Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS INOVASI

PROGRAM “REKASEMA” POSYANDU REMAJA


DESA KARANGWUNGU KECAMATAN KARANGDOWO
KABUPATEN KLATEN

LAPORAN KELOMPOK
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh:
1. Marini P 27224020103
2. Marsini P 27224020104
3. Siti Zulaikhah P 27224020116
4. Sri Martini P 27224020119
5. Titin Wartini P 27224020128

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS INOVASI


PROGRAM “REKASEMA” POSYANDU REMAJA
DESA KARANGWUNGU KECAMATAN KARANGDOWO
KABUPATEN KLATEN

Disusun Oleh:
1. Marini P 27224020103
2. Marsini P 27224020104
3. Siti Zulaikhah P 27224020116
4. Sri Martini P 27224020119
5. Titin Wartini P 27224020128

Disetujui oleh:
Kepala Desa Karangwungu Sudarjo

Pembimbing Lapangan Andreastuti Susilo, S.TrKeb

Rosalinna, S.SiT., M.Keb


NIP. 197705152008122002002

Lusinta Agustina, S.ST., M.Keb


NIP. 9910822201801201

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Prodi PROFESI BIDAN
Poltekkes Kemenkes Surakarta Poltekkes Kemenkes Surakarta

KH ENDAH WIDHI A, M. Mid Dr. Sri Wahyuni, M.Mid


NIP. 19720406 199803 2 002 NIP. 19740827 199803 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan
Kebidanan Komunitas. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas di
stase ke-5 yang dilaksanakan mulai tanggal 10 Agustus s/d 4 September 2020
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
laporan kasus ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Fitriyah Stit Aisyah selaku kepala UPTD Puskesmas Karangdowo dan
pembimbing lahan, yang telah memberikan kesempatan dalam penyusunan
laporan kasus ini.
2. Lusinta Agustina, MKeb, Rosalinna, S.SiT., M.Keb selaku dosen
pembimbing lahan yang telah banyak memberikan pengarahan, masukan,
dan nasehat dalam penyusunan laporan kasus ini.
3. Karyawan karyawati UPTD Puskesmas Karangdowo yang telah banyak
memberikan pengarahan, masukan, dan nasehat dalam penyusunan laporan
kasus ini.
4. Semua pihak yang turut membantu terselesainya laporan kasus ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Demikian penulis berharap semoga laporan
kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Klaten, Agustus 2020

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 3
C. Manfaat............................................................................................... 3
D. Waktu dan Tempat.............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Masyarakat.......................................................................................... 6
B. Keluarga.............................................................................................. 8
C. Konsep Kebidanan Komunitas........................................................... 11
D. Pemberdayaan Masyarakat ................................................................ 20
BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PERENCANAAN
A. Profil Puskesmas Gantiwarno............................................................. 28
B. Profil Desa Tangkil............................................................................. 31
C. Pengumpulan Data.............................................................................. 33
D. Planning Of Action (POA).................................................................. 34
E. Rencana Usulan Kegiatan................................................................... 36
BAB IVPELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan Kegiatan......................................................................... 39
B. Evaluasi Kegiatan............................................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 48
B. Saran .................................................................................................. 49
DAFTAvR PUSTAKA................................................................................... 50
LAMPIRAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dituntut untuk dapat
memberi pelayanan kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya baik di
institusi rumah sakit dan komunitas yang bersifat kuratif/klinis maupun juga
dalam upaya-upaya pelayanan kesehatan mampu menggerakkan peran serta
masyarakat dalam upaya kesehatan remaja sesuai dengan prinsip Primary Health
Care (PHC).
Dalam rangka mempersiapkan tenaga bidan yang terampil dan bermutu
dalam melaksanakan tugas seperti yang diharapkan diatas maka perlu kiranya
memberikan kesempatan serta pengalaman belajar yang terarah dan terpadu tidak
hanya dirumah sakit tetapi juga di puskesmas maupun dimasyarakat.
Institusi penyelenggara pendidikan kebidaqnan perlu untuk memberikan
pengalaman belajar secara nyata kepada mahasiswanya dalam upaya
meningkatkan program remaja serta kesehatan wanita sepanjang siklus
kehidupannya sehingga mampu menggerakkan peran serta masyarakat dalam
upaya pelayanan kesehatan tersebut disuatu wilayah kerja.
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat
kehamilan. Menstuasi yang pertama disebut menarke paling sering terjadi pada
usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun. Menstruasi
merupakan pertanda masa produktif pada kehidupan seorang wanita. Siklus
menstuasi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus
28 hari (Iluni, 2008).
World Health Organization (WHO) mendefenisikan “kesehatan ” sebagai
“suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang sempurna dan bukan
sekedar tidak ada penyakit atau kelemahan”. Masa remaja dalam perjalanan
kehidupan adalah suatu periode transisi yang memiliki rentang dari masa kanak-
kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai pencapaian tanggung jawab pada
masa remaja (Glasier, 2005).
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun.

5
Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam
dewasa atau bukan lagi remaja (Admin, 2008).
Untuk menghasilkan tenaga yang profesional, maka diperlukan adanya
sumber daya kesehatan yang siap terjun ke lapangan, mengelola masalah
kesehatan di suatu daerah dan memberikan kontribusi dalam peningkatan
kesehatan masyarakat. Pendidikan profesi bidan bertujuan untuk menghsailkan
bidan yang kompeten dan professional, dimana bidan dapat bertindak sebagai
pemberi asuhan kebidanan (care provider), komunikator (communicator),
pengambil keputusan (decision maker), penggerak dan pemberdaya masyarakat
(community leader), pengelola pelayanan kebidanan (manager) serta peneliti
(reseacher) yang bermoral tinggi dan berkepribadian luhur. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta, khususnya jurusan
Kebidanan Program Profesi Bidan salah satu upayanya adalah melakukan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) Kebidanan Komunitas.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditunjukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melelui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkuan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan dilibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan. Sehingga dalam kebidanan
komunitas kita dituntut untuk melakukan pengkajian terhadap permasalahan yang
ada dimasyarakat dengan pendekatan langsung kepada masyarakat, adapun
program pemerintah yang melibatkan pendekatan dengan keluarga adalah
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Praktik Kerja lapangan kebidanan komunitas yang dilakukan bertujuan
agar mahasiswa mampu mengenali atau mengidentifikasi masalah, menemukan
prioritas masalah dan merumuskan alternatif dalam pemecahan masalah. Setelah
itu menyusun rencana pemecahan masalah sesuai dengan keahlian yang dimiliki
dengan memperhatikan sumber daya yang ada dimasyarakat. Hasil pendataan di
Desa Karangwungu Karangdowo Klaten didapatkan jumlah penduduk total
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 1053 orang perempuan 105 orang. data
berdasarkan umur 10-14 tahun sebanyak 152 orang dengan jenis kelamin laki-laki
sebnayak 70 orang dan perempuan sebanyak 82 orang. umur 15-19 tahun
sebanyak 131 orang dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 75 orang dan
perempuan sebanyak 56 orang.

6
Berdasarkan latar belakang diatas maka akan menyusun Laporan Praktek
Kebidanan Komunitas (Inovasi) Remaja Karangwungu Sehat dan Mandiri
(RAKESMA) di Desa Karangwungu Klaten.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yaitu
“Bagaimana Laporan Praktek Kebidanan Komunitas (Inovasi) Remaja
Karangwungu Sehat dan Mandiri (RAKESMA) di Desa Karangwungu Klaten?”

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komunitas secara komperhensif
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data remaja di Desa Karangwungu
Karangdowo Klaten
b. Melakukan interpretasi masalah yang dialami remaja di Desa
Karangwungu Karangdowo Klaten
c. Menentukan Pemecahan masalah pada remaja di Desa Karangwungu
Karangdowo Klaten
d. Melakukan kegiatan inovasi pada remaja di Desa Karangwungu
Karangdowo Klaten

D. Manfaat
1. Bagi penyusun
Dapat meningkatkan informasi, pengetahuan, dan ketrampilan, penulis
dan dapat menjadi referensi atau masukan untuk penelitan dibidang
kesehatan
2. Bagi institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi
khususnya tentang asuhan komunitas pada remaja
3. Bagi lahan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada remaja

7
4. Bagi profesi bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam
asuhan kebidanan komunitas pada remaja

8
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Literatur Reviwe
1. Perubahan Fisik
Santrock (2013, p.84) mengemukakan berbagai riset menemukan
bahwa sebelum anak matang secara seksual, pengeluaran hormon seks
jarang terjadi. Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya jumlah hormon
yang dikeluarkan, struktur dan fungsi organ-organ seks akan semakin
matang. Hubungan yang erat antara kelenjar pituitary yang ada pada dasar
otak telah terbentuk dengan gonad atau kelenjar seks. Jadi ada tiga hal
yang menjadi penyebab masa puber, yaitu :
a. Peran kelenjar pituitary Kelenjar pituitary memproduksi dua hormon,
yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan
besarnya individu, hormon gonadotropik yang merangsang gonad
untuk meningkatkan aktivitasnya. Sebelum datangnya masa puber,
jumlah hormon gonadotropik bertambah secara bertahap, demikian
pula kepekaan gonad terhadap hormon gonadotropik. Dalam keadaan
itulah terjadinya perubahan-perubahan masa puber.
b. Peranan Gonad Seiring pertumbuhan dan perkembangan gonad,
bertambah besarlah organ-organ seks, yaitu ciri-ciri seks primer dan
fungsinya pun menjadi matang. Begitu pula ciri-ciri seks sekunder
seperti berkembangnya rambut kemaluan.
c. Interaksi kelenjar pituitary dan gonad Hormon yang telah diproduksi
gonad, yang telah dirangsang oleh hormon gonadotropik yang
diproduksi oleh kelenjar pituitary, kemudian bereaksi terhadap
kelenjar ini dan secara berangsur-angsur mengakibatkan penurunan
jumlah kromosom hormon pertumbuhan yang diproduksi sehingga
menjadikan proses pertumbuhan terhenti. Interaksi antara hormon
gonadotropik dan gonad terus berlangsung sepanjang kehidupan
reproduksi individu, kemudian berkurang secara perlahan saat wanita
mendekati menopause.
Wong, et al (2019 p.585) mengatakan bahwa secara umum peristiwa
pubertas disebabkan oleh pengaruh hormon dan dikendalikan oleh

9
kelenjar hipofisis anterior (adenohiposis) sebagai respons terhadap
stimulasi dari hipotalamus. Stimulasi gonad memiliki fungsi ganda, yaitu:
a. Produksi dan pelepasan gamet produksi sperma pada pria dan
kematangan serta pelepasan ovum pada wanita
b. Sekresi hormon seks yang sesuai, yaitu estrogen dan progesteron dari
ovarium (wanita) dan testosteron dari testis (pria)
2. Perubahan Emosional
a. Perubahan Identitas
Perubahan mental pada remaja laki-laki akan memungkinkannya untuk
mempertimbangkan siapa diri mereka. Hal ini juga menjawab
pertanyaan mengenai alasan banyak anak remaja laki-laki senang ikut
sesuatu yang menantang. Pada masa ini mereka cenderung
mengeksplorasi banyak komunitas yang cocok untuk dijadikan identitas
diri.
b. Perubahan Body Image
Pengertian body image menurut Arthur (2010) adalah
imajinasi subyektif yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya,
khususnya yang terkait dengan penilaian orang lain, dan seberapa baik
tubuhnya harus disesuaikan dengan persepsi-persepsi ini. Beberapa
peneliti atau pemikir menggunakan istilah ini hanya terkait tampilan
fisik, sementara yang lain mencakup pula penilaian tentang fungsi
tubuh, gerakan tubuh, koordinasi tubuh, dan sebagainya.
Burn (1993:189) body iamge merupakan gambaran yang
dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri sebagai makhluk yang
mempunyai fisik, fisik yang dimaksud disini adalah bentuk tubuh
seorang remaja, karena pada masa remaja, seorang akan mengalami
pubertas, dimana kita ketahui ketika seorang remaja harus siap
menerima perubahan pada dirnya. Setiap individu memiliki gambaran
diri ideal seperti apa yang diinginkannya termasuk bentuk tubuh ideal
seperti apa yang dimilikinya. Ketidaksesuaian antara bentuk tubuh yang
dipersepsi oleh individu dengan bentuk tubuh yang menurutnya ideal
akan memunculkan ketidakpuasan terhadap tubuhnya (Amalia, 2007).
Citra tubuh mulai terbentuk jauh sebelum seorang anak mampu
mengungkapkan fikiran-fikiran maupun ide-idenya lewat kata-kata.
Melalui kemampuan fisiknya seorang anak mempersepsi dirinya

10
sebagai seseorang yang dapat menyebabkan sesuatu terjadi, misalnya
dengan menggunakan tangannya sebagai alat (Amalia, 2007). Tingkat
Body image individu digambarkan oleh seberapa jauh individu merasa
puas terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan fisik secara
keseluruhan serta menambahkan tingkat penerimaan citra raga sebagian
besar tergantung pada pengaruh sosial budaya yang terdiri dari empat
aspek yaitu reaksi orang lain, perbandingan dengan orang lain, peranan
individu dan identifikasi terhadap orang lain (Thompson, 2000).
Pengertian Body Image menurut Honigam dan Castle (Januar,
2007) adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan
penilaian atas apa yang dipikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan
bentuk tubuhnya, dan atas penilaian orang lain terhadap dirinya.
Sebenarnya, apa yang dipikirkan dan rasakan olehnya, belum tentu
benar-benar mempresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih
merupakan hasil penilaian diri yang bersifat subjektif.
Body image menurut Hoyt (Naimah, 2008) diartikan sebagai
sikap seseorang terhadap tubuhnya dari segi ukuran, bentuk maupun
estetika berdasarkan evaluasi individual dan pengalaman efektif
terhadap atribut fisiknya. Body image bukan sesuatu yang statis, tetapi
selalu berubah. Pembentukannya dipengaruhi oleh persepsi, imajinasi,
emosi, suasana hati, lingkungan, dan pengalaman fisik. Dengan
demikian, proses komparasi sosial pasti terjadi dalam membentuk body
image remaja. Menurut Hardisuryabrata (1997:11) body image bersifat
subyektif, sebab hanya didasarkan pada interprestasi pribadi tanpa
mempertimbangkan atau meneliti lebih jauh dari kenyataan yang
sebenarnya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan body image merupakan
gambaran persepsi seseorang tentang tubuh ideal dan apa yang mereka
inginkan pada tubuh mereka baik itu dalam hal berat maupun bentuk
tubuh yang didasarkan pada persepsi-persepi orang lain dan seberapa
harus mereka menyesuaikan persepsi tersebut. Seseorang menganggap
kondisi fisiknya tidak sama dengan konsep idealnya, maka individu
tersebut akan merasa memilki kekurangan secara fisik meskipun dalam
pandangan orang lain sudah dianggap menarik. Keadaan seperti itu

11
yang sering membuat seseorang tidak dapat menerima kondisi fisiknya
secara apa adanya sehingga body imagenya menjadi negatif. Jika
seorang wanita merasa gemuk dan memiliki berat badan yang berlebih,
mereka cenderung merasa tidak puas dengan kondisi tubuhnya dan
menginginkan berat tubuhnya berkurang.
Kesenjangan yang terlalu jauh antara tubuh yang dipersepsi
dengan gambaran idealnya akan menyebabkan penilaian yang negatif
terhadap tubuhnya, hal tersebut yang membuat mereka memiliki
kepercayaan diri yang rendah akibat dari penilaian yang negatif
terhadap body image yang tidak sesuai dengan gambaran idealnya.
c. Fantasy Life
Saat pubertas, para remaja lebih sering bergelut dengan
keinginan diterima dan mencoba masuk di kalangan teman-temannya.
Ketika tubuh mulai berubah, mereka mungkin merasa berbeda dan
sangat sadar akan perubahan ini. Ketidakpuasan pada penampilan tubuh
dapat berakibat pada penurunan rasa percaya diri. Pada hal orang tua
memiliki peran yang sangat penting, untuk membuatnya merasa
istimewa. Sempatkan untuk selalu berbincang-bincang mengenai
banyak topik dengannya.
d. Father Emotion
Remaja dikenal dengan hormon yang liar dan perubahan
suasana hati yang drastis saat puber. Suasana hati remaja yang sedang
mengalami pubertas biasa bervariasi, antara antusias, marah, cemas dan
depresi. Pada saat ini mungkin saja remaja akan tampak sangat sering
mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem dan mungkin sangat
sulit diprediksi oleh orangtua.
3. The Sosiologi Experiences
Proses biologis yang terjadi pada masa pubertas. Pada masa ini terjadi
perubahan fisik secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan
kejiwaan (mental emosional). Perubahan fi sik yang terjadi termasuk
pertumbuhan organ-organ reproduksi untuk mencapai kematangan agar
mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan yang cukup besar
ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya. Remaja sangat
penting untuk mempelajari perubahan yang terjadi setiap tahap
kehidupannya. Remaja dapat belajar menerima kondisi fisik diri serta

12
merawat dan menjaganya. Masa remaja merupakan sebuah transisi dari
masa anak-anak dengan masa dewasa. Remaja pada masa ini masih labil
dan tidak memiliki pegangan hidup yang pasti.
Remaja cenderung berbuat sesuai dengan pikiran dan nalarnya sendiri.
Hal tersebut merupakan cara remaja untuk mencari jati dirinya. Rasa ingin
tahu yang tinggi, ingin mencoba hal baru membuat remaja tidak jarang
menjadi terjerumus dalam permasalahan. Permasalahan yang sering
terjadi seperti anti sosial dan pergaulan bebas. Anti sosial membuat
remaja kurang terbuka terhadap lingkungannya yang dapat menjadi salah
penerimaan pada informasi yang diperoleh.
4. The Cognitive Experiences
Sikap remaja sebagai orang yang dianggap penting dalam hidupnya,
sehingga mempengaruhi sikap remaja dalam mempersiapkan dirinya
menuju masa pubertas, mengenali ciri fisik, maupun perubahan masa
pubertas yang akan memunculkan sikap positif maupun sikap negatif pada
remaja. Sikap tersebut yang akan membentuk karakter diri remaja saat
berada di lingkungan sekitarnya. Remaja dan orang tua memiliki adanya
keterkaitan yang dapat dibentuk dari adanya interaksi dan perilaku yang
dimiliki oleh keduanya. Peneliti mengidentifi kasi pesepsi pola asuh orang
tua

B. Implikasi untuk Praktek Strategi


1. Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik remaja yang harus dipenuhi adalah kebutuhan makan,
minum, udara segar, temperatur yang sesuai, beristirahat, dan beraktivitas.
Sebagai manusia pada umumnya remaja memiliki kebutuhan fisik yang
sama dengan manusia pada umumnya
2. Pemenuhan Kebutuhan Psikologis
a. Kebutuhan untuk mendapatkan status.
Remaja butuh merasa berguna, penting, atau memiliki kebanggaan
terhadap dirinya sendiri. Remaja butuh kebanggaan untuk diterima dan
dikenal sebagai individu yang berarti dalam kelompok teman
sebayanya. Penerimaan dan dibanggakan kelompok sangat penting
bagi remaja dalam mencari kepercayaan diri dan kemandiriannya.

13
b. Kebutuhan mandiri.
Remaja ingin lepas dari batasan atau aturan orang tua dan mencoba
mengarahkan atau mendisiplinkan dirinya sendiri. Remaja ingin
mengatur kehidupan sosial, keuangan dan kehidupan pribadinya.
Remaja ingin bebas dari tingkah laku orang tua yang terlalu
mencampuri urusannya, walaupun mereka sangat senang jika orang tua
memperhatikan kesedihan dan kebahagiaan mereka.
c. Kebutuhan berprestasi.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan berprestasi remaja, maka dalam
penilaian belajar guru diharapkan dapat lebih menekankan kepada
usaha siswa bukan semata-mata menilai hasil, tanpa memperhatikan
proses yang dilakukan siswa. Siswa harus diberi penghargaan untuk
waktu yang mereka habiskan guna melakukan kegiatan sekolah.
d. Kebutuhan diakrabi.
Remaja butuh untuk dipahami ide, kebutuhan dan permasalahan yang
dihadapinya. Remaja butuh didengarkan oleh orang tua, guru dan
teman sebayanya segala hal yang menyangkut ide, kebutuhan dan
permasalahannya. Jika hal itu terjadi, maka remaja merasa tersokong,
dihargai dan bahagia.
e. Kebutuhan memiliki filsafat hidup.
Remaja mulai tertarik untuk mengetahui tentang kebenaran,
keagamaan dan nilai-nilai ideal. Suatu filsafat hidup yang memuaskan
adalah yang bernilai kemanusiaan. Jika filsafai hidup ini dimiliki oleh
remaja, maka akan menimbulkan perasaan aman dan damai dalam diri
remaja itu
3. Pemenuhan Kebutuhan Kognitif
a. Remaja
1) Pengertian
Remaja didefenisikan sebagai masa peralihan dari masa
kanak-kanak kemasa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO
adalah 12 sampai 24 tahun (Admin, 2008).
Masa remaja merupakan salah satu periode dari
perkembangan manusia. Masa remaja dalam perjalanan kehidupan
adalah suatu periode transisi yang memiliki rentang dari masa
kanak-kanak yang bebas dari tanggung jawab sampai pencapaian

14
tanggung jawab pada masa dewasa. Remaja secara umum
dianggap mencakup individu berusia antara 10 sampai 19 tahun,
sehinnga kesehatan reproduksi remaja memperhatikan kebutuhan
fisik, sosial, dan emosional kaum remaja (Glasier, 2005).
Masa remaja merupakan salah satu periode dari
perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi
perubahan biologik, perubahan psikologi, dan perubahan sosial
(Notoatmodjo, 2007).
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada
masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi
tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa
peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja
merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Dari bahasa
inggris "teenager" yakni manusia usia 13-19 tahun.Dimana usia
tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa untuk
itu peran orang tua disini betul betul berperan, karena kalau tidak
diarahkan sesuai dengan kaidah agama dan nilai etika yang baik
pasti cenderung terjerumus ke hal-hal yang negative (Wikipedia,
2010).
Masa remaja, usia diantara masa anak-anak dan dewasa,
yang secara biologis yaitu antarta umur 10 sampai 19 tahun.
Peristiwa yang terpenting yang terjadi pada gadis remaja ialah
dating haid yang pertama kali, biasanya sekitar umur 10 smpai 16
tahun. Saat haid yang pertama ini datang
dinamakan menarche(Jones, 2009).
2) Penggolongan
Menurut WHO menjelaskan usia remaja adalah usia antara 12-
24 tahun. Sedangkan berdasarkan penggolongan umur masa
remaja terbagi atas:
a) Masa remaja awal : masa remaja yang berusia 12-15 tahun.
b) Masa remaja tengah : masa remaja yang berusia 15-18tahun.
c) Masa remaja akhir : masa remaja yang berusia 18-21 tahun
(Admin, 2008).

15
Sedangkan menurut Kartono (2006), masa remaja awal atau masa
remaja sebenarnya itu merupakan suatu masa yang segera akan
dilanjutkan oleh masa adolesensi yang disebut pula sebagai masa
remaja lanjut. Masa remaja awal atau disingkat saja sebagai masa
remaja itu tidak tidak dapat dipastikan kapan dimulainya, dan bila
akan berakhir, samahalnya dengan masa pra remaja (pra pubertas).

16
BAB III
PEMBAHASAN

A. Profil Puskesmas Karangdowo dan Desa Karangwungu


Berdasarkan Profil Puskesmas Karangdowo tahun 2020 :
1. Profil Puskesmas Karngdowo
Berdasarkan Profil Puskesmas Karangdowo tahun 2020 :
1. Peta Wilayah Puskesmas Karangdowo

Gambar 3.1 Peta Wilayah Puskesmas Karangdowo

2. Keadaan Geografis
Kecamatan Karangdowo adalah salah satu dari 34 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Klaten, memiliki luas wilayah ± 2.922.6 hektare atau ± 2,1
persen dari luas wilayah Kabupaten Klaten dengan letak geografis
berbatasan dengan :
Sebelah utara : Kecamatan Juwiring
Sebelah timur : KabupatenSukoharjo
Sebelah selatan : Kecamatan Cawas
Sebelah barat : Kecamatan Pedan
Wilayah Kecamatan Karangdowo terdiri tanah sawah seluas 1237.3
ha, pekarangan 1575.6 ha, pemukiman 88.1 ha, lain-lain 35.8 ha. Secara

17
administrasi Kecamatan Karangdowo terbagi atas 19 Desa, 151 RW dan
381 RT.

3. Situasi Sumber Daya Kesehatan


Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Karangdowo
pada tahun 2020 terdiri dari tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan :
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kesehatan
No Jenis Ketenagaan Yang Ada Status Keterangan
Sekarang Kepegawaian
1 Ka Sub Bag, TU 1 PNS Struktural
2 Dokter 4 PNS 1.sbg.Kapus
3 Dokter Gigi 1 PNS
4 Bidan 15 PNS
5 Perawat 7 PNS 2 Kontrak
6 Nutrisionis 2 PNS 1 Kontrak
7 Pranata Laborat 1 PNS
8 Kesling 2 PNS
9 Fisioterapi 1 PNS
10 Pengelola obat 2 PNS
11 Perawat Gigi 1 PNS
12 Epidemiologi 1 CPNS
12 Penyuluh Keshtn 1 CPNS
13 Pengadministrasi 6 PNS 2 kontak
14 Rekam Medis 1 Kontrak
15 Pembersih 1 Kontrak
16 Penjaga Malam 1 Kontrak

4. Visi dan Misi Puskesmas Karangdowo


a. VISI
Menjadikan Puskesmas Karangdowo sebagai sarana pelayanan
kesehatan yang profesional dan bermutu serta berdaya saing menuju
masyarakat Karangdowo sehat dan mandiri dalam bidang kesehatan
b. MISI
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau serta tercapainya kepuasan pelanggan .
2) Mengembangkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
dan harapan masyarakat.
3) Meningkatkan kemampuan kinerja dan kesejahteraan karyawan.
4) Meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan.
5. Jenis Pelayanan Puskesmas Karangdowo

18
Berikut ini merupakan jenis-jenis pelayanan yang terdapat di
Puskesmas Karangdowo
a. Administrasi dan Manajemen ( ADMEN)
1) Penyediaan jasasurat menyurat
2) Penyediaan Jasapenyedia computer, air dan listrik
3) Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah
4) Penyediaan jasaa dministrasi keuangan
5) Penyediaan jasa kebersihan kantor
6) Penyediaan jasa perbaikan alat kerja
7) Penyediaan jasa alat tulis kantor
8) Penyediaan barang cetakan
9) Penyediaan komponenin stalasilistrik/penerangan bangunan
kantor
10) Penyediaan bahan logistic kantor
11) Rapat-rapat koordinasi lintas program
12) Rapat-rapat koordinasi lintas sektoral
b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1) Pelayanan pasien rawat jalan
2) Pelayanan pasien rawat inap
3) Pelayanan rujukan pasien
4) pelayananRujukan
5) Pelayanan Persalinan ( RB )
6) Pelayanan pemeriksaan penunjang
7) Pelayanan obat
8) Pelayanan kesehatan gigi
9) Pelayanan fisioterapi
c. Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )
a) Pelayanan rawat jalan ibu dan anak
b) Pelayanan KB
c) Pelayanan konseling Pranikah
d) Pelayanan Rujukan
2) Program Gizi
a) Upaya perbaikan gizi keluarga
b) Pembinaan kewaspadaan pangan dan gizi

19
c) Pelayanan konsultasi gizi
3) Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular (P2)
a) Pelayanan imunisasi
b) Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)
c) Pemberantasan penyakit menular langsung
d) Pencegahan dan pemberantasan penyakit bersumber binatang.
e) Pencegahan dan pemberantasan penyakit penularan vektor.
f) Penanggulangan penyakit tidak menular
4) Program Kesehatan Lingkungan (Kesling)
a) Peningkatan kesehatan lingkungan
b) Pelayanan konsultasi kesehatan lingkungan
5) Program Promosi Kesehatan ( Promkes)
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat
b) Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
c) PHBS
d) Seminar dan sosialisasi bidang kesehatan

A. Profil Desa Karangwungu


1. Sejarah Bedirinya Desa Karangwungu
Dari sejak berdiri Desa Karangwungu Kecamatan Karangdowo telah
mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan pemerintahan dalam
hal ini Kepala Desa, berdasarkan sejarah desa yang tercatat maupun yang
tidak tercatat ataupun menurut penuturan beberapa sesepuh desa, beliau-
beliau yang pernah menjabat memimpin sebagai Kepala Desa
Karangwungu antara lain :
Kepala Desa I : Ronggo Wiro Dikromo Tahun 1920 s.d Tahun 1945
Kepala Desa II: Cipto Hadi Prayitno Tahun 1945 s.d Tahun 1976
Kepala Desa III : Martodjo Tahun 1976 s.d Tahun 1979
Kepala Desa IV : Sukardi D W Tahun 1979 s.d Tahun 1988
Kepala Desa V : Sagimin Tahun 1988 s.d Tahun 1996
Kepala Desa VI : Maridjo Tahun 1998 s.d Tahun 2006
Kepala Desa VII : Subakri Tahun 2007 s.d Tahun 2013
Kepala Desa VIII : Sudarjo Tahun 2013 Sampai Sekarang
2. Data Demografi
a. Batas Wilayah Desa

20
Letak geografi Desa Karangwungu, terletak diantara :
Sebelah Utara : Desa Kupang
Sebelah selatan : Desa Ngolodono
Sebelah Barat : Desa Kalangan Kecamatan Pedan
Sebelah Timur : Desa Karangtalun

b. Luas Wilayah Desa


Pemukiman : 43,8 ha
Pertanian Sawah : 110 ha
Ladang/Tegalan : 3,96 ha
Hutan : - ha
Rawa-rawa : - ha
Kantor Desa : 1.480 m²
Sekolah : 3.415 m²
Jalan : 7 Km
Lapangan sepak bola : 1.480 m²
c. Orbitasi
Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat : 2 KM
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan : 15 Menit
Jarak ke ibu kota kabupaten : 30 KM
Lama jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten : 30 Menit
d. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Kepala Keluarga : 905 KK
Laki-laki : 1298 Orang
Perempuan : 1332 Orang
3. Keadaan Sosial
a. Pendidikan
1) SD/ MI : 577 Orang
2) SLTP/ MTs : 416 Orang
3) SLTA/ MA : 715 Orang
4) S1/ Diploma : 236 Orang
5) Putus Sekolah : - Orang
6) Buta Huruf : - Orang
b. Lembaga Pendidikan
1) Gedung TK/PAUD : 1 buah/ Lokasi di Dukuh Mranggen

21
2) SD/MI : 1 buah/ Lokasi di Dukuh Mranggen
3) SLTP/MTs : -
4) SLTA/MA : -
5) Lain-lain : Polindes 1 buah/ Lokasi di Dukuh
Mranggen
c. Kesehatan
1) Kematian Bayi
a) Jumlah Bayi lahir pada tahun ini : 20 orang
b) Jumlah Bayi meninggal tahun ini: 1 orang
2) Kematian Ibu Melahirkan
a) Jumlah ibu melahirkan tahun ini : 20 Orang
b) Jumlah ibu melahirkan meninggal tahun ini : - Orang
3) Cakupan Imunisasi
a) Cakupan Imunisasi Polio 3 : 10 orang
b) Cakupan Imunisasi DPT-1 : 10 orang
c) Cakupan Imunisasi Cacar: - orang
4) Gizi Balita
a) Jumlah Balita : 129 orang
b) Balita gizi buruk : 3 orang
c) Balita gizi baik : 126 orang
d) Balita gizi kurang : 3 orang
5) Pemenuhan Air Bersih
a) Pengguna sumur galian : 736 KK
b) Pengguna air PAH : - KK
c) Pengguna Sumur Pompa : 169 KK
d) Pengguna sumur hidran umum : - KK
e) Pengguna air sungai : - KK
d. Keagamaan.
1) Data Keagamaan Desa Karangwungu Tahun 2020
Jumlah Pemeluk :
- Islam : 2456 orang
- Katolik : 9 orang
- Kristen : 145 orang
- Hindu : 20 orang
- Budha : - orang

22
- Aliran Kepercayaan Lainnya : - orang
2. Data Tempat Ibadah
Jumlah tempat ibadah :
- Masjid/ Musholla : 8 buah/ 4 buah
- Gereja : 1 buah
- Pura : - buah
- Vihara : - buah
4. Kondisi Pemerintahan
a. Lembaga pemerintahan
Jumlah aparat desa :
1) Kepala Desa : 1 orang
2) Sekretaris Desa : 1 orang
3) Perangkat Desa : 8 orang
4) BPD : 7 orang
b. Lembaga Kemasyarakatan
Jumlah Lembaga Kemasyarakatan :
1) LPMD : 1 Lembaga
2) PKK : 1 Lembaga
3) Posyandu Balita : 5 Lembaga
4) Posyandu Lansia : 1 Lembaga
5) Posyandu Remaja : 1 Lembaga
6) Posbindu : 1 Lembaga
7) Pengajian : 11 Kelompok
8) Arisan : 17 Kelompok
9) Simpan Pinjam : 3 Kelompok
10) Kelompok Tani : 3 Kelompok
11) Gapoktan : 1 Kelompok
12) Karang Taruna : 8 Kelompok
13) Irma/ Irmus : - Kelompok
14) Ormas/ LSM : - Kelompok
15) Lain-lain : - Kelompok
c. Pembagian Wilayah
Nama Dusun :
1) Dusun 01 : Jumlah 6 RT 3 RW
2) Dusun 02 : Jumlah 7 RT 3 RW

23
3) Dusun 03 : Jumlah 4 RT 2 RW
d. Sarana Sosial Budaya
1) Sekolah
a) PAUD :1
b) Taman Kanak Kanak : 1
c) Sekolah Dasar :2
d) SLTP :-
e) SMA :-
2) Tempat Ibadah
a) Masjid : 12 Masjid
b) Gereja :-
3) Sarana Kesehatan
a) Rumah sakit/ Klinik :-
b) BKIA/ Pos Kesehatan : 1 unit
c) Puskesmas :-
d) Dokter :-
e) Perawat/ Bidan : 1 orang
4) Akseptor KB (Jumlah PUS 544 orang)
a) Pil : 10 orang
b) Suntik : 299 orang
c) Kondom : 15 orang
d) IUD : 39 orang
e) Implan : 100 orang
f) MOW : 21 orang
g) MOP : 0 orang
5) Desa Pembangunan
a) Berasal dari P2KP dan ADD
b) Berasal dari pendapatan asli desa antara lain ruko, tanah kas desa,
dan lain-lain.
6) Organisasi Kemasyarakatan
Antara lain karang taruna, LSM, dan lain-lain.
5. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
a. Jumlah posyandu menurut strata
1) Posyandu Madya :0
2) Posyandu Purnama :0

24
3) Posyandu Mandiri :5
b. UKBM
1) Desa Siaga strata purnama
2) PKD :1
3) Posyandu Balita :5
c. Penyakit
1) Diare : 40 Kasus
2) Kusta : tidak ada kasus
3) Pneumonia : tidak ada kasus
4) TBC : 2 kasus, sudah tertangani
5) DBD : 3 kasus, sudah tertangani
6) Leptospirosis : tidak ada kasus
7) HIV : tidak ada kasus

B. Pengkajian / Pengumpulan Data


1. Data demografi
Dilakukan survey kesehatan masyarakat di Desa Karangwungu terdiri dari
Sidorejo, Wonorejo, Grobagan, Gamongan, Kanggan, Mranggen, Wonolelo,
Segawoh, Karangwungu, Glagah dan Grembyang
2. Sebaran Umur Remaja
Tabel 3.1 Distribusi Umur Remaja di Desa Karangwungu
No Umur Jumlah Persentase
1 12 tahun 4 10
2 13 tahun 9 22
3 14 tahun 3 7,5
4 15 tahun 5 12,5
5 16 tahun 9 22,5
6 17 tahun 0 0
7 18 tahun 3 7,5
8 19 tahun 2 5
9 20 tahun 0 0
10 21 tahun 2 5
11 22 tahun 2 5
12 23 tahun 1 2,5

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa umur termuda adalah 12 tahun


dan tertua adalah 23 tahun

25
Tabel 3.2 Distribusi Berat Badan Remaja di Desa Karangwungu
No Berat Badan Jumlah Persentase
1 BB dibawah 40 Kg 5 12,5
2 BB dibawah 50 kg 20 50
3 BB dibawah 60 kg 9 22,5
4 BB dibawah 70 kg 3 7,5
5 BB dibawah 80 kg 3 7,5
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan mayoritas remaja dengan BB
dibawah 50 kg
Tabel 3.3 Distribusi Tekanan Darah Remaja di Desa Karangwungu
No Tekanan Darah Jumlah Persentase
1 TD dibawah 100 mmHg 6 15
2 TD atas 100 mmHg 34 85

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan mayoritas remaja dengan tekanan


darah diatas 100 mmHg
Tabel 3.4 Distribusi Tinggi Badan Remaja di Desa Karangwungu
No Tinggi Badan Jumlah Persentase
1 < 150 cm 3 7,5
2 > 150 cm 22 55
tanpa Keterangan 14 35

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan mayoritas remaja dengan tinggi


lebih dari 50 cm.

26
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini kelompok kami akan membandingkan teori yang di dapat
dengan kenyataan yang terjadi pada saat melaksanakan praktek komunitas di Desa
Karangwungu Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten. Proses asuhan
kebidanan komunitas terdiri dari:
I.     Pengkajian
Pada tahap pengkajian data ini di peroleh melalui observassi dan
wawancara yang di lakukan dari rumah ke rumah dan posyandu remaja. Kajian
pengkajian meliputi : pendataan, Tabulasi, analisis, dan perumusan masalah.
Pada saat kelompok kami melakukan pengkajian terutama pada saat
pendataan sebagian besar masyarakat Desa Karangwungu pada tanggal 9 Agustus
2020 sampai dengan 4 September 2020 dan setelah dilakukan di temukan masalah
antara lain: remaja kurang diberdayakan dalam program kesehatan lingkungan.
Program kesehatan lingkungan merupakan program kesehatan yang
meliputi kebersihan lingkungan baik rumah maupun lingkungan desa.

II.               Perencanaan
Tahap perencanaan terdiri dari perumusan tujuan dan penyusunan rencana
tindakan yang telah di rencanakan sesuai dengan konsep perencanaan dan di
tetapkan masalah, waktu, tempat, dan penanggung jawab. Prioritas masalah
remaja belum mengetahui penanganan dismenorea
Dari prioritas rumusan masalah yang di dapat maka di lakukan tindak
lanjut dengan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan terutama pada saat
pandemi dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan covid-19.
Selain itu memberikan kegiatan yang melibatkan remaja yaitu REKASEMA
(Remaja Karangwungu Sehat dan Mandiri) dengan kegiatan meliputi pemberian
table Fe pada remaja putri, pemeriksaan tekanan darah dan kadar hemoglobin,
membuat ember dengan kran untuk cuci tangan melakukan penyemprotan
desinfekta dan melibatan remaja dalam penanganan covid 19. Selain itu
melakukan penanaman jahe, kencur, kunyit, tomat dan lombok atau warung
hidup.

27
III.               Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan program inovasi baru mahasiswa bekerja sama dengan
pihak Puskesmas dan Remaja Desa Karangwungu membuat warung hidup dan
apotek hidup. Diharapkan dengan menanaman tanaman warung hidup dan apotek
hidup dapat meningkatkan daya imun. Program ini bertujuan untuk pemberdayaan
remaja dengan mengarahkan pada remaja dapat membuat warung hidup dan
apotek hidup, serta mengenal apa yang disebut warung hidup dan apotek hidup.
Pada proses ini kegiatan di laksanakan berdasarkan masalah – masalah
yang muncul pada saat di laksanakan pengkajian yang di sesuaikan dengan
ssumber daya dan kemampuan masyarakat serta menekankan pada aspek preventif
dan promotif. Pada saat pelaksanaan setiap remaja desa Kerten melakukan
implementasi sesuai dengan masalah yang di temukan, dan juga yang ada di
masing- masing dusun.
Berikut beberapa prioritas permasalahan yang ada di desa Karangwungu
beserta pemecahan masalahnya yang dilakukan pada remaja saat haid
1. Remaja mengatakan belum tahu tentang warung hidup
2. Remaja mengatakan belum mengetahui tentang apotek hidup.
3. Remaja mengatakan sering tidak dilibatkan dalam program kesehatan
lingkungan desa
Kelompok kami mengetahui kondisi yang terjadi di masyarakat terhadap
seperti kurangnya pengetahuan tentang pemberdayaan remaja. Hal ini juga
menyebabkan kesehatan masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
menjadi kurang optimal ini tentu menjadi pembahasan yang terkait satu sama lain.
Untuk ini kelompok kami memberikan pendidikan kesehatan mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat, warung hidup dan apotek hidup sebagai evaluasi
dari kegiatan yang telah dilakukan yaitu telah dilakukan penyuluhan dan
penanaman serta pembuatan warung hidup dan apotek hidup.
Untuk menindaklanjuti maka kelompok kami memberikan program inovasi
baru yaitu yaitu pemberdayaan remaja dalam rangka melakukan peningkatan
kesehatan lingkungan. Program ini bertujuan agar remaja dapat berdaya guna
dalam kegiatan kesehatan lingkungan.

28
BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang telah dilakukan pada
Asuhan Kebidanan Komunitas di Desa Karangwungu dapat disimpulkan:
1. Dari hasil pengkajian yang kami lakukan didapatkan usia remaja
paling muda 12 tahun dan paling tua 22 tahun.
2. Dari hasil observasi yang mahasiswa lakukan ada masalah yang
berhubungan dengan kesehatan lingkungan
3. Mahasiswa merencanakan program inovasi baru yaitu membuat apotek
hidup dan warung hidup
4. Tindakan segera yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah
memberikan penyuluhan tentang masalah kesehatan lingkungan dan
mengantisipasi yang mungkin terjadi di masyarakat.

B.       Saran
1. Puskesmas dan Bidan Karangwungu
Agar terus meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan merata pada
masyarakat dengan melakukan kunjungan kepada masyarakat atau dengan
menggunakan posyandu.
2. Kepala Desa Karangwungu
Agar dapat mengarahkan warganya untuk menjalankan perilaku hidup
bersih dan sehat.
3. Kader Posyandu Desa Karangwungu
Kader posyandu (promotor) agar dapat menerapkan pengetahuan atau ilmu
yang telah didapatkan sehingga mampu menjadi contoh dimasyarakat
dalam rangka pembangunan kesehatan.
4. Masyarakat Desa Karangwungu
Masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mengembangkan kesehatan
lingkungannya dan lebih meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya kesehatan.

29
30
MAHASISWA POLTEKES SURAKARTA (2020)

31
Jenis Tanaman

32
33

Anda mungkin juga menyukai