Disusun Oleh :
(Aprilia Sashya Kirana NPM.2117011015)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR BKP MAGANG INDUSTRI
Bandarlampung,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kimia
(Mulyono, Ph.D.)
NIP 197406112000031002
1
ABSTRAK
Air merupakan elemen lingkungan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup ma
nusia dan makhluk hidup lainnya. Semua sumber air, baik yang berada di atas per
mukaan maupun di bawah tanah, memerlukan perlindungan dan perawatan agar m
encapai kualitas yang sesuai dengan tujuannya, sehingga menjaga agar kualitas air
tetap dalam keadaan alaminya. Lokasi Sungai Way Batanghari yang terletak dekat
dengan kegiatan pemukiman manusia seringkali menimbulkan permasalahan lingk
ungan, terutama dalam penurunan kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk men
gevaluasi kondisi kualitas air Sungai Way Batanghari melalui parameter kimia. Di
laksanakan pada Oktober 2023, pengambilan sampel dilakukan di tiga titik, yakni
hulu, tengah, dan hilir Sungai Way Batanghari. Analisis kualitas air dilakukan di
Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro dengan membandingkan hasil
pengukuran terhadap baku mutu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerinta
h Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021. Metode refluks tertutup secara titri
metri digunakan dalam analisis. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nilai CO
D di ketiga titik sungai. Nilai COD di bagian tengah dan hilir masih memenuhi ba
ku mutu air sungai kelas III, sementara di hulu melebihi ambang batas tersebut.
ABSTRACT
Water is an environmental element that is vital for the survival of humans and oth
er living creatures. All water sources, whether above the surface or underground
require protection and maintenance in order to achieve quality that is appropriat
e to its purpose, thereby maintaining water quality in its natural state. The locati
on of the Way Batanghari River which is located close to human settlements often
causes environmental problems, especially in reducing water quality. This resear
2
ch aims to evaluate the water quality conditions of the Way Batanghari River thro
ugh chemical parameters. Carrying out in October 2023, sampling was carried o
ut at three points, namely upstream, middle and downstream of the Way Batangha
ri River. Water quality analysis was carried out at the Metro City Environmental
Service Laboratory by comparing the measurement results to the quality standard
s stipulated in the Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 2
2 of 2021. The titrimetric closed reflux method was used in the analysis. The rese
arch results show differences in COD values at the three river points. The COD v
alues in the middle and downstream still meet class III river water quality standar
ds, while in the upstream they exceed this threshold.
3
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Pe
nulis bersyukur karena atas rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya, Penulis berhasil m
enyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan berjudul "Uji Kebutuhan Oksigen
Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) pada Air Sungai Way Batanghar
i dengan Metode Refluks Tertutup secara Titrimentri" Laporan ini disusun ber
dasarkan hasil Magang Industri yang telah dilaksanakan di Dinas Lingkungan Hid
up Kota Metro pada tanggal 4 September 2023 sampai dengan 22 Desember 2023.
Penyusunan laporan ini juga menjadi mungkin berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih ke
pada semua yang telah membantu Penulis yaitu kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan nikmat yang tak terhingga kepada Pe
nulis.
2. Kedua orang tua serta kakak dan adik yang selalu memberikan segala duku
ngan baik secara moril maupun material selama Penulis melaksanakan Ma
gang Industri.
3. Bapak Mulyono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas L
ampung.
4. Ibu Dr. Mita Rilyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing MBKM BKP Maga
ng Industri sekaligus dosen pembimbing tugas akhir atas bimbingan dan m
asukannya dalam menyusun laporan praktik kerja lapangan ini.
5. Ibu Sari Ulyati, S.Si. selaku pembimbing lapangan yang mendampingi ka
mi di laboratorium lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro.
6. Ibu Ardah, SE., M.AP selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Metr
o.
7. Bapak Edward MZ, ST.,MM selaku Kepala Bidang Pengendalian Pencem
aran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Kota Metro.
8. Bapak Dr. Eng. Sugiyono, ST, MT, M.Sc selaku
4
9. Ibu Desna Amanah, ST., MM selaku
10. Ibu Septiana Putri, SP dan Angga Diantoro, SE selaku staf yang telah mem
bantu kami, serta staf lainnya yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persa
tu.
11. Ainun Farihah, Nanda Putri Kusuma, Putri Ilda Damayanti, dan Yesha Pra
mudita sebagai teman seperjuangan magang industri di Dinas Lingkungan
Hidup Kota Metro.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bant
uan dan doa dalam penulisan laporan ini.
5
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................4
II. PROFIL BADAN 5
A. Sejarah Singkat.............................................................................................5
B. Visi Misi........................................................................................................6
C. Ruang Lingkup Badan...............................................................................7
D. Struktur Organisasi....................................................................................7
III. AKTIVITAS PENUGASAN MAGANG INDUSTRI 9
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang.....................................................9
B. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Magang Industri........................................9
C. Metode Pelaksanaan Project...................................................................15
1. Pembuatan Media Uji..............................................................................16
2. Penentuan Titik Pengambilan Sampel.....................................................16
3. Prosedur Sampling Air (SNI 6989.59:2008)...........................................17
4. Persiapan Contoh Uji...............................................................................18
5. Pengawetan Contoh Uji...........................................................................18
6. Persiapan Pengujian................................................................................18
7. Prosedur Pengujian..................................................................................18
IV. HASIL KEGIATAN MAGANG INDUSTRI 20
A. Hasil Project dan Pembahasan....................................................................20
B. Pengalaman yang Diperoleh Selama Magang............................................29
6
V. KESIMPULAN 30
REFERENSI 31
LAMPIRAN 33
DAFTAR TABEL
7
Tabel 1. Titik Lokasi dan Koordinat Pengambilan Sampel 17
Tabel 2. Data Pengukuran Suhu 21
Tabel 3. Data Pengukuran pH Sampel 22
Tabel 4. Data Penggunaan Volume FAS 23
Tabel 5. Hasil Analisis Rerata Kadar COD pada Sampel Air Sungai Way Batangh
ari 24
Tabel 6. Hasil Perhitungan Perbedaan % Relatif Sampel + Spike KHP 100 ppm 26
Tabel 7. Hasil Perhitungan Temu Balik Sampel + Spike KHP 100 ppm 28
8
DAFTAR GAMBAR
9
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan unsur lingkungan yang sangat penting untuk keberlanjutan
hidup manusia dan makhluk lainnya. Sungai menjadi salah satu sumber air
permukaan yang kerap dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan sungai
mencakup berbagai keperluan seperti penampungan air, transportasi, penyi
raman sawah, peternakan, industri, perumahan, daerah tangkapan air, peng
endalian banjir, ketersediaan air, dan irigasi (Agustina dan Atina, 2022).
Aliran sungai membawa sisa aktivitas sekitarnya dari hulu ke hilir. Tingkat
aktivitas domestik dan industri sepanjang sungai berkorelasi positif dengan
perubahan signifikan dalam kualitas air (Adi, 2008). Peningkatan kegiatan
pembangunan di berbagai sektor, baik secara langsung maupun tidak langs
ung, berkontribusi pada kerusakan lingkungan, termasuk pencemaran limb
ah ke perairan sungai dan penurunan kualitas air sungai. Jika beban bahan-
bahan terlarut melebihi kapasitas sungai untuk membersihkan diri (self-pu
rification), pencemaran perairan akan terjadi. Dampak negatifnya mencaku
p berkurangnya kesehatan biota perairan dan masyarakat yang mengandalk
an air sungai tersebut (Effendi, 2003).
Suatu sungai dianggap tercemar apabila kualitas airnya tidak memenuhi sta
ndar yang telah ditetapkan. Standar ini didasarkan pada baku mutu kualitas
air berdasarkan kelas sungai sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8
2 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencem
aran Air (Pohan dkk., 2016). Baku mutu air merujuk pada batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang harus ada atau tidak bole
h melebihi kadar tertentu di dalam air. Klasifikasi mutu air, sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, dibagi menjadi empat kelas:
1
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sa
ma dengan kegunaan tersebut;
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sar
ana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk men
gairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu ai
r yang sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidaya
an ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau per
untukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut;
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi p
ertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut (Indonesia, 2001).
Untuk menilai kualitas air, diperlukan beberapa parameter terkait, salah sat
unya adalah Chemical Oxygen Demand (COD). Angka COD adalah indika
tor pencemaran air oleh zat organik yang dapat teroksidasi secara alamiah
melalui proses mikrobiologis, mengakibatkan penurunan oksigen terlarut d
alam air. Chemical Oxygen Demand (COD) didefinisikan sebagai jumlah
oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam s
ampel air atau banyaknya oksigen yang diperlukan untuk mengubah zat or
ganik menjadi CO2 dan H2O (Sari, 2019). Analisis angka COD dipilih kar
ena pada air sungai memiliki senyawa organik dan non organik, sehingga d
apat dilakukan analisis dan diketaui angka COD yang dimiliki. COD dapat
dianalisis dengan menggunakan metode titrimetri berdasarkan SNI 6989.7
3:2009 (Suhari dan Peni, 2020).
Titrasi adalah metode analisis kimia yang cepat, akurat, dan umum diguna
kan untuk menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam larutan. Pros
edur ini melibatkan penambahan volume tertentu dari larutan standar yang
diketahui konsentrasinya ke dalam larutan yang belum diketahui konsentra
2
sinya, dengan tujuan mencapai reaksi sempurna. Titrasi oksidasi-reduksi (r
edoks) adalah jenis titrasi di mana aliran elektron terjadi antara oksidator p
ada buret dan reduktor pada erlenmeyer, atau sebaliknya. Untuk memastik
an bahwa reaksi berlangsung sempurna, digunakan larutan indikator yang
berubah warna setelah semua larutan yang dititrasi bereaksi dengan penitra
si. Indikator titrasi redoks, senyawa berwarna, mengalami perubahan warn
a saat teroksidasi atau tereduksi setelah bereaksi dengan penitrasi. Indikato
r ini ditambahkan dalam jumlah kecil setelah semua larutan bereaksi (Wira
wan dkk., 2008).
3
sebagai pendekatan untuk mengukur polutan organik dalam air sungai (Puj
iastuti, 2018).
B. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya magang industri ini adalah sebagai berikut
:
1. Mengetahui kualitas air sungai Way Batanghari.
2. Mengukur tingkat COD pada air sungai Way Batanghari.
3. Mengetahui kondisi air sungai Way Batanghari.
4
II. PROFIL BADAN
A. Sejarah Singkat
Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro dibentuk berdasarkan Peraturan Dae
rah Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 Tentang pembentukan Organisasi d
an Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro. Dinas Lingkungan Hidup Ko
ta Metro pada 01 Januari s.d. 12 Agustus 2017 berkedudukan di Jl. A. H.
Nasutiin No. 5 Kota Metro dan setelah tanggal 12 Agustus s.d. 20 Desemb
er 2017 berkantor sementara di Gedung Sesat Kota Metro Jl. Jendral Sudir
man, menudian terhitung mulai tanggal 21 Desember 2017 Dinas Linhkun
gan Hidup sampai dengan sekarang mempunyai dan menempati gedung di
Lokasi Jl. Tongkol No. 40 Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur,
Kota Metro Telp. (0725) 7851666.
5
Gambar 1. Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro
B. Visi Misi
● Visi Pembangunan Daerah 2021-2026
Dalam periode 2021-2026, visi pembangunan Kota Metro adalah “Terw
ujudnya Kota Metro Berpendidikan, Sehat, Sejahtera, dan Berbudaya”.
Memperhatikan visi di atas, maka ada 4 pokok visi yang akan menjadi i
nti dalam pelaksanaan pembangunan lima tahun kedepan. Adapun poko
k-pokok visi tersebut adalah :
1. Kota Metro Berpendidikan
Kota Metro Berpendidikan diwujudkan dengan membentuk Genera
si Emas Metro Cemerlang (GEMERLANG), yaitu masyarakat cerd
as yang mempunyai daya saing di tingkat nasional dan global deng
an mengedepankan nilai-nilai agama dan ideologi Pancasila.
2. Kota Metro Sehat
Kota Metro Sehat diwujudkan dengan membangun masyarakat yan
g sehat secara jasmani, rohani dan sehat secara sosial.
3. Kota Metro Sejahtera
Kota Metro Sejahtera merupakan kondisi masyarakat Kota Metro y
ang makmur dengan pendapatan yang baik sehingga masyarakat da
pat memenuhi kebutuhan jasani, rohani dan sosial untuk dirinya, ke
luarga dan masyarakat.
4. Kota Metro Berbudaya
6
Kota Metro Berbudaya merujuk pada perilaku masyarakat Kota Me
tro agar memiliki dan secara alamiah mengedepankan sikap yang b
erbudaya dalam kehidupan sehari-hari.
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup ditampilkan dalam bagan ber
ikut :
7
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota M
etro
8
III. AKTIVITAS PENUGASAN MAGANG INDUSTRI
9
13. Create PP indicator 1%
September
Week 2
No. Activity
11 12 13 14 15
1. Perform a BOD test
2. Perform COD test
3. Sterilization of tools
4. Create aquades
5. Collecting laboratory equipment
6. Sampling river water
7. Test DO(Demand Oxygen)
8. TDS and TSS test
9. Make aquadest
10. TDS and TSS test
11. Make aquades
12. Sterilization of tools
September
No. Activity Week 3
18 19 20 21 22
1. Perform a BOD test
2. Create aquades
3. Perform sterilization of tools
4. Create aquades
5. Take air samples
6. Strelization tools
Create FAS and DS media for COD tes
7.
t
10
8. Create aquades
9. Streilization tool
Standardization of FAS with K
10.
2Cr2O7 solution
11. Check the air sample device
September
No. Activity
Week 4
25 26 27 28 29
1. Ambient air testing using High Volume Ai
r Sampler instrument
2. Make aquadests
3. Make aquadests
4. Red Date
5. Make aquadests
October
No. Activity
Week 5
2 3 4 5 6
1. Create flowcharts
3. Calibrate pH meters
11
8. Conduct a water quality test with Total Sus
pended Solids parameter
9. Conduct a water quality test with Total Dis
olved Solids parameter
10. Do sterilization of a tools
11. Ambient air testing using PM 2.5 paramete
r
12. Ambient air testing using PM 10 parameter
13. Ambient air testing using TSP parameter
14. Weight the air test result filtrate paper PM
2.5 , PM 10, TSP parameters
October
No. Activity
Week 6
9 10 11 12 13
1. Conduct a water quality test with Biochemi
cal Oxygen Demand parameter
2. Repeat the weighing of the filtrate paper o
n the PM 10 parameter air test
3. Do sterilization of a tools
4. Make aquadests
5. Make aquadests
6. Make aquadests
7. Make aquadests
October
No. Activity
Week 7
16 17 18 19 20
1. Make aquadests
2. Carrying out picket activities at the metro c
12
ity pavilion where there is a Lampung fair
3. Sorting plant seeds
4. Collect data on laboratory equipment to be
calibrated
5. Archive lesson about calibration
October
No. Activity
Week 8
23 24 25 26 27
1. Cleaning the laboratory
2. Monitoring internship evaluations
3. Make aquadests
4. Conduct a park survey with the head of the
department
5. Make aquadests
6. Clean the test equipment
7. Make aquadests
October
No. Activity
Week 9
30 31
1. Taking river water samples
13
ng
6. Perform Total Suspended Solids Testing
7. Perform Total Dissolved Solids Testing
8. Make aquadests
9. Carry out Biological Oxygen Demand testi
ng
10. Carry out Chemical Oxygen Demand Testi
ng
11. Perform Total Suspended Solids Testing
12. Perform Total Dissolved Solids Testing
13. Make MnSO4.4H2O solution
14. Make K2Cr2O7 solution
15. Make sulfate reagent
November
No. Activity
Week 9
01 02 03 04 05
1. Perform Total Suspended Solids Testing
2. Make aquadests
3. Perform Total Suspended Solids Testing
4. Compile reports
5. Make aquadests
6. Carry out Biological Oxygen Demand testi
ng
7. Carry out Biological Oxygen Demand testi
ng
14
Metode yang digunakan pada project ini yaitu dengan refluks tertutup men
ggunakan metode titrimetri sesuai dengan standar SNI 6989.73:2019. Ada
pun alat-alat yang digunakan dalam project ini adalah digestion vessel, CO
D reactor, buret, labu ukur 100 ml dan 1000 ml, pipet volumetrik 5 ml, 10
ml, dan 25 ml, erlenmeyer, gelas piala, timbangan analitik dengan keterbac
aan 0,1 mg. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ada
lah air bebas organik, larutan baku kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,1 N (dig
estion solution), larutan pereaksi asam sulfat, larutan indikator ferroin, laru
tan baku Ferro Ammoniun Sulfat (FAS) 0,05 N, larutan baku Kalium Hidr
ogen Phtalat (HOOCC6H4COOK, KHP), dan air sungai yang akan diuji.
Metode pelaksanaan project dilaksanakan sebagai berikut :
1. Pembuatan Media Uji
● Dilarutkan 4,903 g K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada su
hu 150° selama 2 jam dengan 500 ml air bebas organik ke dal
am labu ukur 1.000 ml. Tambahkan 167 ml H2SO4, diaduk h
ingga larut sempurna dan tepatkan hingga tanda tera kemudia
n dihomogenkan.
● Larutan pereaksi asam sulfat
Dilarutkan 10,12 g serbuk AgSO4 dalam asam sulfat ke dala
m 1.000 ml H2SO4 pekat. Aduk hingga larut.
● Larutan indikator ferroin
Dilarutkan 1,485 g 1,10-phenanthrolin monohidrat dan 0,695
g FeSO4.7H2O dalam air bebas organik dan encerkan sampai
100 ml, kemudian dihomogenkan.
● Larutan baku Ferro Ammonium Sulfat (FAS)
Ditimbang 19,6 g Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O, kemudian dilarut
kan ke dalam labu ukur 1.000 ml yang berisi 300 ml air bebas
organik, tambahkan 20 ml H2SO4 pekat sambil didinginkan
dan tepatkan sampai tanda tera, kemudian dihomogenkan.
● Larutan baku Kalium Hidrogen Phtalat (HOICC6H4COOK,
KHP) setara dengan nilai COD 100 mg O2/L
15
Dilarutkan 85 mg KHP ke dalam air bebas organik dan tepatk
an sampai 1.000 mL, kemudian dihomogenkan.
16
● Botol kemudian dicuci dengan asam klorida (HCl) 1:1 dan
dibilas lagi dengan akuades sebanyak 3 kali dan dibiarkan
mengering, setelah kering botol ditutup dengan rapat.
● Pengambilan sampel dilakukan dengan cara meletakkan b
otol ke dalam aliran air sungai dengan posisi sebagian mul
ut botol berada dibawah aliran air, sehingga air masuk ke
dalam botol dengan tenang.
● Botol diisi sampai penuh dan dihindarkan terjadinya gele
mbung udara selama pengisian, kemudian botol ditutup.
● Contoh uji siap untuk dianalisis.
4. Persiapan Contoh Uji
● Dihomogenkan larutan, apabila contoh uji mengandung pa
datan tersuspensi, haluskan dengan blender.
● Dicuci digestion vessel dan tutupnya dengan H2SO4 20%
sebelum digunakan.
5. Pengawetan Contoh Uji
● Lakukan analisis sesegera mungkin atau dinginkan contoh
uji tidak lebih dari 24 jam.
● Bila contoh uji tidak segera dianalisis, maka contoh uji dia
wetkan sesuai petunjuk di bawah ini :
○ Wadah : Botol plastik polietilena atau botol gelas.
○ Pengawet : Contoh uji diasamkan dengan H2SO4 pe
kat hinggal pH ≤ 2.
○ Lama penyimpanan : 28 hari.
○ Kondisi penyimpanan : Suhu ≤ 6°C.
6. Persiapan Pengujian
solution.
17
uang. Ditambahkan 1 sampai 2 tetes indikator ferroin dan t
itrasi dengan larutan FAS.
7. Prosedur Pengujian
● Dipipet contoh uji 2,5 ml ke dalam digestion vessel dan ta
mbahkan berturut-turut digestion solution 1,5 ml serta pere
aksi asam sulfat 3,5 ml.
● Ditutup tabung dan kocok perlahan sampai homogen.
● Diletakkan tabung pada pemanas yang telah dipanaskan pa
da suhu 150°C, lakukan digestion selama 2 jam.
● Didinginkan contoh uji yang sudah direfluks sampai suhu
ruang.
● Dipindahkan secara kuantitatif contoh uji ke dalam erlenm
eyer untuk dititrasi.
● Ditambahkan indikator ferroin 1 sampai 2 tetes dan dititras
i dengan larutan baku FAS sampai terjadi perubahan warn
a yang jelas dari hijau-biru menjadi coklat-kemerahan, dic
atat volume larutan FAS yang digunakan (Vb, ml).
18
IV. HASIL KEGIATAN MAGANG INDUSTRI
Hasil standarisasi larutan baku FAS yang digunakan dalam project adalah
0,0735.
Adapun hasil data perhitungan suhu dan pH sampel air sungai di lapangan
adalah sebagai berikut :
19
Pengukuran Suhu Samel di Lapangan (°C)
28 28 28
28 °C
22 °C
Menurut randy ramadani, suhu air adalah ukuran panas atau dinginnya air.
Suhu merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terha
dap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air
untuk berbagai aktivitas sehari-hari. Proses dekomposisi bahan organik dal
am limbah cair sangat dipengaruhi oleh suhu air karena aktivitas mikroorg
anisme semakin tinggi pada suhu yang semakin meningkat. Berdasarkan h
asil pengukuran suhu sampel yang dilakukan di lapangan didapatkan suhu
ketiga sampel di ketiga titik sama besar, yaitu pada 28°C. Suhu yang diuku
r sama dikarenakan kurang akuratnya alat yang dipakai pada saat pengukur
an suhu di lapangan. Hasil pengukuran suhu yang diperoleh masih masuk a
mbang batas baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 T
ahun 2001 karena baku mutu untuk Temperatur Kelas Tiga (III) yaitu devi
asi 3 yang artinya jika T normal air 25°C, maka kriteria Kelas III di kisara
n 22°C – 28°C. Hal ini menggambarkan bahwa dilihat dari data suhu yang
telah diperoleh, air Sungai Way Batanghari memiliki kondisi kualitas air s
ungai yang baik dan sesuai dengan peruntukannya.
20
pH Sampel di Lapangan
9
7.14
6.73
6.68
6
Pengujian COD
Hasil project untuk penggunaan volume FAS untuk setiap analit menunjuk
an hasil yang ditunjukan pada Tabel 4. Data Penggunaan Volume FAS.
21
Tabel 4. Data Penggunaan Volume FAS
No Sampel Jenis Analit Volume Volume FAS (ml)
Sampel Blanko Contoh
(ml) 1 2
1 Hulu Sampel 2,5 0,80 0,60 0,60
Sampel + Spike 2,5 0,80 0,45 0,40
KHP 100
Perhitungan COD
Nilai COD sebagai mg/l O2 :
(Vb - Vc) × NFAS × 8.000
COD (mg O2/l) = Vs
Keterangan :
Vb adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk blanko (ml);
Vc adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk contoh uji (ml);
Vs adalah volume contoh uji (ml);
NFAS adalah normalitas larutan FAS (N);
8.000 adalah berat mili ekivalen oksigen × 1.000
Hasil project untuk uji angka COD yang dilakukan pada sampel air sungai
Way Batanghari menunjukan hasil yang ditunjukan pada Tabel 5. Hasil A
nalisis COD pada Sampel Air Sungai Way Batanghari berikut.
22
Tabel 5. Hasil Analisis Rerata Kadar COD pada Sampel Air Sungai
Way Batanghari
47.059
40 mg/L
35.294
23.529
23
Rerata Kadar COD Sampel + Spike KHP 100 ppm (mg/L)
100 100
88.235
Gambar 7. Bagan Rerata Kadar COD Sampel + Spike KHP 100 ppm
Hasil uji COD ini digunakan sebagai penentuan beban cemaran, besarnya
kebutuhan oksigen total yang akan mendekomposisi bahan organik dala
m air menjadi H2O dan CO2 (Pamungkas, 2016) 2617. Berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan terhadap kandungan COD air sungai Way Batang
hari pada titik hulu, tengah, dan hilir diperoleh bahwa rerata kadar COD
di masing-masing titik bervariasi. Pada titik pertama yaitu bagian hulu su
ngai rerata kadar COD yang diperoleh adalah 47,059 mg/L, sedangkan pa
da titik bagian tengah diperoleh rerata kadar COD 35,294 mg/L, dan di tit
ik hilir diperoleh rerata kadar COD sebesar 23,529 mg/L. Hasil tersebut d
ibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2021 yang mensyaratkan angka COD pada air sungai dan sejenisn
ya pada sungai Kelas III maksimal adalah 40 mg/L, maka sampel air sun
gai pada titik bagian hulu tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan, n
amun masih mendekati ambang batas. Tingginya nilai COD disebabkan a
danya penurunan bahan organik maupun anorganik air sungai mengakiba
tkan miskinnya kandungan oksigen dalam air sehingga kehidupan biota a
ir di dalam air tersebut akan terganggu (Mulyaningsih, 2013)2617. Kadar
COD pada titik bagian tengah dan hilir memenuhi persyaratan yang ditet
apkan. Tingkat pencemaran sungai rendah karena adanya aktivitas mikro
organisme dalam mendegradasi senyawa organik (randy ramadani). Hasil
24
pengujian kadar COD ketiga sampel air sungai tersebut mempunyai kada
r COD yang relatif memenuhi ambang batas baku mutu COD, sehingga d
apat diketahui bahwa air Sungai Way Batanghari memiliki kondisi kualit
as air sungai yang cukup baik dan sesuai dengan peruntukannya.
10%
25
Gambar 8. Bagan Perbedaan Persen Relatif Sampel + Spike KHP 100 pp
m
26
Temu Balik Sempel + Spike KHP 100 ppm (%)
100 100
115%
88.235
85%
Hasil pengujian Chemical Oxygen Demand (COD) pada air sungai Way
Batanghari dengan refluks tertutup secara titrimetri memiliki hasil yang
cukup baik, dimana kadar COD dari kedua titik yaitu titik tengah dan hi
lir masih dibawah nilai keberterimaan, dan titik hulu mendekati nilai ke
berterimaan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2021 baku mutu air sungai kelas III yaitu 40 mg/L. Ketelitian
analisis pada pengujian ini menunjukkan hasil relatif baik. Nilai akurasi
pada pengujian ini juga memenuhi nilai ambang batas. Berdasarkan dat
a-data yang telah diperoleh dari project ini diketahui bahwa kondisi kua
litas air sungai Way Batanghari masih baik dan layak untuk digunakan s
27
esuai peruntukkannya sebagai sungai Kelas III.
28
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada project ini adalah sebagai berikut :
1. Rerata kadar COD tertinggi sungai Way Batanghari berada pada titik bagia
n hulu yaitu sebesar 47,059 mg/L, dibandingkan pada titik bagian tengah y
aitu 35,294 mg/L dan pada titik bagian hilir yaitu sebesar 23,529 mg/L.
2. Perbedaan Persen Relatif (RPD) yang didapatkan pada pengujian COD bel
um memenuhi keberterimaan.
3. Nilai akurasi pada pengujian COD memenuhi nilai ambang batas.
4. Kadar COD air sungai pada titik bagian hulu melebihi ambang batas persy
aratan air sungai kelas tiga.
5. Kadar COD air sungai pada titik bagian tengah dan hilir memenuhi amban
g batas persyaratan air sungai kelas tiga.
6. Kondisi kualitas air sungai Way Batanghari masih baik dan layak untuk di
gunakan sesuai peruntukkannya sebagai sungai kelas tiga.
29
REFERENSI
Adi, S. (2008). Analisis dan Karakterisasi Badan Air Sungai, dalam Rangka Menu
njang Pemasangan Sistim Pemantauan Sungai Secara Telemetri. Jurnal Hidrosfir
Indonesia. 3(3) : 123-128. yh
Agustina, Y. dan Atina. 2022. Analisis Kualitas Air Anak Sungai Sekanak Berdas
arkan Parameter Fisika Tahun 2020. Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (Ju
piter). 4(1) : 13-19.
Azhari, Mutia, N., dan Ishak. 2020. Proses Ekstraksi Minyak dari Biji Pepaya (Ca
rica papaya) dengan Menggunakan Pelarut n-Heksana. Jurnal Teknik Kimia Unim
al. 9(1) : 58-67.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingk
ungan Perairan. Cetakan Kelima. Kanisius: Yogyakarta.
Pujiastusi, Peni. 2018. Analis Air dan Air Limbah. UNS Press. Semarang.
Pohan, D. A. S., Budiyono, dan Syafrudin. 2016. Analisis Kualitas Air Sungai Gu
na Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan. Jurnal Ilmu Lingku
ngan. 14 (2) : 63-71.
30
Susanty dan Bachmid, F. 2016. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Ref
luks Terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays L.). Konver
si. 5(2) : 87-93.
Wirawan, A., Retnowati, R., dan Sabarudin, A. 2008. Kimia Analitik. Direktorat P
embinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.
31
LAMPIRAN
32