Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS

DI PUSKESMAS KARANGDOWO KECAMATAN KARANGDOWO


KABUPATEN KLATEN

LAPORAN KELOMPOK
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Disusun Oleh:
1. Marini P 27224020103
2. Marsini P 27224020104
3. Siti Zulaikhah P 27224020116
4. Sri Martini P 27224020119
5. Titin Wartini P 27224020128

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS


DI PUSKSMAS KARANGDOWO KECAMATAN KARANGDOWO
KABUPATEN KLATEN
Disusun Oleh:

1. Marini P 27224020103
2. Marsini P 27224020104
3. Siti Zulaikhah P 27224020116
4. Sri Martini P 27224020119
5. Titin Wartini P 27224020128

Disetujui oleh:
Kepala Desa Karangwungu
Sudarjo
Pembimbing Lapangan
Andreastuti Susilo , STr.Keb
NIP. 19741127 199302 2 002

Rosalinna, S.SiT., M.Keb


NIP. 197705152008122002002

Lusinta Agustina, S.ST., M.Keb


NIP. 9910822201801201

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan Ketua Prodi PROFESI BIDAN
Poltekkes Kemenkes Surakarta Poltekkes Kemenkes Surakarta

KH ENDAH WIDHI A, M. Mid Dr. Sri Wahyuni, M.Mid


NIP. 19720406 199803 2 002 NIP. 19740827 199803 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan
Kebidanan Komunitas. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas di
stase ke-5 yang dilaksanakan mulai tanggal 10 Agustus s/d 4 September 2020
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
laporan kasus ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Fitriyah Siti Aisyah selaku kepala UPTD Puskesmas Karangdowo dan
Andreastuti Susilo, S.Ts Keb selaku pembimbing lahan, yang telah
memberikan kesempatan dalam penyusunan laporan kasus ini.
2. Lusinta Agustina, S.ST.M.Keb, Rosalinna, S.ST.M.Keb selaku dosen
pembimbing lahan yang telah banyak memberikan pengarahan, masukan,
dan nasehat dalam penyusunan laporan kasus ini.
3. Karyawan karyawati UPTD Puskesmas Karangdowo yang telah banyak
memberikan pengarahan, masukan, dan nasehat dalam penyusunan laporan
kasus ini.
4. Semua pihak yang turut membantu terselesainya laporan kasus ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Demikian penulis berharap semoga laporan
kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Klaten, Agustus 2020

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 3
C. Manfaat............................................................................................... 3
D. Waktu dan Tempat.............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Masyarakat.......................................................................................... 6
B. Keluarga.............................................................................................. 8
C. Konsep Kebidanan Komunitas........................................................... 11
D. Pemberdayaan Masyarakat ................................................................ 20
BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PERENCANAAN
A. Profil Puskesmas Gantiwarno............................................................. 28
B. Profil Desa Tangkil............................................................................. 31
C. Pengumpulan Data.............................................................................. 33
D. Planning Of Action (POA).................................................................. 34
E. Rencana Usulan Kegiatan................................................................... 36
BAB IVPELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan Kegiatan......................................................................... 39
B. Evaluasi Kegiatan............................................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 48
B. Saran .................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 50
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan
secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan
kesehatan masyarakat desa merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang
bertujuan meningkatkan kesehatan melalui perbaikan status kesehatan. Apabila
dilihat dari kepentingan pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat
desa merupakan usaha memperluas jangkauan layanan kesehatan baik oleh
pemerintah maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat sendiri.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat
tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan.
Dalam beberapa kurun waktu terakhir, masalah kesehatan mendapat
sorotan yang serius dari berbagai elemen masyarakat. Seiring dengan
meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, antusias masyarakat terhadap
kesehatan juga meningkat, masyarakat sudah membuka mata bahwa kesehatan
merupakan kebutuhan pokok yang dapat menentukan mutu hidup mereka nantinya. Sudah
merupakan suatu kewajiban bagi penyelenggara kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dan selalu bertindak profesional dalam memberikan
pelayanan sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat.
Untuk menghasilkan tenaga yang profesional, maka diperlukan adanya
sumber daya kesehatan yang siap terjun ke lapangan, mengelola masalah
kesehatan di suatu daerah dan memberikan kontribusi dalam peningkatan
kesehatan masyarakat. Pendidikan profesi bidan bertujuan untuk menghsailkan
bidan yang kompeten dan professional, dimana bidan dapat bertindak sebagai
pemberi asuhan kebidanan (care provider), komunikator (communicator),
pengambil keputusan (decision maker), penggerak dan pemberdaya masyarakat
(community leader), pengelola pelayanan kebidanan (manager) serta peneliti
(reseacher) yang bermoral tinggi dan berkepribadian luhur. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta, khususnya jurusan
Kebidanan Program Profesi Bidan salah satu upayanya adalah melakukan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) Kebidanan Komunitas.

1
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditunjukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melelui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkuan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan dilibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan. Sehingga dalam kebidanan
komunitas kita dituntut untuk melakukan pengkajian terhadap permasalahan
yang ada dimasyarakat dengan pendekatan langsung kepada masyarakat, adapun
program pemerintah yang melibatkan pendekatan dengan keluarga adalah
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
Praktik Kerja lapangan kebidanan komunitas yang dilakukan bertujuan
agar mahasiswa mampu mengenali atau mengidentifikasi masalah, menemukan
prioritas masalah dan merumuskan alternatif dalam pemecahan masalah. Setelah
itu menyusun rencana pemecahan masalah sesuai dengan keahlian yang dimiliki
dengan memperhatikan sumber daya yang ada dimasyarakat. Dengan harapan
pemecahan masalah yang diberikan mahasiswa profesi bidan tidak hanya
berjalan ketika waktu praktik kebidanan komunitas saja akan tetapi hal tersebut
dapat dijalankan secara mandiri oleh masyarakat tersebut. Kelompok melakukan
Asuhan Komunitas di Desa Kaliwungu Kecamatan Karangdowo yang
merupakan wilayah kerja Puskesmas Karangdowo Klaten.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan asuhan kebidanan komunitas dalam tatanan real setting dengan
mengupayakan pemberdayaan masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Mampu membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat dan
mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri di Wilayah Desa
Karangwungu yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Karangdowo
b. Mengidentifikasi profil dan upaya kesehatan pelayanan puskesmas
c. Mengidentifikasi rencana strategis, dan masalah KIA-KB serta kesehatan
reproduksi
d. mengidentifikasi situasi dan penentuan prioritas masalah di lingkungan
Puskesmas dan masyarakat

2
e. Menyusun plan Of Action (POA) berdasarkan hasil identifikasi data dan
penentuan prioritas masalah
f. Melaksanakan intervensi asuhan kebidanan komunitas dan
Mengimplementasikan asuhan kebidanan komunitas (pemecahan
masalah)
g. Melaksanakan evaluasi hasil program profesi asuhan kebidanan
komunitas (pemecahan masalah) di puskesmas.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat
b. Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan kebidanan
komunitas
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat
d. Meningkatkan ketrampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Bagi Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pecegahan penyakit
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan
yang ada di masyarakat
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatan dan mempunyai upaya
peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Bagi Pendidikan
a. Salah satu tolak ukur keberhasilan program studi profesi bidan Poltekkes
Kemenkes Surakarta khususnya dibidang kebidanan komunitas
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktik kebidanan komunitas selanjutnya
4. Bagi Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga bidan yang professional berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan

3
b. Memberikan suatu model baru dalam kebidanan komunitas sehingga
profesi mampu mengembangkannya
c. Salah satu bukti profesionalisme kebidanan telah terwujudkan

B. Waktu dan Tempat


1. Waktu
Waktu Praktik Kerja Lapangan (PKL) Mahasiswa Profesi Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta dimulai dari tanggal
10 Agustus 2020 – 4 September 2020
2. Tempat
Adapun lokasi Praktik Kebidanan Komunitas yaitu di wilayah Desa
Karangwungu yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Karangdowo Klaten

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Masyarakat
1. Definisi Masyarakat
Banyak deskripsi yang dituliskan oleh para pakar mengenai
pengertian masyarakat. Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang
berasal dari kata Latin socius, berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri
berasal dari akar kata Arab syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia saling “bergaul”, atau dengan
istilah ilmiah, saling “berinteraksi” (Koentjaraningrat, 2009: 116).
Sedangkan menurut John Lewis Gillin dan John Gillin (Gillin & Gillin)
tahun 1945 dalam Soekanta (2009), masyarakat adalah kelompok manusia
terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan
yang sama.
Maka dapat disimpulkan bahwa, masyarakat adalah sekelompok
manusia yang hidup bersama, bekerjasama, untuk memperoleh kepentingan
bersama, yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat-
istiadat, yang ditaati dalam lingkungannya.
2. Ciri-ciri Masyarakat
Menurut Durkheim, masyarakat bukanlah hanya sekedar suatu
penjumlahan individu semata, melainkan suatu system yang hanya dibentuk
dari hubungan antar (anggota masyarakat), sehingga menampilkan suatu
realita tertentu yang mempunyai ciri-cirinya sendiri, yakni :
a. Adanya keteraturan
b. Adanya hukum represif
c. Adanya hukum yang bersifat memaksa
Sedangkan menurut pendapat Abdul Syani tahun 2012, menyebutkan
bahwa masyarakat ditandai oleh ciri-ciri;
a. Adanya interaksi
b. Ikatan pola tingkah laku yang khas di dalam semua aspek kehidupan
yang bersifat mantap dan kontinu
c. Adanya rasa identitas terhadap kelompok, dimana individu yang
bersangkutan menjadi anggota kelompok.

5
3. Fungsi Masyarakat
Ada 5 fungsi masyarakat :
a. Fungsi produksi, distribusi dan konsumsi.
Kegiatan-kegiatan masyarakat dirancang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, terutama kebutuhan dasar : makanan, pakaian, perumahan,
kesehatan.
b. Fungsi sosialisasi
Meneruskan atau mewariskan norma-norma, tradisi dan nilai, yang
selama ini dianut oleh orang yang berinteraksi di dalam masyarakat.
c. Fungsi pengawasan sosial
Masyarakat senantiasa mengharapkan warganya untuk menaati norma,
nilai yang dianut melalui penetapan hukum, peraturan, sistem
penegakannya.
d. Fungsi partisipasi sosial
Masyarakat menyediakan wahana bagi para anggotanya untuk
mengekspresikan aspirasi dan kepentingannya, guna terbangunnya
jaringan dukungan dan pertolongan melalui interaksi dengan warga
masyarakat yang tergabung dalam kelompok, asosiasi, organisasi.
e. Fungsi gotong royong
Keluarga-keluarga, teman-teman, para tetangga, kelompok sukarelawan,
asosiasi profesional, tergabung dalam sebuah masyarakat biasa saling
membantu satu sama lain.
4. Pentingnya Masyarakat
Perlunya memahami masyarakat dari :
a. Karakteristik dan kebutuhannya
Identifikasi kebutuhan populasi sasaran (bagaimana cara mengumpulkan
data kebutuhan, bagaimana mereka melihat masyarakat dan responnya
terhadap kebutuhan, bagaimana kebutuhan diekspresikan oleh orang-
orang dalam masyarakat, data faktor yang mempengaruhi kehidupan
sasaran)
b. Tentukan karakteristik masyarakat
Pahami nilai-nilai dominan (kebudayaan, nilai-nilai, tradisi, keyakinan,
yang penting dan dianut masyarakat). Siapa yang menaati, dan yang
menentang. Konflik nilai di masyarakat, perasaan masyarakat dalam

6
memberi dan menerima pertolongan, keterlibatan populasi dalam
pengambilan keputusan.
c. Pahami perbedaan masyarakat
Identifikasi mekanisme yang tampak dan yang tersembunyi. Kenali
potensi diskriminasi, hambatan yang menyebabkan sulit berintegrasi
dengan masyarakat
d. Identifikasi struktur masyarakat
Kenali lokasi kekuasaan dan adanya sumber daya. Pelajari unit pemberi
pelayanan, identifikasi pola pemberian dan pengontrol pelayanan.

B. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Bailon dan Maglaya mengatakan keluarga adalah dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,
perkawinan atau adopsi. Mereka salaing berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya.
Johnson’s mengatakan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat
dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap,
mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang
dengan lainnya.
Spradley dan Allender mengatakan bahwa keluarga adalah satu atau
lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional
dan mengembangkan dalam iterelasi sosial, peran dan tugas. Keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga
(Friedman, 2013).
Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya

7
2. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2013):
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga. Di dalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling
mendukung, dan saling menghargai antar anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya
yaitu sandang, pangan, dan papan.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan
merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
3. Struktur Keluarga
Friedman (2013) struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal
ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen
komunikasi seperti : sender, chanel-media, massage, environtment dan
reciever. Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah :
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau
anak
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:

8
1) Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua
terhadap anak)
2) Referent power (seseorang yang ditiru)
3) Resource or expert power (pendapat ahli)
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima)
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
6) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan
cinta kasih misalnya hubungan seksual.
4. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap, dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik,
menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah
kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

C. Konsep Kebidanan Komunitas


1. Definisi kebidanan Komunitas
Berdasarkan kesepakatan antara ICM, FIGO, WHO pada tahun 1933
menyatakan bahwa bidan adalah seorang telah mengikuti pendidikan
kebidanan yang diakui oleh pemerintah setempat, telah menyelesaikan
pendidikan dan lulus serta terdaftar atau mendapatkan izin melakukan
praktik kebidanan.
Menurut J.H Syahlan bidan komunitas adalah bidan yang berkerja
melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Menurut United
Kingdom Central Council for Nursing Midwifery Health para praktisi bidan
yang berbasis komunitas harus dapat memberikan supervise yang
dibutuhkan oleh perempuan selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan
BBL secara komprehensif.
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan

9
penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan. Pelayanan
Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan
terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau institusi.
Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan dari
pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu
dan bayi dalam proses kelahiran. Bidan komunitas mempunyai pengetahuan
yang luas dalam segala aspek dalam kehamilan dan persalinan karena
tugasnya adalah bersama-sama perempuan sebagai partner untuk menerima
secara positif pengalaman proses kehamilan dan persalinan, serta
mendukung keluarga agar dapat mengambil keputusan atau pilihan secara
individual berdasarkan informasi yang telah diberikan.
2. Tujuan kebidanan Komunitas
a. Tujuan Umum
1) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga
sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.
2) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kebidanan komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
b. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas
2) Melakukan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan
3) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
4) Mengidentifikasi struktur masyarakat daerah setempat
5) Meningkatkan kemampuan individu/keluarga/masyarakat untuk
melaksanakan askeb dalam rangka mengatasi masalah
6) Tertanganinya kelainan resiko tinggi/rawan yang perlu pembinaan
dan pelayanan kebidanan
7) Tertanganinya kasus kebidanan dirumah
8) Tertanganinya tidak lanjut kasus kebidanan dan rujukan
9) Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak
10) Pelayanan KIA/KB/imunisasi
11) Menggambarkan keadaan wilayah kerja dengan daerah
12) Mengidentifikasi faktor penunjang KIA/KB diwilayah

10
13) Bimbingan pada kader posyandu/kesehatan/dukun bayi
14) Mengidentifikasikan kerjasama LP/LS
15) Kunjungan rumah
16) Penyuluhan laporan dan seminar dan evaluasi
17) Askeb pada sasaran KIA
3. Sasaran kebidanan Komunitas
a. Ibu : Pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, masa interval,
menopause
b. Anak dan Remaja: Bayi, balita, prasekolah, anak usia sekolah, dan
kesehatan remaja
c. Keluarga : Pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan
anak, pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi
d. Kelompok penduduk : Kelompok penduduk rumah kumuh, daerah
terisolir, daerah tidak terjangkau
e. Masyarakat : Dari satuan masyarakat terkecil sampai masyarakat
keseluruhan : remaja, calon ibu, kelompok ibu
4. Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas
a. Promotif (Peningkatan Kesehatan)
1) informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi
2) penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil
3) informasi tentang tanda bahaya kehamilan
4) ASI eksklusif
b. Preventif (Pencegahan Penyakit)
1) Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
2) Pemberian tablet Fe
3) Pemeriksaan kehamilan, nifas, dll
4) Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita.
c. Kuratif (Pemeliharaan dan Pengobatan)
1) Perawatan payudara yang mengalami masalah
2) Perawatan bayi, balita, dan anak sakit dirumah
3) Rujukan bila diperlukan
d. Rehabilitatif (Pemulihan Kesehatan)
1) Latihan fisik pasca ibu bersalin
2) Pemberian gizi ibu nifas
3) Mobilisasi dini pada ibu pasca salin

11
e. Resosiantitatif (Memfungsikan kembali individu, keluarga, kelompok
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya)
1) Menggerakkan individu–masyarakat kelingkungan masyarakatnya
seperti dasawisma, desa siaga, tubulia dan lain sebagainya.
2) Membuat masyarakat melakukan suatu program dalam bidang
kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut.
5. Masalah dan Kebidanan Komunitas
a. Kematian Ibu dan Bayi
Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu selama masa
kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa
melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang
berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau incidental (faktor
kebetulan). AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari
target yang diharapkan. Sedangkan untuk target SDGs AKI yaitu
sebesar 70/100.000 KH.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat 1 tahun. Berdasarkan perhitungan BPS
tahun 2007 sebesar 27/1000 kelahiran hidup. Adapun target AKB pada
SDG’s 2030 sebesar 12/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi
meliputi gangguan perinatal (34,7%), sistem pernapasan (27,6 %), diare
(9,4%) , sistim pencernaan (4,3%) dan tetanus (3,4%).
b. Unsafe Abortion
Unsafe Abortion adalah pengguguran kandungan yang dilakukan
dengan tindakan yang tidak steril serta tidak aman, secara medis. Peran
bidan dalam menangani unsafe abortion adalah memberikan penyuluhan
pada klien tentang efek-efek yang ditimbulkan dari tindakan unsafe
abortion. Jika terminasi kehamilan dilakukan secara illegal maka akan
mengakibatkan perdarahan, trauma, infeksi dengan mortalitasnya 1/3
AKI serta adanya kerusakan fungsi alat reproduksi. Dampak jangka
panjang dari terminasi kehamilan yang illegal adalah PID/penyakit
radang panggul yang menahun, infertilitas dan kehamilan ektopik
terganggu/KET.

12
c. Infeksi Menular seksual
Infeksi menular seksual merupakan salah satu dari tiga tipe infeksi
saluran reproduksi (ISR), yaitu infeksi dan penyakit menular seksual,
infeksi-infeksi endogen vagina dan infeksi-infeksi yang berhubungan
dengan saluran reproduksi. Infeksi menular seksual berhubungan
dengan keadaan akut, kronik dan kondisi-kondisi lain yang berhubungan
dengan kehamilan, seperti Gonore, Chlamidia, Sifilis, Herpes kelamin,
Trichomoniasis, HIV/AIDS.
Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada masyarakat terkait
dengan infeksi menular seksual, dan perlu memperhatikan semua jenis
infeksi saluran reproduksi, sehingga dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
d. Kehamilan remaja
Arus informasi menuju globalisasi mengakibatkan perubahan prilaku
remaja yang makin menerima hubungan seksual sebagai cerminan
fungsi rekreasi. Akibatnya, terjadi peningkatan kehamilan yang tidak
dikehendaki atau terjadi penyakit menular seksual. Berikut ini adalah
dampak kehamilan remaja:
1) Faktor psikologis yang belum matur
a) Alat reproduksinya masih belum siap menerima kehamilan
sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk komplikasi.
b) Remaja berusia muda yang sedang menuntut ilmu akan
mengalami putus sekolah sementara atau seterusnya, dan dapat
kehilangan pekerjaan yang baru dirintisnya.
c) Perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga,
teman, atau lingkungan masyarakat.
d) Tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu
membawa diri.
e) Mungkin kehamilannya disertai kecanduan obat-obatan,
merokok, minuman keras.
2) Faktor Fisik
a) Mungkin kehamilan ini tidak diketahui siapa ayah sebenarnya.
b) Kehamilan dapat disertai penyakit menular seksual sehingga
memerlukan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap.

13
c) Tumbuh kembang janin dalam rahim yang belum matur dapat
menimbulkan abortus, persalinan premature, dapat terjadi
komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.
d) Saat persalinan sering memerlukan tindakan medis operatif.
e) Hasil janin mengalami kelainan kongenital atau BBLR.
f) Kematian maternal dan perinatal pada kehamilan remaja lebih
tinggi dibandingkan dengan usia reproduksi sehat (20- 35
tahun).
Fungsi seksual, yaitu untuk prokreasi (mendapatkan
keturunan), rekreasi (untuk kenikmatan), relasi (hubungn
kekeluargaan), dan bersifat institusi (kewajiban suami untuk istrinya).
Hubungan seksual remaja merupakan masalah besar dalam disiplin
ilmu kedokteran (andrologi, seksologi, penyakit kulit dan kelamin,
kebidanan, dan kandungan). Langkah-langkah untuk mengendalikan
masalah kehamilan remaja adalah sebagai berikut:
1) Memberikan pendidikan seksual sejak dini.
2) Memberikan layanan kesehatan untuk remaja Memberikan wadah
atau kelas kesehatan/posyandu remaja agar remaja tersebut dapat
tetap berkegiatan positif dan kesehatannya terpantau dengan baik
3) Memberikan edukasi kepada orang tua untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan remaja.
4) Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME sesuai ajaran
agama masing-masing.
6. Proses Praktek Kerja Lapangan
Proses Praktek Kerja Lapangan merupakan upaya mengalihkan peran
keperawatan dari tenaga pelaksanaan kesehatan kepada individu, keluarga
masyarakat termasuk kelompok khusus sebatas kewenangan yang
diperbolehkan.
Proses keperawatan mempunyai 5 tahapan : Pengkajian (pengumpulan
data serta analisis), rumusan masalah, intervensi, implementasi dan evaluasi.
a. Pengkajian
Komponen – komponen yang harus dikaji dalam pengumpulan data Praktek
Kerja Lapangan meliputi:
1) Keluarga mengikuti program KB

1) Ibu hamil memeriksa ANC sesuai standar

14
2) Bayi usia 0 - 11 bulan diberikan imunisasi lengkap
3) Pemberian ASI eksklusif bayi 0 - 6 bulan
4) Pemantauan pertumbuhan Balita (2 - 59 bulan)
5) Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar
6) Penderita Hipertensi yang berobat teratur

7) Penderita gangguan jiwa berat (Schizoprenia) berobat dengan


benar
8) Tidak ada anggota keluarga yang merokok
9) Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN
10) Mempunyai sarana air bersih
11) Menggunakan jamban keluarga
b. Rumusan Masalah Komunitas
Rumusan masalah komunitas adalah respon masyarakat terhadap
masalah kesehatan (aktual atau potensial) yang dapat diantisipasi oleh
perawat. Rumusan masalah komunitas menggambarkan masalah,
respon, kondisi dan mengidentifikasi faktor etiologi atau tanda dan
gejala (American Nursing Assosiation).
c. Perencanaan
Perencanaan terdiri atas kegiatan memprioritaskan masalah,
perumusan jangka panjang dan jangka pendek, menetapkan rencana
tindakan serta merumuskan rencana evaluasi.
Tujuan jangka panjang adalah target akhir dari kegiatan atau hasil
akhir yang diharapkan dari rangkaian proses pemecahan suatu masalah.
Biasanya berorientasi pada perubahan perilaku, baik mencakup kognitif,
afektif dan psikomotor. Sedangkan tujuan jangka pendek adalah hasil
yang diharapkan pada setiap akhir kegiatan yang dilakukan pada waktu
tertentu.
Menetapkan rencana tindakan perlu mempertimbangkan apa, siapa,
kapan, berapa banyak dan bagaimana kegiatan akan dilaksanakan.
Untuk itu juga perlu diperhatikan program atau organisasi yang ada,
program yang lalu, situasi dan sumberdaya yang ada di masyarakat.
Rencana evaluasi dideskripsikan dalam kriteria dan standar. Kriteria
adalah tolak ukur dari kegiatan tertentu. Standart adalah tingkat
penampilan yang sesuai dengan tolak ukur yang ada.

15
d. Implementasi
Langkah implementasi praktek kerja lapangan berfokus pada upaya
meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki kesehatan, mencegah
penyakit, dan rehabilitasi dengan strategi yang digunakan yaitu proses
kelompok, health promotion dan partnership.
Proses kelompok pada praktek kerja lapangan adalah salah satu
wujud nyatanya yaitu dengan proses pembentukan Kelompok Kerja
Kesehatan (POKJAKES), kelompok kerja ini merupakan lembaga
swadaya masyarakat yang bekerja secara sukarela dibidang kesehatan
wilayah RT/ RW. Dalam kegiatan kesehatan yang dapat dilakukan oleh
POKJAKES yaitu mendukung pelayanan promotif dan preventif.
POKJAKES di dalam kerjanya berhubungan langsung dengan
pengawasan Puskesmas setempat.
Health promotion merupakan aktivitas untuk meningkatkan gaya hidup
sehat. Partnership dilakuakn oleh perawat bersama unsur lain yang
terkait dalam bentuk kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
e. Evaluasi
1) Kegiatan Evaluasi berupa mengukur keberhasilan,
mengumpulkan data, dan menganalisa bersama dan menjadi
penasehat masyarakat.
2) Materi evaluasi adalah program yang disusun dengan
kebutuhan masyarakat, rencana yang dibuat, efisiensi biaya dan
efektivitas program.
3) Jenis evaluasi dibedakan menjadi evaluasi formatif/
sesaat dan evaluasi sumatif/ jangka panjang.
4) Strategi yang bisa digunakan adalah studi kasus,
observasi, mengali persepsi, survei, monitoring dan analisa cost
benefit.

D. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengertian
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan

16
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan (Supardan,
2013).
Shardlow dalam Jackie Ambadar (2008) menyebutkan pemberdayaan
masyarakat atau community development intinya adalah bagaimana
individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka
sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginan
mereka.
Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam
peningkatan kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup,
martabat dan derajat kesehatannya. Peningkatan keberdayaan berarti
peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat
mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai kemajuan (Wahyudin, 2012).
Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk
menumbuhkan dan mengembangkan norma yang membuat masyarakat
mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya
ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif.
2. Ciri Pemberdayaan Masyarakat
Suatu kegiatan atau program dapat dikategorikan ke dalam
pemberdayaan masyarakat apabila kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan
non-instruktif serta dapat memperkuat, meningkatkan atau mengembangkan
potensi masyarakat setempat guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Bentuk-bentuk pengembangan potensi masyarakat tersebut antara lain:
a. Tokoh atau pimpinan masyarakat (Community leader)
Pemimpin atau tokoh masyarakat dapat bersifat format (camat, lurah,
ketua RT/RW) maupun bersifat informal (ustadz, pendeta, kepala adat).
Pada tahap awal pemberdayaan masyarakat, maka petugas atau provider
kesehatan terlebih dahulu melakukan pendekatan-pendekatan kepada
para tokoh masyarakat.
b. Organisasi masyarakat (community organization)
Dalam suatu masyarakat selalu ada organisasi-organisasi
kemasyarakatan baik formal maupun informal, misalnya PKK, karang
taruna, majelis taklim, koperasi-koperasi dan sebagainya.
c. Pendanaan masyarakat (Community Fund)

17
Dana sehat telah berkembang di Indonesia sejak tahun 1980-an pada
masa sesudahnya (1990-an) dana sehat ini semakin meluas
perkembangannya dan oleh Depkes diperluas dengan nama program
JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
d. Material masyarakat (community material)
Seperti telah diuraikan disebelumnya sumber daya alam adalah
merupakan salah satu potensi msyarakat. Masing-masing daerah
mempunyai sumber daya alam yang berbeda yang dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan.
e. Pengetahuan masyarakat (community knowledge)
Penyuluhan kepada masyarakat adalah contoh pemberdayaan
masyarakat yang meningkatkan komponen pengetahuan masyarakat.
f. Teknologi masyarakat (community technology)
Dibeberapa komunitas telah tersedia teknologi sederhana yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan program kesehatan.
3. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri (Notoadmojdo, 2007).
Batasan pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan sehingga secara bertahap tujuan pemberdayaan
masyarakat adalah :
a. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan
bagi individu, kelompok atau masyarakat.
b. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari
kesadaran dan pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan.
c. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti
masyarakat, baik seara individu maupun kelompok, telah mampu
mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk
tindakan atau perilaku sehat.
4. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah proses memanpukan masyarakat dari
oleh dan untuk masyarakat itu sendiri, berdasarkan kemampuan sendiri.

18
Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan :

a. Menumbuh kembangkan potensi masyarakat.


Di dalam masyarakat terdapat berbagai potensi yang dapat mendukung
keberhasilan program – program kesehatan. Potensi dalam masyarakat
dapat dikelompokkan menjadi potensi sumber daya manusia dan potensi
dalam bentuk sumber daya alam / kondisi geografis.
b. Mengembangkan gotong royong masyarakat.
Potensi masyarakat yang ada tidak akan tumbuh dan berkembang dengan
baik tanpa adanya gotong royong dari masyarakat itu sendiri. Peran
petugas kesehatan atau provider dalam gotong royong masyarakat adalah
memotivasi dan memfasilitasinya, melalui pendekatan pada para tokoh
masyarakat sebagai penggerak kesehatan dalam masyarakatnya.
c. Menggali kontribusi masyarakat.
Menggali dan mengembangkan potensi masing-masing anggota
masyarakat agar dapat berkontribusi sesuai dengan kemampuan terhadap
program atau kegiatan yang direncanakan bersama. Kontribusi
masyarakat merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam bentuk
tenaga, pemikiran atau ide, dana, bahan bangunan, dan fasilitas-fasilitas
lain untuk menunjang usaha kesehatan.
d. Menjalin kemitraan
Jalinan kerja antara berbagai sektor pembangunan, baik pemerintah,
swasta dan lembaga swadaya masyarakat, serta individu dalam rangka
untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati. Membangun
kemandirian atau pemberdayaan masyarakat, kemitraan adalah sangat
penting peranannya.
e. Desentralisasi
Upaya dalam pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya memberikan
kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengembangkan potensi
daerah atau wilayahnya. Oleh sebab itu, segala bentuk pengambilan
keputusan harus diserahkan ketingkat operasional yakni masyarakat
setempat sesuai dengan kultur masing-masing komunitas dalam
pemberdayaan masyarakat.
5. Peran Petugas Kesehatan
Peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat adalah :

19
a. Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-
program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan
pengorganisasian masyarakat.
b. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam
melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi
terhadap program tersebut
c. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada
masyarakat dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat
vokasional.
6. Indikator Hasil
a. Input
Input meliputi SDM, dana, bahan-bahan, dan alat-alat yang mendukung
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
b. Proses
Proses, meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan, frekuensi
pelatihan yang dilaksanakan, jumlah tokoh masyarakat yang terlibat, dana
pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan.
c. Output
Output, meliputi jumlah dan jenis usaha kesehatan yang bersumber daya
masyarakat, jumlah masyarakat yang telah meningkatkan pengetahuan
dari perilakunya tentang kesehatan, jumlah anggota keluarga yang
memiliki usaha meningkatkan pendapatan keluarga, dan meningkatnya
fasilitas umum di masyarakat.
d. Outcome
Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai kontribusi dalam
menurunkan angka kesakitan, angka kematian, dan angka kelahiran serta
meningkatkan status gizi kesehatan.
7. Sasaran
a. Individu berpengaruh
b. Keluarga dan perpuluhan keluarga
c. Kelompok masyarakat : generasi muda, kelompok wanita, angkatan kerja
d. Organisasi masyarakat: organisasi profesi, LSM
e. Masyarakat umum: desa, kota, dan pemukiman khusus.

20
8. Strategi Pengembangan Masyarakat Desa
a. Direct Contact
Metode kontak langsung ini dipandang sebagai yang paling banyak
dipergunakan. Metode ini bersifat face to face relation. Metode ini
dipandang dapat merangsang minat masyarakat terhadap masalah-
masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan menjadikan mereka berfikir
bahwa adalah hal yang amat baik kalau mereka sendiri yang memikirkan
dan memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi.
b. Demonstrasi hasil
Menurut Surjadi, dalam mencoba mengubah praktik-praktik yang
dilakukan oleh masyarakat pedesaan, para petugas harus memahami
mengapa mereka mengerjakannya dengan cara-cara yang ditempuhnya.
Pertanyaan yang harus dihadapi oleh juru dakwah di lapangan adalah
bagaimana caranya agar masyarakat desa mencoba cara bekerja dan cara
berpikir yang baru. Disinilah letak pentingnya metode demonstrasi hasil
untuk diterapkan kepada kalangan masyarakat pedesaan.
c. Demonstrasi Proses
Yang dimaksud demonstrasi metode atau proses adalah memperlihatkan
kepada yang lain bagaimana memperkembangkan sesuatu yang mereka
kerjakan sekarang atau mengajari mereka bagaimana menggunakan suatu
alat baru.
d. Bekerja dengan pemimpin masyarakat
Salah satu target pengembangan masyarakat adalah mengembangkan dan
memajukan program milik masayarakat itu sendiri. Menurut Surjadi,
pengalaman pengembangan masyarakat diseluruh dunia menunjukkan
bahwa bekerja sama dengan para pemimpin masyarakat adalah metode
yang tidak bisa dianggap sepele. Baik atau jelek, konservatif atau
progresif, pemimpin-pemimpin inilah yang banayk mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Secara demikian, semua kekuatan masyarakat
baik yang formal maupun non formal, fungsinya justru dipegang oleh
para pemimpin. Maka jelas, pemimpin adalah bagian yang sangat penting
dalam setiap proses pengembangan masyarakat.
e. Aksi Kelompok
Metode ini didasarkan kepada satu tesis sederhana, bahwa banyak
masalah yang muncul di tengah-tengah masyarakat yang hanya bisa

21
dipecahkan lewat usaha-usaha kelompok. Hal paling berkenaan dengan
metode aksi kelompok ini dapat dikemukakan di bawah ini:
1) Juru dakwah, melalui kontak langsung, menemukan sejumlah orang
yang menyatakan minatnya terhadap suatu masalah.
2) Orang-orang yang berminat tadi kemudian mengundang kelompok
masyarakat lain untuk mendiskusikan sesuatu hal yang dihadapi oleh
masyarakat secara informal.
3) Cepat atau lambat, bila diskusi-diskusi tadi dilakukan dengan by
design dan by target, maka beberapa orang diantara anggota
kelompok diskusi itu akan memprovokasi masyarakat lain untuk ikut
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat yang
bersangkutan.
4) Alat Peraga
Para pengembang masyarakat atau juru dakwah juga niscaya
mengetahui dan menguasai berbagai alat peraga sebagai alat bantu
dakwah. Alat peraga dipandang sebagai medium yang dapat menarik
perhatian masyarakat sekaligus dapat dipakai untuk menjelaskan
sesuatu hal kepada masyarakat secara lebih jelas dan mengena.
f. Pusat tempat informasi
Metode ini dilakukan, misalnya, dengan mendirikan pusat-pusat
penerangan seperti dalam bentuk majalah dinding (wall newspaper) di
tempat-tempat strategis untuk memberikan informasi kepada masyarakat
tentang segala hal. Manfaatnya dapat dengan mudah ditebak: masyarakat
akan terbiasa meminta berita-berita yang akurat mengenai segala hal,
khusunya yang berkenaan dengan lingkungan tempat mereka tinggal.
g. Paksaan sosial
Paksaan sosial (social pressure) disini adalah suatu metode yang dengan
cara-cara tertentu diciptakanlah suatu situasi yang terpaksa orang
melakukan tindakan sesuai dengan yang dikehendaki oleh si juru dakwah
(pengembang masyarakat). Metode ini menghendaki obyek mengerjakan
sesuatu tindakan yang telah digariskan oleh komunikator, dengan
mempergunakan teknik-teknik tertentu dimulai yang halus tak terasa
sampai kepada yang sangat tegas adn bersifat instruktif. Pada praktiknya,
metode paksaan sosial ini memiliki sejumlah bentuk, misalnya peraturan,
perlombaan, penggunaan teknik propaganda, dan sebagainya.

22
BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN PERENCANAAN

A. Profil Puskesmas Karangdowo


Berdasarkan Profil Puskesmas Karangdowo tahun 2020 :
1. Peta Wilayah Puskesmas Karangdowo

Gambar 3.1 Peta Wilayah Puskesmas Karangdowo

1. Keadaan Geografis
Kecamatan Karangdowo adalah salah satu dari 34 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Klaten, memiliki luas wilayah ± 2.922.6 hektare atau ± 2,1
persen dari luas wilayah Kabupaten Klaten dengan letak geografis berbatasan
dengan :
Sebelah utara : Kecamatan Juwiring
Sebelah timur : KabupatenSukoharjo
Sebelah selatan : Kecamatan Cawas
Sebelah barat : Kecamatan Pedan
Wilayah Kecamatan Karangdowo terdiri tanah sawah seluas 1237.3 ha,
pekarangan 1575.6 ha, pemukiman 88.1 ha, lain-lain 35.8 ha. Secara
administrasi Kecamatan Karangdowo terbagi atas 19 Desa, 151 RW dan 381
RT.

23
2. Situasi Sumber Daya Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Karangdowo pada
tahun 2020 terdiri dari tenaga kesehatan dan non tenaga kesehatan :
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kesehatan
No Jenis Ketenagaan Yang Ada Status Keterangan
Sekarang Kepegawaian
1 Ka Sub Bag, TU 1 PNS Struktural
2 Dokter 4 PNS 1.sbg.Kapus
3 Dokter Gigi 1 PNS
4 Bidan 15 PNS
5 Perawat 7 PNS 2 Kontrak
6 Nutrisionis 2 PNS 1 Kontrak
7 Pranata Laborat 1 PNS
8 Kesling 2 PNS
9 Fisioterapi 1 PNS
10 Pengelola obat 2 PNS
11 Perawat Gigi 1 PNS
12 Epidemiologi 1 CPNS
12 Penyuluh Keshtn 1 CPNS
13 Pengadministrasi 6 PNS 2 kontak
14 Rekam Medis 1 Kontrak
15 Pembersih 1 Kontrak
16 Penjaga Malam 1 Kontrak

3. Visi dan Misi Puskesmas Karangdowo


a. VISI
Menjadikan Puskesmas Karangdowo sebagai sarana pelayanan kesehatan
yang profesional dan bermutu serta berdaya saing menuju masyarakat
Karangdowo sehat dan mandiri dalam bidang kesehatan
b. MISI
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
serta tercapainya kepuasan pelanggan .
2) Mengembangkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat.
3) Meningkatkan kemampuan kinerja dan kesejahteraan karyawan.
4) Meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan.
4. Jenis Pelayanan Puskesmas Karangdowo
Berikut ini merupakan jenis-jenis pelayanan yang terdapat di Puskesmas
Karangdowo
a. Administrasi dan Manajemen ( ADMEN)
1) Penyediaan jasasurat menyurat

24
2) Penyediaan Jasapenyedia computer, air dan listrik
3) Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah
4) Penyediaan jasaa dministrasi keuangan
5) Penyediaan jasa kebersihan kantor
6) Penyediaan jasa perbaikan alat kerja
7) Penyediaan jasa alat tulis kantor
8) Penyediaan barang cetakan
9) Penyediaan komponenin stalasilistrik/penerangan bangunan kantor
10) Penyediaan bahan logistic kantor
11) Rapat-rapat koordinasi lintas program
12) Rapat-rapat koordinasi lintas sektoral
b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1) Pelayanan pasien rawat jalan
2) Pelayanan pasien rawat inap
3) Pelayanan rujukan pasien
4) pelayananRujukan
5) Pelayanan Persalinan ( RB )
6) Pelayanan pemeriksaan penunjang
7) Pelayanan obat
8) Pelayanan kesehatan gigi
9) Pelayanan fisioterapi
c. Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA )
a) Pelayanan rawat jalan ibu dan anak
b) Pelayanan KB
c) Pelayanan konseling Pranikah
d) Pelayanan Rujukan
2) Program Gizi
a) Upaya perbaikan gizi keluarga
b) Pembinaan kewaspadaan pangan dan gizi
c) Pelayanan konsultasi gizi
3) Program Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular (P2)
a) Pelayanan imunisasi
b) Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)
c) Pemberantasan penyakit menular langsung

25
d) Pencegahan dan pemberantasan penyakit bersumber binatang.
e) Pencegahan dan pemberantasan penyakit penularan vektor.
f) Penanggulangan penyakit tidak menular
4) Program Kesehatan Lingkungan (Kesling)
a) Peningkatan kesehatan lingkungan
b) Pelayanan konsultasi kesehatan lingkungan
5) Program Promosi Kesehatan ( Promkes)
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat
b) Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
c) PHBS
d) Seminar dan sosialisasi bidang kesehatan

B. Profil Desa Karangwungu


1. Sejarah Bedirinya Desa Karangwungu
Dari sejak berdiri Desa Karangwungu Kecamatan Karangdowo telah
mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan pemerintahan dalam hal
ini Kepala Desa, berdasarkan sejarah desa yang tercatat maupun yang tidak
tercatat ataupun menurut penuturan beberapa sesepuh desa, beliau-beliau yang
pernah menjabat memimpin sebagai Kepala Desa Karangwungu antara lain :
Kepala Desa I : Ronggo Wiro Dikromo Tahun 1920 s.d Tahun 1945
Kepala Desa II: Cipto Hadi Prayitno Tahun 1945 s.d Tahun 1976
Kepala Desa III : Martodjo Tahun 1976 s.d Tahun 1979
Kepala Desa IV : Sukardi D W Tahun 1979 s.d Tahun 1988
Kepala Desa V : Sagimin Tahun 1988 s.d Tahun 1996
Kepala Desa VI : Maridjo Tahun 1998 s.d Tahun 2006
Kepala Desa VII : Subakri Tahun 2007 s.d Tahun 2013
Kepala Desa VIII : Sudarjo Tahun 2013 Sampai Sekarang
2. Data Demografi
a. Batas Wilayah Desa
Letak geografi Desa Karangwungu, terletak diantara :
Sebelah Utara : Desa Kupang
Sebelah selatan : Desa Ngolodono
Sebelah Barat : Desa Kalangan Kecamatan Pedan
Sebelah Timur : Desa Karangtalun

26
b. Luas Wilayah Desa
Pemukiman : 43,8 ha
Pertanian Sawah : 110 ha
Ladang/Tegalan : 3,96 ha
Hutan : - ha
Rawa-rawa : - ha
Kantor Desa : 1.480 m²
Sekolah : 3.415 m²
Jalan : 7 Km
Lapangan sepak bola : 1.480 m²
c. Orbitasi
Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat : 2 KM
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan : 15 Menit
Jarak ke ibu kota kabupaten : 30 KM
Lama jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten : 30 Menit
d. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Kepala Keluarga : 905 KK
Laki-laki : 1298 Orang
Perempuan : 1332 Orang
2. Keadaan Sosial
a. Pendidikan
1) SD/ MI : 577 Orang
2) SLTP/ MTs : 416 Orang
3) SLTA/ MA : 715 Orang
4) S1/ Diploma : 236 Orang
5) Putus Sekolah : - Orang
6) Buta Huruf : - Orang
b. Lembaga Pendidikan
1) Gedung TK/PAUD : 1 buah/ Lokasi di Dukuh Mranggen
2) SD/MI : 1 buah/ Lokasi di Dukuh Mranggen
3) SLTP/MTs : -
4) SLTA/MA : -
5) Lain-lain : Polindes 1 buah/ Lokasi di Dukuh
Mranggen
c. Kesehatan

27
1) Kematian Bayi
a) Jumlah Bayi lahir pada tahun ini : 20 orang
b) Jumlah Bayi meninggal tahun ini: 1 orang
2) Kematian Ibu Melahirkan
a) Jumlah ibu melahirkan tahun ini : 20 Orang
b) Jumlah ibu melahirkan meninggal tahun ini : - Orang
3) Cakupan Imunisasi
a) Cakupan Imunisasi Polio 3 : 10 orang
b) Cakupan Imunisasi DPT-1 : 10 orang
c) Cakupan Imunisasi Cacar: - orang
4) Gizi Balita
a) Jumlah Balita : 129 orang
b) Balita gizi buruk : 3 orang
c) Balita gizi baik : 126 orang
d) Balita gizi kurang : 3 orang
5) Pemenuhan Air Bersih
a) Pengguna sumur galian : 736 KK
b) Pengguna air PAH : - KK
c) Pengguna Sumur Pompa : 169 KK
d) Pengguna sumur hidran umum : - KK
e) Pengguna air sungai : - KK
d. Keagamaan.
1) Data Keagamaan Desa Karangwungu Tahun 2020
Jumlah Pemeluk :
- Islam : 2456 orang
- Katolik : 9 orang
- Kristen : 145 orang
- Hindu : 20 orang
- Budha : - orang
- Aliran Kepercayaan Lainnya : - orang
2. Data Tempat Ibadah
Jumlah tempat ibadah :
- Masjid/ Musholla : 8 buah/ 4 buah
- Gereja : 1 buah
- Pura : - buah

28
- Vihara : - buah
3. Kondisi Pemerintahan
a. Lembaga pemerintahan
Jumlah aparat desa :
1) Kepala Desa : 1 orang
2) Sekretaris Desa : 1 orang
3) Perangkat Desa : 8 orang
4) BPD : 7 orang
b. Lembaga Kemasyarakatan
Jumlah Lembaga Kemasyarakatan :
1) LPMD : 1 Lembaga
2) PKK : 1 Lembaga
3) Posyandu Balita : 5 Lembaga
4) Posyandu Lansia : 1 Lembaga
5) Posyandu Remaja : 1 Lembaga
6) Posbindu : 1 Lembaga
7) Pengajian : 11 Kelompok
8) Arisan : 17 Kelompok
9) Simpan Pinjam : 3 Kelompok
10) Kelompok Tani : 3 Kelompok
11) Gapoktan : 1 Kelompok
12) Karang Taruna : 8 Kelompok
13) Irma/ Irmus : - Kelompok
14) Ormas/ LSM : - Kelompok
15) Lain-lain : - Kelompok
c. Pembagian Wilayah
Nama Dusun :
1) Dusun 01 : Jumlah 6 RT 3 RW
2) Dusun 02 : Jumlah 7 RT 3 RW
3) Dusun 03 : Jumlah 4 RT 2 RW
d. Sarana Sosial Budaya
1) Sekolah
a) PAUD :1
b) Taman Kanak Kanak : 1
c) Sekolah Dasar :2

29
d) SLTP :-
e) SMA :-
2) Tempat Ibadah
a) Masjid : 12 Masjid
b) Gereja :-
3) Sarana Kesehatan
a) Rumah sakit/ Klinik :-
b) BKIA/ Pos Kesehatan : 1 unit
c) Puskesmas :-
d) Dokter :-
e) Perawat/ Bidan : 1 orang
4) Akseptor KB (Jumlah PUS 544 orang)
a) Pil : 10 orang
b) Suntik : 299 orang
c) Kondom : 15 orang
d) IUD : 39 orang
e) Implan : 100 orang
f) MOW : 21 orang
g) MOP : 0 orang
5) Desa Pembangunan
a) Berasal dari P2KP dan ADD
b) Berasal dari pendapatan asli desa antara lain ruko, tanah kas desa,
dan lain-lain.
6) Organisasi Kemasyarakatan
Antara lain karang taruna, LSM, dan lain-lain.
4. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
a. Jumlah posyandu menurut strata
1) Posyandu Madya :0
2) Posyandu Purnama :0
3) Posyandu Mandiri :5
b. UKBM
1) Desa Siaga strata purnama
2) PKD :1
3) Posyandu Balita :5
c. Penyakit

30
1) Diare : 40 Kasus
2) Kusta : tidak ada kasus
3) Pneumonia : tidak ada kasus
4) TBC : 2 kasus, sudah tertangani
5) DBD : 3 kasus, sudah tertangani
6) Leptospirosis : tidak ada kasus
7) HIV : tidak ada kasus
C. Pengumpulan Data
1. Tahap Pendekatan dengan Aparatur Desa
Pada tahap ini dilaksanakan breafing pada tanggal 10 Agustus 2020
mengenai pengenalan REKASEMA (Remaja Karangwungu Sehat dan
Mandiri) yang dihadiri oleh kepala desa, ketua PKK, PJ UKM, tenaga
kesehatan UPTD Puskesmas Karangdowo, kader desa Karangwungu.
Sekaligus pengenalan mahasiswa praktek profesi bidan stase komunitas
Poltekkes Kemenkes Surakarta. Tujuan dari breafing ini adalah
pembentukan kelompok untuk pelaksanaan pendataan PIS PK dari rumah
ke rumah sehingga dilakukan kolaborasi dengan kader yang bertempat
tinggal diwilayah tersebut. Lokasi yang terpilih untuk dilakukan asuhan
kebidanan komunitas adalah desa Karangwungu Kecamatan Karangdowo.
2. Pengkajian data
Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan PISPK yang dilakukan
diluar jam kerja pelayanan puskesmas dengan berkolaborasi dengan kader
dimulai tanggal 10-16 Agustus 2020 dari pukul 11.00 WIB – 17.00 WIB
di desa Karangwungu berupa pengkajian dari rumah ke rumah mengenai
permasalahan kesehatan sebanyak 106 KK dilakukan pendataan dengan
hasil sebagai berikut :

31
Tabel 3.2 Indikator Penilaian
No Indikator yang dinilai Pencapain
1. Keluarga mengikuti Program KB Tidak KB : 27,7 % (15 KK)
KB : 72,2 % (39 KK)
2. Bersalin di Fasilitas Kesehatan 100%
3 Bayi mendapat Imunisasi dasar 100%
lengkap
4. Pemberian ASI Eksklusif bayi 0-6 100%
bulan
5. Pemantauan Pentumbuhan balita Terpantau : 83,3%
(Kurangnya antusias atau Tidak terpantau teratur : 16,6 %
keikutsertaan ibu balita dalam kelas
balita)
6. Penderita Hipertensi yang berobat Teratur: 45,5% (5 orang)
teratur Tidak teratur : 54,5% (6 orang)
7. Penderita TB paru yang berobat 100%
sesuai standar
8. Penderita gangguan jiwa yang 100% (1 orang)
diobati
9. Keterpaparan Keluarga dengan Merokok : 14,8% (8 KK)
rokok Tidak Merokok : 85,2 (46 KK)
10. Kepemilikan JKN Punya : 48,2% (26KK)
Tidak punya : 51,8% (28KK)
11. Sarana Air Bersih 100%
12. Kepemilikan jamban sehat 100%
13. Kehamilan Remaja 15 orang

D. Planning Of Action (POA)


1. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan PISPK
yang dilakukan diluar jam kerja pelayanan puskesmas dengan
berkolaborasi dengan kader dimulai tanggal 10-16 Agustus 2020, terdapat
beberapa masalah diantaranya sebagai berikut:
Tabel 3.3 Plan of Action
No Masalah Pencapaian(%) Target(%)
1. Kurangnya Pemantauan Pertumbuhan
Balita (Kurangnya antusias atau
83,3 100
keikutsertaan ibu balita dalam kelas
balita)
2. Balita yang mendapatkan pelayanan
85 67,32
MTBS belum memenuhi target
3. Kurangnya keikutsertaan Program KB 72,2 100
4. Rendahnya Penderita Hipertensi yang
45,5 100
Berobat Teratur
5. Angota keluarga yang tidak merokok 85,2 100
6. Rendahnya Kepemilikan JKN oleh
51,8 100
anggota keluarga
7. Kurangnya dilibatkannya remaja
15
dalam program kesehatan desa

32
2. Prioritas Masalah
Dari beberapa masalah yang telah teridentifikasi maka kelompok
memprioritaskan masalah untuk dapat dibuat rencana penyelesaian
masalah sesuai dengan urutan prioritas masalahnya, dari ke tujuh masalah
yang telah diidentifikasi, kami melakukan analisis urgensi masalah dengan
menggunakan metode USG yakni :
a. Urgency (dilihat dari ketersediaan waktu, mendesak atau tidaknya
masalah tersebut diselesaikan).
b. Seriousness (tingkat keseriusan masalah).
c. Growth (tingkat perkembangan masalah).
Berdasarkan penilaian dengan menggunakan skala likert yakni poin 1
(sangat kecil), 2 (kecil), 3 (sedang), 4 (besar), dan 5 (sangat besar)
ditemukan hasil penilaian sebagai berikut
Tabel 3.4 Prioritas Masalah
U S G
MASALAH Total
NO (Urgency) (Seriousness) (Growth)
1 Kurangnya Pemantauan
pertumbuhan Balita
(Kurangnya antusias atau 5 4 5 100
keikutsertaan ibu balita dalam
kelas balita)
2 Balita yang mendapatkan
pelayanan MTBS belum 4 4 4 64
memenuhi target
3 Kurangnya keikutsertaan
5 4 4 80
Program KB
4 Rendahnya Penderita
Hipertensi yang Berobat 4 5 3 60
Teratur
5 Angota keluarga yang tidak
3 4 4 48
merokok
6 Rendahnya Kepemilikan JKN
4 3 4 48
oleh anggota keluarga
7 Kurangnya dilibatkannya
remaja dalam program 5 5 5 125
kesehatan desa

Dari hasil pemrioritasan masalah dengan cara USG maka didapatkan


hasil bahwa masalah dengan skor tertinggi ditinjau dari U (Urgency (dilihat
dari ketersediaan waktu, mendesak atau tidaknya masalah tersebut
diselesaikan), Seriousness (tingkat keseriusan masalah), dan Growth (tingkat
perkembangan masalah) adalah kurangnya dilibatkannya remaja dalam
program kesehatan desa dengan skor 125.

33
Remaja merupakan sumber daya manusia yang maish produktif.
Ditinjau dari permasalahan tersebut maka kelompok kami memiliki rencana
inovasi untuk menanggulangi hal tersebut yang bertujuan memberikan wadah
atau kelas kesehatan/posyandu remaja agar remaja dapat tetap berkegiatan
positif dan kesehatannya terpantau dengan baik

E. Rencana Usulan Kegiatan


1. Nama Kegiatan
Kelas remaja yang diadopsi dari kegiatan karang taruna yang di beri nama
“REKASEMA” Remaja Karangwungu Sehat dan Mandiri
2. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Mempersiapkan remaja menjadi generasi penerus bangsa yang
berkualitas secara fisik, mental, emosional dan ekonomi sehingga bisa
hidup secara produktif dan berdaya guna
b. Tujuan Khusus
1) Tercapainya kesehatan reproduksi remaja yang optimal
2) Meningkat dan berkembangnya usaha anggota posyandu remaja
3) Sebagai wadah bagi remaja untuk penyaluran aspirasi dan
pengembangan kreatifitas yang bersifat positif
4) Peningkatan produktifitas remaja dan keluarga secara optimal
5) Terjalinnya kerjasama antar anggota dalam rangka untuk
mewujudkan kesehatan secara mandiri Bentuk Kegiatan
3. Bentuk kegiatan
a. Pengukuran BB, TB, Lila, tekanan darah yang dilakukan sebulan
sekali
b. Penyuluhan dan pelatihan ketrampilan setiap bulannya, dengan
melibatkan sector lain khususnya tentang kehamilan remaja
c. Senam
d. Pemantauan jentik
e. Pemberian Tab.Fe pada remaja putri
f. Pemberian PMT
g. Menjaga Kesehatan lingkungan
h. Kampanye sehat melalui media social, meliputi pembentukan grup
dalam whatsApp, Line, atau Instagram

34
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Kegiatan Puskesmas
a. Kegiatan Dalam Gedung
Kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan didalam
gedung puskesmas kemalang adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan pemeriksaan umum dan tindakan
1) Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut
2) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
3) Pelayanan kefarmasian
4) Pelayanan laboratorium
5) Pelayanan KB dan IVA-IMS-VCT
6) Pelayanan Imunisasi
Pelayanan di Puskesmas berlangsung dari Hari Senin (jam kerja 07.00
– 14.00 WIB) sampai Hari Sabtu (jam kerja 07.00 – 12.00 WIB). Setiap
paginya sebelum melaksanakan tugas, seluruh petugas puskesmas
melakukan apel pagi. Pada saat apel pagi hal yang biasanya dibahas
diantaranya kegiatan yang akan berlangsung dan penanggung jawabnya,
berita surat masuk, dan informasi informasi lainnya.
Setelah melakukan apel pagi, pelayanan di Puskesmas berjalan.
Khususnya pada bidang KIA terbagi dalam 5 bagian diantaranya
pemeriksaan ibu, pemeriksaan anak, imunisasi, PONED serta pelayanan
KB. Pada pemeriksaan ibu, terdapat 2 bidan yang bertanggung jawab
setiap harinya, pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan ANC
yang merupakan pemeriksaan kehamilan disertai dengan rujukan internal
berkolaborasi denganlaboratorium untuk pemeriksaan golongan darah,
Hb, VCT, HbSAg, protein urin, reduksi urin, dan sifilis.
Sementara pada pelayanan anak dan imunisasi, terdapat beberapa
tanggal khusus dimana setiap hari Kamis, merupakan jadwal imunisasi.
Disamping pelayanan pada anak, bagian ini juga melayani penyuntikan
TT pada calon pasutri. Pelayanan yang diberikan pada calon pengantin
adalah berkolaborasi dengan laborat untuk pemeriksaan golongan darah
dan PP Test. Setiap calon pengantin wajib mengetahui urgensi pemberian

35
imunisasi TT. Oleh karena itu, diberikan konseling imunisasi TT dan
manfaatnya. Disamping itu, setiap calon pasutri mendapat penyuluhan
tentang kesehatan reproduksi pra nikah. Selanjutnya pada bagian
pemeriksaan KB, khusus Hari Kamis, sementara pada hari lainnya
menerima pemeriksaan KB pada umumnya (suntik, pil).
b. Kegiatan Luar Gedung
Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial dan Pengembangan yang
dilakukan puskesmas Karangdowo adalah sebagai berikut :
1) Promosi Kesehatan termasuk UKS
a) Penyuluhan (massal, konseling)
b) Gerakan masyarakat
c) Pendataan PHBS
d) Pembinaan UKK
e) Penyuluhan bagi kelompok khusus (remaja) terutama tentang
kesehatan remaja
2) Kesehatan lingkungan
a) Inspeksi sanitasi (IS Rumah Tangga, IS sekolah, IS TTU)
b) Pengawasan dan pengamanan makanan
c) Kegiatan Stop BABS
d) Pemeriksaan kualitas air
3) Kesehatan Ibu, Anak dan keluarga Berencana
a) Kelas Ibu Hamil
b) Kelas Ibu Balita
c) Pembinaan dukun bayi
d) Pelacakan kematian ibu/bayi/balita
e) Pemantauan ibu hamil, bayi dan balita resiko tinggi
f) Posyandu Lansia
4) Perbaikan Gizi Masyarakat
a) Posyandu balita
b) Pendataan Kadarzi
c) Pelacakan kasus gizi buruk
d) Pemantauan konsumsi garam yodium bagi rumah tangga
5) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
a) Pendataan sasaran imunisasi
b) Sweeping imunisasi

36
c) Kampanye Imunisasi
d) Pemantauan Jentik Berkala (PJB)
e) Penyelidikan Epidemiologi (PE)
f) Posbindu
6) Keperawatan Kesehatan Masyarakat
a) Kegiatan Perkesmas
b) PMO bagi penderita TB dan kusta
7) Pelaksanan PISPK(Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga)
Pelaksanaan PISPK (Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga)
Dilakukan diluar jam kerja pelayanan puskesmas dengan berkolaborasi
dengan kader dimulai tanggal 10-16 Agustus 2020 dari pukul 11.00
WIB – 17.00 WIB di desa Dompol berupa pengkajian dari rumah ke
rumah mengenai permasalahan kesehatan berkenaan dengan 12
indikator yaitu :
1) Keluarga Mengikuti KB
2) Persalinan di Fasilitas Kesehatan
3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4) Bayi diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan
5) Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
6) Penderita TB paru berobat sesuai standard
7) Penderita hipertensi berobat teratur
8) Gangguan Jiwa berat tidak ditelantarkan
9) Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10) Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
11) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
12) Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
1. Kegiatan Inovatif
Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan dan sesuai
dengan prioritas masalah maka didapatkan hasil bahwa masalah yang
menduduki peringkat pertama adalah kurang dilibatkannya remaja dalam
kesehatan lingkungan, tentunya hal ini membutuhkan perhatian dan
penanganan yang serius. Maka dari itu kelompok kami memiliki rencana
inovasi untuk menanggulangi hal tersebut yang bertujuan memberikan
wadah atau kelas kesehatan/posyandu remaja agar remaja tersebut dapat
tetap berkegiatan positif dan kesehatannya terpantau dengan baik

37
Pembentukan posyandu Remaja dengan Program “REKASEMA”
Remaja Karangwungu Sehat dan Mandiri dimana program ini mengulas
bagaimana mempersiapkan remaja untuk siap dalam menghadapi
kehidupan yang akan datang mulai dari kesehatan fisik, mental, sikap dan
perilaku yang memenuhi standar kesehatan. Selain itu kegiatan ini
bertujuan untuk menambah pengetahuan remaja tentang kesehatan dan
pengenalan terhadap obat-obatan serta melibatkan remaja dalam kegiatan
kesehatan seperti satgas covid, pemberian ember kran pada warga
masyarakay dan pembuatan ember kran.
a. Sasaran Kegiatan
1) Masyarakat Desa Karangwungu
2) Seluruh Remaja di desa Karangwungu dan Organisasi Remaja
(RISMA, Karang Taruna dan lain-lain)
3) Tokoh Masyarakat
4) Bidan dan Kader kesehatan
b. Pelaksanaan kegiatan
Untuk membentuk program “REKESMA” ini maka diadakan suatu acara
pembukaan/launching program tersebut, berikut paparan kegiatan
tersebut:
1) Waktu Pelaksanaan Launching Program REKASEMA
Hari/Tanggal : Jumat, 23 Agustus 2020
Tempat : Balai Desa Karangwungu
Pukul : 13.30 WIB s/d selesai
2) Susunan Kegiatan
a) Pembukaan dan Sambutan
b) Penyuluhan Kesehatan Reproduksi remaja
c) GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)
d) Pemaparan masalah kesehatan yang ada di desa Karangwungu
e) Pembentukan/Launching Program REKASEMA
3) Pemaparan Bentuk Kegiatan dari Program REKASEMA
a) Pemeriksaan kesehatan secara berkala oleh tenaga kesehatan
setiap 6 bulan sekali, yang terdiri dari pemeriksaan Tekanan
darah, tinggi badan, berat badan, Hb dan golongan darah)
b) Memberikan Pendidikan kesehatan dan pendidikan ketrampilan
dengan melibatkan sektor lain

38
c) Melakukan (Germas) Gerakan masyarakat, yang meliputi kegiatan
sebagai berikut :
1) Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri
2) Gerakan makan buah dan sayur
3) Melakukan Aktifitas Fisik
4) Enyahkan asap rokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol
5) Periksa kesehatan Rutin
d) Menjaga kesehatan lingkungan
e) Membuat warung hidup
f) Melakukan penanaman jahe, kunyit, kencur, lombok dan tomat
g) Pembuatan ember kran
h) Penyemprotan desinfektan
i) Melibatkan remaja dalam satgas covid

B. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi kegiatan Puskesmas
Evaluasi Proses Kegiatan Dalam Gedung Puskesmas melalui media
minilokakarya Puskesmas secara rutin setiap bulan, dan laporan bulanan
Program yang dikirim ke Dinas Kesehatan. Dilakukan evaluasi secara
rutin oleh masing-masing program dan dikonfirmasikan dengan program
yang terkait dalam forum minilokakarya bulanan Puskesmas. Bahan
matang evaluasi masing-masing program dalam minilokakarya dibawa ke
forum Rapat Tinjauan Mutu Puskesmas (RTM) yang diketuai oleh Pokja
UKP akreditasi untuk dibahas setiap 6 bulan sekali sehingga akan muncul
sebagai indicator capaian kinerja mutu Program atau yang sering disebut
dengan Pencapaian Kinerja Program PKP.
2. Evaluasi Hasil Kegiatan Inovatif/Karya Inovasi Pelayanan kebidanan
a. Terbentuknya Program REKASEMA
Kelas/posyandu remaja yang diadopsi dari kegiatan karang taruna
yang sudah ada dan di beri nama “REKASEMA” (Remaja
Karangwungu Sehat dan Mandiri) sudah dibentuk atau di launcing
pada tanggal 23 Agustus 2020.

39
b. Evaluasi bentuk kegiatan program REKASEMA
1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala oleh tenaga kesehatan
setiap 6 bulan sekali, yang terdiri dari pemeriksaan Tekanan
darah, tinggi badan, berat badan, Hb dan golongan darah)
Evaluasi dilakukan dengan melihat berjalannya kegiatan
Posyandu Remaja Desa Karangwungu, maka jelas pemeriksaan
kesehatan akan terlaksana, dan telah terbentuk penanggung jawab
dari tenaga kesehatan untuk kegiatan tersebut.
2) Memberikan Pendidikan kesehatan dan pendidikan ketrampilan
dengan melibatkan sector lain
Evaluasi terselenggaranya kegiatan penyuluhan dan pelatihan
ketrampilan bagi remaja dan masyarakat pada umumnya di Desa
Karangwungu
3) Melakukan (Germas) Gerakan masyarakat, yang meliputi
kegiatan sebagai berikut :
a) Pemberian tablet tambah darah bagi rematri
Evaluasi: Telah terdistribusi TTD (tablet Tambah darah) bagi
remaja putri
b) Gerakan makan buah dan sayur
Evaluasi: Telah terselenggaran kegiatan germas makan
buah/sayur dan tersedianya buah/sayur dalam menu setiap
keluarga
c) Melakukan Aktifitas Fisik
Evaluasi dinilai dari terselenggaranya kegiatan aktifitas fisik
setiap hari minimal 30 menit secara teratur
d) Periksa kesehatan Rutin
Evaluasi dinilai dari terpantaunya kondisi kesehatan remaja
secara teratur dengan memanfaatkan buku Rapor
Kesehatanku
e) Menjaga Kebersihan Lingkungan
Evaluasi terselenggaranya kegiatan bersih desa dengan
pelibatan remaja secara proaktif, terkelolanya sampah secara
benar
4) Kegiatan social seperti donor darah, bazaar dan kegiatan lainnya
yang dapat bekerjasama dengan pihak terkait.

40
- Evaluasi akan terselenggaranya kegiatan social seperti donor
darah, bazaar dan lain-lain bekerjasama dengan pihak terkait
5) Mewujudkan Kampung Remaja Sehat
Menciptakan kampung remaja sehat dengan membentuk beberapa
kegiatan seperti RISMA (Remaja Islam Masjid), club Olahraga,
dan Arisan
- Evaluasi akan terbentuknya Kampung Remaja Sehat di Desa
Dompol.
6) Penggalangan Dana
Evaluasi terbentuknya penggalangan dana bagi kegiatan remaja
dengan melihat kegiatan ekonomi yang sudah terlaksana dengan
melihat daftar hadir, foto kegiatan dan laporan hasil kegiatan.
7) Rapor Kesehatan-Ku
Sebagai bentuk evaluasi kegiatan yang dilaksanakan serta sebagai
indikator pencapaian keberhasilan program.
- Evaluasi dilakukan dengan melihat terjadwalnya kegiatan
Posyandu Remaja di Desa Karangwungu secara rutin.

41
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian materi dan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pentingnya asuhan yang diberikan pada remaja sehingga terciptanya
wadah aspirasi guna menampung energi positif para remaja. Di Lingkungan
kerja Puskesmas Kemalang masih terdapat beberapa masalah diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya Pemantauan Pertumbuhan Balita (Kurangnya antusias atau
keikutsertaan ibu balita dalam kelas balita)
2. Balita yang mendapatkan pelayanan MTBS belum memenuhi target
3. Kurangnya keikutsertaan Program KB
4. Rendahnya Penderita Hipertensi yang Berobat Teratur
5. Masih banyak keluarga yang anggota keluarganya merokok
6. Rendahnya Kepemilikan JKN oleh anggota keluarga
7. Kurang dilibatkannya remaja dalam program kesehatan lingkungan
Diantara masalah tersebut, kurang dilibatkannya remaja dalam program
kesehatan lingkungan mendapatkan nilai prioritas yang tinggi yaitu
mendapatkan nilai 125. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibentuknya
posyandu remaja bernama “REKASEMA” (Remaja Karangwungu Sehat
dan Mandiri). Diharapkan program ini dapat berlangsung secara continue
dan dapat meningkatkan kesadaran akan kesehatan terutama kesehatan
lingkungan.

B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat turut berperan aktif dalam pembentukan
posyandu remaja sehingga terwujudnya kesehatan remaja yang optimal
2. Bagi instansi kesehatan
Dapat menyelenggarakan posyandu remaja secara continue sehingga
tercapainya kesehatan remaja yang optimal
3. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan continue
kepada mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.

42
4. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan posyandu remaja secara mandiri sesuai dengan
teori yang didapatkan selama perkuliahan berlangsung untuk menerapkan
kesehatan reproduksi yang optimal

43
DAFTAR PUSTAKA

Ambar, Teguh Sulistiyani. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdyaan.


Yogyakarta: Gava Media.

Onny S. Prijono, dan A. M. W. Pranarka (Penyunting). 1996. Pemberdayaan:


Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.

Suparjan dan Hempri Suyatno. 2003. Pengembangan Masyarakat dari


Pembangunan sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media.

Tri, Winarni. 1998. Memahami Pemberdyaan Masyarakat Desa Partisipatif dalam


Orientasi Pembangunan Masyarakat Desa menyongsong abad 21: menuju
Pemberdayaan Pelayanan Masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media.

Pemantauan wilayah setempat, departeman Kesehatan Republik Indonesia 2005

44

Anda mungkin juga menyukai