DASAR-DASAR LINGKUNGAN
Oleh
KELOMPOK 1A-1
SEMESTER 1A
2020/2021
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR LINGKUNGAN
Oleh
KELOMPOK 1A-1
SEMESTER 1A
2020/2021
i
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK IA-A :
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : Selasa,Rabu,Sabtu
Laporan ini telah di setujui dan disahkan oleh dosen pengampu pada tanggal
30 Oktober 2021.
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Prodi D-III Sanitasi Magetan
iii
196401201985031003
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum
Dasar-dasar Lingkungan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar-dasar Lingkungan semester 1A.
Dalam penyusunan laporan ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan
dari pihak lain, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LAPORAN PRAKTIKUM.......................................................................................i
DASAR-DASAR LINGKUNGAN..........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Pengertian-pengertian..................................................................................3
C. Rumusan Masalah........................................................................................5
D. Tujuan..........................................................................................................6
1. Tujuan Umum...................................................................................................6
E. Waktu Pelaksanaan......................................................................................9
BAB II....................................................................................................................10
A. Bowl...........................................................................................................10
B. Jentik Nyamuk...........................................................................................10
C. Pengambilan Sampel Air Limbah Untuk Parameter Kimia Pemeriksaan
Dissolved Oxyge................................................................................................13
D. Pengukuran Lingkungan Kerja (Pencahayaan, Kelembaban, Suhu,
Kebisingam).......................................................................................................13
1. Suhu............................................................................................................14
E. Sampel Makanan secara Bakteriologis......................................................17
F. Sampel Air Minum secara Bakteorologis..................................................18
v
G. Pengukuran Debit Air oleh Bp. Karno,SKM, MSi. .Error! Bookmark not
defined.
H. Debit Air Sungai Menggunakan Weir........Error! Bookmark not defined.
vi
BAB V....................................................................................................................79
A. Kesimpulan................................................................................................79
B. Saran...........................................................................................................80
LAMPIRAN...........................................................................................................81
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 6.Anopheles..............................................................................................39
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar kita. Lingkungan
hidup adalah sebuah kesatuan ruang dengan segala benda dan makhluk hidup
di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup yang lainnya (UU No 32 Tahun 2009). Kondisi lingkungan saat ini
semakin memprihatinkan. Hal ini dipicu oleh ulah manusia yang
mengekploitasi sumberdaya alam dan lingkungan tanpa batas. Berkaitan
dengan perilaku manusia terhadap kondisi sumber daya alam dan lingkungan
yang cenderung tidak peduli, maka mengubah perilaku manusia menjadi
prioritas utama dalam mengatasi krisis lingkungan.
Sebagai bagian dari isi alam semesta,manusia merupakan salah satu faktor
atau komponen pendukung (dan pengganggu) kelestarian alam yang ikut serta
dalam proses interaksi dengan komponen pendukung lingkungan lainnya.
Proses interaksi manusia dengan Lingkungan ini menghasilkan keadaan
lingkungan yang mempunyai kualitas tertentu dan memberikan pengaruh
terhadap kesehatan manusia itu sendiri. Akibat interaksi antara manusia
dengan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia sehingga
memunculkan rumpun ilmu-ilmu baru yang dikelompokkan dalam ilmu
lingkungan dan ilmu kesehatan lingkungan.
Adapun pengertian Kesehatan lingkungan (Environmental Health) menurut
WHO (World Health Organization) adalah suatu keseimbangan ekologi yang
harus ada antara manusia dan lingkungannya, agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia. Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya
(Pasal 162 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009).
1
Berdasarkan hal tersebut, kelompok kami akan menjelasakan laporan
mengenai kegiatan praktek yang kelompok kami lakukan, diantaranya yaitu:
1. Pembuatan Bowl untuk jamban sehat.
2. Pemantauan perindukan dan perkembangan jentik nyamuk
3. Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan parameter kimia DO
(dissolve Oxygen= Oksigen terlarut).
4. Pemantuan lingkungan kerja perkantoran dengan alat ukur : Luxmeter,
Hygrometer, Termometer dan Sound level meter.
5. Pengambilan sampel makanan untuk pemeriksaan bakteriologi.
6. Pengambilan air minum untuk pemeriksaan bakteriologis.
7. Penyehatan lingkungan permukiman dengan praktek (pengisian)
Survey Pemukiman dan Lingkungan dengan instrument Kartu Rumah.
8. Pengukuran debit air menggunakan metode weir
9. Pengukuran debit air menggunakan metode bak mandi
10. Pengukuran debit air menggunakan metode selang
11. Pengukuran debit air menggunakan metode gelas ukur
2
B. Pengertian-pengertian
1. Bowl adalah suatu tempat yang berbentuk seperti mangkuk yang
dipergunakan untuk membuang air besar dan kecil. Jamban secara umum
didefinisikan sebagai suatu bangunan yang digunakan untuk membuang
kotoran manusia. Bangunan kakus atau jamban sehat terdiri atas beberapa
bagian ,yaitu : Lubang tempat menyimpan tinja, dinding ludang, lantai
jamban, dinding rumah jamban, atap dan leher angsa atau bowl. Bowl
merupakan bagian terpenting dari jamban.Sehat tidaknya jamban
ditentukan memenuhi syarat, tidaknya bowl.
2. Jentik merupakan tahap larva dari nyamuk yang hidup di air dan memiliki
perilaku mendekat atau menggantung pada permukaan air untuk bernafas.
Jentik menjadi salah sasaran pengendalian populasi nyamuk yang berperan
sebagai vektor penular penyakit melalui gigitan nyamuk, seperti malaria,
filaria, demam berdarah dan lain lain. Cara pemberantasan penyakit-
penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk akan lebih mudah,murah
dan aman dengan mengendalikan jentik nyamuk, antara lain dengan :
Menguras, Menutup dan Mengubur (3M). Identifikasi jentik merupakan
langkah awal untuk identifikasi dan mempelajari siklus hidup nyamuk.
3. Air limbah dapat diartikan Setiap bahan cair dan atau bahan cair semi
padat dan bila masuk atau dimasukkan ke lingkungan dalam jumlah atau
kandungan atau cara tertentu akan menyebabkan perubahan kualitas
lingkungan. Air kotor dapat diartikan sebagai air yang mengandung
kotoran manusia yang pada umumnya dari jamban dengan kloset jongkok
maupun kloset dudukan.
Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
berasal dari fotosintesis dan adsorsi atmosfer atau udara. Dissolved
Oxygen atau oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk
kehidupan tanaman dan hewan air. Bilamana tidak tersedia oksigen
terlarut dalam jumlah yang cukup atau terlalu rendah, maka kehidupan
akuatik akan mati , menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi
an-aerobik, sedangkan oksigen terlalu tinggi mengakibatkan proses
3
pengkaratan semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang
melapisi permukaan logam. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses
fotosintesa tanaman air, namun jumlahnya tidak tetap tergantung dari
jumlah tanaman dan dari udara yang masuk ke dalam air. Untuk
mengetahui kualitas air dalam suatu perairan dapat dilakukan
pengambilan sampel untuk pemeriksaan parameter kimia khususnya DO.
Pengukuran DO dengan menggunakan metode Winkler dan prinsipnya
dengan titrasi Iodometri.
4. Pemantauan lingkungan kerja yaitu upaya pencegahan penyakit dan atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan kerja industri yang
terdiri dari faktor bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomik dan sanitasi
untuk mewujudkan kualitas lingkungan kerja industri yang sehat. Dengan
alat ukur luxmeter adalah alat mengukur pencahayaan, hygrometer adalah
sejenis alat untuk mengukur kelembapan suatu tempat, thermometer
adalah alat mengukur suhu dan sound level meter adalah alat mengukur
kebisingan.
5. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap
saat dan memerlukan pengelolan yang baik dan benar agar bermanfaat
bagi tubuh. WHO memberikan definisi makanan adalah : “ Food include
all substance, whether in a natural state or in a manufactured or prepared
from, which are part of human diet” Batasan makanan tersebut tidak
termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk
tujuan pengobatan.
6. Bakteriologis air minum adalah organisme indikator sebagaimana analisis
air mengacu pada kehadiran mikroorganisme dalam air minum
membuktikan air tersebut tercemar bahan tinja dari manusia/hewan
mamalia berdarah panas atau hasil pembusukan materi organik. Hal ini
berpeluang bagi mikroorganisme patogen, secara berkala terdapat dalam
saluran pencernaan, untuk masuk dalam air minum.
7. Kebutuhan akan rumah dapat dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan
pokok atau sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi suatu
4
keluarga selain pangan dan sandang. Konsep rumah tidak sebatas bentuk
bangunan fisik saja. Fungsi rumah adalah sebagai tempat tinggal dalam
suatu lingkungan yang seharusnya dilengkapi dengan prasarana dan sarana
yang diperlukan manusia. Rumah Sehat adalah rumah yang
memungkinkan para penghuninya dapat mengembangkan dan membina
fisik mental maupun sosial keluarga.
8. Debit dinyatakan sebagai volume yang mengalir pada selang waktu
tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan m3/detik. Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui cara pengukuran dan menghitung debit air
dengan berbagai macam metode dan membandingkan metode yang lebih
efektif dalam pengukuran debit. Dalam pengukuran debit air secara weir
ada 3 metode yaitu metode Rectangular weir, metode Cipolity, dan
metode Triangular weir. Pengukuran debit air mempunyai manfaat
misalnya, menentukan lokasi yang sesuai untuk bendungan apapun.
9. Debit aliran adalah laju air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Debit dapat diartikan
sebagai volume aliran per satuan waktu. Besarnya debit dinyatakan dalam
satuan meter kubik per detik (m3/dt) atau liter/detik. Debit air sungai
merupakan informasi yang paling penting bagi pengelolaan sumber daya
air dan diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir. Debit air
dengan aliran kecil diperlukan untuk perencanaan dan pemanfaatan air
untuk berbagai keperluan termasuk untuk penyediaan air minum bagi
kelompok kecil masyarakat.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan BOWL untuk jamban sehat?
2. Bagaimana hasil identifikasi jentik nyamuk?
3. Bagaimana cara pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia DO
(dissolve Oxygen= Oksigen terlarut).
4. Bagaimana hasil pengukuran lingkungan kerja di Kampus DIII Sanitasi
Magetan?
5
5. Bagaimana cara pengambilan sampel makanan untuk pemeriksaan
bakteriologis?
6. Bagaimana cara pengambilan sampel air minum untuk pemeriksaan
bakteriologis?
7. Bagaimana hasil dari pemeriksaan penyehatan lingkungan permukiman
dengan kartu rumah?
8. Bagaimana hasil pengukuran debit air menggunakan metode weir?
9. Bagaimana hasil pengukuran debit air menggunakan metode bak mandi di
lingkungan rumah masing-masing?
10. Bagaimana hasil pengukuran debit air menggunakan metode selang?
11. Bagaimana hasil pengukuran debit air menggunakan metode gelas ukur?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsi-prinsip identifikasi
dan deteksi masalah kesehatan lingkungan, yang meliputi :
a. Mengetahui cara membuat BOWL untuk jamban sehat.
b. Mengetahui tempat perindukan dan perkembangan jentik nyamuk.
c. Mengetahui pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimia DO
(dissolve Oxygen= Oksigen terlarut).
d. Mengetahui penyehatan lingkungan kerja perkantoran.
e. Mengetahui cara pengambilan sampel makanan untuk pemeriksaan
bakteriologis.
f. Mengetahui cara pengambilan sampel air minum untuk
pemeriksaan bakteriologis.
g. Mengetahui hasil dari pemeriksaan penyehatan lingkungan
permukiman dengan kartu rumah.
h. Mengetahui cara menghitung debit air menggunakan metode weir.
i. Mengetahui cara menghitung debit air menggunakan metode bak
mandi.
6
j. Mengetahui cara menghitung debit air menggunakan metode
selang.
k. Mengetahui cara menghitung debit air menggunakan metode gelas
ukur.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat melakukan praktik identifikasi dan deteksi masalah-
masalah kesehatan lingkungan yang benar, yang meliputi :
a. Terampil dalam pembuangan kotoran yang sehat dengan prinsip
kerja dan membuat Bowl.
b. Terampil dalam pemantauan tempat perindukan dan
perkemabangan jentik nyamuk aedes aegypti, anopheles, dan
culex.
c. Terampil dalam pengambilan sampel air limbah di badan air untuk
pemeriksaan parameter kimia oksigen terlarut (DO = dissolved
oxygen).
d. Terampil dalam penyehatan lingkungan (kerja) perkantoran dengan
mengukur parameter lingkungan kerja.
e. Terampil pengambilan sampel makanan untuk pemeriksaan
bakteriologis
f. Terampil dalam pengambilan sampel air minum untuk
pemeriksaan bakteriologis.
g. Terampil dalam penyehatan lingkungan permukiman dengan
menggunakan instrument kartu rumah.
h. Terampil dalam menghitung debit air dengan menggunakan
metode weir.
i. Terampil dalam menghitung debit air dengan menggunakan
metode bak mandi.
j. Terampil dalam menghitung debit air dengan menggunakan
metode selang.
7
k. Terampil dalam menghitung debit air dengan menggunakan
metode gelas ukur.
8
E. Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan selama 4 hari mulai tanggal 26, 27, 29 dan 30
Oktober 2021.
Hari Pertama : Selasa, 26 Oktober 2021
Waktu : 08.00 sampai 14.00 WIB
Topik Praktik :
1. Pembuatan BOWL.
2. Pengamatan perkembangan jentik nyamuk.
3. Pengambilan sampel limbah cair.
4. Penyehatan lingkungan perkantoran.
9
BAB II
A. Bowl
B. Jentik Nyamuk
Jentik (jentik-jentik) adalah tahap larva dari nyamuk. Jentik hidup di air
dan memiliki perilaku mendekat atau "menggantung" pada permukaan air
untuk bernapas. Nama "jentik" berasal dari gerakannya ketika bergerak di
air. Ia dikenal pula dalam bahasa lokal sebagai (en)cuk atau uget-uget
(Jw.) Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk antara lain :
1. Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis
Plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat, yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk genus Anopheles dan penyakit ini
10
dapat berakibat kematian. Pada saat ini nyamuk penular (vektor)
malaria di Indonesia yang ditemukan sebanyak 19 spesies dari genus
Anopheles, yang diduga sebagai vektor penular penyakit malaria ada 4
spesies (yaitu An. sundaicus, An. subpictus, An. aconitus dan An.
maculatus)
2. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti atau Aedes albopictus, yang ditandai demam mendadak
2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, gelisah, nyeri ulu hati,
disertai bintik perdarahan di kulit, kadang mimisan, muntah darah dan
bahklan dapat berakibat kematian.
3. Filariasis
Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing mikro
filaria, yang mengakibatkan gejala akut dan kronis (kaki membesar
seperti kaki gajah) yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, di
Indonesia telah ditemukan sebanyak 27 jenis nyamuk dari genus Culex,
Anopheles, Aedes dan Mansonia.
4. Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit menular sejenis demam disertai nyeri
otot yang bersifat epidemik dan endemik yang disebabkan oleh
Alvavirus yang ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk yaitu Aedes
Aegypti, Aedes albopictus, Culex fatigans dan Mansonia sp. Meskipun
penyakit ini tidak mengakibatkan kematian, namun dapat menimbulkan
rasa nyeri yang hebat di persendian tubuh bahkan seperti kelumpuhan
dan dapat berlangsung selama 2 bulan.
5. Encepalitis
Salah satu jenis penyakit Encephalitis adalah Jepenese Encephalitis
(JE). Encephalitis adalah suatu penyakit yang menyerang susunan
syaraf pusat yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk
genus Culex.
11
6. Nyamuk Anopheles dan Aedes
a. Nyamuk Anopheles
Nyamuk Anopheles sp adalah nyamuk vektor malaria. Di dunia
kurang lebih terdapat 460 spesies yang sudah dikenali, 100
diantaranya mempunyai kemampuan menularkan malaria dan 30-40
spesies diantaranya merupakan host dari parasit. Plasmodium yang
merupakan penyebab malaria di daerah endemis penyakit malaria. Di
Indonesia sendiri, terdapat 25 spesies nyamuk Anopheles yang
mampu menularkan penyakit Malaria.
b. Nyamuk Aedes
Ciri – ciri nyamuk Aedes aegypti :
1) Hidup di dalam dan di sekitar rumah.
2) Menggigit atau menghisap darah pada siang hari
3) Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar.
4) Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih.
5) Bersarang dan bertelur di :
a) Genangan air jernih di dalam dan di sekitar rumah bukan di
got atau comberan.
b) Di dalam rumah: bak mandi, tampayan, vas bunga, tempat
minum burung, perangkap semut dan lain-lain.
c) Di luar rumah: drum, tangki penampungan air, kaleng bekas,
ban bekas, botol pecah, potongan bambu, tempurung kelapa,
dan lain-lain.
12
C. Pengambilan Sampel Air Limbah Untuk Parameter Kimia Pemeriksaan
Dissolved Oxyge
Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut
dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu
parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya
diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2)
yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air,
mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya
jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.
Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu
menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu
kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh
banyaknya oksigen dalam air.
Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
berasal dari fotosintesis dan adsorsi atmosfer atau udara. Dissolved
Oxygen atau oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan
tanaman dan hewan air. Bilamana tidak tersedia oksigen terlarut dalam
jumlah yang cukup atau terlalu rendah, maka kehidupan akuatik akan
mati,menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi an-aerobik,
sedangkan oksigen terlalu tinggi mengakibatkan proses pengkaratan
semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang melapisi
permukaan logam. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesa
tanaman air, namun jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah tanaman
dan dari udara yang masuk ke dalam air. Untuk mengetahui kualitas air
dalam suatu perairan dapat dilakukan pengambilan sampel untuk
pemeriksaan parameter kimia khususnya DO. Pengukuran DO dengan
menggunakan metode Winkler dan prinsipnya dengan titrasi Iodometri.
13
1. Suhu
Departemen Kimpraswil melalui proses yang panjang telah
mempersiapkan beberapa standar yang berkaitan dengan masalah
peningkatan kenyamanan termal ruang dalam bangunan. Standar
ini dapat diacu sebagai pedoman dalam perancanaan bangunan
gedung. Standar tersebut diantaranya adalah SNI T 03-6572-2001.
Standar kenyamanan termal untuk daerah tropis seperti Indonesia
dapat dibagi menjadi :
a) Sejuk nyaman, antara suhu efektif 20,8° C- 22,8° C
b) Nyaman optimal, antara suhu efektif 22.8°C -25,8°C 3
Hangat nyaman, antara suhu efektif 25,8 C- 27,1° C
Mengenai kenyamanan di dalam suatu bangunan telah
dikemukakan oleh Givoni dan Koenigsberger (dalam Batara,
2011). tingkat kenyamanan suhu biasanya dibagi atas: dingin tak
nyaman, sejuk nyaman, nyaman atau optimal nya-man, hangat
nyaman, dan panas tidak nyaman. Optimal nyaman orang
Indonesia ialah pada suhu udara 28 °C, kelembaban udara nisbi
70% atau 25,8°C suhu efektif dengan batas bawah 24°C,
kelembaban udara 80% atau 22.8°C suhu efektif.
2. Kelembaban
Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam udara.
Biasanya kelembaban udara menjadi penting saat suhu udara
mendekati atau melampaui ambang batas daerah kenyamanan
termal dan kelembaban udara mencapai lebih dari 70% atau kurang
dari 40% (Mangunwijaya, 1997:144). Kelembaban udara yang
tinggi mengakibatkan sulit terjadinya penguapan dipermukaan kulit
sehingga mekanisme pelepasan panas bisa terganggu. Dalam
pergerakan seperti itu pergerakan udara akan sangat membantu
penguapan. Kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan
terjadinya ketidaknyamanan termal sehingga harus diimbangi
dengan kecepatan angin yang cukup dan menerus. Persyaratan
14
Kelembaban udara mengacu pada Kepmenkes RI Nomor
1405/MENKES/SK/X/2002. Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran yaitu 40%-60%. Kelembaban udara dapat diukur
langsung dengan hygrometer. Macam-macam kelembaban :
a. Kelembaban mutlak
Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat dinyatakan
dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan
keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung
uap uir. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersbout
(pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara.
b. Defisit tekanan uap air
Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh
dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban
udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan
dengan masalah yang dibahas. Sebagai contoh, laju pengupan
dari permukaan tanah lebih ditentukan oleh deficit tekanan tiap
air daripada kelembaban mutlak maupun nisbi.
c. Kelembaban Nisbi
Kelembaban nisbi adalah perbandingan jumlah uap air yang ada
di udara dengan jumlah maksimun uap air yang dapat dikandung
udara pada temperatur yang sama dan dinyatakan dengan
persen.
3. Cahaya
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada
sebuah bidang permukaan. Tingkat pencahayaan pada suatu
ruangan didefinisikan sebagai tingkat pencahayaan rata - rata pada
bidang kerja, dengan bidang kerja yang dimaksud adalah sebuah
bidang horisontal imajiner yang terletak setinggi 0,75 meter di atas
lantai pada seluruh ruangan (SNI Tata Cara Perancangan Sistem
Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung, 2000). Pencahayaan
15
memiliki satuan lux (Im/m2), dimana Im adalah lumens adalah
satuan dari luas permukaan.
Pencahayaan dapat mempengaruhi keadaan lingkungan
sekitar. Pencahayaan yang baik menyebabkan manusia dapat
melihat objek objek yang dikerjakannya dengan jelas. Cahaya
merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang. Elektromagnetis
yang terbang ke angkasa dimana gelombang tersebut memiliki
panjang dan frekuensi tertentu yang nilainya dapat dibedakan dari
energy cahaya lainnya dalam spectrum elektromagnetisnya
(Suhadri, 2008).
Menurut Kepmenkes no. 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Dampak penerangan yang tidak baik Penerangan yang tidak
didesain dengan baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan
penglihatan selama kerja. Pengaruh dan penerangan yang kurang
memenuhi syarat akan mengakibatkan (Suhadri, 2008) :
a. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi
kerja.
b. Kelelahan mental.
c. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
d. Kerusakan indra mata dan lain-lain.
4. Kebisingan
Davis Cornwell dalam Djalante (2011) mendefinisikan, bahwa
kebisingan berasal dari kata bising yang artinya semua bunyi
yang mengalihkan perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi
kegiatan sehari-hari. Bising, umumnya didefisinisikan sebagai
bunyi yang tidak diinginkan dan juga dapat menyebabkan polusi
lingkungan. Ditambahkan lagi oleh Djalante (2011) suara adalah
16
sensasi atau rasa yang dihasilkan oleh organ pendengaran
manusia, ketika gelombang gelombang suara dibentuk di udara
sekeliling manusia melalui getaran yang diterimanya. Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup (1996) mendefinisikan, bahwa
kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau
kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan. Sedangkan menurut Sv Szokolay dalam jurnal
penelitian Setiawan (2011) kebisingan didefinisikan sebagai
getaran-getaran yang tidak teratur, dan memperlihatkan bentuk
yang tidak biasa.
17
ke laboratorim. Sampel dengan kadar air tinggi seperti silase, maka
kemungkinan terjadinya penguapan air sangat besar. Sehingga untuk
mengontrol penguapan air, maka sampel yang telah diambil harus
segara ditimbang, dimasukkan ke dalam kantong plastik kedap udara,
dibawa ke laboratorium dan segera dianalisis kadar bahan keringnya.
Jika tidak dianalisis segera maka sampel yang telah diambil segera
timbang, dikeringkan atau dijemur sampai beratnya konstan.
Kemudian baru dibawa ke laboratorium
4. Prosesing sampel
Untuk tujuan evaluasi terutama evaluasi secara mikroskopis, kimia
dan biologis, semua sampel harus digiling sehingga diperoleh sampel
yang halus.
18
Sanitasi sudah selayaknya merupakan prioritas peningkatan
pelayanan publik mengingat sebagian besar penduduk Indonesia belum
dapat menikmati sarana sanitasi yang memadai, terutama masyarakat
yang berada di lingkungan padat, kumuh, dan miskin. Akibat langsung
dari kondisi tersebut adalah masih tingginya angka kesakitan bahkan
kematian penyakit berbasis Lingkungan yang kotor dan kumuh akan
menjadi sarang kuman sehingga manusia yang tinggal di sekitarnya bisa
terserang berbagai macam penyakit. Bukan hanya lingkungan saja, rumah
yang kita tempati apabila tidak memenuhi kriteria minimal rumah sehat
seperti; askes air minum, akses jamban sehat, lantai ventilasi dan
pencahayaan, akan mengundang berbagai macam penyakit juga.
Kebutuhan akan rumah dapat dikategorikan sebagai salah satu kebutuhan
pokok atau sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi suatu
keluarga selain pangan dan sandang. Konsep rumah sehat tidak sebatas
bentuk bangunan fisik saja. Fungsi rumah adalah sebagai tempat tinggal
dalam suatu lingkungan yang seharusnya dilengkapi dengan prasarana
dan sarana yang diperlukan manusia. Rumah Sehat adalah rumah yang
memungkinkan para penghuninya dapat mengembangkan dan membina
fisik mental maupun sosial keluarga (Hadimoeljono,2016).
Sedangkan menurut Dodo Suhendar kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat
tahun 2016, Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu rumah yang mempunyai layak sanitasi,
mempunyai sarana air bersih, mempunyai tempat pembuangan sampah,
mempunyai sarana pembuangan limbah, mempunyai ventilasi rumah yang
baik, memiliki kepadatan hunian rumah yang sesuai dan mempunyai
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Selain itu rumah juga
merupakan tempat aktifitas dan tempat berlindung keluarga, sehingga
diperlukan kondisi rumah yang dapat mengurangi atau menghilangkan
risiko penghuni rumah untuk menjadi sakit. Karena jumlah penduduk
yang terus bertambah maka kebutuhan akan rumah yang sehat juga
semakin meningkat agar tidak terjadi sakit pada para penghuninya.
19
Kejadian sakit karena rumah yang kurang sehat antara lain diare hingga
bisa terjangkit gangguan pernapasan seperti TB paru karena ventilasi
rumah yang kurang.
Debit adalah banyaknya zat cair yang mengalir setiap satu satuan
waktu. Contoh satuan debit adalah cm3/detik. Sehingga dalam
20
menghitung debit tidak bisa lepas dari volume dan waktu. Pengertian dari
debit air ialah suatu kecepatan aliran zat cait per satuan waktu. Satuan
debit ini biasanya digunakan untuk pengawasan kapasitas atau daya
tampung air yang ada pada sungai atau pada bendungan agar air yang
ada dapat dikendalikan.Agar dapat menentukan debit airnya maka kita
harus mengetahui terlebih dahulu satuan ukuran volume dan satuan
ukuran waktu nya, hal ini dikarenakan debit air sangat berkaitan dengan
satuan volume dan satuan waktu
1 jam = 60 menit
1 meni = 60 detik / 60 sekon
1 jam = 3.600 detik / 3.600 sekon
1 menit = 1/60 jam
1 detik = 1/60 detik
1 jam = 1/3.600 detik
1 liter = 1 dm³
1 dm³ = 1.000 cm³
1 cm³ = 1.000.000 mm³
1 mm³ = 0.001 m³
1 cc = 1 ml = 1 cm
21
Rumus untuk menhitung debit air yaitu
22
lama, Anda harus mengetahui cara yang tepat dalam merawat dan
menyimpan selang. Berikut ini merupakan jenis-jenis selang yaitu:
a. Selang transparan
selang air yang satu ini memiliki rupa transparan dan biasanya digunakan
untuk mendistribusikan air bersih karena kamu dapat dengan mudah
melihat aliran air. Dibuat menggunakan material PVC, selang ini
memiliki sifat yang cukup elastis sehingga dapat disesuaikan dengan
ukuran diameter keran dan bisa disimpan dengan cara digulung. Di
pasaran, selang air transparan dijual dalam ukuran panjang per meter
yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan. Untuk diameternya, selang
ini tersedia mulai ukuran 3 mm untuk keperluan pengairan di akuarium
hingga ukuran 5/16 inci.
23
variasi tingkat ketebalan dan elastisitasnya sangatlah beragam sehingga
kamu bisa menyesuaikannya menurut kebutuhan.
Selang khusus air panas yang bisa kamu gunakan untuk menyalurkan air
dari pemanas air atau water heater ke shower atau bak air. Selang air
panas dibuat dengan bahan cross linked polyethylene atau PEX yang
diklaim sangat elastis, tahan terhadap tekanan tinggi, tidak menimbulkan
karat dan tahan sampai suhu air mencapai 200 derajat. Umumnya, selang
ini dijual di pasaran dengan warna merah atau oranye dan tersedia dalam
ukuran diameter setengah inci.
24
Selain aliran air dari tandon air , selang juga dapat mempengaruhi
kecepatan air yang keluar dari kran apabila akan digunakan di jarak yang
jauh, semakin kecil diameter selang maka tekanan udara dalan selang pun
akan semakin tinggi.
25
dengan mata dan pembacaan dilakukan pada meniskus bawah cairan.
Alasan utama mengapa pembacaan volume dilakukan melalui meniskus
adalah karena keadaan alami cairan yang berada di dalam ruang tertutup.
Secara alami, cairan pada gelas akan tertarik ke dinding di sekitarnya
akibat gaya molekular. Hal ini akan memaksa permukaan cairan untuk
mengembang baik cembung atau cekung, bergantung pada jenis cairan
pada gelas ukur tersebut. Pembacaan cairan pada bagian bawah cekung
atau bagian atas cembung pada cairan sebanding dengan pembacaan cairan
pada meniskusnya.
Fungsi gelas ukur dalam kegiatan pengukuran debit air adalah untuk
mengetahui seberapa liter air yang dihasilkan dalam beberapa jenjang
waktu, selain itu gelas ukur sangat mudah dibawa kemanapun. Kelemahan
dari gelas ukur adalah rentan pecah, hal ini dikarenakan apabila kita tidak
berhati-hati dalam menggunakan gelas ukur bisa pecah. Oleh karena itu
selain berfokuskan akan hasil penelitian debit air yang ingin di diteliti kita
juga harus berhati-hati dan melaksanakan prosedur keamanan terutama
saat menggunakan alat laboratorium.
26
BAB III
METODE
A. Pembuatan Bowl untuk Jamban Sehat
1. Alat
a. Cetakan leher angsa atau bowl dari fiber.
b. Sendok pasir.
c. Cangkul atau sekop pasir.
d. Obeng.
e. Kunci Inggris.
f. Kuas.
g. Ember
2. Bahan
a. Semen.
b. Pasir.
c. Air.
d. Tanah liat pembuat genteng ( untuk pencetak leher angsa).
e. Oli bekas.
f. Kertas koran bekas.
3. Prosedur kerja
a. Rakit alat cetak bowl yang terbuat dari fiber.
b. Siapkan adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 4,
artinya 1 bagian semen dengan 4 bagian pasir.
c. Oleskan dengan oli bekas permukaan cetakan bowl yang akan
terkena adukan semen dan pasir.
d. Siapkan atau buat cetakan leher angsa yang terbuat dari tanah liat
bahan membuat genteng.
e. Siapkan koran bekas untuk alas cetakan bowl yang sudah diolesi
olie bekas.
27
f. Tambahkan air pada campuran semen dan pasir serta aduk secara
merata hingga menyerupai adukan yang digunakan untuk
memplester tembok.
g. Tempelkan atau lekatkan adukan semen dan pasir ke permukaan
cetakan bowl yang sudah diolesi oleh bekas dengan ketebalan
sesuai rongga cetakan.
h. Untuk melihat rata atau tidaknya ketebalan adukan yang menempel
pada cetakan bowl, test atau check dengan cara menusuk dengan
lidi.
i. Setelah selesai, diamkan atau anginkan bowl yang sudah dicetak
semalan ( + 10-14 jam).
j. Bongkar atau lepaskan bowl dari cetakan keesok harinya dan
anginkan selama 1 minggu.
k. Setelah kering, rendam mulut leher angsa yang terisi tanah liat.
l. Kupas tanah lihat dalam leher angsa dengan obeng.
m. Leher angsa sudah jadi dan siap dipasang.
28
b. Jika tidak tampak jentik, tunggu ± 1 menit, jika ada jentik, ia akan
muncul ke permukaan air untuk bernafas.
c. Setelah mendapatkan jentik nyamuk, maka jentik nyamuk
dimasukkan dalam wadah (gelas plastik).
d. Kemudian ditutup dengan plastik dan plastik dilubangi kecil-kecil
menggunakan jarum pentul.
e. Mengidentifikasi jentik-jentik nyamuk yang telah diperoleh
dengan mengamati perilaku jentik waktu istirahat dengan
menggunakan buku kunci identifikasi jentik .
29
e. Siapkan label dan sampel siap dikirim ke laboratorium untuk
pemeriksaan parameter DO.
30
Pada umumnya SLM & Noise Dosimeter diarahkan ke sumber
suara, setinggi telinga, agar dapat menangkap kebisingan yang
tercipta. Untuk keperluan mengukur kebisingan di suatu ruangan
kerja, pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh dengan
beberapa kali pencatatan dari SLM. Cara pemakaiannya adalah
sebagai berikut:
1) Persiapan alat.
a) Pasang baterai pada tempatnya.
b) Tekan tombol power.
c) Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui
baterai dalam keadaan baik atau tidak.
d) Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada
monitor sesuai dengan angka kalibrator.
e) Catat semua hasil pengukuran ke-3 alat dan
bandingkan dengan standart atau persyaratan
peraturan perundangan yang berlaku.
d. Higrometer
Hygrometer mempunyai prinsip kerja yaitu dengan menggunakan
dua thermometer. Thermometer pertama dipergunakan untuk
mengukur suhu udara biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu
udara jenuh atau lembab (bagian bawah thermometer diliputi kain
atau kapas yang basah). Proses pengukuran higrometer terdapat dua
skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan
temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang
akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya.
skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf (h=Humidity) dan
kalau suhu dengan derajat celcius (C).
31
a. Wadah sampel makanan (botol atau plastik) steril.
b. Bunsen.
c. Sendok steril.
d. Termos es.
e. Alat tulis
f. Sendok atau Pinset.
g. Korek api
2. Bahan.
a. Makanan atau gorengan yang akan dipakai untuk praktek.
b. Alkohol 70 %.
c. Plastik klip.
d. Kertas label.
3. Prosedur kerja.
a. Sterilkan tangan menggunakan alkohol 70 %
c. Sterilkan sendok/pinset dengan menggunakan alkohol 70 %.
d. Potong makanan, lalu masukkan kedalam wadah steril
menggunakan sendok/pinset.
e. Beri label, lalu masukkan kedalam termos es untuk dikirim ke
laboratorium dan diperiksa.
32
3. Prosedur kerja
d. Sterilkan telapak tangan dan sela-sela jari-jari sampai siku dengan
menggunakan alkohol 70 %.
b. Kran air dibuka penuh, airnya dibiarkan mengalir selama 2-3
menit untuk membersihkan pipa dan setelah itu matikan kran.Ini
untuk mendapatkan air yang baru (bukan air yang stagnan lama).
c. Apabila kran dari bahan logam, disterilkan dengan cara melidah
apikan selama ± 1 menit.
d. Untuk kran yang terbuat dari bahan plastik, disterilkan dengan
cara membersihkannya dengan menggunakan alkohol 70 %.
e. Buka kembali kran, biarkan air mengalir selama ± 1 menit.
f. Buka kertas yang dililitkan dibotol steril, buka tutup botol secara
perlahan.
g. Panaskan atau lidah apikan mulut botol dengan menggunakan
lampu spirtus (bunsen).
h. Alirkan air kedalam botol sampai ¾ volume botol, lalu kran
ditutup.
i. Lidah apikan mulut botol agar steril.
j. Beri label dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan sampel.
2. Bahan
33
a. Kartu Rumah
b. Alat tulis
c. Buku catatan
3. Prosedur Kerja
34
I. Pengukuran Debit Air Sungai Menggunakan Metode Bak Mandi
a. Alat
1) Roll meter
2) Kran air
3) Bak mandi
4) Alat tulis dan catatan
5) Stopwatch
b. Bahan
1) Air tandon
c. Prosedur kerja
1. Pengukuran debit bak mandi dengan bentuk persegi panjang
a. Persiapkan alat dan bahan.
b. Pastikan air bak mandi kosong agar mudah untuk mengukur lebar,
panjang, dan juga kedalaman dari bak mandi tersebut.
c. Jika bak mandi sudah kosong ukur kedalaman, lebar, panjang
menggunakan rol meter, kemudiaan catat hasil pengukuran
tersebut.
d. Setelah melakukan pengukuran isi bak mandi, siapkan stopwatch
untuk mengukur waktu lamanya pengisian bak mandi hingga full.
e. Selain itu pastikan kran air laiinya tidak menyala, hanyya satu kran
saja yang menyala yaitu kran yang digunakan untuk menghitung
debit air tersebut.
f. Setelah semuanya sudah siap nyalakan stopwatch dan kran air
secara bersamaan, tunggu dan hitung debit bak mandi dengan
rumus
Kedalaman = ......cm = .....m
Lebar = .......cm =......m
Panjang = .......cm =......m
Waktu = .......menit =.....sekon
35
Debit (Q) = volume
Waktu
36
2) Kran air
3) Alat tulis dan catatan
4) Roll meter
5) 3 Kayu bambu dengan ukuran 80 cm, 83 cm, 70 cm
b) Bahan
1) Air kran
c) Prosedur kerja
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Pastikan kran air berfungsi dengan baik.
3) Mengukur diameter dan panjang selang yang akan digunakan.
4) Pasang selang ke kran air, berilah penyangga pada selang dengan
jarak dari kran air ke kayu pertama 90 cm, kemudian dari kayu
pertama ke kayu kedua diberi jarak 165 cm, dan dari keyu kedua
ke kayu ketiga di beri jarak 132 cm.
5) Selanjutnya buka air kran dengan penuh, ukur ketinggian air yang
keluar dari selang ke tanah, kemudian ukur juga jarak dari kayu
ketiga ke jarak jatuhnya air, kemudian catat, lalu hitung debit air
6) kran menggunakan rumus phytagoras. Kemudian hitung debit air
menggunakan rumus : Phytagoras = a2 = b2 + c2
a
b
37
2) Selang transparan dengan diameter 6/15 inci
3) Kran air
4) Alat tulis dan catatan
5) Roll meter
6) 3 Kayu bambu dengan ukuran 80 cm, 83 cm, 70 cm
7) Stopwatch
b) Bahan
1) Air kran
c) Prosedur kerja
1) Pastikan kran air berfungsi dengan baik.
2) Mengukur diameter dan panjang selang yang akan digunakan.
3) Pasang selang ke kran air, berilah penyangga pada selang dengan
jarak dari kran air ke kayu pertama 90 cm, kemudian dari kayu
pertama ke kayu kedua diberi jarak 165 cm, dan dari keyu kedua
ke kayu ketiga di beri jarak 132 cm.
4) Pastikan gelas ukur dalam keadaan bagus dan normal, serta steril
atau bersih. Kemudian nyalakan air kran, lalu siapkan stopwatch.
5) Setelah stopwatch disiapkan nyalakan air, lalu tadahi air kran
tersebut ke gelas ukur 500ml sambil mengukur waktu
menggunakan stopwatch, isi sampai gelas ukur penuh 500ml.
6) Apabila gelas ukur sudah penuh 500ml, matikan stopwatch dan
catat waktu pengisian gelas ukur. Kemudian hitung debit air
menggunakan rumus :
Debit (Q) = volume = ........... liter/detik
Waktu
38
1) Gelas ukur 500 ml
2) Gayung
3) Stopwatch
4) Kran air
b. Bahan
1) Air kran
c. Prosedur Kerja
1) Pastikan kran air berfungsi dengan baik.
2) Pastikan gelas ukur 500 ml dalam keadaan bagus dan normal, serta
steril atau bersih.
3) Kemudian siapkan stopwatch dan juga gayung. Apa bila alat dan
bahan sududah siap nyalakan air kran, kemudian atur stopwatch 10
detik, lalu wadahi air kran selama 10 detik.
4) Setelah 10 detik pindahkan air kran di gayung ke gelas ukur 500 ml,
lalu catat jumlah air kran selama 10 detik tersebut. Kemudian hitung
debit air menggunakan rumus :
Debit (Q) = volume =............liter/detik
Waktu
39
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembuatan BOWL untuk jamban sehat
Hasil pembuatan bowl
Lokasi : Lapangan Kampus
Waktu : 08.30 – 10.30 WIB
Hari, tanggal : Selasa, 26 Oktober 2021
40
3) Dug well Latrine
Merupakan pengembangan dari Bore Hole Latrine. Bila lubang
telah penuh lubang baru dapat dibuat lagi.
4) Water Seal Latrine (WC leher angsa)
Jamban jenis ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
a) Memenuhi syarat estetika
b) Tidak menimbulkan bau
c) Aman untuk anak-anak
d) Mencegah kontak dengan lalat
5) Bucket Latrine (Pispot)
Jamban yang menggunakan ember sebagai penampung tinja,
dan nantinya tinja terkumpul dalam ember penampung akan
dikumpulkan pada suatu lubang yang akan ditimbun dan akan
menjadi kompos.
6) Trench Latrine (Buang tinja di sungai)
Proses pembuangan tinja yang dilakukan tanpa ada leher angsa
dan septic tank, melainkan hanya saluran langsung yang
dialirkan ke sungai.
7) Septic Tank
Merupakan cara yang efektif untuk pembuangan tinja rumah
tangga yang memiliki air cukup tetapi tidak memiliki hubungan
dengan sistem limbah penyaluran masyarakat.
8) Aqua Privy (Cubluk berair)
Merupakan bangunan kedap air yang diisi air seperti septic
tank digunakan pada daerah padat penghuni
9) Chemical closet
Banyak digunakan dalam sarana transportasi, misal kereta api
dan pesawat terbang. Kloset ini berisi cairan Desinefectan
seperti soda abu dan KOH.
c. Latrines Switeble for Campus and Temporari Use
41
Merupakan jenis jamban yang dipakai untuk kebutuhan sementara,
seperti perkemahan dan pengungsian.
2. Sewered Areas
Merupakan suatu cara pembuangan tinja dan air limbah dari rumah,
kawasan industri, dan perdagangan yang dilakukan melalui jaringan
bawah tanah. Melihat segi pemilihan konstruksi pembuangan ada hal
yang perlu diperhatikan antara lain (kumoro, 1998) :
a. Keadaan tanah seperti susunan
b. Kemiringan
c. Permukaan tanah
d. Keadaan sosial ekonomi
e. Pengetahuan masyarakat.
Lokasi : Ruang 5
42
No
Nama Hasil Identifikasi Jentik Jumlah
43
berarti lalat kecil.Penggunaan kata Mousquito bermula sejak tahun
1583.Di Britania Raya nyamuk dikenal sebagai gnats.
2) Bagian-bagian (anatomi) nyamuk
44
7) Wing vein
8) Wing haltere
9) Posterior spiracle
10) Femur
11) Tibia
12) Spur
13) Tarsus
14) Propleuron
15) Prosternum
16) Mesopleuron
17) Mesosternum
18) Metapleuron
19) Metasternum
d) Bagian abdomen terdiri dari abdominal segment
3) Morfologi Nyamuk
45
d) Terdapat sepasang antena berbentuk filiform yang panjang dan
ramping. Sepasang antena digunakan untuk membedakan jenis
kelamin pada nyamuk dewasa. Antena pada nyamuk jantan
berambut lebat (plumose) dan pada nyamuk betina jumlah
rambutnya lebih jarang (pilose).
46
melengkung (rounded) dan pada culicini membentuk 3 lengkung
(trilobus) (Lestari, 2010).
a) Telur
47
di genangan air cenderung jernih atau air yang mengalir dengan
sangat lambat sehingga telur tidak akan terseret arus air.
b) Jentik – larva
48
dilihat. Larva nyamuk biasanya dapat diamati dengan jelas
mengapung di permukaan air. Di sini mereka dapat memperoleh
makanan dan bernapas melalui siphon mereka. Siphon terletak di
pangkal perut mereka dan nampak mirip dengan snorkel. Larva
biasanya memakan bakteri alga, mikroorganisme dan bahan
organik lainnya yang berada di air.
c) Kepompong – Pupa
49
kepompong hanya untuk beberapa hari, yang biasanya sekitar 1-2
hari tergantung dari spesies nyamuk.
d) Nyamuk Dewasa
Gambar 7. Culex
50
mengeras. Setelah tubuh mengeras nyamuk akan terbang untuk
memulai kehidupan barunya. Salah satu hal pertama kali yang
dilakukan nyamuk yaitu terbang mencari nektar untuk dikonsumsi
sebagai energi beraktifitas kedepannya.
51
merupakan salah satu daerah endemis terutama di Indonesia Timur
(Papua, Maluku, Nusa Tenggara,dll)
b) Demam Berdarah
52
c) Chikungunya
d) Demam Kuning
Pada fase ketiga, akan timbul kerusakan pada organ hati/liver yang
dapat membuat warna mata dan kulit menjadi kuning (oleh karena
itu disebut demam kuning) . Selain itu, dapat muncul juga
53
pendarahan di dalam tubuh, muntah darah, peradangan hati serta
kerusakan multi organ sehingga dapat berakibat fatal.
e) Filariasis
f) Zika
Yang paling terakhir ini adalah penyakit yang baru-baru ini popular
di dunia. Sebenarmya ia pertama kali diidentifikasi di Uganda.Virus
54
ini terutama menyebar lewat gigitan nyamuk Aedes, namun dalam
beberapa kasus yang jarang terjadi ia dapat ditularkan melalui
hubungan seksual, atau dari ibu ke janin. Virus Zika menyebar
secara cepat di seluruh Amerika Latin dan Karibia pada tahun 2015
dan sekarang menjadi pandemi. Sementara infeksi virus Zika
biasanya berlalu tanpa disadari oleh penderita dimana sekitar 20
persen orang itu mengalami infeksi ringan mirip flu. Gejalanya
termasuk demam, ruam, nyeri otot, dan merah, mata gatal. Tidak ada
vaksin untuk mencegah Zika, dan tidak ada pengobatan khusus.
55
t V Q Hitungan
N Banyak Harga
Nama (Waktu (Volume (Debit) Dalam 1 Jumlah
o Botol perbotol
) (s) ) (ml) (ml/s) hari (ml)
1 Adelaeda M.S. 10 290 29 2505600 4176 Rp 3.500 Rp 14.616.000
2 Afifah F.F.N. 10 590 59 5097600 8496 Rp 3.500 Rp 29.736.000
3 Alfian R.M.W. 10 180 18 1555200 2592 Rp 3.500 Rp 9.072.000
4 Alfi Mubarokah 10 370 37 3196800 5328 Rp 3.500 Rp 18.648.000
5 Aliyatul M. 10 135 13,5 1166400 1944 Rp 3.500 Rp 6.804.000
6 Alliya Putri H. 10 370 37 3196800 5328 Rp 3.500 Rp 18.648.000
7 Alvi Amalia S. 10 1047 104,7 9046080 15076,8 Rp 3.500 Rp 52.768.800
8 Ardhini Putri R. 10 380 38 3283200 5472 Rp 3.500 Rp 19.152.000
9 Atika L.M. 10 320 32 2764800 4608 Rp 3.500 Rp 16.128.000
10 Audy Popy D. 10 120 12 1036800 1728 Rp 3.500 Rp 6.048.000
11 Aulia Ulfa A.Z. 10 230 23 1987200 3312 Rp 3.500 Rp 11.592.000
12 Ayu M.T.R. 10 480 48 4147200 6912 Rp 3.500 Rp 24.192.000
13 Azzahra O. S. 10 290 29 2505600 4176 Rp 3.500 Rp 14.616.000
14 Danis A.R.E. 10 360 36 3110400 5184 Rp 3.500 Rp 18.144.000
15 Dea Puspita A. 10 140 14 1209600 2016 Rp 3.500 Rp 7.056.000
1. Adelaeda Mellany S.
2.505.600
ml = 4.176 botol
600
56
5.097.600
ml = 8.496 botol
600
3. Alfi Mubarokah
3.196.800
ml = 5.328 botol
600
1.555.200
ml = 2.592 botol
600
5. Aliyatul Mukharomah
1.166.400
ml = 1.944 botol
600
6. Aliyya Putri H.
3.196.800
ml = 5.328 botol
600
7. Alvi Amalia S.
57
9.046 .080
ml = 15.076,8 botol
600
8. Ardhini Putri R.
3.283.200
ml = 5.472 botol
600
9. Atika Lailatul M.
2.764 .800
ml = 4.608 botol
600
1.036.800
ml = 1.728 botol
600
1.987.200
ml = 3.312botol
600
58
4.147 .200
ml = 6.912 botol
600
2.505.600
ml = 4.176 botol
600
3.110.400
ml =5.184 botol
600
1.209.600
ml = 2.016 botol
600
59
Hasil Pengamatan
60
HASIL 33℃ 4,34 lux 0,80 dB
61
menyesuaikan suhu ruangan yang juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan diluar gedung.
2. Standar kebisingan di lingkungan kerja perkantoran yang diukur
pada ketinggian telinga manusia +/-1,50 m dari lantai kerja yaitu
pada ruang kantor (umum/terbuka) 55-65 dBA, ruang kantor
(pribadi) 50-55 dBA, ruang umum dan kantin 65-75 dBA, dan
ruang pertemuan dan rapat 65-70 dBA.
3. Standar intensitas pencahayaan dilingkungan perkantoran yaitu
disyaratkan untuk kenyamanan mata dengan pencahayaan 300-500
lux, pekerjaan menggambar 500 lux, meeting room 300 lux,
resepsionis 300 lux, ruang lobi 100 lux, ruang arsip 200 lux, ruang
kerja 300 lux, ruang rapat 300 lux
Jika dibandingkan dari data hasil pengamatan diatas dengan Standar kualitas
perkantoran berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016
tentang Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran, maka:
a. Standar temperatur suhu melebihi standar nya yang ditetapkan yaitu 23℃
sampai 26℃.
b. Standar intensitas pencahayaan kurang sepadan dari standar yang
ditetapkan yaitu 100 lux-500 lux.
c. Standar kebisingan di ruang kuliahdibawah batas minimal yaitu sekitar 50-
55 dBA.
Pertama yang wajib dan utama yang harus dilakukan adalah mencuci
tangan dengan menggunakan alkohol 70 % agar tidak ada kontaminasi
62
selama pengambilan sampel air. Membuka kran secara penuh terlebih
dahulu dan dialirkan selama 1-2 menit yang bertujuan untuk
membersihkan pipa. Melidah apikan bibir kran dengan menggunakan
busen selama ± 1 menit. Lalu, membuka kembali kran selama ± 1 menit.
Membuka botol sampel dari kertas pelindung hingga menjadi setengah,
tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu kesatuan dan
dipegang antara jari-jari tangan. Lalu melidah apikan bibir botol sampel
hingga cukup panas lalu mengisi botol sampel dengan air kran hingga ¾
air agar mikroba dalam air tidak mati. Melidah apikan lagi bibir botol
sampel hingga cukup panas lalu secepatnya ditutup kembali. Pengambilan
harus dilakukan secara hati-hati dan aseptis.
Dalam pengambilan sampel air harus dilakukan secara steril dan penuh
hati-hati agar tidak ada kontaminasi bakteri selain dari sumber yang akan
diuji. Seperti alat-alat yang akan digunakan harus sudah steril. Selain itu,
pada botol sampel harus diberi label yang berisi tanggal, jam pegambilan
sampel, tempat, dan tujuan.
63
tempe atau ragi yang baik diperlukan untuk menghasilkan tempe yang
berkualitas. Inokulum yang biasa digunakan pada tempe berupa spora
Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus, dan Rhizopus stolonifer.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri dan kapang yang
ada pada tempe campuran ampas tahu selama tiga hari dengan
menggunakan dua konsentrasi ampas tahu (0% dan 50%) dan tiga jenis
ragi tempe (ragi tempe 1:18, ragi Rhizopus oligosporus dan ragi instan
merk RAPRIMA). Perbedaan konsentrasi kedelai dan jenis ragi yang
digunakan berpengaruh terhadap jumlah bakteri dan kapang serta
berpengaruh terhadap tingkat kekerasan tempe. Metode yang dilakukan
adalah analisa mikrobiologi (jumlah total bakteri dan kapang ; identifikasi
bakteri dan kapang.), kekerasan dan sensoris Hasil penelitian menunjukan
bahwa tingkat kekerasan tempe adalah berkisar antara 0,52 - 1,92 kgf.
Penambahan ampas tahu dalam pembuatan tempe menyebabkan tingkat
kekerasan tempe berkurang. Jumlah koloni bakteri tempe adalah berkisar
antara 8,55 – 9,26 CFU/g dan koloni kapang tempe adalah berkisar antara
3,29 – 5,73 CFU/g. Sedangkan jenis bakteri yang mengkontaminasi tempe
adalah Neisseria, Klebsiella, Citrobacter, Salmonella dan Escherichia coli
dan kapang yang mengkontaminasi adalah Penicillium sp. Tempe mentah
dan tempe goreng yang memiliki tingkat penerimaan paling tinggi yaitu
tempe 50% dengan ragi tepung tempe.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba makanan dalam
buku Dasar-dasar Keamanan Makanan Untuk Petugas Kesehatan (2003)
adalah :
1. Ketersediaan nutrien : bahan makanan mentah mengandung
berbagai populasi mikroba dengan beragam organisme untuk
mendapat nutrien. Pertumbuhan patogen kurang terjadi di dalam
air dimana ketersediaan nutrien lebih sedikit.
2. Suhu : mikroorganisme ditemukan dapat tumbuh pada suhu yang
bervariasii sekitar -10°C sampai 100°C. Sebagian besar
merupakan bawaan makanan masuk dalam kelas mesofilik
64
dengan suhu pertumbuhan optimun sekiitar suhu tubuh 37°C
dapat tumbuh dengan cepat meskipun dapat tumbuh naik pada
suhu dibawah 20°C.
3. pH : Bagi kebanyakan bakteri, pH optimumnya berada di sekitar
pH netral (7), ragi dan jamur umumnya memiliki pH optimum
yang condong ke sisi asam (dibawah 7).
4. Water activity : semua mikrooba memerlukan air untuk tumbuh.
Jika air yang ada hanya sedikit atau aiir yang ada tidak cukup
memadai untuk mikroba, maka pertumbuhannya menjadi lambat.
5. Oksigen (udara) : kandungan oksigen udara. Sebagian besar
mikroba tumbuh lebih cepat jika terdapat oksigen yang disebut
sebagai aerob, akan tetapi bagi beberapa bakteri keberadaan
oksigen justru menjadi toksik.
6. Agen antimikrobial : agen yang sudah ada dalam makanan yang
membentuk sistem pertahanan seperti sistem immune. Sistem ini
mungkin tetap ada dalam produk makanan dan membantu
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak menguntungkan.
7. Waktu : mikroorganisme akan tumbuh paling cepat dalam
makanan yang matang jika tidak ada faktor-faktor penghambat
seperti pemanasan (disimpan dalam suhu tinggi atau rendah) dan
karenanya memiliki waktu penyimpanan (shelf-life) makana
harus sesingkat mungkin atau langsung dimakan jika sudah
matang.
Gunakan langkah-langkah ini untuk melindungi makanan Anda (Morgan,
2006):
a. Meningkatkan keasaman makanan Anda dengan asam seperti jus
lemon atau cuka.
b. Batasi waktu menghabiskan makanan pada FDZ (Fetal Danger
Zone)
c. Jaga lingkungan dan makanan sekering mungkin, terutama selama
penyimpanan.
65
G. Penyehatan Lingkungan Pemukiman dengan Kartu Rumah
Hasil Survei Pemukiman Lingkungan
Lokasi : Daerah masing-masing mahasiswa
Waktu : 09.00 – 09.15 WIB
Hari/tanggal : Selasa, 17 November 2021
Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007. Maka Secara
umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Dapat Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah,
adanya ruangan khusus suntuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-
masing penghuni.
b. Dapat memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar
penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan
limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan
hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya
makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.
c. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan
dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
mengganggu.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan
garis sempa dan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran
dan kecelakaan di dalam rumah.
66
JUMLAH DATA-DATA KARTU RUMAH
H B M B/2 M/2
Pernyataan hitam Biru merah
12. Pekarangan 24 98 16 2 4
Dimanfaatkan
67
Hasil Pengukuran Debit Air menggunakan Weir
Lokasi : Halaman Kampus
Waktu : 12.30 – 13.30
Hari, Tanggal : Sabtu, 30 Oktober 2021
= 80 cm x 10,5 cm x 5 cm
68
3. Trapesium
Diket : P : 70
L : a = 7 cm b = 10 cm
T : 2 cm
t : 28 s
Dita : Debit…?
1
Jawab : V = [ (a+b) x t] x P
2
1
=[ (7 cm + 10 cm) x 2 cm] x 70
2
0,00119
D= = 0,0000425 m3/s = 0,0425 L/s
28
69
6 Alvi A.S 200 100 100 72 0,463
7 Ardhini P.R 68 68 60 22 0,21018
8 Audy P.D 60 60 70 10,16 0,4133
9 Aulia U.A.Z 80 70 80 30 0,2488
10 Ayu M.T.R 66,5 58,5 63,5 21,12 0,2046
11 Azzahra O.S 72 58 70 12 0,406
12 Danis A.R.E 43 40 50 15 9555,555555
13 Dea P.A 86 46 59 14 0,18093
Keterangan :
1. Diketahui:
Panjang = 80 cm = 0,8 m
Lebar = 60 cm = 0,6 m
Kedalaman = 60 cm = 0,6 m
Waktu = 34 menit = 2040 detik ( sekon )
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0,8 m x 0,6 m x 0,6 m
= 0,288 m3
Waktu
= 0,288 m3 : 2040 detik ( sekon )
= 0,00014118 m3/s
2. Diketahui:
Panjang = 34 cm = 0,34 m
Lebar = 29 cm = 0,29m
Kedalaman = 36 cm = 0,36m
70
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0,34 m x 0,29 m x 0,36 m
= 0,035496m3 = 35,496 L
Debit ( Q ) = volume
Waktu
3. Diketahui:
Panjang = 75 cm = 0,75 m
Lebar = 50 cm = 0,5 m
Kedalaman = 80 cm = 0,8 m
Waktu = 24 menit = 1440 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0,75 m x 0,5 m x 0,8 m
= 0,3 m3 = 3000 L
Waktu
= 0,0002083 m3 : 1440 detik (sekon)
0,0002083 m3/s = 0,2083 L
4. Diketahui:
Panjang = 130,5 cm = 1,305 m
Lebar = 44 cm = 0,44 m
Kedalaman = 72,5 cm = 0,725 m
Waktu = 43,11 menit = 2586,6 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 1,305 m x 0,44 m x 0,725 m
= 0,416295 m3 = 416,295 L
71
Debit (Q) = volume
Waktu
= 0,416295 m3 : 2586,6 detik (sekon)
= 0,00016094 m3/s = 0,16094 L
5. Diketahui:
Panjang = 52 cm = 0,52 m
Lebar = 44 cm = 0,44 m
Kedalaman = 37 cm = 0,37 m
Waktu = 15 menit = 900 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0,52 m x 0,44 m x 0,37 m
= 0,084656 m3 = 84,656 L
Waktu
= 0,084656 m3 : 900 detik (sekon)
= 9,4062 m3
/s = 9406,2 L
6. Diketahui:
Panjang = 200 cm = 2 m
Lebar = 100 cm = 1 m
Kedalaman = 100 cm = 1 m
Waktu = 72 menit = 4320 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
=2mx1mx1m
= 2 m3 = 2000 L
72
Waktu
= 2 m3 : 4320 detik (sekon)
= 0,000463 m3/s = 0,463 L
7. Diketahui:
Panjang = 68 cm = 0,68 m
Lebar = 68 cm = 0,68 m
Kedalaman = 60 cm = 0,6 m
Waktu = 22 menit = 1320 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0,68 m x 0,68 m x 0,6 m
= 0,27744 m3 = 277,44 L
Waktu
= 0,27744 m3 : 1320 detik (sekon)
= 0,00021018 m3/s = 0,21018 L
8. Diketahui:
Panjang = 60 cm = 0,6 m
Lebar = 60 cm = 0,6 m
Kedalaman = 70 cm = 0,7 m
Waktu = 10,16 menit = 0609,6 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0,6 m x 0,6 m x 0,7 m
= 0, 252 m3 = 252 L
Waktu
= 0, 252 m3 : 0609,6 detik (sekon)
= 0,0004133 m3/s = 0,4133 L
73
9. Diketahui:
Panjang = 80 cm = 0,8 m
Lebar = 70 cm = 0,7 m
Kedalaman = 80 cm = 0,8 m
Waktu = 30 menit = 1800 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0,8 m x 0,7 m x 0,8 m
= 0,448 m3 = 448 L
Waktu
= 0,448 m3 : 1800 detik (sekon)
= 0,0002488 m3/s = 0,2488 L
10. Diketahui:
Panjang = 66,5 cm = 0, 665 m
Lebar = 58,5 cm = 0. 585 m
Kedalaman = 63,5 cm = 0,635 m
Waktu = 21,12 menit = 1207,2 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0, 665 m x 0. 585 m x 0,635 m
= 0,247030875 m3 = 247,030875 L
Waktu
= 0,247030875 m3 : 1207,2 detik (sekon)
= 0,0002046 m3/s = 0,2046 L
11. Diketahui:
74
Panjang = 72 cm = 0,72 m
Lebar = 58 cm = 0,58 m
Kedalaman = 70 cm = 0,7 m
Waktu = 12 menit = 720 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0,72 m x 0,58 m x 0,7 m
= 0,29232 m3 = 292,32 L
Waktu
= 0,29232 m3 : 720 detik (sekon)
= 0,000406 m3/s = 0,406 L
12. Diketahui:
Panjang = 43cm = 0,43 m
Lebar = 40 cm = 0,4 m
Kedalaman = 50 cm = 0,5 m
Waktu = 15 menit = 900 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0,43 m x 0,4 m x 0,5 m
= 0,086 m3 = 86 L
Waktu
= 0,086 m3 : 900 detik (sekon)
= 9,555555555 m3/s = 9555,555555 L
13. Diketahui:
Panjang = 86 cm = 0,86 m
Lebar = 46 cm = 0,46 m
Kedalaman = 59 cm = 0,59 m
75
Waktu = 14 menit = 840 detik (sekon)
Volume = panjang x lebar x kedalaman
= 0,86 m x 0,46 m x 0,59 m
= 0,151984 m3 = 151,984 L
Waktu
= 0,151984 m3 : 840 detik (sekon)
= 0,00018093 m3/s = 0,18093 L
Diketahui :
D1 (atas) = 50 cm = 0,5 m
D2 (bawah) = 40 cm = 0,4 m
Tinggi = 30 cm = 0,3 m
= ½ ( 3,8924 ) x 0,3 m
= ½ (1,16772)
= 0,58386 m3 = 583,86 L
76
Debit (Q) = volume
Waktu
= 0,58386 m3 : 300 detik (s)
= 0,0019462 m3/s = 1,4962 L
77
= 0,0071811 liter/s
b. Selang Ditekan
Diketahui :
Panjang selang : 400 cm
Waktu : 44 s
Tinggi penyangga : 80 cm
Panjang A-C : 2 cm
Panjang B-D : 0,25 cm
Jarak air keluar : 43 cm
Ditanya :
Debit (Q)……?
Jawab :
A= π (AC x BD)
= 3,14 (2 cm x 0,25 cm)
= 1,57 cm2
V= Jarak / Waktu
= 400 cm / 44 s
= 9,09 cm/s
Q= V . A
= 1,57 x 9,09
= 14,2713 cm3/s
= 0,0142713 liter/s
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dengan melakukan praktik pembuatan bowl untuk jamban sehat kita dapat
terampil dalam pembuatan jamban yang baik dan benar, dengan
memerhatikan syarat jaman yang sehat dan baik untuk digunakan.
2. Dengan melakukan identifikasi nyamuk kita dapat mengidentifikasi jentik
nyamuk sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar
3. Dengan melakukan praktik pemngambilan sampel air secara kimia untuk
parameter dissolve oxygen (DO) kita dapat mengetahui prosedur alat,dan
bahan pengambilan air secara kimia dengan baik dan benar, apabila ada
kesalahan dari pengambilan sampel itu sangat berpengaruh dengan hasil
pengujian.
4. Dengan melakukan praktik pemantauan lingkungan kerja perkantoran
dengan alat ukur lux meter, hygrometer, dan sound level meter dapat
mempergunakan alat pengukuran lingkungan kerja dengan baik dan benar,
yang meliputi pencahayaan, suhu, kelembaban, dan kebisingan di suatu
tempat.
5. Dengan melakukan praktik mengukur debit air kita dapat menghitung
debit air kran sesuai prosedur dengan baik benar.
6. Dengan melakukan praktik pengambilan sampel makanan untuk
pemeriksaan bakteriologis kita dapat mengetahui prinsip pengambilan
sampel makanan dengan baik dan benar secara bakteriologis dengan
hygienis.
7. Dengan melakukan praktik pengambilan sampel air minum secara
bakteriologis kita dapat mengetahui bagaimana prinsip dan cara
79
pengambilan sampel air sesuai dengan prosedur yang baik dan benar
secara bakteriologis dengan hygienis.
8. Dengan melakukan praktik penggunaan alat weir kita dapat mengetahui
prosedur yang baik dan benar, serta mengerti kegunaan alat tersebut.
9. Jadi, dengan melakukan suatu pemetaan lingkungan pemukiman dengan
kartu rumah, mutu air, identitas rumah sehat.
B. Saran
Untuk memahami prosedur kerja yang baik dan benar harus dilakukan
dengan pratik langsung. Dapat kita ketahui bahwa praktik yang telah
dilakukan hanya dapat kita lakukan dengan alat dan bahan yang banyak kita
temui dilab. Dengan adanya pembekalan materi praktik lalu dilanjutkan
praktik. Dengan demikian mahasiswa lebih dapat memahami prosedur kerja.
80
LAMPIRAN
81
Gambar 2. Kegiatan siswa mengidentifikasi jentik nyamuk
82
Gambar 3. Kegiatan siswa Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan parameter
kimia DO
83
Gambar 5. Kegiatan siswa melakukan pengambilan sampel makanan
84
Gambar 7. Kegitan siswa melakukan pengukuran debit air metode kran
85
86
Gambar 8. Kegiatan siswa pengukuran debit air menggunakan weir
87
Gambar 9. Kegiatan siswa melakukan pengujian kartu rumah
88
Gambar 10. Pengukuran Debit Air Menggunakan Metode Bak Mandi
a) Adelaeda Mellany S
89
c) Alfi Mubarokah
90
e) Aliyatul Mukharomah
91
g) Alvi Amalia Salsabilla
92
h) Ardhini Putri Rahayu
93
j) Audy Poppy D
94
l) Ayu Mynanda To’ah Regianti
95
m) Azzahra Orchyddea Safira
96
Gambar 11. Kegiatan siswa Pengukuran debit air menggunakan metode selang
97
DAFTAR PUSTAKA
98