Anda di halaman 1dari 129

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

S
DENGAN PENERAPAN BIRTH BALL Commented [t1]: Penerapan

DI PUSKESMAS JATIMULYA

KABUPATEN BEKASI

Usulan Tugas Akhir


Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan
Pendidikan DIII Kebidanan pada Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Bandung

Disusun oleh:

Lapinah
NIM 17324118311

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEBIDANAN
2019
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

LEMBAR PERSETUJUAN

1.

TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. SDENGAN
BIRTHBALLDI PUSKESMAS JATIMULYAKABUPATEN BEKASI

Oleh:

Lapinah
NIM 17324118311

Telah disetujui untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Tugas Akhir Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Bandung

Tanggal,

Pembimbing I

Sri Mulyati, SST., M.Keb.


NIP.19810509 200510 2001 Commented [t2]: 198105092005102001

i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. SDENGAN
PENERAPAN BIRTHBALLDI PUSKESMAS JATIMULYA
KABUPATEN BEKASI

Oleh:

Lapinah
NIM 17324118311

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Pada tanggal:

Penguji I Penguji II Penguji III

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Bandung

Yulinda, SST., MPH.


NIP. 19750716200212001

ii
2.KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh SWT atas semua berkat dan rahmat-

Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul

“Asuhan komprehensif pada Ny.S Penerapan Birth Ball di Ppuskesmas Jatimulya

Kabupaten Bekasi Tahun 2019 “, sebagai salah satu syarat menyelesaikan

pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada JurusanKebidanan D-III RPL Poltekkes

Kemenkes RI Bandung.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Dr. Ir.H.Rd Osman Syarief,MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Bandung.

2. Yulinda SST, MPH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

RI Bandung sekaligus KoordinatorLaporanTugasAkhir.

3. Dewi.........selaku Pembimbing Laporan Tugas Akhir yang telah

memberikan bimbingan sehingga laporan tugas akhir ini dapat

terselesaikan.

4. Desi Hidayanti, SST, MPH selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan sehingga proposal tugas akhir ini dapat

terselesaikan.

5. .........., selakuPenguji I dalamujianSidangLaporanTugasAkhirini.

iii
6. Ny. S dan keluarga yang telah bersedia bekerjasama menjadi subjek

penulis.

7. Seluruh dosen pengajar Jurusan Kebidanan Bandung Politeknik Kesehatan

Kemenkes Bandung yang telah memberikan nasihat serta ilmunya yang

akan sangat bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan dan

menjadi bekal untuk menjadi Bidan.

8. Seluruh staf dan karyawan Jurusan Kebidanan Bandung Politeknik

Kesehatan Kemenkes Bandung

9. Orangtua tercinta, Suami tercinta dan kedua anak anakku yang dalam

diam, sedih dan cerianya selalu memberikan do’a, cinta, dan kasih sayang

tanpa harus terucap dan terlihat.

10. Seluruh teman-teman kelas RPL Jurusan Kebidanan Bandung khususnya

Angkatan 2018 yang saling memberikan doa, pelajaran, semangat dan

motivasi selama perkuliahan hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dan tidak bisa disebutkan satu

persatu, penulis sangat berterima kasih dari lubuk hati yang paling dalam

dan mudah mudahan mendapatkan balasan dari Allah SWT

iv
Harapan penulis semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta semoga segala perhatian

dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.

Aminn.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung, Juni 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

DAFTAR TABEL.........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................

ABSTRAK.....................................................................................................

RIWAYAT HIDUP.......................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar Belakang.......................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................

C. Tujuan.....................................................................................

D. Manfaat...................................................................................

E. Keaslian Laporan Kasus.........................................................

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................

A. Konsep Dasar Kehamilan.......................................................

B. Persalinan...............................................................................

C. Nifas.......................................................................................

D. Bayi Baru Lahir......................................................................

E. Keluarga Berencana...............................................................

F. Kewenangan Bidan................................................................

G. Kerangka Teori

BAB III METODE LAPORAN KASUS.................................................

vi
A. Jenis Laporan Kasus...............................................................

B. Lokasi dan Waktu...................................................................

C. Subjek Laporan Kasus............................................................

D. Instrumen Laporan Kasus.......................................................

E. Tehnik Pengumpulan Data.....................................................

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN............................

A. Tinjauan Kasus.......................................................................

B. Pembahasan Kasus.................................................................

BAB V PENUTUP...................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................

B. Saran.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

LAMPIRAN..................................................................................................

DAFTAR SINGKATAN...............................................................................

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kunjungan Pemeriksaan Antenatal................................................. 7

Tabel 2.2 TFU dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi.............................. 39

Tabel 2.3 Perbedaan Masing Masing Lochea................................................. 40

Tabel 2.4 Jenis Jenis ASI................................................................................ 45

Tabel 2.5 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas.................................................. 46

Tabel 2.6 Anamnesis Ibu Nifas....................................................................... 47

Tabel 2.7 Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Nifas.................................................. 47

Tabel 2.8 Asuhan Kebidanan Untuk Masa Nifas........................................... 48

Tabel4.1 Identitas........................................................................................... 70

Tabel4.2 RiwayatKehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu......................... 71

viii
DAFTARLAMPIRAN

Lampiran 1 Partograf

Lampiran 2 SuratPernyataanMenjadiResponden

Lampiran 3 Buku KIA

Lampiran 4 SuratPernyataanKeaslianLaporanTugasAkhir

Lampiran 5 LembarKonsul

ix
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
JURUSAN D III KEBIDANAN BANDUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR, 2019

LANIPAH
P17324118311

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DENGAN


PENERAPAN BIRTH BALL DI PUSKESMAS JATIMULYA
KABUPATEN BEKASI

ABSTRAK

iX + V bab + 125 halaman + 8 tabel + 5 lampiran


Asuhankomprehensifmerupakanasuhan yang
berkesinambungandiantaranyaasuhankehamilan, persalinan,
bayibarulahirdanmasanifas.Penerapan birth Ball dalam membantu relaksasi pada
masa masa persalinan bisa mengurangi rasa sakit pada ibu sewaktu menjelang
persalinan. Bidan perlu memberikan asuhan yang baik selama masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir karena tujuan utama asuhan kebidanan adalah
untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Laporan tugas akhir ini menggunakan metode studi kasus yang melibatkan
seorang responden, yaitu seorang perempuan yang diberikan asuhan komprehensif
mulai dari usia kehamilan 38 minggu sampai 6 minggu masa nifas dan bayi baru
lahir dengan menggunakan manajemen kebidanan.
Asuhan komprehensif selama trimester III kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir sudah dilakukan dan diberikan intervensi sesuai masalah
klien.Anemia ringan selama kehamilan trimester III ditangani dengan
menganjurkan ibu untuk meminum tablet tambah darah dan makan makanan yang
mengandung zat besi seperti daging berwarna merah, kacang kacangan dan
sayuran berwarna hijau. Asuhan persalinan dilakukan secara normal dan bayi lahir
spontan menangis, tidak terjadi komplikasi. Pada asuhan masa nifas, ditemukan
anemia ringan dan ketidaknyamanan karena posisi ibu menyusui kurang tepat.
Beberapa masalah dapat teratasi dan terdapat perubahan setelah diberikan
asuhan komprehensif. Oleh karena itu dianjurkan bidan untuk lebih
memperhatikan dan meningkatkan tindakan yang diberikan pada ibu hamil
dengan anemia ringan agar terhindar dari komplikasi dan dapat melakukan asuhan
yang menyeluruh sesuai kebutuhan klien dan tetap mempertahankan asuhan
sayang ibu.

Kata Kunci : Birth Ball


Daftar Pustaka : 31

x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Data Pribadi

Nama :

Tempat Lahir :

Tanggal Lahir :

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak Ke :

E-mail :

Alamat :

Data Orang Tua

Nama Ayah :

Nama Ibu :

Nama Suami :

Nama Anak : 1.

2.

3.

Riwayat Pendidikan

NO TAHUN PENDIDIKAN PENDIDIKAN


1
2
3
4

xi
1

1.BAB I
PENDAHULUAN Commented [t3]: Antar paragraph mohon ada benang merah ,
ada kesinambungan

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana

dan konseling asuhan kebidanan yang mencakup pemeriksaan

berkesinambungan diantaranya asuhan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,

dan masa nifas (Varney, 2006).Berdasarkan data dari World Health

Organization (WHO) tahun 2017 Angka Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia

diperkirakan 305/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal turun

47% antara tahun 1990-2015, yaitu dari 36/1000 kelahiran hidup menjadi

19/1000 kelahiran hidup pada tahun 2017 (World Health Organization, 2017).

Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB dengan

memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan

(Continuity of care) mulai dari hamil, bersalin, nifas, neonatus dan pemilihan

alat kontrasepsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil melalui

pemberian pelayanan antenatal minimum 8kali selama masa kehamilan yaitu Commented [t4]: Sesuaikan dengan frekuensi terbaru gudlines
wh0 terbaru, 8 kali

minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu). Minimal

1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-28 minggu). Minimal 2 kali

pada trimester ketiga (usia kehamilan 28 minggu – lahir). Pelayanan tersebut

diberikan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa

deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi


2

kehamilan. Salah satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu

pemberian zat besi sebanyak 90 tablet (Fe) (Kemenkes RI, 2015:106).

Oleh karena itu untuk membantu upaya percepatan penurunan AKI salah

satunya adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau Continuity of

Care. Continuity of Care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin

hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang

berkelanjutan berkaitan dengan tenaga professional kesehatan, pelayanan

kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua

trimester, kelahiran dan melahirkan sampai 6 minggu pertama postpartum

(Pratami, 2014). Implementasi model pembelajaran klinik Continuity of Care,

dapat dievaluasi bahwa tidak terjadi kematian (zero maternal mortality), dari

108 ibu hamil yang menjadi kasus dan 1 kematian neonatus akibat persalinan

prematur (Yanti, 2015).

Kehamilan merupakan hal yang akan dialami oleh setiap ibu. Proses

kehamilan dapat berjalan normal, namun dalam prosesnya dapat terjadi

berbagai masalah yang dapat membahayakan ibu dan janin. Masalah yang

dihadapi dapat berupa masalah ringan yang merupakan akibat dari perubahan

fisiologis ibu hamil hingga masalah berat yang menjadi komplikasi kehamilan.

Masalah yang dihadapi oleh ibu hamil ini dapat terjadi dalam setiap masa

kehamillan, dari trimester satu hingga trimester ketiga. Proses kehamilan

sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai dari

konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan

kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan penyongsong kelahiran bayi


3

dan persalinan sebagai kesiapan untuk memelihara bayi. Kehamilan

menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baik anatomis maupun

fisiologis pada ibu. Pada kehamilan terdapat adaptasi ibu dalam bentuk fisik

dan psikologis (Maryam, et al., 2011).

Perubahan akibat kehamilan dialami oleh seluruh tubuh wanita, mulai

dari sistem pencernaan, kardiovaskuler, dan sistem musculoskeletal. Perubahan

tubuh secara bertahap dari peningkatan berat badan wanita hamil menyebabkan

postur dan cara berjalan wanita berubah. Peningkatan distensi abdomen yang

membuat panggul 14 miring kedepan, penurunan tonus otot perut, dan pusat

gravitasi bergeser ke depan sehingga ada kecenderungan bagi otot pinggang

untuk memendek jika otot abdomen meregang menyebabkan

ketidakseimbangan otot pelvis. Lordosis progresif merupakan gambaran

karakteristik pada kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior

uterus yang terus membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi. Mobilitas

sendi sacroiliaca, sacrocoxygeal, dan sendi pubis bertambah besar sehingga

menyebabkan rasa tidak nyaman pada pinggang bawah (Yulianti, et al., 2009).

Nyeri pinggang bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan di daerah

pinggang bawah, dapat berupa nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler

atau keduanya. Nyeri yang berasal dari pinggang bawah dapat dirujuk ke

daerah lain, atau sebaliknya nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di

daerah pinggang bawah (referred pain). Nyeri pinggang merupakan gangguan

yang banyak dialami oleh ibu hamil yang tidak hanya terjadi pada trimester
4

tertentu, tetapi dapat dialami sepanjang masa-masa kehamilan hingga periode

pasca natal.

Birth ball adalah bola besar yang terbuat dari plastik lunak dan diisi

dengan udara dengan diameter 35-85 cm. Birth ball bisa digunakan sepanjang

kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Birthing ball memberikan manfaat

yang optimal pada ibu hamil. Selain memperkuat otot kaki, punggung, dan core

muscles, birthing ball juga dapat membantu rileksasi, koreksi postur dan

peregangan otot (Mirzakhani, et al., 2015). Penggunaan birthing ball selama

kehamilan mampu menurunkan tingkat nyeri karena merangsang refleks

postural dan menjaga otot-otot serta menjaga postur tulang belakang. Birth ball

dapat meningkatkan mobilitas panggul ibu hamil. Efek birthing ball akan

mengembangkan kerja otot-otot dynamic muscular corset sehingga mengurangi

beban kerja dari otot lumbal. Dengan terjadinya pelemasan otot diharapkan

akan terjadi perbaikan pump muscles yang berakibat meningkatkan sirkulasi

darah pada jaringan otot piggang. Dengan demikian suplai oksigen di jaringan

otot menjadi lebih baik, nyeri yang ditimbulkan karena spasme akan berkurang

sehingga ibu hamil dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari tanpa ada keluhan

nyeri.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul

“Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S Dengan Penerapan BirthBalldi Commented [t5]: Kapan menerapkan birthball, sesuaikan
dengan juddul apakah kehamilan persalinan nifas atau kapan

Puskesmas Jatimulya Kabupaten Bekasi”.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu :

“Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.S Dengan Penerapan

Birth Ball di Puskesmas Jatimulya Kabupaten Bekasi Tahun 2019”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Berdasarkan uraian diatas, penulis mengambil kasus tersebut

bertujuan untuk memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara

komprehensif sesuai standar pelayanan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir dengan menggunakan manajemen

kebidanan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus Commented [t6]: Sesuaikan dengan pembahasan yang


mebahas SOAP, dan sesuaikan dengan kesimpulan , bukan varney

a) Untuk mengumpulkan data subjektif dan objektif ibu hamil, bersalin,

nifas dan bayi baru

b) Untuk menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau

masalah pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

c) Untuk mengidentifikasi masalah potensial dan mengantisipasi

pananganannya pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

d) Untuk menetapkan kebutuhan dengan tindakan segera pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir.


6

e) Untuk merencanakan asuhan secara menyeluruh pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

f) Untuk melakukan tindakan yang telah direncanakan pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

g) Untuk mengevaluasi asuhan kebidanan setelah melakukan tindakan

pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

h) Untuk mendokumentasikan hasil asuhan pelayanan kebidanan dengan

metode SOAP.

i) Untuk menganalisa kesenjangan antara teori dengan praktik pada

asuhan yang telah dilakukan. Commented [t7]: Tambakhan tujuan penerapan birthball

j) Dengan penerapan birth Ball sewaktu ibu hamil dapat meningkatkan

aliran darah ke rahim, plasenta dan bayi, meredakan tekanan dan dapat

memberikan rasa nyaman.

D. Manfaat Laporan

1. Manfaat Teoritis

Dari laporan tugas akhir ini penulis diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan mengenai Asuhan Kebidanan Komprehensif dan dapat

melaksanakan tugas sebagai bidan yaitu melaksanakan asuhan yang

berkesinambingan dan paripurna Dan dapat menerapkan inovasi Birth Commented [t8]: Tambahkan birthball

Ball kepada ibu.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis
7

Dapat mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari di institusi

pendidikan.

b. Bagi Pelayanan

Dapat meningkatkan kualitas mutu pelayanan dalam proses

manajemen pelayanan kebidanan secara komprehensif sesuai dengan

standar pelayanan kebidanan.

c. Bagi Klien Commented [t9]: Manfaat lebih praktis tambhakan manfaat


birthball

Mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman pada

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir secara komprehensif.

Dan lien dapat merasakan manfaat penggunaan birth ball

d. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menjadi bahan masukan bagi institusi pendidikan untuk

menambah bacaan di perpustakaan yang dapat dijadikan acuan bagi

mahasiswa kebidanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan

E. Keaslian Laporan

Penulis menjamin bahwa studi kasus ini tentang “Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny. S dengan Penerapan Birth Ball di Puskesmas

Jatimulya Kabupaten Bekasi Tahun 2019” ini belum pernah dilakukan

sebelumnya dibuktikan dengan adanya persetujuan klien yang terlampir,

adanya kutipan pada karya lain yang sudah dicantumkan dalam daftar

pustaka. Studi kasus ini dilakukan pada periode bulan Maret-Juni Tahun 2019
8

2.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Commented [t10]: Tambahkan kewenangan bidan dan
kerangka teori

A. Kehamilan
2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Menurut Reece dan Hobbins kehamilan terjadi ketika seorang wanita

melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang mengakibatkan

bertemunya sel telur dengan sel mani (sperma) yang disebut pembuahan atau

fertilisasi (Mandriwati, dkk, 2017).

Menurut Bobak, Lowdermilk dan Jensen dalam Asuhan Kebidanan

Antenatal, Intranatal dan Bayi Baru Lahir Fisiologis dan Patologis (2016)

kehamilan adalah peristiwa yang didahului bertemunya sel telur atau ovum

dengan sel sperma dan akan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar atau 9

bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari yang dihitung dari hari pertama

periode menstruasi terakhir/Last Menstrual Period (LMP).

Menurut Saifuddin kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9

bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15

minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-

28 hingga ke-40) (Walyani dan Purwoastuti, 2015).


9

b. Fisiologi Kehamilan

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya

pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae).

Menurut Hutahaean (2013) perubahan yang terdapat pada ibu hamil yaitu :

1. Uterus

Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi dibagian tengah

antara umbilicus dan sternum. Pada usia kehamilan 38 minggu, uterus

sejajar dengan sternum. Tuba uterin tampak agak terdorong ke dalam di atas

bagian tengah uterus. Frekuensi dan kekuatan kontraksi otot segmen atas

rahim semakin meningkat. Oleh karena itu segmen bawah uterus

berkembang lebih cepat dan meregang secara radial, yang jika terjadi

bersamaan dengan pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar pelvis,

akan menyebabkan presentasi janin memulai penurunannya ke dalam pelvis

bagian atas. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tinggi fundus yang

disebut dengan lightening.

Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri Menurut Mc. Donald
NO USIA KEHAMILAN TINGGI FUNDUS UTERI
1. 22 – 28 Minggu 24-25 cm diatas simfisis
2. 28 Minggu 26,7 cm diatas simfisis
3. 30 Minggu 29,5-30 cm diatas simfisis
4. 32 Minggu 29,5-30 cm diatas simfisis
5. 34 Minggu 31 cm diatas simfisis
6. 36 Minggu 32 cm diatas simfisis
7. 38 Minggu 33 cm diatas simfisis
8. 40 Minggu 37,7 cm diatas simfisis
Sumber : Sofian, A. 2012
10

Tabel 2.2
Tinggi Fundus Uteri Menurut Leopold
NO USIA KEHAMILAN TINGGI FUNDUS UTERI

1. 28 Minggu 2 3 jari di atas pusat


2. 32 Minggu Pertengahan Pusat - Px
3. 36 Minggu 3 jari dibawah px atau sampai setinggi pusat
4. 32 Minggu Pertengahan pusat – px, tetapi melebar
Kesamping
Sumber : Sofian, A. 2012

2. Serviks Uteri

Serviks akan mengalami perlunakan atau pematangan secara

bertahap akibat bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan

akan mengalami dilatasi sampai pada kehamilan trimester III.

3. Vagina dan Vulva

Terjadi peningkatan rabas vagina. Peningkatan cairan vagina

selama kehamilan adalah normal, cairan biasanya jernih.

4. Payudara

Keluarnya cairan berwarna kekuningan dari payudara ibu yang

disebut dengan kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan merupakan

pertanda bahwa payudara sedang menyiapkan Air Susu Ibu (ASI)

untuk menyusui bayi nantinya.

5. Kulit

Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap terjadi pada 90% ibu

hamil.Hiperpigmentasi terlihat lebih nyata pada wanita berkulit gelap


11

dan terlihat di area seperti aerola mammae, perineum, dan umbilikus

juga di area yang cenderung mengalami gesekan seperti aksila dan

paha bagian dalam. Hal ini disebabkan karena peningkatan hormon

penstimulasi (melanosit stimulating hormone–MSH), estrogen dan

progesteron.

6. Sistem Kardiovaskular

Kondisi tubuh dapat memiliki dampak besar pada tekanan darah.

Posisi telentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%.

Kompresi vena cava inferior oleh uterus yang membesar selama

trimester ketiga mengakibatkan menurunnya aliran balik vena.

Sirkulasi uteroplasenta menerima proposi curah jantung yang terbesar,

dengan aliran darah meningkat dari 1-2% pada trimester pertama

hingga 17% pada kehamilan cukup bulan. Hal ini diwujudkan dalam

peningkatan aliran darah maternal ke dasar plasenta kira – kira 500

ml/menit pada kehamilan cukup bulan.Menurut Irene M. Bobak

peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan, mulai pada 10-12

minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia

kehamilan 30-34 minggu.

7. Sistem Respirasi

Perubahan hormonal pada kehamilan trimester tiga yang

memengaruhi aliran darah ke paru – paru mengakibatkan banyak ibu

hamil akan merasa susah bernafas. Ini juga didukung oleh adanya
12

tekanan rahim yang membesar yang dapat menekan diafragma,

sehingga ibu hamil merasa susah bernafas.

8. Sistem Pencernaan

Pada kehamilan trimester tiga, lambung berada pada posisi vertikal

dan bukan pada posisi normalnya, yaitu horizontal. Kekuatan mekanis

ini menyebabkan peningkatan intragastrik dan perubahan sudut

persambungan gastro-esofageal yang mengakibatkan terjadinya refluks

esofageal yang lebih besar. Penurunan drastis tonus dan motilitas

lambung dan usus ditambah relaksasi sfingter bawah esophagus

merupakan faktor predisposisi terjadinya nyeri ulu hati, konstipasi, dan

hemoroid. Hemoroid terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan

vena-vena dibawah uterus termasuk vena hemoroidal. Konstipasi

dikarenakan hormon progesteron menimbulkan gerakan usus makin

berkurang (relaksasi otot – otot polos) sehingga makanan lebih lama

didalam usus dan juga dapat terjadi karena kurangnya aktifitas/senam

dan penurunan asupan cairan. Nyeri ulu hati dianggap akibat adanya

sedikit peningkatan intragastrik yang dikombinasikan dengan

penurunan tonus sfingter bawah esophagus sehingga asam lambung

refluks ke dalam esophagus bagian bawah.

9. Sistem Perkemihan

Perubahan anatomis yang sangat besar terjadi pada system

perkemihan saat hamil yaitu ginjal dan ureter. Pada akhir kehamilan,
13

terjadi peningkatan frekuensi Buang Air Kecil (BAK) karena kepala

janin mulai turun sehingga kandung kemih tertekan. Perubahan

struktur ginjal ini juga merupakan aktivitas hormonal (estrogen dan

progesteron), tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan

peningkatan volume darah.

10. Sistem Muskuloskeletal

Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena

janin membesar dalam abdomen. Untuk mengompensasi penambahan

berat badan ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang belakang

lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur (Marmi, 2015).

11. Kenaikan Berat Badan

Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari

pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ atau cairan

intrauterine (Sukarni dan Margaret, 2016).

Tabel 2.3
Perhitungan Berat Badan Berdasarkan Indeks Masa Tubuh

KATEGORI IMT REKOMENDASI


Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 - 29 7 – 11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5
Sumber : Walyani, E. 2015.

Ket : IMT = BB/(TB)2


IMT : Indeks Masa Tubuh
BB : Berat Badan (kg)
TB : Tinggi Badan (m)
14

2.1.2 Asuhan Pada Kehamilan

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan

obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Saefuddin, dkk,

2013).

Menurut Kemenkes RI (2013) untuk menghindari resiko komplikasi

pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan

kunjungan antenatal komprehensip yang berkualitas minimal 4 kali.

Tabel 2.4
unjungan Pemeriksaan Antenatal

Waktu Kunjungan yang dianjurkan


Trimester Jumlah Kunjungan

I 1x Sebelum minggu ke 16
II 1x Antara minggu ke 24-28
III 2x Antara minggu ke 30-32
Antara minggu ke 33-42
Sumber : Kemenkes RI. 2013.

Tujuan dari asuhan antenatal adalah memantau kemajuan kehamilan

untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan

dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan

bayi,mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama

hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan

pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,

mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
15

eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi (Saifuddin, dkk, 2013).

Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi

setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan

selama kehamilannya (Saifuddin, dkk. 2013).

Menurut Saifuddin, dkk (2013) penatalaksanaan ibu hamil secara

keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :

1. Mengupayakan kehamilan yang sehat.

2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal

serta rujukan bila diperlukan.

3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan

jika terjadi komplikasi.

Melengkapi Pemeriksaan Fisik Umum Menurut Kemenkes RI (2013)

pemeriksaan fisik umum yang harus dilakukan pada ibu hamil adalah

sebagai berikut. :

1. Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan pertama :

a. Tanda vital : (tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, frekuensi

napas)

b. Berat badan

c. Tinggi badan

d. Lingkar Lengan Atas (LiLa)


16

e. Muka : apakah ada edema atau terlihat pucat

f. Status generalis atau pemeriksaan umum lengkap, meliputi kepala,

mata, higiene mulut dan gigi, karies, tiroid, jantung, paru,payudara

(apakah terdapat benjolan, bekas operasi didaerah aerola, bagaimana

kondisi putting), abdomen (terutama bekas operasi terkait uterus),

tulang belakang, ekstremitas (edema, varises, reflekspatella serta

kebersihan kulit).

2. Pemeriksaan fisik umum pada kunjungan berikutnya :

a. Tanda vital : tekanan darah, suhu badan, frekuensi nadi, frekuensi

napas

b. Berat badan

c. Edema

d. Pemeriksaan terkait masalah yang telah teridentifikasi pada kunjungan

sebelumnya

e. Melengkapi Pemeriksaan Fisik Obstetri Menurut Kemenkes RI (2013)

pemeriksaan fisik obstetri yang dilakukan pada ibu hamil meliputi :

1) Pemeriksaan fisik obstetri pada kunjungan pertama :

a) Tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia

kehamilan >20 minggu)

b) Vulva/perineum untuk memeriksa adanya varises, kondiloma,

edema, haemooroid atau kelainan lainnya

2) Pemeriksaan fisik obstetri pada setiap kunjungan berikutnya


17

a. Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukut tinggi fundus

uteri.

b. Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold.

1. Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin

yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester

I)

2. Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kanan dan

kiri ibu (dilakukan mulai akhir trimester II)

3. Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di

bagian bawah uterus (dilakukan mulaiakhir trimester II)

4. Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke

pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36

minggu)

c. Auskultasi denyut jantung janin menggunakan doppler (jika

usia kehamilan >16 minggu).

d. Melakukan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang

untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin

maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi

(Kemenkes RI, 2013).

e. Memberikan Suplemen dan Pencegahan Penyakit Menurut

Kemenkes RI (2013) pemberian suplemen dan pencegahan

penyakit pada ibu hamil adalah sebagai berikut :


18

1. Beri ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah

mual/muntah berkurang dan 400 µg asam folat 1x/hari

sesegera mungkin selama kehamilan. Catatan : 60 mg besi

elemental setara 320 mg sulfas ferosus.

2. Efek samping yang umum dari zat besi adalah gangguan

saluran cerna (mual, muntah, diare, konstipasi).

3. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama dengan

teh atau kopi karena mengganggu penyerapan.

4. Jika memungkinkan, idealnya asam folat sudah mulai

diberikan sejak 2 bulan sebelum hamil (saat perencanaan

kehamilan).

5. Beri ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status

imunisasinya.

6. Memberikan Materi Konseling, Informasi dan Edukasi

(KIE) Menurut Kemenkes RI (2013) buku Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA) wajib dimiliki oleh setiap ibu hamil,

karena materi konseling dan edukasi yang perlu diberikan

tercantum di buku tersebut.

Pastikan bahwa ibu hamil memahami hal-hal berikut:

1. Persiapan persalinan, termasuk:

a. Siapa yang akan menolong persalinan

b. Dimana akan melahirkan

c. Siapa yang akan menemani dalam persalinan


19

d. Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul

permasalahan

e. Transportasi

f. Dukungan biaya

2. Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama

kehamilan dan persalinan.

3. Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai:

a. Sakit kepala lebih dari biasa

b. Perdarahan per vaginam

c. Gangguan penglihatan

d. Pembengkakan pada wajah/tangan

e. Nyeri abdomen (epigastrium)

f. Mual muntah berlebihan

g. Demam

h. Janin tidak bergerak sebanyak biasanya

4. Pemberian makanan bayi, ASI eksklusif dan Inisiasi Menyusui

Dini (IMD).

5. Penyakit yang mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.

6. Perlunya menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan

seperti merokok dan minum alkohol.

7. Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pascasalin.

8. Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas dan nutrisi.


20

9. Hubungan suami istri boleh dilanjutkan selama kehamilan

(kondom)

Standar 10T Pelayanan Antenatal Care terdiri dari:

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar

pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang

dikenal dengan 10 T menurut Depkes RI tahun 2009.

Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut

(Depkes RI, 2009) :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2. Pemeriksaan tekanan darah

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan.

7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Test laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tatalaksana kasus

10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan

2.1.3 Kewenangan Bidan Dalam Memberikan Asuhan Kebidanan)

Kewenangan Bidan diatur dalam Permenkes RI No 28 Tahun 2017,

sebelumnya kewenangan bidan diatur dalam Permenkes


21

1464/Per/Menkes/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan

perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum.

Kewenangan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada

kehamilan adalah :

3. Memberikan pelayanan antenatal pada kehamilan normal

4. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil

5. Penyuluhan dan konseling ibu hamil

6. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

7. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran

2.1.4 Dokumentasi SOAP

Menurut Mangkuji, dkk (2014) pembuatan grafik metode SOAP

merupakan pengelolaan informasi yang sistematis yang mengatur penemuan

dan konklusi kita menjadi suatu rencana asuhan, metode ini merupakan inti

sari dari proses penatalaksanaan kebidanan guna menyusun dokumentasi

asuhan.

a. Subjektif

1. Pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis

2. Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien

3. Pada orang yang bisu, dibelakang data diberi tanda “o” atau “x”

b. Objektif

1. Pendokumentasian hasil pemeriksan fisik

2. Hasil pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain

3. Informasi dari keluarga atau orang lain


22

c. Assesment

1. Pendokumentasian hasil analisis dan inerpretasi (kesimpulan) data

subjektif dan objektif

2. Diagnosis/masalah

3. Diagnosis/masalah potensial

4. Antisipasi diagnosis/masalah potensial/tindakan segera

d. Planning

Pendokumentasian tindakan (I) dan evaluasi (E), meliputi: asuhan

mandiri, kolaborasi, tes diagnostik/laboratorium, konseling dan tindak

lanjut (follow up).

2.1.5 Birth Ball

1. Pengertian Birth Ball

Birth ball (bola kelahiran) adalah bola terapi fisik yang membantu

ibu inpartu kala I ke posisi yang membantu kemajuan persalinan. Sebuah

bola terapi fisik dapat digunakan dalam berbagai posisi. Teknik ini adapat

membuat rasa nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan

menggunakan gravitasi, sambul meningkatkan pelepasan endorphin karena

elastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor di panggul yang

bertanggung jawab untuk mengsekresi endorphin (Aprilia, 2011).

2. Manfaat birth ball

Manfaat dari pemakaian birth ball ini adalah meningkatkan aliran

darah ke Rahim, plasenta dan bayi, meredakan tekanan dan dapat


23

memberikan rasa nyaman untuk lutut dan pergelangan kaki, memberikan

kontra-tekanan pada perincum dan paha tegak. Postur ini bekerja dengan

gravitasi mendorong turunnya bayi sehingga mempercepat proses

persalinan. Selain itu, menggunakan birth ball dapat membantu

menyelesarakan bayi selama kehamilanan pesalinan menyeimbangkan

tubuh pada bola membantu memperkuat punggung, juga membantu untuk

menyelaraskan bayi dalam persiapan untuk kelahiran (Aprilia, 2011).

Gambar 1.1 Penggunaan Birth Ball


24

Manfaat birth ball berdasarkan cara atau posisi menggunakannya yaitu :

a. Duduk di atas bola birth ball

1) Dengan duduk lurus di atas bola maka gaya gravitasi bumi akan

membantu janin atau bagian terendah janin untuk segera turun ke

panggul.
25

2) Dengan duduk pada birth ball dan bersandar di kursi di depan maka

memungkinkan ibu untuk bersantai dan memungkinkan suami untuk

menggosok punggung atau memijat sepanjang tulang belakang ibu

bahkan melakukan endorphin message di punggung ibu disela

kontraksi selama proses persalinan.

3) Duduk di birth ball memberikan dukungan perineum dan otot panggul

tanpa tambahan banyak tekanan dengan demikian dapat merangsang

dilatasi dan memperlebar outlet panggul.

b. Duduk di atas bola birth ball bersandar ke depan

1) Duduk nyaman di atas bola dan membungkuk ke tempat tidur atau

kursi adalah cara yang nyaman untuk beristirahat di antara kontraksi.

2) Posisi ini membantu mengurangi tekanan dari sendi sacroiliac.

3) Hal ini memungkinkan ibu untnuk bersantai di kelompok otot tertentu.

c. Berdiri bersandar di atas birth ball.

1) Ketika bola ditempatkan di tempat tidur atau kursi ibu bisa bersandar

ke atas bola.

2) Ini dapat membantu ibu untuk melakukan goyangan panggul dan

mobilitas.

3) Posisi ini juga dapat mengurangi tekanan pada punggung, pinggang

dan tulang ekor sehingga ibu tidak merasakan terlalu sakit.

4) Dengan berdiri kokoh dan posisi kaki terbuka maka ini akan

meningkatkan gaya gravitasi sehingga kepala janin terbantu untuk

semkain turun ke panggul.


26

d. Berlutut bersandar di atas bola birth ball.

1) Ibu bisa berlutut di atas bola di lantai, mendorong gerakan panggul

yang mungkin membantu janin posterior berbah menjadi posisi yang

bernar untuk dilahirkan.

2) Jika bayi ditempatkan dalam posisi oksiput posterior (bagian depan)

ibu bisa membantu memutar bayi dengan memposisiskan dirinya

berlutut di lantai dan bersandar di atas bola.

3) Melakukan goyang inul atau goyangan panggul dalam posisi ini

dengan menyelipkan panggul ibu, akan membantu meringankan sakit

punggung selama kehamilan dan persalinan.

e. Jongkok bersandar di bola birth ball.

1) Bola persalinan akan mendukung posisi ibu ketika jongkok untuk

memperluas outlet panggul.

2) Latihan jongkok berdiri dengan bola diantara punggung dan dinding

dengan kaki sedikit lebih dari lebar pinggul, dapat membantu

memperluas outlet panggul dan mempercepat turunnya bagian

terendah janin serta membantu menguatkan kaki.

3. Cara menggunakan Birth ball

Berikut ini, berbagai gerakan yang dapat ibu lakukan diatas birth ball

menurut Aprilia(2011):

Duduk di atas bola birth ball

Cara menggunakannya:
27

1) Duduklah di atas bola seperti halnya duduk di kursi dengan kaki

sedikit membuka agar keseimbangan badan di atas bola terjaga.

2) Dengan tangan di pinggang atau di lutut, gerakan pinggul ke samping

kanan dank e samping kiri mengikuti aliran gelinding bola. Lakukan

secara berulang minimal 2 x 8 hitungan.

B. Persalinan
2.2.1 Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian

Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu pada usia kehamilan cukup bulan (37-42

minggu) tanpa diserai adanya penyulit. (APN, 2008)

2. Tanda dan Gejala Inpartu (APN, 2008)

a. Penipisan dan pembukaan serviks

b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviiks (frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit)

c. Adanya pengeluaran cairan lender bercampur darah (“show) melalui

vagina.

3. Mekanisme Persalinan

a. Engagement

Egagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir

kehamilan sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal

persalinan. engagement adalah peristiwa ketika diameter biparetal (

Jarak antara dua paretal ) melewati pintu atas panggul dengan sutura
28

sagitalis melintang atau oblik di dalam jalan lahir dan sedikit fleksi.

Masuknya kepala akan mengalami ksulitan bila saat masuk ke dalam

panggu dengan sutura sgaitalis dalam antero posterior.

Jika kepala masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura

sagitalis melintang di jalan lahir, tulang parietal kanan dan kiri sama

tinggi, maka keadaan ini disebut sinklitismus.

Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam

keadaan dimana sutura sgaitalis lebih dekat ke promontorium atau ke

simfisis maka hal ini disebut asinklitismus.

b. Penurunan kepala

1. Dimulai sebelum persalinan/inpartu. Penurunan kepala terjadi

bersamaan dengan mekanisme lainnya.

2. Kekuatan yang mendukung yaitu:

1) Tekanan cairan amnion

2) Tekanan langsung fundus ada bokong

3) Kontraksi otot-otot abdomen

4) Ekstensi dan pelurusan badan janin atau tulang belakang janin

c. Fleksi

1. Gerakan fleksi di sebabkan karena janin terus didorong maju tetapi

kepala janin terlambat oleh serviks, dinding panggul atau dasar

panggul

2. Kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter oksipito

frontalis 12 cm berubah menjadi suboksipito bregmatika 9 cm


29

3. Posisi dagu bergeser kearah dada janin

4. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba

daripada ubun-ubun besar.

d. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam )

1. Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian

terendah janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai

dibawah simpisis. Bila presentasi belakang kepala dimana bagian

terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil

memutar ke depan sampai berada di bawah simpisis.Gerakan ini

adalah upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk

jalan lahir yaitu bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.

Rotasi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala. Rotasi ini

terjadi setelah kepala melewati Hodge III (setinggi spina) atau

setelah didasar panggul. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil

mengarah ke jam 12.

2. Sebab-sebab adanya putar paksi dalam yaitu :

1) Bagian terendah kepala adalah bagian belakang kepala pada

letak fleksi.

2) Bagian belakang kepala mencari tahanan yang paling sedikit

yang disebelah depan yaitu hiatus genitalis.

e. Eksistensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul,

terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena
30

sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas,

sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.

Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke

bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang

menolaknya ke atas. Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah

symphysis akan maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang

berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut- turut pada

pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan

akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi

pusat pemutaran disebut hypomochlion.

f. Rotasi luar ( putaran paksi luar )

Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi oleh

faktor-faktor panggul, sama seperti pada rotasi dalam.

1. Merupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil ke arah punggung

janin, bagian belakang kepala berhadapan dengan tuber

iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan muka janin menghadap

salah satu paha ibu. Bila ubun-ubun kecil pada mulanya disebelah

kiri maka ubun-ubun kecil akan berputar kearah kiri, bila pada

mulanya ubun-ubun kecil disebelah kanan maka ubun-ubun kecil

berputar ke kanan.

2. Gerakan rotasi luar atau putar paksi luar ini menjadikan diameter

biakromial janain searah dengan diameter anteroposterior pintu


31

bawah panggul, dimana satu bahu di anterior di belakang simpisis

dan bahu yang satunya di bagian posterior dibelakang perineum.

3. Sutura sagitalis kembali melintang.

g. Ekspulsi

Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai

hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah

kedua bahu lahir disusul lahirlah trochanter depan dan belakang

sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan, bahu

belakang dan seluruhnya.

4. Kala dalam Persalinan

a. Kala 1 (kala pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody

show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar

(effacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler

sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar

dan terbuka.

Kala pembukaan terbagi atas 2 fase, yaitu:

1. Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,

sampai bukaan 3 cm berlangsung 7-8 jam.

2. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase:

1) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4

cm
32

2) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm

3) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam

pembukaan jadi lengkap atau 10 cm.

Pada Primi berlangsung 13 – 14 jam dan Multi berlangsung 6 – 7

jam.

b. Kala II (pengeluaran janin)

Pada kala pengeluaran janin, his terkoodinir, kuat, cepat, dan lebih

lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah masuk ruang

panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang

secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada

rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus

membuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva

membuka, dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang

terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh bagian janin. Kala

II pada primi: 1,5-2 jam, sedangkan pada multi 0,5-1 jam.

Tanda-tanda kala II :

a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

b. Perineum menonjol

c. Ibu kemungkinan merasa ingin BAB

d. Vulva vagina dan spinchter anus membuka

e. Jumlah pengeluaran lendir dan darah meningkat

c. Kala III (pengeluaran uri)


33

Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba

keras dengan funtus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang

menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his

pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh

plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan

atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis atau fundus uteri.

Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-

200 cc.

d. Kala IV (pengawasan)

Adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir

untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan

postpartum, yang diawasi yaitu tanda-tanda vital, kontraksi uterus,

TFU, kandung kemih, dan jumlah perdarahan.

2.2.2 Kewenangan Bidan Dalam Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

1. Melakukan pertolongan persalinan normal

2. Episiotomi

3. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

4. Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

5. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif Kala III dan postpartum

6. Fasilitasi/bimbingan IMD

7. Pemberian surat keterangan melahirkan


34

C. Nifas
2.3.1 Konsep Dasar Nifas

1. Pengertian Nifas

Masa nifas atau puerperium adalah setelah kala IV sampai dengan enam

minggu berikutnya (pulihnya alat–alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil). Akan tetapi seluruh otot genetalia baru pulih kembali seperti

sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. Masa ini merupakan periode

kritis baik bagi ibu maupun bayinya maka perlu diperhatikan (Nurjasmi, E.,

dkk. 2016).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan

akan pulih dalam waktu 3 bulan (Kemenkes RI, 2015).

2. Fisiologi Nifas

Menurut Kemenkes RI (2015), dalam masa nifas alat-alat genetalia interna

maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan semula

sebelum hamil. Perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut

involusio.

a. Uterus

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus

kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 30 gram. Proses ini

dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot – otot polos

uterus.
35

Tabel 2.5
TFU dan Berat Uterus menurut Masa Involusi
Involusi Uterus Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus

1000 gram
Setinggi pusat, 2 jari dibawah
Saat bayi baru lahir
pusat
1 minggu postpartum 500 gram
Pertengahan pusat-simfisis
2 minggu postpartum 350 gram
Tidak teraba diatas simfisis
6 minggu postpartum 50 gram
Normal
8 minggu postpartum 30 gram
Normal seperti sebelum hamil
Sumber : Kemenkes RI. 2015

b. Serviks

Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong

berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang

terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih

bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari dan

setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

c. Lochea

Lochea adalaah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam

uterus. Pemeriksaan lochea meliputi perubahan warna dan bau karena

lochea memiliki ciri khas : bau amis atau khas darah dan adanya bau

busuk menandakan adanya infeksi. Jumlah total pengeluaran seluruh

periode lochea rata – rata ± 240-270 ml.

Tabel 2.6 Perbedaan Masing – Masing Lochea

Lochea Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra/Merah 1-3 hari Merah Terdiri dari darah segar,


(Cruenta) jaringan sisa-sisa plasenta,
dinding Rahim, lemak bayi,
lanugo, dan meconium
Sanguinolenta 4-7 hari Merah Kecoklat Sisa darah dan berlendeir
coklatan dan
36

berlendir
Serosa 8-14 hari Kuning Mengandung serum, leukosit,
kecoklatan dan robekan/laserasi plasenta
Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, sel
desidua, sel epitel, selaput
lender serviks, dan serabut
jaringan yang mati
Sumber : Kemenkes RI. 2015.

d. Vulva, Vagina dan Perineum

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari

pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur – angsur

akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses

pembentukan berubah menjadi kurunkulae motiformis yang khas bagi

wanita multipara. Perineum menjadi kendur karena sebelumnya

teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Perubahan pada

perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami

robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun

dilakukan episiotomy dengan indikasi tertentu.

Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali

sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan

sebelum melahirkan. Ukuran vagina akan selalu lebih besar

dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama. Meskipun

demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus otot


37

tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal

ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian

(Marmi, 2015).

e. Sistem Pencernaan

Pasca melahirkan, kadar progesterone juga mulai menurun. Namun

demikian fungsi usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali

normal. Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari

setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot

usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa

pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan,

kurang makan atau dehidrasi.

Pada ibu yang mengalami episiotomi, laserasi dan hemoroid sering

menduga nyeri saat defekasi sehingga ibu sering menunda untuk

defekasi. Faktor tersebut mendukung konstipasi pada ibu nifas dalam

minggu pertama. Suppositoria dibutuhkan untuk membantu eliminasi

pada ibu nifas. Akan tetapi proses konstipasi juga dapat dipengaruhi

oleh kurangnya pengetahuan ibu dan kekhawatiran lukanya akan

terbuka bila ibu buang air besar (Marmi, 2015).

f. Sistem Perkemihan

Ibu postpartum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak

mengganggu proses involusi uteri dan ibu merasa nyaman. Namun

demikian, paska melahirkan ibu sulit merasa buang air kecil dikarena

trauma yang terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
38

melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung

kemih dapat mengalami oedema.

Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas

kandung kemih setelah bayi lahir, dan efek konduksi anestesi menyebab

keinginan untuk berkemih menurun. Selain itu, rasa nyeri pada panggul

yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau

episiotomi menurunkan atau mengubah reflex berkemih. Penurunan

berkemih, seiring diuresis pascapartum bisa menyebabkan distensi

kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah

wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena

keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. Pada

masa pasca partum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat

menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga

menggangu proses berkemih normal.

Apabila terjadi distensi berlebih pada kandung kemih dalam

mengalami kerusakan lebih lanjut (atoni). Dengan mengosongkan

kandung kemih secara adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan

pulih kembali dalam 5-7 hari setelah bayi lahir (Marmi, 2015).

g. Tanda – tanda Vital

a. Suhu tubuh

Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C. Pasca

melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,50C dari keadaan

normal. Kenaikan suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu
39

melahirkan, kehilangan cairan maupun kelelahan. Kurang lebih pada

hari ke-4 postpartum, suhu badan akan naik lagi. Apabila kenaikan

suhu tubuh diatas 380C, waspada terhadap infeksi postpartum.

b. Nadi Denyut

Nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Pasca melahirkan,

denyut nadi dapat mejadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut

nadi yang melebihi 100x/menit, harus waspada kemungkinan infeksi

atau perdarahan postpartum.

c. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh

arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh

manusia. Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-

120 mmHg dan diastolic 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus

normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan

darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh

perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada postpartum

merupakan tanda terjadinya preeklampsia postpartum.

d. Pernafasan

Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah

1624x/menit. pada ibu postpartum umumnya pernafasan lambat atau

normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau

dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafsan selalu berhubungan


40

dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak

normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada

gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa

postpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda – tanda

syok (Marmi, 2015).

b. Proses Laktasi

Selama masa nifas payudara bagian alveolus mulai optimal

memproduksi air susu (ASI). Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam

saluran kecil (duktulus), dimana beberapa saluran kecil bergabung

membentuk saluran yang lebih besar (duktus). Di bawah areola, saluran

yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus. Akhirnya semua

saluran yang besar ini memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di

dalam dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot yang apabila

berkontraksi dapat memompa ASI keluar.

Tabel 2.7
Jenis-jenis ASI
Jenis-jenis ASI Ciri-ciri

Cairan pertama yang dikeluarkan oleh kelenjar


Colostrum
payudara pada hari 1-3, berwarna kuning keemasan,
mengandung protein tinggi rendah laktosa
ASI Transisi Keluar pada hari 3-8, jumlah ASI meningkat tetapi
protein rendah dan lemak, hidrat arang tinggi
ASI Mature ASI yang keluar hari ke 8-11 dan seterusnya, nutria
terus berubah sampai bayi 6 bulan
Sumber : Kemenkes RI, 2013

2.3.2 Asuhan Nifas

Tabel 2.8 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas


Kunjungan Waktu Tujuan
41

Kunjungan Waktu Tujuan

1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri


2. Mendeteksi penyebab lain perdarahan serta melakukan
rujukan bila perdarahan berlanjut
3. Melakukan konseling pada ibu untuk keluarga jika terjadi
masalah
6 – 8 jam
4. Memfasilitasi ibu untuk pemberian ASI awal
I setelah
5. Memfasilitasi, mengajarkan cara hubungan ibu dan bayi
persalinan
(Bounding attachment)
6. Menjaga bayi tetap sehat dan hangat dengan cara
mencegah hipotermia
7. Memastikan ibu merawat bayi dengan baik (perawatan
tali pusat, memandikan bayi)
1. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi baik, tinggi fundus uteri dibawah pusat
umbilicus), tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau
2. Mendeteksi tanda – tanda : demam, perdarahan abnormal,
sakit kepala hebat, dll
3. Memastikan ibu mendapatkan asupan nutrisi, hidrasi dan
6 hari istirahat yang cukup
II setelah 4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
persalinan memperihatkan tanda – tanda penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu memberikan asuhan
pada talli pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari – hari
6. Melakukan konseling KB secara mandiri
7. Memastikan ibu untuk melakukan pemeriksaan bayi ke
pelayanan kesehatan terdekat
2 minggu
III setelah Sama dengan Kunjungan ke II
persalinan
1. Menanyakan kepada ibu adakah masalah/penyulit yang
6 minggu
dialami ibu maupun bayinya
IV setelah
2. Memastikan ibu untuk memilih kontrasepsi efektif/sesuai
persalinan
kebutuhan
Sumber : Saifuddin, dkk, 2013
a. Anamnesis

Anamnesis terdiri dari data subjektif yaitu identitas pasien dan

riwayat kesehatan klien.

Tabel 2.6
Anamnesis Ibu Nifas

Riwayat Ibu Riwayat sosial ekonomi Riwayat Bayi

1. Nama, umur 1. Respon ibu dan keluarga 1. Menyusu


2. Tanggal dan tempat terhadap bayi 2. Keadaan tali pusat
lahir 2. Kehadiran anggota 3. Vaksinasi
3. Penolong keluarga untuk 4. Buang air
4. Jenis persalinan membantu ibu dirumah kecil/besar
42

5. Masalah-masalah 3. Para pembuat keputusan


selama persalinan dirumah
6. Nyeri 4. Kebiasaan minum,
7. Menyusui atau tidak merokok dan
8. Keluhan saat ini menggunakan obat
9. Rencana masa datang 5. Kepercayaan dan adat
kontrasepsi yang akan istiadat
digunakan

Sumber : Saiffudin, dkk, 2013

b. Pemeriksaan Kondisi Ibu

Pemeriksaan kondisi ibu pada masa nifas merupakan pemantauan

dari masa nifas yang dilakukan untuk mengetahui kesehatan ibu pada

masa nifas.

Tabel 2.7
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Nifas
Umum Payudara Perut/Uterus Vulva/Perineum

1. Suhu tubuh 1. Puting susu : 1. TFU 1. Pengeluaran


2. Denyut nadi pecah, pendek, 2. Kontraksi lochia
3. Tekanan darah rata 3. Kandung 2. Luka
4.Tanda-tanda anemia 2. Nyeri tekan kemih episiotomi
5.Tanda-tanda edema / 3. Abses 3. Pembengkakan
trombo flebitis 4. Pembengkakan 4. Haemoroid
6. Refleks 5.Pengeluaran
7. Varices ASI
8.CVAT (cortical
vertebral area
tenderness)
Sumber : Saiffudin, dkk, 2013

c. Penanganan

Tabel 2.11
Asuhan Kebidanan Untuk Masa Nifas

Tindakan Deskripsi dan Keterangan

Kebersihan Diri 1. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.


2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin.
3. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali
43

Tindakan Deskripsi dan Keterangan

sehari.
Istirahat 1. Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan.
2. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga
biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat
selagi bayi tidur.
Gizi Ibu menyusui harus:
1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup
3. Minum setidaknya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
5. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayi melalui ASInya.
Perawatan 1. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
Payudara 2. Menggunakan BH yang menyokong payudara.
3. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang
keluar pada sekitar puting setiap kali selesai menyusui.
Hubungan Seksual Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
Keluarga 1. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2
Berencana tahun sebelum ibu hamil kembali.
2. Meskipun beberapa metoda KB mengandung resiko,
menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman terutama apabila
ibu sudah haid lagi.
3. Sebelum menggunakan metoda KB, hal-hal berikut sebaiknya
dijelaskan dahulu kepada ibu:
a. Bagaimana metoda ini dapat mecegah kehamilan dan
efektivitasnya
b. Kelebihan dan keuntungannya
c. Kekurangannya
d. Efek samping
e. Bagaimana menggunakan metoda itu
f. Kapan metoda itu dapat mulai digunakan untuk wanita
pascasalin yang menyusui.
Sumber : Saiffudin, dkk, 2013

Konsep Dasar Keluarga Berencana

1. Pengertian

Keluarga Berencana Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah

terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat


44

permanen dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat

atau obat-obatan (Proverawati, Islaely dan Aspuah, 2015).

2. Fisiologi Keluarga Berencana

Menurut Proverawati, Islaely dan Aspuah (2015) idealnya

pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya dua tahun sebelum ibu

hamil kembali.Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan

bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Biasanya ibu

tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi

haidnya selama meneteki (amenorhoe laktasi). Meskipun beberapa metode

KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman

terutama bila ibu sudah haid lagi.

3. Macam macam metode KB

1. Metode Amenore Laktasi (MAL)

2. Kontrasepsi Pil

a. Kontrasepsi pil kombinasi

b. Kontrasepsi pil progesteron

2. Kontrasepsi Suntik

a. Kontrasepsi suntik kombinasi

b. Kontrasepsi suntik progestin

3. Kontrasepsi Implan

4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

5. Kontrasepsi Mantap

1. Tubektomi
45

2. Vasektomi

2.3.3 Kewenangan Bidan Pada Asuhan Masa Nifas

a) Memberikan asuhan kebidanan nifas

b) Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

c) Bimbingan IMD dan promosi air susu ibu eksklusif

d) Penanganan kegawatdaruratan nifas dan rujukan

D. Bayi Baru Lahir


Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Menurut saifuddin, bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir

selama satu jam pertama kelahiran. Menurut M. Sholeh Kosim, bayi baru

lahir normal adalah berat bayi lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan,

lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan)

yang berat (Marmi dan Rahardjo, 2015).

2. Fisiologi Bayi Baru Lahir

Fisiologi neonatus adalah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses

vital pada neonatus. Dibawah ini akan diuraikan beberapa fungsi dan

proses vital neonatus:

Sistem Pernapasan :

Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi

resistensi paru pada saat pernapasan yang pertama kali. Dan proses

pernapasan ini bukanlah kejadian yang mendadak, tetapi telah

dipersiapkan lama sejak intrauterin. Selama dalam uterus, janin mendapat


46

oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,

pertukaran gas harus melalui paruparu bayi. Perkembangan sistem

pulmoner terjadi sejak masa embrio, tepatnya pada umur kehamilan 24

hari dan pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur peru-peru matang,

artinya paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli.

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik

pertama sesudah lahir. Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan

mengalami penekanan yang tinggi pada toraksnya, dan tekanan ini akan

hilang dengan tibatiba setelah bayi lahir. Proses mekanis ini menyebabkan

cairan yang ada di dalam paru-paru hilang karena terdorong ke bagian

perifer paru-paru untuk kemudian diabsorbsi.

Karena terstimulus oleh sensor kimia, suhu, serta mekanis akhirnya bayi

memulai aktivasi napas untuk yang pertama kalinya (Marmi dan Rahardjo,

2015).

3. Asuhan Bayi Baru Lahir

a. Asuhan Bayi baru lahir

Menurut Patricia, bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan

yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dnegan

berhasil. Tujuan asuhan kebidanan yang lebih luas selama masa ini

adalah memberikan perawatan komprehensif kepada bayi baru lahir

pada saat ia dalam ruang rawat, untuk mengajarkan orang tua

bagaimana merawat bayi mereka dan untuk memberi motivasi terhadap

upaya pasangan menjadi orang tua, sehingga orang tua percaya diri dan
47

mantap (Marmi dan Rahardjo, 2015). Asuhan segera bayi baru lahir

adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama

setelah kelahiran.

Aspek-aspek penting asuhan segera bayi baru lahir:

1. Memantau pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit sekali

(Marmi dan Rahardjo, 2015). Evaluasi nilai APGAR, yaitu

Apperance (Warna kulit), Pulse (denyut nadi), Grimace (respon

refleks), Activity (tonus otot) dan Respiratory (pernafasan)

dilakukan mulai dari menit pertama sampai 5 menit.

2. Jaga agar bayi tetap kering dan hangat dengan cara ganti handuk atau

kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut serta pastikan

kepala bayi telah terlindung baik.

3. Memeriksa telapak kaki bayi setiap 15 menit:

a. Jika telapak bayi dingin periksa suhu aksila bayi.

b. Jika suhu kurang dari 36,5 derajat C segera hangatkan bayi.

4. Kontak dini dengan bayi Berikan bayi kepada ibunya secepat

mungkin untuk :

a. Kehangatan yaitu untuk mempertahankan panas.

b. Untuk ikatan batin dan pemberian ASI:

5. Jangan pisahkan ibu dengan bayi dan biarkan bayi bersama ibunya

paling sedikit 1 jam setelah persalinan (Marmi dan Kukuh, 2016).

6. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, kenakan topi pada bayi

dan bayi diletakkan secara tengkurap di dada ibu, kontaklangsung


48

antara kulit dada bayi dan kulit dada ibu. Bayi akan merangkak

mencari puting susu ibu dan menyusu (GAVI, 2015).

7. Perawatan Mata Obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1%

dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia

(penyakit menular seksual). Obat mata perlu diberikan pada jam

pertama setelah persalinan, yang lazim digunakan adalah larutan

Perak Nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi

segera setelah bayi lahir. (Saifuddin, 2014).

b. Asuhan 24 Jam Bayi Baru Lahir

Menurut Marmi dan Kukuh (2016) dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak

mengalami masalah apapun, berikanlah asuhan berikut :

1. Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna dan aktifitas bayi.

2. Pertahankan suhu tubuh bayi

3. Pemeriksaan fisik bayi

4. Identifikasi bayi.

5. Perawatan lain :

a. Lakukan perawatan tali pusat.

b. Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi pulang ke rumah

beri imunisai BCG, Polio Oral dan Hepatitis B.

c. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua.

d. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi.

e. Beri ASI sesuai kebutuhan setiap 2-3 jam.


49

f. Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau infeksi.

g. Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusui kurang

baik.

h. Penyuluhan sebelum bayi pulang:

1. Perawatan tali pusat

2. Pemberian ASI

3. Jaga kehangatan bayi

4. Tanda-tanda bahaya

5. Imunisasi

6. Perawatan harian atau rutin

7. Pencegahan infeks

c. Asuhan 2-6 Hari Bayi Baru Lahir

Pada hari ke 2-6 setelah persalinan ada hal-hal yang perlu diperhatikan

pada bayi, yaitu:

1. Minum Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu (jika

payudara penuh) dan tentu saja lebih berarti menyusui sesuai

kehendak bayi atau kebutuhan bayi setip 2-3 jam (paling sedikit

setiap 4 jam), bergantian pada payudara kiri dan kanan. Pemberian

ASI saja cukup pada periode usia 0-6 bulan , kebutuhan gizi bayi

baik kualitas dan kuantitas terpenuhi dari ASI saja tanpa makanan

atau minuman lainnya. Pemberian makananlain akan mengganggu

produksi ASI dan mengurangi kemampuan bayi menghisap.


50

2. Buang Air Besar Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan

biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini

berasal dari perncernaan bayi yang dibawa dari kandungan.

Pada umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan menjadi

kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. (dr.Waldi,2013)

3. Buang Air Kecil

Bayi baru lahir cenderung sering BAK 7-10 x sehari.Jika urine

pucat, kondisi ini menunjukkan masukan cairan yang cukup.

4. Tidur Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering

tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16

jam sehari

5. Kebersihan Kulit Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan

secara teratur.Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah

memegang bayi.

6. Keamanan Jangan sekali-sekali meninggalkan bayi tanpa ada yang

menunggu. Hindari pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI.

6. Kewenangan Bidan dalam Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

1) Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir normal

2) Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan rujukan

E. Keluarga Berencana
Konsep Dasar Keluarga Berencana

1. Pengertian
51

Keluarga Berencana Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah

terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat

permanen dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat

atau obat-obatan (Proverawati, Islaely dan Aspuah, 2015).

2. Fisiologi Keluarga Berencana

Menurut Proverawati, Islaely dan Aspuah (2015) idealnya

pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya dua tahun sebelum ibu

hamil kembali.Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan

bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Biasanya ibu

tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi

haidnya selama meneteki (amenorhoe laktasi). Meskipun beberapa metode

KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman

terutama bila ibu sudah haid lagi.

3. Macam macam metode KB

1) Metode Amenore Laktasi (MAL)

2) Kontrasepsi Pil

a. Kontrasepsi pil kombinasi

b. Kontrasepsi pil progesteron

3) Kontrasepsi Suntik

c. Kontrasepsi suntik kombinasi

d. Kontrasepsi suntik progestin

4) Kontrasepsi Implan

5) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


52

6) Kontrasepsi Mantap

a. Tubektomi

b. Vasektomi

4. Suntik KB 3 Bulan

a. Pengertian

DMPA (Depot Medroxyprogesterone Asetat) atau Depo Provera,

diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikan secara

intamuskular di daerah bokong dan dianjurkan untuk diberikan tidak

lebih dari 12 minggu dan 5 hari setelah suntikan terakhir (Pinem, 2014;

Everett,2008).

b. Profil kontrasepsi

Sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam

usia dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebihlambat, kira –

kira 4 bulan, tidak menekan produksi ASI sehingga cocok untuk masa

laktasi (Pinem, 2014).

c. Mekanisme kerja

Mencegah ovulasi, lendir serviks menjadi kental dan sedikit

sehingga menurunkan kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat

endometrium tipis dan atrofi sehingga kurang baik untuk impalantasi

ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi kecepatan transpor ovum oleh

tuba fallopi (Pinem, 2014).

d. Efektivitas
53

DMPA memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per

100 perempuan pertahun asal penyuntikan dilakukan secara benar

sesuai jadwal yang telah ditentukan (Pinem, 2014). Efektivitas

kontrasepsi suntik adalah antara 99% dan 100% dalam mencegah

kehamilan. Kontrasepsi suntik adalah bentuk kontrasepsi yang sangat

efektif karena angka kegagalan penggunaannya lebih kecil. Hal ini

karena wanita tidak perlu mengingat untuk meminum pil dan tidak ada

penurunan efektivitas yang disebabkan oleh diare atau muntah (Everett,

2008).

e. Keuntungan

a) Keuntungan alat kontrasepsi suntik 3 bulan menurut (Pinem, 2014;

Everett, 2008) adalah Sangat efektif, dan mempunyai efek

pencegahan kehamilan jangka panjang, bertahan sampai 8 – 12

minggu

b) Hubungan suami istri tidak berpengaruh;

c) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan ASI;

d) Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia diatas 35 tahun

sampai perimenopause;

e) Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik;

f) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

g) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul;

h) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell);


54

i) Efektivitas tidak berkurang karena diare, muntah, ata pengggunaan

antibiotik

f. Kerugian

Kerugian alat kontrasepsi suntik 3 bulan menurut (Pinem, 2014;

Everett, 2008) adalah :

a) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak atau amenore

b) Keterlambatan kembali subur sampai satu tahun

c) Depresi

d) Berat badan meningkat

e) Galaktore

f) Setelah diberikan tidak dapat ditarik kembali, dapat berkaitan dengan

osteoporosis, menimbulkan kekeringan vagina, menurunkan libido,

menimbulkan gangguan emosi, sakit kepala, jerawat, nevositas pada

pemakaian jangka panjang, efek suntikan pada kanker payudara.

Yang boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin menurut (Pinem,

2014; Everett, 2008) yaitu :

1. Usia reproduksi, nulipara dan telah memiliki anak;

2. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas

tinggi;

3. Setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus;

4. Telah mempunyai banyak anak tetapi belum menginginkan tubektomi;

5. Perokok, tekanan darah 180/110 mmHg, masalah gangguan

pembekuan darah atau anemia;


55

6. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat

untuk tuberkulosis (rifampisin);

7. Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen;

8. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi dan mendekati usia

menopause

Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin menurut

(Pinem, 2014)yaitu:

1. Hamil atau dicurigai hamil karena risiko cacat pada janin 7 per 100.000

kelahiran

2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore,

menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

4. Diabetes melitus disertai komplikasi

5. Kanker pada traktus genitalia

Waktu mulai penggunaan kontrasepsi suntikan progestin menurut (Pinem,

2014)

Adalah Setiap saat selama hamil siklus haid, asal ibu tersebut diyakini

tidak hamil, mulai hari pertama sampai hari ke – 7 siklus haid. Pada ibu

yang tidak haid, asalkan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat

diberikan setiap saat. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh

bersanggama.

Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain daningin

mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila kontrasepsi sebelumnya


56

dipakai dengan benar dan ibu tidak hamil, suntikan pertama dapat segera

diberikan. Tidak perlu menunggu haid berikutnya datang.

Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi lain dan ingin

menggantinya dengan kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi

yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang

sebelumnya. Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin

menggantinnya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama

kontrasepsi yang akan diberikan dapat segera disuntikan, asal saja ibu

tidak hamil. Pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang.

Bila ibu disuntik setelah suntikan ibu tidak boleh bersenggama.

Cara penyuntikan kontrasepsi suntikan menurut(Pinem, 2014) yaitu:

1. Kontrasepsi suntikan DMPA, setiap 3 bulan dengan dosis 150mg secara

intramuskuler dalam – dalam didaerah pantat (bila suntikan teerlalu

dangkal, maka penyerapan kontrasepsi suntikan berlangsung lambat,

tidak bekerja segera dan efektif). Suntikan diberikan setiap 90 hari.

Jangan melakukan masase pada tempat suntikan.

2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang telah

dibasahi dengan isopropyl alkohol 60% - 90%. Tunggu dulu sampai

kulit kering, baru disuntik.

3. Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya gelembung udara. Bila

terdapat endapan putih di dasar ampul, hilangkan dengan cara

menghangatkannya. Kontrasepsi suntikan ini tidak perlu didinginkan.


57

F. Kewenangan Bidan

Kewenangan Bidan diatur dalam Permenkes RI No 28 Tahun 2017 ,

sebelumnya kewenangan bidan diatur dalam Permenkes

1464/Per/Menkes/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan

perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum. Dalam

Permenkes RI No 28 tahun 2017 pada Bagian Kedua,Pasal 18 disebutkan

bahwa dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan:

a. Pelayanan kesehatan ibu;

b. Pelayanan kesehatan anak

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf

a diberikan pada masa sebelumhamil, masa hamil, masa persalinan, masa

nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan. Yaitu meliputi :

a. Konseling pada masa sebelum hamil;

b. Antenatal pada kehamilan normal;

c. Persalinan normal;

d. Ibu nifas normal;

e. Ibu menyusui;

f. Konseling pada masa antara dua kehamilan.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), Bidan berwenang melakukan:

a. Episiotomi;
58

b. Pertolongan persalinan normal;

c. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;

d. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

e. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;

f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;

g. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu

ibu eksklusif;

h. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum;

i. Penyuluhan dan konseling;

j. Bimbingan pada kelompok ibu hamil;

k. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.

Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf

diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Bidan berwenang melakukan:

a. Pelayanan neonatal esensial;

Pelayanan noenatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan perawatan tali

pusat, pemberian suntikan Vit K1, pemberian imunisasi HB0,

pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan tanda bahaya, pemberian

tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam
59

kondisi stabil dan tepat waktu ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang

lebih mampu.

b. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan;

Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan meliputi:

1. Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan jalan

nafas, ventilasi tekanan positif, dan/atau kompresi jantung;

2. Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR

melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan cara

menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru;

3. Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol atau

povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering;

4. Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir

dengan infeksi gonore (GO).

c. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah

Meliputi kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran lingkar

kepala, pengukuran tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi

dini peyimpangan tumbuh kembang balita dengan menggunakan

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

d. Konseling dan penyuluhan.

Meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada

ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, tanda

bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi

seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang.Dalam memberikan pelayanan


60

kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana

dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan berwenang memberikan:

1. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana; dan

2. Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan.

Kewenangan Bidan terhadap pelayanan KB adalah meliputi

1. Pemberian pelayanan alat kontrasepsi dalam rahim dan alat kontrasepsi

bawah kulit;

2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit tertentu

3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan pedoman yang

ditetapkan;

4. Pemberian imunisasi rutin dan tambahan sesuai program pemerintah;

5. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu

dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan;

6. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan

anak sekolah;

7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan

terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom,

dan penyakit lainnya;

8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

lainnya (NAPZA)melalui informasi dan edukasi; dan

e. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;


61

G. Kerangka Teori

Ibu
Hamil
28-30
mg

Ibu 1. Pengkajian 1. Kesehatan


Bersalin 2. Perumusan Diagnosa dan Ibu
dan Masalah Kebidanan 2. Kesehatan
BBL 3. Perencanaan sesuai Bayi Baru
dengan teori Lahir

Ibu
Nifas
62

3.BAB III
METODE LAPORAN KASUS

A. Jenis Laporan Kasus

Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah studi kasus dengan

memberikan asuhan kebidanan yang dilakukan secara komprehensif, yakni

asuhan yang dimulai dari kehamilan trimester III sampai masa nifas berakhir.

B. Lokasi dan Waktu

Studi kasus ini dilakukan pada periode Maret – Juni 2019 dilakukan di

Puskesmas Jatimulya dan rumah klien di Jalan Jatimulya Kelurahan Tambun

Selatan Rt 06 Rw 07 Kecamatan Jatimulya Kabupaten Bekasi sebanyak 6 kali.

C. Subjek Laporan Kasus

Subjek tugas akhir ini adalah ibu hamil pada Ny. S yang berusia 31 tahun

yang diberikan asuhan mulai usia kehamilan 36 minggu, dengan diagnosa

awal G3P2A0 gravida 39 minggu, janin tunggal hidup, asuhan dilanjutkan

sampai bayi baru lahir dan nifas

D. Instrumen Laporan Kasus

Instrumen yang digunakan dalam studi kasus ini adalah berupa set alat

pemeriksaan antenatal, intranatal, postnatal, bayi baru lahir, pemeriksaan

penunjang, lembar partograf, dan Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK), Commented [t11]: Tambahkan birthball

dan birth ball


63

E. Tehnik Pemngumpulan Data

Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan cara memberikan

asuhan langsung pada klien secara berkesinambungan mulai trimester III

sampai masa nifas berakhir.

Adapun data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer yaitu inform concent, hasil anamnesa, hasil pemeriksaan fisik, hasil

pemeriksaan penunjang. Sedangkan data sekunder adalah rekam medik, buku

KIA, hasil USG.

.
64

4.BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TinjauanKasus

Dokumentasi Asuhan Kehamilan Kunjungan Pertama

Nama Pengkaji : Lapinah

Hari/Tanggal : Rabu/27 Maret 2019

Tempat : Puskesmas Jatimulya

Waktu : Pukul 10.00 WIB

1. DataSubjektif

a. Identitas

Istri Suami

Nama Ny.S Tn.R

Umur 31 tahun 41 tahun

Golongan darah B O

Agama Islam Islam

Pendidikan Terakhir SMP SMP

Pekerjaan Ibu Rumah tangga Wiraswasta

Suku/Bangsa Jawa/Indonesia Sunda/Indonesia

No Telephon 08990032906

Alamat Jalan Jatimulya Rt 06 Rw 07 Kelurahan Tambun Selatan

Kecamatan Jatimulya Kabupaten Bekasi


65

b. Riwayat Kehamilan Sekarang

Ibu ingin memeriksakan kehamilannya, merasa hamil 9 bulan, ibu

mengeluh nyeri pada daerah

c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: Ibu hamil ketiga

kali, belum pernah keguguran

Hamil Persalinan Nifas Bayi


No Laktasi JK BB Sekrng
Peno Kom Kompli
Thn Penyulit UK Jenis
long plikasi kasi
1 2009 Tidak 9 bl Bdn N Tidak N Tidak L 2900 Hidup

2 2013 Tidak 9 bl Bdn N Tidak N Tidak P 3400 Hidup

3 Kehamilan Ini

d. Riwayat kehamilan Sekarang

1. HPHT : 25-07-2018

2. Siklus : 28 hari, lamanya 3 hari, banyaknya 3 kali

ganti pembalut

3. TP : 01-05-2019

4. ANC : 5 kali di PKM Jatimulya (tidak ada keluahan

dan kelainan) , 2 kali ( tidak ada keluhan dan

kelainan) dan di BPM 3 kali (tidak ada

keluhan dan kelainan) Tablet Fe diminum 1 x

sehari, gerakan janin dirasakan ibu dalam 12

jam terakhir

5. Imunisasi :

a. TT I :Umur kehamilan 4 bulan


66

b. TT II : Umur kehamilan 5 bulan

e. Riwayat KB

Ibu mengatakan setelah melahirkan anak kedua menggunakan alat KB

Suntik 3 Bulan. Rencana KB setelah melahirkan anak ke 3 , ibu akan

menggunakan Pil Menyusui

f. Aktifitas sehari hari

a. Istirahat Siang : 2-3 jam dari jam 14.00 – 16.00 WIB

b. Istirahat malam : 7-8 jam dari jam 21.00 – 04.30 WIB

c. Pekerjaan : Memasak, menyapu, menyetrika

g. Pola Seksualitas

Ibu mengatakan selama hamil melakukan hubungan seksual 1 minggu 1

kali, tidak ada keluhan

h. Diet/Makan

1. Jenis makanan sehari hari : Nasi, sayur mayur, ikan dan daging

dikonsumsi 2-3 kali sehari porsi sedikit –sedang (piring sedang)

2. Jenis minuman sehari-hari : air putih, air teh, kadang-kadang susu

(prekuensi 1 kali dalam sehari)

i. Pola Eliminasi

1. BAB : 1 kali sehari konsistensi lembek, tidak ada keluhan

2. BAK : 4-5 kali sehari warna kuning jernih, tidak ada kelainan

j. Personal Higiene

Ibu mandi 2 kali sehari, keramas 2 hari sekali


67

k. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita : ibu mengatakan tidak

sedang/pernah menderita penyakit sistemik.

l. Riwayat penyakit yang lalu/operasi : Ibu tidak pernah menderita

penyakit yang harus di operasi, dan melahirkan tanpa operasi sectio

caesarea

m. Riwayat Alergi : Tidak ada

n. Riwayat penyakit keluarga/keturunan: ibu mengatakan tidak

pernah/sedang menderita penyakit keturunan

o. Riwayat Psikososial

1. Respon terhadap kehamilan ini : Senang dan bahagia

2. Dukungan Keluarga : Senang

3. Keluarga yang tinggal di rumah: Suami

4. Status perkawinan : Menikah

5. Lamanya : 14Th

2. DataObjektif

1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. Tanda-tanda vital

1. Tekanan darah : 105/70 mmHg

2. Nadi : 80 kali/menit

3. Respirasi : 24 kali/menit
68

4. Suhu Badan : 36,5°C

d. Tinggi Badan : 157 cm

e. Berat Badan :

1. Sebelum hamil : 51 kg

2. Sekarang : 65 kg

IMT : 51/(1,57)² = 20,7 (Normal)

f. LILA : 26 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Tidak ada kelainan

b. Muka : Tidak ada oedema

c. Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih

d. Hidung : Simetris kiri dan kanan dan tidak ada sekret

e. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran sekret

f. Mulut : Bibir tidak cyanosis, tidak ada caries dan gigi

berlubang

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limpe,

tidak ada pembesaran vena jugularis

h. Dada : Simetris kiri dan kanan, tidak ada tarikan dinding

dada

i. Mamae : Simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan,

Areola coklat kehitaman, puting susu menonjol


69

dan kolostrum sudah ada

j. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, TFU 32 cm

TBBJ = TFU-11 (Bila kepala sudah masuk PAP)

x 155

TBBJ = TFU-12 (Bila kepala belum masuk PAP)

Palpasi : 32 - 12 = 20 x 155 = 3100 gram

Leopold I : Teraba bulat lunak (Bokong)

Leopold II : Teraba bagian memanjang seperti papan disebelah

kiri ibu (PUKI), dan teraba bagian-bagian kecil

janin disebelah kanan

Leopold III : Bagian bawah janin kepala, belum masuk PAP

Auskultasi : Djj 146 x/mnt, teratur

k. Extermitas : Tidakada oedema kiri dan kanan, varices tidak

ada, reflex patelakiri dan kananpositif

l. Genetalia : v/v tidakadakelainan

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium Darah : Hb 11,2 gr %

b. Laboratorium Urine : Protein Negatif, Glukosa Negatif

3. Analisa Data

G3P2A0 hamil 35 minggu 2 hari, janin tunggal hidup intra uterin

Masalah : Gangguan Rasa nyaman , sakit pinggang


70

4. Penatalaksanaan

1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan

baik

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu

adalah fisiologis karena bertambahnya beban janin yang ada di dalam rahim

ibu sehingga menyebabkan meregangnya otot otot di pinggang ibu. Ibu

dapat mengerti terlihat dari raut wajah ibu tidak terlalu cemas.

3. Menjelaskan kepada ibu tentang penatalaksanaan keluhan yangdialaminya

seperti penatalaksanaan nyeri pinggang dan punggung

bagian bawah: gunakan bantal dan kasur yang keraswaktu tidur untuk

meluruskan punggung dan massase daerah punggung dan pinggang, dan

melaksanakan senam ringan dengan menggunakan birth ball selama 20

menit.

4. Memberikan ibu tablet tambah darah dengandosis1 x 1 tablet (60 mg), dan

carameminumnya. Ibu akan melakukan minum tablet Fe dengan dosis 1 x 1

tablet

5. Memberikan konseling tentang makanan yang bergizi, yang banyak

mengandung zat besi seperti daging, ikan, sayuran hijau. Ibu mengerti dan

bisa mengulangi apa yang disebutkan oleh bidan.

6. Menganjurkan ibu untuk minum air putih 8 gelas dalam sehari. Ibu akan

melakukannya
71

7. Memberitahu ibu tentang tanda tanda bahaya pada kehamilan yaitu

pandangan mata kabur, tekanan darah tinggi, adanya perdarahan dari

kemaluan. Ibu mengerti dan bisa mengulang uraian yg diberikan oleh bidan.

8. Memberitahukan ibu tentang persiapan persalinan seperti dukungan moril,

persiapan materi untuk biaya persalinan. Ibu mengerti dan ibu sudah

mempersiapkannya.

9. Menjadwalkan kunjungan ulang kepada ibu apabila terdapat keluhan

keluhan tanda bahaya yang sudah dijelaskan oleh petugas. Ibu mengerti dan

akan melakukan anjuran petugas.

“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S DENGAN PERSALINAN NORMAL

DI KLINIK PARAMITRA KABUPATEN BEKASI”

Tanggal : 15 April 2019

Waktu : Pukul 04.05 WIB

Pengkaji : Lapinah

A. DATA SUBJEKTIF

Keluhan : Ibu mengeluh mules-mules dan air air tetapi sedikit, keluar lendir

bercampur darah sejak jam 00.00 WIB

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
72

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Tanda tanda Vital

1. Tensi : 110/80 mmHg

2. Nadi : 88 kali/mnt

3. Respirasi : 24 kali/mnt

4. Suhu : 36,7°C

d. Abdomen

Palpasi : TFU 33 cm

: TBBJ = 33-11x155= 3410 gram

Leopold I : Teraba bulat lunak (Bokong)


e.

Leopold II : Teraba bagian memanjang seperti papan

disebelah kiri ibu (PUKI), dan teraba

bagian-bagian kecil janin disebelah

kanan

Leopold III : Teraba kepala, sudahmasuk PAP,

perlimaan 1/5

Leopold IV : Divergen

e Ekstermitas : Tidakada oedema dan variseskiri dan

kanan

f Genetalia : V/V tidakadakelainan

PemeriksaanDalam : Portio tipis, pembukaan 4 cm,


73

ketubanutuh, presentasikepala,

ubunubunkiridepan, penurunankepala

station + 2

C. ANALISA

G3P2A0 inpartu aterm Kala I Fase Aktif, janin tunggal hidup intra uterin

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu kepada ibu tentang kondisinya saat ini bahwa ibu telah

memasuki waktunya untuk bersalin dan untuk saat ini kondisi ibu

dalam keadaan normal. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan kepada ibu, jika ibu ingin tiduran dianjurkan untuk

miring ke kiri, dan meminta keluarga untuk menemaninya. Ibu

mengerti. Ibu melakukan miring kiri

3. Membimbing dan mengajarkan teknik relaksasi sewaktu ada his yaitu

dengan menarik nafas panjang, tahan sebentar kemudian dikeluarkan

dengan cara meniup perlahan-lahan sewaktu ada his. Ibu mengerti, dan

mau melakukannya ketika ada his

4. Menjaga privacy ibu dengan menutup pintu dan tidak memberikan

orang masuk tanpa sepengetahuan ibu dan memasang selimut pada

badan ibu ketika akanmelakukan pemeriksaan. Selimut terpasang saat

dilakukan pemeriksaan

5. Membantu mengurangi rasa sakit pada ibu dengan memasasse daerah

pinggang dan punggung kemudian mengajarkannya kepada suami

untuk melakukannya. Suami pasien dapat melakukannya


74

6. Memberikan kecukupan rasa nyaman dengan meminta keluarga untuk

mengipasi atau mengelap keringat ibu dan memberikan pilihan posisi

sesuai dengan keinginan ibu. Keluarga pasien bersedia, dan melakukan

hal tersebut

7. Memberikan kecukupan nutrisi dengan memberikan makan dan

minuman untuk menghindari terjadinya dehidrasi dan menambah

tenaga, dan meminta keluarga untuk membantu memberikannya. Ibu

mau makan 3 sendok makan dan minum satu gelas air putih.

8. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan BAK atau BAB. Ibu

mengerti dan akan BAK jika menginginkannya

9. Mengobservasi selama kala I meliputi his, DJJ, nadi, suhu, TD,

penurunan kepala , pembukaan serviks setiap 4 jam atau jika ada

indikasi, dan dicatat dalam lembar partograf. Hasil pemeriksaan dalam

batas normal, dan telah dicatat dalam lembar partograf (partograf

terlampir).

10. Menganjurkan kepada ibu untuk berdoa sesuai dengan kepercayaannya

dan minta keluarga untuk membantunya. Ibu mengerti dan mau

melakukannya.

11. Mengecek alat-alat, mematahkan obat, membuka partus set

memasukan spuit kedalam bak instrument dan mempersiapkan diri

dengan memakai celemek, masker, cuci tangan kemudian memasukan

oksitosin kedalam spuit dengan teknik satu tangan. Obat dan alat siap

digunakan
75

KALA II PERSALINAN

Tanggal : 15 April 2019

Waktu : Pukul 08.00 WIB

1. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan mules yang semakin sering dan kuat, ada rasa ingin meneran

seperti ingin BAB yang tidak bisa ditahan setiap ada his.

2. DATA OBJEKTIF

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV :

TD : 120/80 mmHg

S : 36,5 ° C

N : 88x/menit

R : 22x/menit

d. Kontraksi/His : 5x/10’/>40” DJJ : 145 x/mnt, regular

e. Genitalia : Terlihat ada dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum

menonjol, vulva membuka

f. Pemeriksaan Dalam

V/V : Tidak ada kelainan, lendir darah keluar banyak

Portio : Tidak teraba

Pembukaan : lengkap

Ketuban : diamniotomi pada pukul 08.00, warna jernih

Posisi : Belakang kepala/ubun-ubun kecil


76

Penurunan : 5/5

3. ANALISIS DATA

G3P2A0 Kala II

4. PENATALAKSANAAN

a. Memberitahu pada keluarga hasil pemeriksaan, bahwa ibu akan segera

melahirkan. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan

b. Memberikan dukungan kepada ibu dengan tetap menghadirkan

keluarganya. Ibu ditemani suami dan kakanya.

c. Mempersiapkan diri dengan memakai celemek, masker, mencuci tangan.

Obat dan alat sudah didekatkan.

d. Menjaga kebersihan ibu dengan segera membersihkan lendir dan darah dari

jalan lahir. Darah dan lendir telah dibersihkan.

e. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi meneran yaitu setengah duduk,

atau jongkok.Ibu memilih posisi setengah duduk.

f. Mengajarkan ibu untuk meneran jika ada mules ibu tarik nafas panjang dan

meneran dengan menarik kaki sampai menyentuh dada dan melihat ke

perut.Ibu mengerti dan bisa melakukannya saat ada mules.

g. Melakukan Amniotomi. E: ketuban warna jernih banyaknya 150 cc.

h. Memimpin persalinan pada saat ada his, ibu dipimpin meneran dan dipuji,

pada saat tidak ada his, ibu dipersilahkan istirahat dan mengatur nafas,serta

memberikan minum. Ibu mau meneran saat dipimpin dan ibu mau minum

i. Menganjurkan ibu untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya. Ibu mau

berdoa dan dibantu keluarganya


77

j. Melakukan pertolongan

k. Jam 08.10 Ibu dipimpin meneran setiap ada his dan memuji ibu, bila tidak

ada his anjurkan untuk istirhat dan minum.

l. Ibu dipimpin meneran, bayi lahir spontan pada pukul 08.25 WIB, jenis

kelamin perempuan, bayi menangis spontan, warna kulit merah, tonus otot

baik/ aktif, segera lakukan mengeringkan bayi dengan kain bersih dan

kering. Memfasilitasi pelaksanaan IMD.

KALA III

Tanggal : 15 April 2019

Waktu : Pukul 08.30 WIB

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan lelah meneran dan masih merasa mules.

2. Data objektif

Bayi telah lahir, dan tidak teraba adanya janin kedua, keadaan ibu tampak

kelelahan, TFU : Setinggi pusat, Kandung kemih : Kosong

3. Analisis data

P3A0, parturient kala III

4. Penatalaksanaan

1. Memberitahu kepada ibu tindakan yang akan dilakukan selanjutnya yaitu

ibu akan disuntikan oksitosin serta memberithu manfaatnya. Ibu

mengizinkan

2. Menjepit tali pusat dan memotong tali pusat semenit setelah kelahiran.
78

3. Menyuntikan oksitosin10 IU secara IM pada 1/3 paha bagian atas paha

kanan bagian luar. Oksitosin telah disuntikan

4. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :

a. Memindahkan klem yang telah dijepit sewaktu persalinan kala II

pada tali pusat sekitar 5-6 cm dari vulva

b. Mengecektanda–tandapelepasan plasenta yaitu uterus

membundar/globuler, adanya semburan darah, tali pusat memanjang.

c. Melahirkan Plasenta, plasenta lahir jam 08.30 WIB

d. Melakukan masase uteri selama 15 detik . Kontraksi uterus baik,

e. Mengecek kelengkapan plasenta, kesan plasenta lengkap

KALA IV

Tanggal : 15 April 2019

Waktu : Pukul 08.40 WIB

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan merasa lelah dan merasa senang dengan kelahiran bayinya.

2. Data Objektif

Keadaan umum : tampak lemas

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital : TD 100/70 mmHg, N 82 x/mnt, R 20 x/mnt, S 36,4° C

Abdomen : Tinggi Fundus Uteri sepusat, Kontraksi uterus baik,

kandungkemihkosong. Genitalia: Terdapat laserasi di daerahotot perineum dan

mukosa vagina, Perdarahan ± 100 cc


79

3. Analisis data

P3A0 parturient kala IV dengan laserasi derajat II

4. Penatalaksanaan

a. Melakukan pengecekan kembali kontraksi uterus. Kontraksi uterus baik

teraba keras bundar

b. Melakukan penjahitan perineum sebelumnya dilakukan anestesi lokal

menggunakan lidokain 1 %

c. Mengajarkan kepada ibu cara menilai kontraksi yang baik dengan cara

meraba uterus yang keras dan bundar dan ibudianjurkan untuk segera

memanggil bidan jika uterus lembek karena kemungkinan akan terjadi

perdarahan. Ibu mau melakukannya dan terlihat mengerti.

d. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dengan cara : membersihkan ibu dan

mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang bersih dan kering.

e. Membereskan alat-alat dan membuang barang-barang yang sudah

digunakan dan tidak dipakai

f. Membersihkan tempat dan merendam semua alat-alat dalam cairan clorin

0,5 % selama 10 menit yang kemudian dibersihkan, dibilas, dikeringkan dan

kemudian disterilkan kembali.

g. Penolong membersihkan diri dengan mencuci tangan di air yang

mengalir.Semua kegiatan telah dilakukan, dan ibu terlihat lebih nyaman.

h. Mengevaluasi keberhasilan proses IMD. IMD berhasil dengan ditandai bayi

bisa mendapatkan puting susu ibu dan mulai menyusu dengan waktu 30

menit
80

i. Menganjurkan kepada ibu untuk mulai mencoba istirahat

j. Melakukan bounding attachment/ kontak dini dengan membiarkan ibu dan

bayi dalam satu ruangan. bayi dan ibu berada dalam satu ruangan

k. Menganjurkan ibu untuk ambulasi dini dengan cara melakukan gerakan

gerakan ringan seperti miring kiri atau miring kanan dan bila ibu tidak

pusing boleh turun dari tempat tidur dan tidak menahan BAK atau BAB. Ibu

sudah melakukan miring kiri dan belajar duduk.

l. Menganjurkan kepada ibu untuk makan-makanan yang disajikan dan

meminta keluarga untuk membantu memberikannya. Ibu makan satu piring

nasi dengan lauk pauk dan minum satu gelas air putih.

m. Melakukan observasi kala IV meliputi TD, Nadi, Suhu, TFU, kontraksi,

Kandung kemih dan Perdarahan. Hasil observasi tertulis di dalam patograf.

“ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR”

Asuhan pada bayi baru lahir 2 jam

Tanggal : 15 April 2019

Waktu : Jam 10.30 WIB

Tempat : Klinik Paramitra

1. Data Subjektif

Identitas Bayi :

Nama : By.Ny.S

Umur : 2 jam

Tanggal/Jam lahir : 15 April 2019 Jam 08.25 WIB

Jenis kelamin : Perempuan


81

Anak Ke : 3

2. DATA OBJEKTIF

a. Keadaan umum : Baik

b. Tanda-tanda vital Suhu : 36,7°C Pernafasan : 48 x/mnt Nadi : 125x/mnt

c. Pemeriksaan antropometri BB : 3400 gr PB : 50 cm

d. Pemeriksaan fisik :

1. Kepala

a. Bentuk : Simetris

b. Caput Sucedaneum : Tidak ada

c. Capel Hematomad : Tidak ada

d. Luka Kepala : Tidak ada

e. Lingkar kepala : 33 cm

f. Kelainan : Tidak ada

2. Mata

a. Bentuk : Normal

b. Kotoran : Tidak ada

c. Konjungtiva : Merah muda

d. Sclera : Tidak terlihat kuning

e. Kelainan : Tidak ada

3. Hidung

a. Bentuk : Simetris

b. Lubang hidung : Ada

c. Pernafasan Cuping Hidung : Tidak ada


82

d. Keluaran : Tidak ada Kelainan : Tidak ada

4. Mulut

a. Bentuk : Simetris

b. Palatum : Tidak ada celah

c. Sianosis : Tidak ada

d. Refleks Rooting : (+)

e. Refleks menelan : (+)

5. Telinga

a. Bentuk : Simetris

b. Letak : Sejajar dengan mata

c. Kelainan : Tidak ada

6. Leher

a. Pembengkakan : Tidak ada

b. Pergerakan : Aktif

c. Kelainan : Tidak ada

7. Dada

a. Bentuk : Simetris

b. Tarikan dinding dada : Normal

c. Gerakan dada simetris : Ya

d. Kelainan : Tidak ada

8. Perut

a. Bentuk : Simetris

b. Bising usus : Normal


83

c. Pembengkakan hepar dan lien : Tidak ada

d. Tali Pusat : Normal,tidak ada perdarahan

9. Kulit

a. Warna : Kemerahan

b. Lanugo : Sedikit

c. Perlukaan : Tidak ada

d. Kelainan : Tidak ada

10. Punggung

a. Bentuk : Simetris

b. Kelainan : Tidak ada

11. Ekstremitas Atas :

a. Simetris : Ya

b. Gerakan : Aktif

c. Jumlah Jari :Normal (10jari)

d. Sianosis : Tidak ada

e. Refleks grapsing : (+)

12. Ekstermitas Bawah :

a. Simetris : Ya

b. Gerakan : Aktif

c. Jumlah Jari :Normal (10jari)

d. Sianosis : Tidak ada

e. Refleks Babinsky : (+)

13. Genitalia
84

a. Labia mayor dan labio minor tidak ada kelainan

b. Lubang Uretra : Ada

c. Klitoris : Ada

d. Sekret : ada

14. Anus.

a. Lubang Anus : Ada

b. Adanya Masa : Tidak terdapat massa

c. Keadaan Feses : Normal, warnahitam, bayi telah BAB

3. ANALISIS DATA

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan umur 2 jam

4. PENATALAKSANAAN

1. Menjaga dan mempertahankan kehangatan dengan cara :

Mengeringkan tubuh bayi dan memakaikan pakaian bayi.Pakaian bayi

telah diganti, dan bayi didekap oleh ibunya.

2. Memberikan salep mata pada bayi dari mata bagian luar sampai mata

bagian dalam untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata. Salep

mata sudah diberikan.

3. Memberikan injeksi vitamin K 1 mg pada paha kiri sepertiga bagian

luar secara IM untuk mencegah terjadinyapendarahan otak. Injeksi

vitamin K sudah diberikan.

4. Memberikan injeksi vaksin HBO PID 0,5 ml pada paha kanan

sepertiga bagian luar secara IM untuk mencegah penularan penyakit

Hepatitis B. Injeksi vaksin HBO sudah diberikan.


85

5. Mengobservasi tanda-tanda vital. hasil pemeriksaan dalam batas

normal

6. Melakukan perawatan pada tali pusat dengan melakukan perawatan

apabila terkena air kencing bayi, dengan mencucinya dengan air

kemudian keringkan dan tidak memberikan alcohol atau betadine pada

tali pusat cukup biarkan terbuka dan kering.

“ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR UMUR 6 JAM”

Tanggal : 15 Aprl 2019

Waktu : Jam 14.25 WIB

Tempat : Klinik Paramitra

1. DATA SUBJEKTIF

a. Ibu mengatakan bahwa bayinya sudah dapat menyusui dengan kuat

b. Ibu mengatakan tidak mendapatkan tanda-tanda bahaya pada bayinya

2. DATA OBJEKTIF

a. Keadaan umum : baik

b. Tanda-tanda vital BJA: 130x/mnt Respirasi : 52x/mnt Suhu : 36,7 ° C

c. Mata : tidak ikterik

d. Reflek hisap : (+)

e. Menghisap ASI : Baik/kuat

f. Keadaan tali pusat : Bersih dan masih basah

g. BAB/BAK : +/+

3. ANALISIS DATA
86

Neonatus cukup bulan umur 6 jam dengan keadaan baik

4. PENATALAKSANAAN

1. Melakukan pemantauan kembali tentang frekuensi pernafasan, warna

kulit, aktifitas dari otot-otot. Bayi terlihat sehat dengan tidak

menunjukkan tanda-tanda bahaya

2. Menganjurkan kepada ibu untuk selalu mendekap bayinya dan selalu

mengganti popok bayinya ketika bayi BAK atau BAB. Ibu mengatakan

akan melakukannya

3. Menganjurkan ibu untuk merawat tali pusat yaitu dengan tidak

memberikan ramuan atau cairan alcohol atau betadine, memberitahu

ibu agar menjaga tali pusat tetap kering setelah terkena air kencing

atau dimandikan. Ibu mengatakan dapat memahaminya

4. Menasehati ibu agar menyusui bayinya secara aktif, membangunkan

bayinya secara teratur setiap 2-3 jam, minimal 4 jam sekali, dan

menganjurkan ibu untuk menyendawakan bayinya setiap setelah

menyusui. Ibu mengatakan akan melakukannya

5. Jelaskan pada ibu untuk segera memeriksakan bayinya apabila

mendapat tandatanda bahaya sebagai berikut:

a. Suhu tubuh bayi panas atau seluruh tubuhnya terasa dingin

b. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan berbau busuk dan

berdarah

c. Pernafasan lebih cepat

d. Tidak mau menyusu


87

e. Bayi kuning disekitar muka

Evaluasi : Ibu mengerti dan merasa jelas

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 7 Hari

Tanggal : 22 April 2019

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Klien

1. Data Subjektif

a. Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusui mau, gerakan

aktif.

b. Eliminas : BAB 3-4 kali/ hari , BAK 6-7 kali /hari

c. Riwayat lingkungan: lingkungan sekitar rumah dalam keadaan baik,

terhindar dari polusi udara, bising kendaraan, maupun limbah pabrik,

tetapi pada saat melakukan kunjungan rumah, lingkungan yang

ditempati tipe rumahnya permanen dan pencahayaan cukup.

d. Riwayat sosial : kehamilan ini merupakan kehamilan yang diinginkan

e. Riwayat genetic : dalam keluarga tidak ada penyakit keturunan, tidak

memiliki keturunan kembar.

f. Riwayat perinatal : tidak ada masalah dalam kehamilan, ibu saat hamil

tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain obat yang diberikan

oleh bidan, usia kehamilan ibu cukup bulan, 39 minggu lebih 6 hari

g. Riwayat neonatal : keadaan saat lahir baik, tidak ada penyulit, bayi lahir

langsung menangis.

2. Data Objektif
88

1) Keadaan Umum : Baik

2) Antropometri : BB 3600 gram, PB 50 cm

3) Tanda-tanda vital BJA : 129x/mnt,reguler

Respirasi : 49x/mnt

Suhu : 36,5° C

4) Pemeriksaan fisik :

1. Mata (sclera) : Putih

2. Warna kulit : Seluruh tubuh kemerahan

3. Aktivitas : Aktif

4. Menangis : Kuat

5. Menghisap ASI : Baik/kuat

6. Tanda Bahaya : Tidak didapatkan

7. Talipusat : Sudah lepas, kering dan bersih

3. Analisis data

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK) umur 7 hari

dengan keadaan baik.

4. Penatalaksanaan

a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa keadaan bayi

baik. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan

b. Memberitahukan kepada ibu untuk menyusui bayinya pada kedua

payudara kiri dan kanan. Ibu segera melakukannya

c. Mengingatkan ibu untuk menyendawakan bayinya setiap selesai

menyusui. Ibu mengatakan telah melakukannya


89

d. Memberitahu ibu agar selama 6 bulan Bayi diberi ASI Saja tanpa

makanan pendamping karena dalam ASI mengandung zat antibody

yang berguna untuk pertahanan tubuh dari serangan penyakit. Ibu

mengerti dan merasa jelas

e. Memberitahukan kepada ibu untuk selalu menjaga kehangatan

bayinya.Ibu mengerti.

“ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 JAM DI KLINIK

PARAMITRA PADA NY S P3 A0”

Tanggal : 15 April 2019

Waktu : Jam 14.25 WIB

Pengkaji : Lapinah

1. DATA SUBJEKTIF

a. Masalah dan keluhan masa nifas

Ibu tidak merasakan ada keluhan yang berarti pada saat ini hanya

merasakan kelelahan, mules pada perut, sakit bekas jahitan. Ibu

mengatakan sudah BAK ke kamar mandi sendiri dan sudah mengganti

pembalutnya.

b. Mobilisasi dini : sudah dilakukan sejak 1 jam pertama, ibu mau miring

kekiri dan kanan dan akan mencoba kekamar mandi sendiri

c. Bounding attachment : dilakukan, mulai bayi lahir

d. Respon ibu dan keluarga terhadap anak : Sangat bahagia

e. Personal hygiene : ibu sudah ganti pembalut


90

2. DATA OBJEKTIF

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Tanda-tanda vital: TD 110/70 mmHg, N: 70x/mnt, R: 20x/mnt, S : 36,5 °C

d. Pemeriksaan fisik

1. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih

2. Payudara : Pengeluaran ASI mulai banyak, tidak bengkak dan tidak

lecet

3. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik

4. Kandung kemih : kosong

5. Genitalia : lochea rubra, normal

6. Perineum : Tidak oedema dan tidak merah

3. ANALISIS DATA

P3A0post partum 6 jam

4. PENATALAKSANAAN

1. Melakukan pemantauan kembali kontraksi uterus dan perdarahan dengan

meraba fundus uteri dan melihat jumlah perdarahan. kontraksi uterus baik,

teraba keras, TFU 2 jari dibawah pusat, perdarahan normal

2. Memberikan kapsul tablet Vit A dengan dosis 2 x 200.000 IU, telah

diberikan kepada ibu

3. Menganjurkan kepada ibu untuk mencoba tidur atau istirahat ketika bayi

tidur. ibu akan mencoba istirahat seperti yang dianjurkan


91

4. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan mules yang dirasakan oleh ibu

adalah fisiologis, karena rahim ibu akan kembali mengecil sehingga terjadi

kontraksi yang menyebabkan ibu mules, ibu dianjurkan untuk relaksasi

dengan menarik nafas dari hidung dan mengeluarkannya melalui mulut. Ibu

melakukan relaksasi.

5. Memastikan ibu bahwa telah tercukupi kebutuhan nutrisinya. ibu

mengatakan porsi makanan yang disajikan telah dimakan walaupun tidak

habis

6. Menjelaskan kepada ibu rasa sakit pada perineum disebabkan karena luka

jahitan setelah melahirkan, ibu dianjurkan mengatur posisi yang senyaman

mungkin agar sakitnya berkurang. Ibu melakukan tidur dengan rileks dan

dengan posisi setengah duduk.

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 7 Hari

Tanggal : 22 April 2019

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Pasien

1. Data Subjektif

a. Ibu mengetakan tidak ada keluhan.

b. Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan aktif dan ASI yang

keluar sudah mulai banyak

c. Ibu mengatakan BAK dan BAB sudah lancar kembali, BAK ±5 kali

sehari, BAB 1 kali sehari.

2. Data Objektif
92

a. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

b. Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

S : 36,5 ° C

N : 72x/mnt

R : 20x/mnt

c. Pemeriksaan fisik

1. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih

2. Payudara : Pengeluaran ASI mulai banyak.

3. Abdomen : TFU pertengahan pusat simpisis

4. Genetal : lochea sanguinolenta, normal tidak berbau.

5. Perineum : Tidak oedema dan tidak merah, bekas luka jahitan

bersih dan kering

6. Ekstremetas : Oedema negatif/negatif, varices negatif/negatif

d. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan HB : 12,2 gr %

3. Analisa Data

P3A0 post partum 7 hari

4. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik-baik saja,

2. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas diantaranya:

inveksi pada vulva, vagina, servik, bekas luka jahitan bernanah dan
93

bengkak, perdarahan, pandangan kabur, bengkak pada wajah dan kaki,

payudara bengkak dan bernanah,.

3. Melakukan palpasi pada abdomen ibu,TFU teraba 2 jari diatas simpisis,

perdarahan ibu normal dan tidak berbau.

4. Memberikan konseling tentang ibu nifas yaitu: makan dengan diet

berimbang, cukup karbohidrat,protein, lemak, dan mineral.

5. Mengajarkan ibu perawatan perawatan perenium yaitu selalu mengganti

pembalut 2-3 x sehari, mengganti celana apabila basah dan kotor,dan

selalu mencuci tangan setelah memegang darah genitalia dengan sabun

dan air mengalir.

6. Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat yaitu tidak diberi apa pun

dan hanya dibersihkan dengan air hangat. Terlihat bersih dan kering.

7. Memberikan konseling pada ibu bagaimana cara menjaga bayi tetap

hangat yaitu dengan meletakkan bayi di tempat yang hangat,

memakaikan pakaian yang kering dan bersih, tidak meletakkan bayi

dibawah kipas angin

8. Mengingat kan ibu untuk selalu mengkonsumsi obat yang yang telah

diberikan antibiotik profilaksis yaitu amoxilin 3x500 mg, asam

mefenamat 3x500 mg setelah makan.

9. Menganjurkan ibu untuk kontrol lagi 7 hari atau bila ada keluhan
94

“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 14 Hari”

Tanggal : 22-04-2019

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Klien

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kondisi ibu

2. Data Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Tanda-tanda vital :

TD : 120/80 mmHg

S : 36,5 °C

N : 72x/mnt

R : 20x/mnt

d. Pemeriksaan fisik

1. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih

2. Payudara : Pengeluaran ASI banyak

3. Abdomen : TFU tidak teraba

4. Genetalia : lochea serosa

5. Perineum : Tidak oedema dan tidak merah, bekas luka jahitan bersih dan

kering

6. Ekstremetas : Oedema negatif/negatif, varices negatif/negatif

3. Analisa Data
95

P3A0 post partum 14 hari

4. Penatalaksanaan

a. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisi kesehatanya sekarang bahwa ibu

dalam keadaan sehat dan kadar hb sudah normal

b. Memeriksa Tanda tanda vital ibu seperti tekanan darah, nadi, suhu,

respirasi

c. Memastikan tidak adanya tanda-tanda bahaya masa nifas, dan

menganjurkan kepada ibu agar segera menghubungi jika mengalami

tanda-tanda seperti :

1. Kelelahan dan sulit tidur

2. Demam

3. Nyeri atau panas pada saat buang air kecil

4. Sakit kepala yang terus-menerus

5. Nyeri pada daerah perut

6. Perdarahan

7. Keluar cairan vagina yang berbau

8. Pembengkakan payudara, berwarna merah dan sakit, puttingsusu

pecah-pecah atau terbelah

9. Perasaan sedih

10. Merasa kurang mampu dalam merawat bayinya

11. Gangguan penglihatan (Rabun senja)

d. Memastikan ibu untuk tetap menjaga kesehatan ibu selama menyusui


96

e. Mengingatkan ibu untuk mempersiapkan hubungan seksual tetapi harus

sudah menggunakan KB terlebih dahulu

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 14 hari

Tanggal : 22-04-2019

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Klien

1. Data Subjektif

a. Ibu mengatakan bahwa bayinya menyusu dengan kuat dan sering

b. Ibu mengatakan tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi

2. Data Objektif

a. Keadaan umum : Baik

b. Berat Badan : 4500 gr

c. Tanda-tanda vital

BJA : 132x/mnt

Respirasi : 49 x/mnt

Suhu : 36,7° C

d. Pemeriksaan fisik

Mata (sclera) : Putih, tidak kekuningan

Warna kulit : Seluruh tubuh kemerahan

Aktivitas : Aktif

Menangis : Kuat

Menghisap ASI : Baik/kuat

Tanda Bahaya : Tidak didapatkan


97

3. Analisis data

NCB-SMK 14 Hari dengan keadaan baik

4. Penatalaksanaan

a. Mengigatkan kembali ibu tentang cara menyusui, jadwal menyusui.Ibu

telah melakukannya

b. Mengkaji ulang pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada

bayi,dan mengigatkan ibu untuk segera menghubungi bidan bila ada

tanda-tanda bahaya. Ibu bisa menjelaskannya

c. Menjadwalkan untuk kunjungan imunisasi BCG tanggal 06 Mei 2019

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 42 Hari

Tanggal : 27-05-2019

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Klinik Paramitra

a. Data Subjektif
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kondisi ibu dan ingin ber KB

b. Data Objektif

a. Pemeriksaan Umum

- Keadaan umum : Baik

- Kesadaran : Compos mentis

- Tanda-tanda vital :

TD : 110/80 mmHg

S : 36,5 °C

N : 80x/mnt
98

R : 20x/mnt

b. Pemeriksaan fisik

1. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih

2. Payudara : Pengeluaran ASI banyak

3. Abdomen : TFU tidak teraba

4. Genetalia : lochea serosa

5. Perineum : Tidak oedema dan tidak merah, bekas luka jahitan bersih dan

kering

6. Ekstremetas : Oedema negatif/negatif, varices negatif/negatif

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan HB : 13,2 gr %

c. Analisa Data

P3A0 post partum 40 haridenganAkseptor KB Pil Menyusui

d. Penatalaksanaan

- Menjelaskan kepada ibu tentang kondisi kesehatanya sekarang bahwa ibu

dalam keadaan sehat dan kadar hb sudah normal

- Memastikan ibu untuk tetap menjaga kesehatan ibu selama menyusui

- MenjelaskantentangalatkontrasepsiKBpil menyusui, efeksamping

- Membuatinformed concenttindakanpenyuntikanKB

- MemberikanPil Kb Menyusui kepada ibu dan cara meminumnya

- Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang setelah KB Pil habis

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 42 Hari

Tanggal : 27 Mei 2019


99

Jam : 10.00 WIB

Tempat : Klinik Paramita

1. Data Subjektif : Ibumengatakanbayinyadalamkeadaansehat, bayi sudah

diimunisasi BCG dan Polio 1

2. Data Objektif

- Keadaan umum : Baik

- Berat Badan : 5500 gr

- Tanda-tanda vital : BJA 132x/mnt, Respirasi 49 x/mnt, Suhu : 36,7° C

- Pemeriksaan fisik

Mata (sclera) : Putih, tidak kekuningan

Warna kulit : Seluruh tubuh kemerahan

Aktivitas : Aktif

Menangis : Kuat

Menghisap ASI : Baik/kuat

Tanda Bahaya : Tidak didapatkan

3. Analisis data

Bayi umur 42 Hari

4. Penatalaksanaan

a. Mengigatkan kembali ibu tentang cara menyusui, jadwal menyusui.Ibu

telah melakukannya

b. Mengkaji ulang pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada

bayi,dan mengigatkan ibu untuk segera menghubungi bidan bila ada

tanda-tanda bahaya. Ibu bisa menjelaskannya


100

c. Mengingatkanibubahwa pada umurbayi 2 bulanharussegeradiimunisasi

DPT 1 dan Polio 2. Ibumengerti dan akanmelaksanakannya.

d. Menganjurkanibuuntuktidakmemberikanmakanantambahanapapunsampa

ibayiberumur 6 bulan. Ibumengerti dan akanmelakukannya.

B. Pembahasan Kasus

Asuhan kebidanan secara komprehensif dilakukan dari masa kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir sampai 6 minggu masa nifas. Penulis melakukan

pengkajian pada waktu hamil sebanyak 3 kali yaitu pada kehamilan 37-38

minggu. Ibu melakukan pemeriksaan awal kehamilan pada trimester I

sebanyak 1 kali, selama trimester II sebanyak 1 kali dan pada trimester III

sebanyak 3 kali.

1. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Pemeriksaan kehamilan dilakukan pada tanggal 27 Maret 2019 di

Puskesmas Jatimulya dilakukan pemeriksaan fisik. Selama kehamilan Ny.

S telah melakukan pemeriksaan kehamilan lebih dari 2 kali di Puskesmas

dan 3kali ke PMB dengan kata lain kunjungan kehamilan Ny. S telah

sesuai dengan standar minimal yakni sebanyak 8 kali selama kujungan

kehamilan Ny. S tidak memiliki keluhan berarti, hanya ibu mengeluh sakit

pinggang, ibu juga telah mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali.

Nyeri pinggang bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan di

daerah pinggang bawah, dapat berupa nyeri lokal (inflamasi), maupun

nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari pinggang bawah
101

dapat dirujuk ke daerah lain, atau sebaliknya nyeri yang berasal dari

daerah lain dirasakan di daerah pinggang bawah (referred pain). Nyeri

pinggang merupakan gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil yang

tidak hanya terjadi pada trimester tertentu, tetapi dapat dialami sepanjang

masa-masa kehamilan hingga periode pasca natal.

Birth ball adalah bola besar yang terbuat dari plastik lunak dan

diisi dengan udara dengan diameter 35-85 cm. Birth ball bisa digunakan

sepanjang kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Birthing ball

memberikan manfaat yang optimal pada ibu hamil. Selain memperkuat

otot kaki, punggung, dan core muscles, birthing ball juga dapat membantu

rileksasi, koreksi postur dan peregangan otot (Mirzakhani, et al., 2015).

Penggunaan birthing ball selama kehamilan mampu menurunkan tingkat

nyeri karena merangsang refleks postural dan menjaga otot-otot serta

menjaga postur tulang belakang. Birth ball dapat meningkatkan mobilitas

panggul ibu hamil. Efek birthing ball akan mengembangkan kerja otot-otot

dynamic muscular corset sehingga mengurangi beban kerja dari otot

lumbal. Dengan terjadinya pelemasan otot diharapkan akan terjadi

perbaikan pump muscles yang berakibat meningkatkan sirkulasi darah

pada jaringan otot piggang. Dengan demikian suplai oksigen di jaringan

otot menjadi lebih baik, nyeri yang ditimbulkan karena spasme akan

berkurang sehingga ibu hamil dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari

tanpa ada keluhan nyeri.


102

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang birthball pada ibu

oleh penulis, dan ibu melakukan senam ringan dengan menggunakan birth

ball, nyeri pinggang yang dirasakan oleh ibu berkurang, ditandai ibu

terlihat relax/santai.

Selama menjalani pemeriksaan ibu dan keluarga sangat kooperatif

sehingga Bidan dapat memberikan asuhan secara optimal. Pada kehamilan

ini, Ny. S mendapatkan dukungan penuh dari suami dan keluarga. Hal

tersebut terbukti dengan kesiapan berbagai keperluan untuk menghadapi

persalinan.

2. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Kala I Jam 04.05 WIB ibu datang ke Klinik Paramitra, mengatakan

mules-mules dari jam 00.00 WIB, disertai keluar lendir bercampur darah

dari jalan lahir. Gerakan janin masih dirasakan ibu. Setelah dilakukan

pemeriksaan diketahui TFU ibu 34 cm, Leopold 1 : bokong, Leopold 2 :

punggung disebelah kiri ibu, bagian kecil disebelah kanan ibu, Leopold 3 :

kepala. Dilakukan pemeriksaan dalam, pembukaan 4 cm.

Berdasarkan kasus di atas, asuhan bersalin pada Ny S berlangsung

normal, ibu diobservasi dari fase aktif sampai pembukaan lengkap.

Keluhan seperti mules, keluar lendir bercampur darah itu merupakan

tanda-tanda persalinan dan hal itu fisiologis. Kala II Jam 08.00 WIB Ibu

mengatakan mules yang semakin sering dan kuat, ada rasa ingin meneran

seperti ingin BAB yang tidak bisa ditahan setiap ada his. Dilakukan

pemerikasaan dalam, pembukaan 10 cm (lengkap). Bayi lahir spontan


103

pukul 08.25 WIB, jenis kelamin perempuan, tonus otot kuat, aktif ,kulit

kemerahan.

Berdasarkan kasus di atas, asuhan pada kala II berlangsung normal,

adapun lama kala II berlangsung selama 15 menit seperti kutipan dalam

Buku Acuan APN 2008 bahwa lama kala II pada multigravida 30 menit,

walaupun ada kesenjangan antara teori dan praktek tetapi tidak ada

penyulit pada kala II seperti tejadi distosia yang bisa dikarenakan his, jalan

lahir atau janinnya sendiri. Tidak ada pula lilitan tali pusat.

Pada APN 2008 dijelaskan bahwa setelah bayi lahir bayi harus

segera melakukan inisiasi menyusu dini, penulis melakukannya karena

bayi sudah menangis kuat setelah dilakukan langkah awal resusitasi yaitu

menghisap lendir bayi, mengeringkan bayi, dan melakukan rangsangan

taktil pada bayi, BB : 3400 gr dan panjang 50 cm, keadaan bayi baik.

Kala III Jam 08.30 WIB ibu mengatakan sedikit mules dan merasa

kelelahan, tetapi bahagia atas kelahiran bayinya. TFU sepusat, perdarahan

normal ± 100 cc, laserasi ada derajat II, menginjeksi oksitosin 10 iu secara

IM pada paha kanan ibu, plasenta lahir lengkap pukul 08.30 WIB.

Berdasarkan kasus diatas, Kala III berlangsung 5 menit sesuai

dengan pendapat Hanifa 2005 menyatakan bahwa plasenta lepas 6-15

menit setelah bayi lahir,. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan

Saifuddin 2002, yaitu tidak lebih dari 30 menit.

Kala IV Jam 08.30 WIB, Ibu mengatakan merasa lelah tetapi lega,

adanya rasa sedikit mules dan perabaan atas symphisis terasa adanya
104

bulatan yang keras. TTV dalam batas normal, TFU sepusat. Observasi 2

jam postpartum dalam keadaan normal.

Berdasarkan kasus di atas. Setelah plasenta lahir perdarahan

normal dan kontraksi uterus baik. TFU sepusat dan hal tersebut normal

sesuai dengan pernyataan varney 2004 yang menyebutkan bahwa setelah

kelahiran plasenta, uterus secara normal ditemukan berada pada garis

tengah dari abdomen kira-kira dua pertiga atau tiga perempat antara

symphysis pubis dan umbilicus. Uterus harus kokoh atau keras terhadap

sentuhan karena uterus yang lembut adalah hipotonik dan tidak

berkontraksi sebagaimana seharusnya.

3. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

Pada saat nifas ibu ada luka jalan lahir, diberikan konseling tentang

perawatan luka jahitan, setelah plasenta lahir lengkap tinggi fundus uteri

sepusat. pada saat pemeriksaan postpartum 6 jam pada Ny.S pengkaji

memberikan konseling dengan ibu tentang manfaat ASI, teknik menyusui

yang benar terlihat hasilnya ibu dapat menyusui bayinya dengan baik dan

benar pada hari ke-7. Pada kunjungan rumah hari ke 14 lochea berwarna

kuning kecoklatan, hari ke dua puluh lochea bersih dan fundus uteri sudah

tidak teraba.

1. Asuhan pada ibu nifas 2 jam : ibu mengatakan tidak ada keluhan, dan

dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ibu tidak ada komplikasi yang

membahayakan kondisi ibu.


105

2. Asuhan pada ibu nifas 6 jam : ibu mengatakan tidak ada keluhan, dan

dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ibu tidak ada komplikasi yang

membahayakan kondisi ibu.

3. Asuhan pada ibu nifas 7 hari : ibu mengatakan tidak ada keluhan, tidak

ada komplikasi berdasarkan pemeriksaan subjektif dan objektif.

4. Asuhan pada ibu nifas 14 hari : ibu mengatakan tidak ada keluhan, tidak

ada komplikasi berdasarkan pemeriksaan subjektif dan objektif

5. Asuhan pada ibu nifas 42 hari : ibu mengatakan tidak ada keluhan, dan

dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh ibu, tidak ada komplikasi

yang membahayakan kondisi ibu, ibu mendapatkan pelayanan Pil KB

Menyusui

4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Bayi lahir spontan menangis pada tanggal 15 April 2019 di Klinik

Paramita, dengan jenis kelamin perempuan, berat badan 3400 gram,

panjang badan 50 cm, warna kulit kemerahan, pergerakan aktik, tidak ada

cacat bawaan, tidak terdapat tanda bahaya pada bayi baru lahir. Bayi

mendapatkan Asuhan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), dan mencapai putting

susu ibu selama kurang lebih 30 menit.

Asuhan pada bayi baru lahir dilaksanakan dengan pemeriksaan

pada 2 jam, 6 jam, dan 7 hari, 2 minggu, dan 42 hari, setelah lahir,reflex

hisap bayi baik, gerakan aktif, BAB dan BAK lancar. Peranan Bidan pada

saat ini sangat berarti, kunjungan rumah sangat penting dilakukan oleh

Bidan sehingga Bidan dapat melakukan Deteksi dini dan dapat melakukan
106

tindakan yang harus dilakukan agar kondisi bayi baru lahir dalam keadaan

baik.Adapun peningkatan BB pada bayi baru lahir sampai dengan hari ke

42 yaitu sebanyak 1,9 kg. Bayi diberikan ASI Eksklusif.

5. Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB

Pada akhir masa nifas yaitu 42 hari tepatnya tanggal 27 Mei 2019,

ibu berkunjung ke Klinik Paramita dengan keadaan sehat dan ingin

mendapatkan pelayanan KB. Pada pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan

objektif juga pemeriksaan penunjang, didapatkan diagnosa P3A0 dengan

keadaan sehat, kebutuhan klien yaitu mendapatkan pelayanan KB. Klien

dan suami sudah mengambil keputusan bahwa klien akan menjadi akseptor

KB Pil Menyusui. Pil Kb yang disarankan penulis adalah Mini Pil yang

hanya mengandung hormon prgfesteron saja yang dapat membantu

meperlancar produksi ASI.


107

5.BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan asuhan yang telah diberikan oleh penulis , maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Asuhan yang dilakukan berupa pengkajian secara subjektif dan objektif

pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas.

2. Asuhan yang diberikan sesuai dengan intervensi data dalam bentuk

diagnosa dan masalah. Adapun permasalahan yang ditemukan adalah pada

trimester I klien mengeluh sakit daerah pinggang

3. Asuhan yang direncanakan telah di implementasikan sesuai dengan

diagnosa dan masalah yang ditemukan. Adapun asuhan yang telah

diberikan yaitu melakukan konseling mengenai perubahan fisiologis pada

kehamilan, konsumsi dan cara meminum tablet Fe, tehnik menyusui yang

benar dan penkes tentang Birth Ball.

4. Asuhan yang akan diberikan disesuaikan dengan identifikasi masalah dari

data subjektif dan objektif, sehingga dapat direncanakan asuhan

selanjutnya.

5. Asuhan yang akan diberikan selanjutnya sesuai dengan rencana yang telah

di identifikasi sebelumnya sesuai dengan interpretasi data.


108

6. Asuhan yang diberikan sudah cukup efektif terbukti dari masalah yang

dialami klien telah teratasi. Hasil dari asuhan tersebut yaitu ibu dan bayi

sehat.

7. Asuhan telah di dokumentasikan dalam bentuk SOAP sesuai dengan

standar asuhan dan kewenangan bidan sebagai bentuk legal format dalam

memberikan asuhan tersebut.

8. Asuhan komprehensif yang penulis buat sudah di analisa antara

kesenjangan teori dan praktek.

9. Asuhan inovasi yang penulis tambahkan adalah penerapan Birth Baal pada

ibu hamil, untuk mengurangi keluhan nyeri pada pinggang.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan di lapangan, perlu memberikan saran dan

masukan untuk pelayanan kebidanan yang berkualitas. Sasaran yang diberikan

adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Memberikan pelayanan kebidanan yang komprehensif dan sesuai Standar

Asuhan Kebidanan yang tepat, sehingga masyarakat mendapatkan

pelayanan yang sesuai dengan keadaannya, selain itu juga akan

mengaplikasikan ilmunya sesuai dengan Standar dan Etika Profesi

Kebidanan di komunitas.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

a. Bidan sebaiknya melakukan pelayanan komprehensif pada pasien

sehingga asuhan dapat berkualitas.


109

b. Bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah, sehingga bidan dapat

mengetahui kondisi pasien di rumah dan dapat memberikan asuhan

sesuai dengan kondisi pasien.

c. Tempat pelayanan sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas pemeriksaan

laboratorium sebagai pemeriksaan penunjang dalam asuhan kebidanan

yang dilakukan.

d. Bidan dapat melaksanakan penerapan birth ball pada ibu hamil,

bersalin, untuk mengurangi rasa ketidak nyamanan yang dialami oleh

ibu.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa

dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung

peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan

yang berkualitas.

4. Bagi Pasien

Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan

keadaan kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin

dan nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya

pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas dan BBL dengan melakukan

pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan.


110

DAFTAR PUSTAKA

Arum, Dyah, N.S., dan Sujiyatini. 2016. Panduan Lengkap Pelayanan KB


Terkini. Yogyakarta : Nuha Medika.
Bari Saifuddin, Abdul. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Jakarta : Kementrian Kesehatan
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharohardjo, 2009
Kementrian Kesehatan RI, 2015. Kepmenkes RI Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007

tentang Standar Asuhan Kebidanan Jakarta Kementrian Kesehatan RI

Kemenkes RI. 2015a. Profil Kesehatan Indonesia 2015. www.depkes.go.id

(diakses 15 Januari 2019)

Manuaba, Ida Bagus Gde.2008. Ilmu Kebidanan,penyakit kandungan dan

keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 2008. Synopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Mangkuji, B., dkk. 2014. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta : EGC.

Mandriwati, A.G., dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan Berbasis

Kompetensi. Edisi Revisi III. Jakarta : EGC.

Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerpurium Care”.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mulati, E(ed). 2015. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak Continuum of Carelife

Cycle. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Nurasiah, A., Rukmawati, A., dan Badriah, D.L. 2012. Asuhan Persalinan Normal

Bagi Bidan. Bandung : PT Refika Aditama.


111

Nurjasmi, E., dkk. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta : PP IBI.

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014

Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. 2010 Asuhan Kebidanan VI (Patologi

Kebidanan). Jakarta : Trans Info Media

Saifuddin, AB., dkk. 2013. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Sulaiman, 2007. Obstetric Fisiologis Universitas Padjajaran Bandung.Eleman

Sulistyawati, Ari. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba

Medika, 2009. .

Sari, E.P., dan Rimandini, K.D. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal

Care). Jakarta Timur : CV. Trans Info Media.

Sofian, A. 2012. Sinopsis Obstetri. Edisi 3. Yogyakarta : EGC

Sukarni, I., dan Margareth. 2016. Kehamilan, Persalinan dan Nifas Dilengkapi

dengan Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika..

Tandon, N.M. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta :

EGC.

Varney, 2006, Varney”s Midwifery, 3rd Edition, Jones and Barlet Publishers,

Sudbury:England

WHO, 2016, Standard For Improving Quality Of Maternal And Newborn Care In

Health Facilities, Switzerland

Wagiyo dan Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan Bayi

Baru Lahir Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta : Andi.


112

Walyani, E.S. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka

Baru Press.

Walyani, E.S., dan Purwoastuti, E. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan

Menyusui.

Wiknjosastro, H., Saifuddin, A.B., dan Rachimhadhi. 2013. Ilmu Kebidanan.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

World Health Organization. 2015. Trends in Maternal Mortality 1990 to 2015.

Apps.who.int/iris/9789241565141_eng (diakses 22 April 2019).

World Health Organization. 2015. Levels and Trends in Child Mortality.

Apps.who.int/iris/igmereport2015childmortalityfinal (diakses 22 April

2019).
113

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

SURATPERNYATAAN
BERSEDIAMENJADIRESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny S

Umur : 31 Tahun

Alamat : Jatimulya rt 06 Rw 07 Kelurahan Tambun Selatan Kecamatan

Jatimulya Kabupaten Bekasi

Setelah mendapatkan penjelasan yang cukup jelas dari pengkaji, dengan

ini menyatakan bersedia menjadi klien dalam studi kasus tentang “Asuhan

komprehensif pada Ny.S Dengan Penerapan Birth Ball Di Puskesmas Jatimulya

Kabupaten Bekasi Tahun 2019”

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan

dari pihak manapun.

Sumedang, 27 Maret 2019


Klien
114

Ny. S

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

SURATPERNYATAAN
KEASLIAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Lapinah

NIM : P17324118311

Program Studi : D III Kebidanan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan Plagiat dalam penulisan


Laporan Tugas Akhir saya yang berjudul :

“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. S DENGAN


PENERAPAN BIRTH BALL DI PUSKESMAS JATIMULYA
KABUPATEN BEKASI TAHUN 2019”

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Tanggal, 20 Juni 2019


Penulis

Lanipah
115

NIM.P17324118311

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

LEMBARKONSUL

Nama : Lapinah

NIM : P17324117311

Judul TA : “Asuhan komprehensif pada Ny.S Dengan Penerapan Birth Ball

Di Puskesmas Jatimulya Kabupaten Bekasi Tahun 2019”

Pembimbing : Dewi P, SST, MPH

TandaTanganPe
No Tanggal Kegiatan Rekomendasi
mbimbing

1 20 Pebruari Strategi Siapkan Klien


2019 Penyusunan Perbaiki BAB I
KTI, BAB I

2 13 Maret Konsul BABI Siapkan Klien


2019 Persiapan untuk
ANC

3 14 Maret BimbinganAsuh Pembuatan SOAP


116

2019 an Antenatal

4 10 April Konsul Bab I – Revisi BAB I ,II,III, IV


2019 IV

5 16 Mei Konsultasi BAB Revisi BAB I-IV


2019 I – BAB IV

6 31 Mei Konsul BAB I – Revisi BAB I-IV,


2019 BAB IV LanjutkanPembahasan,
Lanjutkan dengan membuat
hasil asuhan

10

11

12
117

Mengetahui,
KetuaJurusanKebidanan Bandung
PoliteknikKesehatanKemenkesBandung

Yulinda.S.ST,.MPH
NIP. 19750716 200212 2 001

Anda mungkin juga menyukai