Oleh :
08031382025110
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2023
ii Universitas Sriwijaya
HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) AIR
PERMUKAAN (SUNGAN KELEKAR DAN SUNGAI KALI PUCUK)
SECARA SPEKTROMETRI DI UPTD. LABORATORIUM
LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP PRABUMULIH
Oleh :
08031382025110
Indralaya,...................2023
Mengetahui,
ii Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
ii Universitas Sriwijaya
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya yang
telah memberikan izin dalam melakukan Kerja Praktik.
6. Bapak Prof. Hermansyah S.Si., M.Si., Ph.D selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya yang
telah menyetujui dan mengizinkan kegiatan kerja praktik ini.
7. Bapak Dr. Addy Rachmat, M.Si selaku Sekretaris Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya.
8. Ibu Debi Sandralia, ST selaku Kepala Laboratorium yang telah
membantu dan menerima kami untuk kuliah praktik Di UPTD.
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Prabumulih.
9. Kak Desi selaku Pembimbing Kerja Praktik Yang Telah Memberikan
Arahan Dan Bimbingan Yang Sangat Baik Dari Awal Hingga Akhir
Masa Kerja Praktek Selama Di UPTD. Laboratorium Lingkungan
Dinas Lingkungan Hidup Prabumulih .
10. Kakak Demi selaku Pembimbing Kerja Praktik Yang Telah
Memberikan Arahan Dan Bimbingan Yang Sangat Baik Dari Awal
Hingga Akhir Masa Kerja Praktek Selama.
11. Seluruh Kakak staff Di UPTD. Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup Prabumulih, yang banyak memberikan ilmu
Pengetahuan Baru Serta Membantu Selama Kerja Praktik ini.
12. Teman dan sahabat penulis yang selalu memberikan bantuan,
dukungan, semangat dan menjadi pendengar baik dalam menulis
laporan kerja praktik ini.
13. Semua pihak yang turut mengambil peran besar ataupun kecil, dalam
menyukseskan pelaksanaan Kerja Praktek oleh tim penulis Di UPTD.
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Prabumulih,
maupun dalam membantu kehidupan penulis yang tak dapat diseutkan
satu persatu.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa laporan ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, sangat diharapkan keritik dan saran yang
membangun dari pembaca yang berguna untu memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penulis berharap laporan ini berguna bagi penulis khususnya dan
ii Universitas Sriwijaya
bagi para pembaca pada umumunya, serta dapat menambah pengetahuan
untuk kemajuan ilmu pengetahuan dimana yang akan datang.
NIM. 08031382025110
ii Universitas Sriwijaya
ANALISIS KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) AIR
PERMUKAAN (SUNGAN KELEKAR DAN SUNGAI KALI PUCUK)
SECARA SPEKTROMETRI DI UPTD. LABORATORIUM
LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP PRABUMULIH
Dibimbing oleh
Universitas Sriwijaya
Abstrak
Air merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan bagi kehidupan
manusia, karena air dibutuhkan untuk berbagai kegiatan seperti kehidupan,
pertanian, industri, perikanan dan rekreasi. Sumber air minum sering menjadi
sumber pencemar pada penyakit water borne disease. Oleh karena itu sumber
air minum harus memenuhi syarat lokalisasi dan konstruksi. Syarat lokalisasi
menginginkan agar sumber air minum terhindar dari pengotoran, sehingga
perlu diperhatikan jarak sumber air minum dengan jamban, lubang galian
sampah, lubang galian untuk air limbah, dan sumber sumber pengotor lainnya.
COD (Chemical Oxgen Demand) sendiri berupa parameter yang menjadi baku
mutu berbagai air limbah industri selain beberapa parameter kunci lainnya.
Berdasarkan data pengamatan nilai % RPD untuk sungai kelekar 1 sebesar
1.,06%; sungai kelekar 2 sebesar 3,29%; sungai kelekar 3 sebesar 2,00%;
sungai kali pucuk 1 sebesar 2,93% dan sungai kali pucuk 2 sebsar 1,71%. Hasil
yang didapatkan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya saat
pengambilan sampel disungai, saat pemanasan sampel di cod reactor, saat
pendinginan pada suhu ruang yang mungkin posisi sampel yang masih belum
terbentuk endapan langsung diukur besar nilainya pada spektrofotometer.
ii Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
ii Universitas Sriwijaya
5.2 Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan bagi kehidupan
manusia, karena air dibutuhkan untuk berbagai kegiatan seperti kehidupan,
pertanian, industri, perikanan dan rekreasi. Air menutupi 70% permukaan
bumi, namun di banyak negara, cadangan air terdapat di jumlah yang sangat
terbatas. Tidak hanya kuantitas yang penting, tetapi juga kualitas air yang
dibutuhkan untuk penggunaan tertentu, seperti air yang cocok untuk keperluan
industri atau air minum. Oleh karena itu, sejumlah penggunaan air biasanya
diperlukan untuk memasok air dari sumber air tanah atau air permukaan. (Dewi
dkk, 2021).
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia seperti di negara sedang
berkembang lainnya juga cukup tinggi, yaitu sekitar 2,3% per tahun, bahkan di
daerah perkotaan mencapai 5,4% per tahun. Hal ini menyebabkan peningkatan
kebutuhan sarana prasarana perumahan dan lingkungan pemukiman serta
pengadaan perumahan terutama mengenai masalah kebutuhan air tanah.
Kebutuhan air tanah semakin lama semakin meningkat sejalan dengan
meningkatnya kebutuhan hidup manusia, baik di daerah perkotaan maupun
daerah perdesaan. Pertambahan penduduk yang cepat, banyak membawa
dampak negatif terhadap sumberdaya air baik kuantitas maupun kualitasnya.
Sementara itu, ada sebagian penduduk yang kurang mendapatkan pelayanan
air, tetapi di sisi lain terdapat aktivitas dan kegiatan penduduk yang
menggunakan air secara berlebihan dan cenderung menyebabkan pemborosan
air. Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup temasuk air
tanah. Air tanah yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan
air bersih dan air minum adalah air sumur gali (Widiyanto dkk, 2015).
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat zat organik dalam air sungai yang tercemar oleh
limbah tahu dan limbah rumah tangga di Prabumulih, Sumatera Selatan.
ii Universitas Sriwijaya
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan penglihatan dan survey warga sekitar, disekitar kawasan
Sungai tersebut terdapat banyak pabrik tahu dan peternakan yang mana
limbahnya dibuang ke sungai. Selain iu, minimnya kesadaran warga
sekitar juga membuang limbah rumah tangga ke sungai sehingga ketika
musim hujan air sungai tersebut akan meluap sehinga warga sekitar yang
merupakan dataran tinggi pun terkena dampaknya berupa banjir.
Berdasarkan masalah diatas maka peneltian tertarik untuk menganalis
COD air sungai kelekar yang berada di Karang Raja dan sungai kali
pucuk yang berada di Majasari yang terdapat pada kota Prabumulih,
Sumatera Selatan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat menjadi sumber dan referensi bagi pendidikan dan mahasiswa.
2. Dapat memberikan informasi kualitas air Sungai Kelekar di Karang
Raja dan Sungai Kali Pucuk di Majasari sebagai tempat pembuangan
sampah dan limbah pabrik tahu.
3. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya
kesadaran dan pengembangan sumber daya manusia untuk
menambah wawasan dan pengetahuan peneliti maupun pembaca,
mengenai kualitas air sungai akibat pembungan limbah pabrik tahu
dan limbah rumah tangga yang langsung dibuang ke sungai tanpa
adanya proses pengolahan terlebih dahulu.
ii Universitas Sriwijaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil UPTD Laboratorium
UPTD. Laboratorium Lingkungan DLH adalah Unit ya ng ber ada
dibawa h D inas L ingkunga n H idup yang bert ugas unt uk me la ya ni
dan me mbant u dinas da la m pengu ji an par amet er kualit as
lingkunga n pada P ert an ahan P ro vins i S umat er a S elat an. DLH
memiliki tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang penelitian ilmu
pengetahuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Adapun bidang penelitian UPTD. Laboratorium Lingkungan DLH
adalah sebagai berikut:
Kualitas Udara, Air dan tutupan vegetasi lahan
Pengelolaan dan pengendalian sampah yang menyebabkan kerusakan
lingkungan
Pengelolaan Limbah B3
Pelaksanaan proses izin lingkungan dan perusahaan
Pemanfaatan dan Pencadaan secara lestari sumber daya alam
Teknologi, Informasi dan Komunikasi serta Pertahanan dan Keamanan
lingkungan
Dinamika Sosial, Kemanusiaan dan Kebudayaan
2.2 Air
Sumber air minum sering menjadi sumber pencemar pada penyakit
water borne disease. Oleh karena itu sumber air minum harus memenuhi syarat
lokalisasi dan konstruksi. Syarat lokalisasi menginginkan agar sumber air
minum terhindar dari pengotoran, sehingga perlu diperhatikan jarak sumber air
minum dengan jamban, lubang galian sampah, lubang galian untuk air limbah,
dan sumber sumber pengotor lainnya. Sarana air bersih dapat menjadi media
penular berbagai penyakit yang dibawa oleh air apabila sarana tersebut tidak
anitier. Sarana air bersih selain kuantitasnya, kualitasnya harus memenuhi
standar yang berlaku, untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit
bawaan air. Akan tetapi, air yang sudah bersih seringkali ditampung di tempat
air yang tidak bersih atau mudah terkontaminasi, maka air yang telah aman
ii Universitas Sriwijaya
atau sehat akan menjadi berbahaya. Salah satu upaya memperkecil risiko
terkena penyakit diare, yaitu pengadaan dan peningkatan kebersihan sarana air
bersih sehingga terhindar dari kontaminasi agen penyebab penyakit. Selain itu,
masyarakat harus memasak air minum terlebih dahulu untuk menghilangkan
agen penyebab pen-yakit yang terdapat dalam air bersih tersebut (Stefano,
2011).
Air sumur dari sebuah pemukiman yang padat penduduknya
mengandung unsur-unsur yang mengakibatkan terjadinya pencemaran seperti
air sumur yang berbau, kekeruhannya mencapai 112,5 mg SiO2/l, bakteri
E.Coli nya mencapai 28/100 ml, dan bakteri Coliform mencapai 1100/l00 ml,
yang melebihi standar baku mutu kualitas air. Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) yang dilaksanakan tahun 2002 penyakit infeksi merupakan
penyebab kematian terbanyak ketiga yang erat kaitannya dengan kondisi
sanitasi perumahan yang tidak sehat. Penyediaan air bersih dan dan sanitasi
lingkungan yang tidak memenuhi syarat menjadi faktor risiko terhadap
penyakit diare sebagai penyebab kematian urutan nomor empat (Kadek dan
Konsukartha, 2007).
2.3 Chemical Oxygen Demand
COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air.
Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan
menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas
dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala macam bahan organik, baik
yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi.
COD (Chemical Oxgen Demand) sendiri berupa parameter yang
menjadi baku mutu berbagai air limbah industri selain beberapa parameter
kunci lainnya. Nampaknya terdapat persepsi pada sementara kalangan yang
menempatkan BOD dan COD agak berlebihan dari yang seharusnya (Atima,
2015).
2.4 Spektrofotometri
Spektrofotometri sendiri berupa metode pengukuran berdasarkan
absorpsi cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang
ii Universitas Sriwijaya
mengandung kontaminan yang akan ditentukan konsentrasinya. Proses ini
disebut “ansorpsi spektrofotometri” dan jika panjang gelombang yang
digunakan adalah gelombang tampak, maka disebut sebagai “kolorimetri”
Karena memberikan warna. Selain gelombang tampak, spektrofotometri juga
enggunakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan inframerah.
Prinsip kerjanya ialah jumlah cahaya yang diabsorpsi oleh larutan sebanding
dengan konsentrasi kontaminan dalam larutan. Prinsip ini dijabarkan dalam
hukum Beer-Lambert (Fatma, 2010).
Spektrofotometer merupakan alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan
pengukuran menggunakan spektrofotometer sering disebut dengan metode
spektrofotometri.
2.3.1 Spektrofotometer Uv
Pada spektrofotometer Ultraviolet (UV) berdasarkan interaksi sampel
dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm.
Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium
disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen stabil yang
terdapat berlimpah di laut dan daratan.Karena sinar UV tidak dapat
dideteksi oleh mata manusia, maka senyawa yang dapat menyerap sinar
ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna bening dan
transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat
berwarna dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan sampel dapat
langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi.
2.3.2 Spektrofotometer Sinar Tampak (Vis)
Cahaya atau sinar tampak (visible) adalah radiasi elektromagnetik
yang terdiri dari gelombang. Cahaya / sinar tampak terdiri dari suatu
bagian sempit kisaran panjang gelombang dari radiasi elektromagnetik di
mana mata manusia sensitif. Radiasi dari panjang gelombang yang
berbeda ini dirasakan oleh mata manusia sebagai warna yang berbeda,
sedangkan campuran dari semua panjang gelombang tampak seperti sinar
putih. Sinar putih memiliki panjang gelombang mencakup 400-760
nanometer (nm).
ii Universitas Sriwijaya
2.3.3 Spektrofotometer Ultra Violet – Cahaya Tampak (UV-Vis)
Spektrum UV-Vis merupakan hasil interaksi antara radiasi
elektromagnetik (REM) dengan molekul. Radiasi Elektramagnetik
(REM) merupakan bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat
gelombang dan partikel (foton). Karena bersifat sebagai gelombang maka
beberapa parameter perlu diketahui, misalnya panjang gelombang,
frekuensi, bilangan gelombang dan serapan. Radiasi Elektromagnetik
(REM) mempunyai vektor listrik dan vektor magnet yang bergetar dalam
bidang-bidang yang tegak lurus satu sama lain dan masing-masing tegak
lurus pada arah perambatan radiasi.Semua molekul dapat mengabsorbsi
radiasi daerah UV-Vis karena mereka mengandung elektron, baik sekutu
maupun menyendiri yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih
tinggi.
2.3.4 Spektrofotometer Inframerah
Pada spektrofotometer Inframerah (IR) meskipun bisa digunakan
untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih kepada analisa kualitatif.
Umumnya spektrofotometer Inframerah (IR) digunakan untuk
mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa
organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu
menggambarkan adanya suatu gugus fungsi spesifik.
2.3.5 Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom atau Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode
analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang
berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas. Peristiwa
serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhofer, ketika menelaah
garis-garis hitam pada spektrum matahari. Sedangkan yang
memanfaatkan prinsip serapan atom pada bidang analisis adalah seorang
Australia bernama Alan Walsh pada tahun 1955. Sebelumnya ahli kimia
banyak tergantung pada cara-cara spektrofotometrik atau analisis
spektrografik. Beberapa cara ini sulit dan memakan waktu, kemudian
digantikan dengan spektroskopi serapan atom. Metode ini sangat tepat
ii Universitas Sriwijaya
untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode spektroskopi emisi
konvensional (Hanggoro, 2015).
Kesalahan-kesalahan dalam penggunaan alat spektrofotometer adalah:
1. Kesalahan dalam hal penggunaan alat atau pengoperasian instrumen
dari alat spektrofotometer tersebut, seperti pada cara memegang sel
kuvet harus sesuai dengan petunjuk) karena sidik jari dapat
menyerap pengukuran daerah ultra ungu.
2. Gelombang gas tidak ada dalam lintasan optik.
3. Penyerapan panjang gelombang dari alat harus diteliti dan
ketidakstabilan dalam sirkuit harus diperbaiki.
4. Ketidak tetapan contoh dalam konsentrasi zat.
Hukum Bouguer (Lambert) adalah Hubungan antara absorbsi radiasi
dan panjang jalan medium penyerap pertama kali dirumuskan oleh
Bouguer (1729) meskipun kadang-kadang dianggap berasal dari
Lambert (Underwood;1998). Bila sebuah medium penyerap yang
homogen seperti larutan kimia dibagi menjadi lapisan-lapisan maya
masing-masing dengan ketebalan sama, maka tiap-tiap lapisan akan
menyerap bagian yang sama dari suatu sinar radiasi monokromatik
yang diarahkan melewati medium tersebut atau tiap lapisan
mengurangi tenaga radiasi sinar dengan bagian yang sama.
Hukum Beer adalah Hubungan antara konsentrasi macam-macam zat
penyerap dan besarnya absorpsi dirumuskan oleh Beer pada tahun
1859. Hukum Beer analog dengan Hukum Buoguer dalam
menguraikan pengurangan eksponensial dalam tenaga transmisi
dengan suatu peningkatan aritmatik dalam konsentrasi (Harfintana,
2015).
ii Universitas Sriwijaya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2023 – Juli 2023 di
Unit Pelaksana Teknis Dinas Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup (DLH). Adapun waktu pelaksanaan kerja praktik yang diajukan yaitu
dari tanggal 5 Juni 2023 – 5 Juli 2023.
1 2 3 4
1. Orientasi Pengenalan X
2. Kepustakaan X
3. Praktik ke Laboratorium X X X X
5. Tugas Khusus X X
6. Penyelesaiann Kp X X
ii Universitas Sriwijaya
kemudian dipanaskan dengan menggunakan COD reactor yang telah
dipanaskan pada suhu 150°C selama 2 jam. Setelah itu didinginkan
sampai suhu ruang sampai larutan terbentuk endapan. Larutan yang
jernih diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 600 nm atau 420 nm. Cuci botol cod dengan H2SO4 2%
sebelum dianalisa dan ulangi langkah untuk blanko dan sampel 2,3,4 dan
5.
3.3.2 Pembacaan Sampel
Siapkan alat spektrofotometer kemudian tekan tombol merah
(terminal) lalu tekan tombol hitam disamping spektrofotometer.
Kemudian pilih file manager dan pilih internal memory lalu pilih load
(pilih kurval) dan pilih l measure. Setelah itu masukan sampel kedalam
kuvet dan bersihkan kuvet yang berwarna bening sebelum dimasukan
kedalam spektrofotometer. Selanjutnya tekan autozero sampai keluar
0,00..., masukan kuvet yang berisi sampel lalu tekan start (sampai
nilainya stabil).
ii Universitas Sriwijaya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil pengujian COD pada sampel air Sungai Kelekar dan air
Sungai Kali Pucuk..
Sampel Volume Hasil Rata-rata Baku
COD mutu
(% RPD)
Sungai Kelekar 1 ± 2,5𝑚𝑙 1,06 13,581
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan COD dengan sampel air
Sungai Kelekar yang berada di Karang Raja Jalan Gotong Royong yang
diambil 3 tempat yang berbeda dan Sungai Kali Pucuk berada di Prabusari
Jalan Mekarsari yang diambil 2 tempat berbeda masing-masing. Dengan
prinsip pengukuran COD dengan diambil sebanyak 2,5 mL lalu dicampurkan
dengan larutan pencerna low range 1,5 mL dan larutan pereaksi 3,5 mL.
Kemudian larutan yang telah dihomogenkan dimasukan pada cod reactor yang
sudah di panaskan pada suhu 150°C selama 2 jam. Setelah melewati prosedur
penelitian didapatkan hasil yang sesuai pada tabel diatas. Hasil yang
didapatkan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya saat pengambilan
sampel disungai, saat pemanasan sampel di cod reactor, saat pendinginan pada
suhu ruang yang mungkin posisi sampel yang masih belum terbentuk endapan
langsung diukur besar nilainya pada spektrofotometer.
COD atau chemical oxygen demand berupa kebutuhan oksigen yang
diperlukan agar limbah organik yang berada diair dapat teroksidasi melalui
reaksi kimia. Organik yang ada akan teroksidasi oleh pencerna low range
sebagai sumber oksigen menjadi gas CO2 dan H2O sejumlah ion chrom. Saat
ii Universitas Sriwijaya
ini metoda yang melibatkan dalam COD dengan penggunaan oksidator kuat
dan asam sulfat pekat. Kekurangan dari tes COD ialah tidak dapat
membedakan antara zat yang sebenarnya yang tidak teroksidasi dan zat – zat
yan teroksidasi secara biologis. Hal itu disebabkan karena COD sendiri berupa
analisa dengan oksidasi kimia yang menirukan oksidasi biologis, sehingga
suatu pendekatan saja. Semakin lama waktu tinggal, maka nilai COD semakin
turun. Hal ini karena semakin lama waktu tinggal akan memberi banyak
kesempatan pada mikroorganisme untuk memecah bahan - bahan organik yang
terkandung pada air sungai ataupun limbah yang akan dianalisa. Jika sampel
yang akan dianalisa ingin disimpan dulu maka sebelum penyimpan dilakukan
sampel terseebut ditambahkan asam sulfat 2% terlebih dahulu.
Senyawa organik yang ada terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen
dengan elemen aditif nitrogen, sulfur, fosfat, dll cenderung untuk menyerap
oksigen yang tersedia baik dalam air sungai ataupun limbah dikonsumsi oleh
mikroorganisme untuk mendegredasi senyawa oganik yang akhirnya oksigen.
Konsentrasi dalm air sungai menurun, ditandai dengan peningkatan COD dan
air sungai juga menjadi kotor, berlumpur dan bau busuk. Semakin tinggi COD
menunjukan bahwa kandungan kandungan senyawa organik tinggi tidak dapat
terdegredasi secara biologis.
ii Universitas Sriwijaya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan laporan yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa COD atau chemical oxygen
demand berupa kebutuhan oksigen yang diperlukan agar limbah organik yang
berada diair dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Berdasarkan data
pengamatan nilai % RPD untuk sungai kelekar 1 sebesar 1.,06%; sungai
kelekar 2 sebesar 3,29%; sungai kelekar 3 sebesar 2,00%; sungai kali pucuk 1
sebesar 2,93% dan sungai kali pucuk 2 sebsar 1,71%. Hasil yang didapatkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya saat pengambilan sampel
disungai, saat pemanasan sampel di cod reactor, saat pendinginan pada suhu
ruang yang mungkin posisi sampel yang masih belum terbentuk endapan
langsung diukur besar nilainya pada spektrofotometer.
5.2 Saran
Dari hasil analsa COD diharapkan dapat menganalisa angka COD untuk
berbagai sampel air ataupun limbah. Dalam melakukan penelitian ataupun
pengujian hendaknya diperlukan ketelitian dan kehati-hatian karena bahan
yang digunakan dapat menyebkan iritasi (kulit, mata, pada saluran pernafasan
jika tertelan) dan dapat mencemari juga merusak lingkungan dan juga berhati
hati dalam mengunakan alat seperti spektrofotometer dan COD reactor karena
alat tersebut dengan harga yang relatif mahal dan pada saat pemanasan sampel,
suhu yang digunakan dapat menyebabkan kulit melepuh bila tidak berhati hari
Menyadari bahwa oenulis masih jauuh kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang laporan diatas
dengan sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipercaya dan
dipertanggung jawabkan. Demikian laporan yang dibuat dengan adanya,
semoga dapat bermanfat bagi pembaca.
ii Universitas Sriwijaya
ii Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Atima, W. 2015. BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku
Mutu Air Limbah. Jurnal Biology Science and Education. 4(1): 84-85.
Dewi, L., Hadisoebroto, G., dan Anwar, K. 2021.Penentuan Kadar Logam
Timbal (Pb) Dan Tembaga (Cu) Pada Sumber Air Di Kawasan Gunung
Salak Kabupaten Sukabumi Dengan Metode Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA). Jurnal Sabdariffarma. 9 (2):15-24.
Fatma, L. 2010. Sampling dan Pengukuran Kontaminan Kimia Di Udara.
Jakarta: Kedokteraan EDG.
Hanggoro, T.A. 2015. Ekraksi Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) dan
Daun Mindi (Melia azedarach) untuk Uji Kandungan Azadirachtin
Menggunakan Spektofotometer. http://eprints.undip.ac.id/48056/.
Harfintana, M.B. 2015. Penetapan Kadar ß-Kaoten Labu Kuning (Cucurbita
Moschata) Dengan Metode Spektrofotometri Tampak
.http://eprints.undip.ac.id/47952/.
Kadek DH dan Konsukartha. 2007. Pencemaran Air Tanah Akibat Pembuangan
Limbah Domestik Di Lingkungan Kumuh Studi Kasus Banjar Ubung Sari,
Kelurahan Ubung. Jurnal Permukiman Natah, 5(2).
ii Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Lampiran Perhitungan
Simplo−Duplo Simplo−Duplo
= x 100% = x 100%
Rata−rata Rata−rata
13,653−13,509 24,431−23,639
= 𝑥 100% = 𝑥 100%
13,581 24,035
= 1,06 % = 3,29 %
Simplo−Duplo
= x 100%
Rata−rata
20,750−20,338
= 𝑥 100%
20,544
= 2,00 %
Simplo−Duplo Simplo−Duplo
= x 100% = x 100%
Rata−rata Rata−rata
23,440−22,761 18,031−17,821
= 𝑥 100% =
17,926
𝑥 100%
23.100,5
= 2,93 % = 1,17 %
ii Universitas Sriwijaya
Lampiran Gambar
COD
25000
20000
Rata-rata
y = 2308.5x - 2290.2
15000 R² = 0.125
10000 COD
0
0 1 2 3 4 5 6
Nama Sungai
Gambar 1. Grafik COD dari rata-rata nilai sungai
ii Universitas Sriwijaya
Gambar 4. Pencerana Low Renge Gambar 5. Pereaksi asam sulfat
ii Universitas Sriwijaya