Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

OSEANOGRAFI KIMIA

OLEH :
KELOMPOK : III (TIGA)
NAMA : RANDA YUDISTIRA
ASISTEN : MIARNI FAUZYIA

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
OSEANOGRAFI KIMIA

Laporan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah
Oseanografi Kimia

OLEH :
KELOMPOK : III (TIGA)
NAMA : RANDA YUDISTIRA
ASISTEN : MIARNI FAUZYIA

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Lengkap Oseanografi Kimia


LaporanLengkap : Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada
Mata Kuliah Oseanografi Kimia
Nama : Randa Yudistira
NIM : I1C120032
Kelompok : 3 (Tiga)
Jurusan : Ilmu Kelautan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Laporan Lengkap Ini


Telah Diperiksadan Disetujui Oleh:

Koordinator Asisten Asisten Pembimbing

Adi Iman Wahyudi, S.Pi., M.Si Miarni Fauzyia


NIP. 19750815 200501 1 003 NIM. I1F117024

Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Oseanografi Kimia

Emiyarti, S.Pi.,M.Si
NIP. 19700508 199803 2 001

Kendari, Desember 2021


Tanggal Pengesahan

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya,  penulis dapat

menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Oseanografi kimia ini. Laporan ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Oseanografi

Kimia.

Terwujudnya Laporan Lengkap Praktikum Oseanografi Kimia ini tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak terkhusus asisten pembimbing penulis Kak

Miarni Fauzyia, maka melalui kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada kedua orang tua penulis, karena dengan do’a dan dukungan

mereka penulis dapat menyelesaikan laporan ini

Dalam penulisan laporan lengkap praktikum osenografi kimia ini, penulis

menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh

dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh

karena itu, segala koreksi dan saran  kearah perbaikan sangat penulis harapkan

guna penyempurnaan laporan lengkap praktikum osenografi kimia.

Kendari, Desember 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. DO ......................................................................................... 4
B. Nitrat....................................................................................... 5
C. Fosfat .................................................................................... 5
III. METODE PENELITIAN ......................................................... 7
A. Waktu dan Tempat ................................................................. 7
B. Alat dan Bahan ...................................................................... 7
C. Prosedur Kerja ....................................................................... 8
D. Analisis Data........................................................................... 10
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ...................................................................................... 11
B. Pembahasan ........................................................................... 11
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 13
B. Saran ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Alat dan Bahan Serta Kegunaannya............................................... 7

2. Hasil Pengukuran Parameter Kimia Perairan................................. 11

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Lokasi Pengambilan Sampel.......................................................... 7

vii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

lima pulau besar dan ribuan pulau kecil yang beragam bentuk dan ukuran, dan

secara keseluruhan 70% wilayah teritorial Indonesia adalah lautan, sehingga

kehidupan sehari-hari penduduk Indonesia sangat berhubungan dengan laut.

Wilayah Indonesia juga terletak diantara benua Asia dan Australia serta diapit

oleh Samudera Hindia dan Pasifik, kondisi ini membuat wilayah laut Indonesia

mempunyai posisi yang sangat strategis dalam rute pelayaran internasional untuk

kepentingan perekonomian dunia (Kurniawan dkk., 2012)

Kata oseanografi adalah berasal dari gabungan dua suku kata Yunani yaitu

oseanus (samudra) dan graphos yang berarti uraian atau deskripsi. Sehingga

oseanografi dapat diartikan sebagai deskripsi tentang samudra tetap lingkup

oseanografi kenyatannya lebih dari sekedar deskripsi tentang samudera, karena

samudera sendiri akan melibatkan berbagai macam jenis ilmu jika diungkapkan.

Oseanografi kimia merupakan bagian ilmu oseanografi yang memperhatikan

berbagai proses aksi dan reaksi antar unsur, molekul, atau campuran dalam sistem

reversible atau ireversibel (Prarikeslan, 2016).

Oksigen terlarut adalah sejumlah oksigen yang terlarut dalam suatu

perairan. Oksigen terlarut berasal dari tanaman laut yang berfotosintesis atau

difusi dari udara. Oksigen terlarut dalam laut dimanfaatkann oleh organisme

perairan untuk respirasi dan penguraian za-zat organik oleh mikroorganisme.

Menurunnya kadar
2

oksigen terlarut di perairan menyebabkan terganggunya ekosistem perairan dan

mengakibatkan semakin berkurangnya populasi biota (Patty dkk., 2015)

Nitrat merupakan salah satu bentuk persenyawaan nitrogen yang tidak

bersifat toksik terhadap organisme akuatik, dan dapat dijadikan sebagai indikator

kesuburan suatu perairan yang diwujudkan dalam pertumbuhan fitoplankton

sebagai sumber nutrisi alami bagi ikan. . Senyawa ini dihasilkan dari proses

oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrat merupakan sumber

nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonversi menjadi protein. Nitrat nitrogen

sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil (Kusumaningtyas, 2010).

Fosfat (PO4-P) adalah salah satu unsur esensial bagi metabolisme dan

pembentukan protein. Fosfat merupakan salah satu senyawa nutrien yang sangat

penting di laut fosfat menjadi faktor pembatas yang sangat penting di perairan

produktif dan tidak produktif, fosfor memainkan peranan penting dalam

determinasi jumlah fitoplankton. Di perairan, unsur fosfor tidak ditemukan dalam

bentuk bebas sebagai elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang

terlarut (ortofosfat dan polifosfat) dan senyawa organik yang berupa

partikulat (Hamuna dkk., 2018).

Kawasan Teluk Kendari merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh Kota

Kendari dan Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki karakteristik yang unik.

Salah satu keunikan yang menonjol dan menjadikan kawasan ini berbeda dengan

kawasan lain adalah kondisi fisik kawasan ini yang menyerupai suatu estuaria.

Kondisi ini sewajarnya membawa konsekuensi pada perencanaan kawasan Teluk

Kendari yang relatif berbeda dengan perencanaan kawasan lain di Kota Kendari.

Selain keunikan kondisi geografis tersebut, kawasan Teluk Kendari merupakan


3

pintu gerbang Kota Kendari maupun Provinsi Sulawesi Tenggara dari arah laut.

Oleh karenanya, pendekatan penyusunan rencana pengelolaan dan

pengembangan kawasan ini harus memperhatikan karakteristik laut, pesisir, dan

daerah up-land atau hulunya (Apriyanto, 2017).

Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum ini perlu dilakukan agar

menambah wawasan bagi para praktikan tentang pengukuran parameter kimia

perairan khususnya perairan laut. Diharapkan setelah praktikum ini para

praktikan dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kasus

pencemaran lingkungan perairan.

B. Tujuan dan Manfaat

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara menghitung nilai DO,

nitrat, dan fosfat yang terkandung dalam perairan teluk Kendari. Dan untuk

mengetahui kualitas perairan Teluk Kendari yang jika dilihat secara fisik telah

mengalami pencemaran.

Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan mampu mengukur kadar bahan-

bahan kimia perairan untuk mengetahui tingkat pencemaran suatu laut.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. DO

Oksigen terlarut dinyatakan dalam mgO2/L. Kadar DO yang tinggi

mengindikasikan bahwa air tersebut layak digunakan dan baik untuk biota

perairan, jika kadar DO rendah mengindikasikan bahwa perairan tersebut telah

tercemar dan dapat merusak ekosistem dalam suatu perairan (Aruan & Siahan,

2017). Pengukuran oksigen dilakukan dengan menggunakan metode modifikasi

winkler, dimana larutan yang bersifat basa kuat (MnSO4) bereaksi dengan dengan

OH dan membentuk endapan Mn(OH)2 yang berwarna putih. Endapan Mn(OH)2

bersifat tidak stabil, sehingga segera dioksidasi oleh oksigen yang berada di dalam

contoh dan menjadi Mn(OH)3. Kemudian Mn(OH)3 akan larut kembali setelah

diberi dengan asam kuat (H2SO4) dan melepaskan Mn3+ yang bersifat oksidator.

Ion Mn3+ akan mengoksidasi ion Iodida menjadi I2 bebas. Banyaknya I3- yang

terbentuk akan ekuivalen dengan endapan Mn(OH)3. Kemudian larutan tersebut

dititrasi dengan menggunakan natrium tiosulfat memakai indikator amilum.

Titrasi dihentikan saat larutan berubah warna dari biru keungu-unguan menjadi

tidak berwarna (Hamzah & Trenggono, 2014).

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut

dengan oksigen terlarut (Oxygen Demand) merupakan salah satu parameter

penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk

konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2)yang tersedia dalam suatu badan

air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki

kualitas yangbagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air

tersebut telah tercemar. Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana


5

badan air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain

itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh

banyaknya oksigen dalam air (Aruan & Siahan, 2017)

B. Nitrat

Nitrat merupakan elemen kunci dalam siklus nitrogen karena hubungan

antara proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat merupakan elemen kunci dalam

siklus nitrogen karena hubungan antara proses nitrifikasi dan denitrifikasi.

Sebelum menjadi nitrat, bentuk nitrat pertama kali adalah ammonia yang

dioksidasi menjadi nitrit, kemudian menjadi nitrat. Nitrit merupakan hasil oksidasi

dari ammonia dengan bantuan bakteri nitrisomonas dan nitrat merupakan hasil

dari oksidasi nitrit dengan bantuan bakteri nitrobakteri. Bakteri tersebut akan

optimal melakukan proses nitrifikasi pada pH 7,0–7,3. Aktifitas nitrifikasi di

dalam sungai akan menguras kadar oksigen terlarut sehingga menciptakan kondisi

anaerobik. Ketika kondisi air mengandung banyak oksigen tidak akan berbahaya

karena akan terjadi proses denitrifikasi yang akan membuat konsentrasi nitrat

rendah. Konsentrasi nitrat rendah dikarenakan terjadinya proses denitrifikasi

dimana nitrat melalui nitrit akan menghasilkan nitrogen bebas yang akhirnya

kembali menjadi amoniak (Patricia dkk., 2018).

C. Fosfat

Fosfat pada perairan berbentuk ortofosfat (PO4). Kandungan ortofosfat

dalam perairan menandakan kesuburan perairan tersebut. Kandungan fosfat

dalam perairan pada umumnya berasal dari limpasan pupuk pada pertanian,

kotoran manusia maupun hewan, kadar sabun, pengolahan sayuran, serta industri

pulp dan kertas. Penggunaan detergen dalam rumah tangga juga menjadi
6

penyumbang kadar fosfat yang signifikan dalam perairan. Biota air membutuhkan

kadar fosfat untuk kehidupannya, namun jika dalam konsentrasi yang berlebihan

akan menimbulkan dampak yang berbahaya. Jumlah fosfat yang tinggi akan

menghasilkan pertumbuhan alga yang sangat besar dan berakibat kurangnya sinar

matahari yang masuk ke perairan. Ketika alga mati, bakteri akan memecahnya

menggunakan oksigen terlarut di dalam air (Hendrawan dkk., 2018).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel


(Sumber. Google Earth. 2021)

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 01 Desember 2021, bertempat

di Laboratorium FPIK UHO, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Halu Oleo, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengambilan sampel

dilakukan di Kendari. Teluk Kendari merupakan muara dari 13 aungai yang

berada di Kot Kendari dan sekitarnya. Hulu sungai tersebut berada di Kabupaten

Konawe dan Konawe selatan (Putra dkk., 2017) .

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 1. Alat dan Bahan serta Kegunaanya.


No Alat dan bahan Satuan kegunaan
1 Alat
Mengambil larutan dalam
- Pipet tetes ml
jumlah tertentu

- Botol ml Menyimpan sampel


- Tabung reaksi ml Mengamati obyek
- Fortex - Menghomogenkan
larutan
- Hot Plate - Memanaskan larutan
- Buret - Mengukur volume
larutan dalam titrasi
- Labu Erlenmeyer - Sebagai wadah
- Pipet Volum - Mengambil dan
memnidahkan larutan
2 Bahan
- MnSO4 ml Pengawet
- NaN3 ml Pengawet
- DO ml Objek pengamatan
- Nitrat ml Objek pengamatan
- Fosfat ml Objek pengamatan
- H2SO4 ml Campuran
- N-tiosulfat ml Indikator

D. Prosedur Kerja

1. Pengambilan Sampel

- Menyiapkan botol yang digunakan sebagai tempat penyimpanan sampel.

- membuka tutup botol lalu masukkan ke dalam perairan. Tunggu air terisi

hingga tidak terdapat gelembung udara di dalam botol.

- Menutup kembali botol dengan kondisi berada di dalam air, lalu bawa ke

darat.

- Membuka tutup botol berisi sampel.

- Memasukkan pengawet MnSO4 dan NaN3 sebanyak 2 ml menggunakak

pipet tetes.

- Menutup kembali botol berisi sampel.


2. Pengukuran

a) DO

 Menyiapkan botol berisi sampel.

 Mengambil sampel sebanyak 50 ml.

 Menambahkan H2SO4 2 ml hingga sampel berubah dari bening ke orange.

 Menambahkan indikator kanji 1-2 tetes ( warna berubah dari orange ke biru

keunguan.

 Melakukan titrasi dengan menambahkan N-tiosulfat hingga larutan berubah

warna.

b) Nitrat

 Mengambil sampel sebanyak 5 ml, lalu dimasukkan ke dalam gelas piala.

 Menambahkan larutan H2SO4 lalu aduk.

 Menambahkan 1 ml NaCl.

 Memasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu homogenkan menggunakan fortex.

 Meletakkan larutan di ata hot plate dan tunggu hingga sekitar 15 menit.

c) Fosfat

 Memasukkan larutan sebanyak 5 ml ke dalam gelas beker.

 Larutan mix (5 ml larutan dimasukkan ke dalam larutan sampel).

 Memasukkan larutan ke dalam kufet dan dimasukkan ke dalam

spektofotometer.
C. Analisis Data

Rumus DO = F1 x F2 x 4 x ml titrasi

F1 = N.tio = 0,025 = 1
0,025 0,025

F2 = 50 x 152 = 51,35
152 - 4

F2 = 51,35 = 1,025
50

DO = F1 x F2 x 4 x ml titrasi
= 1 x 1,027 x 4 x 1,4
= 5,75 mg/L
11

IV. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Data hasil pengukuran parameter perairan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil pengukuran.


No Parameter kimia Hasil Satuan
1 DO 1,027 mg/L
2 Nitrat 0,454 mg/L
3 Fosfat 0,108 mg/L

B. Pembahasan

DO, nitrat, dan fosfat merupakan unsur penting dalam suatu perairan.

Masing-masing unsur berperan sebagai parameter yang menentukan kualitas

perairan. Apabila nilai dari unsur-unsur tersebut mengalami penurunan ataupun

kenaikan maka akan berpengaruh terhadap organisme pada kondisi perairan.

Berdasarkan data hasil pengamatan ketahui bahwa DO bernilai 1,027.

Kandungan Dissolved Oxygen (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan

normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik) atau berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air

dan Pengendalian Pencemaran Air menegaskan bahwa kadar DO minimum yang

harus ada pada air adalah >2 mg O 2/L. Kandungan oksigen terlarut tidak boleh

kurang dari 1,7 mg/L selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat

kejenuhan sebesar 70% (Aruan & Siahan, 2017).

Pada hasil pengamatan di atas diketahui bahwa nilai Nitrat di titik

Pengambilan sampel Adalah 0,454 mg/L. Menurut Effendi (2003), kadar nitrat

lebih dari 0,2 mg/L dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi (pengayaan)

perairan yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air


12

secara pesat (blooming). Kadar nitrat lebih dari 5 mg/L di suatu perairan

menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas

manusia dan tinja hewan.

Pada hasil penelitian diketahui bahwa nilai fosfat yang diperoleh adalah 0,108

mg/L. Konsentrasi fosfat yang diperoleh pada penelitian ini menandakan bahwa

konsentrasi fosfat di perairan Teluk Kendari telah melebihi standar baku mutu air

laut untuk biota laut sebagaimana dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup No. 51 tahun 2004, yaitu 0,015 mg/L. Sama halnya dengan konsentrasi

nitrat, tingginya konsentrasi fosfat dapat berbahaya bagi biota laut yang hidup

dalam perairan. Sebagai imbasnya, potensi terjadinya eutrofikasi atau ledakan

populasi (blooming) alga sangat besar. Menurut Anhwange dkk. (2012) bahwa

tingkat maksimum fosfat yang disarankan untuk sungai dan perairan yang telah

dilaporkan adalah 0,1 mg/L. Perairan yang nilai konsentasi fosfatnya lebih dari

0,1 mg/L sebagai perairan eutrof, dimana perairan ini sering terjadi blooming

fitoplankton (Subarijanti, 2005 dalam Hamuna dkk., 2018).

Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa kandungan unsur yang

menjadi parameter kimia telah melebihi batas wajar. Jika keadaan ini terus

dibiarkan, maka kondisi perairan teluk Kendari khususnya di sekitar area Swis

Belhotel Kendari akan mengalami pencemaran dan akan terjadi kematian

organisme laut dan darat. Maka dari itu kondisi ini diperlukan perhatian khusus

demi kelangsungan kondisi laut yang lebih terjaga.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Dari uraian di atas kita datap menarik kesimpulan bahwa hasil

pengukuran nilai parameter kimia di perairan area Swis Bel Hotel Kendari

menunjukkan bahwa nilai DO, nitrat, dan fosfat masing-masing 1,027,

0,454, dan 0,108. Nilai ini membuktikan bahwa kondisi perairan di titik

pengambilan sampel telah mengalami pencemaran.

B. Saran

Saran untuk para praktikan yang akan mengikuti praktikum agar

memperhatikan apa yang dijelaskan pada saat asistensi, terutama dalam

pengambilan sampel. Sebab jika terjadi sedikit kesalahan saja maka akan

berpengaruh terhadap hasil perhitungan.


Daftar Pustaka

Apriyanto, Heri. 2017. Kebijakan Pengelolaan Teluk Berbasis Daerah Aliran


Sungai (Studi Kasus Teluk Kendari).
Aruan, D. G., Romatua, Siahaan M. A. 2017. Penentuan Kadar Dissolved
Oxygen (DO) Pada Air Sungai Sidoras di Daerah Butar Kecamatan
Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara. E-ISSN :2527-712x Vol.2 (no.1).
Effendi, H. (2003). Telaah kualitas air, bagi pengelolaan sumber daya dan
lingkungan perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta: Kanisius.
Hamzah, Faisal, Trenggono, Mukti. 2014. Oksigen Terlarut di Selat Lombok.
Hamuna B., Rosye, H.R.T., Suwito, Hendra K. Mauri. 2018. Konsentrasi
Amoniak, Nitrat, dan fosfat, di Perairan Distrik, Depapre, Kabupaten
Jayapura. Jurnal Ilmiah. Vol. 14
Kurniawan R., Habibie M. N., Permana D. S. 2012. Kajian Daerah Rawan
Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia.
Kusumaningtyas, D.I. 2010. Analisis Kadar Nitrat dan Klasifikasi Tingkat
Kesuburan di Perairan Waduk Ir. H. Djuanda, Jati Luhur, Purwakarta.
Patty, Simon I. , Arfah, Hairati, Abdul, Malik S. 2015. Zat Hara (Fosfat, Nitrat),
Oksigen Terlarut Dan pH Kaitannya Dengan Kesuburan di Perairan
Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. 1 (1)
Patricia, Conchita. Astono, Widyo. Hendrawan, D. I. 2018. Kandungan Nitrat
dan fosfat di sungai Ciliwung. Seminar Nasional Cendekiawan.
Prarikeslan, Widya. 2016. Oseangrafi. Kencana. Jakarta
Putra A., Husrin S., Mutmainah H. 2017. Pattern Of Distribution Water Quality
Based Stability Standart Quality For Marine Biota In Kendari Bay,
Province Of Shouteast Sulawesi. Maspar Journal. 9(1).
Lengkapi
Lampiranm
u!!!!

Anda mungkin juga menyukai