Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapatmenyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Analisis Dampak Lingkungan Akibat Pencemaraan
Sungai”. Walaupun dari sisi pengerjaan penulis tidak luput dari kekurangan dan
keterbatasan.
Maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini di buat, dalam rangka
untuk memenuhi syarat UTS pada mata kuliah Rekayasa Lingkungan. Seiring
dengan usaha kerja keras penulis, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, karena tanpa bimbingan dan
dorongannya, penulis tidak akan menghasilkan karya tulis ini dengan baik.
Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih. Semoga makalah ini dapat
di terima dengan baik dan mempunyai tanggapan yang positif. Harapan
selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua. Amin Ya
Robbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3. Tujuan ................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................. 6
2.1. Dampak Pencemaran Air ........................................................................ 6
2.2. Peran Pemerintah Daerah Dalam Menangani Pencemaran Sungai di Desa
Karangrandu........................................................................................... 6
2.3. Peran Warga Yang Tinggal di Sungai Karngrandu Dalam Menangani
Pencemaran Sungai ................................................................................ 7
PENUTUP .......................................................................................................... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting.
Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Meskipun air
merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui oleh alam sendiri, tapi
kenyataan menunjukkan bahwa ketersediaan air tanah tidak bertambah.
Di Indonesia, akses terhadap bersih masih menjadi masalah.
Sebagian besar air tawar yang digunakan berasal dari air sungai, danau,
waduk dan sumur. Pesatnya pembangunan wilayah di Indonesia dan laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang
banyak yang sering kali tidak tersedia untuk penduduk. Oleh karena itu
pembangunan yang baik adalah juga penyediaan kualitas dan kuantitas air
bersih.
Oleh karena itu, persoalan-persoalan mengenai turunnya kualitas
lingkungan seperti pencemaran, kerusakan sumber daya alam, deforestasi
serta degradasi fungsi hutan, musnahnya berbagai spesies hayati, erosi,
banjir, bahkan timbulnya jenis penyakit adalah akibat penurunan fungsi
lingkungan. Hal tersebut diyakini merupakan gejala- gejala negatif yang
secara dominan dari faktor manusia itu sendiri.
Dalam hal ini berbagai masalah dari pertumbuhan penduduk dengan
kebutuhan dan ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah yang saling
berkaitan. Banyaknya lokasi permukiman yang berada di sekitar bantaran
sungai merupakan suatu permasalahan yang krusial dan memerlukan upaya
tersendiri untuk mengatasinya. Terlebih lagi terjadinya pencemaran air
sungai yang ditimbulkan oleh warga, seperti pembuangan limbah rumah
tangga dan membuang sampah yang langsung ke sungai.
Hal ini terjadi akibat kurangnya kepekaan masyarakat akan
pelestarian lingkungan dan pada akhirnya akan merugikan masyarakat
sendiri. Pencemaran serta tercemarnya air sungai tidak hanya merugikan
masyarakat yang mendiami daerah bantaran sungai saja akan tetapi
layaknya seperti air sungai yang mengalir dari hulu ke hilir yang berarti
4
turut membawa dampak-dampak negatif bagi masyarakat lain.
1.2. Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
sosialisasi lingkungan hidup itu berupa penyuluhan-penyuluhan di bidang
lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh warga setempat. Pelaksanaan
prokasih dilakukan dengan membersihkan sungai dari sampah-sampah yang
ada.
Bupati Jepara, Ahmad Marzuqi, beserta Wakil Bupati, Dian
Kristiandi, meninjau langsung kondisi sungai. Di Desa Karangrandu,
rombongan bupati menyaksikan pencemaran yang menyebabkan air menjadi
hitam dan berbau."Memang yang airnya hitam di Karangrandu. Kami akan
membuka bendungan bantu supaya airnya mengalir berganti air membawa
endapan limbahnya. Kami juga sudah menurunkan alat berat untuk
mengangkat limbah yang mengendap di dasar sungai," ujar Ahmad
Marzuqi, Sabtu (19/8/2017).
Pemerintah daerah kabupaten Jepara telah memberikan himbauan
terhadap warga setempat untuk tidak membuang sampah di sekitar sungai.
Hal itu di lakuakn untuk meninggkatkan kesadaran mayarakat akan
pentingnya kebersihan air supaya terhindaar dsri dampak buruk yang
diakibatkan oleh tercemarnya air sungai tersebut.
Berdasar pendapat narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup
dikatakan bahwa, Pemeritah kabupaten Jepara sedang menggalakkan upaya
untuk mereduksi sampah. Hal tersebut diharapkan agar nantinya sampah
yang dibuang benar-benar yang sudah tidak dapat dimanfaatkan. Selain itu
juga dengan mengubah pola pikir bahwa sampah dapat menghasilkan uang
bukan sesuatu hal yang harus dihindari. Peran dari Pemerintah kabupaten
Jepara yang lain adalah dengan membuat IPAL bagi warga sekitar sungai
Karangrandu.
7
Tokoh warga Desa Karangrandu, Pecangaan, Kholif Mukafi,
menuturkan perubahan warna air sungai sudah mulai terlihat satu tahun lalu.
Namun, sudah satu minggu lebih kondisi kian parah. Padahal Sungai
Pecangaan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat sebagai air
baku dan irigasi pertanian.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa beberapa warga yang tinggal
di Desa Karangrandu sulit untuk diajak kerja bakti untuk membersihkan
lingkungan sekitar pada umumnya dan sungai pada khususnya. Tidak
adanya sanksi bagi warga yang tidak kerja bakti pembersihan sungai
tersebut. Hal tersebut bertentangan dengan kenyataan yang terjadi di Desa
Karangrandu, warga di lokasi tersebut bersama-sama membersihkan sungai
yang telah tercemar agar dapat meminimalisir terjadinya pencemaran air di
desa tersebut.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan
di atas dapat dikatakan di lokasi penelitian telah terjadi penurunan kualitas
lingkungan hidup, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut, pertama,
dampak pencemaran terhadap kesehatan lingkungan lingkungan sungai
Karangrandu sangat mempengaruhi fungsi lingkungan baik abiotik, biotik
maupun sosial. Banyak organisme, biota, hewan dan tumbuhan yang
menjadi rusak atau mati karena pencemaran tersebut.
Warga yang bermukim di sungai Karangrandu rentan terkena penyakit
akibat adanya zat-zat yang merugikan tubuh yang ditemukan pada air sungai
tersebut. peran pemerintah daerah dalam menangani dampak pencemaran air
terhadap kesehatan lingkungan di sungai Karangrandu, yaitu membangun
Instalasi Pengelolaan Limbah . Meskipun demikian peran pemerintah daerah
secara aktif untuk menangani dampak pencemaran air terhadap kesehatan
lingkungan warga masih kurang. peran serta warga di sungai Karangrandu
dalam menangani pencemaran air terhadap kesehatan lingkungan di sungai
Karangrandu sudah sangat baik dengan mengurangi pembuangan limbah
sembarangan di sungai
3.2. Saran
Berdasarkan hasul dari survey yang telah kami lakukan, saran dari kami
9
DAFTAR PUSTAKA
Siahaan, N.H.T., 2004, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan,
Erlangga, Jakarta.
Wardhana, Wisnu Arya, 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Andi
Offset, Yogyakarta.
Mukono, H,J., 2006, Prinsip Dasar Kesehat- an Lingkungan, Airlangga,
Surabaya.
Hardjasoemantri, Koesnadi, 2005, Hukum Tata Lingkungan, Gadjah Mada
Uni- versity Press, Yogyakarta.
10