Mengetahui,
Pembimbing PKL MPGM
Prodi D III Gizi Jurusan Gizi
Pembimbing I Pembimbing II
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
koreksi, motivasi dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
PKL PIGM.
6. Ir. Martinus Ginting, M.Kes selaku pembimbing I PKL PIGM yang telah
ii
8. Serta rekan-rekan angkatan 2015 Jurusan Gizi Program Studi D III Gizi,
laporan ini.
laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
C. Kegiatan........................................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................41
B. Saran............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................44
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Wilayah Administrasi Pemerintahan, Jumlah Penduduk dan Julah
tahun 2016................................................................................................................9
Tabel 3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan
2017........................................................................................................................12
Tahun 2017.............................................................................................................13
Kubu Raya..............................................................................................................17
Tabel 6. Kategori dan Ambang batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks........23
Tabel 10. Daftar Bayi dan Balita yang Hadir dan Ditimbang di Posyandu Benua
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Pelayanan dalam Gedung.............................................................20
2018........................................................................................................................25
Durian 2018............................................................................................................26
Gambar 5. Status gizi menurut indikator BB/U di Posyandu Benua Indah Dari
Gambar 6. Status gizi menurut indikator TB/U di Posyandu Benua Indah Dari
Gambar 7. Status gizi menurut indikator BB/TB di Posyandu Benua Indah Dari
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data posyandu 3 bulan berturut-turut
Lampiran 2 Data status gizi menurut indikator BB/U, TB/U, dan BB/TB
Lampiran 2 Dokumentasi
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam pengembangan
yang harus dicapai oleh para lulusan program pendidikan Diploma III Gizi,
1
Puskesmas. Dengan menjalankan praktek kerja lapangan tersebut diharapkan
dapat diperolehnya para lulusan yang lebih siap kerja dan lebih percaya diri dalam
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
puskesmas dalam skala mikro yang direncanakan baik program baru maupun yang
sedang di bina.
2. Tujuan Khusus
kelompok masyarakat.
e) Mahasiswa mampu melakukan konseling gizi dalam kegiatan pelayanan
gizi.
f) Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan gizi dalam kegiatan pelayanan
gizi.
g) Mahasiswa ikut berpartisipasi dalam pengembangan dan pengukuran
C. Kegiatan
1. Melakukan Skrining Gizi
2. Melakukan Pelayanan konsultasi Gizi.
3. Melakukan Penyuluhan Gizi
4. Melakukan Pengkajian status gizi di Tinggkat posyandu
2
5. Melakukan Berpartisipasi dalam pembangunana dan pengukuran kinerja
2. Tempat
3
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Puskesmas
1. Geografis
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yang terletak di koordinat 109° -
Penduduk sebesar 0,30/km². Jumlah penduduk pada tahun 2017 adalah sebesar
100,892 jiwa terdiri dari 23.300 kk dengan rata- rata 4,3 jiwa/ kk.
ditambah dua desa pemekaran pada tahun 2006 yaitu Desa Mekar Sari dan Desa
Madu Sari. Delapan desa tersebut terdiri atas 29 dusun 64 RW dan 367 RT satu
2. Batas Wilayah
3. Demografi
4
Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Sui Durian dari hasil
pendataan keluarga pada tahun 2017 sebesar 100.892 jiwa dengan 23.300 KK
jumlah rumah unit, kepadatan hunian sekitar 32 Km². Jumlah penduduk sasaran
menurut poyeksi pada tahun 2017 terdiri dari ibunhamil 2.343 orang, ibu bersalin
2.237 orang, bayi 1.805 orang, balita 9.488 orang, anak usia 6- 59 tahun 80.512
orang.
yang satu dengan wilayah lainnya, kepadatan penduduk pada tahun 2017 adalah
31 jiwa/Km².
kerja Puskesmas Sungai Durian dihuni oleh sekitar 4-5 orang. Sedang untuk
5
kepadatan terlihat daerah yang terdapat penduduknya adalah Desa Limbung (116
5. Ketenagaan
Jumlah tenaga yang ada di Puskesmas Sui Durian tahun 2016 sebanayk 79
Apoteker : 1 orang
6
Perawat : 32 orang
Bidan : 28 orang
Sanitarian : 2 orang
Analis : 4 orang
Nutrisionis : 3 orang
Farmasi : 3 orang
Radiografer :1 orang
Promkes : 1 orang
Epidemiologi : 1 orang
K3 : 1 orang
Akutansi : 1 orang
Administrasi : 1 orang
6. Kunjungan
a. Kunjungan bayi
Sungai Durian tahun 2017 menunjukkan bahwa kunjungan bayi diwilayah kerja
Puskesmas Sungai Durian sebesar 100% dari jumlah bayi yang ada atau
berjumlah 1.725.
7
b. Pelayanan KB
rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian tahun 2017 sebesar
25.986 dengan jumlah peserta KB aktif sebesar 15.873 (61,1%). Dan jumlah
peserta KB baru berjumlah 2.010 (12,7%). Alat kontrasepsi yang paling banyak
dipilih oleh PUS di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian adalah suntikan
(59,1%).
c. Pelayanan Imunisasi
suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi
secara lengkap dengan tunjukan pada cakupan imunisasi campak. Bila cakupan
UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu (desa), hal ini berarti dalam
Pada tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian telah mencapai
BCG, DPT, Plio, Hepatitis B dan Imunisasi Campak yang dilakukan melalui
menunjukan bahwa cakupan BCG sebesar 107% DPT-1 + Hepatitis B-1 (98,7%);
7. Penyakit Terbesar
8
Angka kesakitan (Morbiditas) masyarakat Wilayah Puskesmas Sungai
Durian diperoleh dari sarana Pelayanan Kesehatan (facility based data). Polindes
dan Puskesmas Pembantu. Selain itu angka kesakitan juga diperoleh dari hasil
yang utama di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian. Pada tahun 2016 jumlah
penderita penyakit pada saluran pernafasan atas sebanyak 4.881 kasus atau
sebesar 4,8% dari total seluruh 5 penyakit terbesar yang ada di Puskesmas Sungai
Durian.
b. Hipertensi
sekitar 3,5%.
c. TB Paru
9
umlah kasus TB Paru oada tahun 2017 sebanyak 130 kasus yang terdiri dari
sebesar 65,52% dari total penderita, dan sementara ini sebagian pasien TB paru
8. Jenis Pelayanan
diuraikan beberapa hal mengenai upaya pelayanan kesehatan pada tahun 2017.
dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil kegiatan antenatal
seberapa besar ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hami sesuai
standar dengan paling sedikit 4 (empat) kali kunjungan selama kehamilan dengan
kreteria sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua (2) kali pada
trimester ketiga.
10
Persentase K4 Puskesmas Sungai Durian pada tahun 2016 berdasarkan
sebesar 100%.
2. Pertolongan Persalinan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini dapat disebabkan persalinan yang
Durian pada tahun 2017 adalah sekitar 83,4% masih jauh dari target SPM
Kabupaten Kubu Raya sedangkan targer SPM Persalinan Nakes Kabupaten Kubu
Jumlah ibu hamil risti di Rujuk di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian
pada tahun 2017 sebanyak 485 orang, ini dikarenakan Puskesmas Sungai Durian
4. Pelayanan KB
rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian tahun 2017 sebesar
25.986 dengan jumlah peserta KB aktif sebesar (61,1%). Dan jumlah peserta KB
5. Jumlah Kunjungan
11
Beberapa pandangan yang berkembang di masyarakat terkait rendahnya
peralatan medis dan non medis kurang memadai di mana masyarakat harus
mendukung akibat jauhnya jarak tempuh, tidak ada transportasi, jam buka
Tabel 3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan
Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas sungai Durian Tahun 2017
No Jumlah Kunjungan
Sarana Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Rawat Inap
6. Penyakit Terbesar
Penyakit adalah suatu keadaan tidak normal dari tubh atau pikiran yang
oleh kuman yang menyerang tubuh manusia. Kuman dapat berupa virus, bakteri ,
amuba, atau jamur. Beberapa jenis penyakit menular adalah antraks, beguk, batuk,
12
hepatitis B, hepatitis C, influenza, kolera, lepra, malaria, penyakit tangan, kaki,
dan mulut, rabies, radang lambung dan usus, rebula, tetanus, tuberkulosis,
konjungtivitis, kurap, kudus, flu burung, HIV, dan sebagainya. Penyakit tidak
menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan
Berdasarkan tabel di atas, terlihat penyakit ISPA ( Infeksi Akut lain pada
utama di Puskesmas Sungai Ambawang, hal ini antara lain disebabkan karena
berbagai macam faktor pencetus seperti asap pembakaran lahan yang terjadi setiap
tahun.
13
Selain ISPA penyakit lain yang prevalensinya masih tinggi yaitu penyakit
Infeksi Penyakit usus dan penyakit lainnya serta penyakit kulit hal ini diakibatkan
karena masih rendahnya akses air bersih yang dimiliki oleh masyarakat.
7. Program Gizi
vitamin A (KVA) pada bayi usia 6-11 bulan, anak balita dan ibu nifas. Pemberian
tahun 2017 pada bayi 6-11 bulan, anak balita sebesar 142,95 Persen dan ibu nifas
b. ASI Eksklusif
Tahun 2017 bayi usia 0-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif mencapai 14,6
Pemantauan status gizi (PSG) balita merupakan salah satu upaya untuk
14
dari tingkat kecukupan konsumsi makanan dan kesehatan, penyakit serta
miskin di suatu daerah, maka akan semakin banyak pula balita yang menderita
kurang gizi.
Dari hasil PSG tahun 2017, secara umum kondisi status gizi masyarakat
garam beryodium diperoleh hasil 100 persen keluarga telah mengkonsumsi garam
Pemberian MP-ASI terutama ditujukan pada 6-11 bulan dan anak balita 12-
59 bulan dengan status Gizi Kurang. Pemberian MP-ASI berupa susu dan biskuit
mencapai 100 persen dari 3.192 Usia 6-59 bulan. Selain pemberian MP-ASI,
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya juga memberikan multivitamin bagi balita agar
15
posyandu, puskesmas maupun hasil pelacakan dilakukan pelayanan rawat jalan
secara efektif, sesuai dengan tata laksana gizi buruk. Selama tahun 2017 ada
ditemukan balita yang menderita gizi buruk dan telah dilakukan tindak lanjut dari
g. Konsultasi Gizi
klien/pasien. Konsultasi gizi yang dilakukan yaitu konsultasi gizi ibu hamil,
h. Penyuluhan Gizi
perilaku kearah yang lebih baik.Agar masyarakat mau mengikuti dan menjalankan
arahan telah disampaikan oleh penyuluh sehingga masalah gizi dapat teratasi.
remaja, anak sekolah, dan lansia. Penyuluhan dilakukan sesuai sasaran yang akan
disuluh seperti Ibu balita diberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif, PMT
Remaja putri adalah masa peralihan dari anak menjadi dewasa, ditandai
dengan perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya
16
alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10-19 tahun).Remaja putri memerlukan
zat besi untuk mengganti darah yang hilang. Pemberian tablet Fe bertujuan untuk
menanggulangi kekurangan zat gizi besi (Fe) atau anemia pada remaja putri.
dan pada saat adanya penjaringan kesehatan anak sekolah. Remaja putri yang
yaitu selama menstruasi tablet Fe diminum 1 tablet setiap sepuluh hari dan selama
17
No Indikator 2015 2016 2017 2018 2019
12. Persentase Bati Dengan Berat Badan 12 11 10 9 8
Lahir Rendah (Berat Badan < 2500
Gram)
13 Persentase Balita Mempunyai Buku KIA 80 85 90 95 100
/ KMS
14 Persentase Balita Ditimbang Yang Naik 80 80 80 85 85
Berat Badanya
15 Persentase Balita Di Timbang Yang 40 35 30 25 20
Tidak Naik Berat Badannya (T)
16 Persentase Balita Di Timbang Yang 20 15 20 5 5
Tidak Naik Berat Badannya Dua Kali
Berturut-Turut (2t)
17 Persentase Balita Di Bawah Garis Merah 5 4 3 2 1
(Bgm)
18 Persentase Ibu Hamil Anemia 36 34 32 30 28
Organizing)
c) POA diserahkan ke Kepala Puskesmas untuk didiskusikan kembali.
d) Dilakukan rapat yang diikuti oleh Ahli Gizi bersamaan dengan petugas
didiskusikan kembali.
f) Apabila program yang disusun disetujui oleh dinas, maka dinas akan
pelaksanaan program.
18
g) Setelah dana tersebut diterima, maka dilakukan kegiatan sesuai
1) Buku register harian balita 0-24 bulan, 25-60 bulan, 5-12 tahun, remaja
MP-ASI, Fe ibu hamil, Fe remaja ibu hamil KEK, ibu hamil anemia,
Mengambil no antrian
Pasien
Datang sendiri
Dokter praktek Pelayanan pendaftaran
Rujukan pustu/polindes
19
Kasir
Pasien Pulang
pelayanan ini pelaksanaannya meliputi mulai mulai dari register pasien datang,
1. Prosedur
a. Persiapan
20
Semua petugas sesuai jadwal aktif mengadakan proses persiapan pra
pelayanan (tempat, alat, sarana dan prasarana lainnya) sesuai bidang tugas
masing-masing.
b. Pendaftaran pasien
- Petugas Registrasi
Mendahulukan pasien lanjut usia atau atau pasien yang menunjukkan gejala
terdaftar.
4) Menyerahkan data ke ruang rekam medik untuk dilakukan
lama).
5) Membuat catatan medik bagi pasien yang baru pertama berkunjung
sesuai poliklinik
Kabupaten Kubu Raya tahun 2018 .Kegiatan Skrining gizi dibagi menjadi dua
yaitu skiring gizi individu pada bayi/balita dan Skrining gizi populasi atau
badan (BB), dan Tinggi Badan (TB) atau panjang badan (PB) balita. Kegiatan ini
dilakukan di Puskesmas sungai durian dimana balita yang diukur adalah balita
Hasil pengukuran akan dianalisa dengan tujuan untuk mengetahui status gizi
Tabel 6. Kategori dan Ambang batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
Indeks Kategori Status Gizi Ambang batas (Z-Score)
Berat badan menurut Gizi buruk < -3 SD
umur (BB/U) anak Gizi kurang -3SD sampai dengan <-2SD
umur 0-60 bulan Gizi baik -2SD sampai dengan 2 SD
22
Gizi lebih >2SD
Panjang badan menurut Sangat pendek < -3 SD
umur (PB/U) atau Pendek -3SD sampai dengan <-2SD
tinggi badan menurut Normal -2SD sampai dengan 2 SD
umur (TB/U) anak Tinggi >2SD
umur 0-60 buln
Berat badan menurut Sangat kurus < -3 SD
panjang badan (BB/TB) Kurus -3SD sampai dengan <-2SD
anak umur 0-60 bulan Normal -2SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2SD
Sumber : Kementerian Kesehatan RI 2011
skrining status gizinya di ruang Poli Gizi. Skrining status gizi individu ini
sungai Durian. Alat yang digunakan dalam skiring status gizi di Puskesmas sungai
Durian meliputi timbangan bayi (baby scale) dan alat ukur panjang badan (infant
meter) untuk anak dibawah 2 tahun, timbangan injak dan alat ukur tinggi badan
(mikrotoise) untuk anak umur 2-5 tahun. Skrining status gizi individu ini
23
Nabila -
5 14/05/2015 3 thn perempuan 13 94 -0,5 Baik Normal
Azwa 0,54
-
6 Sherin 24/01/2018 4 bln perempuan 5 60 -2,03 Kurang Normal
1,82
2 thn 9 -
7 Alya 23/07/2016 perempuan 8 77 -4,11 Buruk Kurus
bln 2,16
1 thn 1
8 Asih 17/03/2017 perempuan 9 73 -0,15 0,29 Baik Normal
bln
3 thn 11
9 Arga 20/05/2015 Laki-laki 7,5 65 -5,5 0,11 Buruk Normal
bln
1 thn 9 -
10 Syahril 16/07/2016 Laki-laki 10 89,5 -1,28 Baik Kurus
bln 2,99
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa hasil skrining status gizi balita dan
pengukuran status gizi pada 10 bayi/balita berdasarkan indikator status gizi BB/U
bayi/balita yang di skrining status gizinya yang baik yaitu sebanyak 7 balita
(70%), ada yang status gizi kurang bayi/balita sebanyak 1 balita (10%) serta 2
24
balita dengan status gizi buruk (20%). Pemicu utama berat badan anak kurang
adalah anak tidak mau makan serta anak dalam kondisi sakit.
Untuk indikator status gizi BB/PB atau BB/TB berdasarkan skrining gizi
didapatkan status gizi normal yaitu 80% atau 8 dari 10 responden bayi dan balita.
Jika telah dilakukan Skrining status gizi dan terdapat masalah gizi pada anak
tersebut makan tindak lanjutnya akan diberikan konsultasi gizi, hal ini bertujuan
untuk memberikan informasi yang positif untuk meningkatkan status gizi anak
tersebut.
pada kelompok balita 0-5 tahun yaitu di Posyandu Balita. Analisa status gizi
25
dilakukan menurut Hasil pengukuran akan dianalisa dengan tujuan untuk
mengetahui status gizi Balita yang dapat dilihat kategorinya pada tabel berikut:
26
Umur antropometri status gizi
No nama sex
(bln)
BB(kg) TB(cm) BB/TB TB/U BB/U
29 m akbar L 18 11 89 normal Tinggi Baik
Indah. Skrining dilakukan pada peserta posyandu yang datang pada hari kegiatan
posyandu tersebut. Skrining dilakukan dengan mengukur berat badan dan tinggi
badan balita untuk menetukan status gizi berdasarkan indikator BB/PB, PB/U, dan
Setelah dihitung status gizinya diperoleh hasil berdasarkan indikator BB/U untuk
kategori gizi buruk sebanyak 6,9%, kategori gizi kurang yaitu sebanyak 10,3%,
kategori gizi baik sebanyak 79,3% dan untuk kategori gizi lebih sebanyak 3,4%.
sebanyak 13,8%, kategori kurus sebanyak 41,3%, dan kategori normal sebanyak
44,8%.
komunikasi dan arah untuk menanamkan dan mengatasi masalah gizi yang di
gizi, konselor harus memahami maksud dan tujuan yang di inginkan klien dimana
27
konselor gizi merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai latar belakang
konseling gizi merupakan salah satu progam gizi yang ada di Pukesmas
Sungai Durian dan ini juga merupakan salah satu kegiatan dalam PKL MPGM ini.
Klien yang mendapatkan konsultasi gizi adalah klien yang sudah dilakukan
pengukuran antroprometri dan memiliki masalah gizi baik itu status gizi klien
maupun masalah gizi lainnya (seperti penyakit tidak menular) serta klien yang
gizi yang telah di tentukan adalah sebanyak 10 partisipan. Adapun hasil konseling
28
Konsultasi gizi yang telah dilakukan pada 10 orang partisipan dimana
konsultasi pada balita sebanyak 8 orang, pada ibu dengan penyakit jantung 1
orang dan pada lansia dengan penyakit DM sebnyak 1 orang., pada balita yang
susah makan, pada lansia penyakit Diabetes Melitus, Konseling gizi tersebut
10-15 menit dan memberikan tanya jawab pada pasien, serta memberikan saran
dan motivasi kepada pasien supaya diit yang diberikan dapat dilaksanakan.
Konsultasi gizi perlu diberikan kepada pasien yang mengalami masalah terutama
yang berhubungan dengan gizi. Konsultasi gizi tidak hanya diberikan pada pasien
yang mengalami penyakit degenertaif, tetapi juga diberikan kepada para ibu hamil
gizi dan juga membantu memecahkan masalah gizi yang dialami pasien.
d. Penyuluhan Gizi
mempertahankan gizi yang baik. Tujuan penyuluhan gizi yaitu terciptanya sikap
positif terhadap gizi, terbentuknya pengetahuan dan motivasi mengenai semua hal
yang bersangkutan dengan gizi dan kesehatan supaya dapat tercipta suatu
29
d) Jumlah Peserta : 10 orang
e) Tujuan Umum : Memberikan edukasi dan pengetahuan
Penilaian status gizi sangat berperan dalam pemantaun status gizi anak.
Apabila penilaian status gizi anak dilakukan secara rutin, adanya tanda atau gejala
Oleh karena itu, terjadinya masalah gizi dapat diminimalisir. Salah satu upaya
dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat yang dibantu oleh
petugas kesehatan.
30
Penilaian status gizi ditingkat posyandu dilakukan pada tiga bulan terakhir
yaitu pada bulan januari, februari dan maret. Data balita yang akan saya olah
Gambar 5. Status gizi menurut indikator BB/U di Posyandu Benua Indah Dari
Bulan Januari-Maret Tahun 2018
status gizi baik, yang memiliki status gizi lebih terdapat 1 (2,5%) bayi/balita dan 5
bayi/balita memiliki status gizi buruk (12,5%). Pada bulan Februari bayi/balita
yang memiliki masalah gizi kurang terdapat 6 (15%), status gizi lebih terdapat 1
(2,5%) bayi/balita dan yang memiliki status gizi buruk sebanyak 4 balita (10%).
31
pada bulan Maret bayi/balita yang memiliki masalah status gizi kurang ada 5
(12,5%) bayi/balita dan yang memiliki masalah gizi buruk ada 4 balita (10%).
Gambar 6. Status gizi menurut indikator TB/U di Posyandu Benua Indah Dari
Bulan Januari-Maret Tahun 2018
gizi sangat pendek terdapat 4 bayi/balita, dan yang memiliki status gizi pendek
terdapat 2 bayi/balita. Pada bulan Februari bayi/balita yang memiliki gizi sangat
pendek terdapat 1 bayi/balita dan bayi/balita yang memiliki status gizi pendek
terdapat 2 bayi/balita dan pada bulan Maret bayi/balita yang memiliki status gizi
sangat pendek ada 1 bayi/balita dan yang memiliki status gizi pendek ada 2
bayi/balita.
32
Gambar 7. Status gizi menurut indikator BB/TB di Posyandu Benua Indah Dari
Bulan Januari-Maret Tahun 2018
memiliki status gizi sangat kurus terdapat 4 bayi/balita, dan yang memiliki status
gizi kurus terdapat 8 bayi/balita dan bayi/balita yang memiliki status gizi gemuk
terdapat 2 bayi/balita. Pada bulan Februari bayi/balita yang memiliki gizi sangat
kurus terdapat 8 bayi/balita dan bayi/balita yang memiliki status gizi kurus
terdapat 9 bayi/balita. Pada bulan Maret bayi/balita yang memiliki status gizi
sangat kurus ada 5 bayi/balita, yang memiliki status gizi kurus terdapat 11
bayi/balita. Pada Indikator BB/TB masih banyak bayi/balita yang memiliki status
gizi normal.
33
Gambar 8. Berat Badan Bayi/Balita Yang Naik/Tidak Naik/Turun di Posyandu
Benua Indah Dari Bulan Januari-Maret Tahun 2018
Gambar 8 menunjukkan data daftar bayi dan balita di posyandu Benua indah
yang berat badannya naik/tidak naik/turun dari bulan Januari sampai Bulan Maret.
Tabel 10. Daftar Bayi dan Balita yang Hadir dan Ditimbang di Posyandu Benua
Indah Dari Bulan Januari-Maret Tahun 2018
Bulan Hadir % Tidak Hadir %
Januari 74 89,1% 9 10,9%
Februari 83 100% 0 0%
Maret 37 44,6% 46 55,4%
sebanayk 102 bayi/balita. Berdasarkan Tabel jumlah bayi/balita yang hadir dan
ditimbang pada bulan Januari 89,1% bayi/balita yang hadir di posyandu Benua
Indah, untuk bulan Februari sebanyak 100% bayi/balita yang hadir di posyandu
Benua Indah, sedangkan pada bulan Maret sebanyak 44,6% bayi/balita yang hadir.
34
f. Pengukuran Kinerja dalam Pelayanan Gizi (Home Visit)
yaitu merupakan kunjungan terhadap keluarga yang mengalami masalah gizi yaitu
ibu hamil KEK/Anemia dan bayi/balita dengan berat badan di bawah garis merah
Anak bawah garis merah (BGM) adalah balita yang ditimbang berat
badannya berada pada garis merah pada KMS, yang tandanya pertumbuhan balita
mempengaruhi BGM yaitu status ekonomi, pola asuh, penyakit infeksi, konsumsi
energi dan protein, jarak kehamilanyang terlalu rapat (kurang dari 2 tahun),
balita tetapi PMT yang di kasi selalu dimakan kakak nya. Dilihat dari status gizi
An.I berdasarkan z-score BB/U yaitu -2,05 termasuk kategori Gizi kurang, dan
dilihat dari hasil timbangan di KMS, mengalami penurunan berat badan. Hal
tersebut menunjukan adanya masalah gizi (pertumbuhan) pada anak, karena berat
35
rumah kami melakukan wawancara kepada ibu responden, dan hasil nya bahwa
An.I sering BaB dan Muntah-muntah, An.I sudah diberikan susu formula sejak
umur 3 bulan. Ibu memberikan susu formula karena An.I selalu menangis ibu
berfikir bahwa An.I tidak kenyang saat di berikan ASI. Selain itu MP-ASI
diberikan saat An.I berumur 4 bulan, An.I sudah salah diberikan MP-ASI yang
makan An.I dan mengajak keluarga untuk selalu membawa An.I rutin pergi ke
posyandu agar mengetahui perkembangan berat badan dan tinggi badan An.I.
Responden yang kedua An. S dengan umur 3 tahun dan merupakan anak
pertama. Pada saat wawancara kepada ibu, kami menanyakan apakah ada
melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan jawaban ibu tidak pernah karena ibu
melahirkan di tolong oleh dukun desa sehingga tidak ada dilakukan IMD, An.S
saat berumur 3 hari sudah dikasi susu formula karena ibunya bilang ASI nya tidak
lancar dan setelah An.S berumur 5 bulan sudah dikasi MP-ASI karena An.S selalu
nangis dan ibunya merasa anak nya tidak cukup kalau hanya diberikan susu
formula saja. Berat An.S sekarang hanya 11,3 kg, dilihat dari KMS berada di
bawah garis nomal tetapi mengalami sedikit kenaikan. Dari hasil wawancara
tersebut, An.S sudah gagal ASI Eksklusif sehingga kami memberikan intervensi
berupa konseling tentang ASI Eksklusif serta penjelasan posisi menyusu yang
benar dengan tujuan agar setiap An.SA sedang menyusu mendapatkan ASI yang
dibutuhkannya dan MP-ASI untuk ibu jika Salu sudah berumur 6 bulan
Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi, yang salah satunya
kurang energi kronik (KEK) dan anemia gizi. KEK dan anemia sangat erat
hubungannya, kekurangan gizi pada ibu hamil merupakan dampak yang cukup
besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Pada
pengukuran LiLA (lingkar lengan atas) kurang dari 23,5 cm disebut KEK. Pada
Responden atas nama Ny.SW dengan usia 23 tahun, diliht dari ciri-ciri
fisiknya Ny.SW mengalami anemia yang ditandai dengan hasil wawancara kepada
responden sering mengalami pusing dan ngambang. Dari hasil pengukuran LiLA
Ny.SW 21 KEK. Sekarang usia kehamilan Ny.SW sudah 6 bulan. Baru 1 bulan
sebelumnya Ny.SW tidak meminung Tablet Tambah Darah dengan alasan Mual.
Pola makan Ny.SW 2-3 makan utama dalam sehari jarang mengkonsumsi sayur
dan daging.Dan Ny.SW suka tidur terlalu malam dan aktifitas yang terlalu banyak.
Kami memberikan konseling tentang Anemia pada Ibu Hamil, hal ini bertujuan
kehamilan dan kelahiran bayi.Selain itu kami juga memberikan konseling ASI
37
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil PKL Puskesmas Sungai Ambawang dapat diambil
Sungai durian sudah baik karena terdapat penyajian dan pelaporan hasil
c. Hasil skrining yang dilakukan pada saat PKL di bulan Mei 2018 terhadap
TB, dan penilaian status gizi balita dengan indikator BB/TB, TB/U dan
status gizi buruk 10% dan gemuk 0%. Persentase status gizi balita
e. Hasil penyuluhan gizi yang dilakukan pada ibu –ibu yang mempunyai
38
berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan. Adapun hasil dari
penyuluhan dapat terlihat pada saat evaluasi hasil post test para ibu yang
f. Dari hasil kegiatan home visit untuk kunjungan balita ke posyandu D/S
dapat disimpulkan :
- Pada kedua balita tersebut ada yang mengalami kenaikan berat badan dan
dapat disimpulkan :
39
B. Saran
Untuk meningkatkan indikator D/S dalam kegiatan posyandu diharapkan
ada peningkatan dalam pelayanan posyandu dari segi kualitas atau pelayanan
seharusnya dapat secara optimal, supaya masalah gizi yang ada pada tingkat
posyandu dapat diketahui dan dapat ditindak lanjuti. Diharapkan pada posyandu
untuk menyediakan alat tinggi badan atau panjang badan, supaya dapat melakukan
pengukuran pada tinggi badan atau panjang badan, karena masih ada beberapa
posyandu yang belum melakukan pengukuran tinggi badan atau panjang badan
40
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan kubu Raya 2018, Profil kesehatan Puskesmas Sungai Durian.
41