Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

“FLIPCHART HAGIMUL SEBAGAI EDUKASI KESEHATAN


GIGI DAN MULUT USIA REMAJA (SMP DAN SMA)”

Laporan Ini Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Penyelesaian Praktek Kerja Lapangan

Disusun oleh:
Julia Dance Setyowati
NIM. P1337425319024

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAKESEHATAN
PRODI TERAPIS GIGI DAN MULUT
2020
LEMBAR PENGESEHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA

“FLIPCHART HAGIMUL SEBAGAI EDUKASI KESEHATAN


GIGI DAN MULUT USIA REMAJA (SMP DAN SMA)”

Disusun oleh :

Julia Dance Setyowati


NIM. P1337425319024

Disetujui Pembimbing Lahan Praktik Kerja pada tanggal November 2020

Mengetahui,

Pembimbing Lahan I Pembimbing Lahan II

dr. Hesti Prihandari dr Anjar Ernaning Karuniawati, MM


NIP.19711018 200401 2 001 NIP.19750824 200604 2 014

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan
dengan judul “Flipchart Hagimul Sebagai Edukasi Kesehatan Gigi Dan Mulut
Usia Remaja (SMP dan SMA)” dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan
Laporan Kerja lapangan ini ditujukan untuk syarat menyelesaikan tugas Praktik
Kerja Lapangan, Prodi Terapis Gigi dan Mulut Magister Terapan Kesehatan,
Poltekkes Kemenkes Semarang.

Dalam penyusunan Proposal laporan Kerja Lapangan ini tentu tidak


lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Tri Wiyatini, S.KM, M.Kes (Epid) selaku Ketua Jurusan Keperawatan


Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang.
2. Prof.Dr.dr. Suharyo Hadisaputro, S.p.PD-KTI selaku Ketua Program
Magister Terapan Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang.
3. Dr. Bedjo Santoso, S.SiT, M.Kes selaku ketua program studi Terapis Gigi
dan Mulut.
4. Dr. drg. Rasipin, MM, selaku Dosen Pembimbing Tesis, yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran untuk
membimbing, memberikan saran dan motivasi kepada penulis, sehingga
dapat segera menyelesaikan laporan PKL dengan baik dan tepat waktu.
5. dr. Hesti Prihandari, selaku pembimbing lahan I dengan senang hati
membimbing penulis dan memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menimba ilmu lebih dalam.
6. dr. Anjar Ernaning Karunia Wati,M.M selaku pembimbing lahan II
dari Puskesmas Pakis Aji dengan senang hati membimbing penulis dan
memberikan kesempatan bagi penulis untuk menimba ilmu lebih dalam.
7. dr. Nurkukuh, M.Kes selaku pembimbing lahan khususnya di Promosi
Kesehatan yang dengan senang hati membimbing kami dan memberikan
kesempatan bagi kami untuk menimba ilmu lebih dalam.

ii
8. dr. Bambang Hariyana, M.Kes selaku pembimbing lahan khususnya di
Promosi Kesehatan yang dengan senang hati membimbing kami dan
memberikan kesempatan bagi kami untuk menimba ilmu lebih dalam.
9. Teman-teman angkatan 6 Prodi Terapis Gigi dan Mulut yang aku
sayangi, atas dukungan dan perhatiannya selama PKL.
10. Serta semua pihak luar terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Laporan PKL ini masih belum sempurna dan
masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Semoga Laporan ini bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun pihak lain untuk memanfaatkannya, sekian terima
kasih.

Jepara, November 2020

Penulis

Julia Dance Setyowati

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................vi
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
BAB II ................................................................................................................ 8
TEMPAT KERJA PRAKTIK ........................................................................... 8
2.1 Gambaran Lahan Praktik ....................................................................... 8
2.2 Geografis Wilayah Pakis Aji .................................................................. 9
2.3 Struktur Organisasi Puskesmas Pakis Aji ............................................. 14
BAB III ............................................................................................................. 15
KAJIAN KASUS DAN TEORI ....................................................................... 15
3.1 Kajian Program Kesehatan gigi dan Mulut yang Ada ........................... 15
3.2 Kajian Permasalahan yang Berhubungan dengan Program ................... 15
3.3 Kajian Keterkaitan Program dengan Masalah ...................................... 16
3.4 Kajian Teori......................................................................................... 17
3.5 Kajian Kasus........................................................................................ 37
BAB IV ............................................................................................................. 40
RENCANA PENYELESAIAN MASALAH ................................................... 41
4.1 Planning Of Action (POA) ................................................................... 41
4.2 Rancang Bangun Model Sebagai Solusi Penyelesaian Masalah ............ 45
4.3. Luaran Produk ..................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Wilayah Peta Wilayah Kerja ........................................................ 9


Tabel 2.2 Luas Wilayah Puskesmas Pakis Aji.............................................. 10
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Pakis Aji........................................ 11
Tabel 2.4 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Pakis Aji........................... 12
Tabel 3.1 Data Penjaringan Gigi SMP dan SMA 2019................................. 31
Tabel 3.2 Data Kunjungan Poli Gigi 2020.................................................... 31
Tabel 3.3 Hasil Wawancara........................................................................... 33
Tabel 3.4 Penentuan Prioritas Masalah.......................................................... 37
Tabel 3.5 Alternatif Pemecahan Masalah...................................................... 40
Tabel 4.1 Planning Of Action........................................................................ 41

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Puskesmas Pakis Aji................................................................. 7


Gambar 2.2 Peta Wilayah Puskesmas Pakis Aji.......................................... 9
Gambar 2.3 Diagram Penduduk Puskesmas Pakis Aji................................. 11
Gambar 2.4 Struktur Puskesmas Pakis Aji................................................... 14
Gambar 3.1 Kerangka Teori......................................................................... 29
Gambar 3.2 Kerangka Konsep...................................................................... 30
Gambar 3.3 Kerangka Pengumpulan Data.................................................... 30

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut adalah kesehatan yang sangat penting untuk

diperhatikan selain kesehatan tubuh umum lainnya. Sebagaian orang tidak

memprioritaskan kesehatan gigi dan mulut karena mengganggap sakit gigi

bukanlah penyakit yang mematikan, sedangkan gigi dan mulut adalah gerbang

masuknya kuman bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh

lainnya.1

Kesejahteraan rongga mulut adalah bagian dari kesehatan gigi dan mulut

yang dimana struktur dan jaringan pendukung gigi geligi bebas dari rasa sakit,

penyakit serta berfungsi secara optimal. World Health Organization (WHO)

memandang bahwa penyakit yang lazim berkembang di tengah seluruh

masyarakat dunia adalah penyakit gigi dan mulut. Peserta didik yang

mengalami karies dan gingivitis di Negara- negara industry sebesar 60-90%,

sebagian besar adalah usia dewasa.2

Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Indonesia Tahun 2018

diperoleh data usia remaja sebesar 73,4% mengalami karies, gusi bengkak

atau pulpitis sebesar 23,6%, dan stomatitis/sariawan sebesar 17,4%.3 Survei

yang dilakukan di Amerika Serikat dan Denmark diperoleh data penyakit

gingivitis dan periodontitis pada remaja sebesar 60%.4

Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh

asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada

1
dalam saliva. Karies yang dibiarkan tanpa penanganan akan meluas sampai ke

dentin atau ke pulpa, dan mengakibatkan abses. Kejadian ini disebut pulpitis.

Penyakit gigi yang juga banyak diderita oleh kalangan remaja ialah penyakit

periodontal.

Penyakit periodontal bermulai dari gingivitis. Gingivitis terjadi karena

plak yang menempel pada gigi. Plak terbentuk dari sisa makanan.5 Gingivitis

ditandai dengan gusi berwarna kemerah-merahan yang disertai

pembengkakan, dan bau mulut yang kurang sedap. Infeksi yang terjadi pada

gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat akan menyebar ke tulang alveolar

penyangga gigi, menyebabkan penyakit periodontitis. Periodontitis merupakan

Peradangan jaringan periodontium.6 Peradangan ini membuat gigi tidak kuat

dan akhirnya lepas akibat penghancuran serat-serat pengikat gigi.7

Pemeliharaan akan kesehatan gigi dan mulut seringkali diabaikan oleh

remaja. Mereka tidak mengetahui bahwa pada masa pubertas mereka juga

rentan mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut.8

Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada

remaja salah satunya adalah faktor perilaku mengabaikan kebersihan gigi dan

mulut seperti cara dan waktu menggosok gigi yang kurang tepat. Faktor

tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan

gigi dan mulut. Notoatmodjo (2010) mengatakan, pengetahuan adalah hasil

pengindraan manusia, atau tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

2
Perilaku yang benar dalam menggosok gigi mengacu pada Federation

Dentaire Internationale (FDI) adalah kebiasaan menggosok gigi setiap hari,

minimal dua kali sehari, sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Gigi

yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan penimbunan sisa makanan yang

dapat berdampak pada menurunnya status kesehatan gingiva.9

Menurut World Health Organization (WHO) kelompok remaja yang

masuk ke dalam usia sekolah adalah remaja berumur 12-15 tahun yaitu

mereka yang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kelompok

usia tersebut masih membutuhkan pembinaan dalam memelihara kesehatan

gigi dan mulut10 sehingga WHO menetapkan sekolah dan remaja dijadikan

sebagai kelompok target yang penting untuk dilakukan pemeriksaan dan

promosi kesehatan gigi dan mulut diantaranya yaitu pemeriksaan kondisi

jaringan periodontal.

Upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah

tersebut yaitu dengan promosi kesehatan gigi dan mulut dalam program

UKGS. UKGS (Upaya Kesehatan Gigi Sekolah) merupakan suatu upaya

kesehatan gigi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi peserta

didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan tindakan kuratif bagi peserta

didik yang memerlukan perawatan.

Program tersebut telah dilaksanakan tetapi masih terdapat beberapa

kendala-kendala permasalahan diantaranya, masih kurangnya dan tidak

meratanya distribusi tenaga medis, sehingga waktu dan kesempatan

3
berkomunikasi tidak optimal. Permasalahan diatas menimbulkan dampak

terhadap rendahnya akses remaja pada pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Puskesmas Pakis Aji merupakan instansi pelayanan kesehatan di

kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara dengan binaaan sekolah dari tingkat

SD hingga tingkat SMA. Data yang diperoleh dari Puskesmas Pakis Aji terkait

program UKGS sasaran siswa SMP dan SMA yang mengalami gigi berlubang

didapatkan hasil data penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada tahun 2018

dan 2019 menunjukkan peningkatan yang sangat tinggi yaitu 61% dan 91%.

Hal ini menunjukkan karies aktif pada anak remaja di 15 sekolah binaaan

Puskesmas Pakis Aji meningkat menjadi 30%. Peningkatan karies gigi pada

siswa SMP dan SMA terjadi karena cakupan penjaringan data kesehatan gigi

melalui program UKGS yang dimana pelaksanaannya hanya pada

pemeriksaan namun implementasi penyuluhan dan sikat gigi massal tidak

dilaksanakan di SMP dan SMA dikarenakan SDM di poli gigi terdiri dari 1

dokter gigi dan 1 perawat gigi, sehingga penerapan tindakan promotif dan

preventif untuk semua sasaran belum terpenuhi secara keseluruhan.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh dokter gigi di Puskesmas Pakis Aji

melalui wawancara.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Menghasilkan model inovasi kesehatan gigi dan mulut sebagai upaya

peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada remaja.

4
b. Tujuan Khusus

1. Menganalisis masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak SMP dan

SMA usia remaja di wilayah kerja Puskesmas PakisAji.

2. Menentukan prioritas masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak

SMP dan SMA usia remaja di wilayah kerja Puskesmas PakisAji.

3. Menentukan penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak

SMP dan SMA usia remaja di wilayah kerja Puskesmas PakisAji.

4. Menentukan alternatif pemecahan masalah kesehatan gigi pada anak

SMP dan SMA usia remaja di wilayah kerja Puskesmas PakisAji

secara ilmiah menurut ilmu kesehatan gigi

5. Merencanakan program penyelesaian masalah kesehatan gigi pada

anak SMP dan SMA usia remaja di wilayah kerja Puskesmas PakisAji

6. Menyusun rancang bangun model promosi kesehatan gigi dan mulut

yang menarik bagi anak usia SMP dan SMA.

1.3 Ruang Lingkup

1.3.1 Ruang Lingkup Materi

Rancang bangun model merupakan pengembangan media

promosi kesehatan gigi dan mulut. Hasil penelitian tersebut

merupakan implementasi visi dan misi roadmap penelitian Program

Studi Magister Terapan Kesehatan Terapis Gigi dan Mulut.

1.3.2 Ruang Lingkup Sasaran

5
Penelitian ini mencakup upaya promotif dan preventif,

dilakukan pada siswa SMP dan SMA binaan Puskesmas Pakis Aji

Jepara JAwa Tengah. Jadwal praktik kerja lapangan mahasiswa

dilakukan selama 7 minggu, mahasiswa ditempatkan di Puskesmas

Pakis Aji Jepara.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kesehatan gigi.

b. Manfaat Praktis

1. Manfaat Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan tentang implementasi model edukasi

penyakit gigi dan mulut berbasis media cetak dalam promosi preventif

kesehatan gigi dan mulut pada remaja.

2. Manfaat Bagi Terapis Gigi dan Mulut

Media edukasi kesehatan gigi dan mulut berbasis media cetak, dapat

digunakan sebagai upaya promosi dan preventif untuk mendukung

program kesehatan gigi dan mulut anak sekolah.

3. Manfaat Bagi Anak SMP dan SMA Usia Remaja

6
Memberikan informasi bagi remaja mengenai penyakit gigi dan mulut

dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.

7
BAB II

TEMPAT KERJA PRAKTIK

2.1 Gambaran Lahan Praktik

Puskesmas Pakis Aji adalah salah satu puskesmas yang terletak di

Kabupaten Jepara. Puskesmas Pakis Aji merupakan instansi fasilitas

pelayanan yang bertanggung jawab dalam pembangunan dan kesejahteraan

kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas Pakis Aji

semakin bertambah seiring dengan perkembangan yang ada. Meskipun tidak

mudah melaksanakannya, tetapi Puskesmas Pakis Aji berkomitmen untuk

melaksanakannya dengan profesionalitas dan dedikasi yang tinggi sehingga

kegiatan/program yang direncanakan berjalan dengan baik sesuai dengan yang

diharapkan. Pelayanan kesehatan secara menyeluruh yang diberikan oleh

Puskesmas antara lain: Perilaku kesehatan (Promotif), Pencegahan (Preventif),

Pengobatan (Kuratif), Pemulihan kesehatan (Rehabilitatif)

Gambar 2.1. Puskesmas Pakis Aji Jepara

8
Visi, Misi dan Motto Puskesmas Pakis Aji

1. Visi Puskesmas

Menjadikan Puskesmas yang bermutu dengan pelayanan kesehatan yang

komprehenshif menuju masyarakat Pakis Aji yang sehat secara mandiri

tahun 2022.

2. Misi Puskesmas

a. Menggerakan pemberdayaan masyarakat secara mandiri dengan

perilaku hidup bersih dan sehat

b. Menjadikan Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang

komprehensif dengan mengutamakan promotif dan preventif.

3. Motto Puskesmas

Melayani dengan ramah, bijak dan cermat

2.2 Geografis Wilayah Pakis Aji

a. Batas Wilayah Kerja

Puskesmas Pakis Aji berada di Kecamatan Pakis Aji Kabupaten


Jepara. Batas wilayah kerja Puskesmas Pakis Aji sebagai berikut :

o Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Bangsri dan Mlonggo


o Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Kudus – Pati
o Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Tahunan dan Batealit
o Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Jepara

9
b. Wilayah Kerja dan Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Aji
Tabel 2.1 Wilayah Kerja Puskesmas
No Nama Desa Jumlah RT Jumlah RW

1. Desa Lebak 30 RT 6 RW

2. Desa Bulungan 45 RT 5 RW

3. Desa Mambak 14 RT 4 RW

4. Desa Suwawal Timur 27 RT 4 RW

5. Desa Slagi 19 RT 4 RW

6. Desa Kawak 21 RT 3 RW

7. Desa Tanjung 23 RT 4 RW

8. Desa Plajan 43 RT 7 RW

c. Peta Wilayah Kecamatan Pakis Aji

Gambar 2.2 Peta Kecamatan Pakis Aji

Gambar 2.2 Peta Wilayah

10
d. Luas Wilayah

Tabel 2.2 Luas Wilayah Kecamatan Pakis Aji

No DESA JARAK LUAS Keterangan


Km. Hektar Km2
1 Lebak 0 959,920 9,60 Daratan, Sawah, Lahan
2 Bulungan 4 760,542 7,61 Daratan, Sawah, Lahan
3 Kawak 6 364,875 3,65 Daratan, Sawah, Lahan
4 Plajan 7 1044,500 10,45 Daratan pegunungan, Hutan dan
5 Tanjung 5 1731,030 17,30 sawah
6 Suwawal 3 562,740 5,61 Daratan/pegunungan, Hutan dan
7 Timur 4 566,258 3,66 sawah
8 Slagi 6 265,365 2,65 Daratan, Sawah, Lahan
Mambak Daratan, Sawah, Lahan
Daratan, Sawah, Lahan
TOTAL 35 6055,280 60,53

e. Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk tahun 2018 : 60562 jiwa

a. Jumlah laki laki : 30562 Jiwa

b. Jumlah perempuan : 30000 Jiwa

11
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Wilayah Puskesmas Pakis Aji

Jumlah
No Nama Desa KK
Laki-laki Perempuan L+P

1 Lebak 6526 6213 12739 4078


2 Bulungan 6993 6507 13500 3745
3 Mambak 2172 2406 4578 1507
4 Suwawal Timur 3069 3071 6140 1860
5 Slagi 2084 1971 4055 1179
6 Kawak 2145 2276 4421 1415
7 Plajan 4039 4020 8059 2512
8 Tanjung 3534 3536 7070 2233
JUMLAH 30562 30000 60562 18529

Diagram 1 Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

PROPORSI PENDUDUK MENURUT


JENIS KELAMIN

49,53%
50,46%
Laki - Laki
Perempuan

Gambar 2.3 Diagram Penduduk Menurut Jenis Kelamin

f. Peranan Masyarakat

1. Posyandu Balita
- Jumlah posyandu balita : 54 Posyandu
- Jumlah seluruh kader : 272 Kader

12
- Jumlah kader aktif : 252 Kader
2. Strata Posyandu Balita
- Pratama : 0 Posyandu
- Madya : 29 Posyandu
- Purnama : 18 Posyandu
- Mandiri : 7 Posyandu
3. Jumlah Posyandu lansia : 8 Posyandu
- Jumlah kader Posyandu lansia : 9 Posyandu
4. Jumlah Desa Siaga : 8 Desa
- Jumlah Desa Siaga Aktif : 3 Desa
- Desa Mambak
- Desa Tanjung
- Suwawal Timur
- Jumlah Desa Siaga Percontohan :1 Desa(Desa Mambak)
5. Jumlah kader FKD : 40 Orang
6. Jumlah Dukun Bayi Terlatih : 27 dukun bayi
7. Jumlah Guru UKS : 54 Orang
8. Jumlah Dokter Kecil : 645 Orang
9. Jumlah Kader Kesehatan Remaja : 43 Orang
10. Jumlah anggota Saka Bakti Husada : 40 Orang

g. Jumlah Tenaga Kesehatan

Tabel 2.4 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Pakis AJi

Wiyata
JENIS TENAGA Standar Jumlah PNS PTT Kontrak
Bakti
Kepala Puskesmas 1 1 1 0 0 0
Kasubag TU 1 1 1 0 0 0
Dokter Umum 5 5 5 0 0 0
Dokter Gigi 1 1 1 0 0 0
Perawat Umum 16 16 10 0 6 0
Perawat Pustu 6 6 5 0 1 0
Perawat Gigi 1 1 1 0 0 0
Bidan Puskesmas 3 3 3 0 0 0

13
Bidan Poned 6 8 5 0 3 0
Bidan Desa 8 8 6 0 2 0
Analis Kesehatan 1 2 2 0 0 0
Apoteker 1 1 1 0 0 0
Asisten Apoteker 1 1 1 0 0 0
Rekam Medis 1 1 1 0 0 0
Nutrisionis 1 2 2 0 0 0
KesehatanMasyarakat 2 2 1 0 1 0
Sanitarian 2 1 0 0 1 0
Pengadministrasian
Umum 1 2 0 0 2 0
Pengelola Keuangan 1 1 0 0 1 0
Petugas Loket 2 2 1 0 1 0
Sopir 2 2 1 0 1 0
Kebersihan 3 4 0 0 4 0
Penjaga Malam 1 1 0 0 1 0
Pramu Saji 1 1 0 0 1 0
Binatu 1 1 0 0 1 0
Jumlah 69 74 48 0 26 0

14
Kepala Puskesmas
dr. Anjar Ernaning Karuniawati,
M.M.

TIM MUTU TIM AUDIT TIM KP TIM PPI TIM K3


INTERNAL Tata Usaha

Koordinator Koordinator Sri Suswati


Koordinator Koordinator Koordinator
drg. Muhammad Rifqi Tri N dr. Diny Noor Khayati dr. Tyas Pundi
Sri Suswati Dr. Tyas Pundi Utami
Utami
Anggota Anggota
Sekretaris Fatichatuz Anggota Bendahara Bendahara
Anggota Kepegawaian
Zulfa, A.Md.Keb dr. Syarifah Tris Setyawan, Barang
Dr. BogitaSatria P. L. AMKL Shahibul
Jamal Udin, SKM Hidayati
Shahibul Mannan, Adni L.A, SKM Sri Suswati Mannan, Sulistiyo,
Sulistiyo, A.Md. AK N..Nining Kurniasari,
AMK S.Si.T Nur Asro, A.Md.Kep A.Md.AK
Anggota Endang Puji
Sukarsih Hevina H, A.Md.Kep Nikamah, S.Kep S.Kep
Siti Shofiyah, A.Md.Keb Ambar Ratih Sari, Retno Anggraeni,
S.S.T AMd.Keb
Agustina Ziyadatussa’adah ,
SKM Sumini, A.Md. Keb
Arini Khodriana, PJ. UKM PJ. UKP
Vica Novalendya Putri, PJ. JARINGAN dan
A.Md
S.Farm.Apt JEJARING
Siti Shofiyah, dr. Diny Noor Khayati
Eni Setyaningsih, S.Kep dr. Tyas Pundi Utami
A.Md.Keb dr. Tyas Pundi Utami
A. Essensial
A. Klinis
= GARIS KOMANDO/PERINTAH LANGSUNG DARI B. Pengembangan B. Penunjang
PIMPINAN
C. Rawat Inap
= GARIS HUBUNGAN KOORDINASI DENGAN
PIMPINAN D. Poned
2.3 Struktur Organisasi Puskesmas Pakis Aji
= GARIS KOORDINSI ANTAR UNIT BAGIAN

14
BAB III

KAJIAN KASUS DAN TEORI

3.1 Kajian Program Kesehatan gigi dan Mulut yang Ada

Program kesehatan gigi dan mulut untuk sekolah yang sudah berjalan di

Jepara khususnya di Puskesmas Pakis Aji yaitu program UKGS. Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yaitu usaha kesehatan gigi di lingkungan

sekolah tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

tingkat atas yang merupakan paket pelayanan asuhan sistematik dalam bentuk

paket promotif (pemeliharaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit),

dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) yang paripurna.

Program UKGS di Puskesmas Pakis Aji yaitu program promotif

pemeriksaan kesehatan gigi dan penyuluhan dilaksanakan oleh dokter gigi dan

perawat gigi. Namun akibat keterbatasan jumlah SDM yang tersedia tidak

menjangkau keseluruhan sekolah dasar khususnya sekolah menengah

sehingga membutuhkan perencanaan program promotif dan preventif dalam

pelaksanaan UKGS agar dapat berjalan sesuai target.

3.2 Kajian Permasalahan yang Berhubungan dengan Program

Penjaringan kesehatan gigi dan mulut dengan sasaran remaja di SMP dan

SMA belum terlaksana dengan optimal. Penjaringan yang dilakukan hanya

sebatas data penjaringan kesehatan gigi dan mulut sedangkan untuk penerapan

15
penyuluhan dan menggosok gigi massal belum terlaksana dikarenakan

rendahnya SDM tenaga kesehatan.

Data yang diperoleh pada saat penjaringan kesehatan gigi dari 10 SMP dan

5 SMA binaan Puskesmas Pakis Aji pada tahun 2018 dan 2019 terdapat

persentase karies usia remaja yaitu sebesar 61% dan 91%. Peningkatan karies

aktif pada anak SMP dan SMA meningkat menjadi 30%. Data kesehatan gigi

dan mulut remaja yang diperoleh selain dari penjaringan yaitu kunjungan pada

poli gigi yang berdasarkan kategori umur. Kunjungan remaja ini tidak dapat

mewakili data status kesehatan gigi yang termasuk dalam pengawasan binaaan

Puskesmas Pakis Aji,

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan masalah kesehatan gigi dan

mulut masih sangat jauh dari target nasional Indonesia tahun 2030 bebas karies

dan harapan Global Goals For Oral Health 2020 dengan DMF-T ≤ 1

3.3 Kajian Keterkaitan Program dengan Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut

Meningkatnya masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia

dapat dilihat berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013

dan 2018, persentase penduduk Indonesia yang mempunyai masalah gigi dan

mulut meningkat dari 25,9% menjadi 57,6%. Penyakit karies gigi dan

penyakit periodontal merupakan masalah gigi dan mulut yang paling sering

terjadi pada anak. Tingginya masalah tersebut memerlukan strategi khusus

untuk menurunkannya. Program untuk mengatasi masalah kesehatan gigi pada

16
anak usia sekolah yaitu Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Program ini

menjadi strategi nasional dalam mencegah penyakit gigi dan mulut serta

menanamkan pola perilaku hidup sehat.

Peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada remaja memerlukan strategis

khusus. WHO menetapkan sekolah dan remaja dijadikan sebagai kelompok

target yang penting untuk dilakukan promosi dan preventif penyakit gigi dan

mulut di sekolah diantaranya meningktakan pengetahuan dan kesadaran

remaja melalui pendidikan kesehatan gigi dan mulut.

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah semua upaya atau aktivitas

yang mempengaruhi orang-orang untuk bertingkah laku yang baik bagi

kesehatan dan rneningkatkan kesadaran remaja akan kesehatan gigi dan mulut

serta memberikan pengertian cara-cara memelihara kesehatan gigi dan mulut.

3.4 Kajian Teori

3.4.1 Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia

dimana pada masa ini terjadi suatu perubahan baik biologis, psikologis

maupun

sosial.11 Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada remaja

salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan, sehingga

perilaku seseorang dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut seringkali

terdapat ketidakselarasan.12 Pada masa perkembangan remaja, dijelaskan

17
bahwa ada tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh para remaja,

diantaranya :

- Remaja mampu membina hubungan baru dengan teman sejenis maupun

teman yang berbeda jenis kelamin.

- Remaja mampu memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan bagi

dirinya sendiri.

Pendidikan formal yang dijalani oleh remaja, menjadi salah satu solusi

untuk membantu tercapainya tugas-tugas perkembangan yang dijalani oleh

remaja. Pada pendidikan formal ini diharapkan akan terjadi interaksi antara

para siswa, hal ini merupakan salah satu cara mengembangkan seorang remaja

dalam memenuhi tugas-tugas perkembangannya.13

3.4.2 Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian

Pendidikan kesehatan adalah upaya terencana untuk mengubah

perilaku baik secara kelompok, individu, keluarga dan msyarakat.

Perilaku sehat akan berpengaruh terhadap peningkatan indikator

kesehatan. Pendidikan kesehatan membutuhkan pemahaman yang

mendalam, yang melibatkan konsep seperti proses pendidikan dan

perubahan perilaku.14 Tujuan pendidikan kesehatan ialah untuk

menolong individuagar supaya mampu secara mandiri maupun

berkelompok untuk mencapai tujuan hidup sehat.

18
b. Metode Pendidikan Kesehatan

Metode pendidikan kesehatan adalah metode yang digunakan

untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada sasarannya.

Notoatmodjo

(2003) dalam Nurmala 2018 menyebutkan terdapat 3 metode

pendidikan kesehatan diantaranya :

- Konsultasi, penyuluhan maupun wawancara merupakan

metode pendidikan kesehatan individual, bertujuan untuk

membina perubahan perilaku individu.

- Diskusi Kelompok terarah, permainan peran, melakukan

simulasi/demonstrasi merupakan metode untuk mengubah

perilaku pada skala Kelompok.

- Pemutaran film, pemasangan papan reklame, dan pidato

merupakan metode secara massa. Sasarannya bersifat umum

dan dalam jumlah yang besar.15

3.4.3 Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut


a. Pengertian

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan pemeliharaan dalam

kesehatan gigi, penyelidikan kesehatan gigi, dan pengobatan darurat bagi

yang memerlukan.16 Aktivitas yang membantu menghasilkan penghargaan

19
masyarakat akan kesehatan gigi dan bagaimana cara memelihara kesehatan

gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan gigi dan mulut, Bastian

dalam Herijulianti 2020.17

b. Tujuan pendidikan kesehatan gigi dan mulut :

- Mengenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi

- Memberi informasi kepada remaja pentingnya menjaga kesehatan

gigi dan mulut

- Menjelaskan akibat yang akan timbul bila masyarakat tidak menjaga

kebersihan gigi dan mulut

- Menanamkan perilaku sehat sejak dini.17

c. Metode Pendidikan Kesehatan Gigi dan mulut

Metode yang digunakan dalam pendidikan kesehatan gigi dan

mulut terbagi atas 2, yaitu :

- Metode didaktik. Metode ini didasarkan pada satu arah atau one way

method, dimana pendidik aktif dan peserta didik pasif.

- Metode sokratif. Metode ini merupakan metode dua arah atau two

way traffic method, dimana peserta didik dapat aktif dan kreatif. 18

3.4.4 Penyakit Gigi dan Mulut Pada Remaja

Gigi dan mulut menjadi gerbang masuknya makanan yang dimakan, maka

mulut dan gigi rentan mengalami sakit disebabkan bakteri apabila tidak

menjaga kesehatan gigi dan mulut.

20
Penyakit gigi dan mulut diartikan keadaan tidak normal pada gigi dan

mulut-mulut yang disebabkan oleh gejala-gejala tertentu. Gejala umum yang

sering terjadi pada penyakit gigi dan mulut dapat dilihat pada kondisi gigi dan

mulut tersebut.19 Penyakit gigi dan mulut dikalangan remaja :

a. Gingivitis
Inflamasi gingiva marginal atau radang gusi adalah gingivitis. Radang

gusi dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor lokal, diantaranya

karang gigi, sisa makanan, bakteri, pemakaian sikat gigi yang salah,

tambalan yang kurang baik, rokok. Faktor kedua yaitu faktor sistemik

diantaranya Diabetes Melitus (DM), dan ketidakseimbangan hormon (saat

menstruasi, kehamilan, monopouse, keracunan logam). 6

Kejadian gingivitis berpuncak pada masa pubertas. Prevalensi

inflamasi gingiva sesuai dengan usia, salah satunya pada periode

transsisional. Periode ini berlangsung sejak gigi campuran dari usia 5 atau

6 tahun hingga masa pubertas, ditandai dengan ketidakteraturan susunan

gigi dan perubahan hormon. Gingivitis kronis terdapat pada 80% anak

dibawah usia 12 tahun dan 100% pada remaja yang berusia 14 tahun. 20

Gingivitis disebabkan oleh penumpukan plak yang bersifat reversibel.

Penumpukan plak yang terjadi diakibatkan karena ketidakpahaman akan

kebersihan gigi dan mulut.21 22


Plak merupakan sisa makanan yang

menempel pada gigi dan bereaksi dengan air liur, enzim, bakteri dan asam.

Enzim merupakan protein tubuh, membantu proses biologis yang

berlangsung lebih cepat.23

21
Gejala gingivitis ditandai dengan permukaan gusi licin, gusi berwarna

kemerah-merahan yang disertai pembengkakan, gusi mudah berdarah

pada saat menggosok gigi, dan bau mulut yang kurang sedap.23

Peradangan gusi (gingivitis) berawal dari menggosok gigi yang

kurang bersih dan waktu menggosok gigi yang salah, sehingga terjadi

penimbunan plak. 23 Mencegah terjadinya gingivitis yaitu :

i. Menggosok gigi dengan baik dan benar. Menggosok gigi yang

benar, pada bagian luar gigi depan digosok dengan cara

mengarahkan sikat keatas dan kebawah, tidak menggosok dengan

gerakan menyamping. Bagian luar gigi belakang digosok dengan

gerakan maju mundur atau memutar,22 24

ii. Menggosok gigi setelah makan agar tidak ada sisa makanan yang

tertinggal.

iii. Mengatur pola makan dengan banyak mengkonsumsi buah-buhan,

sayur-sayuran dan kacang hijau.23

b. Periodontiitis
Peradangan pada jaringan pendukung gigi atau periodontitis adalah

inflamasi jaringan dan infeksi yang terjadi pada gingiva (gingivitis) yang

tidak dirawat sehingga menyebar ke ligament dan tulang alveolar

penyangga gigi. Peradangan jaringan periodontum ini adalah lanjutan dari

peradangan gingiva (Gingivitis).25 26

Peradangan akan menghancurkan serat-serat pengikat gigi sehingga

gigi tidak akan kuat dan akhirnya lepas. Terjadi pembengkakan pada

22
jaringan gusi disertai dengan pembentukan nanah yang dapat menyebar ke

sekitar gigi lainnya dan menyebabkan gigi tersebut ikut terlepas. 7

Sebagian besar periodontitis merupakan akibat dari penumpukan

plak.26 plak adalah endapan lunak tidak berwarna, terbentuk dari sisa

makanan, air liur dan bakteri. Plak dihilangkan dengan cara menyikat gigi.

Plak yang dibiarkan saja, setelah 72 jam akan menjadi karang gigi. Karang

gigi merupakan plak yang mengalami pengkapuran, dimana

permukaaannya kasar sehingga menjadi tempat yang baik bagi

penimbunan bakteri.27

Karang gigi yang dibiarkan saja akan merusak jaringan penyangga gigi

tanpa adanya rasa sakit, selanjutnya menyebabkan gusi meradang. Proses

seperti ini akan berjalan bertahun-tahun, sehingga menyebabkan

kegoyangan pada gigi dan proses pengunyahan terganggu karena akan

merasakan sakit. Penumpukan karang gigi yang cukup lama akan

menyebabkan gigi semakin goyang dan tanggal (gigi terlepas). 27

Penumpukan plak dapat dilakukan dengan control plak. Control plak

yang tepat yaitu dengan menggosok gigi dengan benar,22 pada bagian luar

gigi depan digosok dengan cara mengarahkan sikat keatas dan kebawah,

tidak menggosok dengan gerakan menyamping. Bagian luar gigi belakang

digosok dengan gerakan maju mundur atau memutar. 24 Bila sudah

terbentuk karang gigi, maka harus segera dilakukan tindakan scalling.

Scalling adalah tindakan pembersihan karang gigi dilakukan oleh dokter

23
gigi dan perawat gigi dengan menggunakan alat yang disebut scaler baik

secara manual maupun elektrik.22

c. Karies Gigi
1. Definisi Karies
Penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang mengakibatkan

kerusakan struktur gigi dan bersifat kronik adalah karies gigi. karies

juga dapat diartikan penyakit gigi yang terjadi pada kerusakan jaringan

gigi hingga membentuk lubang.26 25


Hal-hal yang mendukung

terjadinya karies gigi adalah bakteri Streptococcus Mutans dan adanya

plak.

Plak merupakan deposit lunak yang melekat di permukaan gigi

yang terdiri dari mikroorganisme yang berkembangbiak dalam suatu

matriks interseluler.22 Sebagian bakteri yang ada di dalam plak dapat

mengubah gula atau karbohidrat yang berasal dari makanan dan

minuman menjadi asam yang merusak gigi dengan melarutkan

mineral-mineral yang terdapat pada gigi. Proses hilangnya mineral dari

struktur gigi disebut demineralisasi.28

Tahap awal kerusakan, pada permukaan gigi terdapat bercak

berwarna putih, selanjutnya asam yang berasal dari plak terus mengikis

permukaan gigi dan membentuk saatu titik lubang yang lama kelamaan

akan besar atau bertambah dalam.

24
2. Etiologi Karies
Etiologi karies bersifat multifaktorial, sehingga memerlukan

faktor-faktor penting seperti host, agent, mikroorganisme, substrat

dan waktu.

Gambar 3.1 Etiologi Karies

i. Host

Untuk dapat terjadinya proses karies pada gigi diperlukan

adanya faktor host yaitu gigi dan saliva. Struktur dari anatomi gigi

terdiri dari lapisan enamel yang terdapat pada bagian luar gigi dan

lapisan dentin yang terletak dibawah lapisan enamel. Enamel

merupakan struktur gigi yang paling keras namun bersifat rapuh

dan memiliki struktur sangat tipis. Selain itu merupakan jaringan

gigi yang padat serta dapat mengalami kalsifikasi tinggi. Jika

enamel pecah atau berlubang tidak dapat melakukan regenerasi

karena tidak memiliki sel.

Struktur lapisan enamel pada gigi berperan dalam proses

terjadinya karies. Plak yang mengandung bakteri merupakan awal

25
bagi terbentuknya suatu karies. Oleh karena itu kawasan gigi yang

memudahkan pelekatan plak sangat mungkin diserang karies

seperti :

- Pit dan fisur pada permukaan oklusal molar dan premolar

- Permukaan halus di daerah aproksimal sedikit dibawah titik

kontak

- Email pada tepian didaerah leher gigi sedikit di atas tepi

gingiva

- Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper

- Permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan

jembatan.29

Saliva juga berperan penting dalam terbentuknya karies. Saliva

tersusun atas komponen organik dan anorganik. Komponen utama

anorganik saliva adalah elektrolit dalam bentuk ion seperti natrium,

kalium, kalsium, magnesium, klorida, dan fosfat. Sedangkan

komponen organik seperti musin, lipid, asam lemak dan ureum

yang dapat pula berasal dari sisa makanan dan pertukaran zat

bakterial. Komponen Ion kalsium fosfat dan fluor yang terkandung

dalam saliva mampu memineralisasi karies yang masih dini.

Mikroorganisme didalam plak saliva juga mempengaruhi pH

sehingga aliran saliva yang berkurang dapat menyebabkan karies

gigi yang tidak terkendali.

ii. Agent

26
Faktor agent dipengaruhi oleh jumlah bakteri dan plak dalam

rongga mulut. Plak merupakan lapisan lunak yang melekat erat

pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Proses pembentukan

plak diawali dengan absorbsi glikoprotein dari saliva pada

permukaan gigi yang disebut pelikel, perlekatan bakteri pada

pelikel dan peningkatan plak pada permukaan gigi dipengaruhi oleh

jumlah bakteri.

Penebalan plak yang semakin menumpuk dapat menghambat

fungsi saliva dalam menetralkan pH. Penumpukan plak akan

mendorong jumlah perlekaan bakteri yang semakin banyak.

Bakteri-bakteri ini banyak memproduksi asam dengan tersedianya

karbohidrat yang mudah meragi seperti sukrosa dan glukosa,

menyebabkan pH plak akan menurun sampai dibawah 5 dalam

waktu 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu

tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi dan

dimulai proses karies.29

iii. Substrat

Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena

membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme pada

permukaan enamel. Karbohidrat memiliki peran penting dalam

pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel.

Sintesa polisakharida ekstra sel dari sukrosa lebih cepat daripada

glukosa, fruktosa, dan laktosa. Oleh karena itu, sukrosa merupakan

27
gula yang paling kariogenik. Karena sukrosa merupakan gula yang

paling banyak dikosumsi. Makanan dan minuman yang

mengandung gula dapat menurunkan pH plak dengan cepat sampai

pada level yang dapat mengakibatkan demineralisasi pada email.

Konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap

menahan pH plak di bawah normal dan menyebabkan

demineralisasi email terus terjadi.

iv. Waktu

Karies merupakan suatu penyakit kronis progresif yang

membutuhkan waktu beberapa bulan bahkan tahun untuk dapat

berkembang.29

3.4.5 Domain Perubahan Perilaku

a. Pengetahuan

Perilaku pemeliharaan kesehatan berkaitan dengan perilaku yang

dilakukan oleh seseorang. Pengetahuan dan sumber informasi akan

membuat seseorang memutuskan perilaku kesehatan yang akan

diambilnya. Buaton (2019) dalam Penelitian Jannah 2020. 30

Pengetahuan adalah hasil informasi yang bentuknya baik pendidikan

formal maupun informal. Hasil tau didapatkan terhadap obejek melalui

indra yang dimilikinya. Pengetahuan sebagaian besar diperoleh dari

telinga dan mata.31

Berdasarkan penelitian pratiwi 2019, para ahli indra menyatakan

pengetahuan banyak disalurkan oleh indra pandang ke dalam otak,

28
dibandingkan melaui indra pendengaran.32 33
Tingkatan pengetahuan

terbagi atas enam :

i. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai tingkatan untuk mengingat

kembali terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya

atau informasi yang telah diterima sebelumnya.

ii. Memahami (Comprehension)

Kemampuan dalam menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan mengintrepretasikan materi

secara benar.

iii. Aplikasi (Aplication)

Kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

iv. Analisis (Analysis)

Kemampuan menjabarkan materi ke dalam lomponen

tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada

kaitannya dengan yang lain.

v. Sintesa (Syntesis)

Kemampuan dalam menyusun, merencanakan,

menyesuaikan, dan meningkatkan suatu teori atau rumusan

yang telah ada.

29
vi. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan seseorang untuk melakukan identifikasi

suatu materi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. 34

b. Sikap

Berdasarkan penelitian Lake 2017, Notoatmodjo (2005)

mengatakan, sikap merupakan respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atu objek. Mendapat informasi,

melihat, dan mengalami sendiri suatu objek, adalah proses

terbentuknya sikap. Sikap di bagi menjadi dua yaitu sikap positif,

sikap yang menerima norma yang berlaku di tempat individu tersebut

tinggal, dan sikap negatif adalah sikap yang menolak norma yang

berlaku.35 Sikap memiliki empat tingkatan diantaranya :

i. Menerima (receiving), artinya seseorang (subjek)

menerima stimulus yang diberikan (objek)

ii. Merespon (responding), artinya memberikan jawaban dari

pertanyaan yang diberikan tetapi tidak dikaitkan dengan

benar salahnya jawaban.

iii. Menghargai (valuing), artinya mengajak seseorang untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

iv. Bertanggung jawab (responsible), artinya bertanggung

jawab atas sesuatu yang dipilih dengan segala resiko yang

ada.34

30
c. Tindakan

Tindakan adalah perbuatan setelah mendapat rangsangan baik dari

dalam maupun dari luar tubuh. Tindakan seseorang terhadap

rangsangan akan ditentukan oleh kepercayaan dan perasaannya

terhadap rangsangan tersebut.35 Sikap belum tentu terwujud dalam

tindakan, mewujudkan sikap diperlukan faktor pendukung atau

kondisi yang memungkinkan diantaranya fasilitas dan faktor

dukungan, terdapat empat tingkatan dalam tindakan :

i. Persepsi (perception), memilih dan mengenal objek

sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

ii. Respons terpimpin (guide response), melakukan sesuatu

sesuai dengan contoh dan urutan yang benar.

iii. Mekanisme (mecanism), artinya melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis atau hal tersebut suadah menjadi

kiasaan.

iv. Adopsi (adaption), suatu praktik atau tindakan yang

berkembang dengan baik, yang artinya sudah dimodifikasi

tanpa mengurangi kebenaran.34

3.4.6 Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Kesehatan gigi dan mulut penting bagi kehidupan kita semua, karena

mulut merupakan pintu gerbang pertama untuk masuk makanan dan minuman,

31
tetapi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencernaan makanan,

estetik dan komunikasi. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

salah satunya melalui kemampuan menyikat gigi yang benar meliputi praktik

penggunaan alat,waktu menyikat gigi yang tepat, dan cara menyikat gigi.

Menurut Kemenkes (2012), cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

adalah sebagai berikut :

1. Menggosok Gigi

a. Waktu Menggosok Gigi

Waktu menyikat gigi sebaiknya setiap habis makan kita harus

menyikat gigi, tetapi hal ini tentu saja agak merepotkan. Hal yang

terpenting dalam memilih waktu menyikat gigi sebaiknya dua kali

sehari,yaitu pagi hari sesudah makan dan malam hari sebelum tidur.

Lamanya menyikat gigi yang dianjurkan adalah 2 menit.

b. Teknik Menggosok Gigi

Ada beberapa metode cara menyikat gigi, salah satu cara yang

mudah dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Siapkan sikat gigi dan pasta gigi yang mengandung flour, banyaknya

pasta gigi sebesar kacang tanah.

2) Kumur-kumur sebelum menyikat gigi.

3) Sikat gigi bagian depan rahang atas dan rahang bawah dengan

gerakan naik turun dengan posisi mulut tertutup, menyikat gigi

minimal delapan kali gerakan pada setiap permukaan gigi.

4) Sikat permukaan gigi yang menghadap ke pipi dengan gerakan naik

32
turun sedikit memutar.

5) Sikat semua dataran pengunyahan gigi atas dan gigi bawah dengan

gerakan maju mudur. Menyikat gigi minimal delapan kali gerakan

pada setiap permukaan gigi.

6) Sikat permukaan gigi belakang rahang bawah yang menghadap ke

lidah dari gusi ke permukaan gigi

7) Sikat permukaan gigi depan rahang bawah yang mengahadap ke

lidah dari gusi ke permukaan gigi

8) Sikat permukaan gigi depan rahang atas yang menghadap ke langit-

langit dari dengan arah dari gusi ke arah tumbuhnya gigi.

9) Setelah semua permukaan gigi selesai di sikat, kumur satu kali saja,

sikat gigi dibersihkan dengan air dan disimpan.

c. Bahan dan alat menggosok gigi

1. Pasta Gigi

Penggunaan pasta gigi berfluoride secara rutin dengan kandungan

yang sesuai, efektif dalam mencegah karies gigi. Hasil penelitian

menunjukkan kandungan 1.000/1.055/1.100/1.250 ppm fluoride dan

di atasnya terbukti signifikan mencegah karies gigi, sedangkan

kandungan 440/500/550 ppm fluoride dan di bawahnya tidak tepat

direkomendasikan dalam mencegah karies gigi. 36 Kandungan

fluoride pada pasta gigi yang dianjurkan adalah 1.000-1.500 ppm

fluoride (minimal 800 ppm bfluoride rekomendasi

bioavailabilitas).36 37

33
2. Sikat Gigi

Sikat gigi dapat dibedakan menurut ukurannya, bentuknya,

kekerasan bulu sikatnya serta bahan yang dipakai. Syarat-syarat sikat

gigi yang baik (Putri, Herijulianti dan Nurjanah 2010) yaitu:

a) Kepala sikat gigi

Kepala sikat ukurannya jangan terlalu besar, untuk orang dewasa

maksimal 25-29mm ×10mm, untuk anak-anak 15-24mm ×8mm,

jika molar kedua sudah erupsi maksimal 20mm×7mm, untuk

balita 18mm×7mm.

b) Tangkai sikat gigi

Tangkai sikat gigi harus enak dipegang dan stabil.Pegangan sikat

harus cukup lebar dan cukup tebal.

c) Bulu sikat gigi

Bulu sikat gigi harus bertekstur yang memungkinkan sikat gigi

digunakan dengan efektif tanpa merusak jaringan lunak maupun

jaringan keras.

3.4.7 Media DHE (Dental Health Education)

Pendidikan kesehatan kepada masyarakat termasuk anak-anak

biasanya dilakukan lewat berbagai upaya preventif dan promotif. Salah

satunya yaitu dengan memberikan DHE (Dental Health Education).

DHE merupakan penerapan dari konsep pendidikan dan konsep sehat

34
yang bertujuan untuk mengubah perilaku dari yang tidak sehat ke arah

perilaku sehat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi-

tingginya.

Pemberian DHE biasanya membutuhkan alat bantu atau alat peraga

agar dapat memudahkan sasaran pendidikan menerima pesan yang

disampaikan. Penggunaan alat peraga bertujuan untuk memaksimalkan

indera yang ada dalam menangkap pesan. Terdapat berbagai macam

alat bantu yang dapat digunakan dalam pendidikan kesehatan gigi

untuk memaksimalkan penyampaian pesan, yaitu media cetak, media

elektronik, media papan, dan media hiburan.38

Media cetak merupakan media penyampaian informasi yang efektif

karena ekonomis, tidak bergantung pada koneksi jaringan internet,

aktual dan faktual yang artinya informasi yang disampaikan sudah

terpercaya sesuai dengan informasi yang sedang berkembang di

masyarakat. Salah satu media cetak yang digunakan dalam penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut adalah flipchart.

Flipchart merupakan media pembelajaran yang penggunaannya

tergolong mudah, murah, dan sederhana. Prosesnya yang mudah tanpa

membutuhkan tenaga listrik merupakan poin tambahan. Penggunaan

media flipchart yang sederhana dan cukup efektif menjadi salah satu

cara untuk menghemat waktu.39 Flipchart terdiri dari lembaran-

lembaran kertas yang dibundel menjadi satu dengan jilid ring sehingga

dapat dibalikkan. Media ini berisi pesan dan diterangkan dengan

35
gambar pada siswa untuk mengamati dan mengevaluasi kembali

kegiatan yang ada.5

3.4.8 Kerangka Teori

Pendidikan Kesehatan

Pendidikan Kesehatan Gigi

Langsung Tidak Langsung

Media Cetak Media Elektronik

Pengembangan edukasi Flichart Penyakit Gusi dan


HAGIMUL
periodontal

Perubahan Perilaku

Pengetahuan Sikap Keterampilan


`

Evaluasi Model
edukasi Flipchart
HAGIMUL
Remaja

Keteranga
Diteliti
Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Teori

36
3.4.9 Kerangka konsep
Kerangka konsep yang digunakan pada inovasi ini, sebagai berikut :
Variabel Dependen
Pengembangan
Media Flipchart Pengetahuan
HAGIMUL

Variabel Independen Sikap

Prestasi belajar
Variabel Counfonding Keterampilan

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

3.5 Kajian Kasus


3.5.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan sasaran
primer tenaga kesehatan (dokter gigi) dan dinas kesehatan sehingga diperoleh
informasi tentang permasalahan kesehatan gigi pada remaja yang berhubungan
dengan program.

Pengamatan Pengumpulan
(Wawancara) Data

Pengolahan dan
Penyajian data
Analisis Data

Gambar 3.3 Kerangka Metode Pengumpulan Data

37
3.5.2 Hasil Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Data masalah kesehatan gigi dan mulut usia remaja (SMP dan

SMA) melalui penjaringan kesehatan gigi dan mulut tahun 2019 dan

kunjungan poli gigi 3 bulan terakhir tahun 2020, diperoleh data sebagai

berikut :

Tabel 3.1 Data Penjaringan Kesehatan Gigi 2019 (SMP dan SMA)

Tingkat Sekolah Jumlah Murid Gigi Berlubang %

SMP 722 358 50%

SMA 465 190 41%

Tabel 3.2 Data Kunjungan Poli Gigi 3 Bulan Terakhir Siswa Remaja

(usia 12-19 tahun) Tahun 2020

Penyakit Gigi dan Mulut Jumlah Pasien %

Karies 1 9%

Gusi, Jaringan Periodontal 3 27%

dan tulang alveolar

Abses Periapikal 1 9%

Nekrosis Pulpa 2 18%

Gangguan perkembangan 3 27%

dan erupsi gigi

Pulpa dan Jaringan 1 9%

38
Periapikal

3.5.3 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil wawancara terhadap narasumber

(tenaga kesehatan (dokter gigi), petugas puskesmas, dan dinas

kesehatan)

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Pakis Aji, Jurnal-jurnal, dan

buku.

3.5.4 Hasil Data

Puskesmas Pakis Aji telah menjalankan program kesehatan gigi

pada siswa SMP dan SMA yaitu Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

(UKGS). Hasil penjaringan yang dilakukan tahun 2019 pada 10 SMP

yang berjumlah 722 siswa didapatkan data karies 358 kasus (50%) dan

5 SMA yang berjumlah 465 siswa diperoleh data karies 190 kasus

(41%), dari hasil wawancara oleh dokter gigi Puskesmas Pakis Aji

mengatakan bahwa selama tahun 2020 tidak dilakukan penjaringan baik

di SMP maupun SMA karena masa pandemi Covid-19. Kasus

kesehatan gigi dan mulut usia remaja (SMP dan SMA) tidak hanya

dilihat melalui penjaringan saja, tetapi melalui kunjungan poli gigi

39
dipuskesmas 3 bulan terakhir tahun 2020 dilihat dari kategori umur.

Total jumlah pasien usia 12-19 tahun yang berkunjung ke poli gigi yaitu

11 orang dengan penyakit yang berbeda diantaranya karies, gusi dan

jaringan periodontal, abses periapikal, nekrosis pulpa, gangguan

perkembangan dan erupsi gigi, serta pulpa dan jaringan periapikal.

Kejadian penyakit gigi dan mulut pada usia remaja (SMP dan

SMA) berdasarkan data tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan

dan kesadaran remaja dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut. Hal

ini juga didukung dari Program UKGS yang tidak berjalan secara

optimal.

3.5.5 Identifikasi Masalah

Dari permasalahan yang didapat terdiri dari :

a. Pengumpulan Informasi

Tabel 3.3 Hasil Wawancara

NO PERTANYAAN DESKRIPSI SIMPULAN


1 Apakah masalah kesehatan gigi Permasalahan gigi yang banyak dialami
dan mulut pada anak SMP dan
oleh remaja ialah karies (gigi berlubang),
SMA?
penyakit periodontal, pulpitis, penyakit
saluran akar, stomatitis, dan jaringan sraf
gigi Penyebab tingginya masalah gigi
dan mulut pada anak usia remaja karena
kurangnya kesadaran dan pengetahuan
anak tentang kesehatan gigi dan mulut,
mengabaikan kebersihan gigi dan mulut

40
yaitu waktu dan cara menggosok gigi
yang salah

2 Bagaimana karakteristik siswa Karakteristik remaja sangat variatif


SMP dan SMA
dimana pada pada usia ini mereka lebih
mendengarkan informasi atau ajakan dari
teman sebaya dilingkungannya
dibandingkan kedua orang tuanya.
Remaja lebih cenderung memperhatikan
penampilah fisik dibanding kesehatan.

3 Bagaimana kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah dalam menangani


terhadap program pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada usia SMP
kesehatan gigi dan mulut pada dan SMA ditandai dengan laporan-
anak SMP dan SMA laporan kondisi kesehatan gigi masih
kurang sehingga kebijakan belum
maksimal dan belum menyentuh ke
perubahan perilaku terhadap kebiasaan
anak remaja. Hal ini menunjukkan bahwa
program pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut belum dikhususkan pada
remaja usia

SMP dan SMA .

4 Proses pembelajaran atau metode Metode pembelajaran yang cocok


seperti apa yang cocok diberikan digunakan yaitu metode pendekatan
untuk meningkatkan kesehatan secara pribadi atau interaksi langsung
gigi dan mulut pada anak SMP dengan melibatkan teman sebaya, karena
dan SMA? akan membuat remaja lebih aktif dan
nyaman dalam menanyakan
kesehatannya.

5 Media Pembelajaran seperti apa Media peembelajaran yang cocok


yang cocok diberikan pada anak diberikan kepada usia remaja yaitu

41
SMP dan SMA? melalui sosialisasi/penyuluhan
menggunakan media yang dibuat
semenarik mungkin yang berkaitan
dengan estetik ataupun penampilan.
Media lain yang dapat digunakan juga
yaitu dengan memanfaatkan teknologi
yang berbasis handphone, karena dimasa
sekarang rata-rata remaja telah
menggunakan handphone sebagai media
edukasi. menstimulus remaja dalam
memahami masalah kesehatan gigi dan
mulut.

b. Laporan Kasus

1. Data penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa SMP dan

SMA tahun 2019 :

a. Prevalensi karies gigi di 10 sekolah SMP kecamatan

pakis aji sebesar 358 kasus (50%) dan 5 sekolah SMA

di kecamatan pakis aji sebesar 190 kasus (41%) pada

tahun 2019

2. Data kasus penyakit gigi dan mulut 3 bulan terkahir pada

(12-19 tahun) yang berkunjung ke poli gigi Puskesmas

Pakis Aji

a. Prevalensi karies gigi sebesar 9% kasus pada tahun

2020

b. Prevalensi gusi, jaringan periodontal dan tulang

alveolar sebesar 27%% kasus pada tahun 2020

42
c. Prevalensi abses periapikal pada bulan september

sebesar 9% kasus pada tahun 2020

d. Prevalensi gangguan dan perkembangan erupsi gigi

sebesar 27%% kasus pada tahun 2020

e. Prevalensi Nekrosis pulpa 18% kasus pada tahun 2020

f. Prevalensi pulpa dan jaringan periapikal sebesar 9%

kasus pada tahun 2020

3.5.6 Prioritas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dapat ditentukan

pioritas masalah dengan menggunakan metode USG. Metode ini

digunakan untuk menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode

teknik scoring (pemberian nilai). Pada pengguna matrik USG untuk

menentukan suatu masalah yang prioritas, terdapat tiga factor yang perlu

diperhatikan. Ketiga faktor tersebut adalah :

- Urgency (U) = Masalah tersebut mendesak dan harus

dibahas sesuai dengan waktu yang tersedia.

- Seriousness (S) = Tingkat keseriusan masalah tersebut perlu

dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.

- Growth (G) = Masalah tersebut berkembang dan menjadi

luas.

Penentuan prioritas masalah menggunakan metode USG yaitu :

Keterangan :

43
USG Pengisian
U (Urgent)= Kegawat Daruratan Berdasarkan skala likert 0-5
S (Serious) = Luasnya Masalah 5 = Sangat Tinggi
G (Growth) = Pertumbuhan 4 = Tinggi
3 = Sedang
2 = Rendah
1 = Sangat Rendah

abel 3.4 Penentuan Prioritas Masalah

No. Permasalahan U S G Total Peringkat


1 Karies 4 2 2 8 V
2 Gusi dan jaringan 4 5 4 13 I
Periodontal dan Tulang
Alveolar
3 Gangguan Perkembangan 4 4 4 12 II
dan Erupsi Gigi
4 Nekrosis pulpa 4 3 3 10 IV
5 Abses Periapikal 9 3 3 9 VI
6 Pulpa dan jaringan 4 3 4 11 III
periapikal

Dari tabel penentuan prioritas masalah tersebut, didapatkan bahwa

yang menjadi prioritas masalah kesehatan gigi dan mulut pada siswa

remaja SMP dan SMA di Kecamatan Pakis Aji yaitu karies, hal tersebut

sesuai dengan identifikasi masalah yang didapat melalui pengumpulan

informasi dan data di Puskesmas Pakis Aji yang menyatakan penerapan

program UKGS pada siswa SMP dan SMA tidak menjadi perhatian khusus

oleh SDM di Puskesmas Pakis Aji.

44
3.5.7 Analisis Penyebab Masalah

Analisis penyebab masalah menggunakan fishbone

Money
Mechine Manusia
Keterbatasan Dana dalam
pemeliharaan kesehatan gigi
Mudah terpengaruh dengan
dan mulut
ajakan teman sebaya
Pembinaan dan
pemantauan oleh petugas
Kurangnya pengetahuan
kesehatan rendah
remaja akan kesehatan gigi
dan mulut

Rasa ingin tahu


yang tinggi
Gusi dan
Periodontal
pada
remaja
Minimnya Media Edukasi
kesehatan gigi dan mulut
Kurangnya partisipasi Program UKGS pada siswa
pihak sekolah remaja tidak berjalan
secara optimal

Market
Method Material
38
Akar permasalahan yang bisa diselesaikan dengan fishbone diatas adalah

kebijakan dari pemerintah tentang pelaksanaan program UKGS pada siswa

SMP dan SMA tidak berjalan optimal. Siswa SMP dan SMA adalah

Kelompok umur remaja. Fase remaja ini adalah fase dimana mereka sedang

mencari jati diri mereka sehingga menyukai hal-hal baru, fase ini juga tingkat

emosional mereka sulit terkontrol karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan

sekitar. Informasi kesehatan gigi dan mulut yang kurang didapatkan oleh usia

remaja menyebabkan status dan perilaku kesehatan gigi menjadi kategori

buruk.

Dari analisis di atas maka alternatif pemecahan yang digunakan adalah

pembuatan media promosi kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa SMP dan SMA dalam

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

39
BAB IV

RENCANA PENYELESAIAN MASALAH

4.1 Planning Of Action (POA)


Program UKGS pada siswa SMP dan SMA di Kecamatan Pakis Aji tidak berjalan secara optimal disebabkan banyak faktor,

sehingga alternatif pemecahan masalah yang direncanakan menjadi kompleks. Berikut ini uraian rencana kegiatan dalam

penyelesaian masalah :

Tabel 4.1 Rencana Pelaksanaaan Upaya Promotif dan Preventif Dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Gigi dan

Mulut Pada Siswa SMP dan SMA Binaaan Puskesmas Pakis Aji

No Tahap Kegiatan Tujuan Uraian Kegitan Sasaran Waktu Tempat Indikator


Keberhasilan

1 Persiapan Mengembangkan Meningkatkan Peneliti Remaja 01/12/20 Menyesuaiakan Inovasi media


model media cetak pengetahuan, sikap, merencanakan Siswa SMP promosi ini sebagai
sebagai promosi dan keterampilan pembuatan media dan SMA edukasi pendidikan
kesehatan gigi dan dalam memelihara promosi : kesehatan gigi dan

40
mulut kesehatan gigi pada a. Media yang mulut dalam
usia remaja siswa dikembangkan meningkatkan
SMP dan SMA akan berisikan pemeliharaan
informasi kesehatan gigi dan
kesehatan gigi mulut pada remaja
dan mulut serta di SMP dan SMA
cara
memelihara
kesehatan gigi
dan mulut yang
baik dan benar.
b. Media promosi
kesehatan gigi
dan mulut
berbentuk
media cetak
yaitu Flipcart
HAGIMUL

2 Pelaksanaan Pelatihan cara Kelompok remaja Sosialisasi Kelompok 03/12/20 Sekolah Kelompok remaja
menggunakan media memahami cara penerapan Remaja memahami cara
menggunakan media penggunaaan media penggunaan media
dan fungsi dari media flipchart dan kegunaan dari

41
flipchart HAGIMUL HAGIMUL media tersebut

Penyuluhan kepada Mengoptimalkan Setelah siswa SMP Remaja 04/12/20 Sekolah Pengetahuan, sikap
siswa SMP dan program promosi dan SMA Siswa SMP dan keterampilan
SMA dengan kesehatan gigi dan memahami dan SMA pemeliharaan gigi
menggunakan media mulut pada siswa penjelasan tersebut, meningkat
promosi kesehatan SMP dan SMA siswa
gigi dan mulut mengaplikasikan
media dalam
memelihara
kesehatan gigi dan
mulut

3 Evaluasi Mengevaluasi media Mengetahui berhasil Membandingkan Kuesioner 08/12/20 Sekolah Peningkatan
flipchart HAGIMU atau tidaknya media pengetahuan, sikap pengetahuan, sikap
flipchart HAGIMUL dan keterampilan dan pemeliharaan
pemeliharaan gigi dalam memelihara
sebelum dan kesehatan gigi dan
sesudah penerapan mulut
flipchart
HAGIMUL, bila
terjadi peningkatan
membuktikan
bahwa media ini

42
berhasil dalam
penerapannya

43
4.2 Rancang Bangun Model Sebagai Solusi Penyelesaian Masalah

Sesuai dengan prioritas masalah pada usia remaja yaitu karies, saya

tertarik melaksanakan program khusus untuk anak usia remaja yang duduk

dibangku SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah

Atas), yaitu pemberdayaan tim UKGS tentang cara penyuluhan dengan

menggunakan pengembangan media cetak.

Flipchart HAGIMUL adalah sebuah pengembangan edukasi kesehatan gigi

dan mulut yang berorientasi pada media cetak. Flipchart HAGIMUL sendiri

berbentuk layaknya kalender meja yang setiap sisinya terdapat informasi

sebagai upaya promosi dan preventif yang dapat menstimulus perhatian, minat

baca, pikiran dan perasaan anak remaja dalam memperbaiki perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Keunggulan dari Flipchart HAGIMUL ini yaitu dapat digunakan

dimanapun dan tidak memerlukan ruang yang besar untuk penyimpanan, serta

terdapat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan informasi yang

tertera di dalam Flipchart HAGIMUL. Tahap implementasi model ini

memiliki urutan pelaksanaan pelatihan penggunaan model kepada anak

remaja, simulasi model media pembelajaran, observasi dan evaluasi.


4.3. Luaran Produk
Flipchart HAGIMUL sebagai media cetak edukasi kesehatan gigi dan

mulut berbasis media cetak yang mudah digunakan di kalangan remaja siswa

SMP dan SMA. Media cetak ini mengoptimalkan Komunikasi, Informasi, dan

Edukasi (KIE) dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Informasi tentang penyakit gigi dan mulut serta cara pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut yang terdapat di Flipchart HAGIMUL, meningkatkan

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak SMP dan SMA dan membawa

perubahan pada siswa SMP dan SMA terhadap sikap dan keterampilan dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut. Manfaat yang didapatkan dari model ini

akan sama dengan manfaat yang didapatkan dari penyuluhan yang dilakukan

secara langsung oleh tenaga kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan

poster maupun phantom.

45
Daftar Pustaka

1. D. Nurdianti, I. Ramdan MS. Tooth Brushing Big Book as Health


Promotion Media In Improving Knowledge and Practice To Brush Teeth
On 2th Grade elementry School. Advances in Social Science, Education
and Humanities Research, volume 224 Health. 2019;224(Esic 2018):28–31.

2. Puspa V Setiadi Z PA. Kontrol Diri Dengan Motivasi Belajar Anak Usia
Remaja. JKEP. 2019;4(1):62–70.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Laporan Nasional


Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan RI. 2018;1–582.

4. Gani S, Suryana M, Fuad H.A AMH. Upaya Peningkatan Kesehatan


Periodontal Siswa SMA Negeri 6 Kabupaten Sinjai Melalui KEGIATAN
DHE ( Dental Health Education ), SRP ( Scaling and Root planing ).
Pengabdian Masyarakat Hasanuddin. 2020;1(2):45–52.

5. Yandi S, Batura I, Mahata E, Anggraini E. Oral hygiene index-simplified


sebelum dan setelah penyuluhan menyikat gigi menggunakan media power
point dan media flip chart. 2020;4(2):141–5.

6. Hana Maulinda, Ria Arafiyah M. Rancang Bangun Sistem Pakar Diagnosa


Penyakit Gigi dan Mulut Menggunakan Metode Forward Chaining dan
Naive Bayes Berbasis Web. Journal of Chemical Information and
Modeling. 2019;53(9):1689–99.

7. Hutapea Albert M. Keajaiban-keajaiban dalam tubuh manusia. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama; 2006. p. 142.

8. Senjaya Aa. Kadek Aty. Hubungan Pengetahuan Dengan Kebersihan Gigi


Dan Mulut Siswa Kelas VII Di SMPN 3 Selemadeg Timur Tabanan Tahun
2018. Jurnal Kesehatan Gigi (Dental Health Journal). 2019;6(2):19–22.

9. Rasni NDP, Khoman JA, Pangemanan DHC. Gambaran Kebiasaan


Menyikat Gigi dan Status Kesehatan Gingiva pada Anak Sekolah Dasar.
EjournalUnsratAcId. 2020;8(30):61–5.
10. Mardeilita S. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi remaja di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Kota Banda Aceh. Jurnal SAGO Gizi dan
Kesehatan. 2019;1(1):45–53.

11. P. Dn. Mirawati. Fika A. Pendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygiene


Pada Remaja Putri Di SMP 1 Muhammadiyah Banjarmasin. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Kebidanan. 2020;2(1):31–5.

12. Gayatri Rw. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku


Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak SDN Kauman 2 Malang. Journal of
Health Education. 2017;2(2):201–10.

13. Putra F. Ketercapaian Tugas-Tugas Perkembangan Siswa SMA Dan Siswa


Pondok Pesantren. Jurnal Counseling Care. 2017;1(1):27–34.

14. Maulana Heri D.J. Promosi Kesehatan. I. Yudha E.K, editor. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2009. 148 p.

15. Nurmala I. Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press;


2018. 29–30 p.

16. Iskandar A. Sosiologi Kesehatan. I. Januarini N., editor. Bogor: IPB Press;
2012. 10 p.

17. Herijulianti E, Tati S.I SA. Pendidikan Kesehatan Gigi. I. Ester M., editor.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2002. 6 p.

18. Halajur U. Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja. Malang: Wineka Media;


2018. 13 p.

19. Kharismadhan Z. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Gigi Dan Mulut


Menggunakan Metode Dempster Shafer. Information Technology and
Telematics. 2015;9(2):175–8.

20. Eldarita E. Pengaruh Masa Pubertas Terhadap Keadaan Gingiva Pada


Remaja Usia 10-12 Tahun Di PuhunPintu Kabun Kecamatan Mandiangin
Koto Selayan Kota Bukittinggi. Menara Ilmu. 2019;13(8).
21. Wijaya NP, Ulfah N, Krismariono A. Keparahan Gingivitis pada Pasien
Poli Gigi Puskesmas Mulyorejo Tahun 2016 Menggunakan Gingival Index.
Jurnal Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. 2017;

22. Nahak Mm, Tejasulaksana R, Nengah Sn AA. Tindakan Scalling Dan


Penyuluhan Sebagai Upaya Meningkatkan Oral Hygiene Dan Tingkat
Pengetahuan Tentang Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Para Siswa
SMP No 2 Marga Kabupaten Tabanan 2018. Jurnal Kesehatan Gigi (Dental
Health Journal). 2020;7(1):1–8.

23. Sariningsih E. Merawat Gigi Anak Sejak Usia Dini. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo; 2012. p. 348-350.

24. Najiah I, Nur L, Rahman T. Pengembangan Media Healthy Dental Box


(HDB) Untuk Memfasilitasi Keterampilan Menggosok Gigi Anak Usia 4-5
Tahun. JURNAL PAUD AGAPEDIA. 2020;4(1):131–44.

25. Puspitasari AM, Ratnawati DE, Widodo AW. Klasifikasi Penyakit Gigi
Dan Mulut Menggunakan Metode Support Vector Machine. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 2018;2(2):802–
10.

26. Maulinda H, Arafiyah R, Mulyono M. Rancang Bangun Sistem Pakar


Diagnosa Penyakit Gigi dan Mulut Menggunakan Metode Forward
Chaining dan Naive Bayes Berbasis Web. J-KOMA: Jurnal Ilmu Komputer
dan Aplikasi. 2017;1(1).

27. Sariningsih E. Merawat Gigi Anak Sejak Usia Dini. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo; 2012. p. 351-352.

28. Rahmadhan Ardyan G. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. 1st ed.
Handayani Natalia P., editor. Jakarta: Bukune; 2010. p. 56-57.

29. Effendy R, Cecillia G.J.L MR. Kerusakan Gigi Pascaperawatan


Endodontik. Surabaya: Airlangga University Press; 2016. 10 p.
30. Jannah R, Nyorong M. Effect Of The Behavior Of Primary School Students
On The Visit Of Dental Health And Mouth Health Care. Scientific
Periodical of Public Health and Coastal Health. 2020;2(1).

31. Tomasoa J. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dengan Pemanfaatan


Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Di SDN 2 Saparua Kabupaten
Maluku Tengah. Global Health Science (GHS). 2018;3(4):339–45.

32. Nubatonis Mo MIA. Promosi Kesehatan Gigi dengan Menggunakan Media


Leaflet terhadap Pengetahuan, Sikap, Status Kebersihan Gigi dan Mulut
Melkisedek. Jurnal Kesehatan Gigi. 2019;6(2):147–56.

33. Pratiwi E, Haryani W, Purwati DE. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi


dan Mulut Menggunakan Flip-chart Terhadap Tingkat Pengetahuan
Menyikat Gigi Bagi Siswa Sekolah Dasar Remaja Parakan. Journal of Oral
Health Care. 2019;7(2):77–87.

34. Purwoastuti Th.E ESW. Perilaku dan Softskills Kesehatan. I. Yogyakarta:


Pustakabarupress; 2015. 19–36 p.

35. Lake WRR, Hadi S, Sutriningsih A. Hubungan Komponen Perilaku


(Pengetahuan, Sikap, Tindakan) Merokok Pada Mahasiswa. Nursing News:
Jurnal Ilmiah Keperawatan. 2017;2(3).

36. Wong MCM, Clarkson J, Glenny AM, Lo ECM, Marinho VCC, Tsang
BWK, et al. Cochrane reviews on the benefits/risks of fluoride toothpastes.
Journal of Dental Research. 2011;90(5):573–9.

37. Zero DT, Marinho VC, Phantumvanit P. Effective use of self-care fluoride
administration in Asia. Advances in dental research. 2012;24(1):16–21.

38. Bagaray FEK, Wowor VNS, Mintjelungan CN. Perbedaan efektivitas DHE
dengan media booklet dan media flip chart terhadap peningkatan
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SDN 126 Manado. e-GIGI.
2016;4(2).
39. Pendidikan S, Indonesia S, Bahasa F, Surabaya UN. Pengembangan Media
Flipchart Berbasis Gambar Sebagai Alternatif Pembelajaran Menulis Teks
Eksplanasi Siswa Kelas VIII UPT SMPN 29 Gresik Tahun Pelajaran 2019 /
2020 Titania Ashari Abstrak. 2020;1–6.
LAMPIRAN
Rekapitulasi Penjaringan Kesehatan Gigi dan Mulut Tingkat SMP dan SMA Tahun 2019

Jumlah Murid Gigi


No Nama Sekolah Siswa Yang Dijaring %
Lk Pr Berlubang
1 SMPN 1 Pakis Aji 109 84 193 99 51%
2 SMPN 2 Pakis Aji 27 32 59 36 61%
3 SMP Islam Pakis Aji 42 46 88 43 49%
4 MTS MU Bulungan 26 22 48 22 46%
5 MTS MU Kebak 64 77 141 49 35%
6 MST AM Plajan 8 8 16 8 50%
7 MTS LM Kawak 70 55 125 69 55%
8 MTS MU Mambak 1 10 11 9 82%
9 MTS MU Tanjung 10 18 28 13 46%
10 SMP AR Rahmah 6 7 13 10 77%

Jumlah 363 359 722 358 50%

Jumlah Murid Gigi


No Nama Sekolah Siswa Yang Dijaring %
Lk Pr Berlubang
1 SMKN Pakis Aji 201 147 348 143 41%
2 MA MU Lebak 15 19 34 12 35%
3 MA MUH Bulungan 8 14 22 8 36%
4 MA MU Mambak 26 13 39 21 54%
5 SMK AR Rahmah 8 14 22 6 27%

Jumlah 258 207 465 190 41%


Data Kunjungan Poli Gigi 3 Bulan Terakhir Tahun 2020 Usia (10-19 tahun)
Jenis
Bulan
Nama Pasien Umur Kelamin Penyakit Gigi dan Mulut
Kunjungan
LK Pr
Rani Aulia Nisa Gusi & Jaringan Periodental& Tulang
15
√ Agustus Alveola
Syarifah Nur Laila Gusi & Jaringan Periodental& Tulang
18 √ Agustus Alveola
Siti Alfiyah Gusi & Jaringan Periodental& Tulang
15 √ Agustus Alveola
Agista Abses Periapikal
Rizkyyanto 14 √ September
Nihla Rahayu Nofiya Gangguan Perkembangan Dan Erupsi
19 √ September Gigi
Natasya Gangguan Perkembangan Dan Erupsi
17 √ Oktober Gigi
Rara Gangguan Perkembangan Dan Erupsi
Chelseana Sherlita 14 √ Oktober Gigi
Fina Pujiyanti 18 √ September Nekrosis Pulpa
Intan Aulia 15 √ Oktober Nekrosis Pulpa
Muhammad Syafi'ul
Umam 13 √ Oktober Pulpa Dan Jaringan Peripikal
Widya Arum Sari 19 √ Oktober Karies Gigi
Gambaran Produk Flipchart HAGIMUL

Anda mungkin juga menyukai