Anda di halaman 1dari 19

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai dengan yang saya harapkan. Dalam karya tulis ini saya membahas mengenai Kulaitas Air Sungai, Sumber Pencernaan Dan Cara Pengelolaannya. Dalam penulisan karya tulis ini, saya telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada saya, baik bantuan moril seperti masukan, saran, nasihat, dan dukungan dalam penulisan karya tulis ini, maupun materil, sehingga karya tulis ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tentu saja tidak ada gading yang tak retak, saya menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari penggunaan karya tulis ini demi penyempurnaan dari karya tulis atau tugas berikutnya. Akhir kata, saya berharap karya tulis ini dapat menambah wawasan kita dan mengambil hikmah dari persoalan yang ada dan juga bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalam. Jakarta, Mei 2012

Penulis

[1]

Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................ .......... Daftar Isi..................................................................................................... ........ BAB I Pendahuluan 3 1

1.1 Latar
Masalah.......................................................................

Belakang 3

1.2 Rumusan
Masalah................................................................................ 5

1.3 Tujuan
Penulisan.................................................................................. 5

1.4 Metode
Penulisan.................................................................................. BAB II 2.1 Metodologi 6 ......................................................................................... BAB III Pembahasan 5

3.1 Baku 3.2 Kualitas

Mutu

Air 8 Air

Sungai........................................................................

Sungai................................................................................9

[2]

3.3 Sumber
Pencemaran............................................................................ 12

3.4 Upaya
pengelolaanya........................................................................... 14 BAB V Penutup........................................................................................... ................... 15 Bab VI Daftar Pustaka............................................................................................ ....... 17

BAB I Pendahuluan
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat yang akan kita dapat dari karya tulis ilmiah ini. 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh manusia terdiri lebih dari 70% air (tergantung berat badan). Cairan yang ada di dalam tubuh manuia seperti darah,

[3]

keringat, dan urine tersusun atas air. Selain itu semua sel, termasuk sel- sel tulang dan sel otot juga mengandung air. Manusia dapat hidup selama 2 bulan tanpa makanan, tetapi manusia hanya dapat bertahan selama 1 minggu tanpa air. Meski air tidak memiliki nutrisi dan kalori yang cukup besar, tetapi peran dan manfaat air sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Air mempunyai banyak manfaat bagi setiap makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan dan juga manusia. Air merupakan pelarut senyawa dalam tubuh, air juga sebagai tempat berlangsungnya semua proses metabolisme dalam tubuh, air juga sebagai penyalur senyawa-senyawa yang diperlukan oleh tubuh, sebagai pencegahan terjadinya dehidrasi, dan pembantu dalam proses pencernaan. Air juga berperan penting dalam proses fotosintesis pada tumbuhan. Karena memiliki banyak kegunaan dan manfaat bagi makhluk hidup menjadikan makhluk hidup memiliki ketergantungan pada air. Sehingga menjadikan air sebagai komponen paling penting dalam kelangsungan makhluk hidup yang tidak dapat dipisahkan oleh setiap makhluk hidup. Sungai sebagai salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia termasuk untuk menunjang pembangunan perekonomian. Sebagai akibat adanya peningkatan kegiatan pembangunan di berbagai bidang maka baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mempunyai dampak terhadap kerusakan lingkungan termasuk didalamnya pencemaran sungai yang berasal dari limbah domestik maupun non domestik seperti pabrik dan industri. Oleh karena itu pencemaran air sungai dan lingkungan sekitarnya agar perlu fungsi dikendalikan sungai seiring dapat dengan laju pembangunan kelestariannya. Provinsi DKI Jakarta dimana mengalir 13 (tiga belas) sistem aliran sungai yang sebagian besar berhulu di daerah Jawa Barat dan dipertahankan

[4]

bermuara di Teluk Jakarta. Dengan demikian sungai di DKI Jakarta merupakan tempat limpahan akhir dari pada buangan-buangan tersebut. Padahal sungai itu sendiri mempunyai banyak fungsi yang sangat penting, antara lain sebagai sumber air baku air minum, perikanan, peternakan, pertanian, dan usaha perkotaan. Jika kita amati, kita akan mengetahui bahwa sungai

berhubungan langsung atau berujung pada laut. Seandainya sungai tercemar dan sudah terkontaminasi, maka laut yang berhubungan lansung dengan sungai akan ikut tercemar dan ikut terkontaminasi. Dan jika hal ini terus dibiarkan terjadi, maka laut akan terus menerus tercemar dan terkontaminasi. Dan akibatnya air bersih akan terus menerus menyusut. Pencemaran air pada saat ini sudah sangat mengkhawatirkan karena semakin langkanya sumber air bersih. kelangkaan air bersih, membuat nekad warga memakai air sungai yang sudah tercemar untuk keperluan sehari-hari. Tentu hal ini akan berdampak negative bagi kesehatan masyarakat, dan akan menurunkan standar kehidupan masyarakat., karena masyarakat akan berhadapan dengan dampak dari penggunaan air yan tidak sehat tadi. Misalnya penyakit kulit . Sungai yang dahulu menjadi sumber daya air yang sangat berperan bagi kehidupan manusia dan juga menjadi tempat hidupnya makhluk lainnya telah berubah fungsi menjadi tempat pembuangan limbah dan sampah, sehingga membuat sungai tercemar dan terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Melalui karya tulis ini kami ingin menjelaskan kandungan air sungai Mookevart di daerah Jakarta Barat agar dapat diketahui pihak-pihak terkait. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah kami jelaskan, ada beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

[5]

1. Bagaimana kualitas Air Sungai Mookevart? 2. Pencemaran apa saja yang mencemari Sungai Mookevart? 3. Upaya pengelolaan apa yang dilakukan untuk menaggulangi pencemaran? 1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengamati kondisi air sungai Mookevart 2. Untuk mengamati kandungan air sungai Mookevart

3. Untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang kondisi dan kandungan air sungai diwilayahnya
4. Untuk

memberikan laporan hasil pengamatan tentang

sungai Mookevart kepada pihak-pihak terkait, agar mereka dapat mengambil keputusan yang terbaik. 1.4 Metode Penulisan Pada penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul Kualitas Air Sungai, Sumber pencemaran dan Upaya Pengelolaannya. Pada proses pembuatan karya ilmiah ini saya menggunakan pengambilan sample dan penelitian di laboratorium

BAB II Metodologi
Penelitian ini dilakukan di sepanjang Sungai Mookervart dari hulu sampai hilir dengan jumlah lokasi pengamatan sebanyak 2 titik, yang masing-masing titiknya dialokasikan di tempat yang berbeda ( lihat gambar 1 dan table 1 ) dengan jarak yang sudah ditentukan. Penentuan lokasi atau titik ini didasarkan atas adanya penggunaan

[6]

lahan

yang

berbeda-beda

disepanjang

daerah

aliran

Sungai

Mookevart ini. Pengambilan sampel air dilakukan pada siang hari, pada awal Oktober tahun 2011 dengan menggunakan suatu alat (watersample). Sampel yang sudah diambil haruslah ditutup rapat untuk menghindari kontak dengan udara dan juga harus diberi keterangan sesuai titik pengambilan sampel. Sampel yang sudah diambil dan diberi keterangan kemudian disimpan di tempat yang suhunya dingin agar ketika diteliti sampel tersebut dalam keadaan konstan. Berikut adalah hasil dari pengambilan sampel air di Sungai Mookevart wilayah Jakarta barat : No . 1 2 3 4 5 6 7 Pembeda Waktu pH Suhu Kedalaman Sungai Kecepatan Arus aliran S. Mookervart Lebar Sungai Pennggunaan lahan Percobaan 1 13:08 7,08 34,3oC 3m 0,093 m/s 19 m 17 cm Pemukiman warga Percobaan 2 13.26 7,12 33,6 oC 2,06 m 0.236 m/s 23 m 66 cm Pabrik industri

(Tabel 1. Data Sampel air Mookevart)

[7]

(Gambar 1. Keterangan pengambilan sampel)

BAB III
[8]

Pembahasan
2.1 Baku Mutu air sungai Baku mutu air sungai adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya didalam air, dengan kata lain kualitas air sungai yang ada tergantung pada ketentuan baku mutu air sungai tersebut, ada beberapa jenis baku mutu air sungai yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pada Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995 yaitu: NO 1. Golongan Alkalinitas ( 90 ppm ) Detergen ( 0,5 mg/l) 2. B COD ( 0,03 mg/l) Alkalinitas ( 180 ppm ) Detergen ( 0,6 mg/l) 3. C COD ( 0,04 mg/l) Alkalinitas ( 2450 ppm ) Detergen ( 0,7 mg/l) 4. D COD ( 0,05 mg/l) Alkalinitas ( 380 ppm ) Detergen ( 0,8 mg/l) COD ( 0,06 mg/l) Pertanian dan untuk usaha perkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air Perikanan dan peternakan Air baku air minum Dipergunakan untuk Air minum secara langsung

( Tabel 2. Baku mutu air sungai )

2.2 Kualitas air Sungai

Kualitas air sungai dipengaruhi oleh berbagai macam zat kimia, ataupun zat zat lainnya. Berikut adalah beberapa contoh yang dapat kita digunakan untuk melihat kualitas air sungai tersebut :

[9]

a) Alkalinitas

T EL2 ( H IL ) AB AS
330 325 320 e 315 l t i T s i x A 310 305 300 295 ALKALINITASTOTAL Hulu, 325

Hilir, 307.5

Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Alaerts dan Ir. S. Sumetri. S). Alkalinitas optimal pada nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis 5 ppm. Berdasarkan dari hasil penelitian pada bulan September kemarin ( Tabel 2) air yang berasal dari S. Mookervart mengandung alkalinitas yang cukup tinggi tingkat pencemarannya.

Jika kita membandingkan dengan tahun 2010, berikut :

[10]

Presentase Kandungan Alkalinitas pda Sungai Mookevart (ppm) Hulu No . 1. 284 ppm 325 ppm 290 ppm 307.5 ppm 2010 2011 2010 Hilir 2011

Dapat kita lihat dari hasil diatas terdapat kenaikan nilai alkalinitas yang cukup tinggi . Pada bagian hulu terlihat sangat tinggi sekali alkalinitasnya yaitu sebesar 325 ppm sedangan alkalinitas yang optimal berkisar 90-150 ppm, sangat jauh sekali pebedaanya, ini membuktikan bahwa pada bagian hulu sungai Mookervart kualitas menetralkan kandungan zat asam sangat baik., sedangkan pada bagia hilirnya masih cukup baik pula

b) Chemical Oxygen Demand (COD) Chemical Oxygen Demand (COD) menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun sulit secara biologis menjadi CO2 dan H2O. Pengukuran COD didasarkan pada kenyataan bahwa hampir semua bahan organik dapat dioksidasi menjadi karbondioksida dan air dengan bantuan oksidator kuat (kalium dikromat/K2Cr2O7) dalam suasana asam. Dengan menggunakan dikromat sebagai oksidator, diperkirakan sekitar 95%-100% bahan organik dapat dioksidasi (Effendi,2003). Hasil dari sampel air untuk parameter COD dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil penelitian didapat nilai sampel air untuk parameter COD memiliki nilai yang berbeda tiap lokasinya, dimana lokasi 1 yang

[11]

memiliki nilai konsentrasi yang paling tinggi yaitu -0, 139 mg/L. Dan konsentrasi terendah pada titik yaitu mg/L. melihat
0.16 0.14 S 0.12 B A 0.1 N A 0.08 D S N 0.06 O C 0.04 0.02 0 Titik I Titik II ABS 0.116 0.045 CONC 0.139 0.052

COD

kedua -0,052 Untuk hasil

perbedaan tiap lokasinya dapat dilihat pada gambar berikut :

Dari tabel diatas penyerapan cahaya pada titik pertama jauh lebih besar disbanding pada titik kedua ini membuktikan bahwa terdapatnya zat organik didalam air pada titik pertama. c) Detergen

[12]

Kadar detergen dalam sungai juga mempengaruhi kualitas sungai tersebut, berikut adalah hasil kandungan detergen dari S. Mookervart.

K andung D an eterg en
ABS 0.965 0.637 CONS 1.347 0.899

HULU

HILIR

Tabel 4. Kandungan Detergen pada Sungai Mookervart Dari tabel diatas pada wilayah hulu Konsentrasi dan Penyerapan cahaya lebih kecil dibandingan pada wilayah hilir, ini membuktikan bahwa pada wilayah hulu masih banyak yang harus diperbaiki. Pada beberapa penelitian yang dilihat dari Pramater diatas kami membandingan dengan keputusan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995 ( tabel 1 ), Maka sungai Mookevart termasuk pada Golongan D yang digunakan Untuk Pertanian dan untuk usaha perkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air 2.3 Sumber-sumber pencemaran air sepanjang Sungai

Mookervart Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Pencemaran air adalah masuknya atau di masukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkanya.

[13]

Sumber

pencemar

memburuknya

Sungai

Mookervart

teridentifikasi kedalam 3 macam bentuk yaitu : A. Limbah Pemukiman Sampah sampah yang dibuang oleh masyarakat disekitar aliran Sungai mookervart diperkirakan berjumlah 12 ton setiap tahunnya. Sampah-sampah contohnya : ini berasal dari rawa beberapa buaya, perkampungan duri perkampungan perkampungan

semanan, selain dari perkampungan orang yang berada disekitar sungai juga ikut menyumbang pencemaran yang ada. Berikut adalah contoh yang ditemukan di aliran Sungai Mookervart : I. Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan

berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. II. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan B. Limbah Industri Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.

[14]

Limbah cair domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari perumahan dan pusat perdagangan (biological oxygen dmand) maupun perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat umum, lalu lintas, dll. BOD5

Limbah Cair Industri adalah limbah yg berasal dari induatri.


Sifat-sifat air limbah industri relative bervariasi tergantung dari bahan baku yg di gunakan, pemakaian air dalam proses, dan bahan aditif yang digunakan selama proses produksi.

Limbah Cair Pertanian berasal dari buangan air irigasi yg


disalurkan kembali ke saluran drainase atau meresap ke dalam tanah. Limbah ini akan mempengruhi tingkat kekeruhan BOD5, COD ,pH . tetapi juga kadar unsure N, P, dan pestisida, insektisida

Limbah Pertambangan berasal dari buangan pemrosesan yang


terjadi diarea pertambangan misalnya tambang emas. Limbah ini akan mempengaruhi tingkat kekeruhan BOD5,COD,pH, tetapi juga kadar kimia yg digunakan dalam proses penambangan. II.4 Upaya-upaya untuk mengatasi pencemaran Sungai

Mookervart

Penyuluhan kepada masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kelestarian sungai Mookervart

Penerapan

undang-undang

bahwa

adanya

pelarangan

pembuangan limbah pabrik atau industri kedalam sungai agar

[15]

lebih dipertegas. Jika ada pabrik atau industri yang melanggar harus dikenakan sanksi. Pemberian penghargaan seperti adipura antar desa ataupun penghargaan pada orang-orang yang telah berjasa dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, agar adanya/timbulnya rasa semangat dalam diri untuk mewujudkan lingkungan yang bersih. Sosialisasi penggunaan detergen yang ramah lingkungan. Mempertegas larangan membuang sampah ke sungai. Penegasan pengolahan limbah air industri sebelum dibuang kesungai. Merelokasikan penduduk yang tinggal dibantaran sungai. Melaksanakan kegiatan PROKASIH lebih progresif Penghijauan di sekitar bantaran sungai

BAB V Penutup
Dalam bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan

[16]

Berikut adalah kesimpulan dari hasil pengamatan sungai Mookervart : 1. Dari hasil pengamatan sungai Mookervart tergolong ke dalam sungai yang tinggi pencemarannya (kualitas airnya buruk) , ini terlihat dari kandungan COD, alkalinitas dan detergen di dalam air tersebut Tidak sesuai dengan ambang atau batasan dari Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995

2. Kualitas air Sungai Mookervart termasuk kedalam golongan D dalam baku mutu air yang sudah ditetapkan pada Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995 3. Kondisi kualitas air sungai Mookervart dibagian hulu

menunjukan kualitas air yang termasuk kedalam kategori tercemar ringan sampai tercemar berat 4. Didaerah hilir, Sungai Mookervart menunjukan tingkat

pencemaran yang semakin berat,

5. Industri

di

DAS

ikut

andil

dalam

pencemaran

sungai

Mookervart. 6. Sumber Pencemar didaerah aliran Sungai Mookevart yaitu pabrik PT Orang Tua, Pabrik cat (BASF), Pabrik kaleng, Pabrik Supermie, Pabrik tembaga, Pabrik gelas dan beberapa Limbah organik yang berasal dari Rumah-rumah disekitar 5.2 Saran Penyuluhan kepada masyarakat sekitar agar menjaga kualitas air sungai. Penerapan pembuangan undang-undang bahwa adanya pelarangan

[17]

limbah

pabrik

atau

industri

kedalam sungai

agar

lebih

dipertegas. Jika Setiap pabrik atau industri yang melanggar harus dikenakan sanksi. Pemberian penghargaan seperti adipura antar desa ataupun Penghargaan pada orang-orang yang telah berjasa dalam mewujudkan Lingkungan yang bersih, agar tumbuh rasa semangat dalam diri untuk mewujudkan lingkungan yang bersih. Merelokasikan penduduk yang tinggal dibantaran sungai. Melaksanakan kegiatan PROKASIH lebih progresif Penghijauan di sekitar bantaran sungai. Semoga dengan penjelasan yang telah diberikan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Sehingga kita dapat membagikan ilmu kepada orang-orang yang ada disekitar kita tentang kondisi mata air yang ada di lingkungannya Sehingga orang-orang disekitar kita yang belum mengetahui hal tersebut menjadi tau dan mengerti tentanghal tersebut.

BAB VI
[18]

Daftar Pustaka
Azwar, Azrul, Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan, Jakarta

:MutiaraSumberWidya, 1995. DinasKebersihanKotamadyia Padang, Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja, Padang : 1990 Djatmiko, Margono, Wahyono, Pendayagunaan Industri Managemen, Bandung : PT. Citra AdityaBakti, 2000 HaudriSatriago, Istilah Lingkungan Untuk Manajemen, Jakarta : PT. Gramedia, 1996. Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta :Rinekacipta, 1997. Udin Jabu, Dkk, Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja Dan Air Limbah Pada Institusi Pendidikan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan, Jakarta : Pusdiknakes. W. R. Ott, Environmental Indices: Theory and Practice, Ann Arbor Science Publishers Inc.,Michigan, 1978. BPLHD DKI Jakarta, Data Pemantauan Kualitas Air Sungai di Propinsi DKI Jakarta, BPLHD DKI Jakarta, Jakarta, 2002. P. Gintings, Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1992.

[19]

Anda mungkin juga menyukai