KELOMPOK 8
Muhammad Ansar P 101 20 223
Moh. Raezaldy P 101 20 209
Nur Hasanah Hatibie P 101 20 043
Imelda Yuniarti P 101 20 086
Putri Untung Luter Sattu P 101 20 260
Putri Riski Ananda P 101 20 135
Desyana Syafitri P 101 20 022
Aulia Iklima Ayub P 101 20 184
Fian Afrianti P 101 20 041
Rabiatul Awalia P 101 20 084
Khoirul Debi Saputra P 101 18 022
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan III (PBL III) ini telah dikonsultasi dengan
pembimbing lapangan dan dinyatakan sah telah memenuhi syarat sebagaimana
tertera dalam panduan PBL III.
Mengetahui,
Pengelola PBL III Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Tadulako
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat, taufiq, dan hidayahnya maka penulis dapat menyelesaikan laporan
hasil kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan III (PBL III) dengan tepat waktu.
Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Belajar
Lapangan III (PBL III) pada Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Tadulako.
Terselesaikannya laporan lengkap ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh
rasa hormat penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya yang telah
memberikan bantuan moral maupun materi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Diucapkan terima kasih juga kepada:
1. Ibu Nur Hikmah Buchair, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing
kelompok 8, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam
penyusunan laporan ini.
2. Ibu Stefiani Bengan Laba, S.KM., M.PH Selaku Ketua Koordinator
Pengelola PBL III Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako
3. Bapak Ompo Wijaya S.Ag, selaku Kepala Desa Toaya Kecamatan Sindue
Kabupaten Donggala
4. Kepada Teman-teman Kelompok 8 yang telah bekerja sama.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, baik dari segi
materi maupun penyajiannya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam penyusunan laporan ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat diharapkan, untuk perbaikan ke depan.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Palu, 28 Desember 2022
Kelompok 8
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Gambaran Singkat Lokasi..............................................................................3
BAB II EVALUASI KEGIATAN...........................................................................7
2.1 Intervensi Fisik...............................................................................................7
2.1.1 Tempat Sampah Percontohan..................................................................7
2.1.2 Papan Wicara...........................................................................................8
2.2 Intervensi Non Fisik.....................................................................................10
2.2.1 Penyuluhan Pengolahan Sampah...........................................................10
2.2.2 Penyuluhan Pencegahan Stunting..........................................................13
BAB 3 PEMBAHASAN........................................................................................15
3.1 Intervensi Fisik.............................................................................................15
3.1.1 Tempat Sampah Percontohan................................................................15
3.1.2 Papan Wicara.........................................................................................16
3.2 Intervensi Non-Fisik................................................................................18
3.2.1 Penyuluhan Pengolahan Sampah.....................................................18
3.2.2 Penyuluhan Stunting..............................................................................21
BAB IV PENUTUP...............................................................................................25
4.1 Kesimpulan..............................................................................................25
4.2 Saran........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
LAMPIRAN...........................................................................................................29
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Persuratan...........................................................................................29
Lampiran 2 Struktur Organisasi.............................................................................31
Lampiran 3 Planning Of Action (Poa)...................................................................32
Lampiran 4 Absensi Kelompok 8..........................................................................35
Lampiran 5 Jurnal Kelompok Pbl III.....................................................................37
Lampiran 6 Dokumentasi.......................................................................................45
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per hari. Data yang sama
juga menyebutkan, dari total sampah yang dihasilkan secara nasional, hanya
80% yang berhasil dikumpulkan, sisanya terbuang mencemari lingkungan
(Nuryosuwito, et all., 2018)
Permasalahan sampah masih menjadi masalah serius di Ibu Kota
Provinsi Sulawesi Tengah dimana Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu,
Sulawesi Tengah mencatat produksi sampah yang dihasilkan masyarakat di
yang diangkut dari tempat sementara ke tempat pembuangan akhir sampah
mencapai sebanyak 117 ton per hari (Jauhary, 2019). Selain itu, besarnya
volume sampah dan munculnya spot baru sebagai tempat pembuangan sampah
di sejumlah titik di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore, Kota Palu,
menjadikan Kelurahan Tondo tidak lepas dengan masalah sampah (Penategas,
2021). Penumpukan sampah di TPA akan menimbulkan permasalahan, seperti
sebagai sumber penyakit dan kerusakan ekosistem alam dan secara tidak
langsung dapat berdampak terhadap kejadian stunting (Ramlan dan masrianih,
2022)
Hasil Kajian Gizi UNICEF Sebagian besar anak di Indonesia berisiko
stunting akibat kondisi lingkungan yang buruk salah satunya sanitasi yang
buruk. Stunting tidak hanya disebabkan oleh satu faktor tetapi disebabkan oleh
multi faktor yang saling berhubungan satu dengan lain. Stunting bisa
disebabkan karena penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung mulai dari akses ke makanan yang sehat bergizi didukung
perilaku pemberian makanan, melingkupi kebersihan dan hygiene, akses
terhadap pelayanan Kesehatan serta kesehatan lingkungan yaitu akses air
bersih, sanitasi dan air minum yang aman. Penyebab tidak langsung meliputi
tingkat ekonomi, urbanisasi, globalisasi, jaminan sosial, pelayanan kesehatan,
pembangunan pertanian dan pemberdayaan perempuan (Ihsani, 2022).
Data terbaru dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019
menunjukkan bahwa masih terdapat 18 provinsi dengan proporsi stunting
yang masih berada di atas target rerata nasional yaitu sebesar 27,67%.
Provinsi dengan proporsi tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur dengan
2
proporsi balita stunting sebesar 43,82%. Prevalensi stunting di Sulawesi
Tengah sendiri meningkat dan masuk ke dalam 10 provinsi dengan proporsi
balita stunting yang masih tinggi, yaitu sebesar 31,26% dan menjadi provinsi
prioritas untuk menekan angka stunting (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
3
a. Luas wilayah
Jumlah luas tanah Desa Toaya seluruhnya mencapai 23.540 Ha
dan terdiri dari tanah darat dan tanah sawah dengan rincian sebagai
berikut:
Tanah darat: 17.000 Ha
Tanah sawah: 6.540 Ha
b. Sumber Daya Alam
Pertanian
Peternakan
Perkebunan
Lahan tanah
c. Demografi wilayah administrasi Desa Toaya
Berdasarkan pemutahiran data pada Bulan Desember 2016
jumlah penduduk Desa Toaya terdiri dari 3.340 jiwa dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 1. 1 Distribusi Jumlah Penduduk Desa Toaya
Berdasarkan Dusun
4
2. Keadaan Sosial Ekonomi
a. Kesehatan
1) Derajat Kesehatan
Untuk angka kematian bayi dan ibu relatif kecil,
dikarenakan kader posyandu, bidan dan dokter serta tenaga
kesehatan secara rutin setiap bulan melakukan
kunjungan/pengobatan dan selalu proaktif dan peduli terhadap
masalah kesehatan masyarakat.
2) Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya
Desa Toaya memiliki puskesmas yang berjarak dari desa ke
puskesmas sekitar 900 meter, dan Desa Toaya mempunyai Pustu
yang dikelola oleh bidan desa serta adanya layanan posyandu.
Namun, di Desa Toaya sarana dan prasarana posyandu belum ada,
bidan dan perawat hanya menggunakan fasilitas pemerintah desa
dan rumah warga sebagai posyandu sehingga pemerintah desa
memprioritaskan pembangunan posyandu.
Pendidikan:
Madrasah Aliyah Swasta : 1 Buah
SMP Negeri : 1 Buah
SMP Swasta : 1 Buah
Sekolah Dasar Negeri : 3 Buah
SD Swasta : 1 Buah
TK Swasta/ PAUD : 4 Buah
b. Fasilitas Umum Yang Tersedia
Fasilitas umum yang tersedia di Desa Toaya terdiri dari
beberapa sarana dan prasarana. Kantor Desa di Toaya terletak di Jalan
Trans Palu Toli-Toli. Selain itu, di Desa Toaya terdapat Baruga, yang
biasa digunakan warga desa untuk pertemuan saat ada kegiatan
perkumpulan warga.
5
Sumber penerangan di Desa Toaya sudah berasal dari
pemerintah mereka sudah menggunakan Perusahaan Listrik Negara
(PLN) semua warga desa sudah menggunakan listrik Negara.
Masyarakat di Desa Toaya ada yang menggunakan meter listrik
pribadi dan masih ada yang menumpang dengan tetangga.
c. Pola Penyakit
Pola kejadian penyakit pada saat ini telah mengalami
perubahan yang ditandai dengan perubahan yang ditandai dengan
transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi ditandai
dengan perubahan pola penyakit dan kematian yang semula didominasi
oleh penyakit infeksi beralih ke penyakit non infeksi (non-
communicable disease) atau penyakit tidak menular. Perubahan pola
penyakit sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi (pendidikan,
umur, dan jenis kelamin), sosial ekonomi (pendapatan) dan sosial
budaya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Toaya,
Penyakit tertinggi di Desa Toaya Kecamatan Sindue yaitu ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut), Gastritis, Hypertensi, dermatitis,
hipotenso, atritis, caries, gigi, pharyngitis, diare, dan kecelakan.
6
Diare 420
Hipotensi 318
Kecelakaan dan Ruda Paksa 145
Sumber: Data Puskesmas Toaya 2020
BAB II
EVALUASI KEGIATAN
7
memberikan pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu
tertentu dan evaluasi ini menilai suatu program sesudah berjalannya
program tersebut. Penilaian yang dilakukan disini pada saat program telah
selesai dilaksanakan (Febriani, A., et al. 2022)
Berdasarkan prioritas masalah yang kami temukan yaitu sampah
maka kami membuat tempat sampah percontohan sebanyak 2 buah yang
diletakkan di Dusun I dan Dusun III. Setelah itu, pada PBL III ini kami
mengevaluasi dan menyurvei kembali apakah tempat sampah tersebut
tersedia dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dari hasil survei yang
kami lakukan didapatkan bahwa tempat sampah tersebut telah
dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Toaya.
10
tertentu dan evaluasi ini menilai suatu program sesudah berjalannya program
tersebut.
2.2.1 Penyuluhan Pengolahan Sampah
Program Non-fisik yang dilakukan pada PBL II yaitu melakukan
penyuluhan terkait pengolahan sampah kepada masyarakat dan
menyebarkan kuisioner (Pre-test). Pada evaluasi PBL III ini dilakukan
dengan menyebarkan kembali instrumen kuisioner (Post-test). Kuisioner ini
diberikan kepada 28 responden yang berada di wilayah Desa Toaya.
11
berserakan apakah %
anda akan memungut
dan membuangnya ke
tempat sampah?
10. Apakah anda bersedia 8 28% 20 72% 26 93% 2 7%
melakukan pemilahan
sampah?
12
Berdasarkan Tabel 2.4 dapat diperoleh hasil pre test sebanyak 8
responden dengan presentase 28% yang mengetahui cara pengelohan
sampah yang baik dan benar, sedangkan pada hasil post test terjadi
peningkatan pengetahuan responden penyuluhan sebanyak 27 responden
dengan persentase 96% yang sudah mengetahui cara pengolahan sampah
yang baik dan benar. Dan dari hasil pre test tersebut juga dapat dilihat
bahwa sebagian besar responden penyuluhan tidak mengetahui tentang cara
pengolahan sampah yang baik dan benar sebelum adanya penyuluhan. Maka
hal tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap pengetahuan
masyarakat yang mengikuti penyuluhan.
13
2.2.2 Penyuluhan Pencegahan Stunting
Program Non-fisik yang dilakukan pada PBL II yaitu melakukan
penyuluhan terkait pencegahan stunting kepada masyarakat dan
menyebarkan kuisioner (Pre-test). Pada evaluasi PBL III ini dilakukan
dengan menyebarkan kembali instrumen kuisioner (Post-test). Kuisioner ini
diberikan kepada 28 responden yang berada di wilayah Desa Toaya
14
responden penyuluhan sebanyak 24 responden dengan persentase 86% yang
sudah mengetahui cara pencegahan stunting. Dan dari hasil pre test tersebut
juga dapat dilihat bahwa sebagian besar responden penyuluhan tidak
mengetahui tentang cara pencegahan stunting sebelum adanya penyuluhan.
Maka hal tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap
pengetahuan masyarakat yang mengikuti penyuluhan.
15
BAB 3
PEMBAHASAN
Tempat sampah atau biasa disebut tong sampah adalah tempat untuk
menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam,
kayu atau plastik. Beberapa tempat sampah memiliki penutup pada bagian
atasnya untuk menghindari keluarnya bau yang dikeluarkan sampah.
Kehadiran tong sampah di rumah-rumah sangat membantu dalam
mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan mampu menjaga
lingkungan tetap sehat, asri dan bersih. Selain itu, sampah yang dipilah di
tong-tong sampah memudahkan untuk proses pengelolaan sampah di tingkat
akhir. Baik dengan proses insinerator, tempat pembuangan, atau penghancur
sampah. Di beberapa tempat juga ada pelayanan daur ulang, dengan satu
atau lebih tempat sampah yang dikhususkan untuk didaur ulang.
16
Penyediaan tempat sampah percontohan ini ditujukan kepada
masyarakat agar masyarakat lebih melestarikan dan menjaga kebersihan
lingkungan. Penyediaan tempat sampah ini bisa dimanfaatkan masyarakat
untuk membuang sampah pada tempatnya sehingga tidak membuang
sampah sembarangan sehingga menjadikan lingkungan kotor.
17
foto) digabungkan dengan unsur tertulis (huruf-huruf, kata-kata, dan
kalimat) yang dirangkai sedemikian rupa dengan tujuan untuk menarik atau
memikat pembaca.
18
disampaikan dalam papan wicara tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya
perhatian dan kepedulian masyarakat akan pentingnya informasi yang ada
dalam papan wicara yang dibuktikan dengan hanya sebagian warga yang
menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas dari sampah.
19
Teori yang dikemukakan oleh Notoadmojo (2007) tentang Penyuluhan
kesehatan merupakan media promosi kesehatan yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Pada Evaluasi program ini kami menggunakan
kuisioner, yang mana tujuan dari kuisioner ini di harapkan dapat mengetahui
sejauh mana peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara pengolahan
sampah organic dan anorganik.
Pelaksanaan program penyuluhan pegolahan sampah bertujuan untuk
meninglatkan pengetahuan desa Toaya terkait pengolahan sampah naik
sampah organic maupun sampah anorganik.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Sampah adalah semua benda sisa
kegiatan manusia yang tidak terpakai lagi?” menunjukan hasil 8 responden
dengan presentase 28% mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan
pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 28
responden dengan presentase 100% yang mengetahui cara pengolahan
sampah.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda mengetahui jenis
sampah?” menunjukan hasil 8 responden dengan presentase 28%
mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi
peningkatan pengetahuan responden menjadi 28 responden dengan
presentase 100% yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda mengetahui sampah
organik dan anorganik?” menunjukan hasil 7 responden dengan presentase
25% mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test
terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 26 responden dengan
presentase 93% yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda pernah mendapatkan
sosialisasi atau edukasi terkait dengan pengelolaan sampah yang baik?”
menunjukan hasil 0 responden dengan presentase 0% mengetahui cara
pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan
pengetahuan responden menjadi 23 responden dengan presentase 82% yang
mengetahui cara pengolahan sampah.
20
Hasil pertanyaan pre test tentang “Menurut anda, apakah perlu
dilakukan pembinaan sampah (organic dan anorganik) di desa Toaya?”
menunjukan hasil 20 responden dengan presentase 71% mengetahui cara
pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan
pengetahuan responden menjadi 28 responden dengan presentase 100%
yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apa anda mengehtahui konsep 3R
(Reuse, Reduce, Recycle) sampah?” menunjukan hasil 6 responden dengan
presentase 21% mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil
post test terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 18 responden
dengan presentase 64% yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda membuang sampah
pada tempatnya?” menunjukan hasil 4 responden dengan presentase 14%
mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi
peningkatan pengetahuan responden menjadi 28 responden dengan
presentase 100 % yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test “Apakah anda mengetahui sampah organic
dapat diolah menjadi kompos?” menunjukan hasil 9 responden dengan
presentase 32% mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil
post test terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 23 responden
dengan presentase 83% yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test “Jika melihat sampah berserakan apakah
anda akan memungut dan membuangnya ke tempat sampah?” menunjukan
hasil 8 responden dengan presentase 28% mengetahui cara pengolahan
sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan
responden menjadi 28 responden dengan presentase 100% yang mengetahui
cara pengolahan sampah.
Hasil pertanyaan pre test “Apakah anda bersedia melakukan
pemilahan sampah?” menunjukan hasil 8 responden dengan presentase 28%
mengetahui cara pengolahan sampah, sedangkan pada hasil post test terjadi
21
peningkatan pengetahuan responden menjadi 26 responden dengan
presentase 93% yang mengetahui cara pengolahan sampah.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ibnu
Muhariawan Restuaji (et al 2019). Berdasarkan kegiatan penyuluhan yang
telah dilakukan, masyarakat termotivasi dalam mengelola sampah rumah
tangga. Sebanyak 63,67% warga awalnya tidak tahu jenis-jenis sampah
rumah tangga dan 46,67% masih tidak menyadari pentingnya membuang
sampah pada tempatnya. Sesudah penyuluhan seluruh warga (100%) yang
hadir pada kesempatan itu sudah paham jenis-jenis sampah rumah tangga
dan sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Fahtor pendukung dari penyuluhan pengolahan sampah dikarenakan
masyarakat desa Toaya berperan aktif dalam penyuluhan penyuluhan
pengolahan sampah yang di lakukan pada program penyuluhan pengolahan
sampah tersebut.
22
dalam pemberian MP-ASI, tingkat konsumsi karbohidrat balita,
riwayat infeksi pada balita, social budaya, tingkat konsumsi energy
balita dan kelengkapan imunisasi pada balita. (Supariasa,et al.2019).
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting
pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.
Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia
menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi
makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.
Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga
sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim,
Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang
stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh
karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI X selama
enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang
terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
Program intervensi non fisik yang kami buat yaitu penyuluhan
pencegahan stunting yang bertujuan agar meningkatkatnya
pengetahuan masyarakat yang berada di Desa Toaya sehingga kasus
stunting menjadi berkurang.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda tahu apa itu
stunting?” menunjukan hasil 8 responden dengan presentase 28%
mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan pada hasil post test
terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 26 responden
dengan presentase 93 % yang mengetahui pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda mengetahui
penyebab stunting?” menunjukan hasil 4 responden dengan presentase
14% mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan pada hasil post
test terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 25 responden
dengan presentase 89% yang mengetahui pencegahan stunting.
23
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah kekurangan gizi dapat
menyebabkan stunting?” menunjukan hasil 2 responden dengan
presentase 7% mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan pada
hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 26
responden dengan presentase 93% yang mengetahui pencegahan
stunting.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah tidak menjaga
kebersihan lingkungan merupakan salah satu penyebab stunting?”
menunjukan hasil 8 responden dengan presentase 28% mengetahui
cara pencegahan stunting, sedangkan pada hasil post test terjadi
peningkatan pengetahuan responden menjadi 20 responden dengan
presentase 71% yang mengetahui pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah anda mengetahui ciri-
ciri anak yang menderita stunting?” menunjukan hasil 8 responden
dengan presentase 28% mengetahui cara pencegahan stunting,
sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan
responden menjadi 24 responden dengan presentase 86% yang
mengetahui pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test tentang “Apakah pencegahan stunting
dapat dilakukan mulai saat anak dalam kandungan?” menunjukan hasil
7 responden dengan presentase 25% mengetahui cara pencegahan
stunting, sedangkan pada hasil post test terjadi peningkatan
pengetahuan responden menjadi 27 responden dengan presentase 96%
yang mengetahui pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test “Apakah anda tahu bagaimana
mencegah terjadinya stunting?” menunjukan hasil 7 responden dengan
presentase 25% mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan
pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan responden
menjadi 26 responden dengan presentase 93% yang mengetahui
pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test “Apakah anda mengetahui dampak dari
24
stunting?” menunjukan hasil 7 responden dengan presentase 25%
mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan pada hasil post test
terjadi peningkatan pengetahuan responden menjadi 24 responden
dengan presentase 86% yang mengetahui pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre test “Apakah balita stunting diatas 2 tahun
masih bisa disembuhkan?” menunjukan hasil 8 responden dengan
presentase 28% mengetahui cara pencegahan stunting, sedangkan
pada hasil post test terjadi peningkatan pengetahuan responden
menjadi 20 responden dengan presentase 71% yang mengetahui
pencegahan stunting.
Hasil pertanyaan pre Apakah anak pendek sudah tentu stunting?
menunjukan hasil 8 responden dengan presentase 28% mengetahui
cara pencegahan stunting, sedangkan pada hasil post test terjadi
peningkatan pengetahuan responden menjadi 23 responden dengan
presentase 82% yang mengetahui pencegahan stunting.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anastasya
Iranda et al (2022). Yang menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan
pencegahan stunting berhasil meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman kader posyandu yang sebelum dilakukannya penyuluhan
hasil pretest sebesar 18,72% sedangkan setelah dilakukan kegiatan
penyuluhan meningkat menjadi 87,5% dari 14 orang kader posyandu
Serta penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Devie ismayanty (et al 2022) mengatakan dalam kegiatan pengabdian
kepada masyarakat mengenai sosialiasai kejadian stunting kepada
calon pengantin di KUA Kecamatan Kramatwatu dari 10 pasang calon
pengantin mengalami peningkatan dengan kategori baik setelah yang
diberikan penyuluhan dengan metode ceramah.
Faktor pendukung berhasilnya program penyuluhan pencegahan
stunting di karenakan adanya dukungan dari pemerintah desa tentang
program pemberian makanan tambahan dan pemantauan tumbuh
kembang anak serta ibu hamil di desa Toaya.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Intervensi Fisik
a. Pembuatan Tempat Sampah
Dari program yang dilakukan mengenai intervensi fisik tentang
tempat sampah percontohan ditemukan bahwa tidak bertambahnya
tempat sampah. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan dan
pelaksanaan program ini tidak berhasil.
b. Papan Wicara
Dari papan wicara tersebut sebagian besar masyarakat sudah memahami
dampak dari sampah yang mencemari lingkungan. Akan tetapi,
masyarakat belum melakukan pengolahan sampah sebagaimana yang
telah disampaikan dalam papan wicara tersebut. Hal ini dikarenakan
kurangnya perhatian dan kepedulian masyarakat akan pentingnya
informasi yang ada dalam papan wicara yang dibuktikan dengan hanya
sebagian warga yang menjaga lingkungan agar tetap bersih dan bebas
dari sampah.
2. Intervensi Non Fisik
a. Penyuluhan Pengolahan Sampah
Pada Evaluasi program ini kami menggunakan kuisioner, yang mana
tujuan dari kuisioner ini di harapkan dapat mengetahui sejauh mana
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara pengolahan sampah
organik dan anorganik.
b. Penyuluhan Stunting
Penyuluhan tentang stunting dilakukan sebagai upaya peningkatan
pengetahuan dan peran masyarakat dalam pencegahan stunting pada anak
serta berpartisipasi secara penuh terhadap pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pengetahuan adalah kondisi dimana individu
26
mengetahui suatu informasi yang berasal dari orang lain ataupun
keinginannya untuk mencari tahu secara mandiri.
4.2 Saran
1. Saran Bagi Masyarakat Desa Toaya
Diharapkan kepada seluruh warga desa Toaya agar lebih memperhatikan
pengelolaan sampah dan menjaga kebersihan agar terhindari dari berbagai
masalah kesehatan. Kemudian diharapkan agar seluruh warga
mempraktikan pengetahuan yang telah didapatkan pada saat penyuluhan
agar dapat meningkatkan derajat kesehatan di desa Toaya.
2. Saran Bagi Pemerintah Desa
Pemerintah desa di harapkan dapat menghimbau masyarakat agar
menyediakan tempat sampah di setiap rumahnya dan Pemerintah Desa
juga dapat menyediakan tempat pembuanagn akhir (TPA) agar mayarakat
Di desa Toaya tidak lagi membuang sampah di sungai ataupun di pinggir
pantai.
3. Saran Bagi Mahasiswa
Setelah melaksanakan Praktek Belajar Lapangan III, diharapkan
mahasiswa mampu mengenal, memahami, menganalisa dan menemukan
masalah kesehatan. Mahasiswa mampu menyusun dan melaksanakan
program intervensi berdasarkan temua yang ada. Mahasiswa mampu
dalam Menyusun parameter keberhasilan program.
27
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, R., & Phelia, A. (2021). Evaluasi Efektifitas Sistem Pengangkutan Dan
Pengelolaan Sampah Di TPA Sarimukti Kota Bandung. JICE (Journal of
Infrastructural in Civil Engineering), 2(01), 16-22.
Ismayanty, D., Lufar, N., & Mulyati, S. (2022). Sosialisasi Tentang Pencegahan
Stunting Kepada Calon Pengantin Di Kecamatan Kramat Watu,
Kabupaten Serang. Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat
Indonesia, 1(2), 130-134.
28
Marpaung, D. N., Iriyanti, Y. N., & Prayoga, D. (2022). Analisis Faktor Penyebab
Perilaku Buang Sampah Sembarangan Pada Masyarakat Desa Kluncing,
Banyuwangi. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(1), 47-57.
Nindya, S., Cantrika, D., Murti, Y. A., Widana, E. S., & Kurniawan, I. G. A.
(2022). Edukasi pengolahan sampah organik dan anorganik di desa rejasa
tabanan. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 352-
357.
Tolinggi, S., Dengo, M. R., Arda, Z. A., & Latala, N. (2022). INTERVENSI NON
FISIK TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH DI DESA TABONGO
KECAMATAN DULUPI. DEVOTE: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Global, 1(1), 22-26.
29
LAMPIRAN
Lampiran 1 Persuratan
30
[Grab your reader’s attention
with a great quote from the
document or use this space to
emphasize a key point. To place
this text box anywhere on the
page, just drag it.]
31
Lampiran 2 Struktur Organisasi
Dosen Pembimbing
Nur Hikmah Buchair, S.KM., M.Kes
NIP. 19870907 201001 2 004
Koordinator Desa
Muhammad Ansar
P 101 20 223
Sekretaris Bendahara
Desyana Syafitri Aulia Iklima Ayub
P 101 20 022 P 101 20 184
Anggota Anggota
Putri Riski A Imelda Yuniarti
P 101 20 135 P 101 20 086
32
33
Lampiran 3 Planning Of Action (Poa)
Kelompok : Kelompok 8
Nama Desa : Desa Toaya, Kecamatan Sindue
Masalah : Pengolahan Sampah, Stunting dan Gizi Buruk, dan Ecobrik
Intervensi Fisik : Intervensi Non Fisik :
1. Pembuatan Tempat Sampah Percontohan 1. Penyuluhan Terkait Pengolahan Sampah
2. Pemasangan Papan Wicara/Rambu 2. Penyuluhan Terkait Pencegahan Stunting dan Gizi Buruk
Kegiatan Tujuan Sasara Biaya/ Waktu Tempat Penanggung Indikator
n Sumber Jawab Keberhasilan
Fisik
34
2. Pemasangan Untuk Warga Dana Disesuaik Dusun 1 1. Imelda Tersedianya
Papan Wicara menghimbau Desa Posko an dengan papan wicara
dan 3 Yuniarti
warga desa Toaya jadwal yang berisi
Toaya agar PBL II pesan-pesan
2. Putri Untung
membuang kesehatan di
Luter Sattu
sampah pada Dusun 1 dan 3
tempatnya,
dan
menyadarkan
warga
pentingnya
menjaga
kebersihan
Non Fisik
35
2. Penyuluhan Untuk Warga Dana Disesuai Desa 1. Rabiatul Terjadinya
terkait meningkatkan Desa Posko kan Toaya peningkatan
Awalia
pencegahan pengetahuan Toaya dengan pengetahuan
stunting dan warga desa jadwal pada responden
2. Aulia Iklima
gizi buruk Toaya terkait PBL II penyuluhan
Ayub
pencegahan yang hadir
stunting dan
gizi buruk
36
Lampiran 4 Absensi Kelompok 8
No Stambuk Nama Tanggal Keterangan
9 10 11 12 13 14 15 16
37
9 P 101 20 041 Fian Afrianti
38
Lampiran 5 Jurnal Kelompok Pbl III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan
39
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan
40
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan
41
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan
42
1. Jum’at, 13 Januari 2023 09.00-11.00 Penyusunan Laporan
43
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan
44
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan
45
JURNAL KELOMPOK PBL III
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan
46
Lampiran 6 Dokumentasi
Gambar
3 Penerimaan Mahasiswa PBL III Di Kantor Desa Toaya
47
Gambar 4 Seminar Awal
48
Gamba
r 6 Penyebaran Post Test
49
Gambar 8 Evaluasi Spanduk
50
Gambar 9 Evaluasi Tempat Sampah
51
Gambar 11 Seminar Akhir
52
Gambar 13 Pelepasan Mahasiswa PBL III di Kantor Kecamatan Sindue
53