DISUSUN OLEH :
INTANIA ALLORA
(P032115401060)
Laporan kasus ini telah disetujui, diperiksa, dan sudah dipertahankan dihadapan
Dosen dan Pembimbing Lapangan Program Studi DIII Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Riau.
Mengetahui
CI Lapangan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan ini dengan judul “Asuhan Kebidanan
Komunitas di RT 03/ RW 10 kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya,
Kota Pekanbaru” tepat pada waktunya. Terwujudnya laporan ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak yang telah membimbing dan mendorong
penulis untuk terus menyelesaikan laporan ini dengan baik, untuk itu penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
ii
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan,
agar laporan ini menjadi lebih sempurna. Penulis berharap semoga hasil penulisan ini
dapat bermanfaat kelak bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Nita Maryana
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iv
Daftar Lampiran.....................................................................................................................vi
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................3
1.3 Manfaat....................................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI................................................................................................................4
2.1 Konsep Keluarga.....................................................................................................4
2.1.1 Pengertian........................................................................................................4
2.1.2 Struktur keluarga............................................................................................4
2.1.3 Peran dan Fungsi Keluarga............................................................................6
2.2 Konsep Manajemen Kebidanan Tingkat Keluarga.............................................8
2.2.1 Pengumpulan data...........................................................................................8
2.2.2 Analisa data....................................................................................................10
2.2.3 Perencanaan/intervensi.................................................................................12
2.2.4 Tindakan/implementasi................................................................................12
2.2.5 Evaluasi..........................................................................................................12
2.3 Tipologi Masalah Kesehatan Tingkat Keluarga.................................................13
2.3.1 Tipologi Masalah Kesehatan........................................................................13
2.3.2 Kriteria prioritas masalah............................................................................13
BAB III...................................................................................................................................14
TINJAUAN KASUS..............................................................................................................14
3.1 Pengumpulan Data................................................................................................14
3.2 Analisa Data...........................................................................................................19
3.3 Perencanaan...........................................................................................................22
3.4 Pelaksanaan Asuhan dan Evaluasi......................................................................23
BAB IV...................................................................................................................................27
PEMBAHASAN.....................................................................................................................27
BAB V.....................................................................................................................................30
iv
PENUTUP..............................................................................................................................30
5.1 Kesimpulan............................................................................................................30
5.2 Saran.......................................................................................................................30
Daftar Pustaka.......................................................................................................................31
Dokumentasi..........................................................................................................................32
v
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Leaflet
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut (WHO, 2012), jumlah penderita gizi kurang di dunia mencapai 104 juta
anak dan keadaan gizi kurang masih menjadi penyebab sepertiga dari seluruh
penyebab kematian anak di seluruh dunia. United Nations International Children's
Emergency Fund (UNICEF) pada tahun 2020 memperkirakan, 45,4 juta anak di
bawah lima tahun secara global mengalami kekurangan gizi. Menurut KEMENKES
RI yang didata oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018, jumlah balita dengan
gizi kurang di Indonesia sekitar 13,80 juta.
Masalah gizi yang terjadi pada balita juga erat kaitannya dengan tingkat
pengetahuan ibu. Peran ibu dalam kesehatan balita terutama dalam pemberian gizi
kepada balita menuntut ibu harus memahami dan mengetahui akan kebutuhan gizi
balita, untuk itu yang harus dimiliki ibu adalah pengetahuan tentang kebutuhan gizi
balita. Menurut Nurma Yuneta (2019), Kurangnya pengetahuan ibu tentang
keragaman bahan dan keragaman jenis makanan akan menimbulkan terganggunya
proses pertumbuhan dan perkembangan balita terutama perkembangan otak. Status
gizi kurang pada masa balita dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan,
terganggunya sistem imunitas balita sehingga mudah terserang penyakit infeksi,
terhambatnya pertumbuhan otak yang optimal, serta perubahan perilaku yang
ditunjukkan balita, oleh karena itu penting untuk ibu dalam memberikan asupan
makanan yang bergizi kepada anaknya (Setyawati & Hartini, 2018).
Gizi kurang secara cepat harus segera ditangani, apabila tidak segera ditangani
akan menjadi masalah baru yaitu menambah prevalensi gizi buruk. Skrining gizi
dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi responden yang berisiko, tidak
berisiko malnutrisi atau kondisi khusus. Bila hasil skrining gizi menunjukkan
responden berisiko malnutrisi, maka dilakukan pengkajian/assesment gizi dan
dilanjutkan dengan langkah-langkah proses asuhan gizi terstandar oleh ahli
gizi/dietisien (RI, 2019).
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi keluarga
Dapat meningkatkan kesehatan serta meningkatkan pengetahuan keluarga
dalam menjaga dan memelihara kesehatan secara mandiri.
1.3.2 Bagi penulis
Dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan pengalaman penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan dalam konteks keluarga secara komprehensif dan
berkesinambungan khususnya pada keluarga Tn. D.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
3. Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan bahwa masing-
masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas
seperti halnya. Peran ayah sebagai pencari nafkah utama dan peran ibu yang
merawat anak-anak.
b. Struktur keluarga
Menurut Setiadi (2006), struktur keluarga terdiri dari :
1. Patrineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5. Keluarga kawin, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri
Menurut Setyowati dan Murwani (2008), struktur keluarga terdiri dari :
1. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga berfungsi untuk, membuat anggota keluarga bersifat
terbuka dan jujur, selalu menyelesaikan konflik keluarga, berfikiran positif dan tidak
mengulang – ulang isu dan pendapat sendiri. Komunikasi dalam keluarga berfungsi
agar anggota keluarga yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang
disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik
sehingga anggota keluarga lain yang menerima pendapat tersebut dapat
mendengarkan dengan baik, memberikan umpan balik, dan melakukan validasi.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksudkan dengan posisi atau status adalah posisi individu
5
dalam masyarakat sebagai suami, istri, anak, orang tua, dan sebagainya. Tetapi
kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing – masing individu dengan baik.
Misalnya sebagai oarng tua ketika salah seorang anggota keluarganya mengalami
gangguan jiwa maka sebaiknya orang tua harus memberikan dukungan dan
perhatiannya bukan mengucilkannya
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi sehingga mengubah perilaku anggota keluarga yang lain ke arah
positif. Misalnya ketika salah seorang anggota keluarga mengalami gangguan jiwa
maka orang tua mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku dan sikap
anggota keluarga yang lain ke arah yang positif. Ada beberapa macam tipe struktur
kekuatan yaitu, legitimat power (hak untuk mengontrol), referent power (seseorang
yang ditiru atau sebagai role model), reward power (kekuasaan penghargaan),
coercive power (kekuasaan paksaan atau dominasi), dan affective power (kekuasaan
afektif)
4. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah
pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga.
6
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat di lingkungan dimana dia
tinggal.
b. Peran ibu
Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana peran ibu
sangan penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, sebagai pelindung dari anak-anak saat ayahnya sedang tidak ada dirumah,
mengurus rumah tangga, serta dapat juga berperan sebagai pencari nafkah. Selain itu
ibu juga berperan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosial serta
sebagai anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
c. Peran anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.
7
c. Fungsi cinta dan kasih sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan
suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak dengan anak, serta
hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi tempat utama
bersemainya kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.
d. Fungsi perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam menumbuhkan
rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota keluarganya.
e. Fungsi reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya yang sudah
menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat manusia secara
universal
f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada keluarganya dalam
mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan kehidupannya di masa
mendatang.
g. Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.
h. Fungsi pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota keluarganya
sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai dengan
aturan dan daya dukung alam dan lingkungan yang setiap saat selalu berubah secara
dinamis.
8
2. Daftara anggota keluarga dan hubungannya dengan anggota lain
3. Genogram
4. Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga, tinggal Bersama kepala
keluarga atau ditempat lain.
5. Macam-macam struktur keluarga, apakah matrilocal atau petrilokal.
6. Anggota keluarga yang menonjol dalam mengambil keputusan tentang
Kesehatan
7. Kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
b. Faktor sosial budaya ekonomi
1. Penghasilan keluarga
2. Pendidikan dari setiap anggota keluarga dan terutama Pendidikan tentang
kehamilan dengan usia resti (Resiko Tinggi).
3. Suku dan agama serta kepercayaan yang dianut
4. Peranan anggota-anggota dalam keluarga
5. Hubungan keluarga dalam masyarakat, bagaimana partisipasi keluarga dalam
kegiatan dimasyakat.
c. Faktor-faktor lingkungan
1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas
3. Mobilitas geografis keluarga
4. Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas
5. System pendukung dan jaringan social keluarga
d. Riwayat kesehatan atau riwayat medis
1. Riwayat Kesehatan dari setiap anggota keluarga
2. Riwayat medis dari anggota keluarga yang menderita penyakit
3. Nilai-nilai yang telah diberikan untuk pencegahan penyakit
4. Sumber pelayanan Kesehatan, apakah sama untuk setiap anggota keluarga
5. Keluarga melihat peranan dari petugas Kesehatan dn pelayanan dari petugas
Kesehatan
9
6. Pengalaman yang lampau dari petugas Kesehatan yang professional memuaskan
atau tidak.
2.2.2 Analisa data
Seluruh data yang dikumpulkan, yang relevan, digunakan sebagai bahan untuk
analisa. Dari data yang terkumpul diperoleh informasi tentang:
a. Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan, keadaan
social budaya (perilaku) pelayanan kesehatan yang ada, serta factor - faktor
keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Masalah – masalah kesehatan (termasuk penyakit) ibu dan anak balita.
c. Masalah utama kesehatan ibu dan anak serta penyebabnya.
d. Faktor – faktor pendukung dan penghambat bila upaya perbaikan kesehatan ibu
dan anak balita serta KB dilakukan.
1. Perumusan masalah
Setelah data di analisa, selanjutnya dirumuskan masalah kesehatan
masyarakat.Dalam penyusunan masalah kesehatan, seseorang harus selalu mengacu
pada tipologi masalah kesehatan, yaitu sebagai berikut.
a) Ancaman kesehatan, adalah yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit,
kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
b) Kurang atau tidak sehat, adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
c) Situasi krisis, adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga
dalam menyesuaikan diri.
2. Prioritas masalah
Setelah menentukan masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas
masalah kesehatan keluarga.Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga,
disasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut.
a) Sifat masalah, dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, keadaan sakit atau
kurang sehat, situasi krisis.
10
b) Kemungkinan masalah dapat diubah maksudnya kemungkinan keberhasilan
untuk mengurangi masalah atau menvegah masalah bila dilakukan intervensi
kesehatan.
c) Potensi masalah untuk dicegah maksudnya sifat dan beratnya masalah yang akan
timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan kesehatan.
d) Masalah yang menonjol maksudnya cara keluarga melihat dan menilai masalah
dalam hal berat dan mendesaknya masalah tersebut untuk diatasi melalui
intervensi Kesehatan.
Untuk dapat menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga perlu disuusn
skala prioritas sebagai berikut :
NO Kreteria Nilai Bobot
1 Sifat Masalah : 1
Skala :
a. Tidak/kurang sehat 3
b. Ancaman Kesehatan 2
c. Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
:
Skala :
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah : 1
Skala :
a. Tinggi 3
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4 Menonjolnya masalah : 1
Skala :
11
a. Masalah berat, harus ditangani 2
b. Masalah tidak perlu segera 1
ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
2.2.3 Perencanaan/intervensi
Langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan kesehatan keluarga.
Rencana kesehatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan untuk
dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan yang telah teridentifikasi.
2.2.4 Tindakan/implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana yang telah di
susun pada tahap perencanaan. Impelementasi merupakan proses berupa tindakan
yang di perlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang telah diperkirakan.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan proses pengukuran akan efektivitas strategi yang
dijalankan untuk mencapai tujuan. Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan
kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu
pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukkan data yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka identifikasi
dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat
keberhasilan tersebut.
12
Ada 2 alternatife untuk menilai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai,
yaitu :
a. Tujuan tercapai : jika pasien menunjukan perubahan sesuai dengan standar dan
kriteria yang telah ditetapkan.
b. Tujuan tidk tercapai : jika pasien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan
sama sekali. Dan bahkan timbul masalah baru.
2.3 Tipologi Masalah Kesehatan Tingkat Keluarga
2.3.1 Tipologi Masalah Kesehatan
a. Ancaman kesehatan
Keadaan keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan
kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
b. Kurang/tidak sehat
Kegagalan dalam memantapkan kesehatan
c. Situasi krisis
Saat saat yang banyak menuntut individu/keluarga dalam menyesuaikan diri
termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga.
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
14
6. Fasilitas Perdagangan :
Warung
D. Anggota Keluarga :
Cek
No Nama Umur L/P Status Pendidikan Pekerjaan
Kesehatan
1. Ny. R 29 th P Istri SMP IRT Tidak Rutin
Anak Belum
2. An. F 3 th P - Tidak Rutin
kandung Sekolah
15
C. Data Ibu Hamil
no nama umur HPHT LIL BB TB IMT G P A H UK spasing TT FE Tempat pemeriksaan
A
1. Ny.R 29 03/09/2023 22,5 43,7 150 17 2 1 0 1 10 mg 3 th TT5 - Bidan
D. Data Bayi/Balita
STA
TUS ASI
IMUNISASI
GIZI EKSKLUSIF
V Riwayat Kelahiran
N BB KM
Nama L/P Tgl Lhr it ( tempat dan
o /PB Pentavalent Polio C Pen Ca S
a tava mpa A Penolong)
N/
BC m len k
K/ YA TDK HB0
G 1 2 3 1 2 3 4 p bost bost
B
a er er
k
Lahir spontan di PMB dan
1 An.F P 08-10- 12,7/92 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ penolong bidan
. 2023 N ✔ ✔ ✔ ✔
16
2. Jenis keragaman pangan ( dalam 1 minggu terakhir)
Konsumsi
No Pertanyaan Selalu Jarang Tidak
Pernah
Nasi, roti, mie, biskuit atau makanan lain
1
yang terbuat dari padi-padian
Kentang, singkong (dll yang terbuat dari
2
akar atau umbi)
3 Sayur-sayuran
4 Buah-buahan
5 Daging, dll bagian dari daging
6 Telur
Ikan segar, ikan asin, kerang atau seafood,
7
dll.
Buncis, kacang panjang atau polong-
8
polongan lainnya
9 Keju, yogurt, susu atau produk susu
10 Minyak goreng, lemak atau mentega
11 Gula atau madu
Jenis makanan lain seperti bumbu rempah,
12
kopi, teh dll
H. Sanitasi Lingkungan
1. Perumahan
a. Status Rumah : sewa bulanan
b. Jenis Bangunan : Permanen
c. Atap Rumah : Seng
d. Lantai : Keramik
e. Ventilasi/Jendela : Ada, ≥ 10% luas lantai
f. Cahaya Matahari Masuk Ruangan : Ya (memenuhi ruangan)
17
g. Penerangan : Listrik
h. Kepadatan anggota keluarga : Sesuai (> 7 m2/org)
4. Lingkungan Rumah
a. Keadaan Tanah : Kering
b. Jarak rumah dengan tetangga : Dekat (≤ 12 meter)
18
3.2 Analisa Data
a. Perumusan Masalah
Dari hasil pengkajian, ada beberapa masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga Tn.S yaitu masalah gizi yang terjadi pada istrinya yang berusia 29 tahun,
dengan BB sebelum hamil : 40 kg dan BB sekarang : 43,7 kg, dan TB : 150 cm,
dengan IMT : 17 cm dengan LILA 22,5 cm dan HB..... Dari hasil anamnesa, ibu
mengatakan baru periksa kehamilan 1 kali pada usia kehamilan 4 minggu sedangkan
sekarang usia kehamilan ibu 10-11 minggu dan belum diberikan buku KIA,Obat
yang di komsumsi saat ini adalah : asam folat,vitamin da pct ,ibu mengeluh
pusing,lemas dan susah tidur . Masalah lain yang didapati di keluarga Tn.S
adalah anaknya yang masih berusia 3 tahun belum lengkap. Bedasarkan analisa
diatas, dapat dirumuskan masalah keluarga Tn.S yaitu :
b. Prioritas masalah
Berdasarkan perumusan masalah, maka perlu dilakukan pencaian prioritas
masalah kesehatan pad keluarga Tn.S menggunakan metode skoring sebagai berikut:
19
masalah dapat tergantung dari usaha suami dan ibu.
dirubah Apabila usaha ibu besar dan suami
- dengan mudah (2) terlibat membantu support dan beri
- hanya sebagian kebutuhan yang tercuckupi dengan
(1) gizi seimbang,maka masalah kek akan
- tidak dapat di teratasi secara perlahan berat badan ibu
ubah (0) akan menambah.
20
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah
kesehatan pada keluarga Tn.S adalah sebagai berikut:
1. Ibu Hamil KEK
3.3 Perencanaan
N Perioritas Perencanaan
O masalah Tujuan Rencana Kriteria Waktu Tempat Sumber Strategi
1 Ibu hamil Untuk Penyuluhan 18/11/23 Rumah Leaflet Memberikan
kek menambah tentang gizi Tn.S penyuluhan
wawasan ibu seimbang,p kepada ibu
mengenai ibu emeriksaan tentang gizi
hamil kehamilan,t seimbang ibu
kekurangan anda hamil,menjel
energi krinis bahaya askan
kehamilan tentang
dan kekurangan
tambahan energi kronis
untuk gizi dan
pada balita pemeriksaan
anc selama
kehamilan
dengan
mendatangi
rumahnya
dan
menggunaka
n media
lembarbalik
21
3.4 Pelaksanaan Asuhan dan Evaluasi
NO DATA MASALAH TUJUAN TINDAKAN EVALUASI
KESEHATAN
1. Ny. R usia 29 Gizi seimbang Setelah Tanggal : 19 Ibu mengerti
tahun dengan dilakukan November 2023 dengan
kekurangan penyuluhan Melakukan penyuluhan
energi kronis tentang gizi penyuluhan yang diberikan
seimbang untuk dengan media dan memberikan
ibu hamil kek leaflet kepada respon yang
diharapkan ibu ibu tentang positif.
mau berusaha penjelasan
untuk lebih kekurangan
rajin lagi energi kronis
mencukupi pada ibu hamil,
kebutuhan gizi seimbang
nutrisinya dan ibu hamil dan
suami ikut serta pemeriksaan
membantu dan anc selama
mengarahkan kehamilan.
ibu supaya
terpenuhi gizi
seimbangya.
22
Tanggal : 28
November 2022
Mengevaluasi
23
BAB IV
PEMBAHASAN
24
menggunakan IUD atau Implan, karena diusia ibu yang sekarang masih bisa untuk
memiliki anak, apabila ibu berubah pikiran dan ingin memiliki anak lagi, ibu bisa
melepas KB kapanpun ibu mau.
Setelah dilakukan penyuluhan pada ibu, ibu mengerti mengenai faktor risiko
dari penggunaan Pil KB yang kurang efektif untuk menghentikan kehamilan dan ibu
juga mengerti kelebihan dari MKJP untuk menghentikan kehamilan. Kemudian ibu
meminta waktu untuk memikirkannya dan berdiskusi dengan suami. Setelah beberapa
hari, penulis datang kembali untuk melakukan evaluasi dan menanyakan keputusan
ibu mengenai penggunaan KB nya. Ternyata ibu masih tetap ingin menggunakan KB
Pil dan belum mau beralih menggunakan MKJP, karena ibu masih merasa takut untuk
penggunaan KB lainnya selain KB Pil.
Selain masalah penggunaan Alkon yang kurang tepat untuk menghentikan
kehamilan pada keluarga Tn. D, ada satu masalah lagi yang didapatkan setelah
dilakukannya anamnesa dan pemeriksaan fisik pada balita, yaitu gizi kurang pada
balita. Didapatkan hasil pemeriksaan pada An. S jenis kelamin perempuan, usia 3
tahun yaitu BB :10 kg dan TB :88 cm. Menurut WHO, berat badan anak usia 3 tahun
adalah 12,1-15,9 kg untuk perempuan dan 12,7-16,3 kg untuk laki-laki. Jika dilihat
pada KMS, berat badan An. S sesuai dengan usianya masuk kedalam warna kuning
diatas garis merah yang artinya An. S mengalami gizi kurang. Kondisi gizi kurang
akan rentan terjadi pada balita usia 2-5 tahun karena balita sudah menerapkan pola
makan seperti makanan keluarga dengan tingkat aktivitas fisik yang tinggi (RI, 2019).
Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2012), Usia balita merupakan periode
keemasan dalam perkembangan otak. Masalah gizi kurang dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan anak dan mengurangi daya tahan tubuh anak
sehingga lebih rentan terhadap penyakit (Karakteristik et al., 2013). Apabila gizi
kurang pada balita tidak ditangani, maka lama kelamaan akan berdampak buruk dan
bisa menjadi gizi buruk. Oleh karena itu, penulis memberikan penyuluhan mengenai
gizi dan tumbuh kembang pada balita agar masalah ini dapat teratasi. Selain
pemberian penyuluhan, anak juga harus dipantau tumbuh kembangnya untuk
mengetahui perkembangan pada anak. Salah satu cara untuk merubah status gizi An.
25
S menjadi baik yaitu memberi asupan makan dengan gizi seimbang. Menurut
Kemenkes RI (2014), gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan. Makanan gizi seimbang
sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun psikis
(Kuspriyanto, 2016).
Setelah dilakukan penyuluhan, ibu mengerti mengenai gizi seimbang pada
balita dan pengaruhnya terhadap tumbuh kembang pada balita. Selain itu ibu juga
mengerti bagaimana cara mengukur dan memantau pertumbuhan anak. Beberapa hari
setelah pemberian penyuluhan mengenai gizi dan tumbuh kembang pada balita,
penulis melakukan evaluasi, ibu mengatakan anaknya masih susah untuk makan
sayur dan tetap mau makan dengan menu sesukanya saja.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas mahasiswa kebidanan yang
berlangsung dari tanggal 14-30 november 2022 di kecamatan tenayan raya kelurahan
rejosari, didapatkan masalah pada salah satu keluarga di RT 03/ RW 10 yaitu pada
keluarga Tn. D, dimana masalah keluarga Tn. D telah di lakukan penilaian
menggunakan skrining dan didapatkan prioritas masalahnya yaitu Penggunaan Alkon
yang kurang tepat oleh WUS untuk menghentikan kehamilan dan Balita usia 3 tahun
dengan gizi kurang.
Dari masalah yang ditemukan, maka didapatkan alternative pemecahan masalah
dengan mengadakan kegiatan penyuluhan pada keluarga Tn. D yang bertujuan untuk
mengurangi masalah kesehatan yang ditemukan. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dan semua penyuluhan yang diberikan
dapat diterima dengan baik oleh keluarga Tn. D.
5.2 Saran
Setelah dilakukan asuhan kebidanan komunitas, diharapkan keluarga Tn. D dapat
bertambah wawasannya mengenai masalah kesehatan yang terjadi dalam
keluarganya. Selanjutnya diharapkan keluarga mampu mengenali masalah kesehatan
yang ada dalam keluarga serta mampu mengatasi masalah tersebut secara mandiri
khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan ibu dan anak (KIA).
27
Daftar Pustaka
Fk, K., & Andalas, U. (2020). Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas. 2030, 1–6.
Husaini, W. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Ekslusif. 4–
23.
Karakteristik, H. F., Dan, P. K., Infeksi, P., Kejadian, D., & Pada, S. (2013). (Barasi,
2007). Masalah gizi khususnya. 1–9.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2017 (Vol. 1227, Issue
July). https://doi.org/10.1002/qj
Kuspriyanto, (Susilowati &. (2016). pengaruh pemberian asupan gizi seimbang terhadap
perkembangan kognitif anak usia dini di TK Budi Asih IX Desa Cipinang Kecamatan
Rajagaluh Kabupaten Majalengka. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 287.
Permatasari, E. M. (2019). Pengaruh Interaksi Antar Anggota Keluarga Terhadap Motivasi
Belajar Anak (Studi pada orang tua minim interaksi dengan anak RW 15-16 di Desa
Sooko, kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto). Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
RI, M. K. (2019). gizi balita. Αγαη, 8(5), 55.
Rodrigo, G. (2019). hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan dengan
kepatuhan pengguna pil KB di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Setyawati & Hartini. (2018). balita. 1–23.
28
Dokumentasi
29
30
Leaflet
31