Anda di halaman 1dari 65

TUGAS 4, MAKALAH

DASAR – DASAR TEKNIK SUNGAI

“FUNGSI DAN MANFAAT SUNGAI”

Oleh:

Kelas A6, Kelompok 5.

M. Rendi Saputra 07232011019

Arya Winata Sembiring 07232011022

Arya A. Pakaya 07232011027

M. Fikri Zikrullah Akbar 07232011005

Iswadi Rifai 07231911147

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

MEI 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan

tugas makalah yang berjudul "fungsi dan manfaat sungai" ini.

Makalah ini d ibuat sebagai salah satu tugas yang harus kami kerjakan dalam

rangka menyelesaikan studi pada program Teknik Sipil di Universitas Khairun.

Tugas makalah ini membahas mengenai fungsi dan manfaat sungai, ancaman yang

terjadi kepada sungai, serta upaya pelestarian sungai yang sangat mempengaruhi

siklus kehidupan makhluk hidup di daratan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan

yang berguna bagi para pembaca yang tertarik dengan bidang tata kelola dan

pemanfaatan sungai

Ternate, 03 April 2023

Kelompok 5.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2. Rumusan masalah..................................................................................................2

1.3. Tujuan Dan manfaat ..............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sungai ......................................................................................................5

2.2. Karakteristik Sungai..............................................................................................9

2.3. Klasifikasi sungai ................................................................................................13

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Fungsi Sungai ......................................................................................................22

3.2. Manfaat Sungai....................................................................................................36

3.3. Ancaman Terhadap Sungai ................................................................................46

3.4. Upaya Pelestarian Sungai ...................................................................................52

BAB VI PENUTUP

4.1. Kesimpulan ..........................................................................................................57

4.2. Saran .....................................................................................................................58

ii
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sungai memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem air.

Fungsi dan manfaat sungai dapat dibedakan menjadi beberapa aspek, yaitu sebagai

sumber air, transportasi, dan habitat. Sebagai sumber air, sungai menjadi tempat

yang penting untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air bersih, baik untuk

keperluan rumah tangga, pertanian, produksi energi listrik, maupun kegiatan

industri. Selain itu, sungai juga dapat berfungsi sebagai jalur transportasi yang

penting di beberapa negara. Di samping itu, sungai dan sekitarnya juga menjadi

habitat bagi berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, menjaga

keberlangsungan sungai sebagai ekosistem air yang sehat dan lestari menjadi sangat

penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.

Kurangnya perhatian yang cukup dan bahkan seringkali menjadi korban dari

aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab seperti pembuangan limbah dan

sampah yang merusak, menjadikan sungai tidak kembali berfungsi dan bermanfaat

bagi makhluk hidup.

Untuk itu, pengetahuan mengenai fungsi dan manfaat sungai sangatlah

penting untuk diungkapkan. Dalam makalah ini, kami akan membahas secara

lengkap tentang fungsi dan manfaat sungai, termasuk pentingnya menjaga

kelestarian sungai sebagai sumber daya alam yang sangat berharga.

1
Dalam pembahasan mengenai fungsi dan manfaat sungai, kami akan

membahas tentang peran sungai sebagai sumber air bagi manusia dan lingkungan,

pengatur tata air, pengendalian banjir, eran sungai dalam mendukung

keberlangsungan hidup flora dan fauna, sarana transportasi, memperkaya sumber

daya alam, serta memberikan nilai estetika dan rekreasional bagi manusia.

Diharapkan dengan adanya makalah ini, masyarakat dapat lebih memahami

pentingnya menjaga kelestarian sungai dan memanfaatkannya secara bertanggung

jawab. Hal ini tentunya akan sangat berdampak positif bagi keberlangsungan hidup

manusia dan lingkungan di sekitar sungai.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa saja fungsi dan manfaat sungai bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup

lainnya?

2. Apa saja ancaman yang dihadapi oleh sungai, seperti pencemaran, perubahan

iklim, dan kerusakan alam lainnya?

3. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga dan memulihkan kondisi

sungai agar tetap berfungsi dan memberikan manfaat yang optimal bagi

kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya?

4. Bagaimana peran pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam menjaga dan

melestarikan sungai?

5. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga

dan melestarikan sungai sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan

hidup?

2
1.3. Tujuan Dan manfaat

Tujuan:

1. Menjelaskan fungsi dan manfaat sungai bagi kehidupan manusia dan

makhluk hidup lainnya.

2. Menjelaskan ancaman-ancaman yang dihadapi oleh sungai dan dampaknya

terhadap lingkungan dan kehidupan manusia.

3. Mengidentifikasi upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga dan

memulihkan kondisi sungai agar tetap berfungsi dan memberikan manfaat

yang optimal bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

4. Membahas peran pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam menjaga

dan melestarikan sungai.

5. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan

melestarikan sungai sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan hidup.

Manfaat:

1. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya menjaga dan

melestarikan sungai bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

2. Memberikan informasi tentang ancaman-ancaman yang dihadapi oleh sungai

dan dampaknya terhadap lingkungan dan kehidupan manusia, sehingga dapat

meningkatkan kesadaran dan tindakan untuk mengurangi dampak tersebut.

3. Memberikan informasi tentang upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk

menjaga dan memulihkan kondisi sungai agar tetap berfungsi dan

3
memberikan manfaat yang optimal bagi kehidupan manusia dan makhluk

hidup lainnya.

4. Meningkatkan peran serta pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam

menjaga dan melestarikan sungai.

5. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan

melestarikan sungai sebagai bagian dari upaya pelestarian lingkungan hidup,

sehingga dapat mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan yang lebih

bertanggung jawab terhadap lingkungan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sungai

Menurut Odum (1996), Sungai merupakan perairan yang airnya mengalir

terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air permukaan yang diakhiri

bermuara ke laut. Ciri-ciri daerah aliran sungai yaitu semakin ke hulu daerahnya

mempunyai topografi makin bergelombang sampai bergunung-gunung.

Sungai juga didefinisikan sebagai suatu sistem yang sifatnya kompleks

tetapi tidak tak beraturan (complexbut not complicated). Sistem yang komplek

adalah sistem yang terdiri dari banyakkomponen, dimana komponen – komponen

tersebut saling berhubungan dan berpengaruh dalam suatu sistem sinergis, mampu

menghasilkan sistem kerja dan produk yang efisien. Sedang sistem yang

complicated adalah sistem yang komponen – komponennya tidak bekerja secara

sinergis, sehingga sistem tersebut menghasilkan produk atau output yang tidak

efisien (Maryono, 2008). Komponen sungai yang kompleks, menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 37 tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

(DAS), sungai adalah alur atau wadah air alami dan/ atau buatan berupa jaringan

pengaliran air beserta air di dalamnya,mulai dari hulu sampai muara, dengan

dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Daerah Aliran Sungai tersebut

merupakan satu kesatuan ekosistem yang tersusun atas sumber daya alam dan

manusia sebagai pemanfaatnya (Asdak, 2010). Daerah aliran sungai dipandang

sebagai sumber daya alam dengan ragam pemilikan baik (private, common, state

5
property) dan berfungsi sebagai penghasil barang dan jasa bagi masyarakat

sehingga menyebabkan interdependensi antarpihak, individu, dan kelompok

(Wulandari, 2007)

Menurut Putra (2014), sungai dapat diartikan sebagai aliran terbuka dengan

ukuran geometrik (tampak lintang, profil memanjang dan kemiringan lembah)

berubah seiring waktu, tergantung pada debit, material dasar dan tebing, serta

jumlah dan jenis sedimen yang terangkut oleh air

Sedangkan sempadan sungai adalah wilayah yang harus diberikan kepada

sungai. Sewaktu musim hujan dan debit sungai meningkat, sempadan sungai

berfungsi sebagai daerah parkir air sehingga air bisa meresap ke tanah. Di samping

itu, sempadan sungai merupakan daerah tata air sungai yang padanya terdapat

mekanisme inlow ke sungai dan outlow ke air tanah. Proses inlow & outlow tersebut

merupakan proses konser/asi hidrolis sungai dan air tanah pada umumnya. Secara

ekologis sempadan sungai merupakan habitat di mana komponen ekologi sungai

berkembang (Sobirin, 2003). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 2.1. Komponen Sungai

6
Fungsi sungai terhadap kehidupan terutama kehidupan manusia antaralain

sebagai penyedia air dan wadah air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,

sanitasi lingkungan, pertanian, industri, pariwisata, olah raga, pertahanan,

perikanan, pembangkit tenaga listrik, transportasi, dan kebutuhan lainnya. Fungsi

sungai lainnya kaitan dengan alam lingkungan yaitu sebagai pemulih kualitas

air,penyalur banjir, dan sebagai habitat ekosistem flora dan fauna (PP No. 37 tahun

2012 tentang Pengelolaan DAS).

Gambar 2.2. Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai (DAS) terhadap lingkungan

Definisi sungai juga dipaparkan oleh beberapa ahli, Berikut adalah beberapa

definisi sungai dari beberapa pandangan:

1. Menurut Wikipedia

Sungai adalah aliran air alami, biasanya air tawar, mengalir menuju

samudera, laut, danau atau sungai lain. Dalam beberapa kasus sungai mengalir ke

tanah dan menjadi kering di ujungnya tanpa mencapai genangan air lainnya.

Sungai-sungai kecil dapat disebut menggunakan nama-nama seperti aliran, anak

sungai, sungai kecil, anak sungai.

7
2. Menurut National Geographic

Sungai adalah aliran besar air alami yang mengalir. Sungai ditemukan di

setiap benua dan di hampir setiap jenis tanah. Beberapa mengalir sepanjang tahun.

Lainnya mengalir secara musiman atau selama bulan-bulan basah. Sebuah sungai

mungkin hanya beberapa kilometer panjangnya.

3. Menurut Dinas PU

Sungai sebagai salah satu sumber air mempunyai fungsi yang sangat penting

bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat. sedangkan PP No. 35 Tahun 1991

tentang sungai, Sungai merupakan tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan

pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya

serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.

4. Menurut Hamzah, 2009

Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari

tanah disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut,

danau, rawa, atau ke sungai yang lain.

5. Menurut Yodi Isnaini, 2006

Bantaran sungai berbeda dengan sempadan sungai. Bantaran sungai adalah

areal sempadan kiri-kanan sungai yang terkena/terbanjiri luapan air sungai. Fungsi

bantaran sungai adalah tempat mengalirnya sebagian debit sungai pada saat banjir

(high water channel).

8
6. Menurut UU No. 35 1991

Tentang sungai, menyebutkan pengertian Bantaran sungai adalah lahan

pada kedua sisi sepanjang palung sungai di hitung dari tepi sampai dengan kaki

tanggul sebelah dalam. Sehubungan dengan itu maka pada bantaran sungai di larang

membuang sampah dan mendirikan bangunan untuk hunian. (Polantolo, 2008).

2.2. Karakteristik Sungai

Menurut Mulyanto (2007), karakter sungai berdasarkan sifat alirannya dapat

dibedakan menjadi 3 macam tipe, yaitu :

a. Sungai Permanen/Perennial, yaitu sungai yang mengalirkan air sepanjang tahun

dengan debit relatif tetap. Dengan demikian antara musim penghujan dan

musim kemarau tidak terdapat perbedaan aliran yang mencolok.

b. Sungai Musiman/Periodik/Intermitten, yaitu sungai yang aliran airnya

tergantung pada musim. Pada musim penghujan ada alirannya dan musim

kemarau sungai kering. Berdasarkan sumber airnya sungai intermitten

dibedakan: 1) Spring fed intermitten river yaitu sungai intermitten yang sumber

airnya berasal dari air tanah; 2) Surface fed intermitten river yaitu sungai

intermitten yang sumber airnya berasal dari curah hujan atau pencairan es.

c. Sungai Tidak Permanen/Ephemeral, yaitu sungai tadah hujan yang mengalirkan

airnya sesaat setelah terjadi hujan karena sumber airnya berasal dari curah

hujan maka pada waktu tidak hujan sungai tersebut tidak mengalirkan air.

9
Menurut Noordwijk et al. (2004), kemiringan sungai memegang peranan

sangat penting dalam keseimbangan agradasi (peninggian dasar sungai) dan

degradasi (penurunan dasar sungai). Dengan menaikkan kemiringan memanjang

(slope) suatu sungai maka akan berakibat pada peningkatan tendensi degradasi.

Sebaliknya dengan menurunkan slope akan meningkatkan agradasi. Di samping itu

neraca tersebut juga menggambarkan tentang karakteristik regular antara

kemiringan memanjang sungai dengan jenis material penyusun dasar sungai.

Semakin tinggi slope semakin kasar ukuran material penyusun dasar sungai

dan sebaliknya. Hal ini berarti setiap perubahan kemiringan yang tidak sesuai

dengan kondisi alamiah sungai akan menyebabkan ketidakstabilan angkutan

sedimen sepanjang sungai. Secara umum, ekosistem DAS dibagi menjadi daerah

hulu, tengah, dan hilir yang memiliki keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi

dan bagian hulu berfungsi untuk melindungi seluruh bagian DAS (Asdak, 2010).

Menurut Noordwijk et al. (2004) fungsi perlindungan tersebut dapat diberikan

oleh tutupan berbagai macam vegetasi selama sistem tersebut mampu dalam (1).

Mempertahankan lapisan seresah di permukaan tanah, (2). Mencegah terbentuknya

alur dan parit-parit akibat erosi, dan (3). Menyerap air untuk evapotranspirasi.

Baik hutan negara maupun hutan rakyat yang sering disebut kebun seperti

hutan karet, kebun kopi campuran, serta kebun campuran buah-buahan dan tanaman

penghasil kayu merupakan sistem yang masih dapat memenuhi fungsi lindung pada

daerah hulu DAS.

10
Menurut Robbet J. Kodoatie dan Sugianto dalam bukunya berjudul Banjir,

menyebutkan bahwa sungai dapat dikelompokkan menjadi tiga daerah yang

menunjukkan sifat dan karaktersitik dari sistem sungai yang berbeda, yaitu :

1. Pada daerah hulu (pegunungan); di daerah pegunungan sungai-sungai memiliki

kemiringan yang terjal (steep slope). Kemiringan terjal ini dan curah hujan yang

tinggi akan menimbulkan stream power (kuat arus) besar sehingga debit aliran

sungai sungai di daerah ini menjadi cukup besar. Periode waktu debit aliran

umumnya berlangsung cepat. Pada bagian hulu ditandai dengan adanya erosi di

Daerah Pengairan Sungai (DPS) maupun erosi akibat penggerusan dasar sungai dan

longsoran tebing. Proses sedimentasi tebing sungai disebut degradasi. Material

dasar sungai dapat berbentuk boulder/batu besar, krakal, krikil dan pasir. Bentuk

sungai di daerah ini adalah braider (selempit/kepang). Alur bagian atas hulu

merupakan rangkaian jeram-jeram aliran yang deras. Penampang lintang sungai

umumnya berbentuk V.

2. Pada daerah transisi batas pegunungan bagian sampai ke daerah pantai,

kemiringan dasar sungai umumnya berkurang dari 2% karena kemiringan

memanjang dasar sungai berangsur-angsur menjadi landai (mild). Pada daerah ini

seiring dengan berkurangnya debit aliran walaupun erosi masih terjadi namun

proses sedimentasi meningkat yang menyebabkan endapan sedimen mulai timbul,

akibat pengendapan ini berpengaruh terhadap mengecilnya kapasitas sungai

(pengurangan tampang lintang sungai). Proses degradasi (penggerusan) dan

agradasi (penumpukan sedimen) terjadi akibatnya banjir dapat terjadi dalam waktu

yang relatif lama dibandingkan dengan daerah hulu. Material dasarnya relatif lebih

11
halus dibandingkan pada daerah pegunungan. Penampang melintang sungai

umumnya berangsur-angsur berubah dari huruf V ke huruf U.

3. Pada daerah hilir; sungai mulai batas transisi, daerah pantai, dan berakhir di

laut (mulut sungai/estuary). Kemiringan di daerah hilir dari landai menjadi sangat

landai bahkan ada bagian-bagian sungai, terutama yang mendekati laut kemiringan

dasar sungai hampir mendekati 0 (nol). Umumnya bentuk sungai menunjukkan pola

yang berbentuk meander sehingga akan menghambat aliran banjir. Proses agradasi

(penumpukan sedimen) lebih dominan terjadi. Material dasar sungai lebih halus

dibandingkan di daerah transisi atau daerah hulu. Apabila terjadi banjir, periodenya

lebih lama dibandingkan daerah transisi maupun daerah hulu.

Gambar 2.3. Tiga bagian sungai (Hulu, Tengah, Hilir)

Karateristik dan Jenis Sungai di Indonesia berdasarkan sumber air sungai,

dibedakan menjadi dua macam :

1. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber

mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di Pulau Jawa dan Nusa

Tenggara.

12
2. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencarian es

(gletser) dari hujan, dan sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah

Sungai Digul dan Sungai Mamberano di Pulau Papua (Irian Jaya).

Karateristik dan Jenis Sungai di Indonesia, berdasarkan debit airnya (volume

airnya), sungai dibedakan menjadi:

1. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif

tetap. Contoh Sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam Di Kalimantan.

Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

2. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada musin hujan airnya banyak

sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai ini banyak di

pulau Jawa seperti Bengawan Solo, sungai Opak, Sungai Progo, Sungai Code,

dan Sungai Brantas.

3. Sungai Episodik, adalah Sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan

pada musim hujan airnya banyak. Contoh : Sungai Kalada di pulau Sumba.

4. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim

hujan, pada musim hujan airnya belum tentu banyak.

2.3. Klasifikasi sungai

Sungai pada umumnya dikelompokan menurut ukurannya. Klasifikasi yang

digunakan dalam pengelompokan sungai besar, sungai menengah, dan sungai kecil

berdasarkan pada lebar sungai, kedalaman sungai, kecepatan aliran air, debit aliran,

dan luas Daerah Aliran Sungai (DAS). Sedangkan berdasarkan sudut pandang

ekologi terdapat kalsifikasi berdasarkan vegetasi yang hidup di tebing atau

13
dibantaran sungai. Di bawah ini adalah beberapa klasifikasi sungai yang di

kemukakan oleh para ahli sungai yang bisa digunakan dalam membedakan sungai

besar, menengah, dan kecil.

1. Klasifikasi menurut Kern (1994) dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. klasifikasi sungai berdasarkan lebar Sungai.

2. Klasifikasi menurut Arthur Strahler.

Arthur Strahler adalah seorang Geolog dan Geomorfolog asal Amerika

Serikat yang dikenal karena kontribusinya dalam pengembangan klasifikasi sungai.

Klasifikasi sungai Strahler didasarkan pada sistem hierarkis cabang sungai, yang

menunjukkan hubungan antara sungai utama dan anak sungainya.

Strahler mengklasifikasikan sungai berdasarkan jumlah dan ukuran cabang

sungai yang terjadi di sungai tersebut, dihitung mulai dari hulu sungai ke arah hilir.

Setiap kali dua cabang sungai bertemu, ukurannya dihitung dengan cara

menjumlahkan ukuran kedua cabang tersebut. Jika kedua cabang memiliki ukuran

14
yang sama, maka diberikan nomor yang sama. Jika cabang memiliki ukuran yang

berbeda, maka cabang yang lebih besar akan diberi nomor yang lebih besar.

Klasifikasi Strahler membagi sungai ke dalam tujuh tipe, yang diberi nomor

dari satu hingga tujuh, dengan sungai tipe satu adalah sungai yang paling kecil, dan

sungai tipe tujuh adalah sungai yang paling besar. Berikut adalah daftar tipe sungai

menurut klasifikasi Strahler:

1. Sungai tanpa cabang

2. Sungai dengan dua cabang yang sama ukuran

3. Sungai dengan dua cabang yang berukuran berbeda dan cabang terbesar

adalah dua nomor lebih besar daripada cabang terkecil

4. Sungai dengan banyak cabang, tetapi cabang terbesar adalah nomor tiga atau

lebih kecil

5. Sungai dengan banyak cabang, tetapi cabang terbesar adalah nomor empat

atau lebih kecilSungai dengan banyak cabang, tetapi cabang terbesar adalah

nomor lima atau lebih kecil

6. Sungai dengan banyak cabang, di mana cabang terbesarnya adalah nomor

enam atau lebih kecil

Klasifikasi Strahler banyak digunakan dalam studi Geomorfologi dan

Hidrologi untuk mengklasifikasikan sungai berdasarkan ukuran dan pola

cabangannya, sehingga dapat memberikan informasi yang berguna dalam

manajemen dan pengelolaan sumber daya air sungai.

15
2. Klasifikasi Sungai Menurut Leopold dan Wolman

Klasifikasi sungai menurut bentuk adalah salah satu cara untuk

mengklasifikasikan sungai yang berdasarkan pada pola aliran air dan pengendapan

sedimen yang terbentuk di sungai. Klasifikasi ini dikembangkan oleh dua ahli, yaitu

Luna Leopold dan Mark Wolman. Menurut Leopold dan Wolman, terdapat empat

tipe bentuk sungai, yaitu:

1). Sungai Meandering

Sungai meandering adalah sungai yang memiliki aliran air yang meliuk-liuk

seperti ular. Pola aliran ini terbentuk karena erosi dan pengendapan sedimen di tepi

sungai yang menyebabkan sungai berbelok-belok. Sungai meandering biasanya

terbentuk di dataran banjir atau daerah yang landai.

2). Sungai Braided

Sungai braided adalah sungai yang memiliki banyak alur sungai kecil yang

terpisah-pisah. Pola aliran ini terbentuk karena terjadinya pengendapan sedimen di

bagian tengah sungai yang menyebabkan pembentukan pulau-pulau pasir di tengah

sungai. Sungai braided biasanya terbentuk di daerah dataran rendah yang memiliki

aliran air yang kuat.

3). Sungai Anastomosing

Sungai anastomosing adalah sungai yang memiliki banyak alur sungai kecil

yang terhubung dengan alur sungai utama. Pola aliran ini terbentuk karena adanya

pengendapan sedimen yang membentuk pulau-pulau kecil di tengah sungai dan

16
terdapat aliran air di antara pulau-pulau tersebut. Sungai anastomosing biasanya

terbentuk di daerah dataran rendah yang memiliki aliran air yang lambat.

4). Sungai Trellis

Sungai trellis adalah sungai yang memiliki aliran air utama yang saling

memotong alur sungai kecil. Pola aliran ini terbentuk karena adanya penyebaran

batuan yang berbeda di wilayah sungai, sehingga terbentuk pola aliran yang saling

memotong. Sungai trellis biasanya terbentuk di daerah yang memiliki kemiringan

tanah yang curam.

Klasifikasi sungai menurut bentuk ini berguna dalam mengidentifikasi pola

aliran air dan pengendapan sedimen di sungai, yang dapat memberikan informasi

penting dalam pengelolaan sumber daya air sungai, pencegahan bencana banjir, dan

perlindungan lingkungan sungai.

3. Klasifikasi sungai menurut Robert L. Shreve

Klasifikasi sungai menurut sifat air atau disebut juga klasifikasi hidrologis

sungai adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengklasifikasikan

sungai berdasarkan sifat-sifat air yang mengalir di dalamnya. Sistem klasifikasi ini

dikembangkan oleh ahli hidrologi Amerika bernama Robert L. Shreve. Menurut

Shreve, terdapat empat tipe sungai berdasarkan sifat-sifat air yang mengalir di

dalamnya, yaitu:

17
1). Sungai Permanen

Sungai permanen adalah sungai yang mempunyai aliran air sepanjang

tahun, baik saat musim hujan maupun saat musim kemarau. Sumber air sungai

permanen berasal dari air hujan, air tanah, atau air dari mata air yang mempunyai

debit air yang stabil.

2). Sungai Musiman

Sungai musiman adalah sungai yang alirannya hanya terjadi pada musim

hujan atau saat terjadi banjir. Pada musim kemarau, sungai musiman biasanya

kering atau hanya memiliki aliran air yang sangat kecil. Sungai musiman sering

ditemukan di daerah yang memiliki iklim tropis atau subtropis.

3). Sungai Episodik

Sungai episodik adalah sungai yang alirannya hanya terjadi saat terjadi

hujan lebat atau badai. Pada musim kemarau, sungai episodik biasanya tidak

mempunyai aliran air. Sungai episodik sering ditemukan di daerah yang memiliki

iklim semi-arid atau gurun.

4). Sungai Ephemeral

Sungai ephemeral adalah sungai yang alirannya hanya terjadi pada saat

terjadinya banjir atau saat terjadi hujan lebat. Pada musim kemarau, sungai

ephemeral tidak memiliki aliran air sama sekali. Sungai ephemeral sering

ditemukan di daerah yang memiliki iklim gurun atau semi-gurun.

18
Klasifikasi sungai menurut sifat air ini berguna dalam mengidentifikasi

kebutuhan air yang diperlukan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan di sekitar

sungai, serta dalam perencanaan dan manajemen pengelolaan sumber daya air

sungai.

4. Klasifikasi sungai menurut Hack

Klasifikasi sungai menurut Hack adalah suatu sistem klasifikasi yang

dikembangkan oleh ahli geologi Amerika bernama John T. Hack. Sistem klasifikasi

ini didasarkan pada karakteristik bentuk dan pola aliran sungai serta faktor-faktor

geologis yang mempengaruhinya.

Menurut Hack, sungai dapat diklasifikasikan berdasarkan lingkungan

geografis tempat sungai itu berada. Klasifikasi ini mencakup sungai yang terbentuk

di berbagai jenis lingkungan seperti gunung, lembah, dan dataran rendah. Terdapat

empat tipe sungai berdasarkan pola aliran dan faktor geologis yang dikemukakan

oleh Hack, yaitu:

1). Sungai Dendritik

Sungai dendritik adalah sungai yang memiliki pola aliran seperti ranting

pohon. Sungai ini umumnya ditemukan di daerah dataran rendah atau perbukitan

dengan batuan sedimen yang terdiri dari lapisan yang relatif homogen. Aliran air

pada sungai dendritik terdistribusi secara merata di seluruh bagian sungai dan

cabang-cabangnya.

19
2). Sungai Trellis

Sungai trellis adalah sungai yang memiliki pola aliran seperti jaring atau

kisi-kisi. Sungai ini umumnya ditemukan di daerah pegunungan atau daerah yang

terdiri dari batuan sedimen dengan lapisan-lapisan yang paralel atau saling

bersilangan. Aliran air pada sungai trellis terkonsentrasi pada sungai utama dan

anak sungai yang membentuk sudut yang tajam.

3). Sungai Rektangular

Sungai rektangular adalah sungai yang memiliki pola aliran seperti kotak

atau persegi panjang. Sungai ini umumnya ditemukan di daerah yang terdiri dari

batuan dengan patahan-patahan atau celah-celah yang membentuk sudut-sudut

yang tajam. Aliran air pada sungai rektangular terkonsentrasi pada sungai utama

dan anak sungai yang membentuk sudut-sudut yang tajam.

4). Sungai Radial

Sungai radial adalah sungai yang memiliki pola aliran seperti bintang atau

roda. Sungai ini umumnya ditemukan di daerah pegunungan atau daerah dengan

formasi geologis yang menyebar dari suatu titik atau pusat. Aliran air pada sungai

radial terkonsentrasi pada sungai utama dan cabang-cabangnya yang menjari dari

titik pusat.

Klasifikasi sungai menurut Hack ini berguna dalam mempelajari pola aliran

sungai dan faktor-faktor geologis yang mempengaruhinya, serta dalam perencanaan

dan manajemen pengelolaan sumber daya air.

20
5. Klasifikasi sungai menurut Henrich et al (Henrich dan Hergt, 1998 dalam buku

H.R. Mulyanto 2007)

Sungai kecil disebut juga didalam Bahasa inggris brooks, branceches,

creeks, froks, dan runs, tergantung Bahasa lokal daerah masing-masing yang ada.

Semua berarti sungai kecil. Sedangkan, terminology yang membedakan antara

sungai kecil (stream) dan sungai besar (river) hanya bergantung pada para pemberi

nama pada pertama kali, selanjutnya sungai kecil didefinisikan sebagai air dangkal

yang mengalir dari suatu daerah yang lebar aliran tidak lebih dari 40m pada muka

air normal sedangkan kondisi yang lebih besar dari sungai kecil disebut sungai

besar.

21
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Fungsi Sungai

Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi

kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Sungai memainkan peran penting

dalam memasok air bersih, transportasi, pengaturan iklim, menyediakan sumber

daya, dan menjadi habitat bagi satwa liar. Namun, penggunaan sungai yang tidak

tepat dan merusak dapat menyebabkan kerusakan lingkungan seperti pencemaran

air dan kerusakan habitat satwa liar.

Penggunaan sungai yang tidak tepat dapat menyebabkan dampak negatif

bagi kehidupan manusia seperti kekurangan air bersih dan penyebaran penyakit.

Penggunaan sungai yang tidak tepat juga dapat menyebabkan dampak negatif bagi

lingkungan seperti kehilangan habitat satwa liar dan kerusakan ekosistem sungai.

1. Fungsi Hidrologis

Fungsi hidrologis sungai adalah peran sungai dalam mengatur siklus air di

alam. Sungai membantu mengatur siklus air di alam, menyediakan air bersih untuk

manusia dan satwa liar, serta mengurangi risiko banjir. Berikut adalah penjelasan

lebih detail mengenai fungsi sungai dalam kegiatan hidrologis:

a. Penyimpanan air, Sungai dapat menyimpan air dalam bentuk aliran permukaan

dan aliran bawah tanah. Hal ini membantu menjaga ketersediaan air di daerah

sekitar sungai dan mengatur aliran air ke wilayah yang membutuhkan.

22
b. Pengaliran air, Sungai berperan sebagai saluran pengaliran air dari dataran tinggi

ke dataran rendah. Aliran air di sungai dapat dimanfaatkan untuk keperluan irigasi,

pengairan pertanian, dan penyediaan air bersih untuk kebutuhan manusia.

c. Pengendalian banjir, Sungai juga berfungsi sebagai pengendali banjir di daerah

sekitar sungai. Sungai dapat menampung air ketika curah hujan tinggi sehingga air

tidak meluap ke daerah sekitar dan menimbulkan banjir.

d. Pembersihan air, Sungai dapat membantu memperbaiki kualitas air melalui

proses pengendapan dan filtrasi. Hal ini dapat mengurangi jumlah zat pencemar

seperti limbah dan logam berat yang terdapat dalam air.

e. Pembentukan habitat satwa liar, Sungai menyediakan habitat bagi berbagai jenis

satwa liar seperti ikan, burung, dan mamalia air. Hal ini memperkaya

keanekaragaman hayati di sekitar sungai dan memainkan peran penting dalam

menjaga keseimbangan ekosistem .

Gambar 3.1. Proses terjadinya siklus hidrologi

Secara sederhana, proses siklus air akan melalui tahap pertama yaitu air

mengalami penguapan ke atmosfer. Kemudian, air dalam bentuk gas tersebut akan

23
membentuk awan. Setelah itu, air dalam bentuk awan akan kembali turun ke bumi,

dimana kita mengenalnya sebagai hujan, baik berbentuk hujan air, hujan salju atau

hujan es. Untuk lebih jelasnya, siklus hidrologi memiliki 9 tahapan yang dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1). Evaporasi

Siklus air yang pertama dimulai dengan proses evaporasi atau pengupan.

Penguapan adalah proses perubahan molekul cair menjadi molekul gas. Proses

penguapan ini dibantu secara alami oleh panas matahari. Sinar matahari yang

menyinari tanah, sungai, danau, dan laut akan menyebabkan air menjadi uap air

dan menguap ke atmosfer.

2). Transpirasi

Selain penguapan air secara langsung, tumbuhan dan hewan juga

melangsungkan penguapan. Proses ini dinamakan transpirasi. Tumbuhan

menyerap air melalui akar, kemudian digunakan untuk proses fotosintesis, lalu

uap air dikeluarkan melalui stomata. Sedangkan pada hewan, penguapan dapat

terjadi ketika hewan mengonsumsi air kemudian melakukan pernapasan yang

menghasilkan uap air.

3). Evapotranspirasi

Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi. Jadi,

evepotranspirasi adalah penguapan air yang terjadi di permukaan bumi.

24
4). Sublimasi

Di wilayah kutub, baik kutub utara dan selatan, serta wilayah yang banyak

terdapat lapisan es akan mengalami proses sublimasi. Sublimasi ialah peristiwa

berubahnya es menjadi uap air tanpa menjadi zat cair terlebih dahulu.

5). Kondensasi

Kondensasi adalah proses berubahnya uap air menjadi cairan. Fase ini

terjadi apabila uap air yang naik menuju atmosfer berada pada titik tertentu,

kemudian berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air inilah yang menjadi

awan jika berkumpul di udara. Semakin banyak kumpulan titik-titik air, maka

akan menyebabkan awan tebal dan hitam.

6). Adveksi

Awan yang telah terbentuk pada fase sebelumnya akan berpindah menuju

lokasi lain karena pengaruh angin dan perbedaan tekanan udara. Jadi, adveksi

ini adalah proses berpindahnya awan. Adveksi menjadikan awan-awan

menyebar dan berpindah tempat. Misalnya awan di wilayah lautan berpindah

ke wilayah daratan.

7). Presipitasi

Awan yang terbuat dari titi-titik air dan telah melawati fase adveksi,

kemudian akan mengalamki fase presipitasi. Presipitasi adalah proses turunnya

hujan atau proses mencairnya awan akibat suhu udara yang tinggi.

25
8). Run Off

Peristiwa hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan terjadi di wilayah

dataran tinggi, misalnya hujan di daerah hulu sungai. Akan menyebabkan air

mengalir ke daratan yang lebih rendah, sehingga proses Run Off dapat diartikan

adalah proses bergeraknya air.

9). Infiltrasi

Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tidak seluruhnya langsung

menuju ke danau, sungai, dan lautan. Maka dari itu, air yang masuk ke dalam

pori-pori tanah dan menjadi air tanah ini disebut fase infiltrasi. Kemudian

setelah itu, air akan kembali ke siklus awal hidrologi yaitu evaporasi dan

seterusnya.

Sungai memiliki beberapa fungsi penting dalam siklus hidrologi, di

antaranya sebagai tempat pengumpul dan penyimpanan air hujan serta sumber

air lainnya, pengalir air ke daerah yang membutuhkan, dan pengangkutan

nutrisi dan sedimen yang berguna bagi ekosistem di sepanjang sungai. Selain

itu, sungai juga berperan dalam mengendalikan banjir dan memberikan tempat

bagi kegiatan manusia seperti olahraga, pariwisata, dan perekonomian.

2. Fungsi Ekologis

Ekologis sungai adalah hubungan antara organisme dan lingkungan di

sepanjang sungai, serta bagaimana faktor-faktor seperti kualitas air, nutrisi,

sedimen, suhu, dan aliran air memengaruhi keberadaan dan kelangsungan hidup

26
organisme di dalamnya. Ekologi sungai melibatkan pemahaman tentang sistem

ekosistem sungai, termasuk bagaimana organisme saling berinteraksi,

mempengaruhi lingkungan, dan saling bergantung satu sama lain. Tujuan dari

ekologi sungai adalah untuk memahami dan menjaga keseimbangan ekosistem

sungai agar dapat terus berfungsi sebagai habitat yang penting bagi organisme, serta

sebagai sumber air yang penting bagi kebutuhan manusia. Dalam studi ekologi

sungai, peneliti biasanya mempelajari kualitas air, keanekaragaman hayati,

ekosistem, dan lingkungan fisik di sepanjang sungai untuk memahami peran sungai

dalam siklus hidrologi dan bagaimana interaksi antara organisme dan lingkungan

dapat memengaruhi keberlangsungan hidup di dalamnya.

Beberapa fungsi ekologis sungai antara lain:

1. Menjaga keseimbangan ekosistem

Sungai menjadi tempat hidup bagi berbagai organisme, termasuk ikan,

tumbuhan, dan hewan air lainnya. Ekosistem sungai memiliki keterkaitan yang

kompleks, di mana satu organisme dapat memengaruhi organisme lainnya. Sungai

membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan menyediakan tempat hidup,

makanan, dan nutrisi bagi berbagai organisme di dalamnya.

2. Pengaturan kualitas air

Sungai memiliki peran penting dalam mengatur kualitas air, di mana air

dapat terpurifikasi melalui berbagai proses biologis dan fisik yang terjadi di

dalamnya. Tanaman, mikroorganisme, dan organisme lainnya yang hidup di dalam

sungai berkontribusi dalam menghilangkan polutan dan memperbaiki kualitas air.

27
3. Pengangkutan nutrisi dan sedimen

Sungai membawa denganinya nutrisi dan sedimen yang berguna bagi

organisme di sepanjang sungai dan di daerah yang menerima aliran air dari sungai

tersebut. Nutrisi dapat berasal dari tanah atau dari organisme yang hidup di dalam

sungai, sedangkan sedimen dapat membentuk struktur yang penting bagi organisme

di dalam sungai dan di sekitarnya.

4. Pengaturan siklus air

Gambar 3.2. Siklus Air

Sungai berperan penting dalam siklus hidrologi, di mana air hujan dan air

dari sumber-sumber air lainnya dikumpulkan, disimpan, dan dialirkan ke daerah

yang membutuhkan air. Sungai membantu mengendalikan banjir dengan

menampung air saat hujan deras dan memperlambat laju air yang mengalir.

5. Meningkatkan keanekaragaman hayati

Keanekaragaman hayati di sepanjang sungai sangat tinggi, dengan berbagai

spesies tumbuhan, ikan, hewan, dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya.

Sungai menjadi habitat yang penting bagi berbagai organisme, dan keberadaan

organisme-organisme ini juga berkontribusi dalam menjaga keseimbangan

ekosistem sungai.

28
Dalam keseluruhan, sungai memiliki peran penting dalam menjaga

keseimbangan ekosistem dan memperkuat sistem penyediaan air bagi kebutuhan

manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan sungai yang baik untuk

menjaga fungsi dan manfaat sungai bagi keberlangsungan hidup organisme dan

manusia.

3. Fungsi Sosial

Fungsi sosial sungai merujuk pada peran penting yang dimainkan oleh sungai

dalam kehidupan manusia dan masyarakat. Sungai bukan hanya menjadi sumber air

yang sangat penting bagi manusia, tetapi juga memainkan peran penting dalam

transportasi, pertanian, kegiatan industri, pariwisata, dan lingkungan hidup.

Sebagai contoh, sungai digunakan sebagai jalur transportasi untuk

mengangkut barang dan manusia dari satu tempat ke tempat lain. Sungai juga

digunakan untuk pertanian, di mana air dari sungai digunakan untuk irigasi

tanaman. Selain itu, sungai juga menjadi sumber air untuk kegiatan industri dan

menjadi destinasi wisata yang populer.

Fungsi sosial sungai juga melibatkan keberadaan ekosistem sungai yang

penting untuk keseimbangan lingkungan dan untuk mendukung keberlangsungan

hidup berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Dengan demikian, menjaga

keberlangsungan sungai adalah penting untuk memastikan bahwa manusia dan

masyarakat dapat terus memanfaatkan berbagai manfaat yang diberikan oleh sungai

dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh fungsi sosial sungai.

29
1). Sebagai Sumber air dan air minum

Sungai berasal dari aliran air yang berasal dari pegunungan dan dataran

tinggi. Air hujan dan salju yang jatuh di pegunungan dan dataran tinggi ini mengalir

ke sungai, sehingga sungai menjadi tempat penyimpanan air yang besar. Air di

sungai juga terus diisi ulang oleh air hujan dan salju, sehingga sungai selalu

memiliki pasokan air yang cukup. Di daerah-daerah yang jauh dari sumber air

lainnya, seperti danau atau mata air, sungai menjadi sumber utama air untuk

memenuhi kebutuhan manusia.

2. Sarana Transportasi

Transportasi adalah salah satu fungsi sosial sungai yang penting. Sejak

zaman dahulu kala, manusia telah menggunakan sungai sebagai jalur transportasi

untuk mengangkut barang dan manusia dari satu tempat ke tempat lain. Sungai

digunakan sebagai jalur transportasi untuk mengangkut berbagai macam barang,

seperti bahan makanan, kayu, batu bara, minyak, dan barang-barang lainnya. Selain

itu, sungai juga digunakan sebagai sarana transportasi untuk manusia, seperti dalam

bentuk kapal pesiar dan perahu wisata.

Dalam konteks modern, transportasi sungai masih digunakan di banyak

negara untuk mengangkut barang-barang dan manusia. Namun, seiring dengan

perkembangan teknologi transportasi lainnya, peran sungai sebagai jalur

transportasi utama telah berkurang secara signifikan di beberapa negara.

30
3. Pertanian

Irigasi pertanian adalah salah satu fungsi sosial sungai yang penting. Air

dari sungai digunakan untuk mengairi tanaman pertanian di daerah-daerah yang

berdekatan dengan sungai. Hal ini membuat sungai menjadi sangat penting dalam

memenuhi kebutuhan pangan manusia.

Irigasi pertanian menggunakan air dari sungai untuk menyediakan air yang

cukup bagi tanaman pertanian untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Dalam

beberapa kasus, sistem irigasi yang dibangun dapat membantu meningkatkan hasil

panen dan kualitas tanaman.

Daerah-daerah yang berdekatan dengan sungai seringkali digunakan untuk

pertanian karena air yang mudah diakses dan cukup untuk menyediakan kebutuhan

tanaman pertanian. Pertanian di sepanjang sungai juga memberikan manfaat

ekonomi bagi masyarakat setempat, dengan menciptakan peluang kerja dan

menghasilkan sumber pendapatan.

4. Kegiatan Industri

Salah satu fungsi sosial sungai adalah sebagai sumber air untuk kegiatan

industri. Banyak pabrik dan industri yang membutuhkan air sebagai bahan baku dan

untuk proses produksi mereka. Sungai seringkali menjadi sumber air yang

digunakan dalam industri.

Air sungai digunakan dalam berbagai macam kegiatan industri, seperti

pembangkit listrik tenaga air, pengolahan bahan kimia, produksi minuman dan

31
makanan, serta banyak lagi. Dalam beberapa kasus, kegiatan industri dapat

mempengaruhi kualitas air sungai dan lingkungan hidup di sekitarnya. Oleh karena

itu, industri harus memastikan bahwa pengambilan air dari sungai dilakukan dengan

hati-hati dan penggunaannya tidak merusak lingkungan.

Pengelolaan air sungai yang bijaksana sangat penting dalam menjaga

keberlanjutan kegiatan industri dan lingkungan hidup sekitarnya. Pengambilan air

dari sungai harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak keseimbangan

ekosistem sungai. Selain itu, pengolahan limbah dari kegiatan industri juga harus

dilakukan dengan baik agar tidak mencemari air sungai dan lingkungan hidup di

sekitarnya.

Dalam konteks modern, beberapa pabrik dan industri telah mengadopsi

teknologi yang lebih ramah lingkungan dalam pengambilan dan penggunaan air

dari sungai, seperti sistem daur ulang air. Hal ini dapat membantu mengurangi

dampak negatif kegiatan industri terhadap lingkungan hidup di sekitarnya dan

memastikan keberlanjutan produksi industri.

5. Wisata

Sungai juga menjadi destinasi wisata yang populer karena keindahan

pemandangannya dan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di sekitarnya. Salah

satu kegiatan yang paling populer di sungai adalah rafting, yaitu olahraga arung

jeram dengan menggunakan perahu karet atau rakit yang dirancang khusus untuk

menghadapi arus sungai yang deras dan berbatu. Rafting memberikan pengalaman

yang sangat menarik dan menantang bagi para pecinta olahraga ekstrem.Selain

32
rafting, berenang di sungai juga menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi para

wisatawan. Beberapa sungai memiliki air yang jernih dan segar sehingga cocok

untuk berenang dan menikmati dinginnya air di bawah terik matahari.

Selain itu, memancing juga menjadi kegiatan yang populer di sungai.

Banyak jenis ikan yang dapat ditemukan di sungai, seperti ikan mas, ikan lele, dan

ikan nila. Wisatawan dapat mencoba keberuntungan mereka dalam menangkap ikan

dan menikmati hasil tangkapan mereka. Terakhir, bagi mereka yang ingin

menikmati keindahan alam, sungai juga menawarkan pemandangan yang indah dan

menenangkan. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam di sekitar sungai

sambil bersantai atau melakukan piknik bersama keluarga dan teman-teman.

6. Sebagai Ekosistem

Sungai memiliki ekosistem yang sangat penting bagi keberlangsungan

hidup berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Ekosistem sungai meliputi berbagai

komponen, seperti air, tanah, tumbuhan, dan hewan. Ekosistem sungai juga

berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mengurangi dampak

perubahan iklim.

Berbagai spesies hewan hidup di dalam dan di sekitar sungai, seperti ikan,

kura-kura air, burung air, dan berbagai jenis serangga. Tumbuhan juga hidup di

sepanjang sungai dan memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan

ekosistem, seperti menahan erosi dan memperlambat aliran air.

Ekosistem sungai juga membantu menjaga keseimbangan lingkungan. Salah

satu caranya adalah dengan menyediakan sumber daya alam yang penting bagi

33
keberlangsungan hidup manusia, seperti air bersih dan udara segar. Selain itu,

ekosistem sungai juga dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim

dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan menyimpannya dalam tanah

dan vegetasi.

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi sungai dalam sektor ekonomi merujuk pada peran sungai dalam

mendukung kegiatan ekonomi, seperti transportasi, energi, pertanian, industri, dan

pariwisata. Sungai memiliki potensi besar sebagai sumber daya ekonomi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai contoh, sungai dapat dimanfaatkan sebagai jalur transportasi yang

penting bagi manusia sejak zaman dahulu kala. Sungai memungkinkan transportasi

barang dan manusia dengan biaya yang lebih rendah dan lebih efisien dibandingkan

dengan transportasi darat atau udara. Hal ini membuat sungai menjadi pilihan

transportasi yang penting dalam perdagangan internasional maupun domestik.

Gambar 3.3. Sungai yang dimanfaatkan sebagai jalur transportasi

Sungai juga menjadi sumber energi yang penting. Bendungan dan

pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan air sungai untuk menghasilkan energi

34
listrik. Hal ini membuat sungai menjadi salah satu sumber energi yang terbarukan

dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan sumber energi fosil.

Gambar 3.4. Pemanfaatan air sungai sebagai PLTA

Sungai menjadi sumber air untuk irigasi pertanian. Daerah-daerah yang

berdekatan dengan sungai sering digunakan untuk pertanian, sehingga sungai

menjadi penting dalam memenuhi kebutuhan pangan. Air dari sungai digunakan

untuk mengairi tanaman pertanian dan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh

tanaman. Hal ini membuat produksi pertanian meningkat dan membantu

meningkatkan perekonomian daerah.

Gambar 3.5. Sungai sebagai irigasi pertanian

35
Sungai juga menjadi sumber air untuk kegiatan industri, seperti pabrik-

pabrik yang membutuhkan air untuk proses produksi. Air dari sungai digunakan

dalam berbagai industri, seperti industri tekstil, petrokimia, dan makanan dan

minuman. Ketersediaan air dari sungai sangat penting bagi kelangsungan hidup

industri dan perekonomian suatu daerah.

Selain itu, sungai memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata. Sungai

sering menjadi tempat wisata alam yang indah, seperti sungai-sungai di pegunungan

dan hutan. Selain itu, sungai juga menjadi tempat olahraga air, seperti arung jeram,

jet ski, dan berperahu. Wisatawan dari seluruh dunia datang untuk menikmati

keindahan sungai dan aktivitas yang ditawarkan oleh sungai.

Sungai dalam sektor ekonomi sangat penting untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Sungai dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya

ekonomi yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan ekonomi, seperti

transportasi, energi, pertanian, industri, dan pariwisata. Oleh karena itu, menjaga

kelestarian sungai menjadi hal yang sangat penting bagi keberlangsungan

perekonomian suatu daerah atau negara.

3.2. Manfaat Sungai

1. Penggunaan Air Sungai

Sumber Daya Air merupakan suatu nilai ekonomi, sehingga pemanfaatan nya sering

dilakukan secara besar-besaran oleh pemerintah daerah maupun masyarakat

sekitarnya. Pasal 30 ayat (2) dan (3) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011

tentang Sungai, menyatakan :

36
a. Pemanfaatan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemanfaatan

untuk Rumah tangga, pertanian, sanitasi lingkungan, industri, pariwisata,

olahraga, pertahanan, tambak, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi.

b. Pengembangan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

tidak merusak ekosistem sungai, mempertimbangkan karakteristik sungai,

kelestarian keanekaragaman hayati, serta kekhasan dan aspirasi daerah/

masyarakat setempat.

Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai,

menyatakan:

1). Pemanfaatan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dilakukan

dengan ketentuan :

a. Mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat

dalam system irigasi yang sudah ada; dan

b. Mengalokasikan kebutuhan air untuk aliran pemeliharaan sungai.

2). Dalam melakukan pemanfaatan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilarang:

c. Mengakibatkan terjadinya pencemaran; dan

d. Mengakibatkan terganggunya aliran sungai dan/ atau keruntuhan tebing

sungai.

37
Pasal 57 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai,

menyatakan :

1). Setiap orang yang akan melakukan kegiatan pada ruang sungai wajib

memperoleh izin.

2). Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Pelaksanaan kontruksi pada ruang sungai;

b. Pelaksanaan kontruksi yang mengubah aliran dan/ atau alr sungai;

c. Pemanfaatan bantaran dan sempadan sungai;

d. Pemnfaatan bekas suungai;

e. Pemanfaatan air sungai selain untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan

pertanian rakyat dalam sitem irigasi yang sudah ada;

f. Pemanfaatan sungai sebagai penyedia tenaga air;

g. Pemanfaatan sungai sebagai prasarana transportasi;

h. Pemanfaatan sungai di kawasan hutan;

i. Pembuangan air limbah ke sungai;

j. Pengambilan komoditas tambang di sungai; dan

k. Pemanfaatan sungai untuk perikanan menggunakan karamba atau jaring

apung.

38
2. Pemanfaatan Energi Hidroelektrik

Energi hidroelektrik dibuat dengan menggerakkan air. Hydro berasal dari

kata Yunani untuk air. Energi hidroelektrik telah digunakan selama ribuan tahun.

Bangsa Romawi Kuno membangun turbin, yang roda-rodanya diputar oleh air yang

mengalir. Turbin Romawi tidak digunakan untuk listrik, tetapi untuk menggiling

biji-bijian untuk membuat tepung dan roti. Pabrik air menyediakan sumber energi

hidroelektrik lain. Pabrik air, yang umum sampai Revolusi Industri, adalah roda

besar yang biasanya terletak di tepi sungai dengan aliran sedang. Pabrik air

menghasilkan energi yang menggerakkan beragam aktivitas seperti menggiling

biji-bijian, memotong kayu, atau membuat api panas untuk membuat baja.

Pembangkit listrik tenaga air AS pertama dibangun di Sungai Fox pada tahun 1882

di Appleton, Wisconsin. Pabrik ini memberdayakan dua pabrik kertas dan satu

rumah.

Untuk memanfaatkan energi dari air yang mengalir, air harus dikendalikan.

Waduk besar dibuat, biasanya dengan membendung sungai untuk membuat danau

atau waduk buatan. Air disalurkan melalui terowongan di bendungan.Energi air

yang mengalir melalui terowongan bendungan menyebabkan turbin berputar.

Turbin membuat generator bergerak.

Generator adalah mesin yang menghasilkan listrik.Insinyur mengontrol

jumlah air yang mengalir melalui bendungan. Proses yang digunakan untuk

mengontrol aliran air ini disebut sistem intake. Ketika banyak energi dibutuhkan,

sebagian besar terowongan ke turbin terbuka, dan jutaan galon air mengalir

39
melaluinya. Ketika lebih sedikit energi yang dibutuhkan, para insinyur

memperlambat sistem intake dengan menutup beberapa terowongan.

3. Manfaat Sungai Dalam Bidang Transportasi

Sungai menjadi salah satu bagian penting bagi manusia yang tidak dapat

dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Sungai mendampingi kehidupan kita, baik

di daerah pedesaan, pengunungan, dan daerah perkotaan. Sungai yang membentang

luas dapat dimanfaatkan menjadi jalur transportasi air. Sungai menjadi jalur

transportasi bagi beberapa daerah di dunia.

Sungai yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi utama di Indonesia

cukup banyak. Untuk menempuh jarak yang lebih dekat, beberapa orang

memanfaatkan jalur sungai. Sungai merupakan aliran air yang besar dan terbentuk

karena proses alam. Mata air sungai berasal dari daerah pegunungan. Pemanfaatan

sungai di Indonesia disesuaikan dengan keadaan geografis daerahnya. Jika di Jawa

tidak ada lagi pemanfaatan sarana transportasi melalui sungai, lain halnya dengan

sungai di Pulau Sumatera serta Kalimantan yang sungai besarnya dijadikan sebagai

sarana transportasi utama. Berikut beberapa sungai besar yang dimanfaatkan

sebagai sarana transportasi utama:

a). Sungai Mahakam

Sungai Mahakam yang berada di Kalimantan Timur ini memang membelah

Provinsi Kalimantan Timur. Sungai ini menjadi salah satu sungai yang masih

digunakan sebagai sarana transportasi utama sekaligus menjadi penopang bagi

wilayah dari hulu sampai hilir. Sungai ini juga memiliki beberapa jenis habitat

40
seperti biota ikan air tawar seperti ikan patin dan juga pesut meskipun jumlahnya

tinggal sedikit. Sungai Mahakam memiliki panjang sekitar 920 km ini melintasi

wilayah Kabupaten Kutai Barat di bagian hulu hingga kabupaten Kutai Kartanegara

dan Kota Samarinda di bagian hilir. Sungai Mahakam juga dimanfaatkan sebagai

jalur lewatnya kapal tongkang batu bara dari berbagai tempat. Pada beberapa titik

lebar sungai ini bisa mencapai ratusan meter.

b). Sungai Kapuas

Sungai Kapuas atau sungai Kapuas Buhang merupakan sungai yang ada di

Kalimantan Barat. Sungai ini menjadi yang terpanjang di pulau Kalimantan

sekaligus menjadi sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang 1.143 km. Sungai

ini berperan penting sebagai jalur distribusi barang di wilayah Kalbar.

Kedalamannya yang melebihi 20 meter membuat sungai Kapuas bisa dilewati baik

kapal penumpang maupun barang. Di sungai Kapuas banyak kapal-kapal atau

perahu nelayan yang hendak mencari ikan atau sekedar ingin bersantai dan

bersandar di kota tujuan.

Gambar 3.6. Sungai Kapuas

41
c). Sungai Musi

Sungai Musi merupakan sungai yang dimanfaatkan sebagai sarana

transportasi utama di Indonesia. Tak hanya itu sungai Musi juga memiliki spot

menarik sehingga tak pernah sepi dikunjungi para pelancong. Sungai Musi terletak

di Sumatera Selatan yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera dan salah satu

yang terpanjang di Indonesia. Berbagai objek wisata di sekitar Sungai Musi adalah

Pulau Kemaro, Kampung Kapitan, Kampung Arab, Benteng Kuto Besak, dan yang

paling ikonik, Jembatan Ampera. Jembatan Ampera ini merupakan landmark

Palembang yang wajib didatangi wisatawan.

Gambar 3.7. Sungai Musi

d). Sungai Barito

Sungai Barito memiliki panjang 909 km. Sungai ini terletak di wilayah

Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya, Kalimantan Tengah. Di sungai ini

banyak aktifitas kapal besar yang umumnya ialah kapal transportasi hingga

pengangkut barang.

42
e). Sungai Batanghari

Sungai Batanghari berlokasi di Pulau Sumatera Barat dan Jambi. Ini

menjadi salah satu sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sungai Batanghari banyak

dimanfaatkan warga sebagai transportasi utama. Transportasi penyeberangan di

sungai Batanghari ini menggunakan kapal berukuran sedang yang nantinya akan

diisi dengan sepeda motor untuk membantu pengendara menyeberang ke sungai.

Gambar 3.8. Sungai Batanghari

4. Manfaat Sungai Dalam Bidang Pariwisata

Manfaat sungai dalam bidang pariwisata dapat diuraikan dengan

pendekatan sebagai tempat hiburan atau rekreasi. Sungai sebagai sarana hiburan

dan rekreasi adalah bentuk pemanfaatan kawasan atau daerah sungai dan sekitarnya

yang dijadikan sebagai objek wisata. Sungai yang memiliki daya tarik dan

keindahannya dimodifikasi lebih indah untuk dapat dinikmati oleh publik atau

semua orang. Sungai tersebut telah ditambahkan fasilitas, adanya manajemen

pengelolaan, dan ada pengunjung yang dapat menikmati keindahan dan fasilitas di

sungai untuk menjadi melepas lelah, berkumpul dengan sanak-keluarga di area

outdoor, dan area bersenang-senang. Namun dapat juga kita gunakan mandiri

artinya hanya mendatangi sungai untuk menghirup udara di dekat sungai atau

43
sekadar piknik duduk di pinggir rerumputan sungan yang membuat rileks tubuh.

Adapun bentuk pemanfaatan sungai yang dijadikan sarana hiburan dan rekreasi atau

objek wisata adalah sebagai arena pemancingan umum, sebagai arena bermain

perahu & sampan dan sebagai arena perlombaan olahraga air.

5. Manfaat Sungai Dalam Bidang Pertanian

Pertanian masih menjadi mata pencaharian yang pertama di Indonesia.

Hampir setiap pelosok memiliki pemandangan dengan hamparan sawah yang luas

dan ladang yang subur. Ini tidak heran karena Indonesia termasuk salah satu negara

yang memiliki tanah yang subur sekali. Itu sebabnya pertanian masih menjadi

indikator pertama dalam bidang ekspor. Hasil dari bidang pertanian itu nantinya

ada yang beredar di lokal dan ada juga yang di ekspor keluar. Salah satu pendukung

bidan pertanian adalah sungai.

Dalam bidang pertanian tentunya sungai sangat diperlukan dan bahkan

sangat berpengaruh secara signifikan. Karena air adalah hal pokok untuk tanaman.

Dengan air, kelengkapan nutrisi tanaman dapat dipenuhi secara optimal dan akan

menghasilkan hasil tanaman yang baik. Bagi petani sendiri keberadaan sungai

sangat di rasakan sekali manfaatnya dalam pekerjaan mereka. Para petani bahkan

melakukan banyak cara untuk mengantisipasi kemungkinan yang menjadi

penyebab sungai tidak dapat mengairi tanaman mereka. Berikut ini manfaat dari

sungai bagi petani dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

44
1. Mengairi Sawah dan Ladang

Manfaat dari sungai bagi petani yang utama adalah untuk mengairi sawah dan

ladang. Sawah serta ladang memerlukan air untuk mencukupi kebutuhan padi dan

juga tanaman yang di tanam di ladang. Karena manfaat air bagi tumbuhan sangat

banyak sekali terutama untuk pertumbuhan mereka. Jika padi di sawah kekurangan

air maka padi tersebut bisa mati karena kekeringan.

2. Menyuburkan Air Tanah

Selanjutnya sungai bagi petani berguna untuk menyuburkan tanah. Tanah

yang subur ditandai dengan adanya unsur hara dalam tanah dan juga kebutuhan air

yang terdapat ditanah. Itu sebabnya untuk persawahan selalu ada air yang

mengenangi tanahnya. Air tersebut berguna untuk membuat tanah di area

persawahan menjadi subur. Jadi menyuburkan tanah tidak hanya memberi pupuk

namun juga mencukupi kebutuhan air bagi tanah itu sendiri agar padi dan tanaman

lainnya dapat tumbuh subur disana.

3. Membuat Sungai Buatan

Sungai buatan dibuat dengan tujuan agar mendapatkan aliran aliran yang

lebih kecil dan menyebar. Tujuannya adalah sebagai pertanian skala rumahan

misalnya adalah sebagai pertanian kangkung air.

45
6. Manfaat Sungai Dalam Bidang Perikanan

Dalam bidang perikanan, sungai sangat jelas merupakan hal utama dalam

kegiatan ini. Karena ikan adalah hewan yang memiliki habitat utama di air. Ikan

dapat melakukan perkembangbiakan di air untuk memperbanyak populasinya.

3.3. Ancaman Terhadap Sungai

1. Pencemaran Sungai

Sungai adalah salah satu komponen keairan. Maka dapat dikelompokkan

sebagai pencemaran air. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu

tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas

manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus

kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain

mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya

sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan

dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran

pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek

wisata. Dalam PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran

air di definisikan sebagai: “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan

manusia sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang

menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya. (Pasal 1, angka

2).

46
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut

dan air tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika

tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti

gunung meletus, pertumbuhan gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi

merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak

dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat

disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan

penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan

organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar,

tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air,

terutama air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan

lahan pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan

pencemaran air tanah.

Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah

anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga

berperan besar dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah.

Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan

sifat Fisika dan kimia dari air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh

dunia, lebih dari 14.000 orang meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang

ditimbulkan oleh pencemaran air. Secara umum, sumber-sumber pencemaran air

adalah sebagai berikut:

47
a. Limbah Industri

Limbah industri dapat menyebabkan pencemaran sungai limbah indutri

yang menyebabkan pencemaran sungai meliputi bahan kimia baik cair ataupun

padatan, sisa-sisa bahan bakar, tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa

minyak tanah yang ditimbun dalam tanah.

Gambar 3.9. Pipa limbah industri yang bocor

b. Limbah Pertanian.

Limbah pertanian juga dapat menyebabkan pencemaran sungai. Terutama

para petani yang lahannya berada dekat dengan sungai. Hal ini biasa terjadi karena

banyaknya para petani yang membuang sembarangan botol pestisida yang sudah

tidak digunakan. Sisa-sisa pestisida tersebut dapat menyebabkan pencemaran

sungai dan akan sangat berbahaya bagi habitat disekitar sungai. Atau juga hal lain

yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan adalah hasil pertanian yang tidak

layak dibuang kesungai.

48
c. Limbah Pengolahan Kayu

Hal yang dapat membuat sungai kotor dan menjadi tercemar adalah limbah

pengolahan kayu. Limbah kayu adalah bahan organik, yang jika dibuang kesungai

dapat menyebabkan bau tidak sedap pada sungai.

Gambar 3.10. Limbah kayu

d. Rumah Tangga

Hal yang paling sering menyebabkan pencemaran sungai adalah limbah

rumah tangga. Hal yang sangat sulit adalah menyadarkan masyarakat betapa

pentingnya menjaga sungai dengan tidak membuang limbah rumah tangga di

sungai. Limbah rumah tangga seperti sisa deterjen, peralatan-peralatan yang sudah

rusak jika dibuang kesungai, maka akan mencemari sungai tersebut.

Gambar 3.14. Kawasan kumuh akibat limbah domestic

49
2. Kerusakan Habitat Sungai

Habitat air sangat beragam. Khususnya yang berada disungai. Habitat

sungai meliputi emua ekosistem yang ada disungai. Sungai sebagai habitat air tawar

digolongkan ke dalam habitat air mengalir atau habitat lotik, selain sungai terdapat

habitat air tawar yang lain yaitu habitat air tergenang atau lentik berupa danau,

kolam dan rawa. Habitat sungai sangat berpengaruh pada pola ekosistem yang

terjadi di sungai. Apabila terjadi kerusakan, maka akan terjadi ketidakseimbangan

didalamnya,

3. Perubahan Iklim

Perubahan iklim akibat efek rumah kaca mempengaruhi keseimbangan air

di planet Bumi. Kondisi ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi jumlah air di

sungai yang berpotensi mengakibatkan lebih banyak banjir atau kekeringan.

Perubahan iklim merupakan isu yang selalu hangat, hampir tidak pernah luput dari

perhatian publik secara global untuk disikapi, dihadapi dan dicarikan solusi terbaik.

Berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi dengan indikasi suhu dan distribusi curah

hujan telah membawa dampak luas di berbagai sektor kehidupan manusia.

International Panel Climate Change (IPCC, 2001), Indonesia sebagai

negara kepulauan yang berada pada daerah tropis merupakan salah satu negara yang

paling rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan dampak

lanjutan dari pemanasan global yang berjalan terus menerus yang dirasakan dalam

waktu yang cukup lama yaitu kurun waktu 30 tahun atau lebih.

50
Perubahan iklim terlihat dari perubahan empat unsur yaitu suhu udara, curah

hujan, kelembaban udara, dan tekanan udara. Namun, unsur iklim yang sering

dipakai hanya suhu dan curah hujan, unsur iklim lainnya seperti kelembaban udara

dan tekanan udara yang dipengaruhi oleh cahaya dan angin sangat jarang digunakan

sebagai klasifikasi iklim.

Peningkatan suhu bumi akan mengakibatkan cadangan air di atmosfer

meningkat sehingga mengurangi ketersediaan air di dalam tanah, khususnya pada

saat musim kemarau. Lalu pada saat suhu atmosfer menurun, akan terjadi hujan

yang intens. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas

terjadinya badai tropis dan kejadian ekstrim lainnya. Peningkatan suhu juga

berdampak pada air dengan cara membentuk lingkungan untuk bakteri, protozoa,

dan algae untuk tumbuh sehingga dapat menyebabkan penyakit dan kematian

khususnya pada anak-anak (UNICEF, 2013). Pada saat musim kemarau ekstrim,

akan ada lebih banyak air yang menguap dari tanaman, hewan, dan manusia ke

atmosfer sehingga permintaan akan air pun akan meningkat sedangkan ketersediaan

air tidak mencukupi.

a). Dampaknya terhadap Siklus Hidrologi

Perubahan iklim akan merubah siklus hidrologi, permintaan serta

ketersediaan akan sumber daya air. Sebagai contoh, perubahan iklim menyebabkan

penguapan air tanah dan air laut terjadi lebih besar, akibatnya atmosfer akan dapat

menampung 4% lebih banyak air untuk setiap kenaikan suhu 1 derajat Fahrenheit

(UCSUSA, 2010). Perubahan siklus hidrologi akibat perubahan iklim akan

51
berdampak pada ketersediaan sumber air dari sisi frekuensi, intensitas, dan

distribusi presipitasi air, air tanah, glasier dan lelehan salju, sungai dan aliran air

tanah, serta memicu penurunan kualias air. Diperkirakan terjadi beberapa dampak

negatif seperti peningkatan frekuensi banjir pada sebuah daerah dan kekeringan

parah pada daerah lainnya.

Siklus hidrologi memengaruhi kemampuan sumber air untuk dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat dan lingkungan dalam segi kuantitas dan kualitas.

Perubahan iklim dapat menyebabkan meningkatnya intensitas presipitasi,

mengakibatkan meningkatnya air limpasan tetapi air tanah tidak optimal terisi.

Berkurangnya glasier, mencairnya es di kutub, dan berubahnya presipitasi dari salju

ke hujan dengan kemungkinan besar memengaruhi alur musim. Musim kemarau

yang lebih panjang akan mengurangi kadar air tanah, aliran air di sungai, dan

memengaruhi ketersediaan air untuk agrikultur, pabrik, produksi energi, serta air

minum. Meningkatnya intensitas hujan, melelehnya es glasier dan penebangan

hutan secara massal akan meningkatkan erosi tanah dan mengambil nutrisi tanah.

Perusakan yang terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan berkurangnya

keanekaragaman hayati dan nabati serta merusak ekosistem (UN Water, 2010).

3.4. Upaya Pelestarian Sungai

1). Pengelolaan Sungai

Hal yang sangat familiar di indonesia tentang pengelolaan sungai adalah

pengelolaan DAS terpadu. Upaya pengelolaan DAS terpadu di Indonesia telah lama

diperkenalkan dengan melakukan berbagai kegiatan yang bercirikan lintas sektoral

52
dan multidisipliner, sebagai contoh yaitu pelaksanaan pengelolaan DAS terpadu di

DAS Brantas, Jratunseluna, yang direncanakan akan diimplementasikan pada DAS-

DAS lain di seluruh Indonesia.

Namun karena kompleksnya permasalahan yang harus dihadapi dan

banyaknya DAS yang harus ditangani, serta menyangkut kendala teknis dan non-

teknis lainnya yang harus disempurnakan, maka banyak DAS yang belum dapat

tertanggani dengan baik, bahkan yang terjadi adalah kerusakan DAS semakin

meluas dan semakin parah.

Menurut Haeruman (1979), pengelolaan terpadu pada dasarnya merupakan

pengembangan keserasian tujuan antar berbagai sistem pengelolaan sumberdaya

alam. Bilamana suatu obyek dikelola oleh banyak pengelola sesuai dengan

keterkaitan dan kepentingannya terhadap obyek yang dikelola itu.

Sementara Copeland (1961) mengatakan, bahwa pengelolaan DAS adalah

merupakan ilmu terapan untuk perlindungan, perbaikan, dan pengelolaan DAS, dan

obyek dasarnya adalah meningkatkan suplai air, mengurangi kisaran aliran

maksimum dan minimum, mengurangi hasil sedimen dan meningkatkan kualitas

air untuk berbagai penggunaan.

Upaya pengelolaan DAS terpadu yang pertama dilaksanakan di DAS

Citanduy pada tahun 1981, dimana berbagai kegiatan yang bersifat lintas sektoral

dan lintas disiplin dilakukan. Selanjutnya pengelolaan DAS terpadu dikembangkan

di DAS Brantas, Jratunseluna. Namun proyek-proyek pengelolaan DAS saat itu

lebih menekankan pada pembangunan infrastruktur fisik kegiatan konservasi tanah

53
untuk mencegah erosi dan bajir yang hampir seluruhnya dibiayai oleh dana

pemerintah. Baru tahun 1994 konsep partisipasi mulai diterapkan dalam

penyelengaraan Inpres Penghijauan dan Reboisasi, walaupun dalam tarap

perencanaan. Pada tahun 1973 sampai 1981, FAO dan UNDP telah melakukan

berbagai uji coba untuk memperoleh metoda yang tepat dalam rangka rehabilitasi

lahan dan konservasi tanah yang ditinjau dari aspek fisik maupun sosial ekonomi

di DAS Solo. Hasil-hasil pengujian ini antara lain diterapkan dalam proyek Inpres

Penghijauan dan Reboisasi sejak tahun 1976 pada 36 DAS di Indonesia.

Tujuan dari pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) pada dasarnya adalah

pemanfaatan sumberdaya alam dilakukan dengan terlanjutkan (sustainable)

sehingga tidak membahayakan lingkungan lokal, regional, nasional dan bahkan

global.

2). Reklamasi Sungai

Reklamasi berasal dari kata “reclamation” dalam Bahasa inggris yang

memiliki arti yakni memperbarui. Sementara dalam istilahnya pengertian reklamasi

adalah bentuk upaya perluasan daratan atau tanah untuk dibuat lahan yang dapat

dimanfaatkan tentunya.

Adapun dalam pengertian umum ini, reklamasi merupakan proses pembukaan

daratan baru dari dasar perairan, sungai, atau laut. Ditambah lagi dalam KBBI,

disebutkan bahwa reklamasi adalah proses perluasan tanah dengan memanfaatkan

kawasan yang tidak berguna dari sebelumnya, dan kemudian dimanfaatkan begitu.

54
Tanah yang digunakan untuk reklamasi disebutnya adalah dengan nama

landfill. Hal ini agar tanah tersebut tidak akan mengalami perubahan bentuk atau

deformasi, dan perlu digali serta diperkuat dengan maksimal. Karena, biasanya

reklamasi ini hal yang dilakukan pada sebuah pulau yang rentan terhadap

pergantian iklim dan kondisi pantai. Jadi, tidak sembarangan memilih Kawasan

pesisir untuk dijadikan sebagai reklamasi.

Reklamasi ini sempat dijadikan isu yang amat sangat sensitif, terutama

terkait isu lingkungan, pasalnya banyak sekali yang menganggap bahwa kegiatan

reklamasi ini tidak baik untuk lingkungan dan bahkan dianggap memberikan

manfaat yang negatif.

3). Rencana Aksi Nasional Pelestarian Sungai

Berikut adalah progam dan inisiatif berupa rencana aksi yang bisa

diimplementasikan antara lain:

a. menginventarisasi tempat pengambilan air baku untuk air minum di sungai

(intake) dan daerah irigasi yang terkena dampak kenaikan muka air laut dan

upaya-upaya penanganannya

b. memperbaiki jaringan hidrologi di tiap wilayah sungai sebagai pendeteksi

perubahan ketersediaan air maupun sebagai perangkat pengelolaan air dan

sumber air

c. menginventarisasi DAS yang mengalami pencemaran namun tingkat

penggunaan airnya sangat tinggi untuk ditentukan prioritas penanganannya

55
d. melaksanakan program pembangunan situ, embung dan waduk sebagai sarana

penyimpan air dimusim hujan sehingga bisa dimanfaatkan dimusim kemarau

e. melanjutkan gerakan hemat air untuk segala keperluan air minum, domestik,

pertanian, industri, pembangkit listrik, dan sebagainya

f. meningkatkan daya dukung DAS dengan mencegah kerusakan dan

memperbaiki daerah tangkapan air sebagai daerah resapan air melalui upaya

konservasi lahan, baik dengan metode mekanis (misal: pembuatan terasering

dan sumur resapan) maupun vegetatif

g. mengembangkan teknologi dam parit yang dibangun pada alur sungai untuk

menambah kapasitas tampung sungai, memperlambat laju aliran dan

meresapkan air ke dalam tanah (recharging)

h. melembagakan pemanfaatan informasi prakiraan cuaca dan iklim secara efektif

dalam melaksanakan operasi dan pengelolaan air waduk/dam sehingga dapat

menekan risiko kekeringan dan kebanjiran lebih efektif

i. mengadakan perubahan pola operasi dan pemeliharaan waduk dan bangunan

pelengkap/penunjangnya untuk menyesuaikan dengan adanya peningkatan

intensitas hujan dan berkurangnya curah hujan sebagai dampak adanya

perubahan iklim

j. melakukan penelitian geohidrologi untuk mengetahui cekungan-cekungan air

tanah, sehingga dapat dibangun dan dipertahankan situ-situ, danau-danau, dan

pembangunan resapan air serta penampungan air, baik di gedung-gedung

maupun di dalam tanah.

56
BAB VI

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Sungai memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi kehidupan

manusia dan ekosistem di sekitarnya. Sebagai sumber air, sungai memberikan air

bersih dan segar untuk kebutuhan manusia, hewan, dan tumbuhan. Air dari sungai

juga digunakan untuk pertanian, perikanan, dan industri. Selain itu, sungai juga

merupakan jalur transportasi yang penting untuk mengangkut barang dan orang dari

satu tempat ke tempat lain, terutama di daerah yang sulit dijangkau dengan

transportasi darat. Sungai juga memberikan manfaat ekonomi, seperti penggunaan

air untuk irigasi pertanian, pembangkit listrik tenaga air, pariwisata, dan lain-lain.

Sungai juga memiliki nilai estetika dan keindahan yang dapat dinikmati oleh

masyarakat sebagai tempat rekreasi.

Namun, sungai juga memiliki tantangan dan masalah seperti pencemaran,

penurunan kualitas air, dan degradasi habitat alami. Pencemaran air sungai dapat

disebabkan oleh limbah industri, limbah pertanian, dan limbah rumah tangga yang

dibuang ke sungai tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Limbah ini dapat

mencemari air sungai dan mempengaruhi kualitas air serta kesehatan manusia dan

lingkungan. Penurunan kualitas air dapat disebabkan oleh penggunaan air secara

berlebihan dan degradasi lingkungan sekitar sungai yang dapat mempengaruhi

kualitas dan kuantitas air yang tersedia. Degradasi habitat alami juga dapat terjadi

akibat aktivitas manusia yang dapat merusak daerah sungai, seperti pembangunan

57
bendungan, penggundulan hutan, dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan

upaya untuk menjaga dan melestarikan sungai. Upaya yang dapat dilakukan seperti

pengelolaan sungai yang lebih baik, reklamasi daerah aliran sungai, dan melakukan

rencana aksi nasional dalam pelestarian sungai.

4.2. Saran

Untuk menjaga fungsi dan manfaat sungai, ada beberapa saran yang dapat

dilakukan, yaitu:

1. Melakukan upaya pencegahan pencemaran dan pengurangan limbah yang

masuk ke sungai.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan

melestarikan sungai, serta cara-cara yang dapat dilakukan untuk

melakukannya.

3. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk pengelolaan air dan

rehabilitasi daerah sungai yang rusak.

4. Melakukan pemantauan terhadap kondisi sungai secara berkala untuk

memastikan bahwa sungai tetap sehat dan dapat memberikan manfaat yang

optimal bagi kehidupan manusia dan ekosistem di sekitarnya.

5. Mengembangkan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengelolaan air

dan melestarikan sungai.

58
DAFTAR PUSTAKA

Mulyanto H.R. (2007). SUNGAI FUNGSI DAN SIFAT-SIFATNYA. Yogyakarta

Graha Ilmu.(01).

Kemdikbud, BPK Kaltim. (2023). Di Kalimantan Sungai Sebagai Sarana

Transportasi. Available at:

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/di-kalimantan-sungai-

sebagaisaranatransportasi/#:~:text=Sebagai%20sarana%20transportasi

%20utama%2C%20sungai,Network%20atau%20Upstream%2DDown

stream%20Model. (accessed on 20 Maret 2023).

Lusiana Mustinda. (2020). 5 Sungai yang Dimanfaatkan Sebagai Sarana

Transportasi Utama di Indonesia. detikTravel. Available at:

https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5182911/5-sungai-

yang-dimanfaatkan-sebagai-sarana-transportasi-utama-di-indonesia

(accessed on 05 April 2023).

Bitar. (2023). Pengertian dan Jenis Sungai Beserta Fungsinya. GuruPendidikan.

Available at: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-sungai/

(accessed on 10 April 2023).

S. Dian Andryanto. (2021). 4 Sebab Pencemaran Sungai, 6 Dampak Buruk Bagi

Lingkungan. Tempo.co. Available at:

https://tekno.tempo.co/read/1464117/4-sebab-pencemaran-sungai-6-

dampak-buruk-bagi-lingkungan (accessed on 02 April 2023).

59
Pipit Skriptianata. (2022). Pertemuan 2-Karakteristik Sungai.pdf. SlideShare.

Available at: https://www.slideshare.net/PIPITSPP1/pertemuan-2-

karakteristik-sungaipdf (accessed on 02 April 2023).

Author. (2021). Sungai Adalah. Teks.Co.Id. Available at: https://teks.co.id/sungai-

adalah/ (accessed on 02 April 2023).

RimbaKita.com. (2019). Siklus Hidrologi-Pengertian, Macam, Tahapan Proses &

Gambar Daur Ulang. Available at: https://rimbakita.com/siklus-

hidrologi/ (accessed on 10 April 2023).

Nandy. (2022). Buku Teknik Sipil, Pemgertian Reklamasi: Tujuan, Dampak,

Proses, dan Contohnya. Pixabay. Available at:

https://www.gramedia.com/best-seller/reklamasi/ (accessed on 17

April 2023).

Subianto, Raden A.Y, Amdaniel Hermanto M. (2018). Pemanfaatan Potensi Aliran

Air Sungai Sebagai Pembangkit Listrik Mikro Hidro.

Jurnal.Unpal.ac.id. available at:

https://jurnal.unpal.ac.id/index.php/jte/article/view/420/362 (accessed

on 10 April 2023).

Jevi Nugraha. (2020). 8 Manfaat Sungai Bagi Kehidupan Manusia Wajib

Diketahui. Merdeka.com. available at:

https://www.merdeka.com/jateng/8-manfaat-sungai-bagi-kehidupan-

manusia-wajib-diketahui-kln.html (accessed on 06 April 2023).

60
ST Any Juliani. (2018). Indeks pencemaran pada Parameter Fisika-Kimia.

Uii.ac.id. available at:

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/8257/Laporan%2

0Tugas%20Akhir%20Mulyani%20Zahra%2014513178.pdf?sequence

=1 (accessed on 17 April 2023).

61

Anda mungkin juga menyukai