Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN MAGANG

DI PT. MULTI KUSUMA CEMERLANG

Disusun Oleh :

Nama : Laurentius Gai

NPM : 1813201015

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG

Disetujui oleh:

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing Lapangan

Agung Wibowo Kartina Wulandari, SKM.,M,Si


NIDN : 1117068902

Mengetahui

Ketua Program studi

Rindha Mareta K, SKM , M.Kes


NIK : 2017.090.221

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadurat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena berkat dan
rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Laporan
magang ini disusun untuk tugas akhir magang yang telah dilaksanakan di PT. Multi
Kusuma Cemerlang
Penyusunan laporan ini juga banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1 Bapak Dr. Ali Mushofa, SE.,MM.M sebagai rektor Universitas Widya Gama
Mahakam Samarinda
2 Bapak H. Suwignyo, SKM., M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
3 Ibu Rindha Mareta Kusumawati, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Widya Gama Mahakam
Samarinda
4 Ibu Kartina Wukandari SKM M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan
5 Bapak Agung Wibowo selaku Pembimbing Lapangan
6 kedua orang tua saya Bapak Yohanes Mbabho dan Ibu Veronika Ona yang
selalu mendukung saya baik secara material maupun non material dan
mendoakan saya
7 Bibi Yovita Djawa dan Om Sebastianus Timba yang juga selalu mendukung
saya baik secara material maupun non material dan mendoakan saya
8 Serta seluruh karyawan PT. Multi Kusuma Cemerlang yang telah menerima
saya dalam melaksanakan Magang yang berlangsung kurang lebih 1 bulan
Saya menyadari bahwa laporan magang ini tidaklah sempurna, sehingga perlu
adanya kritikan dan saran yang diberikan oleh pembaca yang bersifat membangun.

Bengalon, 28 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................vii
BAB 1.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................................2
C. Manfaat magang............................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................3
A. Magang.......................................................................................................................3
B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)....................................................................4
C. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan (K3)........................................................7
D. Inspeksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)......................................................8
E. Alat Pelindung Diri (APD).........................................................................................9
BAB III.................................................................................................................................14
METODE MAGANG..........................................................................................................14
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan..............................................................................14
B. Metode dan Pelaksanaan..........................................................................................14
BAB IV.................................................................................................................................15
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................15
A. Profil Tempat Magang.............................................................................................15
B. Hasil Kegiatan..........................................................................................................16
C. Pembahasan..............................................................................................................19

iii
BAB V..................................................................................................................................21
PENUTUP............................................................................................................................21
A. Kesimpulan..............................................................................................................21
B. Saran.........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................23
LAMPIRAN.........................................................................................................................24

DAFTAR TABEL

iv
Table 1 Tabel Prioritas Masalah………………………………………..15

Table 2 Tabel POA..................................................................................18

DAFTAR GAMBAR

v
Gambar: Metode fishbone …………………………………………17

DAFTAR LAMPIRAN

vi
Lampiran 1 surat ijin magang …………………………………………………..24

Lampiran 2 Dokumentasi kegiatan magang…………………………………....25


Lampiran 3. Lembar pengumpulan laporan………………………………………27

Lampiran 4. Lembar form penilaian……………………………………………28

Lampiran 5. Lembar kegiatan harian…………………………………………...29

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Magang merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja secara


langsung didunia kerja. Magang kerja juga merupakan suatu kegiatan praktik
bagi mahasiswa dengan tujuan mendapatkan pengalaman dari kegiatan tersebut,
kegiatan magang ini dilakukan berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 03 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi,
dimana proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan kurikulum wajib
dilakukan secara sistematis dan terstruktur melalui berbagai matakuliah dan
beban belajar yang terukur.

Kesehatan dan keselamatan ditempat kerja serta lingkungan kerja yang sehat
merupakan aset yang tinggi nilainya untuk individu, masyarakat dan Negara.
Individu, masyarakat dan negara memerlukan peningkatan kualitas hidup. Hal
ini dipengaruhi oleh keselamatan dan kesehatan kerja (Ogden,1996).

Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan tingginya kecelakaan kerja,


maka dilakukan kegiatan eliminasi, substitusi, teknik, daministratif, dan
penggunaan alat pelindung diri. Menurut Sari (2021) menyatakan bahwa
sebanyak 26,3% tenaga kerja masi jarang menggunakan APD dan dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini dapat diartikan bahwa
kepatuhan pekerja dalam penggunaan APD berhubungan dengan kejadian
kecelakaan pada pekerja.
Alat pelindung diri merupakan peralatan untuk melindungi pekerja dari
potensi kecelakaan pekerja saat bekerja. alat pelindung diri menjadi salah satu
faktor yang mengurangi kecelakaan kerja di tempat kerja (piri, dkk 2012). Alat
pelindung diri sering disebut sebagai Personal Protective Equipment yang bearti
alat yang mampu untuk melindungi individu dan berfungsi menjauhkan seluruh
tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja (kemenakertrans, 2010). Penggunaan
APD ditempat kerja disesuaikan dengan potensi bahaya yang hadapi. Jenis dan
desain APD memiliki pengaruh terhadap tingkat kecelakaan kerja, hal ini sering

1
dianggap remeh oleh pekerja, pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri
terbilang kurang disiplin, sehingga berisiko untuk terjadinya kecelakaan kerja
yang cukup besar. Kecelakaan yang terjadi pada pekerja adalah kejadian yang
tidak diinginkan untuk terjadi dan suatu kejadian yang tidak dapat diduga.
Kejadian kecelakaan kerja dapat terjadi dalam suatu proses kerja industry yang
mengakibatkan kerugian secara material, harta benda, properti, dan korban jiwa
(Tarwaka, 2012).
Undang-undang No.36 tahun 2009 terkait kesehatan kerja pasal 164,
menyebutkan bahwa usaha kesehatan kerja ditunjukan agar menjaga pekerja
untuk kehidupan yang lebih sehat dan bebas dari gangguan kesehatan sehingga
bebas dari dampak negatif.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa memperoleh pengelaman praktis setelah magang,
keterampilan kerja dengan ikut bekerja secara nyata dan memperkaya
pengetahuan, keterampilan dibidang K3
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran umum PT. Multi Kusuma Cemerlang
2. Untuk mengetahui masalah dan faktor penyebab masalah yang ada di PT.
Multi Kusuma Cemerlang
3. Untuk mengetahui solusi yang tepat untuk masalah yang ada di PT. Multi
Kusuma Cemerlang

C. Manfaat magang

a. Bagi mahasisswa
1. Mendapatkan wawasan dan pengalaman terkait ilmu K3 diperusahaan
2. Sebagai sarana latihan dan penerapan ilmu, yang didapatkan di
perkuliahan.
b. Bagi instansi magang dan instansi pendidikan
Terciptanya hubungan yang baik antara PT. Multi Kusuma Cemerlang
dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Widya Gama
Mahakam Samarinda

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

D. Magang

1. Definisi Magang
Magang adalah proses untuk menerapkan keilmuan atau
kompetensi yang didapatkan selama menjalankan masa pendidikan, di
dunia kerja secara langsung. Pemagang jadi bisa memahami sistem kerja
yang profesional di dunia industi, manurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pemagangan
adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara
terpadu antara pelatihan di lembaga pelaihan dengan bekerja sacara
langsung dibawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau
pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang
atau jasa diperusahan, dalam rangka menguasai keterampilan atau
keahlian tertentu.
Magang dapat diartikan belajar di tempat kerja secara langsung.
Magang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009:444) adalah
calon pegawai yang belum diangkat secara tetap dan belum menerima
gaji, menurut Anwar (2015:77) magang adalah proses belajar dimana
seseorang memperoleh dan menguasai suatu keterampilan tanpa atau
dengan petunjuk orang yang sudah terampil dalam pekerjaan itu.
Sedangkan menurut rusidi (2006:3), magang merupakan salah satu mata
kuliah yang harus diselesaikan setiap mahasiswa sebagai cara
mempersiapkan diri untuk menjadi menjadi SDM yang professional
yang siap kerja.
2. Tujuan Magang
Menurut Rusadi (2006:3), selama magang mahasiswa bekerja
sebagai tenaga keja di instansi atau perusahan sehingga mampu
menyerap berbagai pengalaman kerja yang sesungguhnya. Magang

3
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa
dengan cara ikut bekerja sahari-hari pada suatu instansi atau perusahaan
baik pemerintah maupun swasta.
Secara khusus tujuan magang adalah :
a. Meningkatkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki.
b. Meningkatkan pengetahuan dalam kerja baik dalam hal
keilmuan maupun pengalaman kerja.
c. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
dengan kalangan masyarakat di perusahaan.
d. Memacu motivasi mahasiswa yang berminat menjadi calon
tenaga kerja yang handal dan siap kerja.
e. Membuka peluang untuk memperoleh pengalaman praktis
dalam kerja bagi mahasiswa
f. Menciptakan kerja sama antara perguruan tinggi dan dunia
usaha dan industri.

E. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

1. Definsi kesehatan dan keselamatan kerja


Menurut OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau
akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja (termasuk
pekerja kontrak atau kontraktor) dan juga tamu atau orang lain berada di
tempat kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu
sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada
semua personel di tempat kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja difilosofikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya menunjukan masyarakat makmur

4
dan sejahtera, sedangkan pengertian secara keilmuanya adalah suatu
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
(Armanda,2006).
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan
dengan proses produksi baik jasa maupun industri, perkembangan
pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi
meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya
resiko kecelakaan dilingkungan kerja. (Ramli,2021).
kesehatan keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berhubungan dengan aktivitas kerja manusia, baik pada industri,
manufaktur dan konstruksi, yang melibatkan mesin,peralatan,
penanganan material, pesawat uap, bejana bertekanan, alat kerja bahan
baku dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan
serta cara-cara melakukan pekerjaan, maupun industri jasa, yang
melibatkan peralatan pembersih gudang, sarana transportasi, dan lain-
lain (magison dan mangkunegara, 2002:128).

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu hal yang


wajib dimiliki oleh setiap perusahaan setiap ingin membangun bangunan
baru. K3 ini memiliki akses perlindungan keselamatan kerja terhadap
tenaga kerja itu sendiri, yaitu dengan cara mencegah terjadinya
kecelakaan atau sakit yang terjadi saat mereka bekerja. Selain itu,
terdapat juga penerapan k3 yang akan memberikan perlindungan
terhadap setiap sumber –sumber produksi sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas perusahaan. Dapat dijelaskan menurut
Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13/2003 Pasal 87 disebutkan
bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan

5
2. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tujuan kesehatan dan keselamatan keja adalah melndungi dan
menjamin semua dari keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja. Untuk menjamin setiap sumber dari produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien. peningkatan kesejahteraan dan
produktivitas nasional. Kesehatan dan keselamatan atau disingkat
dengan k3 adalah instrument yang melindungi pekerjaan, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan dari hal-hal yang merugikan yang dapat
ditimbulkan oleh aktivitas pekerja. Bagi pekerja, k3 akan melindungi
mereka dari bahaya yang akan terjadi selama proses kerja dan juga efek
dari kesehatan dalam jangka panjang.

Bagi perusahaan k3 bertujuan untuk mencegah kerugian yang


ditimbulkan oleh kecelakaan kerja yang dapat menghambat produksi dan
produktivitas kerja. Sedangkan, bagi lingkungan masyarakat, k3
bertujuan untuk mencegah timbulnya dampak negatif dari alat atau
sumber-sumber produksi. Untuk mengetahui lebih jelas tentang
pengertian k3 dan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja.

Adanya kewajiban menyelenggarakan K3 di dalam sebuah


perusahaan bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat aktivitas di tempat kerja serta melindungi semua sumber
produksi agar dapat digunakan secara efektif.

a. Mencegah dan melindungi kecelakaan kerja.


b. Mencegah timbulnya berbagai penyakit akibat kerja, baik itu dalam
bentuk fisik, psikis, infeksi, keracunan atau penularan.
c. peningkatan kesejahteraan, kesehatan dan perlindungan terhadap
para pekerja baik selama ataupun setelah masa kerja.
d. Membuat para pekerja agar optimal dalam bekerja.
e. Menciptakan sistem kerja yang aman.
f. bahwa kondisi alat kerja aman, nyaman dan layak digunakan.
g. Mencegah kerugian akibat terjadinya kecelakaan kerja.
h. pengendalian terhadap resiko-resiko yang ada di lingkungan kerja

6
i. Memelihara kebersihan, kesejahteraan dan lingkungan kerja dan
lingkungan sekitarnya
F. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan (K3)

Menurut OHSAS 18001:2007 Hierarki pengendalian bahaya pada


dasarnya berarti prioritas dalam pemilihan dan pelaksanaan pengendalian yang
berhubungan dengan bahaya K3. Ada beberapa kelompok kontrol yang dapat
dibentuk untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya K3 diantaranya:
a. Eliminasi
Memodifikasi desain unutk menghilangkan bahaya misalnya
memperkenalkan perangkat mengangkat mekanik unutk menghilangkan
penanganan bahaya manual
b. Substitusi
Pengganti bahan kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem msalnya
menurunkan kekuatan, ampere, tekanan, suhu, dll
c. Kontrol Teknik/Perancangan Menginstal sistem ventilasi, mesin penjagaan,
interlock, dll
d. Kontrol Administrasi
Tanda-tanda keselamatan, daerah berbahaya tanda, tanda-tanda foto- tanda
untuk trotoar pejalan kaki, peringatan sirene / lampu, alarm, prosedur
keselamatan, inspeksi peralatan, kontrol akses, sistem yang aman,
penandaan, dan izin kerja, dll.
e. Alat Pelindung Diri (APD)
Kacamata safety, perlindungan pendengaran, pelindung wajah, respirator,
dan sarung tangan.

G. Inspeksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

1. Pengertian Inspeksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

7
Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology bahwa
inspeksi adalah pemeriksaan dengan seksama : Pemeriksaan secara
langsung tentang pelaksanaan peraturan tugas. Inspeksi K3 adalah suatu
upaya untuk memeriksa atau mendeteksi semua factor (peralatan,proses
kerja,material,area kerja,prosedur)yang berpotensi menimbulkan cidera
akibat PAK (Penyakit Akibat Kerja),Sehingga Kecelakaan kerja ataupun
kerugian dapa dicegah atau diminimalkan.
2. Tujuan Inspeksi K3
a. Memeriksa apakah pelaksaan program K3 atau standar K3 sudah
berjalan efektif atau belum
b. Mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang pekerjaan dan tugas
c. Mengidentifikasi bahaya yang ada di area kerja dan bahaya
tersembunyi
d. Menemukan penyebab bahaya
e. Merekomendasikan tindakan perbaikan untuk mengendalikan
bahaya
f. Memantau langkah-langkah perbaikan yang diambil untuk
menghilangkan bahaya atau mengendalikan risiko (misalnya
memantau perihal administrasi ,Kebijakan Prosedur ,Peralatan
kerja , alat pelindung diri)
g. Meningkatkan kembali kepedulian tentang K3,Karena dengan
inspeksi,Pekerja merasa bahwa keselamatannya diperhatikan
h. menilai kesadaran pekerja akan pentingnya K3.
i. mengukur dan mengkaji usaha serta peranan para supervisor
terhadap K3

3. Manfaat Inspeksi K3
a. Untuk mengecek apakah sesuatu bertentangan atau menyimpang
dari program sebelumnnya.

8
b. Untuk meningkatkan kembali kepedulian keselamatan dilingkungan
karyawan karena dengan inspeksi ,karyawan merasa bahwa
keselamatannya diperhatikan.
c. Mengetahui semua standart keselamatan kerja yang telah ditentukan.
d. Sebagai bahan utama pengumpulan data guna mengadakan
pertemuan keselamatan kerja atau siding P2K3
e. Untuk mengukur dan mengkaji usaha serta peranan para supervisor
terhadap keselamatan kerja.

H. Alat Pelindung Diri (APD)

1. Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib


digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang-orang disekelilingnya.
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia (Widayana dan Wiratmaja, 2014).

Alat Pelindung Diri atau (APD) dapat didefinisikan sebagai alat


yang mempunyai kemampuan melindungi seseorang dalam
pekerjaannya, yang fungsinya mengisolasi pekerja dari bahaya tempat
kerja. Alat Pelindung Diri (APD) meliputi penggunaan respirator,
pakaian khusus, kacamata pelindung, topi pengaman, atau perangkat
sejenis yang bila dipakai dengan benar akan mengurangi risiko cedera
atau sakit diakibatkan oleh bahaya. Alat pelindung diri adalah
merupakan metoda terakhir yang digunakan setelah upaya melakukan
metoda yang lainnya (Rijanto, 2011).

Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan oleh pengusaha dan


dipakai oleh tenaga kerja harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian
dan sertifikat. Tenaga kerja berhak menolak untuk memakainya jika

9
Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan tidak memenuhi syarat
(Anizar, 2012). Maka faktor-faktor yang harus di pertimbangkan di
mana Alat Pelindung Diri (APD) harus:

a. Enak dan nyaman dipakai.


b. Tidak mengganggu ketenangan kerja dan tidak membatasi ruang
gerak pekerja.
c. Memberikan perlindungan yang efektif terhadap segala jenis
bahaya/potensi bahaya.
d. Memenuhi syarat estetika.
e. Memperhatikan efek samping penggunaan APD.
f. Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan dan
harga terjangkau.

2. Karakteristik Alat Pelindung Diri (APD)

Berikut adalah karakteristik dari Alat Pelindung Diri (APD) (Rijanto,


2011)

a. Alat pelindung diri mempunyai keterbatasan yang umum yaitu tidak


dapat menghilangkan bahaya pada sumbernya.
b. Apabila alat pelindung diri tidak berfungsi dan kelemahannya tidak
diketahui maka risiko bahaya yang timbul dapat menjadi lebih besar.
c. Saat digunakan, alat pelindung diri harus sudah dipilih dengan tepat
dan harus selalu dimonitor.
d. Pekerja yang menggunakannya harus sudah terlatih

3. Jenis Alat Pelindung Diri (APD)

Menurut KepMekes 1204/Mekes/SK/X/2004 tentang jenis-jenis alat


pelindung diri (APD) sebagai berikut

a. Topi/helm

10
Menurut Rijanto (2011) yang mengutip pendapat American National
Standard Institute (ANSI) Z89.1-1986 bahwa topi/helm pengaman
adalah sebagai suatu alat yang dipakai untuk memberikan
perlindungan untuk kepala, atau bagian-bagiannya, terhadap
benturan, benda-benda kecil/partikel-partikel berterbangan, sengatan
listrik, atau kombinasi diantaranya. Topi atau helm pengaman yang
digunakan adalah topi/helm Kelas C. Topi/helm pengaman yang
dimaksudkan untuk melindungi kepala dari kekuatan benturan
benda-benda yang jatuh, tanpa pengaman terhadap listrik.

b. Masker

Menurut Tarwaka yang dikutip oleh Veronica (2015), alat pelindung


pernafasan digunakan untuk melindungi pernafasan dari risiko
paparan gas, uap, debu, atau udara terkontaminasi atau beracun,
korosi atau yang bersifat rangsangan. Sebelum melakukan pemilihan
terhadap suatu alat pelindung pernafasan yang tepat, maka perlu
mengetahui informasi tentang potensi bahaya atau kadar kontaminan
yang ada di lingkungan kerja. Hal-hal yang perlu diketahui antara
lain:

a) Bentuk kontaminan di udara, apakah gas, uap, kabut, fume,


debu, atau kombinasi dari berbagai bentuk kontaminan
tersebut.
b) Kadar kontaminan di udara lingkungan kerja.
c) Nilai ambang batas yang diperkenankan untuk masing-
masing kontaminan.
d) Reaksi fisiologis terhadap pekerja, seperti dapat
menyebabkan iritasi mata dan kulit
e) Kadar oksigen di udara tempat kerja cukup tidak, dan lain-
lain.

11
Masker digunakan untuk mengurangi paparan debu atau
partikel-partikel yang lebih besar masuk kedalam saluran
pernafasan dan mencegah percikan yang bersifat infeksius
masuk ke dalam mulut.

c. Pelindung mata

Menurut Tarwaka yang dikutip oleh Veronica (2015), alat pelindung


mata digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia
korosif, debu dan partikel-partikel kecil yang melayang di udara, gas
atau uap yang dapat menyebabkan iritasi mata, radiasi gelombang
elegtromagnetik, panas radiasi sinar matahari, pukulan atau benturan
benda keras dan lain-lain. Jenis alat pelindung mata antara lain:

a) Kaca mata biasa (Spectacle Goggles), alat ini berfungsi untuk


melindungi mata dari partikel-partikel kecil, debu dan radiasi
gelombang elektromagnetik.
b) Goggles, alat ini berfungsi untuk melindungi mata dari gas,
debu, uap, dan percikan larutan bahan kimia. Goggles biasanya
terbuat dari plastik transparan dengan lensa berlapis kobalt untuk
melindungi bahaya radiasi gelombang elektromagnetik mangion.

d. Pakaian panjang (coverall) Merupakan pakaian pelindung yang


memiliki kemampuan melindungi seluruh tubuh pekerja, mulai dari
pergelangan tangan sampai pergelangan kaki.
e. Apron untuk industri Apron ataupun pakaian pelindung yang terbuat
dari bahan timbal yang dapat menyerap radiasi pengion.
f. Pelindung kaki Menurut Tarwaka yang dikutip oleh Veronica
(2015), alat pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dan
bagian lainnya dari benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca,
larutan kimia, benda panas, kontak dengan arus listrik.

12
a) Sepatu kulit, yaitu sepatu khusus yang digunakan oleh petugas
pada pekerjaan yang membutuhkan keamanan oleh benda-benda
keras, panas dan berat, serta kemungkinan tersandung,
tergelincir, terjepit, panas, dingin.
b) Sepatu boot, yaitu sepatu khusus yang digunakan oleh petugas
pada pekerjaan yang membutuhkan keamanan oleh zat kimia
korosif, bahan-bahan yang dapat menimbulkan dermatitis, dan
listrik.

g. Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves).


Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung diri yang
berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan
api, suhu panas, suhu dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi
mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan dan tergores,
terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik
(Permenakertrans, 2010).

BAB III

METODE MAGANG

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

1. Waktu Magang
Magang dilaksanakan mulai tanggal 4 Oktober sampai dengan 29
Oktober 2021, pelaksanaan magang dilaksanakan pada setiap hari kerja
dengan mengikuti jam kerja dilokasi magang

13
 Kantor jam 08:00 – 17:00 WITA
 Lapangan jam 06:00 – 02:00 WITA

2. Tempat Magang
Lokasi atau tempat kegiatan magang bertempat di PT. Multi Kusuma
Cemerlang Jl. Poros Muara Wahau – Bengalon Km. 110, Desa Tepian
Baru Kec. Bengalon Kebupaten Kutai Timur porvinsi Kalimantan
Timur.

B. Metode dan Pelaksanaan

Metode pelaksanaan magang dilakukan melalui empat tahap yaitu :


1. Tahap Analisis Situasi
2. Tahap Identifikasi Penyebab Masalah
3. POA
4. Penyusunan Laporan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Tempat Magang

1. Profil PT. Multi Kusuma Cemerlang


PT. Multi Kusuma Cemerlang atau sekarang disebut dengan Business
Unit 5 merupakan salah satu entitas dari Barito Rubber Group yang

14
merupakan grup dari PT. Barito Pacific, Tbk. Perusahan ini memiliki luasan
areal konsensi sebesar 18.045 Ha berdasarkan izin dari mentri kehutanan,
melalui SK No. 433/Menhut-II/2013, tanggal 12 Juni 2013.
PT. Multi Kusuma Cemerlang Bergerak pada bidang usaha Hutan
Tanaman Industri dengan tanaman karet sebagai komoditasnya. Terletak di
Kalimantan Timur, tepatnya beralamat di Jl. Poros Muara Wahau Km. 110,
Desa Tepian Baru, Kecamatan Bengalon, Kebuapaten Kutai Timur.
Perusahan ini dipimpin oleh seorang Business Unit Head, bernama Deddy
inkiriwang.dengan jumlah karyawan harian sebanyak 458 orang dan untuk
karyawan staf dan non staf 168 orang.
2. Visi dan Misi PT. Multi Kusuma Cemerlang
Visi :
Tercapainya pengelolaan hutan produksi secara lestari
Misi :
1. Terciptanya kemantapan kawasan.
2. Meningkatkan produktivitas hutan.
3. Terciptanya kelestarian lingkungan.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
5. Pengelolaan perusahan secara provesional.

B. Hasil Kegiatan

1. Masalah di tempat magang


Berdasarkan hasil analisis ditemukan beberapa masalah yang ada di PT. Multi
Kusuma Cemerlang sebagai berikut:
a. Kurangnya kepatuhan karyawan dalam menggunakan (APD) Alat pelindung
diri pada saat bekerja di lapangan.

15
b. Kurangnya rambu-rambu K3 dilingkungan kerja seperti rambu-rambu bahaya
bahan beracun. Dan plang wajib menggunakan APD dilingkungan kerja

2. Prioritas Masalah
Dari semua masalah yang ditemukan dilapangan, akan dilanjutkan dengan
memprioritaskan masalah menggunakan metode USG. Urgency (mendesak),
Seriousness (keseriusan), growth (perkembangan isu) dengan diberikan skor 1-5

No Kriteria Masalah U S G Total Prioritas

1 Kurangnya kepatuhan karyawan 5 5 5 15 1


dalam menggunakan APD pada
saat bekerja dilapangan.
2 Kurangnya rambu-rambu 4 4 4 14 2
K3(rambu-rambu bahan
berbahaya dan beracun) dan
plang wajib menggunakan APD
dilingkungan kerja.
Table 3 Tabel Prioritas Masalah

Dari table prioritas masalah diatas didapatkan bahwa terdapat dua masalah
yang dikemukan, dengan perhitungan menggunakan (USG) Urgency,
seriousness, growth, yang mana dari masing-masing masalah di beri nilai agar
lebih mudah dalam menentukan prioritas masalah, dari masing-masing masalah
yang telah dikemukakan kemudian dilakukan penjumlahan, total dari masing-
masing skor yang telah ditetapkan dengan cara skor Urgency + Seriousness +
Growth lalu didapatkan hasil akhir.
Prioritas masalah ditetapkan berdasarkan masalah yang mendapatkan nilai
skor tertinggi dari hasil penjumlahan, dari masalah yang ditemukan dilapangan
telah diberi nilai dan dijumlahkan kemudian didapatkan hasil prioritas masalah

16
yaitu kurangnya kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada karyawan
harian lepas unit semprot.

3. Faktor Penyebab Masalah


Untuk mempermudahkan dalam menentukan langkah-langkah yang akan
diambil dalam pemecahan masalah, terlebih dahulu akan dicari faktor-faktor
penyebab masalah dengan menggunakan metode fishbone sebagai berikut :

INFORMASI
MAN
-Kurangnya plang wajib
menggunakan APD dilingkungan Kelalaian pekerja dalam
kerja menjaga APD
-plang mengenai bahaya bahan
kimia dilingkungan kerja Kurangnya
Kepatuhan
penggunaan
-Kerusakan APD dan tidak layak APD
dipakai
Stok cadangan apd kosong
Waktu pembagian APD yang lambat

MATERIAL
METODE

Gambar: Metode fishbone

Adapun penyebab dari timbulnya faktor-faktor penyebab masalah ini adalah


sebagai berikut :

a. Kelalaian pekerja dalam menjaga APD sehingga ada APD yang hilang
atau jatuh pada saat bekerja karena pekerjaan penyemprotan dilakukan
secara berpindah-pindah.
b. Kuranya plang wajib menggunakan APD dan plang mengenai bahaya
bahan kimia dilingkungan kerja untuk kurangnya plang wajib

17
menggunakan APD dilingkungan kerja dikarenakan kantor yang
digunakan untuk apel pagi khususnya tenaga perawatan dan pemanen
adalah bangunan baru yang difungsikan kurang lebih satu bulan
kebelakang sehingga poster terkait dengan APD belum seluruhnya
dipasang dibangunan baru tersebut namun untuk di bangunan yang
lama seperti diarea workshop maka akan dengan mudah ditemukan
informasi spanduk/poster mengenai APD. Dan untuk plang mengenai
bahaya bahan kimia belum di distribusikan ke afdeling, sebab proses
cetak poster sedang dalam pengajuan.
c. Kerusakan APD dan tidak layak dipakai khususnya apron dan sarung
tangan dikarenakan APD mudah rusak apabila tersangkut dikayu pada
saat proses penyemprotan.
Stok cadangan APD kosong atau dibawah batas toleransi dikarenakan
cadangan APD untuk blok 1 disalurkan untuk blok 2.
d. Pembagian APD yang lambat di karenakan pengajuan untuk pergantian
APD harus melalu beberapa proses administrasi dan verifikasi.

4. Rencana Kegiatan/POA

No Kegiatan Tujuan Waktu Tempat

1 Inspeksi Untuk mengetahui Minggu ke 2 Lapangan yang


penggunaan tingkat kepatuhan berlokasi di area
alat pelindung karyawan dalam Q,108
diri pada menggunakan APD
karyawan pada saat bekerja

2 Pengecekan Agar mengetahui Minggu ke 3 Gudang sentral


stok cadangan Blok 1
stok cadangan APD
APD di
gudang dipergudangan dan
penyimpanan
melakukan
APD.
pengajuan
pembelian apabila
stok APD kosong

18
Table 4 Tabel POA

Dalam rencana kegiatan (POA) kurangnya kepatuhan penggunaan APD


pada karyawan harian lepas unit semprot adapun kegiatan yang telah disusun
yaitu inspeksi penggunaan APD pada karyawan harian lepas dan pengecekan
stok cadangan APD digudang penyimpanan APD.

C. Pembahasan

1. Hasil kegiatan
Dari hasil inspeksi penggunaan alat pelindung diri pada karyawan harian
lepas unit semprot dilokasi Q.108 kemandoran pak Agus ditemukaan bahwa ada
8,75% karyawan yang tidak menggunakan APD sesuai dengan matriks yang
telah disetujui dan ditemukan APD yang telah rusak dan tidak layak pakai
seperti apron dan masker debu mini, untuk APD yang rusak telah diajukan
pergantian, serta pekerja telah diberikan pelatihan tata cara penggunaan dan
perawatan APD dan mandor telah melakukan pemeriksaan berkala terhadap
kepatuhan penggunaan APD pada karyawan.
Sesuai dengan kegiatan pengecekan, stok cadangan APD digudang
penyimpanan ditemukan beberapa stok cadangan APD yang kosong seperti
kacamata bening dan masker debu mini, adapun alasanya stok cadangan APD ini
kosong di karenakan karena cadangan APD untuk Blok 1 telah diberikan untuk
Blok 2, kemudian untuk untuk stok cadangan APD yang kosong ini telah
diajukan pembelian dengan nomor pengajuannya 069 CAD MKC 3 2021 Blok 1
dan 071 CAD MKC 3 2021 Blok 2 , Dengan presentase pemenuhan dari
kegiatan inspeksi adalah 8%

2. Solusi yang ditawarkan.

19
Berdasarkan prioritas masalah yang ditentukan menggunakan metode USG dan
penentuan faktor-faktor bahaya dengan menggunakan metode fishbone
didapatkan prioritas masalah yaitu kurangnya kepatuhan penggunaan alat
pelindung diri pada karyawan harian lepas, maka diperlukan pengendalian
kesehatan dan keselamatan kerja, dengan menawarkan solusi sebagai berikut :
a. Melakukan pengecekan kelengkapan APD sebelum dan sesudah bekerja
terhadap karyawan harian lepas agar karayawan lebih bertanggung jawab
dalam menjaga APD
b. Memasang plang wajib menggunakan APD dan plang bahaya bahan kimia
serta rambu-rambu bahaya bahan kimia, di lingkungan kerja agar
karyawan lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan pada saat
bekerja dan selalu mengingat akan pentingnya APD untuk melindungi diri
dari bahaya yang tidak diinginkan.
c. Menyediakan APD yang cukup serta setiap APD yang digunakan harus
dilengkapi dengan cadangan sebanyak 15-20% dari kebutuhan sesuai
dengan SOP Alat Pelindung Diri Nomor PRO/HO/OP-SHE/O4

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

20
Berdasarkan dari hasil magang yang dilakukan di PT. Multi Kusuma
Cemerlang selama kurang lebih 1 bulan, mahasiswa melakukan identifikasi
masalah serta memprioritaskan masalah menggunakan metode USG, prioritas
masalah ditetapkan berdasarkan nilai skor tertinggi dari hasil penjumlahan dan
mendapatkan prioritas masalah yaitu kurangnya kepatuhan penggunaan APD
pada karyawan harian lepas dan mencari faktor-faktor penyebab masalah
menggunakan metode fishbone ditemukan penyebab masalah yaitu kelalaian
pekerja dalam menjaga APD, kurangnya plang wajib menggunakan APD dan
plang mengenai bahaya bahan kimia dilingkungan kerja, APD yang rusak dan
tidak layak pakai dan stok cadangan APD dibawah batas toleransi atau kosong
serta pembagian APD yang lambat namun adapun alasan atau penyebab dari
timbulnya faktor-faktor penyebab masalah ini dikarenakan pekerjaan semprot
yang dikukan secara berpindah-pindah, sehigga APD mudah hilang atau jatuh di
kacangan dan semak-semak, APD seperti apron dan sarung tangan karet mudah
rusak apabila tersangkut dikayu atau benda tajam pada saat proses
penyemprotan, cadangan APD untuk blok 1 disalurkan untuk blok 2, dan
pengajuan untuk pergantian APD harus melalu beberapa proses administrasi dan
verifikasi yang cukup, adapun rencana kegiatan atau POA adalah melakukan
inspeksi penggunaan APD pada karyawan yang bertujuan untuk melihat tingkat
kepatuhan kepatuhan karyawan dalam menggunakan APD, dan melakukan
pengecekan kelengkapan APD di ruang penyimpanan APD bertujuan untuk
mengetahui stok cadangan APD diruang penyimpanan cadangan APD dan
melakukan pengajuan pembelian apabila stok cadangan kosong.
APD juga merupakan kelengkapan yang wajib digunakan oleh karyawan
sesuai dengan matrix APD yang telah ditetapkan oleh perusahan serta bahaya
dan resiko di tempat kerja untuk menjaga kesehatan dan melindungi keselamatan
karyawan dari bahaya dan resiko dilingkungan kerja, sehingga setiap perusahan
juga wajib menyediakan dan memperhatikan APD yang digunakan oleh
karyawan.

21
B. Saran

Untuk dapat meningkatkan kepatuhan karyawan dalam menggunakan APD pada


saat bekerja dilapangan, sebagai upaya untuk mencegah terhadap potensi bahaya
dan kecelakaan kerja di PT. Multi Kusuma Cemerlang penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1) Perlu diterapkan sanksi yang tegas terhadap karyawan yang kurang
mematuhi dalam menggunakan APD pada saat bekerja.
2) Sebaiknya dilakukan pengecekan kelengkapan APD sebelum dan
sesuda bekerja.
3) Memastikan stock cadangan dalam kondisi aman sebanyak 15-20%
dari jumlah maksimal kebutuhan APD yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

22
Elphiana E.G,Yuliansyah M. Diah dan M. Kosasih Zen. 2017. Pengaruh kesehatan dan
keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Pertamina ep asset 2 prabumulih,
jurnal ilmiah manajemen bisnis dan terapan.

Sisca ardini.2018. gambaran perilaku penggunaan alat pelindung diri pada petugas
instalasi sanitasi dan K3 di rumah sakit umum haji medan.

Departemen Kesehatan RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang kesehatan Jakarta. Kementrian RI; 2009

Boby Rocky Kani ;2013, Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada pelaksanaan proyek
konstruksi, jurnal sipil static vol.1 No.6, Mei 2013

PERMENDIKBUD. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, No.03 Tahun 2020


Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

LAMPIRAN

23
Lampiran 1 surat ijin magang

Lampiran 2 Dokumentasi kegiatan magang

24
Gambar 1 mengantar dokumen persyaratan magang

Gambar 2 melakukan inspeksi penggunaan APD pada karyawan unit semprot

Gambar 3 pengecekan stok cadangan APD digudang

25
Lapiran 3. Lembar pengumpulan laporan

Gambar 5 penyerahan plakat

26
Lampiran 4. Lembar form penilaian pembimbing lapangan

27
Lampiran 5. Lembar kegiatan harian

Lembar Kegiatan Harian Peserta Magang Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

Nama : Laurentius Gai

NPM : 1813201015

Minggu 1

No Tanggal/jam Rincian kegiatan Keterangan


1 Senin, 4 Oktober 2021 Pengantaran dokumen
peryaratan magang
2 Selasa, 5 Oktober 2021 Rapid tes
3 Rabu, 6 Oktober 2021 Perkenalan di instansi
4 Kamis, 7 Oktober 2021 Induksi
5 Jumat, 8 Oktober 2021 Analisis situasi di sekitar
kantor
6 Sabtu, 9 Oktober 2021 Analisis situasi sekitar kantor
Minggu 2

28
No Tanggal /jam Rincian kegiatan Keterangan
1 Senin, 11 Oktober 2021 -Perkenalan
-Analisi situasi dilapangan
2 Selasa, 12 Oktober 2021 Analisis situasi dilapangan
3 Rabu, 13 Oktober 2021 Persiapan inspeksi
4 Kamis, 14 Oktober 2021 Melaksanakan inspeksi
penggunaan APD
5 Jumat, 15 Oktober 2021 Kelapangan
6 Sabtu, 16 Oktober 2021 Kelapangan

Minggu 3

No Tanggal /jam Rincian kegiatan Keterangan


1 Senin, 18 0ktober 2021 Pengecekan stok cadangan
APD digudang
2 Selasa, 19 Oktober 2021 Olah data inspeksi
3 Rabu, 20 Oktober 2021 cicil laporan hasil kegiatan
inspeksi
4 Kamis, 21 Oktober 2021 Buat lapoan hasil kegiatan
5 Jumat, 22 Oktober 2021 Ijin sakit
6 Sabtu, 23 Oktober 2021 Ijin sakit
Minggu 4

No Tanggal /jam Rincian kegiatan Keterangan


1 Senin 25 Oktober 2021 Buat laporan hasil kegiatan
2 Selasa 26 Oktober 2021 Buat laporan hasil kegiatan
3 Rabu, 27 Oktober 2021 Persiapan presentasi hasil
kegiatan
4 Kamis, 28 Oktober 2021 Presentasi hasil kegiatan
5 Jumat, 29 Oktober 2021 Antar lampiran penilaian

29
Samarinda………………2021
Pembibing Lapangan,

Agung Wibowo

Lampiran 6, Matrik Alat Pelindung Diri PT. Multi Kusuma Cemerlang

30
Lampiran 7, formulir inspeksi penggunaan Alat Pelindung Diri

31
32

Anda mungkin juga menyukai