Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PENGALAMAN

BELAJAR LAPANGAN III DI DESA TOAYA


KECAMATAN SINDUE
KABUPATEN DONGGALA

Dilaporkan kepada pengelola PBL PSKM FKM UNTAD


sebagai syarat kelulusan

KELOMPOK 8
Muhammad Ansar P 101 20 223
Moh. Raezaldy P 101 20 209
Nur Hasanah Hatibie P 101 20 043
Imelda Yuniarti P 101 20 086
Putri Untung Luter Sattu P 101 20 260
Putri Riski Ananda P 101 20 135
Desyana Syafitri P 101 20 022
Aulia Iklima Ayub P 101 20 184
Fian Afrianti P 101 20 041
Rabiatul Awalia P 101 20 084
Khoirul Debi Saputra P 101 18 022

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pengalaman Belajar Lapangan III (PBL III) ini telah dikonsultasi dengan
pembimbing lapangan dan dinyatakan sah telah memenuhi syarat sebagaimana
tertera dalam panduan PBL III.

Palu, 24 Januari 2023

Pembimbing Lapangan Kepala Desa

Nur Hikmah Buchair, S.KM., M.Kes Ompo Wijaya, S.Ag

NIP:19870907 201001 2 004

Mengetahui,
Pengelola PBL III Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Tadulako

Stefiani Bengan Laba, S.KM., M.PH

NIP: 19951226 202203 2 013

ii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat, taufiq, dan hidayahnya maka penulis dapat menyelesaikan laporan
hasil kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan III (PBL III) dengan tepat waktu.
Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Belajar
Lapangan III (PBL III) pada Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Tadulako.
Terselesaikannya laporan lengkap ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh
rasa hormat penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang telah
memberikan bantuan moral maupun materi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Diucapkan terima kasih juga kepada:
1. Ibu Nur Hikmah Buchair, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing
kelompok 8, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam
penyusunan laporan ini.
2. Ibu Stefiani Bengan Laba, S.KM., M.PH Selaku Ketua Koordinator
Pengelola PBL III Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako
3. Bapak Ompo Wijaya S.Ag, selaku Kepala Desa Toaya Kecamatan Sindue
Kabupaten Donggala
4. Kepada Teman-teman Kelompok 8 yang telah bekerja sama.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, baik dari segi
materi maupun penyajiannya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam penyusunan laporan ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat diharapkan, untuk perbaikan ke depan.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Palu, 28 Desember 2022

Kelompok 8

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Gambaran Singkat Lokasi..............................................................................3
BAB II EVALUASI KEGIATAN...........................................................................7
2.1 Intervensi Fisik...............................................................................................7
2.1.1 Tempat Sampah Percontohan..................................................................7
2.1.2 Papan Wicara...........................................................................................8
2.2 Intervensi Non Fisik.....................................................................................10
2.2.1 Penyuluhan Pengolahan Sampah...........................................................10
2.2.2 Penyuluhan Pencegahan Stunting..........................................................13
BAB 3 PEMBAHASAN........................................................................................15
3.1 Intervensi Fisik.............................................................................................15
3.1.1 Tempat Sampah Percontohan................................................................15
3.1.2 Papan Wicara.........................................................................................16
3.2 Intervensi Non-Fisik................................................................................18
3.2.1 Penyuluhan Pengolahan Sampah.....................................................18
3.2.2 Penyuluhan Stunting..............................................................................21
BAB IV PENUTUP...............................................................................................25
4.1 Kesimpulan..............................................................................................25
4.2 Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
LAMPIRAN...........................................................................................................29

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Toaya Berdasarkan Dusun...............4


Tabel 1. 2 10 Penyakit Tertinggi Di Desa Toaya Pada Tahun 2020........................6
Tabel 2. 1 Distribusi Hasil Evaluasi Pada Masyarakat Mengenai Pemasangan
Papan Wicara Terkait Pengolahan Sampah di Desa Toaya, Kec. Sindue, Kab.
Donggala..................................................................................................................8
Tabel 2. 2 Distribusi Hasil Evaluasi Pada Masyarakat Mengenai Pemasangan
Papan Wicara Terkait Pengolahan Sampah di Desa Toaya, Kec. Sindue, Kab.
Donggala..................................................................................................................9
Tabel 2. 3 Distribusi Hasil Evaluasi Pada Masyarakat Mengenai Pemasangan
Papan Wicara terkait Pengolahan Sampah di Desa Toaya, Kec. Sindue, Kab.
Donggala..................................................................................................................9
Tabel 2. 4 Distribusi frekuensi pengetahuan pengolahan sampah.........................11
Tabel 2. 5 Distribusi frekuensi pengetahuan pencegahan stunting........................13

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Desa Toaya......................................................................................3

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persuratan...........................................................................................29
Lampiran 2 Struktur Organisasi.............................................................................31
Lampiran 3 Planning Of Action (Poa)...................................................................32
Lampiran 4 Absensi Kelompok 8..........................................................................35
Lampiran 5 Jurnal Kelompok Pbl III.....................................................................37
Lampiran 6 Dokumentasi.......................................................................................45

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengalaman Belajar Lapangan III merupakan bagian dari proses
analisis masalah kesehatan yang terdiri dari proses pendataan dan penetapan
prioritas masalah di Pengalaman Belajar Lapangan I, kemudian dilanjutkan
dengan Intervensi prioritas masalah pada Pengalaman Belajar Lapangan II,
dan diakhiri dengan proses evaluasi di Pengalaman Belajar Lapangan III.
Gibson & Mitchel mengungkapkan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk
menilai efektifitas program atau aktifitas. Menurut Cronbach dan Stufflebeam
evaluasi program menyediakan informasi untuk disampaikan kepada
pengambil keputusan. Evaluasi yang akan dilakukan dalam PBL III ini
menyangkut pengolahan sampah dan pencegahan stunting (Putri, 2019)
Sampah merupakan salah satu masalah kompleks yang dihadapi oleh
negara maju di seluruh dunia, termasuk Indonesia, serta negara berkembang.
Salah satunya di Desa Toaya, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala,
Provinsi Sulawesi Tengah. Permasalahan sampah cukup besar, banyak warga-
warga yang masih membuang sampah sembarangan dan membakar sampah di
lahan kosong, kurangnya perhatian dari pemerintah Desa menjadi salah satu
penyebab warga membuang sampah sembarangan, karena tidak ada TPA
(tempat pembuangan akhir) di Desa tersebut. Edukasi mengenai pengolahan
sampah di Desa menjadi salah satu solusi untuk memberitahu warga Desa
bagaimana cara mengolah sampah yang baik dan benar (Nindya et all., 2019)
Permasalahan sampah menjadi semakin serius seiring dengan
meningkatnya produksi sampah dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Bank
Dunia, jumlah sampah padat di kota-kota dunia akan terus naik sebesar 70%
tahun ini hingga tahun 2025, dari 1,3 miliar ton per tahun menjadi 2,2 miliar
ton per tahun. Mayoritas kenaikan terjadi di kota-kota di negara berkembang.
Di Indonesia, data Bank Dunia menyebutkan, produksi Sampah padat secara
nasional mencapai 151.921 ton per hari. Hal ini berarti, setiap penduduk

1
Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per hari. Data yang sama
juga menyebutkan, dari total sampah yang dihasilkan secara nasional, hanya
80% yang berhasil dikumpulkan, sisanya terbuang mencemari lingkungan
(Nuryosuwito, et all., 2018)
Permasalahan sampah masih menjadi masalah serius di Ibu Kota
Provinsi Sulawesi Tengah dimana Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu,
Sulawesi Tengah mencatat produksi sampah yang dihasilkan masyarakat di
yang diangkut dari tempat sementara ke tempat pembuangan akhir sampah
mencapai sebanyak 117 ton per hari (Jauhary, 2019). Selain itu, besarnya
volume sampah dan munculnya spot baru sebagai tempat pembuangan sampah
di sejumlah titik di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore, Kota Palu,
menjadikan Kelurahan Tondo tidak lepas dengan masalah sampah (Penategas,
2021). Penumpukan sampah di TPA akan menimbulkan permasalahan, seperti
sebagai sumber penyakit dan kerusakan ekosistem alam dan secara tidak
langsung dapat berdampak terhadap kejadian stunting (Ramlan dan masrianih,
2022)
Hasil Kajian Gizi UNICEF Sebagian besar anak di Indonesia berisiko
stunting akibat kondisi lingkungan yang buruk salah satunya sanitasi yang
buruk. Stunting tidak hanya disebabkan oleh satu faktor tetapi disebabkan oleh
multi faktor yang saling berhubungan satu dengan lain. Stunting bisa
disebabkan karena penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung mulai dari akses ke makanan yang sehat bergizi didukung
perilaku pemberian makanan, melingkupi kebersihan dan hygiene, akses
terhadap pelayanan Kesehatan serta kesehatan lingkungan yaitu akses air
bersih, sanitasi dan air minum yang aman. Penyebab tidak langsung meliputi
tingkat ekonomi, urbanisasi, globalisasi, jaminan sosial, pelayanan kesehatan,
pembangunan pertanian dan pemberdayaan perempuan (Ihsani, 2022).
Data terbaru dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019
menunjukkan bahwa masih terdapat 18 provinsi dengan proporsi stunting
yang masih berada di atas target rerata nasional yaitu sebesar 27,67%.
Provinsi dengan proporsi tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur dengan

2
proporsi balita stunting sebesar 43,82%. Prevalensi stunting di Sulawesi
Tengah sendiri meningkat dan masuk ke dalam 10 provinsi dengan proporsi
balita stunting yang masih tinggi, yaitu sebesar 31,26% dan menjadi provinsi
prioritas untuk menekan angka stunting (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

1.2 Gambaran Singkat Lokasi


1. Keadaan Geografi dan Demografi
Desa Toaya adalah Desa yang di lintasi garis khatulistiwa,
membenteng dari Selatan ke Utara berada di pesisir pantai Selat Makassar
dengan luas wilayah ±23.540 Ha dan ketinggian tanah 100 Dpl. Desa
Toaya ini berada pada perbatasan dengan empat desa lain, yaitu:
- Utara : Desa Masaingi
- Selatan : Desa Toaya Vunta
- Timur : Desa Sumari
- Barat : Selat Makassar
Penduduk Desa Toaya bermata pencaharian petani ladang, sawah,
kebun, nelayan, pertukangan, PNS dan pedagang dan sebagian lagi
berwirausaha serta masih banyak yang belum memiliki pekerjaan tetap.
Desa Toaya juga memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA). Sumber
Daya Manusia (SDM), sumber daya kelembagaan serta potensi sarana.
Penduduk Desa Toaya 99,9% menganut agama islam

Gambar 1 Peta Desa Toaya

3
a. Luas wilayah
Jumlah luas tanah Desa Toaya seluruhnya mencapai 23.540 Ha
dan terdiri dari tanah darat dan tanah sawah dengan rincian sebagai
berikut:
 Tanah darat: 17.000 Ha
 Tanah sawah: 6.540 Ha
b. Sumber Daya Alam
 Pertanian
 Peternakan
 Perkebunan
 Lahan tanah
c. Demografi wilayah administrasi Desa Toaya
Berdasarkan pemutahiran data pada Bulan Desember 2016
jumlah penduduk Desa Toaya terdiri dari 3.340 jiwa dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 1. 1 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Toaya
Berdasarkan Dusun

NO DUSUN JUMLAH PENDUDUK


L P L+P
1 I Rangga-Rangga 6O3 547 1150
2 II Buntina 288 273 561
3 III Lembana 195 209 404
4 IV Palentunga 257 250 507
5 V Umala 367 351 718
JUMLAH 1.710 1.630 3.340
Sumber: Data Desa Toaya 2020

4
2. Keadaan Sosial Ekonomi
a. Kesehatan
1) Derajat Kesehatan
Untuk angka kematian bayi dan ibu relatif kecil,
dikarenakan kader posyandu, bidan dan dokter serta tenaga
kesehatan secara rutin setiap bulan melakukan
kunjungan/pengobatan dan selalu proaktif dan peduli terhadap
masalah kesehatan masyarakat.
2) Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya
Desa Toaya memiliki puskesmas yang berjarak dari desa ke
puskesmas sekitar 900 meter, dan Desa Toaya mempunyai Pustu
yang dikelola oleh bidan desa serta adanya layanan posyandu.
Namun, di Desa Toaya sarana dan prasarana posyandu belum ada,
bidan dan perawat hanya menggunakan fasilitas pemerintah desa
dan rumah warga sebagai posyandu sehingga pemerintah desa
memprioritaskan pembangunan posyandu.
Pendidikan:
 Madrasah Aliyah Swasta : 1 Buah
 SMP Negeri : 1 Buah
 SMP Swasta : 1 Buah
 Sekolah Dasar Negeri : 3 Buah
 SD Swasta : 1 Buah
 TK Swasta/ PAUD : 4 Buah
b. Fasilitas Umum Yang Tersedia
Fasilitas umum yang tersedia di Desa Toaya terdiri dari
beberapa sarana dan prasarana. Kantor Desa di Toaya terletak di Jalan
Trans Palu Toli-Toli. Selain itu, di Desa Toaya terdapat Baruga, yang
biasa digunakan warga desa untuk pertemuan saat ada kegiatan
perkumpulan warga.

5
Sumber penerangan di Desa Toaya sudah berasal dari
pemerintah mereka sudah menggunakan Perusahaan Listrik Negara
(PLN) semua warga desa sudah menggunakan listrik Negara.
Masyarakat di Desa Toaya ada yang menggunakan meter listrik
pribadi dan masih ada yang menumpang dengan tetangga.
c. Pola Penyakit
Pola kejadian penyakit pada saat ini telah mengalami
perubahan yang ditandai dengan perubahan yang ditandai dengan
transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi ditandai
dengan perubahan pola penyakit dan kematian yang semula didominasi
oleh penyakit infeksi beralih ke penyakit non infeksi (non-
communicable disease) atau penyakit tidak menular. Perubahan pola
penyakit sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi (pendidikan,
umur, dan jenis kelamin), sosial ekonomi (pendapatan) dan sosial
budaya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Toaya,
Penyakit tertinggi di Desa Toaya Kecamatan Sindue yaitu ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut), Gastritis, Hypertensi, dermatitis,
hipotenso, atritis, caries, gigi, pharyngitis, diare, dan kecelakan.

Tabel 1. 2 10 Penyakit Tertinggi Di Desa Toaya Pada


Tahun 2020

NoNama Penyakit Jumlah


Penderita
ISPA 1744
Gastritis 1664
Hipertensi 1377
Dermatitis 753
Artritis 723
Pharingitis 504
Caries Gigi 476

6
Diare 420
Hipotensi 318
Kecelakaan dan Ruda Paksa 145
Sumber: Data Puskesmas Toaya 2020
BAB II
EVALUASI KEGIATAN

2.1 Intervensi Fisik


2.1.1 Tempat Sampah Percontohan
Dalam melakukan suatu intervensi fisik diharapkan partisipasi dari
masyarakat baik partisipasi material maupun tenaga. Hal ini disebabkan
mahasiswa hanya berperan sebagai fasilitator dan sebagai penyumbang ide
untuk mengatasi masalah yang di hadapi. Untuk itu suatu skill dari
mahasiswa sangat dibutuhkan disini dan untuk masyarakat diharapkan
dapat ikut berpartisipasi dalam intervensi fisik yang dilakukan oleh
mahasiswa.
Program kerja yang dilakukan pada PBL II yaitu pembuatan
tempat sampah percontohan yang bertujuan agar tempat sampah
percontohan tersebut dapat ditiru dan digunakan warga desa Toaya.
Kegiatan ini dilakukan di wilayah Kabupaten Donggala, Kecamataan
Sindue, Desa Toaya. Program ini dijalankan dengan memberdayakan
masyarakat dan pembuatan tempat sampah percontohan yang bertempat di
dusun I dan dusun III.
Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan selama 7 hari pada tanggal 9 –
16 Januari 2023 di sekitaran posko wilayah Desa Toaya. Pada pelaksanaan
Pengalaman Belajar Lapangan III (PBL III) sebagaimana berfokus pada
evaluasi program sebelumnya yang dapat dilihat pada target program ke
masyarakat yaitu tersedianya tempat sampah percontohan yang ramah
lingkungan sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik.
Jenis evaluasi yang digunakan pada evaluasi program pada PBL III
adalah evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang

7
memberikan pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu
tertentu dan evaluasi ini menilai suatu program sesudah berjalannya
program tersebut. Penilaian yang dilakukan disini pada saat program telah
selesai dilaksanakan (Febriani, A., et al. 2022)
Berdasarkan prioritas masalah yang kami temukan yaitu sampah
maka kami membuat tempat sampah percontohan sebanyak 2 buah yang
diletakkan di Dusun I dan Dusun III. Setelah itu, pada PBL III ini kami
mengevaluasi dan menyurvei kembali apakah tempat sampah tersebut
tersedia dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dari hasil survei yang
kami lakukan didapatkan bahwa tempat sampah tersebut telah
dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Toaya.

2.1.2 Papan Wicara


Pada Pelaksanaan Kegiatan Praktik Belajar Lapangan II, program
intervensi yang dilakukan adalah pembuatan dan pemasangan papan
wicara yang berisi cara pengelolaan sampah untuk menanggapi masalah
pembuangan sampah sembarangan, tidak adanya pemilahan sampah dan
pengolahan sampah berdasarkan jenisnya. Pemasangan papan wicara
yang kami lakukan bertujuan untuk menghimbau warga desa Toaya agar
dapat membuang sampah pada tempatnya dan melakukan pengolahan
maupun pemilahan sampah.
Sebelumnya kami telah membuat papan wicara sebanyak 3 buah
yang telah dipajang di Dusun I, Dusun III dan depan Kantor Desa Toaya
yang difungsikan sebagai suatu peringatan terhadap masyarakat Desa
Toaya.

Tabel 2. 1 Distribusi Hasil Evaluasi Pada Masyarakat Mengenai


Pemasangan Papan Wicara Terkait Pengolahan Sampah di Desa
Toaya, Kec. Sindue, Kab. Donggala.
Apakah anda pernah melihat papan wicara N %
yang terpasang di Kantor Desa, Dusun 1 dan
Dusun 3?
Pernah 20 80%
Tidak pernah 5 20%
Total 25 100% 8
Sumber: Data primer
Tabel 2.1 Menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang
ada di Desa Toaya pernah melihat papan wicara yang terpasang di
berbagai titik sebanyak 20 orang (80%), sedangkan yang tidak pernah
melihat papan wicara sebanyak 5 orang (20%).

Tabel 2. 2 Distribusi Hasil Evaluasi Pada Masyarakat Mengenai


Pemasangan Papan Wicara Terkait Pengolahan Sampah di Desa
Toaya, Kec. Sindue, Kab. Donggala
Apakah anda memahami papan wicara yang N %
terpasang di Kantor Desa, Dusun 1 dan
Dusun 3?
Ya 20 80%
Tidak 5 20%
Total 25 100%

Sumber: Data primer


Tabel 2.2 Menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang
ada di Desa Toaya memahami papan wicara yang terpasang di berbagai
titik yakni sebanyak 20 orang (80%), sedangkan yang tidak memahami
papan wicara sebanyak 5 orang (20%).

Tabel 2. 3 Distribusi Hasil Evaluasi Pada Masyarakat Mengenai


Pemasangan Papan Wicara terkait Pengolahan Sampah di Desa
Toaya, Kec. Sindue, Kab. Donggala
Apakah anda memahami isi papan wicara N %
yang terpasang di Kantor Desa, Dusun 1 dan
Dusun 3?
Ya 7 28% 9
Tidak 18 72%
Total 25 100%
Sumber: Data primer
Tabel 2.3 Menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang
ada di Desa Toaya melakukan pemilahan sampah yakni sebanyak 7 orang
(28%), sedangkan yang tidak memahami papan wicara sebanyak 18
orang (72%).

Berdasarkan hasil evaluasi yang kami dapatkan bahwa program


intervensi fisik ini dinilai tidak berhasil karena pada saat pelaksanaan
PBL III kami melakukan wawancara terhadap masyarakat sekitar terkait
papan wicara yang telah terpasang dan menunjukkan bahwa masih
banyak masyarakat yang melihat dan memahami isi dari papan wicara
yang telah terpajang. Akan tetapi, masyarakat belum melakukan
pemilahan sampah organik dan anorganik sebagaimana yang telah
disampaikan dalam papan wicara tersebut. Hal ini dikarenakan
kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya
informasi yang ada dalam papan wicara yang dibuktikan dengan hanya
sebagian warga yang menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas
dari sampah.

2.2 Intervensi Non Fisik


Intervensi Non-Fisik merupakan suatu tindakan yang berbentuk tidak
nyata, yang dimana pada PBL II telah dilakukan intervensi non-fisik berupa
penyuluhan. Adapun materi yang dipaparkan pada saat penyuluhan mengenai
pengolahan sampah dan pencegahan stunting. Program non-fisik adalah suatu
program yang bertujuan untuk memberikan atau mengubah tatanan
pengetahuan, persepsi, sikap dan perilaku masyarakat.
Jenis evaluasi yang digunakan pada pengevaluasian program pada PBL
III adalah evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang
memberikan pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu

10
tertentu dan evaluasi ini menilai suatu program sesudah berjalannya program
tersebut.
2.2.1 Penyuluhan Pengolahan Sampah
Program Non-fisik yang dilakukan pada PBL II yaitu melakukan
penyuluhan terkait pengolahan sampah kepada masyarakat dan
menyebarkan kuisioner (Pre-test). Pada evaluasi PBL III ini dilakukan
dengan menyebarkan kembali instrumen kuisioner (Post-test). Kuisioner ini
diberikan kepada 28 responden yang berada di wilayah Desa Toaya.

Tabel 2. 4 Distribusi frekuensi pengetahuan pengolahan sampah

No Pertanyaan Pre-Test Post-Test

Tahu N Tidak N Tahu N Tidak N


1. Sampah adalah semua 8 28% 20 71% 28 100 0 0
benda sisa kegiatan
manusia yang tidak
terpakai lagi
2. Apakah anda 8 28% 20 71% 28 100 0 0%
mengetahui jenis %
sampah?
3. Apakah anda 7 25% 21 75% 26 93% 2 7%
mengetahui sampah
organik dan anorganik?
4. Apakah anda pernah 0 0% 28 100% 23 82% 5 18
mendapatkan %
sosialisasi atau edukasi
terkait dengan
pengelolaan sampah
yang baik?
5. Menurut anda, apakah 20 71% 8 28% 28 100 0 0%
perlu dilakukan %
pembinaan sampah
(organic dan
anorganik) di desa
Toaya?
6. Apa anda mengehtahui 6 21% 22 78% 18 64% 10 36
konsep 3R (Reuse, %
Reduce, Recycle)
sampah?
7. Apakah anda 4 14% 24 85% 28 100 0 0%
membuang sampah %
pada tempatnya?
8. Apakah anda 9 32% 19 67% 23 82% 5 18
mengetahui sampah %
organic dapat diolah
menjadi kompos?
9. Jika melihat sampah 8 28% 20 72% 28 100 0 0%

11
berserakan apakah %
anda akan memungut
dan membuangnya ke
tempat sampah?
10. Apakah anda bersedia 8 28% 20 72% 26 93% 2 7%
melakukan pemilahan
sampah?

12
Berdasarkan Tabel 2.4 dapat diperoleh hasil pre test sebanyak 8
responden dengan presentase 28% yang mengetahui cara pengelohan
sampah yang baik dan benar, sedangkan pada hasil post test terjadi
peningkatan pengetahuan responden penyuluhan sebanyak 27 responden
dengan persentase 96% yang sudah mengetahui cara pengolahan sampah
yang baik dan benar. Dan dari hasil pre test tersebut juga dapat dilihat
bahwa sebagian besar responden penyuluhan tidak mengetahui tentang cara
pengolahan sampah yang baik dan benar sebelum adanya penyuluhan. Maka
hal tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap pengetahuan
masyarakat yang mengikuti penyuluhan.

13
2.2.2 Penyuluhan Pencegahan Stunting
Program Non-fisik yang dilakukan pada PBL II yaitu melakukan
penyuluhan terkait pencegahan stunting kepada masyarakat dan
menyebarkan kuisioner (Pre-test). Pada evaluasi PBL III ini dilakukan
dengan menyebarkan kembali instrumen kuisioner (Post-test). Kuisioner ini
diberikan kepada 28 responden yang berada di wilayah Desa Toaya

No Pertanyaan Pre-Test Post-Test

Tahu N Tidak N Tahu N Tida N


k
1. Apakah anda tahu apa itu 8 28% 20 72% 26 93 2 7%
stunting? %
2. Apakah anda mengetahui 4 14% 24 86% 25 89 3 11
penyebab stunting % %
3. Apakah kekurangan gizi 2 7% 26 93% 28 100 0 0%
dapat menyebabkan %
stunting
4. apakah tidak menjaga 8 28% 20 72% 20 71 8 39
kebersihan lingkungan % %
merupakan salah satu
penyebab stunting?
5. Apakah anda mengetahui 8 28% 20 72% 24 86 4 14
ciri-ciri anak yang % %
menderita stunting?
6. Apakah pencegahan 7 25% 21 75% 27 96 1 4%
stunting dapat dilakukan %
mulai saat anak dalam
kandungan?
7. apakah anda tahu 7 25% 21 75% 26 93 2 7%
bagaimana mencegah %
terjadinya stunting?
8. Apakah anda mengetahui 7 25% 21 75% 24 86 4 4%
dampak dari stunting? %
9. Apakah balita stunting 8 28% 20 72% 20 71 8 19
diatas 2 tahun masih bisa % %
disembuhkan?
10. Apakah anak pendek 8 28% 20 72% 23 82 5 18
sudah tentu stunting? % %
Tabel 2. 5 Distribusi frekuensi pengetahuan pencegahan stunting

Berdasarkan Tabel 2.5 dapat diperoleh hasil pre test sebanyak 8


responden dengan presentase 28% yang mengetahui cara pencegahan
stunting, sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan

14
responden penyuluhan sebanyak 24 responden dengan persentase 86% yang
sudah mengetahui cara pencegahan stunting. Dan dari hasil pre test tersebut
juga dapat dilihat bahwa sebagian besar responden penyuluhan tidak
mengetahui tentang cara pencegahan stunting sebelum adanya penyuluhan.
Maka hal tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap
pengetahuan masyarakat yang mengikuti penyuluhan.

15
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Intervensi Fisik


3.1.1 Tempat Sampah Percontohan
Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan yang memerlukan
penanganan serius. Berdasarkan Undang-undang No. 18 Tahun 2008 pasal
1, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat. Secara umum sampah dibedakan menjadi tiga, yaitu
sampah organik/basah, sampah anorganik/kering, dan sampah berbahaya.
Sampah organic adalah jenis sampah yang dihasilkan organisme hidup
sehingga mudah membusuk dan mudah diuraikan sementara sampah
anorganik adalah jenis sampahyang tidak mudah membusukdan tidak
mudah diuraikan dan sampah berbahaya adalah limbah dari bahan-bahan
berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, dan limbah
pabrik.Program kerja yang kami lakukan pada PBL 2 yaitu pembuatan
tempat sampah percontohan. Kegiatan ini dilakukan di wilayah Kabupaten
Donggala, Kecamatan Sindue, Desa Toaya. Program ini dijalakan dengan
memberdayakan masyarakat setempat serta pembuatan tempat sampah
percontiohan kami letakan dusun 1 dan dusun 3.

Tempat sampah atau biasa disebut tong sampah adalah tempat untuk
menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam,
kayu atau plastik. Beberapa tempat sampah memiliki penutup pada bagian
atasnya untuk menghindari keluarnya bau yang dikeluarkan sampah.
Kehadiran tong sampah di rumah-rumah sangat membantu dalam
mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan mampu menjaga
lingkungan tetap sehat, asri dan bersih. Selain itu, sampah yang dipilah di
tong-tong sampah memudahkan untuk proses pengelolaan sampah di tingkat
akhir. Baik dengan proses insinerator, tempat pembuangan, atau penghancur
sampah. Di beberapa tempat juga ada pelayanan daur ulang, dengan satu
atau lebih tempat sampah yang dikhususkan untuk didaur ulang.

16
Penyediaan tempat sampah percontohan ini ditujukan kepada
masyarakat agar masyarakat lebih melestarikan dan menjaga kebersihan
lingkungan. Penyediaan tempat sampah ini bisa dimanfaatkan masyarakat
untuk membuang sampah pada tempatnya sehingga tidak membuang
sampah sembarangan sehingga menjadikan lingkungan kotor.

Tujuan kami dalam pembuatan tempat sampah percontohan ini


adalah masyarakat mampu membuat tempat sampah yang bisa ditiru dan
digunakan warga desa Toaya.

Hasil evaluasi dari program pembuatan tempat sampah percontohan


yang kami lakukan di desa Toaya bahwa tidak bertambahnya tempat
sampah. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan dan
pelaksanaan program ini tidak berhasil. Adapun faktor penghambat yang
kami temui dalam pelaksanaan program ini adalah kurangnya partisipasi
dari masyarakat untuk membuat tempat sampah karena masyarakat
cenderung membuang sampah dekat sungai dan di bakar, di karenakan
mereka merasa lebih mudah ketimbang harus mengumpul di tempat sampah
terlebih dulu.

Hal ini sesuai dengan penelitian Tolinggi (dkk 2022). yaitu


kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan hampir disemua
kalangan masyarakat karena kurang tersedianya tempat sampah di setiap
tempat pemukiman.

3.1.2 Papan Wicara


Papan wicara adalah media informasi yang di gunakan untuk
menambah pengetahuan baik masalah Kesehatan ataupun yang lainnya.
Spanduk yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah banner berasal
dari Bahasa Latin “banderia” atau “bandum”. Definisi spanduk
atau banner pernah disampaikan oleh beberapa ahli seperti berikut ini.

Soewardikoen menjelaskan bahwa spanduk merupakan salah satu


media iklan yang terdiri dari unsur gambar (ilustrasi dengan tangan atau

17
foto) digabungkan dengan unsur tertulis (huruf-huruf, kata-kata, dan
kalimat) yang dirangkai sedemikian rupa dengan tujuan untuk menarik atau
memikat pembaca.

Menurut Darmadi Durianto, pengertian banner yaitu suatu proses


komunikasi yang memiliki tujuan untuk membujuk banyak orang untuk
membeli dan menggunakan apa yang diiklankan dan menjadi sebuah
promosi yang dapat meningkatkan daya beli orang-orang yang
menginginkan produk tersebut.

Sedangkan Rachmat Kriyantono mengungkapkan bahwa banner


merupakan suatu bentuk komunikasi non personal yang menyampaikan
pesan untuk menjual sebuah produk yang memungkinkan lebih banyak
konsumen untuk membeli produk yang dijual dan membayar media yang
digunakan.

Tujuan dari pelaksanaan program papan wicara adalah untuk


menghimbau warga desa Toaya agar membuang sampah pada tempatnya
dan meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya menjaga lingkungan
sekitar.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan menggunakan kuesioner


didapatkan sebagian besar masyarakat yang berada di desa Toaya pernah
melihat dan memahami isi dari papan wicara yang terpasang ditiga titik
sebanyak 20 orang (80%), yang tidak pernah melihat dan tidak memahami
isi dari papan wicara sebanyak 5 orang (20%). Hal ini menunjukkan bahwa
informasi yang ada didalam papan wicara tersampaikan ke masyarakat.
Papan wicara terpasang di tempat strategis agar informasi yang terkandung
dapat dilihat, dibaca dan dipahami oleh masyarakat (Kurnia et all. 2020).
Dari papan wicara tersebut sebagian besar masyarakat sudah memahami
dampak dari sampah yang mencemari lingkungan. Akan tetapi, masyarakat
belum melakukan pengolahan sampah yang baik sebagaimana yang telah

18
disampaikan dalam papan wicara tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya
perhatian dan kepedulian masyarakat akan pentingnya informasi yang ada
dalam papan wicara yang dibuktikan dengan hanya sebagian warga yang
menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas dari sampah.

Adapun hambatan dari program papan wicara yaitu kurangnya


kesadaran masyarakat dalam penerapan pada pengolahan sampah baik itu
sampah organik maupun sampah anorganik karena masyarakat cenderung
mengumpulkan sampah organic dan anorganik lalu dibakar.

Menurut penelitian Hesty novita (dkk 2020) penggunaan media papan


wicara masih dinilai kurang efektif karena banyaknya masyarakat yang
melanggaran isi yang tetera pada papan wicara.

c.2 Intervensi Non-Fisik


Intervensi Non-Fisik merupakan suatu tindakan yang berbentuk tidak
nyata Program non fisik adalah suatu program yang bertujuan untuk
memberikan atau merubah tatanan pengetahuan, persepsi, sikap dan perilaku
masyarakat. Pada PBL II telah dilakukan intervensi non-fisik berupa
penyuluhan. Adapun materi yang dibawakan penyuluhan mengenai
pengolahan sampah dan pencegahan stunting.

c.2.1 Penyuluhan Pengolahan Sampah


Undang - Undang No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
beserta Peraturan Pemerintah No 81 tahun 2012 mengamanatkan perlunya
perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu
dari paradigma kumpul – angkut -buang menjadi pengolahan yang bertumpu
pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan
sampah bermakna agar seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia
usaha maupun masyarakat luas melaksanakan pembatasan timbulan sampah,
pendauran ulang dan pemanfaatan kembali sampah atau yang lebih
dikenal dengan konsep 3R (Kementrian Lingkungan Hidup, 2012).

19
Teori yang dikemukakan oleh Notoadmojo (2007) tentang Penyuluhan
kesehatan merupakan media promosi kesehatan yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Pada Evaluasi program ini kami menggunakan
kuisioner, yang mana tujuan dari kuisioner ini di harapkan dapat mengetahui
sejauh mana peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara pengolahan
sampah organic dan anorganik.
Pelaksanaan program penyuluhan pegolahan sampah bertujuan untuk
meninglatkan pengetahuan desa Toaya terkait pengolahan sampah naik
sampah organic maupun sampah anorganik.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Sampah adalah semua benda sisa
kegiatan manusia yang tidak terpakai lagi?” menunjukan hasil 8 responden
dengan presentase 28% mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan
pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 28
responden dengan presentase 100% yang mengetahui cara pengolahan
sampah.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda mengetahui jenis
sampah?” menunjukan hasil 8 responden dengan presentase 28%
mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi
peningkatan pengetahuan responden menjadi 28 responden dengan
presentase 100% yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda mengetahui sampah
organik dan anorganik?” menunjukan hasil 7 responden dengan presentase
25% mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test
terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 26 responden dengan
presentase 93% yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda pernah mendapatkan
sosialisasi atau edukasi terkait dengan pengelolaan sampah yang baik?”
menunjukan hasil 0 responden dengan presentase 0% mengetahui cara
pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan
pengetahuan responden menjadi 23 responden dengan presentase 82% yang
mengetahui cara pengolahan sampah.

20
Hasil pertanyaan pre test tentang “Menurut anda, apakah perlu
dilakukan pembinaan sampah (organic dan anorganik) di desa Toaya?”
menunjukan hasil 20 responden dengan presentase 71% mengetahui cara
pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan
pengetahuan responden menjadi 28 responden dengan presentase 100%
yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apa anda mengehtahui konsep 3R
(Reuse, Reduce, Recycle) sampah?” menunjukan hasil 6 responden dengan
presentase 21% mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil
post test terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 18 responden
dengan presentase 64% yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda membuang sampah
pada tempatnya?” menunjukan hasil 4 responden dengan presentase 14%
mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi
peningkatan pengetahuan responden menjadi 28 responden dengan
presentase 100 % yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test “Apakah anda mengetahui sampah organic
dapat diolah menjadi kompos?” menunjukan hasil 9 responden dengan
presentase 32% mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil
post test terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 23 responden
dengan presentase 83% yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test “Jika melihat sampah berserakan apakah
anda akan memungut dan membuangnya ke tempat sampah?” menunjukan
hasil 8 responden dengan presentase 28% mengetahui cara pengolahan
sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan
responden menjadi 28 responden dengan presentase 100% yang mengetahui
cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test “Apakah anda bersedia melakukan
pemilahan sampah?” menunjukan hasil 8 responden dengan presentase 28%
mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi

21
peningkatan pengetahuan responden menjadi 26 responden dengan
presentase 93% yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ibnu
Muhariawan Restuaji (et al 2019). Berdasarkan kegiatan penyuluhan yang
telah dilakukan, masyarakat termotivasi dalam mengelola sampah rumah
tangga. Sebanyak 63,67% warga awalnya tidak tahu jenis-jenis sampah
rumah tangga dan 46,67% masih tidak menyadari pentingnya membuang
sampah pada tempatnya. Sesudah penyuluhan seluruh warga (100%) yang
hadir pada kesempatan itu sudah paham jenis-jenis sampah rumah tangga
dan sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Fahtor pendukung dari penyuluhan pengolahan sampah dikarenakan
masyarakat desa Toaya berperan aktif dalam penyuluhan penyuluhan
pengolahan sampah yang di lakukan pada program penyuluhan pengolahan
sampah tersebut.

3.2.2 Penyuluhan Stunting


Stunting merupakan status gizi yang didasarkan kepada indeks
PB/U atau TB/U di mana pada standar antropometri penilaian status
gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (z-
score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (stunted) dan besar dari <-3 SD
(stunted) menurut kementrian kesehatan RI (2016), stunting adalah
masalah kekurangan gizi kronis yang di sebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dan rentan waktu yang cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting menurut
definisi WHO adalah gangguan tumbuh kembang anak yang
disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun
stimulasi yang tak memadai.
Penyebab terjadinya stunting berdasarkan faktor yang paling
mempengaruhi sesuai dengan urutan yang di mulai dari pendapatan
keluarga, pemberian asi eksklusif, jumlah keluarga, pendidikan ayah
balita pekerjaan ayah balita, pengetahuan gizi ibu balita, ketepatan

22
dalam pemberian MP-ASI, tingkat konsumsi karbohidrat balita,
riwayat infeksi pada balita, social budaya, tingkat konsumsi energy
balita dan kelengkapan imunisasi pada balita. (Supariasa,et al.2019).
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting
pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.
Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia
menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi
makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.
Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga
sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim,
Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang
stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh
karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI X selama
enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang
terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
Program intervensi non fisik yang kami buat yaitu penyuluhan
pencegahan stunting yang bertujuan agar meningkatkatnya
pengetahuan masyarakat yang berada di Desa Toaya sehingga kasus
stunting menjadi berkurang.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda tahu apa itu
stunting?” menunjukan hasil 8 responden dengan presentase 28%
mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan pada hasil post test
terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 26 responden
dengan presentase 93 % yang mengetahui pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda mengetahui
penyebab stunting?” menunjukan hasil 4 responden dengan presentase
14% mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan pada hasil post
test terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 25 responden
dengan presentase 89% yang mengetahui pencegahan stunting.

23
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah kekurangan gizi dapat
menyebabkan stunting?” menunjukan hasil 2 responden dengan
presentase 7% mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan pada
hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 26
responden dengan presentase 93% yang mengetahui pencegahan
stunting.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah tidak menjaga
kebersihan lingkungan merupakan salah satu penyebab stunting?”
menunjukan hasil 8 responden dengan presentase 28% mengetahui
cara pencegahan stunting, sedangkan pada hasil post test terjadi
peningkatan pengetahuan responden menjadi 20 responden dengan
presentase 71% yang mengetahui pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda mengetahui ciri-
ciri anak yang menderita stunting?” menunjukan hasil 8 responden
dengan presentase 28% mengetahui cara pencegahan stunting,
sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan
responden menjadi 24 responden dengan presentase 86% yang
mengetahui pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah pencegahan stunting
dapat dilakukan mulai saat anak dalam kandungan?” menunjukan hasil
7 responden dengan presentase 25% mengetahui cara pencegahan
stunting, sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan
pengetahuan responden menjadi 27 responden dengan presentase 96%
yang mengetahui pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test “Apakah anda tahu bagaimana
mencegah terjadinya stunting?” menunjukan hasil 7 responden dengan
presentase 25% mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan
pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan responden
menjadi 26 responden dengan presentase 93% yang mengetahui
pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test “Apakah anda mengetahui dampak dari

24
stunting?” menunjukan hasil 7 responden dengan presentase 25%
mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan pada hasil post test
terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 24 responden
dengan presentase 86% yang mengetahui pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test “Apakah balita stunting diatas 2 tahun
masih bisa disembuhkan?” menunjukan hasil 8 responden dengan
presentase 28% mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan
pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan responden
menjadi 20 responden dengan presentase 71% yang mengetahui
pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre Apakah anak pendek sudah tentu stunting?
menunjukan hasil 8 responden dengan presentase 28% mengetahui
cara pencegahan stunting, sedangkan pada hasil post test terjadi
peningkatan pengetahuan responden menjadi 23 responden dengan
presentase 82% yang mengetahui pencegahan stunting.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anastasya
Iranda et al (2022). Yang menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan
pencegahan stunting berhasil meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman kader posyandu yang sebelum dilakukannya penyuluhan
hasil pretest sebesar 18,72% sedangkan setelah dilakukan kegiatan
penyuluhan meningkat menjadi 87,5% dari 14 orang kader posyandu
Serta penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Devie ismayanty (et al 2022) mengatakan dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat mengenai sosialiasai kejadian stunting kepada
calon pengantin di KUA Kecamatan Kramatwatu dari 10 pasang calon
pengantin mengalami peningkatan dengan kategori baik setelah yang
diberikan penyuluhan dengan metode ceramah.
Faktor pendukung berhasilnya program penyuluhan pencegahan
stunting di karenakan adanya dukungan dari pemerintah desa tentang
program pemberian makanan tambahan dan pemantauan tumbuh
kembang anak serta ibu hamil di desa Toaya.

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Intervensi Fisik
a. Pembuatan Tempat Sampah
Dari program yang dilakukan mengenai intervensi fisik tentang
tempat sampah percontohan ditemukan bahwa tidak bertambahnya
tempat sampah. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan dan
pelaksanaan program ini tidak berhasil.
b. Papan Wicara
Dari papan wicara tersebut sebagian besar masyarakat sudah memahami
dampak dari sampah yang mencemari lingkungan. Akan tetapi,
masyarakat belum melakukan pengolahan sampah sebagaimana yang
telah disampaikan dalam papan wicara tersebut. Hal ini dikarenakan
kurangnya perhatian dan kepedulian masyarakat akan pentingnya
informasi yang ada dalam papan wicara yang dibuktikan dengan hanya
sebagian warga yang menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas
dari sampah.
2. Intervensi Non Fisik
a. Penyuluhan Pengolahan Sampah
Pada Evaluasi program ini kami menggunakan kuisioner, yang mana
tujuan dari kuisioner ini di harapkan dapat mengetahui sejauh mana
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara pengolahan sampah
organik dan anorganik.
b. Penyuluhan Stunting
Penyuluhan tentang stunting dilakukan sebagai upaya peningkatan
pengetahuan dan peran masyarakat dalam pencegahan stunting pada anak
serta berpartisipasi secara penuh terhadap pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pengetahuan adalah kondisi dimana individu

26
mengetahui suatu informasi yang berasal dari orang lain ataupun
keinginannya untuk mencari tahu secara mandiri.

4.2 Saran
1. Saran Bagi Masyarakat Desa Toaya
Diharapkan kepada seluruh warga desa Toaya agar lebih memperhatikan
pengelolaan sampah dan menjaga kebersihan agar terhindari dari berbagai
masalah kesehatan. Kemudian diharapkan agar seluruh warga
mempraktikan pengetahuan yang telah didapatkan pada saat penyuluhan
agar dapat meningkatkan derajat kesehatan di desa Toaya.
2. Saran Bagi Pemerintah Desa
Pemerintah desa di harapkan dapat menghimbau masyarakat agar
menyediakan tempat sampah di setiap rumahnya dan Pemerintah Desa
juga dapat menyediakan tempat pembuanagn akhir (TPA) agar mayarakat
Di desa Toaya tidak lagi membuang sampah di sungai ataupun di pinggir
pantai.
3. Saran Bagi Mahasiswa
Setelah melaksanakan Praktek Belajar Lapangan III, diharapkan
mahasiswa mampu mengenal, memahami, menganalisa dan menemukan
masalah kesehatan. Mahasiswa mampu menyusun dan melaksanakan
program intervensi berdasarkan temua yang ada. Mahasiswa mampu
dalam Menyusun parameter keberhasilan program.

27
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, R., & Phelia, A. (2021). Evaluasi Efektifitas Sistem Pengangkutan Dan
Pengelolaan Sampah Di TPA Sarimukti Kota Bandung. JICE (Journal of
Infrastructural in Civil Engineering), 2(01), 16-22.

Andina, E. (2019). Analisis Perilaku Pemilahan Sampah di Kota Surabaya. Jurnal


Masalah-Masalah Sosial, 10(2), 119-138.

Hakim, M. Z. (2019). Pengelolaan dan Pengendalian Sampah Plastik Berwawasan


Lingkungan. Amanna Gappa, 111-121.

Ihsani, N., Setiani, O., & Suhartono, S. (2022). STUDI LITERATUR:


PENGARUH FAKTOR KESEHATAN LINGKUNGAN TERHADAP
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI INDONESIA. JURNAL
RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, 14(2), 239-251.

Ismayanty, D., Lufar, N., & Mulyati, S. (2022). Sosialisasi Tentang Pencegahan
Stunting Kepada Calon Pengantin Di Kecamatan Kramat Watu,
Kabupaten Serang. Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat
Indonesia, 1(2), 130-134.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019


Kurnia, M., Jaya, I., Jalil, A. R., Arya, N., & Ilham, M. (2020). KKN Tematik
Pemberdayaan Masyarakat melalui Penerapan Teknologi Untuk
Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Di Kecamatan Pulau
Sembilan Kabupaten Sinjai. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Hasanuddin, 1(1), 1–9
Manik, J. R., & Kabeakan, N. T. M. B. (2021). Pengelolaan sampah rumah tangga
dalam peningkatan pendapatan pada kelompok Ibu-ibu Asyiyah. JURNAL
PRODIKMAS Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 48-54.

28
Marpaung, D. N., Iriyanti, Y. N., & Prayoga, D. (2022). Analisis Faktor Penyebab
Perilaku Buang Sampah Sembarangan Pada Masyarakat Desa Kluncing,
Banyuwangi. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(1), 47-57.

Nindya, S., Cantrika, D., Murti, Y. A., Widana, E. S., & Kurniawan, I. G. A.
(2022). Edukasi pengolahan sampah organik dan anorganik di desa rejasa
tabanan. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 352-
357.

Nuryosuwito, N., Soeparman, S., Wijayanti, W., & Sasongko, M. N. (2018).


Pengaruh campuran sampah plastik dengan katalis alam terhadap hasil
produk pyrolisis. Jurnal Rekayasa Mesin, 9(2), 85-91.

Putri, A. E. (2019). Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling: Sebuah Studi


Pustaka. Jurnal bimbingan konseling indonesia, 4(2), 39-42.

Ramlan, R. (2022). Pemanfaatan Sampah Sayur Menjadi Pupuk Organik Cair


Dengan Penambahan Bioaktivator EM4. Jurnal Pengabdian dan
Pengembangan Masyarakat Indonesia, 1(2), 41-45.

Samadikun, B. P. (2018). Pengaruh Pendampingan Masyarakat dalam Pemilahan


Sampah di Desa Pucung Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. Jurnal
Presipitasi: Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik
Lingkungan, 15(1), 46-52.

Tolinggi, S., Dengo, M. R., Arda, Z. A., & Latala, N. (2022). INTERVENSI NON
FISIK TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH DI DESA TABONGO
KECAMATAN DULUPI. DEVOTE: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Global, 1(1), 22-26.

29
LAMPIRAN
Lampiran 1 Persuratan

30
[Grab your reader’s attention
with a great quote from the
document or use this space to
emphasize a key point. To place
this text box anywhere on the
page, just drag it.]

31
Lampiran 2 Struktur Organisasi

Dosen Pembimbing
Nur Hikmah Buchair, S.KM., M.Kes
NIP. 19870907 201001 2 004

Koordinator Desa
Muhammad Ansar
P 101 20 223

Sekretaris Bendahara
Desyana Syafitri Aulia Iklima Ayub
P 101 20 022 P 101 20 184

Anggota Anggota Anggota


Rabiatul Awlia Moh. Raezaldy Nur Hasanah Hatibie
P 101 20 084 P 101 20 209 P 101 20 043

Anggota Anggota Anggota


Fian Afrianti Khoirul Debi Saputra Putri Untung Lutter S
P 101 20 041 P 101 18 022 P 101 20 260

Anggota Anggota
Putri Riski A Imelda Yuniarti
P 101 20 135 P 101 20 086

32
33
Lampiran 3 Planning Of Action (Poa)
Kelompok : Kelompok 8
Nama Desa : Desa Toaya, Kecamatan Sindue
Masalah : Pengolahan Sampah, Stunting dan Gizi Buruk, dan Ecobrik
Intervensi Fisik : Intervensi Non Fisik :
1. Pembuatan Tempat Sampah Percontohan 1. Penyuluhan Terkait Pengolahan Sampah
2. Pemasangan Papan Wicara/Rambu 2. Penyuluhan Terkait Pencegahan Stunting dan Gizi Buruk
Kegiatan Tujuan Sasara Biaya/ Waktu Tempat Penanggung Indikator
n Sumber Jawab Keberhasilan

Fisik

1. Pembuatan Terbentuknya Warga Dana Disesuaik Dusun 1 1. Muhammad Tersedianya


Tempat Sampah tempat sampah Desa Posko an dengan Ansar tempat sampah
dan 3
Percontohan percontohan yang Toaya jadwal percontohan yang
bisa ditiru dan PBL II 2. Fian Afrianti ramah lingkungan
digunakan warga di dusun 1 dan 3
desa Toaya 3. Desyana
Syafitri

34
2. Pemasangan Untuk Warga Dana Disesuaik Dusun 1 1. Imelda Tersedianya
Papan Wicara menghimbau Desa Posko an dengan papan wicara
dan 3 Yuniarti
warga desa Toaya jadwal yang berisi
Toaya agar PBL II pesan-pesan
2. Putri Untung
membuang kesehatan di
Luter Sattu
sampah pada Dusun 1 dan 3
tempatnya,
dan
menyadarkan
warga
pentingnya
menjaga
kebersihan
Non Fisik

1. Penyuluhan Untuk Warga Dana Disesuai Desa 1. Moh. Terjadinya


terkait meningkatkan Desa Posko kan Toaya Raezaldy peningkatan
pengolahan pengetahuan Toaya dengan pengetahuan
sampah warga desa jadwal 2. Nur Hasanah pada responden
Toaya terkait PBL II Hatibie penyuluhan
pengolahan 3. Putri Riski yang hadir
sampah Ananda

35
2. Penyuluhan Untuk Warga Dana Disesuai Desa 1. Rabiatul Terjadinya
terkait meningkatkan Desa Posko kan Toaya peningkatan
Awalia
pencegahan pengetahuan Toaya dengan pengetahuan
stunting dan warga desa jadwal pada responden
2. Aulia Iklima
gizi buruk Toaya terkait PBL II penyuluhan
Ayub
pencegahan yang hadir
stunting dan
gizi buruk

36
Lampiran 4 Absensi Kelompok 8
No Stambuk Nama Tanggal Keterangan
9 10 11 12 13 14 15 16

1 P 101 20 223 Muhammad Ansar

2 P 101 20 209 Moh. Raezaldy

3 P 101 20 043 Nur Hasanah Hatibie

4 P 101 20 086 Imelda Yuniarti

5 P 101 20 260 Putri Untung L.S

6 P 101 20 135 Putri Riski Ananda i Kedukaan

7 P 101 20 022 Desyana Syafitri

8 P 101 20 184 Aulia Iklima Ayub

37
9 P 101 20 041 Fian Afrianti

10 P 101 20 084 Rabiatul Awalia

11 P 101 18 022 Khoirul Debi Saputra

38
Lampiran 5 Jurnal Kelompok Pbl III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan

1. Senin, 09 Januari 2023 09.00 Pelepasan dari Pihak Kampus

2 Senin, 09 Januari 2023 11.00 Penerimaan mahasiswa PBL III di kantor


Kecamatan Sindue, Desa Toaya.

3. Senin, 09 Januari 2023 13.00 Pembuatn undangan seminar awal

4. Senin, 09 Januari 2023 19.00 Sosialisasi Bersama warga

5. Senin, 09 Januaru 2023 20.30 Breafing

Senin, 09 Januari 2023

Koordinator Posko Pembimbing


Lapangan

Diketahui: Diperiksa dan disetujui:

Muhammad Ansar Nur Hikmah Buchair,S.KM., M.Kes

39
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan

1. Selasa, 10 Januari 2023 09.00 Berkunjung ke kantor Desa

2 Selasa, 10 Januari 2023 10.00 – 10.30 Pengantaran undangan seminar awal

3. Selasa, 10 Januari 2023 14.00-15.30 Persiapan seminar awal

4. Selasa, 10 Januari 2023 16.00-17.00 Seminar awal

5. Selasa, 10 Januari 2023 19.30-21.00 Breafing

Selasa, 10 Januari 2023

Koordinator Posko Pembimbing Lapangan


Diketahui:Diperiksa dan disetujui:

Muhammad AnsarNur Hikmah Buchair,S.KM., M.Kes

40
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan

1. Rabu, 11 Januari 2023 08.00-10.00 Persiapan penyebaran Kuisioner Post-


Test (Mengetik dan Print Kuisioner)

2 Rabu, 11 Januari 2023 15.30-16.30 Penyebaran Kuisioner Post-Test

3. Rabu, 11 Januari 2023 19.30-20.30 Breafing

Rabu, 11 Januari 2023

Koordinator Posko Pembimbing Lapangan


Diketahui:Diperiksa dan disetujui:

Muhammad Ansar Nur Hikmah Buchair,S.KM., M.Kes

41
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan

1. Kamis, 12 Januari 2023 08.30-09.00 Pergi ke kantor Desa

2 Kamis, 12 Januari 2023 10.00-11.30 Wawancara terkait intervensi fisik

3. Kamis, 12 Januari 2023 15.45-17.00 Sosialisasi Bersama warga Desa Toaya

4. Kamis, 12 Januari 2023 20.00- 21.00 Breafing

Kamis, 12 Januari 2023

Koordinator Posko Pembimbing Lapangan

Diketahui: Diperiksa dan disetujui:

Muhammad Ansar Nur Hikmah Buchair, S.KM., M.Kes

JURNAL KELOMPOK PBL III


No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan

42
1. Jum’at, 13 Januari 2023 09.00-11.00 Penyusunan Laporan

2 Jum’at, 13 Januari 2023 14.00-16.00 Penyusunan Laporan

3. Jum’at, 13 Januari 2023 19.00-19.30 Persiapan seminar akhir

4. Jum’at, 13 Januari 2023 20.00-21.00 Breafing

5. Jum’at, 13 Januari 2023 21.00-22.30 Penyusunan Laporan

Jum’at, 13 Januari 2023

Koordinator Posko Pembimbing Lapangan


Diketahui:Diperiksa dan disetujui:

Muhammad Ansar Nur Hikmah Buchair,S.KM., M.Kes

43
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan

1. Sabtu,14 Januari 2023 08.30-09.00 Persiapan Seminar akhir (antar undangan)

2 Sabtu,14 Januari 2023 15.00-17.00 Seminar akhir di kantor Desa Toaya.

3. Sabtu,14 Januari 2023 20.00-23.00 Perpisahan Bersama aparat Desa Toaya

4. Sabtu,14 Januari 2023 23.00-00.00 Evaluasi

Sabtu, 14 Januari 2023

Koordinator Posko Pembimbing Lapangan


Diketahui:Diperiksa dan disetujui:

Muhammad Ansar Nur Hikmah Buchair,S.KM., M.Kes

44
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan

1. Minggu,15 Januari 2023 13.00-13.15 Kedatangan Suvervaisior

2 Minggu,15 Januari 2023 13.15-17.30 Penyusunan Laporan

3. Minggu,15 Januari 2023 21.00-22.30 Evaluasi

Minggu,15 Januari 2023

Koordinator Posko Pembimbing Lapangan


Diketahui:Diperiksa dan disetujui:

Muhammad Ansar Nur Hikmah Buchair,S.KM., M.Kes

45
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan

1. Senin, 16 Januari 2023 10.00-11.00 Pelepasan di Kantor Desa Toaya

2 Senin, 16 Januari 2023 11.00-11.30 Pelepasan di Kantor Kecamatan.

Senin,16 Januari 2023

Koordinator Posko Pembimbing Lapangan


Diketahui:Diperiksa dan disetujui:

Muhammad Ansar Nur Hikmah Buchair,S.KM., M.Kes

46
Lampiran 6 Dokumentasi

GAMBAR 2 Penerimaan Mahasiswa PBL III Di Kantor Kecamatan Sindue,


Desa Toaya

Gambar
3 Penerimaan Mahasiswa PBL III Di Kantor Desa Toaya

47
Gambar 4 Seminar Awal

Gambar 5 Foto Bersama Kader Posyandu

48
Gamba
r 6 Penyebaran Post Test

Gambar 7 Evaluasi Papan Wicara dan Spanduk

49
Gambar 8 Evaluasi Spanduk

50
Gambar 9 Evaluasi Tempat Sampah

Gambar 10 Seminar Akhir

51
Gambar 11 Seminar Akhir

Gambar 12 Pelepasan Mahasiswa PBL III di Kantor Desa Toaya

52
Gambar 13 Pelepasan Mahasiswa PBL III di Kantor Kecamatan Sindue

53

Anda mungkin juga menyukai