TEKNIK SUNGAI
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD YUDHISTIRA DWI SETYANTO
03120190008
C1
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala hidayah dan inayahNya, penyusunan
makalah Teknik Sungai yang berjudul “Teknik Sungai” ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang Teknik Sungai.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis sangat
mengharapkan saran konstruktif demi kebaikan makalah yang akan datang. Akhir kata penulis
mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
Tujuan Penulisan..........................................................................................................................4
Manfaat Penulisan.......................................................................................................................4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 6
Definisi Sungai............................................................................................................................ 6
Ekosistem Sungai ........................................................................................................................ 7
Pengertian Polusi Air .................................................................................................................. 9
Macam-Macam Polusi Air .......................................................................................................... 9
Pengertian Sungai dan Fungsinya ............................................................................................. 10
Daerah Aliran Sungai (DAS) .................................................................................................... 10
Hidrosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan ..................................................................... 11
Pola Aliran Sungai .................................................................................................................... 16
Bahaya Pencemaran Air Sungai................................................................................................ 17
Usaha-Usaha Untuk Mencegah Pencemaran Air Sungai.......................................................... 17
Contoh Daerah Aliran Sungai....................................................................................................19
Macam-Macam Daerah Aliran Sungai (DAS)..........................................................................20
Manfaat Sungai.........................................................................................................................21
Daftar Nama Sungai Yang Ada Di Indonesia...........................................................................23
PENUTUP..................................................................................................................................... 32
Kesimpulan ............................................................................................................................... 32
Saran ......................................................................................................................................... 32
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari–hari kita membutuhkan air yang bersih untuk di minum,
memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus
berstandar bebas 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak
kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau yang tercampur dengan benda–benda seperti
sampah plastik, sampah organik, kotoran manusia, kaleng dan sebagainya.
Pemandangan seperti ini kita lihat di sungai pada saat kita mengamati sungai, zat-
zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan bila di
konsumsi bagi masyarakat. Sungai adalah sumber air sehari–hari untuk kelangsungan
hidup, tapi mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut. Oleh
karna itulah penulis membuat makalah ini untuk menyadarkan masyarakat disana akan
bahaya sungai yang tercemar.
Bagi penulis:
✓ Agar masyarakat lebih menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas air sungai yang
berguna dan bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.
✓ Jika air sungai terjaga kebersihannya tidak akan terjangkit penyakit.
✓ Agar masyarakat menyadari pentingnya sungai.
Bagi industri:
Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi kemiringan lahan yang curam berturut-
turut menjadi agak curam, agak landai, dan relatif rata. Arus relatif cepat di daerah hulu
dan bergerak menjadi lebih lambat dan makin lambat pada daerah hilir. Sungai merupakan
tempat berkumpulnya air di lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang
lebih rendah. Daerah sekitar sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah
tangkapan air atau daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga
dipengaruhi aktifitas dan perilaku penghuninya (Wiwoho, 2005). Sungai sebagai sumber
air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi serba guna bagi
kehidupan dan penghidupan manusia. Menurut Mulyanto (2007) ada dua fungsi utama
sungai secara alami yaitu mengalirkan air dan mengangkut sedimen hasil erosi pada daerah
aliran sungai dan alurnya. Kedua fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi.
Jenis-jenis sungai berdasarkan debit airnya klasifikasikan menjadi:
a. Sungai permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
b. Sungai periodik, adalah sungai yang pada waktu musim penghujan debit airnya besar,
sedangkan pada musim kemarau debitnya kecil.
c. Sungai episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau kering dan pada waktu
musim penghujan airnya banyak.
d. Sungai ephemeral, adalah sungai yang hanya ada airnya saat musim hujan dan airnya
belum tentu banyak.
2.2. EKOSISTEM SUNGAI
Ekosistem secara umum terdiri atas 2 yaitu alami dan buatan. Sungai merupakan
ekosistem alami. Ekosistem sungai memiliki sifat dari ekosistem itu sendiri seperti
memiliki komponen abiotik dan komponen biotik.
Ekosistem sungai merupakan contoh dari ekosistem lotik, yaitu air yang mengalir.
Ekosistem sungai berbeda dengan ekosistem danau yang merupakan jenis ekosistem lentik
(air yang tenang/ tidak mengalir).
Oleh karena sungai merupakan ekosistem lotik, maka terdapat karakteristik dari
ekosistem sungai itu sendiri yaitu:
Telah dijelaskan sebelumnya di bagian ekosistem bahwa terdapat perbedaan dari ciri
atau sifat atau komponen yang ada pada ekosistem satu dan lainnya. Kali ini pada ekosistem
sungai akan diterangkan tentang 2 komponen utama yaitu abiotik dan biotik.
Komponen abiotik ekosistem sungai yaitu:
Aliran air
Ekosistem sungai memiliki ciri khas ini, yaitu aliran air. Kemampuan atau derasnya
aliran sungai mempengaruhi perubahan yang terjadi terhadap ekosistem itu sendiri dan diluar
ekosistem itu. Semakin keras aliran sungai akan meningkatkan erosi dan pengendapan pada
ekosistem sungai. Hal ini juga berpengaruh terhadap hewan dan tumbuhan serta makhluk hidup
lain yang mampu hidup di ekosistem sungai tertentu.
Cahaya
Semakin dalam dasar suatu ekosistem sungai semakin bervariasi pula komunitas di
dalamnya. Cahaya, berperan dalam fotosintesis dan juga sebagai sarana dalam menggunakan
indera mata makhluk hidup dalam ekosistem air. Semakin banyak cahaya yang mengenai suatu
ekosistem sungai, maka produsen utama seperti plankton dan alga akan meningkat. Hal ini
secara langsung akan meningkatkan produktivitas ekosistem sungai.
Temperatur sungai
Perbedaan temperatur suatu ekosistem sungai menyebabkan perbedaan biotik di
dalamnya. Akan tetapi, kebanyakan ekosistem sungai yang merupakan aliran air,
temperaturnya tidak mencapai titik beku. Temperatur sangat berhubungan dengan cahaya serta
kondisi geologis ekosistem sungai tersebut.
Substrat
Perbedaan kekuatan arus mempengaruhi substrat yang ada dan letaknya serta
penimbunannya pada ekosistem sungai. Substrat anorganik pada aliran sungai dapat
mengendap ataupun berpindah dan mengendap di tempat lain tergantung kerasnya arus dan
ukuran partikel.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen lainnya ke
dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, bau dan
rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk
buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-
bahan pelumas dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada
roda dan kapal pengangkut minyak, logam-logam berat berasal dari industri bahan kimia
dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan
makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia dan
kotoran binatang.
Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan
limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan-
bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhkan oksigen
untuk penguraiannya, bahan-bahan kimia organic dari industri atau limbah pupuk
pertanian, bahan-bahan yang tidak sediment, bahan-bahan yang mengandung radioaktif
dan panas.
A. Pengertian Sungai
Sungai dapat didefinisikan sebagai saluran di permukaan bumi yang terbentuk secara
alamiah yang melalui saluran itu air dari darat mengalir ke laut. Di dalam bahasa indonesia,
kita hanya mengenal satu kata “sungai”. Sedangkan di dalam bahasa inggris dikenal kata
“stream” dan “river”. Kata “stream” dipergunakan untuk menyebutkan sungai kecil, sedang
“river” untuk menyebutkan sungai besar.
B. Kegunaan Sungai
Berikut ini adalah kegunaan / manfaat perairan darat bagi manusia yang ada di sekitarnya:
Daerah aliran sungai atau (DAS) adalah sungai induk beserta anak-anak sungai
yang membentuk suatu kompleks sungai, contoh daerah aliran sungai antara lain: DAS
Mahakam di Kalimantan, DAS Rhein di Eropa, DAS Misissisipi di Amerika Serikat, dan
sebagainya .Pada garis besarnya badan sungai dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:
Bagian Hulu Sungai (terletak di sekitar gunung)
A. Perairan Darat
1. Siklus hidrologi
Air di bumi memiliki jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran
peredaran yang disebut sikus hidrologi, siklus air, atau daur hidrologi.
Siklus air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Siklus kecil, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi menjadi awan dan hujan,
lalu jatuh ke laut.
2. Siklus sedang, yaitu air laut menguap, mengalami kondensasi dan dibawa angin,
membentuk awan diatas daratan, jatuh sebagai hujan, lalu masuk ke tanah, selokan,
sungai, dan ke laut lagi.
3. Siklus besar, yaitu air laut menguap menjadi gas kemudian membentuk kristal-kristal
es diatas laut, dibawa angin ke daratan (pegunungan tinggi), jatuh sebagai salju,
membentuk gletser (lapisan es yang mencair), masuk ke sungai, lalu kembali ke laut.
Terjadinya siklus air tersebut disebabkan oleh adanya proses-proses yang mengikuti gejala
meteorologis dan klimatologis, antara lain:
a) Evaporasi, yaitu penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan
wujud air menjadi gas. Penguapan di bumi 80% berasal dari penguapan air laut.
b) Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau
mulut daun.
c) Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi.
d) Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan.
e) Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti transporasi panas dan
uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
f) Presipitasi, yaitu segala bentuk hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan, air,
hujan es, dan hujan salju.
g) Run off (aliran permukaan), yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui
sungai dan anak sungai.
h) Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah.
2.Sungai
Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara
di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar.
1. Klasifikasi sungai.
1. Berdasarkan keadaan aliran airnya, sungai dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Sungai episodik (perenial).
b. Sungai periodik (intermiten).
2. Berdasarkan sumber airnya, sungai dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Sungai hujan.
b. Sungai gletser.
c. Sungai campuran.
3. Berdasarkan struktur lapisan batuan yang dilaluinya, sungai dibagi menjadi 2 macam,
yaitu:
a. Sungai anteseden.
b. Sungai epigenesa.
4. Berdasarkan arah aliran yang dilaluinya, sungai dapat dibagi menjadi 6 macam, yaitu:
a. Sungai consequent lateral.
b. Sungai sonsequent longitudinal.
c. Sungai subsequent.
d. Sungai resequent.
e. Sungai obsequent.
f. Sungai insequent.
5. Penggolongan sungai berdasarkan pertimbangan yang lain, yaitu:
a. Sungai superimposed.
b. Sungai reverse.
c. Sungai composit.
d. Sungai anaklinal.
e. Sungai compound.
b. Dampak banjir
Dampak yang ditimbulkan banjir antara lain:
1) Bangunan seperti rumah, gedung sekolah, jembatan menjadi rusak
2) Jaringan jalan, telepon, listrik menjadi rusak atau terputus
3) Pencemaran air dan tanah
Saat ini sungai sering mengakibatkan banjir akibat sungai itu dipenuhi sampah yang
menutupi aliran sungai. Adapun menurut kami beberapa langkah yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadi banjir lagi yaitu:
Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah air yang mengalir pada suatu kawasan yang
dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan
terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan
mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalu sungai. Air daerah aliran sungai (DAS)
adalah air yang mengalir pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air
tersebut berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut.
Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara alamiah.
Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer
kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air
tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga akan
dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup.
Air hujan yang dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke
dalam tanah (infiltrasi), sedangkan air yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung
sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention) untuk kemudian
mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff), untuk selanjutnya
masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah oleh gaya kipler yang selanjutnya
akan membentuk kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup jenuh
maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara lateral (horizontal) untuk
selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke permukaan tanah (subsurface flow) yang
kemudian akan mengalir ke sungai. Batas wilayah DAS diukur dengan cara menghubungkan
titik-titik tertinggi di antara wilayah aliran sungai yang satu dengan yang lain.
Masalah-masalah DAS di Indonesia:
1. Banjir
2. Produktivitas tanah menurun
3. Pengandapan lumpur pada waduk
4. Saluran irigasi
5. Proyek tenaga air
6. Penggunaan tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian lahan kering dan
konservasi yang tidak tepat)
1. Metode Isohyet, yaitu garis dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
memiliki jumlah curah hujan yang sama selama periode tertentu. Digunakan apabila
luas tanah lebih dari 5000 km²
2. Metode Thiessen, digunakan bila bentuk DAS memanjang dan sempit (luas 1000-5000
km²)
Daerah-daerah DAS
• DAS gemuk: DAS jenis ini memiliki daya tampung yang besar, adapun sungai yang
memiliki DAS seperti ini cenderung mengalami luapan air yang besar apabila
terjadinya hujan di daerah hulu.
• DAS kurus: DAS jenis ini bentuknya sempit, sehingga daya tampungnya pun kecil.
Manakala hujan turun di daerah hulu, tidak terjadi luapan air yang tidak terlalu hebat.
Bentuk-bentuk DAS
• Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki debit banjir sekuensial dan
berurutan. Memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mencapai mainstream.
Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk lainnya.
• Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir yang terakumulasi dari
berbagai arah sungai dan memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu ayam
untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang relatif landai daripada bulu
ayam.
• Bentuk parallel/kombinasi: DAS bentuk kombinasi memiliki debit banjir yang
terakumulasi dari berbagai arah sungai di bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu
sekuensial dan berurutan.
Sejak jaman dahulu kala, sungai menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat yang
berdiam di sekitar alirannya. Ia menjadi sumber hidup dan kehidupan masyarakat yang
bermukim di sekitar bantarannya. Sungai menjadi ruang sosial yang cukup representative
bagi masyarakat karena bisa digunakan untuk mandi, mencuci serta bahkan mencari ikan
untuk kebutuhan rumah tangga dan sumber penghasilan.
Bahkan kalau kita cermati, beberapa candi dan kerajaan-kerajaan di Nusantara ini
senantiasa berdiri tidak jauh dari sungai. Tentu saja keberadaan sungai menjadi vital bagi
kehidupan saat itu. Disaat transportasi belum semudah sekarang ini, pembangunan candi
dan kerajaan itu menggunakan sungai sebagai jalur utama transportasi bagi keluar
masuknya perahu pengangkut bahan bangunan serta makanan.
Sungai juga menjadi penjaga harmoni bagi keberadaan gunung serta bukit yang
tak jauh darinya. Dibeberapa tempat, sungai bahkan menyediakan pasokan air yang cukup
penting bagi sektor pertanian dan perkebunan. Bahkan batu-batu yang ada disungai
mensuplai sebagian besar bahan bangunan bagi rumah penduduk di sekitar daerah aliran
sungai. Dengan demikian, keberadaan sungai menjadi sangat penting bagi kehidupan
bahkan sampai sekarang. Namun sayang, kita kurang begitu peduli dengan pelestarian dan
kebersihan sungai disekitar kita. Padahal disamping bermanfaat untuk hal diatas, sungai di
jaman sekarang bisa pula di gunakan untuk pembangkit tenaga listrik, wisata air serta
aneka kegiatan yang berhubungan dengan air dan perairan.
Sungai yang terawat serta terjaga kebersihannya akan membawa dampak positif
bagi masyarakat yang hidup disekitarnya. Karena dapat menghindarkan diri dari resiko
banjir serta dapat mendatangkan devisa bagi industri pariwisata di sekitar bantaran sungai.
Sudah saatnya kita menjaga kebersihan sungai karena dari sanalah roda kehidupan itu
mengalir. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke
dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan
cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan
air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air
yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk
sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan
tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali
sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah
tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es/salju. Selain
air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai
adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.
Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS). Manusia membutuhkan
air dalam jumlah besar untuk berbagai kebutuhan hidupnya yang dapat dimanfaatkan
dalam banyak hal. Perairan darat seperti sungai, danau, waduk, empang, rawa, dan lain
sebagainya memiliki banyak manfaat jika dikelola dengan baik oleh masyarakat sekitar
perairan.
Berikut ini adalah kegunaan/manfaat perairan darat bagi manusia yang ada di
sekitarnya:
➢ Sumber energi pembangkit listrik
➢ Sebagai sarana transportasi
➢ Tempat rekreasi atau hobi
➢ Tempat budidaya ikan, udang, kepiting,
➢ Sumber air minum makhluk hidup
➢ Bahan baku industry
➢ Sumber air pertanian, peternakan dan perikanan
➢ Sebagai tempat olahraga
➢ Untuk mandi dan cuci
➢ Tempat pembuangan limbah ramah lingkungan
➢ Tempat riset penelitian dan eksplorasi
➢ Bahan balajar siswa sekolah dan mahasiswa.
Menurut panjang:
Menurut provinsi:
*sumber : wikikipedia.http//.kenmeg.budidaya.go.id
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
4.2. SARAN
Alamendah. 2016. Kerusakan Sungai dan Daerah Aliran Sungai di Indonesia. Retrieved
from alamendah: https://alamendah.org/2010/08/12/kerusakan-sungai-dan-daerah-
aliran-sungai-di-indonesia/
Bayong Tjasjono. 2007. Klimatologi Dasar Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan
Unsur-Unsur Iklim Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA-IPB: Bogor.
Handoko, Ir. 1986. Klimatologi Dasar. Bogor: Jurusan Geofisika dan Meteorogi, FMIPA-IPB.
Jumin, Hasan Basri. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PTRaja Grafindo
Persada, Jakarta
National Geographic Indonesia. 2014. Beban Citarum: Erosi di Hulu, Sedimentasi di Hilir.
Diambil kembali dari National Geographic Indonesia:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/03/beban-citarum-erosi-di-hulu-
sedimentasi- di-hilir
Pokja. 2011. 80% Sungai di Indonesia Rawan Erosi dan Sendimentasi. Diambil kembali dari
Sekretariat
Pokja:http://www.ampl.or.id/old/detail/detail01.php?row=8&tp=laporan_ampl&ktg
=&kd_link=1
Resmakurosaki. 2016. Defenisi dan Permasalahan Sungai. Retrieved fromresmakurosaki12:
http://resmakurosaki12.blogspot.co.id/2013/04/definis-permasalahan-dan-
karakteristik.html
Suryajaya, R. 2013. Sungai dan Masalah Sungai. Fakultas Teknik: Universitas Muslim
Indonesia
Wisnubroto, S., S., S., L., Aminah, dan Nitisapto, M. 2006. Asas-asas Meteorologi Pertanian,
Departemen Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian, UGM Yogyakarta dan Ghalia
Indonasia: Jakarta.