesar 0,01 cm/s
sebesar 3,791 cm/s terletak pada titik R10 di Kebun Coklat Way Urang. Nilai
6.2 Pembahasan
Dalam melakukan akuisi ini, hal yang pertma dilakukan adalah melihat
desain akuisisi dan menginput titik yang akan dituju kedalam GPS, setelah
yang menghabiskan waktu adalah mencari lokasi titik survey. Selain itu
untuk satu titik kurang lebih memakan waktu 45 menit tergantung dengan
kondisi tanah, pada satu titik dapat dilakukan 3 sampai 5 kali perhitungan
hidrolik, agar lapisan tanah tidak rusak. Lalu dilakukan proses vakumisasi
udara dan pemadatan tanah, proses ini memakan waktu 3-7 hari per
mengaliri air dengan volume konstan dari atas untuk melewati tanah
sampel dan diukur berapa lama waktu yang diperlukan oleh fluida untuk
melewati sampel tanah tersebut, maka didapatkan nilai debit air (Q). Lalu
proses yang terakhir adalah menghitung kadar air tanah, dimulai dengan
proses ini memakan waktu selama 24jam. Setelah semua proses selesai,
menemui titik yang dekat dengan manifestasi di daerah Padok, pada titik
milik warga, pada titik R5 terdapat di area perkebunan pohon coklat, pada
lereng bukit Way Ratai yang termasuk titik tertinggi pada survei ini.
terletak di area pertambangan emas ilegal, pada titik R10 masih di area
perkebunan warga daerah Way Urang, pada titik R11 berada di kebun
pinggir jalan raya Kelumbayan, pada titik R12 berada di kebun yang
berada di pinggir sawah, dan pada titik terakhir R13 berada di area kebun
lanjut. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memindahkan tanah yang
34
Gambar 10, menggunakan alat hidrolik agar kepadatan dan kejenuhan tanah
jam. Tergantung dari jenis tanah dan pori yang terkandung pada sampel
sampai udara sudah tidak tersisa lagi dalam tabung pengukuran sampel
tanah.
35
pada saat pengukuran ini adalah ketelitian dalam membaca dan mengatur
Setelah didapatkan hasil debit air dan waktu yang diperlukan, lalu dicatat
a. Permeabilitas
gelas ukur, luas permukaan pipa pengukuran (A), ketinggian air dalam
Pada perhitungan kadar air tanah kering yang ditunjukkan pada Gambar
13, data yang diperlukan adalah massa tanah kering sebelum melakukan
Data ini berguna untuk pemetaan tanah yang lambat dan cepat dalam
mengalami infiltrasi, sesuai dengan daerah dan bentuk lahan pada area
yang dihitung dengan data luas area, data konduktivitas yang didapat
38
lapangan panas bumi Way Ratai adalah sebesar 1.758 kWe seperti pada
Tabel 7 dengan peta persebaran heat loss konduksi dapat dilihat pada
Gambar 14.
tertinggi pada area panas bumi Way Ratai adalah 3,791 cm/s yang berada
Way Ratai sebesar 1,204 cm/s. Nilai ini menjadi hal yang dapat digunakan
daerah recharge yang kurang baik pada sistem panas bumi Way Ratai.
permeabilitas dan kadar air pada penelitian ini baru berfokus pada area
7.1 Kesimpulan
Ratai adalah 3,791 cm/s yang berada di titik pengukuran R10 pada area
kebun warga daerah Way Urang berjenis tanah gembur dan berakar,
dan berpasir.
2. Hasil perhitungan nilai permeabilitas pada area wilayah panas bumi Way
Ratai mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,204 cm/s, maka nilai ini kurang
7.2 Saran
lanjutan, seperti dengan memperluas titik pengukuran pada area panas bumi
Way Ratai. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang lebih kompleks dalam
melakukan perhitungan baik atau tidaknya area recharge pada lapangan panas
DAFTAR PUSTAKA
Alzwar, M., Samodra, H., dan Tarigan, J.J. 1987. Pengantar Dasar Ilmu Gunung
Api. Penerbit Nova, Bandung.
Basid, A., Andrini, N., dan Arfiyaningsih, S. 2014. Pendugaan Reservoar Sistem
Panas bumi dengan Menggunakan Survei Geolistrik Resistivitas dan Self
Potensial (Studi Kasus: Daerah Manifestasi Panas bumi di Desa Lombang,
Kecamatan Batang-Batang, Sumenep). Jurnal Neutrino: Jurnal Fisika dan
Aplikasinya, 7(1), 57-70.
Edwards, L.M., Chilingar, G.V., Rieke, H.H., dan Fertl, W. H. 1982. Handbook of
Geothermal Energy. Gulf. Houston 1-21.
Fadhly, A., Syafri, I. dan Abdurrokhim. 2017. Zonasi Anomali Unsur Geokimia di
Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluki Utara Berdasarkan Data
Univariat dan Multivariat. Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY,
15(3), 243-254.
Ibradi, A. D., Sutriyono, E., dan Jati, S. N. 2019. Kajian Geokimia Mata Air
Panas Sebagai Manifestasi Geotermal Daerah Kamojang, Kabupaten
Garut, Provinsi Jawa Barat. Prosiding Applicable Innovation of
Engineering and Science Research, 2019, 1126-1130.
43
Rony, P. P. S., Didit, A. H., Hutabarat, J. dan Kusnadi, D. 2019. Sistem Panas
Bumi Non-Vulkanik Daerah Buntuna, Tolitoli, Sulawesi Tengah,
Berdasarkan Pendekatan Geologi dan Geokimia Air Panas. Padjadjaran
Geoscience Journal, 3(4), 254-260.
Uhland, R. E., & O'Neal, A. M. 1951. Soil Permeability Determinations for Use in
Soil and Water Conservation. US Soil Conserv. Serv. Tech. Pub, 101.
Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.