Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH TEKNIK SUNGAI

TEKNIK SUNGAI

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Teknik Sungai

DOSEN: ANDI AMIN LATIF, S.T., M.T.

DISUSUN OLEH
MUHAMMAD YUDHISTIRA DWI SETYANTO
03120190008
C1

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala hidayah dan inayahNya, penyusunan
makalah Teknik Sungai yang berjudul “Teknik Sungai” ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang Teknik Sungai.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis sangat
mengharapkan saran konstruktif demi kebaikan makalah yang akan datang. Akhir kata penulis
mengucapkan banyak terimakasih.

Makassar, 28 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
Tujuan Penulisan..........................................................................................................................4
Manfaat Penulisan.......................................................................................................................4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
Definisi Sungai............................................................................................................................ 6
Ekosistem Sungai ........................................................................................................................ 7
Pengertian Polusi Air .................................................................................................................. 9
Macam-Macam Polusi Air .......................................................................................................... 9
Pengertian Sungai dan Fungsinya ............................................................................................. 10
Daerah Aliran Sungai (DAS) .................................................................................................... 10
Hidrosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan ..................................................................... 11
Pola Aliran Sungai .................................................................................................................... 16
Bahaya Pencemaran Air Sungai................................................................................................ 17
Usaha-Usaha Untuk Mencegah Pencemaran Air Sungai.......................................................... 17
Contoh Daerah Aliran Sungai....................................................................................................19
Macam-Macam Daerah Aliran Sungai (DAS)..........................................................................20
Manfaat Sungai.........................................................................................................................21
Daftar Nama Sungai Yang Ada Di Indonesia...........................................................................23
PENUTUP..................................................................................................................................... 32
Kesimpulan ............................................................................................................................... 32
Saran ......................................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 33

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari–hari kita membutuhkan air yang bersih untuk di minum,
memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus
berstandar bebas 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak
kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau yang tercampur dengan benda–benda seperti
sampah plastik, sampah organik, kotoran manusia, kaleng dan sebagainya.

Pemandangan seperti ini kita lihat di sungai pada saat kita mengamati sungai, zat-
zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan bila di
konsumsi bagi masyarakat. Sungai adalah sumber air sehari–hari untuk kelangsungan
hidup, tapi mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut. Oleh
karna itulah penulis membuat makalah ini untuk menyadarkan masyarakat disana akan
bahaya sungai yang tercemar.

1.2. RUMUSAN MASALAH

➢ Penyebab terjadinya pencemaran air di sungai?


➢ Bahaya yang timbul akibat tercemarnya air sungai?
➢ Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air di sungai?

1.3. TUJUAN PENULISAN

✓ Agar masyarakat lebih dapat memahami bahaya polusi air.


✓ Agar dapat membedakan air yang bersih dan air yang sudah tercemar.
✓ Dapat lebih berhati-hati dalam menggunakan air yang bersih dan yang terpolusi.
✓ Dapat mengetahui kandungan air yang terpolusi.

1.4. MANFAAT PENULISAN

Bagi penulis:

✓ Mengetahui penyebab pencemaran air sungai.


✓ Mengetahui kualitas air sungai.
✓ Dapat menghimbau masyarakat tentang bahayanya pencemaran air sungai.
Bagi masyarakat:

✓ Agar masyarakat lebih menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas air sungai yang
berguna dan bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.
✓ Jika air sungai terjaga kebersihannya tidak akan terjangkit penyakit.
✓ Agar masyarakat menyadari pentingnya sungai.

Bagi industri:

✓ Agar tidak membuang limbahnya pada aliran sungai terdekat.


✓ Agar dapat mengelola limbah terlebih dahulu, sebelum dibuang pada aliran sungai.
✓ Agar semua pabrik yang ada, bisa menganalisi mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 DEFINISI SUNGAI

Sungai adalah tempat–tempat dan wadah–wadah serta jaringan pengaliran air


mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang
pengalirannya oleh garis sempadan (Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991).
Berdasarkan Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang
dimaksud wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam
satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari
atau sama dengan 2000 km2.

Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi kemiringan lahan yang curam berturut-
turut menjadi agak curam, agak landai, dan relatif rata. Arus relatif cepat di daerah hulu
dan bergerak menjadi lebih lambat dan makin lambat pada daerah hilir. Sungai merupakan
tempat berkumpulnya air di lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang
lebih rendah. Daerah sekitar sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah
tangkapan air atau daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga
dipengaruhi aktifitas dan perilaku penghuninya (Wiwoho, 2005). Sungai sebagai sumber
air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi serba guna bagi
kehidupan dan penghidupan manusia. Menurut Mulyanto (2007) ada dua fungsi utama
sungai secara alami yaitu mengalirkan air dan mengangkut sedimen hasil erosi pada daerah
aliran sungai dan alurnya. Kedua fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi.
Jenis-jenis sungai berdasarkan debit airnya klasifikasikan menjadi:

a. Sungai permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.

b. Sungai periodik, adalah sungai yang pada waktu musim penghujan debit airnya besar,
sedangkan pada musim kemarau debitnya kecil.

c. Sungai episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau kering dan pada waktu
musim penghujan airnya banyak.

d. Sungai ephemeral, adalah sungai yang hanya ada airnya saat musim hujan dan airnya
belum tentu banyak.
2.2. EKOSISTEM SUNGAI

Ekosistem secara umum terdiri atas 2 yaitu alami dan buatan. Sungai merupakan
ekosistem alami. Ekosistem sungai memiliki sifat dari ekosistem itu sendiri seperti
memiliki komponen abiotik dan komponen biotik.

Ekosistem sungai merupakan contoh dari ekosistem lotik, yaitu air yang mengalir.
Ekosistem sungai berbeda dengan ekosistem danau yang merupakan jenis ekosistem lentik
(air yang tenang/ tidak mengalir).
Oleh karena sungai merupakan ekosistem lotik, maka terdapat karakteristik dari
ekosistem sungai itu sendiri yaitu:

Ekosistem sungai (sumber : Wikipedia.go.id)

1. Variasi spesies dalam ekosistem ini cukup tinggi


2. Terjadi perubahan fisik terhadap ekosistem seperti pengendapan ataupun erosi.
3. Airnya mengalir tanpa arah, dapat keluar dari ekosistem sungai itu sendiri.
4. Spesies makhluk hidup yang ada dalam ekosistem sungai beradaptasi dengan air yang
mengalir terus menerus (perubahan fisik, fisiologis, ataupun perilaku).

Telah dijelaskan sebelumnya di bagian ekosistem bahwa terdapat perbedaan dari ciri
atau sifat atau komponen yang ada pada ekosistem satu dan lainnya. Kali ini pada ekosistem
sungai akan diterangkan tentang 2 komponen utama yaitu abiotik dan biotik.
Komponen abiotik ekosistem sungai yaitu:

Aliran air
Ekosistem sungai memiliki ciri khas ini, yaitu aliran air. Kemampuan atau derasnya
aliran sungai mempengaruhi perubahan yang terjadi terhadap ekosistem itu sendiri dan diluar
ekosistem itu. Semakin keras aliran sungai akan meningkatkan erosi dan pengendapan pada
ekosistem sungai. Hal ini juga berpengaruh terhadap hewan dan tumbuhan serta makhluk hidup
lain yang mampu hidup di ekosistem sungai tertentu.

Cahaya
Semakin dalam dasar suatu ekosistem sungai semakin bervariasi pula komunitas di
dalamnya. Cahaya, berperan dalam fotosintesis dan juga sebagai sarana dalam menggunakan
indera mata makhluk hidup dalam ekosistem air. Semakin banyak cahaya yang mengenai suatu
ekosistem sungai, maka produsen utama seperti plankton dan alga akan meningkat. Hal ini
secara langsung akan meningkatkan produktivitas ekosistem sungai.

Temperatur sungai
Perbedaan temperatur suatu ekosistem sungai menyebabkan perbedaan biotik di
dalamnya. Akan tetapi, kebanyakan ekosistem sungai yang merupakan aliran air,
temperaturnya tidak mencapai titik beku. Temperatur sangat berhubungan dengan cahaya serta
kondisi geologis ekosistem sungai tersebut.

Kandungan kimiawi sungai


Kandungan kimiawi ekosistem sungai seperti kadar oksigen dalam air, kandungan
mineral yang ada dan banyaknya bahan organik yang ada dalam ekosistem sungai. Hal itu
mempengaruhi pembagian penyebaran biotik yang ada. Di wilayah yang banyak mengandung
oksigen tentulah terdapat banyak alga dan tumbuhan fotosintesis dan hewan sangat aktif
bergerak.

Substrat
Perbedaan kekuatan arus mempengaruhi substrat yang ada dan letaknya serta
penimbunannya pada ekosistem sungai. Substrat anorganik pada aliran sungai dapat
mengendap ataupun berpindah dan mengendap di tempat lain tergantung kerasnya arus dan
ukuran partikel.

Komponen biotik dalam ekosistem sungai


Pada ekosistem sungai terdapat beberapa jenis makhluk hidup mulai dari
mikrooganisme seperti bakteri, arthropoda seperti serangga, mollusca contohnya siput, keong.
Tentu saja terdapat banyak jenis ikan dan amphibi serta reptil dalam ekosistem sungai.
Mamalia dan Aves pun dapat berada dalam ekosistem sungai. Semua jenis makhluk hidup tadi
nantinya akan membentuk jaring-jaring makanan.
2.3 PENGERTIAN POLUSI AIR
Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada
tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan
kimia, zat-zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam
jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan
pembersihan sendiri (regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan perlu
dideteksi secara dini dan ditangani segera.

Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainnya ke
dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, bau dan
rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk
buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-
bahan pelumas dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada
roda dan kapal pengangkut minyak, logam-logam berat berasal dari industri bahan kimia
dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan
makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia dan
kotoran binatang.

2.4. MACAM MACAM POLUSI AIR

Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan
limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan-
bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhkan oksigen
untuk penguraiannya, bahan-bahan kimia organic dari industri atau limbah pupuk
pertanian, bahan-bahan yang tidak sediment, bahan-bahan yang mengandung radioaktif
dan panas.

Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin


berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan
sampah organic maupun anorganik yang dibuang ke sungai terus-menerus, selain
mencemari air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir. Air adalah unsur alam
yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. PENGERTIAN SUNGAI DAN FUNGSINYA

A. Pengertian Sungai
Sungai dapat didefinisikan sebagai saluran di permukaan bumi yang terbentuk secara
alamiah yang melalui saluran itu air dari darat mengalir ke laut. Di dalam bahasa indonesia,
kita hanya mengenal satu kata “sungai”. Sedangkan di dalam bahasa inggris dikenal kata
“stream” dan “river”. Kata “stream” dipergunakan untuk menyebutkan sungai kecil, sedang
“river” untuk menyebutkan sungai besar.

B. Kegunaan Sungai
Berikut ini adalah kegunaan / manfaat perairan darat bagi manusia yang ada di sekitarnya:

1. Sumber energi pembangkit listrik.


2. Sebagai sarana transportasi.
3. Tempat rekreasi atau hobi.
4. Tempat budidaya ikan, udang, kepiting, dll.
5. Sumber air minum makhluk hidup.
6. Bahan baku industry.
7. Sumber air pertanian, peternakan dan perikanan.
8. Sebagai tempat olahraga.
9. Untuk mandi dan cuci.
10. Tempat pembuangan limbah ramah lingkungan.
11. Tempat riset penelitian dan eksplorasi.
12. Bahan balajar siswa sekolah dan mahasiswa.

3.2. DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

Daerah aliran sungai atau (DAS) adalah sungai induk beserta anak-anak sungai
yang membentuk suatu kompleks sungai, contoh daerah aliran sungai antara lain: DAS
Mahakam di Kalimantan, DAS Rhein di Eropa, DAS Misissisipi di Amerika Serikat, dan
sebagainya .Pada garis besarnya badan sungai dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
Bagian Hulu Sungai (terletak di sekitar gunung)

Ciri-ciri dari sungai bagian hulu, antara lain:

1. Kemiringan sungainya sangat besar.


2. Aliran sungai deras dan banyak ditemukan jeram (air terjun).
3. Erosi sungai sangat aktif.
4. Erosinya kearah vertical (ke arah dasar sungai).
5. Lembah sungainya berbentuk V.

Bagian Tengah Sungai

Ciri-ciri dari sungai bagian tengah, antara lain:

1. Kemiringan sungai sudah berkurang.


2. Aliran sungai tidak seberapa deras dan jarang dijumpai jeram.
3. Erosi sungai agak berkurang dan sudah ada sedimentasi.
4. Erosi sungai berjalan secara vertical dan horizontal.
5. Lembah sungainya berbentuk U.

Bagian Hilir Sungai (terletak di daerah muara sungai)

Ciri-ciri dari sungai bagian hilir, antara lain:

1. Kemiringan sungai sangat landai.


2. Aliran sungai berjalan sangat lamban.
3. Erosi sungai sudah tidak ada, yang ada adalah sedimentasi.
4. Sedimentasi membentuk daratan banjir dengan tanggul alam.
5. Lembah sungai berbentuk huruf U.

3.3. HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

A. Perairan Darat

1. Siklus hidrologi
Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran
peredaran yang disebut sikus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi.
Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Siklus kecil, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan,
lalu jatuh ke laut.
2. Siklus sedang, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi dan dibawa angin,
membentuk awan diatas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan,
sungai, dan ke laut lagi.
3. Siklus besar, yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal
es diatas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju,
membentuk gletser (lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.

Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti gejala
meteorologis dan klimatologis, antara lain:
a) Evaporasi, yaitu penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan
wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80% berasal dari penguapan air laut.
b) Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau
mulut daun.
c) Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
d) Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan.
e) Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti transporasi panas dan
uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
f) Presipitasi, yaitu segala bentuk hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan, air,
hujan es, dan hujan salju.
g) Run off (aliran permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui
sungai dan anak sungai.
h) Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah.

2.Sungai

Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara
di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar.

1. Klasifikasi sungai.
1. Berdasarkan keadaan aliran airnya, sungai dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Sungai episodik (perenial).
b. Sungai periodik (intermiten).
2. Berdasarkan sumber airnya, sungai dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Sungai hujan.
b. Sungai gletser.
c. Sungai campuran.
3. Berdasarkan struktur lapisan batuan yang dilaluinya, sungai dibagi menjadi 2 macam,
yaitu:
a. Sungai anteseden.
b. Sungai epigenesa.
4. Berdasarkan arah aliran yang dilaluinya, sungai dapat dibagi menjadi 6 macam, yaitu:
a. Sungai consequent lateral.
b. Sungai sonsequent longitudinal.
c. Sungai subsequent.
d. Sungai resequent.
e. Sungai obsequent.
f. Sungai insequent.
5. Penggolongan sungai berdasarkan pertimbangan yang lain, yaitu:
a. Sungai superimposed.
b. Sungai reverse.
c. Sungai composit.
d. Sungai anaklinal.
e. Sungai compound.

2. Pola aliran sungai


Ada berbagai pola aliran sungai sebagai berikut:
a. Paralel.
b. Rektangular.
c. Angular.
d. Radial sentrifugal.
e. Radial sentripetal.
f. Trellis.
g. Anular.
h. Dendritik.
3. Meander sungai
Meander adalah bentuk kelokan-kelokan aliran sungai. Terbentuknya meander karena
adanya reaksi dari aliran sungai terhadap batu-batuan yang relatif homogen dan kurang
resisten terhadap erosi. Pada lengkungan meander masing-masing terhadap dua sisi. Bagian
dari lengkungan meander yang selalu mendapat sedimentasi sehingga menyebabkan aliran
tersebut berpindah disebut undercut.
Aliran air mengalir lebih cepat pada sisi luar lengkung dibandingkan arus pada sisi
dalam, sehingga sisi luar lengkungan tererosi dan hasilnya terendapkan pada sisi dalam.
Demikian seterusnya sampai pada suatu saat meander mungkin akan berbentuk setengah
lingkaran atau bahkan hampir melingkar penuh. Batas daratan yang sempit yang
memisahkan antara tikungan yang satu dan tikungan lainnya akhirnya terpotong oleh
saluran yang baru, dan terbentuklah danau tapal kuda atau danau mati (oxbow lake).
4. Delta
Pada ujung aliran dekat danau muara di laut atau danau, akan terbentuk suatu endapan
yang disebut delta. Delta memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ada factor-faktor
yang memengaruhi perbedaan tersebut antara lain jenis batuan, kecepatan aliran sungai, dan
musim.
5. Pertumbuhan suatu lembah sungai
Lembah sungai adalah suatu bentuk permukaan yang lebih rendah daripada bagian
lainnya yang dihasilkan oleh pengikisan air. Pertumbuhan suatu lembah sungai dapat
berjalan melalui 3 proses yaitu:
a. Pedalaman lembah sungai
Di daerah hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup besar, sungai
memiliki aliran yang cukup kuat. Kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses
erosi dan transportasi bekerja lebih dominan.
b. Pelebaran lembah sungai
Pada daerah datar, proses erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi
menyamping (lateral). Hal ini disebabkan lambatnya kecepatan arus yang mengalir.
c. Pemanjangan lembah sungai
Pemanjangan lembah dapat terjadi karena terjadinya penurunan permukaan
laut, sehingga daratan bertambah maju, dan karena pertumbuhan delta, yang berarti
menambah pula muka daratan.
6. Air tanah
Air tanah bagian air yang berada pada lapisan dibawah permukaan tanah. Permukaan
yang merupakan bagian atas dari tubuh bagian air itu disebut permukaan preatik.
Berdasarkan kenyataan tersebut terdapat dua jenis lapisan batuan utama, yaitu lapisan
kedap (impermeable) dan lapisan tak kedap air (permeable).
1) Lapisan kedap, kadar pori lapisan tak kedap air atau tak tembus air sangat kecil, sehingga
kemampuan untuk meneruskan air juga kecil.
2) Lapisan tak kedap, kadar pori lapisan tak kedap air atau tembus air cukup besar. Oleh
karena itu, kemampuan untuk meneruskan air juga besar.
3) Penampang air tanah, air tanah freatik terdapat pada formasi lapisan batuan porous yang
menjadi pengikat air tanah dengan jumlah cukup besar.

7. Daerah aliran sungai (DAS)


Kumpulan sungai pada suatu sistem cekungan dengan aliran keluar atau muara tunggal
membentuk daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai adalah wilayah tampungan yang
masuk kedalam wilayah air sungai.
Contoh-contoh daerah aliran sungai di indonesia:
1) DAS Ciliwung, yang mempunyai hulu di Bogor dan hilir di Jakarta.
2) DAS Bengawan Solo, yang mempunyai hulu di Wonogiri dan hilir di Gresik.
3) DAS Mahakam, yang mempunyai hulu di pegunungan Bawui dan hilir di Samarinda.

8. Banjir di daerah aliran sungai


Akibat hujan yang aliran airnya melalui hutan-hutan gundul, daerah yang kurang
bervegetasi (tanaman di permukaan bumi sebagai daya serap air, maka timbullah banjir).

a. Faktor penyebab banjir


Banjir sering terjadi didaerah hilir DAS, meskipun penyebab banjir tidak selalu terjadi
di bagian hilir. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya banjir antara lain:
1) Penebangan hutan yang berlebihan.
2) Penutupan daun dan kantong-kantong air lainnya.
3) Berubahnya saluran drainase dan sungai.

b. Dampak banjir
Dampak yang ditimbulkan banjir antara lain:
1) Bangunan seperti rumah, gedung sekolah, jembatan menjadi rusak
2) Jaringan jalan, telepon, listrik menjadi rusak atau terputus
3) Pencemaran air dan tanah

c.Usaha penanggulangan banjir


Supaya DAS tidak mengalami kerusakan maka perlu adanya usaha pemeliharaan
sehingga unsur-unsur yang ada dalam DAS (unsur fisik, kimia dan biologi) tetap terjaga
kelestariannya.
Usaha menjaga kelestarian DAS dapat dilakukan dengan konservasi lahan di dalam
DAS tersebut. Konservasi lahan dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:
1) Metode vegetatif, antara lain:
• Penghutanan kembali lahan gundul
• Penghijauan
2) Metode mekanik, antara lain:
• Pembuatan selokan atau saluran air
• Pembuatan sumur
• Pembuatan tanggul pada lereng-lereng curam

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi resiko banjir antara lain:


1) Upaya penghijauan.
2) Pembuatan teras-teras.
3) Pembuatan tanggul-tanggul dipinggir sungai.
4) Pembuatan terusan saluran air.

3.4. POLA ALIRAN SUNGAI


Pola aliran sungai dipengaruhi oleh struktur geologi dan permukaan daerah yang
dilalui. Macam pola aliran sungai sebagai berikut.
a. Radial
Adalah pola aliran sungai menyebar (sentripetal) yang terletak di daerah dataran
tinggi.
b. Pinante
Adalah pola aliran sungai yang muara anak sungainya berbentuk sudut lancip.
c. Anular
Adalah pola aliran sungai semula radial sentrifugal, kemudian timbul sungai-
sungai subsekuen yang sejajar kontur. Biasanya terdapat di daerah dome stadium dewasa.
d. Dendritik
Merupakan pola sungai yang arah alirannya tidak teratur biasanya terdapat di
daerah pantai.
e. Rectangular
Merupakan pola sungai yang aliran sungainya melalui daerah patahan yang
membentuk sudut siku-siku.
f. Trellis
Adalah pola aliran sungai yang menyirip daun dan mempunyai kombinasi antara
sungai resekuen, obsekuen, dan konsekuen.

3.5. BAHAYA PENCEMARAN AIR SUNGAI


Bibit-bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat
merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2
kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau
busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa,
benzon, tetraklorida, karbon dan lain-lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapat
menyebabkan kanker dan diare. Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air,
diantaranya:
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
3. Pendangkalan dasar perairan
4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit,
juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

3.6.USAHA-USAHA UNTUK MENCEGAH PENCEMARAN AIR SUNGAI

Saat ini sungai sering mengakibatkan banjir akibat sungai itu dipenuhi sampah yang
menutupi aliran sungai. Adapun menurut kami beberapa langkah yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadi banjir lagi yaitu:

1. Dalam perencanaan jalan-jalan lingkungan baik program pemerintah maupun swadaya


masyarakat sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misalnya
penggunaan bahan dari pavling blok (blok-blok adukan beton yang disusun dengan
rongga-rongga resapan air disela-selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah
penataan saluran lingkungan, pembuatannya pun harus bersamaan dengan pembuatan
jalan tersebut.
2. Apabila di halaman pekarangan-pekarangan rumah kita masih terdapat ruang-ruang
terbuka, buatlah sumur-sumur resapan air hujan sebanyak-banyaknya. Fungsi sumur
resapan air ini untuk mempercepat air meresap ke dalam tanah. Dengan membuat sumur
resapan air tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
✓ Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak.
✓ Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan-lahan yang
rendah atau meninggikan lantai rumah.
✓ Apabila air hujan tidak tertampung oleh selokan-selokan rumah, dapat dialirkan ke
sumur-sumur resapan. Jangan membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah
tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan karena bisa
mencemari kandungan air tanah
✓ Apabila air banjir masuk ke rumah mencapai ketinggian 20-50 cm, satu-satunya jalan
adalah meninggikan lantai rumah di atas ambang permukaan air banjir.
✓ Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah
umum dilakukan orang, hanya saja teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.
✓ Segala sesuatu yang menutupi permukaan air seperti rumah diatas sungai, kandang
ternak, jamban dipindahkan ketempat lain karna sangat mengganggu aliran sungai.
3.7. CONTOH DAERAH ALIRAN SUNGAI

Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah air yang mengalir pada suatu kawasan yang
dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan
terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan
mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalu sungai. Air daerah aliran sungai (DAS)
adalah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air
tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut.

Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara alamiah.
Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer
kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air
tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga akan
dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup.

Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke
dalam tanah (infiltrasi), sedangkan air yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung
sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian
mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff), untuk selanjutnya
masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kipler yang selanjutnya
akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh
maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horizontal) untuk
selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah (subsurface flow) yang
kemudian akan mengalir ke sungai. Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan
titik-titik tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain.
Masalah-masalah DAS di Indonesia:

1. Banjir
2. Produktivitas tanah menurun
3. Pengandapan lumpur pada waduk
4. Saluran irigasi
5. Proyek tenaga air
6. Penggunaan tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian lahan kering dan
konservasi yang tidak tepat)

Metode perhitungan banyaknya hujan di DAS:

1. Metode Isohyet, yaitu garis dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
memiliki jumlah curah hujan yang sama selama periode tertentu. Digunakan apabila
luas tanah lebih dari 5000 km²
2. Metode Thiessen, digunakan bila bentuk DAS memanjang dan sempit (luas 1000-5000
km²)

Daerah-daerah DAS

1. Hulu sungai, berbukit-bukit dan lerengnya curam sehingga banyak jeram.


2. Tengah sungai, relatif landai,terdapat meander. Banyak aktivitas penduduk.
3. Hilir sungai, landai dan subur. Banyak areal pertanian.

3.8 MACAM-MACAM DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

DAS dibedakan menjadi dua, yakni:

• DAS gemuk: DAS jenis ini memiliki daya tampung yang besar, adapun sungai yang
memiliki DAS seperti ini cenderung mengalami luapan air yang besar apabila
terjadinya hujan di daerah hulu.
• DAS kurus: DAS jenis ini bentuknya sempit, sehingga daya tampungnya pun kecil.
Manakala hujan turun di daerah hulu, tidak terjadi luapan air yang tidak terlalu hebat.
Bentuk-bentuk DAS

Bentuk DAS ada tiga jenis, yaitu:

• Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki debit banjir sekuensial dan
berurutan. Memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mencapai mainstream.
Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk lainnya.
• Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir yang terakumulasi dari
berbagai arah sungai dan memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu ayam
untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang relatif landai daripada bulu
ayam.
• Bentuk parallel/kombinasi: DAS bentuk kombinasi memiliki debit banjir yang
terakumulasi dari berbagai arah sungai di bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu
sekuensial dan berurutan.

3.9. MANFAAT SUNGAI

Sejak jaman dahulu kala, sungai menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat yang
berdiam di sekitar alirannya. Ia menjadi sumber hidup dan kehidupan masyarakat yang
bermukim di sekitar bantarannya. Sungai menjadi ruang sosial yang cukup representative
bagi masyarakat karena bisa digunakan untuk mandi, mencuci serta bahkan mencari ikan
untuk kebutuhan rumah tangga dan sumber penghasilan.
Bahkan kalau kita cermati, beberapa candi dan kerajaan-kerajaan di Nusantara ini
senantiasa berdiri tidak jauh dari sungai. Tentu saja keberadaan sungai menjadi vital bagi
kehidupan saat itu. Disaat transportasi belum semudah sekarang ini, pembangunan candi
dan kerajaan itu menggunakan sungai sebagai jalur utama transportasi bagi keluar
masuknya perahu pengangkut bahan bangunan serta makanan.
Sungai juga menjadi penjaga harmoni bagi keberadaan gunung serta bukit yang
tak jauh darinya. Dibeberapa tempat, sungai bahkan menyediakan pasokan air yang cukup
penting bagi sektor pertanian dan perkebunan. Bahkan batu-batu yang ada disungai
mensuplai sebagian besar bahan bangunan bagi rumah penduduk di sekitar daerah aliran
sungai. Dengan demikian, keberadaan sungai menjadi sangat penting bagi kehidupan
bahkan sampai sekarang. Namun sayang, kita kurang begitu peduli dengan pelestarian dan
kebersihan sungai disekitar kita. Padahal disamping bermanfaat untuk hal diatas, sungai di
jaman sekarang bisa pula di gunakan untuk pembangkit tenaga listrik, wisata air serta
aneka kegiatan yang berhubungan dengan air dan perairan.
Sungai yang terawat serta terjaga kebersihannya akan membawa dampak positif
bagi masyarakat yang hidup disekitarnya. Karena dapat menghindarkan diri dari resiko
banjir serta dapat mendatangkan devisa bagi industri pariwisata di sekitar bantaran sungai.
Sudah saatnya kita menjaga kebersihan sungai karena dari sanalah roda kehidupan itu
mengalir. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke
dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan
cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan
air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air
yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk
sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan
tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali
sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah
tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es/salju. Selain
air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.
Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS). Manusia membutuhkan
air dalam jumlah besar untuk berbagai kebutuhan hidupnya yang dapat dimanfaatkan
dalam banyak hal. Perairan darat seperti sungai, danau, waduk, empang, rawa, dan lain
sebagainya memiliki banyak manfaat jika dikelola dengan baik oleh masyarakat sekitar
perairan.
Berikut ini adalah kegunaan/manfaat perairan darat bagi manusia yang ada di
sekitarnya:
➢ Sumber energi pembangkit listrik
➢ Sebagai sarana transportasi
➢ Tempat rekreasi atau hobi
➢ Tempat budidaya ikan, udang, kepiting,
➢ Sumber air minum makhluk hidup
➢ Bahan baku industry
➢ Sumber air pertanian, peternakan dan perikanan
➢ Sebagai tempat olahraga
➢ Untuk mandi dan cuci
➢ Tempat pembuangan limbah ramah lingkungan
➢ Tempat riset penelitian dan eksplorasi
➢ Bahan balajar siswa sekolah dan mahasiswa.

3.10. DAFTAR NAMA SUNGAI YANG ADA DI INDONESIA


Berikut ini adalah daftar sungai di Indonesia:

Menurut panjang:

• Sungai Kapuas (terpanjang di Kalimantan dan di Indonesia): 1.143 km


• Sungai Mahakam: 920 km
• Sungai Barito: 900 km
• Sungai Batanghari (terpanjang di Sumatera): 800 km
• Sungai Musi: 750 km (Palembang Sumatera Selatan)
• Sungai Mamberamo (terpanjang di Papua): 670 km
• Bengawan Solo (terpanjang di Jawa): 548 km

Menurut provinsi:

Aceh • Krueng Geumpang


• Krueng Meureudu
• Krueng Aceh
• Krueng Peureulak
• Krueng Batee Iliek
• Krueng Peusangan
• Krueng Cunda
• Krueng Teunom • Air Lintang-kiri
• Krueng Woyla • Sungai lpuh
• Lawe Alas • Air Keru
• Sungai Ranggos • Air Palik
• Sungai Simpang Kanan • Air Pikat
• Sungai Simpang Kiri • Sungai Ketahun
• Sungai Nasal
Bali
• Air Nelas
• Sungai Seblat
• Tukad Ayung
• Sungai Seluma
• Sungai Bubuh
• Sungai Tanjungaur
• Jeh Ajung
• Sungai Luas
• Jeh He
• Sungai Padanggila
• Jeh Jinah
• Air Bengkulen Map
• Jeh Poh
• Jeh Sungi
Jakarta
• Tukad Buleleng
• Tukad Banjumala • Sungai Aluran
• Tukad Pakerisan • Kali Grogol
• Sungai Balangan • Kali Krukut
• Sungai Batulaya • Kali Malang
• Sungai Pancuran • Kali Mokervart
• Sungai Pangi • Kali Pesanggrahan
• Tukad Pakerisan • Kali Sunter
• Sungai Tengah
Bengkulu
• Kali Semanan
• Sungai Udang
• Sungai Alas
• Kali Angke
• Sungai Bantai
• Ci Liwung
• Air Bengkulen
• Ci Pinang
• Sungai Bengkulu
• Air Blimbing
Jambi
• Air Dendan
• Air Lais • Batang Asam
• Air Lemau • Batang Hari
• Sungai Bulian • Ci Sanggarung
• Sungai Danaubangko • Ci Sarua
• Sungai Kahidupankaor • Ci Tandui
• Sungai Kumpe • Ci Tarum
• Sungai Pengabuan • Ci Ujung
• Batang Tembesi
Jawa Tengah
• Sungai Serengam
• Sungai Singkati-gedang
• Kali Ampobendo
• Sungai Singoan
• Kali Bendungan
• Bengawan Solo
Jawa Barat
• Kali Bodri
• Ci Beet • Kali Bogowonto
• Ci Binong • Kali Dogleg
• Ci Bulan • Kali Kedu Dua
• Ci Danau • Kali Dukuh
• Ci Durian • Kali Comal
• Ci Hideung • Kali Geritri
• Ci Karang • Kali Gondok
• Ci Katomas • Sungai Juwana
• Ci Kapundung • Kali KapulogoK
• Ci Kubang • Kali Klampis
• Ci Langkub • Kali Lusi
• Ci Losari • Kali Maron
• Ci Mandiri • Kali Pemali/ Kali Brebes
• Ci Mantiung • Sungai Progo
• Ci Manuk • Sungai Serang
• Ci Ojar • Sungai Serayu
• Ci Pada • Kali Urang
• Ci Paku • Sungai Kebuyutan
• Ci Picung
Jawa Timur
• Ci Punegara
• Ci Rawa
• Sungai Ajung
• Ci Sadane
• Kali Amprong
• Kali Bandojudo Kalimantan Barat
• Sungai Bango
• Sungai Airhitam
• Sungai Banyuputih
• Sungai Beliang
• Sungai Bajulmati
• Sungai Embuan
• Sungai Bedadung
• Sungai Ensabal
• Kali Besukkoboan
• Sungai Jelai
• Kali Besuksemut
• Sungai Kapuas
• Kali Besuktunggeng
• Sungai Kapuas (Kalimantan
• Kali Bondoyudo
Tengah)
• Sungai Brangkal
• Sungai Landak
• Sungai Brantas
• Sungai Melawi
• Sungai Glagah
• Sungai Meliau
• Sungai Grindulu
• Sungai Mengkiang
• Kali Grobogan
• Sungai Mempawah
• Sungai Jagir
• Sungai Muna
• Kali Jatiroto
• Sungai Kedukul
• Kali Konto
• Sungai Paloh
• Sungai Lahor
• Sungai Pawan
• Sungai Lamongan
• Sungai Sambas
• Kali Lekso
• Sungai Saju
• Kali Lesti
• Sungai Sekajam
• Sungai Madiun
• Sungai Sengarit
• Kali Mas
• Kali Mayang
Kalimantan Selatan
• Kali Mujur
• Sungai Pandalaras • Sungai Aingbantai
• Kali Porong • Sungai Alalak
• Kali Rejali • Sungai Amandit
• Sungai Rejoso • Sungai Asam-asam
• Sungai Sampean • Sungai Ayu
• Kali Setail • Sungai Baharangan
• Sungai Sumbermarijing • Sungai Balangan
• Kali Suko • Sungai Barabai
• Kali Winong • Sungai Barito
• Sungai Batulicin • Sungai Kayan
• Sungai Cegal • Sungai Mahakam
• Sungai Lilin • Sungai Senyiur
• Sungai Gelombang • Sungai Sesayap
• Sungai Haruan • Sungai Telen
• Sungai jaing • Sungai Wahan
• Sungai jangkung • Sungai Sembakung
• Sungai Kurambu
Kepulauan Riau
• Sungai Kusan
• Sungai Martapura
• Sungai Beduk
• Sungai Negara
• Sungai Binjai
• Sungai Pitap
• Sungai Bintan
• Sungai Riam
• Sungai Buluh
• Sungai Satui
• Sungai Carang
• Sungai Tabalong
• Sungai Daik Lingga
• Sungai Tabuan
• Sungai Enam
• Sungai Tapin
• Sungai Jang
• Sungai Kecil
Kalimantan Tengah
• Sungai Lakam
• Sungai Kahayan • Sungai Lekop
• Sungai Kalanaman • Sungai Nibung Hangus
• Sungai Katingan • Sungai Panas
• Sungai Lamandau • Sungai Pinang Lingga
• Sungai Mendawai • Sungai Pulai
• Sungai Pembuang • Sungai Raya
• Sungai Sampit • Sungai Sebong
• Sungai Seruyan • Sungai Segeram
• Sungai Sikop
Kalimantan Timur
• Sungai Sugi
• Sungai Teluk Bintan
• Sungai Angisa
• Sungai Tenam
• Sungai Bahau
• Sungai Timun
• Sungai Bani
• Sungai Ular
• Sungai Berau
• Sungai Ulu • Sungai Nal
• Sungai Ungar • Sungai Pliwis
• Sungai Putih
Lampung
• Sungai Sidutan
• Sungai Sumpel
• Sungai Basai
• Sungai Tepa
• Sungai Jepara
• Sungai Emboko
• Sungai Kambas
• Sungai Fai
• Sungai Pameriliun
• Sungai Jamal
• Sungai Sekampung
• Sungai Kanjiji
• Sungai Semah
• Sungai Lingeh
• Sungai Seputih
• Sungai Polapare
• Sungai Simpang Balek
• Sungai Rissa
• Sungai Sukadana
• Sungai Wajalu
• Sungai Tulangbawang
• Sungai Wera
Maluku
Papua
• Sungai Apu
• Sungai Baliem
• Sungai Castelo
• Sungai Bian
• Sungai Marikrubu
• Sungai Digul
• Sungai Masiulang
• Sungai Kamundan
• Sungai Ruate
• Sungai Lorentz
• Sungai Sapatewa
• Sungai Mayu
• Sungai Sapulawa
• Sungai Mamberamo
• Sungai Sarafo
• Sungai Merauke
• Sungai Togorala
• Sungai Noordwese
• Sungai Yalua
• Sungai Sircanden
Nusa Tenggara Barat • Sungai Torasi
• Sungai Warenoi
• Sungai Ampang
• Sungai Gurakara Riau
• Sungai Jangklok
• Sungai Bangko
• Sungai Kampu
• Sungai Gaung
• Sungai Kampar Kanan • Sungai Palu
• Sungai Kampar Kiri • Sungai Poso
• Sungai Ketanan • Sungai Takuwono
• Sungai Kuantan/Indragiri • Sungai Toili
• Sungai Reteh • Sungai Wesanga
• Sungai Rokan Kanan
Sulawesi Tenggara
• Sungai Rokan Kiri
• Sungai Siak
• Sungai Konoweha
• Sungai Labandia
SuIawesi Tengah
• Sungai Lalindu
• Sungai Ulkuli • Sungai Lasolo
• Sungai Matarombeo
Sulawesi Selatan
• Sungai Peleang
• Sungai Sampolawa
• Sungai Bila
• Sungai Watumakale
• Sungai Bulucenrana
• Sungai Girirang
Sulawesi Utara
• Sungai Jeneberang
• Sungai Karana • Sungai Ayong
• Sungai Malasa • Sungai Binebase
• Sungai Mandar • Sungai Bone
• Sungai Maraleng • Sungai Laini
• Sungai Sadong • Sungai Naha
• Sungai Singga • Sungai Polgar
• Sungai Tangkok • Sungai Ranayapu
• Sungai Walanae • Sungai Tabalong
• Sungai Tutul
Sulawesi Tengah
Sumatera Barat
• Sungai Batui
• Sungai Bongkal • Batang Anai
• Sungai Buol • Batang Arau
• Sungai Maraju • Batang Sri Antokan
• Sungai Mesup • Batang Agam
• Batang Ombilin • Sungai Rawas
• Batang Selo • Sungai Saleh
• Batang Tabik
Sumatera Utara
• Batang Kuantan
• Batang Kasang
• Sungai Angkola
• Batang Sinamar
• Sungai Asahan
• Batang Hari
• Sungai Batanggadis
• Batang Tarusan
• Sungai Belawan
• Batang Kandis
• Sungai Batang Toru
• Batang Masang
• Sungai Besitang
• Batang Alahan Panjang
• Sungai Nalipang
• Batang Sangir
• Sungai Sarkam
• Batang Pasaman
• Sungai Sibundung
• Batang Kinali
• Sungai Singkuang
• Sungai Jujuhan
• Sungai Wampu
• Sungai Sihilang
• Sungai Bilah
• Sungai Sindung
• Sungai Situmandi
• Sungai Sirantih
• Sungai Sigeaon
• Batang Ulakan
• Batang Mangau Yogyakarta
• Batang Gasan
• Kali Bening
Sumatera Selatan • Kali Code
• Kali Gebang
• Sungai Lilin
• Kali Kampar
• Sungai Bulurangtiding
• Kali Kongkhangan
• Sungai Komering
• Kali Mlese
• Sungai Keruh
• Kali Nglusah
• Sungai Lakitan
• Kali Progo
• Sungai Lematang
• Kali Tangkisan
• Sungai Mesuji
• Kali Sangiran
• Sungai Musi
• Kali Sosonopan
• Sungai Ogan
• Kali Waro
• Sungai Rambang
• Kali Winongo
• Selokan Mataram • Sungai Oyo
• Sungai Opak • Sungai Tepus

*sumber : wikikipedia.http//.kenmeg.budidaya.go.id
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat kami simpulkan bahwa:


• Polusi air adalah pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen-komponen lain
ke dalam air sehingga kualitas air terganggu.
• Sumber polusi air antara lain limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah
pertanian, limbah industri dan sebagianya.
• Akibat yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ manusia,
menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan lain-lain.

4.2. SARAN

Agar pencemaran air tak ada lagi, saran penulis adalah:


▪ Sebaiknya kita harus berhati-hati dalam menggunakan air, karena air itu ada yang tercemar
dan ada yang tidak.
▪ Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran
air.
▪ Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar
tidak terjadi pencemaran air.
▪ Untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya diolah terlebih dahulu.
▪ Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA

Alamendah. 2016. Kerusakan Sungai dan Daerah Aliran Sungai di Indonesia. Retrieved
from alamendah: https://alamendah.org/2010/08/12/kerusakan-sungai-dan-daerah-
aliran-sungai-di-indonesia/

Anonim. 2009. Penuntun Praktikum agroklimat. Fakultas Pertanian: Laboratorium Agroklimat


Universitas Bengkulu.

Bayong Tjasjono. 2007. Klimatologi Dasar Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan
Unsur-Unsur Iklim Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA-IPB: Bogor.

Geografi. 2016. Akibat Erosi Sungai. Retrieved from ilmu


geografi:http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/sungai/akibat-erosi-sungai

Handoko, Ir. 1986. Klimatologi Dasar. Bogor: Jurusan Geofisika dan Meteorogi, FMIPA-IPB.

Jumin, Hasan Basri. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PTRaja Grafindo
Persada, Jakarta

Mudjiatko. 2015. Morfologi Sungai. Kuliah Rekayasa Sungai (hal. 3-47).


Pekanbaru:Universitas Riau.

Muin N.S. 2008. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Bengkulu: UNIB

National Geographic Indonesia. 2014. Beban Citarum: Erosi di Hulu, Sedimentasi di Hilir.
Diambil kembali dari National Geographic Indonesia:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/03/beban-citarum-erosi-di-hulu-
sedimentasi- di-hilir

Purnama, H. D. 2013. Dampak Kerusakan Hulu Sungai Terhadap Percepatan Sedimentasi


Pada Wilayah Hilir. Diambil kembali dari Geografi Berbicara: http://hendra-dwi-
purnama.blogspot.co.id/2013/08/dampak-kerusakan-hulu-sungai-
terhadap.htmlSekretariat

Pokja. 2011. 80% Sungai di Indonesia Rawan Erosi dan Sendimentasi. Diambil kembali dari
Sekretariat
Pokja:http://www.ampl.or.id/old/detail/detail01.php?row=8&tp=laporan_ampl&ktg
=&kd_link=1
Resmakurosaki. 2016. Defenisi dan Permasalahan Sungai. Retrieved fromresmakurosaki12:
http://resmakurosaki12.blogspot.co.id/2013/04/definis-permasalahan-dan-
karakteristik.html

Suryajaya, R. 2013. Sungai dan Masalah Sungai. Fakultas Teknik: Universitas Muslim
Indonesia

Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

Wijaya, Billy. 2008. Hidrologi. Penerbit Yayasan: Embah Lule

Wisnubroto, S., S., S., L., Aminah, dan Nitisapto, M. 2006. Asas-asas Meteorologi Pertanian,
Departemen Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian, UGM Yogyakarta dan Ghalia
Indonasia: Jakarta.

www.zonabmi.org. 2016. Retrieved from sedimentasi


sungai:http://www.zonabmi.org/aplikasi/sedimentasi/sedimentasi-sungai.html

Anda mungkin juga menyukai