Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
AGUNG RIZKIA 2112171021
BIMO SATRIA PUTRA 2112161210
RAMDAN PURNAMA 2112171004
Laporan ini di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas besar
Menyetujui,
Dosen
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T, karena atas berkat rahmat
dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar. Penulisan
Laporan Tugas Besar ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk lulus mata kuliah Manajemen Sumber Daya Air pada Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sangga Buana YPKP. Penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan laporan praktikum ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan Laporan Tugas Besar ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
(1) Allah SWT yang telah memberikan kami kekuatan dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktikum ini.
(2) Jungjunan Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat-sahabat dan tabi’in.
(3) Dr. Ir. H. Baktiar Abu Bakar, M.T selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Sangga Buana YPKP Bandung.
(4) Dody Kusmana, ST. MT selaku Dosen Wali
(5) Chandra Afriade Siregar, ST.,MT, selaku ketua program studi teknik sipil
Universitas Sangga Buana YPKP Bandung.
(6) Doni Romdhoni, ST.,MT selaku dosen pengajar mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Air
(7) Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap Allah S.W.T., membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga Laporan Praktikum ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
i
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
Daftar Gambar ..........................................................................................................................iii
Daftar Tabel ..............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 3
2.1 Metode Penanganan Banjir ....................................................................................... 3
2.2 Paradigma Pengendalian Banjir ................................................................................ 5
2.3 Hidrograf Banjir Dengan Kolam Retensi.................................................................. 5
2.4 Sustainable Urban Drainage System (SUDS) ........................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................................... 9
3.1 Kolam Retennsi ......................................................................................................... 9
3.2 Fungsi Kolam Retensi ............................................................................................. 10
3.3 Manfaat Kolam retensi ............................................................................................ 10
3.3 Jenis Kolam Retensi ................................................................................................ 11
3.4 Analisis Perencanaa Hidrologi ................................................................................ 15
3.5 Kolam Retensi Menjadi Solusi Yang Pas untuk Pengendalian Banjir .................... 23
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 24
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 24
4.2 Saran ....................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25
LAMPIRAN............................................................................................................................ 26
ii
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Daftar Gambar
Gambar 3. Hidrograf Debit Banjir DAS Kemuning Akibat Rencana Kolam Retensi 6
iii
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Daftar Tabel
Tabel 3. Kala ulang berdasarkan tipologi kota dan luas daerah pengaliran 19
iv
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
BAB I
PENDAHULUAN
1
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
5. Mengapa kolam retensi menjadi solusi yang pas bagi pengendalian banjir
dan rob?
2
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kanal Banjir
Kanal atau saluran dibangun khusus untuk mengalirkan air hujan agar tidak terjadi
banjir. Dimensi kanal disesuaikan dengan debit rencana yang telah dihitung berdasar
kala ulang tertentu yang menjadi dasar perencanaan.
3
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
E. Tampungan/ Reservoir
Tampungan atau reservoir dibangun untuk menampung kelebihan aliran dalam
jumlah besar dengan berbagai tujuan. Salah satunya adalah sebagai pengendali banjir.
Air yang tertampung ini kemudian dapat dimanfaatkan sebagai suplai air bersih, irigasi,
perikanan dan lain sebagainya. Tampungan di bangun di hulu aliran daerah yang
terkena banjir untuk mencegah kelebihan air memasuki area tersebut. Tampungan yang
khusus dibangun untuk mengantisipasi banjir disebut 'Situ' dan dibangun dengan
timbunan/ urugan tanah disekelilingnya sebagai tanggul.
4
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Gambar 1. Hidrograf Debit Banjir Rancangan Tukad Sowan Perancak Akibat Rencana
Kolam Retensi
5
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Gambar 2. Hidrograf Debit Banjir Kali Kemuning Akibat Rencana Kolam Retensi
Gambar 3. Hidrograf Debit Banjir DAS Kemuning Akibat Rencana Kolam Retensi
6
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
2. permukaan permeable
3. kolam retensi
4. penanaman vegetasi
7
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Paradigma dalam SUDS adalah mudah dalam hal pengaturan dan pemakaian dan
ramah lingkungan serta memenuhi kriteria estetika. Contoh dari paradigma ini adalah
wetlands suatu lahan yang dapat menyimpan dan menyaring air kotor serta
menyediakan lingkungan sebagai habitat bagi beberapa jenis binatang dan tumbuhan.
Contoh SUDS dalam drainase perkotaan adalah kolam retensi yang dilengkapi dengan
taman yang dapat dibuat dalam skala kecil di lokasi-lokasi pemukiman dan perkantoran
padat. Contoh sederhana dalam implementasi SUDS dapat dilihat pada contoh berikut:
8
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
BAB III
PEMBAHASAN
Kolam retensi adalah kolam yang dibuat untuk menggantikan fungsi lahan
resapan yang sudah tidak bisa lagi menjalankan fungsinya dengan maksimal
dikarenakan banyak hal. Misalnya saja lahan resepan yang tertutup, lahan resapan yang
berubah fungsi menjadi kawasan perumahan dan perkantoran serta beberapa penyebab
lainnya.
Kolam buatan ini selanjutnya akan menampung air hujan secara langsung dan
juga menampung aliran air dari sistem drainase untuk kemudian diresapkan ke dalam
tanah. Karena berfungsi sebagai resapan buatan, maka kolam retensi dibuat pada
bagian yang paling rendah dari lahan. Sedangkan luas dan kedalaman kolam
bergantung pada luas lahan yang beralih fungsi menjadi kawasan perkantoran atau
pemukiman.
9
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Fungsi dari kolam retensi adalah untuk menggantikan peran lahan resapan yang
dijadikan lahan tertutup/perumahan/perkantoran maka fungsi resapan dapat digantikan
dengan kolam retensi. Fungsi kolam ini adalah menampung air hujan langsung dan
aliran dari sistem untuk diresapkan ke dalam tanah. Sehingga kolam retensi ini perlu
ditempatkan pada bagian yang terendah dari lahan. Jumlah, volume, luas dan
kedalaman kolam ini sangat tergantung dari berapa lahan yang dialihfungsikan menjadi
kawasan permukiman.
Fungsi lain dari kolam retensi adalah sebagai pengendali banjir dan penyalur
air; Pengolahan limbah, kolam retensi dibangun untuk menampung dan mentreatment
limbah sebelum dibuang; dan pendukung waduk/bendungan, kolam retensi dibangun
untuk mempermudah pemeliharaan dan penjernihan air waduk. karena jauh lebih
mudah dan murah menjernihkan air di kolam retensi yang kecil sebelum dialirkan ke
waduk dibanding dengan menguras/menjernihkan air waduk itu sendiri.
10
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Prinsip yang dipakai dalam pembangunannya harus tersedia lahan yang cukup
karena secara parsial berada di luar alur sungai. Syarat yang lain adalah tidak
mengganggu sistem aliran sungai yang ada. Kriteria Perencanaan Konstruksi yang
dapat dibuat adalah:
1) Tanggul atau dinding pemisah antara sungai dan kolam retensi juga harus
dibuat sekuat mungkin, karena akan mendapatkan tekanan yang kuat ketika muka
air maksimum terjadi. Kegagalan/keruntuhan tanggul akan membuat sistem
operasi kolam retensi menjadi gagal.
3) Untuk kejadian banjir dari hulu, pola operasi adalah dengan pintu inlet
dibuka dan pintu outlet ditutup. Ketika tampungan kolam retensi sudah optimum,
maka pintu inlet ditutup. Bila debit yang ada di sungai sudah normal, maka pintu
outlet dibuka secara bertahap untuk mengalirkan air dari kolam retensi sedikit
demi sedikit ke sungai.
4) Sedangkan untuk penanganan Rob, pola operasinya adalah ketika air rob
datang pintu outlet dibuka dan pintu inlet ditutup. Ketika tampungan kolam retensi
sudah optimum, pintu outlet ditutup. Bila debit yang ada di sungai sudah normal,
maka pintu outlet dibuka secara bertahap untuk mengalirkan air dari kolam retensi
sedikit demi sedikit ke sungai.
11
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
2) Jika konstruksinya seperti ilustrasi di gambar 1.2, maka konstruksi pintu outlet
dan pilarnya harus benar-benar kuat.
12
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
4) Pola operasi pintu inlet dan outlet ketika banjir dari hulu dan rob dari hilir
datang sama dengan kolam retensi tipe pertama.
5) Pola pemeliharaan secara garis besar sama dengan kolam retensi jenis yang
pertama.
13
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
14
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
1) Secara teknis kala ulang harus dihitung dengan benar dan sesuai metodologi
ilmiah yang ada.
Berikut adalah contoh penentuan kala ulang kolam retensi yang didasarkan pada
tipologi kota dan luas DAS:
15
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
1) Lama data pengamatan hujan paling tidak 10 tahun terakhir, sehingga bisa
dikerjakan dengan analisis frekuensi baik Metode Gumbel atau Log Pearson Tipe
III. Akan tetapi jika mempunyai lama data pengamatan yang lebih banyak, maka
lebih baik. Dapat sampai dengan 30 tahun sehingga bisa terdistribusi secara
normal.
1) Penentuan debit banjir rancangan akan lebih baik dan efektif menggunakan
Analisis Frekwensi, dengan syarat tersedia debit puncak banjir tiap tahunnya.
2) Jika data debit puncak banjir tiap tahunnya tidak ada maka dapat
menggunakan metode hujan limpasan (Rainfall-Runoff) atau metode empiris yang
lain.
16
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Jika ditemui data yang kurang, perlu dilengkapi dengan melakukan pengisian
data terhadap stasion yang tidak lengkap atau kosong, dengan beberapa metode
antara lain:
• Bila perbedaan hujan tahunan normal di stasion yang mau dilengkapi tidak lebih
dari 10 %, untuk mengisi kekurangan data dapat mengisinya dengan harga rata-rata
hujan dari stasion-stasion disekitarnya.
• Bila perbedaan hujan tahunan lebih dari 10 %, melengkapi data dengan metode
Rasio Normal, yakni dengan membandingkan data hujan tahunan stasion yang
kurang datanya terhadap stasion disekitarnya dengan cara sebagai berikut :
17
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Sebagai contoh, berikut adalah tabel data curah hujan harian maksimum selama 20
tahun (1992 s/d 2011) yang diperoleh di Stasion A (St. A). Diasumsikan Stasion A
sebagai stasion curah hujan yang terdekat dengan lokasi perencanaan sistem drainase.
1996 70 2006 67
1997 26 2007 92
1998 92 2008 58
1999 79 2009 90
2000 79 2010 74
2001 23 2011 87
18
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Tabel 3. Kala ulang berdasarkan tipologi kota dan luas daerah pengaliran
Langkah berikutnya adalah menentukan hujan rencana. Terdapat dua metode untuk
menganalisis hujan rencana ini, metode Gumbel dan metode Log Pearson type III.
Namun yang akan dibahas di sini adalah Metode Gumbel, sebagai berikut:
19
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
20
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
21
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
Langkah selanjutnya adalah analisis debit banjir dengan Metode Rasional. Rumus
metode rasional:
C = koefisien pengaliran
Metode ini mempunyai beberapa kekurangan, yaitu: daya tampung penangkapan hujan
tidak diperhitungkan, hujan diperkirakan merata di seluruh daerah tangkap hujan,
Hidrograph dari aliran tidak bisa digambarkan.
Langkah yang terakhir adalah analisis dimensi saluran. Analisis ini meliputi Penampang
basah yang paling ekonomis untuk menampung debit maksimum (Ae), Penampang
basah berdasarkan debit air (Q) dan kecepatan (V), Kemiringan talud, tinggi jagaan (F)
dan Kemiringan tanah.
22
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
3.5 Kolam Retensi Menjadi Solusi Yang Pas untuk Pengendalian Banjir
Banjir dan Rob adalah 2 (dua) kejadian yang akrab dengan penduduk di sekitar
pesisir Pulau Jawa khususnya di Daerah Semarang dan Pekalongan. Banjir yang
terjadi di musim penghujan, disebabkan karena limpasan air tidak dapat
tertampung dengan cukup pada badan air seperti sungai, saluran drainase maupun
prasarana sumber daya air lainnya, dimana laju airnya berasal dari hulu ke hilir.
Sedangkan Rob jamak terjadi di musim kemarau karena limpasan air laut yang
masuk ke daratan, dimana laju airnya dari hilir ke hulu.
2 (dua) hal yang bertolak belakang ini kemudian menjadi crash dalam hal
konstruksi penanganannya. Kenapa? Karena penanganan banjir secara civil
works mengisyaratkan pembuatan saluran drainase ke hilir semakin besar
dimensinya. Sedangkan Rob yang berjalan dari hilir ke hulu akan mengikuti
saluran drainase yang sama tetapi semakin ke hulu semakin menyempit. Untuk
bisa mengakomodasi kedua permasalahan ini diperlukan suatu konstruksi badan
air yang di satu sisi bisa menampung ketika air dari hulu datang (Banjir) dan
sekaligus bisa menampung air ketika air dari hilir datang (Rob).
23
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa terhadap beberapa hidrograf banjir yang ditampilkan di atas, maka
terlihat bahwa pembuatan atau pengembangan Kolam Retensi dapat menjadi
alternative pengendali banjir yag efektif.
Data curah hujan yang lengkap dan akurat sangat menentukan dalam pembuatan kolam
retensi. Karena akan menentukan dalam ketepatan model kolam, volume kolam yang
optimal, titik air tertinggi dan terendah dari kolam dan debit air maksimal. Pembuatan
kolam retensi tanpa penghitungan data hidrologis yang akurat akan menimbulkan
inefisiensi pada penggunaannya.
4.2 Saran
Untuk kota-kota besar yang sering mengalami banjir, sebaiknya dibangun Kolam
Retensi untuk menanggulanginya, meskipun memerlukan lahan yang cukup luas untuk
membuat kolam retensi, tapi keberadaan kolam retensi akan sangat bermanfaat bagi
kehidupan selain sebagai fungsi utamanya yaitu menanggulangi banjir dan rob.
24
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. 2010. Tata Cara
Pembuatan Kolam Retensi Dan Polder Dengan Saluran-Saluran Utama. Direktorat
Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Loebis,J. 2008. Banjir Rencana Untuk Bangunan Air. Yayasan Badan Penerbit
Pekerjaan Umum. Jakarta.
https://strong-indonesia/artiker/kolam-retensi
25
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SANGGA BUANA
YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN
J l. P HH. M u sto fa No . 6 8 B and u n g 4 0 1 2 4
LAMPIRAN
26