Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN AKHIR

BKP MAGANG INDUSTRI


PROGRAM KOMPETISI KAMPUS MERDEKA

UJI KEBUTUHAN OKSIGEN KIMIAWI (CHEMICAL OXYGEN DEMAND/ COD)


PADA AIR SUNGAI WAY BATANGHARI DENGAN REFLUKS TERTUTUP
SECARA TITRIMETRI

Disusun Oleh :
(Aprilia Sashya Kirana NPM.2117011015)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR BKP MAGANG INDUSTRI

Judul Project : Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen


Demand/ COD) Pada Air Sungai Way Batanghari
dengan Refluks Tertutup Secara Titrimetri

Tempat Pelaksanaan Magang : Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro

Waktu Magang : 4 September 2023 - 22 Desember 2023

Jumlah SKS Konversi : 22 SKS

Pelaksana Program
● Nama Lengkap : Aprilia Sashya Kirana
● NPM : 2117011015
● Program Studi : Kimia
● Alamat surel (e-mail) : apriliasashya428@gmail.com

Bandarlampung,

Dosen Pembimbing Magang Pembimbing Lapangan

(Dr. Mita Rilyanti, S.Si., M.Si.) (Edward MZ, ST, MM)


NIP 197205302000032001 NIP 197108122000031003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kimia

(Mulyono, Ph.D.)
NIP 197406112000031002
ABSTRAK

Air merupakan elemen lingkungan yang sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya. Semua sumber air, baik yang berada di atas permukaan maupun di
bawah tanah, memerlukan perlindungan dan perawatan agar mencapai kualitas yang sesuai
dengan tujuannya, sehingga menjaga agar kualitas air tetap dalam keadaan alaminya. Lokasi
Sungai Way Batanghari yang terletak dekat dengan kegiatan pemukiman manusia seringkali
menimbulkan permasalahan lingkungan, terutama dalam penurunan kualitas air. Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi kualitas air Sungai Way Batanghari melalui
parameter kimia. Dilaksanakan pada Oktober 2023, pengambilan sampel dilakukan di tiga
titik, yakni hulu, tengah, dan hilir Sungai Way Batanghari. Analisis kualitas air dilakukan di
Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro dengan membandingkan hasil
pengukuran terhadap baku mutu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021. Metode refluks tertutup secara titrimetri digunakan dalam
analisis. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nilai COD di ketiga titik sungai. Nilai COD
di bagian tengah dan hilir masih memenuhi baku mutu air sungai kelas III, sementara di hulu
melebihi ambang batas tersebut.

Kata Kunci : COD, titrimetri, air sungai

ABSTRACT

Water is an environmental element that is vital for the survival of humans and other living
creatures. All water sources, whether above the surface or underground, require protection
and maintenance in order to achieve quality that is appropriate to its purpose, thereby
maintaining water quality in its natural state. The location of the Way Batanghari River
which is located close to human settlements often causes environmental problems, especially
in reducing water quality. This research aims to evaluate the water quality conditions of the
Way Batanghari River through chemical parameters. Carrying out in October 2023,
sampling was carried out at three points, namely upstream, middle and downstream of the
Way Batanghari River. Water quality analysis was carried out at the Metro City
Environmental Service Laboratory by comparing the measurement results to the quality
standards stipulated in the Government Regulation of the Republic of Indonesia Number 22
of 2021. The titrimetric closed reflux method was used in the analysis. The research results
show differences in COD values at the three river points. The COD values in the middle and
downstream still meet class III river water quality standards, while in the upstream they
exceed this threshold.

Keywords : COD, titrimetric, river water


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Penulis
bersyukur karena atas rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya, Penulis berhasil menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan berjudul "Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical
Oxygen Demand/COD) pada Air Sungai Way Batanghari dengan Metode Refluks
Tertutup secara Titrimentri" Laporan ini disusun berdasarkan hasil Magang Industri yang
telah dilaksanakan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro pada tanggal 4 September 2023
sampai dengan 22 Desember 2023.

Penyusunan laporan ini juga menjadi mungkin berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua yang
telah membantu Penulis yaitu kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan nikmat yang tak terhingga kepada Penulis.
2. Kedua orang tua serta kakak dan adik yang selalu memberikan segala dukungan baik
secara moril maupun material selama Penulis melaksanakan Magang Industri.
3. Bapak Mulyono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Mita Rilyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing MBKM BKP Magang Industri
sekaligus dosen pembimbing tugas akhir atas bimbingan dan masukannya dalam
menyusun laporan praktik kerja lapangan ini.
5. Ibu Sari Ulyati, S.Si. selaku pembimbing lapangan yang mendampingi kami di
laboratorium lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro.
6. Ibu Ardah, SE., M.AP selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro.
7. Bapak Edward MZ, ST.,MM selaku Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup Kota Metro.
8. Bapak Dr. Eng. Sugiyono, ST, MT, M.Sc selaku
9. Ibu Desna Amanah, ST., MM selaku
10. Ibu Septiana Putri, SP dan Angga Diantoro, SE selaku staf yang telah membantu
kami, serta staf lainnya yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu.
11. Ainun Farihah, Nanda Putri Kusuma, Putri Ilda Damayanti, dan Yesha Pramudita
sebagai teman seperjuangan magang industri di Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan
doa dalam penulisan laporan ini.

Bandarlampung, 2024

Aprilia Sashya Kirana


NPM.2117011015
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan unsur lingkungan yang sangat penting untuk keberlanjutan
hidup manusia dan makhluk lainnya. Sungai menjadi salah satu sumber air
permukaan yang kerap dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan sungai
mencakup berbagai keperluan seperti penampungan air, transportasi,
penyiraman sawah, peternakan, industri, perumahan, daerah tangkapan air,
pengendalian banjir, ketersediaan air, dan irigasi (Agustina dan Atina, 2022).

Aliran sungai membawa sisa aktivitas sekitarnya dari hulu ke hilir. Tingkat
aktivitas domestik dan industri sepanjang sungai berkorelasi positif dengan
perubahan signifikan dalam kualitas air (Adi, 2008). Peningkatan kegiatan
pembangunan di berbagai sektor, baik secara langsung maupun tidak
langsung, berkontribusi pada kerusakan lingkungan, termasuk pencemaran
limbah ke perairan sungai dan penurunan kualitas air sungai. Jika beban
bahan-bahan terlarut melebihi kapasitas sungai untuk membersihkan diri (self-
purification), pencemaran perairan akan terjadi. Dampak negatifnya mencakup
berkurangnya kesehatan biota perairan dan masyarakat yang mengandalkan air
sungai tersebut (Effendi, 2003).

Suatu sungai dianggap tercemar apabila kualitas airnya tidak memenuhi


standar yang telah ditetapkan. Standar ini didasarkan pada baku mutu kualitas
air berdasarkan kelas sungai sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air (Pohan dkk., 2016). Baku mutu air merujuk pada batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang harus ada atau tidak boleh
melebihi kadar tertentu di dalam air. Klasifikasi mutu air, sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air, dibagi menjadi empat kelas:
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut;
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut;
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut (Indonesia, 2001).

Untuk menilai kualitas air, diperlukan beberapa parameter terkait, salah


satunya adalah Chemical Oxygen Demand (COD). Angka COD adalah
indikator pencemaran air oleh zat organik yang dapat teroksidasi secara
alamiah melalui proses mikrobiologis, mengakibatkan penurunan oksigen
terlarut dalam air. Chemical Oxygen Demand (COD) didefinisikan sebagai
jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik
dalam sampel air atau banyaknya oksigen yang diperlukan untuk mengubah
zat organik menjadi CO2 dan H2O (Sari, 2019). Analisis angka COD dipilih
karena pada air sungai memiliki senyawa organik dan non organik, sehingga
dapat dilakukan analisis dan diketaui angka COD yang dimiliki. COD dapat
dianalisis dengan menggunakan metode titrimetri berdasarkan SNI
6989.73:2009 (Suhari dan Peni, 2020).

Titrasi adalah metode analisis kimia yang cepat, akurat, dan umum digunakan
untuk menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam larutan. Prosedur ini
melibatkan penambahan volume tertentu dari larutan standar yang diketahui
konsentrasinya ke dalam larutan yang belum diketahui konsentrasinya, dengan
tujuan mencapai reaksi sempurna. Titrasi oksidasi-reduksi (redoks) adalah
jenis titrasi di mana aliran elektron terjadi antara oksidator pada buret dan
reduktor pada erlenmeyer, atau sebaliknya. Untuk memastikan bahwa reaksi
berlangsung sempurna, digunakan larutan indikator yang berubah warna
setelah semua larutan yang dititrasi bereaksi dengan penitrasi. Indikator titrasi
redoks, senyawa berwarna, mengalami perubahan warna saat teroksidasi atau
tereduksi setelah bereaksi dengan penitrasi. Indikator ini ditambahkan dalam
jumlah kecil setelah semua larutan bereaksi (Wirawan dkk., 2008).

Refluks merupakan proses ekstraksi lainnya dilakukan dengan cara pemanasan


yaitu ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dengan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dan adanya
pendingin balik. Ekstraksi dapat berlangsung dengan efisien dan senyawa
dalam sampel secara lebih efektif dapat ditarik oleh pelarut (Susanty dan
Fairus, 2016). Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang
digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun
pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan
tetap ada selama reaksi berlangsung (Azhari dkk., 2020).

Prinsip pengujian kadar Chemical Oxygen Demand (COD) dengan metode


titrimetri melibatkan oksidasi senyawa anorganik dan organik, khususnya
senyawa organik dalam sampel air sungai oleh kalium dikromat selama 2 jam
pemanasan tertutup, menghasilkan ion Cr3+. Kalium dikromat berlebih titrasi
dengan larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS) dan indikator ferroin.
Kebutuhan oksigen diukur dalam ekuivalen oksigen (O2 mg/L), dengan titrasi
dilakukan pada suhu larutan sama dengan suhu ruang atau dingin karena
indikator ferroin tidak tahan suhu tinggi. Sebelum oksidasi, warna sampel air
kuning, setelah oksidasi selesai, campuran berubah hijau. Jumlah K2Cr2O7
yang dipakai mencerminkan jumlah oksigen yang diperlukan, indikasi
tingginya polutan organik dalam sampel air, menjadikan analisis COD sebagai
pendekatan untuk mengukur polutan organik dalam air sungai (Pujiastuti,
2018).

Dalam penelitian ini, akan dilaksanakan pengujian Chemical Oxygen Demand


(COD) pada air Sungai Way Batanghari. Pengujian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kualitas air Sungai Way Batanghari sebagai bagian dari upaya
dalam mengendalikan pencemaran air, serta untuk memulihkan kualitas air
agar sesuai dengan standar kualitas air kelas tiga yang berlaku di Sungai Way
Batanghari. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
refluks tertutup dengan menggunakan metode titrimetri sesuai dengan standar
SNI 6989.73:2019.

B. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya magang industri ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kualitas air sungai Way Batanghari.
2. Mengukur tingkat COD pada air sungai Way Batanghari.
3. Mengetahui kondisi air sungai Way Batanghari.
II. PROFIL BADAN

A. Sejarah Singkat
Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Metro Nomor 24 Tahun 2016 Tentang pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Metro. Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro
pada 01 Januari s.d. 12 Agustus 2017 berkedudukan di Jl. A. H. Nasutiin No. 5
Kota Metro dan setelah tanggal 12 Agustus s.d. 20 Desember 2017 berkantor
sementara di Gedung Sesat Kota Metro Jl. Jendral Sudirman, menudian
terhitung mulai tanggal 21 Desember 2017 Dinas Linhkungan Hidup sampai
dengan sekarang mempunyai dan menempati gedung di Lokasi Jl. Tongkol
No. 40 Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro Telp.
(0725) 7851666.

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro


dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dibantu oleh seorang Sekretaris, tiga
orang Kepala Bidang, dan seorang Kepala UPTD TPAS. Sekretaris bertugas
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat lintas bidang dibantu oleh
dua yaitu Kasubbag Perencanaan Keuangan dan Kasubbag Umum dan
Kepegawaian. Selain itu, Kepala Dinas juga dibantu oleh tiga orang Kepala
Bidang, yang masing-masing Kepala Bidang dibantu oleh tiga orang Kepala
Seksi. Sedangkan Kepala UPT dibantu oleh satu orang Kepala TU.
capt. gambar
B. Visi Misi
● Visi Pembangunan Daerah 2021-2026
Dalam periode 2021-2026, visi pembangunan Kota Metro adalah
“Terwujudnya Kota Metro Berpendidikan, Sehat, Sejahtera, dan
Berbudaya”. Memperhatikan visi di atas, maka ada 4 pokok visi yang
akan menjadi inti dalam pelaksanaan pembangunan lima tahun
kedepan. Adapun pokok-pokok visi tersebut adalah :
1. Kota Metro Berpendidikan
Kota Metro Berpendidikan diwujudkan dengan membentuk Generasi
Emas Metro Cemerlang (GEMERLANG), yaitu masyarakat cerdas
yang mempunyai daya saing di tingkat nasional dan global dengan
mengedepankan nilai-nilai agama dan ideologi Pancasila.
2. Kota Metro Sehat
Kota Metro Sehat diwujudkan dengan membangun masyarakat yang
sehat secara jasmani, rohani dan sehat secara sosial.
3. Kota Metro Sejahtera
Kota Metro Sejahtera merupakan kondisi masyarakat Kota Metro yang
makmur dengan pendapatan yang baik sehingga masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan jasani, rohani dan sosial untuk dirinya, keluarga
dan masyarakat.
4. Kota Metro Berbudaya
Kota Metro Berbudaya merujuk pada perilaku masyarakat Kota Metro
agar memiliki dan secara alamiah mengedepankan sikap yang
berbudaya dalam kehidupan sehari-hari.

● Misi Pembangunan Tahun 2021-2026


Dalam rangka mencapai Visi “Terwujudnya Kota Metro
Berpendidikan, Sehat, Sejahtera, dan Berbudaya”, maka ditetapkan 5
(lima) misi pembangunan tahun 2021-2026, yaitu sebagai berikut :
1. Misi 1 : Mewujudkan kualitas pendidikan dan kebudayaan yang
berdaya saing di tingkat nasional dan global dengan menjunjung tinggi
nilai keagamaan.
2. Misi 2 : Mewujudkan masyarakat sehat jasmani, rohani, dan sehat
secara sosial.
3. Misi 3 : Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur fisik secara
efektif, efisien, berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan.
4. Misi 4 : Meningkatkan masyarakat produktif, berdaya saing dalam
bidang teknologi, inovasi dan ekonomi kreatif.
5. Misi 5 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang baik (Good
Governance), Terhormat, dan Bermartabat.

C. Ruang Lingkup Badan

Nama Badan : Dinas Limgkungan Hidup Kota Metro

Alamat : Jl. Tongkol No. 40 Kelurahan Yosorejo,


Kecamatan Metro Timur, Kota Metro

Telp / Fax : (0725) 7851666

Tahun Berdiri : 2017

D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup ditampilkan dalam bagan berikut
:
capt. Gambar. Struktur Organisasi
III. AKTIVITAS PENUGASAN MAGANG INDUSTRI

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang


Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan di Dinas Lingkungan Hidup Kota
Metro yang berlokasi di Jalan Tongkol No.40, Yosorejo, Kec. Metro Timur,
Kota Metro, Lampung 34124. Waktunya dilaksanakan pada tanggal 4
September 2023 sampai dengan 22 Desember 2023.

B. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Magang Industri

September
No Activi Week
. ty 1
4 5 6 7 8
1 Introduction to environmental laboratories
.
2 Doing the task of making flowcharts for
. laboratory equipment
3 Introduction about SNI BOD,
. COD, DO, TSS, TDS.
4 Sterilization of tools
.
5 BOD test of wastewater samples.
.
6 Creating media for BOD testing
.
7 BOD test of wastewater samples.
.
8 Install a passive sampler.
.
9 Make sodium thiosulfate and amylum
. solutions
1 Standardization of Sodium Thiosulfate
0 solution
.
1 Data collection of tools and materials that
1 have been used since
.
1 Create aquades
2
.
1 Create PP indicator 1%
3
.
1 Sterilization of tools
4
.

September
No Activi Week
. ty 2
11 12 13 14 15
1 Perform a BOD test
.
2 Perform COD test
.
3 Sterilization of tools
.
4 Create aquades
.
5 Collecting laboratory equipment
.
6 Sampling river water
.
7 Test DO(Demand Oxygen)
.
8 TDS and TSS test
.
9 Make aquadest
.
1 TDS and TSS test
0
.
1 Make aquades
1
.
1 Sterilization of tools
2
.

September
No Activi Week
. ty 3
18 19 20 21 22
1 Perform a BOD test
.
2 Create aquades
.
3 Perform sterilization of tools
.
4 Create aquades
.
5 Take air samples
.
6 Strelization tools
.
7 Create FAS and DS media for COD test
.
8 Create aquades
.
9 Streilization tool
.
1 Standardization of FAS with
0 K2Cr2O7 solution
.
1 Check the air sample device
1
.

September
No. Activity
Week 4

25 26 27 28 29
1. Ambient air testing using High Volume Air
Sampler instrument
2. Make aquadests
3. Make aquadests
4. Red Date
5. Make aquadests

October
No. Activity
Week 5

2 3 4 5 6
1. Create flowcharts

2. Make buffer solution with pH 4, 6, and 10

3. Calibrate pH meters

4. Conduct equipment inventory


5. Conduct a water quality test with Biochemical
Oxygen Demand parameter
6. Conduct a water quality test with Disolved
Oxygen parameter
7. Conduct a water quality test with Chemical
Oxygen Demand parameter
8. Conduct a water quality test with Total
Suspended Solids parameter
9. Conduct a water quality test with Total
Disolved Solids parameter
10. Do sterilization of a tools
11. Ambient air testing using PM 2.5 parameter
12. Ambient air testing using PM 10 parameter
13. Ambient air testing using TSP parameter
14. Weight the air test result filtrate paper PM 2.5
, PM 10, TSP parameters

October
No. Activity
Week 6

9 10 11 12 13
1. Conduct a water quality test with Biochemical
Oxygen Demand parameter
2. Repeat the weighing of the filtrate paper on
the PM 10 parameter air test
3. Do sterilization of a tools
4. Make aquadests
5. Make aquadests
6. Make aquadests
7. Make aquadests

October
No. Activity Week 7

16 17 18 19 20
1. Make aquadests
2. Carrying out picket activities at the metro city
pavilion where there is a Lampung fair
3. Sorting plant seeds
4. Collect data on laboratory equipment to be
calibrated
5. Archive lesson about calibration

October
No. Activity
Week 8

23 24 25 26 27
1. Cleaning the laboratory
2. Monitoring internship evaluations
3. Make aquadests
4. Conduct a park survey with the head of the
department
5. Make aquadests
6. Clean the test equipment
7. Make aquadests

October
No. Activity
Week 9

30 31
1. Taking river water samples

2. Make and standardize sodium thiosulfate


solution
3. Perform Dissolved Oxygen testing
4. Carry out Biological Oxygen Demand
testing
5. Carry out Chemical Oxygen Demand
Testing
6. Perform Total Suspended Solids Testing
7. Perform Total Dissolved Solids Testing
8. Make aquadests
9. Carry out Biological Oxygen Demand
testing
10. Carry out Chemical Oxygen Demand
Testing
11. Perform Total Suspended Solids Testing
12. Perform Total Dissolved Solids Testing
13. Make MnSO4.4H2O solution
14. Make K2Cr2O7 solution
15. Make sulfate reagent

November
No. Activity
Week 9

01 02 03 04 05
1. Perform Total Suspended Solids Testing
2. Make aquadests
3. Perform Total Suspended Solids Testing
4. Compile reports
5. Make aquadests
6. Carry out Biological Oxygen Demand testing
7. Carry out Biological Oxygen Demand testing

C. Metode Pelaksanaan Project


Metode yang digunakan pada project ini yaitu dengan refluks tertutup
menggunakan metode titrimetri sesuai dengan standar SNI 6989.73:2019.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam project ini adalah digestion vessel,
COD reactor, buret, labu ukur 100 ml dan 1000 ml, pipet volumetrik 5 ml, 10
ml, dan 25 ml, erlenmeyer, gelas piala, timbangan analitik dengan keterbacaan
0,1 mg. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air
bebas organik, larutan baku kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,1 N (digestion
solution), larutan pereaksi asam sulfat, larutan indikator ferroin, larutan baku
Ferro Ammoniun Sulfat (FAS) 0,05 N, larutan baku Kalium Hidrogen Phtalat
(HOOCC6H4COOK, KHP), dan air sungai yang akan diuji.
Metode pelaksanaan project dilaksanakan sebagai berikut :
1. Pembuatan Media Uji
● Dilarutkan 4,903 g K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu
150° selama 2 jam dengan 500 ml air bebas organik ke dalam
labu ukur 1.000 ml. Tambahkan 167 ml H2SO4, diaduk hingga
larut sempurna dan tepatkan hingga tanda tera kemudian
dihomogenkan.
● larutan pereaksi asam sulfat
Dilarutkan 10,12 g serbuk AgSO4 dalam asam sulfat ke dalam
1.000 ml H2SO4 pekat. Aduk hingga larut.
● larutan indikator ferroin
Dilarutkan 1,485 g 1,10-phenanthrolin monohidrat dan 0,695 g
FeSO4.7H2O dalam air bebas organik dan encerkan sampai
100 ml, kemudian dihomogenkan.
● Larutan baku Ferro Ammonium Sulfat (FAS)
Ditimbang 19,6 g Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O, kemudian
dilarutkan ke dalam labu ukur 1.000 ml yang berisi 300 ml air
bebas organik, tambahkan 20 ml H2SO4 pekat sambil
didinginkan dan tepatkan sampai tanda tera, kemudian
dihomogenkan.
● Larutan baku Kalium Hidrogen Phtalat (HOICC6H4COOK,
KHP) setara dengan nilai COD 100 mg O2/L
Dilarutkan 85 mg KHP ke dalam air bebas organik dan
tepatkan sampai 1.000 mL, kemudian dihomogenkan.
2. Penentuan Titik Pengambilan Sampel
Penentuan titik pengambilan sampel air menggunakan “sample survey
method”, yaitu metode pengambilan sampel dilakukan dengan
membagi daerah penelitian menjadi segmen atau titik yang diharapkan
dapat mewakili populasi penelitian. Berikut ini merupakan 3 (tiga) titik
lokasi pengambilan sampel air sungai Way Batanghari, yaitu :

Titik Lokasi Koordinat

Hulu -5.

Tengah

Hilir

capt. gambar map sungai way batanghari


3. Prosedur Sampling Air (SNI 6989.59:2008)
● Wadah untuk pengujian COD beserta tutup dibilas dengan air
bersih.
● Botol kemudian dicuci dengan asam klorida (HCl) 1:1 dan
dibilas lagi dengan akuades sebanyak 3 kali dan dibiarkan
mengering, setelah kering botol ditutup dengan rapat.
● Pengambilan sampel dilakukan dengan cara meletakkan botol
ke dalam aliran air sungai dengan posisi sebagian mulut botol
berada dibawah aliran air, sehingga air masuk ke dalam botol
dengan tenang.
● Botol diisi sampai penuh dan dihindarkan terjadinya
gelembung udara selama pengisian, kemudian botol ditutup.
● Contoh uji siap untuk dianalisis.
4. Persiapan Contoh Uji
● Dihomogenkan larutan, apabila contoh uji mengandung
padatan tersuspensi, haluskan dengan blender.
● Dicuci digestion vessel dan tutupnya dengan H2SO4 20%
sebelum digunakan.
5. Pengawetan Contoh Uji
● Lakukan analisis sesegera mungkin atau dinginkan contoh uji
tidak lebih dari 24 jam.
● Bila contoh uji tidak segera dianalisis, maka contoh uji
diawetkan sesuai petunjuk di bawah ini :
○ Wadah : Botol plastik polietilena atau botol gelas.

Pengawet : Contoh uji diasamkan dengan H2SO4 pekat hinggal pH 2.

○ Lama penyimpanan : 28 hari.


○ Kondisi penyimpanan : Suhu 6°C.
6. Persiapan Pengujian
Dilakukan standarisasi larutan baku FAS dengan digestion solution.
Dipipet 5 ml digestion solution ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 10
ml air bebas organik, didinginkan pada suhu ruang. Ditambahkan 1
sampai 2 tetes indikator ferroin dan titrasi dengan larutan FAS.
7. Prosedur Pengujian
● Dipipet contoh uji 2,5 ml ke dalam digestion vessel dan
tambahkan berturut-turut digestion solution 1,5 ml serta
pereaksi asam sulfat 3,5 ml.
● Ditutup tabung dan kocok perlahan sampai homogen.
● Diletakkan tabung pada pemanas yang telah dipanaskan pada
suhu 150°C, lakukan digestion selama 2 jam.
● Didinginkan contoh uji yang sudah direfluks sampai suhu
ruang.
● Dipindahkan secara kuantitatif contoh uji ke dalam erlenmeyer
untuk dititrasi.
● Ditambahkan indikator ferroin 1 sampai 2 tetes dan dititrasi
dengan larutan baku FAS sampai terjadi perubahan warna yang
jelas dari hijau-biru menjadi coklat-kemerahan, dicatat volume
larutan FAS yang digunakan (Vb, ml).
IV. HASIL KEGIATAN MAGANG INDUSTRI

A. Hasil Project dan Pembahasan


Larutan FAS yang digunakan distandarisasi dengan digestion solution 0,1 N
dengan dua kali pengulangan dan memperoleh nilai rata-rata sebanyak 6,80
ml.
Normalitas larutan FAS :

VK × N K
N FAS =
VFAS

Keterangan :
N FAS adalah normalitas larutan FAS (N);
VK adalah volume digestion solution (ml);
NK adalah normalitas digestion solution (N);
VFAS adalah volume larutan FAS (ml).
Normalitas larutan baku FAS yang digunakan

VK × N K
N FAS =
VFAS

dalam project adalah :

5 ml × 0,1 N
N FAS =
6,8 ml

N FAS = 0,0735 N

Hasil standarisasi larutan baku FAS yang digunakan dalam project adalah
0,0735
Adapun hasil data perhitungan suhu dan pH sampel air sungai di lapangan
adalah sebagai berikut :
Tabel. Data Pengukuran Suhu

Sampel Hulu Tengah Hilir

T (°C) 28 28 28

Menurut randy ramadani, suhu air adalah ukuran panas atau dinginnya air.
Suhu merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya terhadap
reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air untuk
berbagai aktivitas sehari-hari. Proses dekomposisi bahan organik dalam
limbah cair sangat dipengaruhi oleh suhu air karena aktivitas mikroorganisme
semakin tinggi pada suhu yang semakin meningkat. Berdasarkan hasil
pengukuran suhu sampel yang dilakukan di lapangan didapatkan suhu ketiga
sampel di ketiga titik sama besar, yaitu pada 28°C. Suhu yang diukur sama
dikarenakan kurang akuratnya alat yang dipakai pada saat pengukuran suhu di
lapangan. Hasil pengukuran suhu yang diperoleh masih masuk ambang batas
baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
karena baku mutu untuk Temperatur Kelas Tiga (III) yaitu deviasi 3 yang
artinya jika T normal air 25°C, maka kriteria Kelas III di kisaran 22°C – 28°C.
Hal ini menggambarkan bahwa dilihat dari data suhu yang telah diperoleh, air
Sungai Way Batanghari memiliki kondisi kualitas air sungai yang baik dan
sesuai dengan peruntukannya.

Tabel. Data Pengukuran pH

Sampel Hulu Tengah Hilir

pH 6,68 6,73 7,14

Nilai pH menjadi salah satu parameter kimia untuk menemtukan kualitas suatu
perairan, termasuk air permukaan contohnya sungai. Pada umumnya, wilayah
perairan yang memiliki pH yang terlalu asam (< 4) atau terlalu basa (> 9,5)
dapat mengurangi produktivitas perairan dan berbahaya bagi makhluk
hidup(vol 1 hal). Berdasarkan hasil pengukuran pH sampel yang dilakukan di
lapangan didapatkan pH di ketiga titik yang bervariasi. Pada titik pertama
yaitu di bagian hulu didapatkan pH sampel sebesar 6,68, sedangkan pada
bagian tengah didapatkan pH sampel sebesar 6,73, dan di bagian hilir
didapatkan pH sebesar 7,14. Hasil tersebut dibandingkan dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 yang mensyaratkan
nilai pH pada air sungai dan sejenisnya pada sungai Kelas III berada pada
rentang 6-9, maka nilai pH dari sampel air sungai pada ketiga titik memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Hal ini menggambarkan bahwa dilihat dari data
pH yang telah diperoleh, air Sungai Way Batanghari memiliki kondisi kualitas
air sungai yang baik dan sesuai dengan peruntukannya.

Pengujian COD
Hasil project untuk penggunaan volume FAS untuk setiap analit menunjukan
hasil yang ditunjukan pada Tabel . Data Penggunaan Volume FAS.
Tabel . Data Penggunaan Volume FAS

No Sampe Jenis Analit Volum Volume FAS (ml)


l e
Blank Contoh
Sampel
o
(ml) 1 2

1 Hulu Sampel 2,5 0,80 0,60 0,60

Sampel + 2,5 0,80 0,45 0,40


Spike KHP
100

2 Tengah Sampel 2,5 0,80 0,60 0,70

Sampel + 2,5 0,80 0,35 0,40


Spike KHP
100

3 Hilir Sampel 2,5 0,80 0,80 0,60

Sampel + 2,5 0,80 0,35 0,40


Spike KHP
100

Perhitungan COD
Nilai COD sebagai mg/l O2 :

(Vb - Vc) × NFAS × 8.000


COD (mg O2/l) =
Vs

Keterangan :
Vb adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk blanko
(ml);
Vc adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk contoh
uji (ml);
Vs adalah volume contoh uji (ml);
NFAS adalah normalitas larutan FAS (N);
8.000 adalah berat mili ekivalen oksigen × 1.000

Hasil project untuk uji angka COD yang dilakukan pada sampel air sungai
Way Batanghari menunjukan hasil yang ditunjukan pada Tabel. Hasil
Analisis COD pada Sampel Air Sungai Way Batanghari berikut.
Tabel. Hasil Analisis COD pada Sampel Air Sungai Way
Batanghari

No Sampel Jenis Analit Rerata Kadar


COD (mg/L)

1 Hulu Sampel 47,059

Sampel + Spike KHP 88,235


100

2 Tengah Sampel 35,294

Sampel + Spike KHP 100,000


100
3 Hilir Sampel 23,529

Sampel + Spike KHP 100,000


100

Hasil uji COD ini digunakan sebagai penentuan beban cemaran, besarnya
kebutuhan oksigen total yang akan mendekomposisi bahan organik dalam air
menjadi H2O dan CO2 (Pamungkas, 2016) 2617. Berdasarkan hasil analisis
yang dilakukan terhadap kandungan COD air sungai Way Batanghari pada
titik hulu, tengah, dan hilir diperoleh bahwa rerata kadar COD di masing-
masing titik bervariasi. Pada titik pertama yaitu bagian hulu sungai rerata
kadar COD yang diperoleh adalah 47,059 mg/L, sedangkan pada titik bagian
tengah diperoleh rerata kadar COD 35,294 mg/L, dan di titik hilir diperoleh
rerata kadar COD sebesar 23,529 mg/L. Hasil tersebut dibandingkan dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 yang
mensyaratkan angka COD pada air sungai dan sejenisnya pada sungai Kelas
III maksimal adalah 40 mg/L, maka sampel air sungai pada titik bagian hulu
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan, namun masih mendekati
ambang batas. Tingginya nilai COD disebabkan adanya penurunan bahan
organik maupun anorganik air sungai mengakibatkan miskinnya kandungan
oksigen dalam air sehingga kehidupan biota air di dalam air tersebut akan
terganggu (Mulyaningsih, 2013)2617. Kadar COD pada titik bagian tengah
dan hilir memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Tingkat pencemaran sungai
rendah karena adanya aktivitas mikroorganisme dalam mendegradasi senyawa
organik (randy ramadani). Hasil pengujian kadar COD ketiga sampel air
sungai tersebut mempunyai kadar COD yang relatif memenuhi ambang batas
baku mutu COD, sehingga dapat diketahui bahwa air Sungai Way Batanghari
memiliki kondisi kualitas air sungai yang cukup baik dan sesuai dengan
peruntukannya.

Kontrol ketelitian analisis pada pengujian kebutuhan oksigen kimiawi atau


Chemical Oxygen Demand (COD) pada air sungai ini dilakukan dengan
metode analisis duplo. Hasil perhitungan perbedaan persen relatif (RPD)
larutan baku KHP 100 dalam project ini ditunjukkan pada Tabel. Hasil
Perhitungan % RPD berikut.
Tabel. Hasil Perhitungan % RPD

No Sampel Jenis Analit % RPD

1 Hulu Sampel + 11,76


Spike KHP
100
2 Tengah Sampel + 11,76
Spike KHP
100

3 Hilir Sampel + 11,76


Spike KHP
100

Berdasarkan hasil perhitungan perbedaan persen relatif yang telah diperoleh,


menunjukkan hasil yang relatif cukup baik, terbukti dari nilai % RPD yang
diperoleh dari metode titrimetri mendekati persyaratan keberterimaan menurut
SNI 6989.73:2019 yaitu kurang dari 10%. Keterbatasan ketelitian alat yaitu
±0,05 mL dan kemampuan pembacaan angka pada buret menyebabkan hasil
RPD yang didapatkan belum memenuhi keberterimaan menurut SNI
6989.73:2019. Hal ini menggambarkan bahwa dilihat dari data perbedaan
persen relatif yang telah diperoleh, pengujian kadar COD air Sungai Way
Batanghari memiliki ketelitian analisis yang cukup baik.

Metode penentuan akurasi pada pengujian kebutuhan oksigen kimiawi atau


Chemical Oxygen Demand (COD) pada air sungai ini dilakukan dengan
metode adisi (penambahan larutan baku). Larutan baku yang digunakan adalah
larutan baku KHP dengan nilai COD yang telah diketahui. Metode adisi yang
dilakukan yaitu dengan menambahkan larutan baku KHP dengan konsentrasi
100 mg/L pada sampel yang diperiksa, selanjutnya dianalisis dengan metode
yang sama dengan penentuan COD. Hasil perhitungan % recovery dari larutan
baku KHP yang digunakan dalam project ditunjukkan pada Tabel. Hasil
Perhitungan % recovery Larutan Baku KHP 100 mg/L berikut.
Tabel. Hasil Perhitungan % recovery Larutan Baku KHP
100 mg/L

No Sampel Jenis Analit %R

1 Hulu Sampel + Spike KHP 88,235


100

2 Tengah Sampel + Spike KHP 100


100

3 Hilir Sampel + Spike KHP 100


100
Berdasarkan hasil perhitungan nilai akurasi yang telah diperoleh,
menunjukkan nilai akurasi pada metode ini hasil yang cukup baik, terbukti
dari nilai % recovery yang diperoleh memenuhi persyaratan keberterimaan
menurut SNI 6989.73:2019 yaitu pada angka 85% hingga 115%. Hal ini
menggambarkan bahwa dilihat dari data persen temu balik yang telah
diperoleh, pengujian kadar COD air Sungai Way Batanghari memiliki nilai
akurasi baik.

Hasil pengujian Chemical Oxygen Demand (COD) pada air sungai Way
Batanghari dengan refluks tertutup secara titrimetri memiliki hasil yang cukup
baik, dimana kadar COD dari kedua titik yaitu titik tengah dan hilir masih
dibawah nilai keberterimaan, dan titik hulu mendekati nilai keberterimaan
menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
baku mutu air sungai kelas III yaitu 40 mg/L. Ketelitian analisis pada
pengujian ini menunjukkan hasil relatif baik. Nilai akurasi pada pengujian ini
juga memenuhi nilai ambang batas. Berdasarkan data-data yang telah
diperoleh dari project ini diketahui bahwa kondisi kualitas air sungai Way
Batanghari masih baik dan layak untuk digunakan sesuai peruntukkannya
sebagai sungai Kelas III.

B. Pengalaman yang Diperoleh Selama Magang


Adapun pengalaman yang didapatkan selama mengikuti kegiatan magang
industri ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengetahuan mengenai pengujian parameter lingkungan.
2. Melatih kerja sama tim dalam menjalankan suatu project.
3. Mendapatkan berbagai pengalaman dunia kerja yang sebelumnya
belum pernah didapatkan di kampus guna menghadapi dunia kerja
yang sesungguhnya.
4. Mendapatkan relasi baru dari lingkungan magang industri.
5. Mengembangkan keterampilan yang dimiliki.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada project ini adalah sebagai berikut :
1. Rerata kadar COD tertinggi sungai Way Batanghari berada pada titik bagian hulu
yaitu sebesar 47,059 mg/L, dibandingkan pada titik bagian tengah yaitu 35,294 mg/L
dan pada titik bagian hilir yaitu sebesar 23,529 mg/L.
2. Perbedaan Persen Relatif (RPD) yang didapatkan pada pengujian COD belum
memenuhi keberterimaan.
3. Nilai akurasi pada pengujian COD memenuhi nilai ambang batas.
4. Kadar COD air sungai pada titik bagian hulu melebihi ambang batas persyaratan air
sungai kelas tiga.
5. Kadar COD air sungai pada titik bagian tengah dan hilir memenuhi ambang batas
persyaratan air sungai kelas tiga.
6. Kondisi kualitas air sungai Way Batanghari masih baik dan layak untuk digunakan
sesuai peruntukkannya sebagai sungai kelas tiga.
REFERENSI

Adi, S. (2008). Analisis dan Karakterisasi Badan Air Sungai, dalam Rangka Menunjang
Pemasangan Sistim Pemantauan Sungai Secara Telemetri. Jurnal Hidrosfir Indonesia. 3(3) :
123-128. yh

Agustina, Y. dan Atina. 2022. Analisis Kualitas Air Anak Sungai Sekanak Berdasarkan
Parameter Fisika Tahun 2020. Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (Jupiter). 4(1) : 13-19.

Azhari, Mutia, N., dan Ishak. 2020. Proses Ekstraksi Minyak dari Biji Pepaya (Carica
papaya) dengan Menggunakan Pelarut n-Heksana. Jurnal Teknik Kimia Unimal. 9(1) : 58-67.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Cetakan Kelima. Kanisius: Yogyakarta.

Pujiastusi, Peni. 2018. Analis Air dan Air Limbah. UNS Press. Semarang.

Pohan, D. A. S., Budiyono, dan Syafrudin. 2016. Analisis Kualitas Air Sungai Guna
Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan. Jurnal Ilmu Lingkungan. 14 (2) :
63-71.

Sari, Y. A. 2019. Mengolah COD Pada Limbah Laboratorium. Jurnal Komunitas : Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat. 1(2) : 22-31.

Suhari, D. K. dan Pujiastuti, P. 2020. Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) Air Limbah
Tinta Industri Percetakan Menggunakan Metode Titrimetri. Jurnal Kimia dan Rekayasa.
1(1) : 24-31.

Susanty dan Bachmid, F. 2016. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks
Terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays L.). Konversi. 5(2) : 87-93.

Wirawan, A., Retnowati, R., dan Sabarudin, A. 2008. Kimia Analitik. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai