DOSEN PENGAMPU :
RIRI SUSANTI, M.Pd.T
NIDN.1010101010
Alhamdulillah, puji dan syukur dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Kuasa,
kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Manajemen sumber daya air tentang
Konservasi DAS dengan baik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah
SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Riri Susanti, M.Pd.T, yang telah memberikan
tugas ini kepada kami. Dan kami juga mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan semangat dalam membuat makalah ini sehingga makalah ini dapat
tersusun dan selesai tepat waktu. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan
Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 1
1.4 Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................. 1
1.5 Manfaat Penulisan Makalah................................................................................ 2
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Penurunan fungsi DAS tidak boleh terus dibiarkan, mengingat fungsi DAS sangat berguna
bagi kehidupan manusia atau masyarakat. DAS berperan penting dalam menjaga lingkungan dan
menyediakan kebutuhan air bagi masyarakat.
Selain itu, DAS juga berperan menjaga kualitas air, mencegah banjir dan kekeringan saat
musim hujan dan kemarau, serta mengurangi aliran massa tanah dari hulu ke hilir. Agar penurunan
fungsi DAS tidak terus terjadi, maka harus dilakukan upaya untuk menjaga dan melestarikan
kondisi DAS. Salah satunya dengan cara konservasi DAS.
1
1.5 Manfaat Penulisan Makalah
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Memahami materi Konservasi DAS.
2. Memberikan informasi tentang permasalahan DAS.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah,dan
sistematika penulisan.
BAB IV PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang diambil dari hasil makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan daftar dari buku-buku, link website, yang di ambil sebagai bahan
referensi dalam penyelesaian makalah ini.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
pemeliharaan dan pemanfaatan ekosistem secara berkelanjutan. Berbagai ilmu pengetahuan dan
informasi mengenai berbagai upaya-upaya konservasi untuk menyelamatkan ekosistem dan
lingkungan dalam DAS telah banyak berkembang dan penting untuk disebarluaskan ke masyarakat
luas melalui berbagai media.
Tujuan Pengelolaan DAS adalah terkendalinya hubungan timbal balik antara sumberdaya
alam dan lingkungan DAS dengan kegiatan manusia guna kelestarian fungsi lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat. Dalam penerapannya di lapangan, konsepsi tersebut memerlukan upaya
yang tidak sederhana. Untuk itu diperlukan keterpaduan pengelolaan oleh berbagai sektor/multi
pihak mulai dari hulu sampai hilir dengan mempertimbangkan berbagai kepentingan, kondisi
biofisik dan sosial ekonomi yang ada dalam suatu DAS.
4
Prinsip-prinsip dasar pengelolaan DAS:
1) Pengelolaan DAS berupa pemanfaatan, pemberdayaan, pembangunan, perlindungan dan
pengendalian sumberdaya alam DAS.
2) Pengelolaan DAS berlandaskan pada azas keterpaduan, kelestarian, pemanfaatn, keadilan,
kemandirian (kelayakan usaha) serta akuntabilitas.
3) Pengelolaan DAS diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
4) Pengelolaan DAS dilakukan melalui pendekatan ekosistem yang dilaksanakan berdasarkan
prinsip satu DAS, satu rencana, satu sistem pengelolaan dengan memperhatikan sistem
pemerintahan yang desentralisasi sesuai jiwa otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.
5
BAB III
PEMBAHASAN
b. Kualitas air
1) Tingginya erosi dan sedimentasi di sungai
2) Tercemarnya air sungai dan air tanah oleh bahan beracun dan berbahaya
3) Tercemarnya air sungai dan air danau oleh hara seperti N dan P (eutrofikasi)
Masalah ini perlu dipahami sebelum dilakukan tindakan pengelolaan DAS. Sebagi contoh,
apabila masalah utama DAS adalah kurangnya debit air sungai untuk menggerakkan
6
turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA), maka penanaman pohon secara intensif tidak akan
mampu meningkatkan hasil air. Seperti telah diterangkan terdahulu, pohon-pohonan
mengkonsumsi air lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pertanian semusim dan tajukpohon-
pohonan mengintersepsi sebagian air hujan dan menguapkannya kembali ke udara sebelum
mencapai permukaan tanah.
Apabila masalah utama suatu DAS adalah kerawanan terhadap bajir maka teknik yang
dapat ditempuh adalah dengan mengusahakan agar air lebih banyak meresap ke dalam tanah di
hulu dan di bagian tengah DAS. Usaha ini dapat ditempuh dengan menanam pohon dan/atau
dengan tindakan konservasi sipil teknis seperti pembuatan sumur resapan, rorak dan sebagainya.
Apabila yang menjadi masalah DAS adalah tingginya sedimentasi di sungai maka pilihan teknik
konservasi yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki fungsi filter dari DAS.
Peningkatan fungsi filter dapat ditempuh dengan penanaman rumput, belukar dan pohon
pohanan atau dengan membuat bangunan jebakan sedimen (sediment trap). Apabila menggunakan
metode vegetative, maka penempatan tanaman di dalam suatu DAS menjadi penting. Penanaman
tanaman permanen pada luasan sekitar 10% saja dari luas DAS, mungkin sudah sangat efektif
dalam mengurangi sedimentasi ke sungai asalkan tanaman tersebut ditanam pada tempat yang
benar-benar menjadi masalah, misalnya pada zona riparian (zona penyangga dikiri kanan sungai).
Penyebaran tanaman kayu-kayuan secara merata dalam suatu DAS tidak terlalu
memberikan arti dalam menurunkan sedimentasi. Table berikut di bawah ini memberikan
ringkasan masalah DAS dan alternative teknologi yang dapat dipilih untuk mengatasinya.
7
3.2 Teknologi Pengelolaan DAS
Permasalahan pokok yang mungkin dijumpai di dalam DAS adalah erosi dan degradasi
lahan, kekeringan dan banjir, penurunan kualitas air sungai, dan pendangkalan sungai, danau atau
waduk. Pemilihan teknologi untuk pengelolaan DAS tergantung pada sifat DAS yang mencakup
tanah, iklim, sungai, bukit dan masyarakat yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu tidak ada resep
umum yang bisa diberikan dalam memecahkan permasalahan DAS.
Pertimbangan pemilihan teknologi itu adalah tercapainya sasaran konservasi lahan dan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang ada di dalamnya. Peningkatan jumlah penduduk
berdampak pada semakin meningkatnya permintaan akan kebutuhan manusia terutama pangan.
Semakin intensif dan ekstensifnya penggunaan lahan pertanian membuat banyak lahan pertanian
terdegradasi, sehingga timbul kesan bahwa pertanian itu eksploitatif terhadap lahan dan
mengabaikan pelestarian lingkungan.
Hasil penelitian Abbas (1997), Mulyana (1998), dan Cahyono (2001) menunjukkan bahwa
pembukaan areal padi mulai mengarah ke lereng-lereng DAS hulu dan lahan marjinal. Begitu pula
dengan tanaman palawija, hortikultura, tembakau, dan tanaman bernilai ekonomis tinggi lainnya.
Misal, kentang di Dieng Wonosobo, Tembakau di Temanggung yang sangat menguntungkan
secara ekonomi (Kurnia, 2000), meskipun menyebabkan erosi (Donie, 2002). Akibatnya, terjadi
penggundulan hutan, penebangan pohon, dan pemanfaatan lahan secara intensif.
Untuk memaksimalkan keuntungan dan pendapatan, maka upaya konservasi diminimalkan
oleh pengusaha dan petani. Menurut Arifin (1996) dan Cahyono (2002), petani mau mengadopsi
suatu teknologi konservasi hanya jika terdapat manfaat ekonomis dari kegiatan tersebut. Petani
dengan pendapatan rendah, mungkin sadar bahwa teknologi konservasi akan bermanfaat dan
mengurangi erosi, tetapi mereka tidak mampu untuk menerapkan teknologi konservasi tersebut.
Sebaliknya bagi petani di lereng bukit yang cenderung erosi akan enggan untuk mengadopsi
teknologi konservasi jika penghasilan dari usaha taninya tidak terpengaruh oleh erosi yang terjadi.
Oleh karena itu, kebijakan konservasi tanah perlu diintegrasikan dengan kebijakan pangan dan
pertanian secara keseluruhan.
Pertanian sering dianggap eksploitatif akibat dari pelaksanaan konservasi tanah yang belum
merupakan bagian dari pengelolaan lahan maupun pengelolaan tanaman. Untuk itu, maka sistem
pertanian harus merupakan bagian dari pengelolaan lahan dalam satuan DAS. Pertanian
merupakan suatu sistem yang menggunakan input produksi (lahan, tenaga kerja, modal, dan
manajemen) melalui sebuah proses alam dan menghasilkan produk pertanian. Hal ini identik
dengan pengelolaan DAS yang dapat dianggap pula sebagai sebuah sistem produksi.
Pengelolaan DAS dapat dilihat sebagai sebuah sistem perencanaan produksi yang
menggunakan pengelolaan input dengan input alam untuk menghasilkan output berupa barang dan
jasa, dengan konsekuensi efek pada sistem alam di on-site dan off site (Gambar 1). Dari sisi
ekonomi, sistem pengelolaan DAS adalah suatu cara proses produksi dengan mengeluarkan biaya
untuk input dan pengelolaan serta mendapat manfaat ekonomi dari output yang dihasilkan. Gambar
1 juga menunjukkan prinsip dasar analisis manfaat biaya.
8
Pengelolaan DAS dapat menghasilkan dampak positif berupa produksi pertanian, hasil
hutan, peternakan, rekreasi, air dan sebagainya. Selain itu pengelolaan DAS dapat pula
menghasilkan efek negatif berupa erosi, sedimentasi, kehilangan unsur hara, longsor, dan
sebagainya. Penurunan pada dampak negatif pengelolaan DAS akan meningkatkan output. Apabila
dampak positif yang dapat diperoleh dari pengelolaan DAS lebih besar dibandingkan dengan
dampak negatifnya, maka pengelolaan DAS tersebut memberikan manfaat bersih yang positif.
Jadi, tujuan pengelolaan DAS adalah untuk memaksimumkan manfaat sosial ekonomi bersih pada
kegiatan penggunaan lahan di dalam DAS.
Manfaat bersih dari pengelolaan DAS akan berkelanjutan apabila disertai dengan kegiatan
konservasi tanah. Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan
syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 2000). Konservasi tanah
bukan berarti penundaan atau pelarangan penggunaan tanah, tetapi menyesuaikan jenis
penggunaannya dengan kemampuan tanah dan memberikan perlakuan sesuai dengan syarat-syarat
yang diperlukan agar tanah berfungsi secara lestari. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang
tanah akan mempengaruhi tata air, sehingga usaha untuk mengkonservasi tanah juga merupakan
konservasi air.
Selain penerapan teknologi dalam pengelolaan SDA dan implementasi praktek konservasi,
pengelolaan DAS juga mencakup kelembagaan para pihak yang terkait dalam pengelolaan SDA.
Kelembagaan tidak hanya menyangkut organisasi tetapi juga aturan main antar-organisasi,
kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi dan jejaring kerja antar-organisasi.
Persoalan kelembagaan inilah yang sekarang menjadi lebih dominan daripada penerapan
teknologi, mengingat adanya perubahan tatanan politik. Tumpang tindihnya kewenangan dan tidak
adanya jejaring kerja yang baik membuat pengelolaan SDA tidak efisien bahkan cenderung bersifat
eksploitatif.
Pengelolaan DAS yang baik membutuhkan adanya jejaring kerja yang baik antar institusi
pengelola SDA di DAS dalam suatu kerangka kerja yang disepakati bersama. Konsensus akan
kerangka kerja tersebut perlu dibangun dari seluruh pihak yang terkait. Namun pengalaman juga
menunjukkan bahwa konsensus sulit diharapkan untuk dapat terjadi secara alamiah, tetapi di
banyak kasus dibutuhkan suatu tekanan dari salah satu pihak yang dominan. Yang penting dalam
hal ini adalah, apabila konsensus kerangka kerja telah disepakati, semua pihak perlu
mengimplementasikan secara konsisten sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada pembahasan Makalah Konservasi DAS, yaitu:
1. Pengelolaan DAS harus dilakukan melalui satu sistem yang dapat memberikan :
produktivitas lahan yang tinggi, kelestarian DAS, peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
2. Pemasalahan pada DAS pada umumnya karena kerusakan Sumber Daya Alam yang
diakibatkan ulah manusia yang dalam pemanfaatan sumberdaya alam tersebut tidak
dilakukan secara arif dengan mendasarkan kaedah konservasi sumberdaya alam.
3. Pengelolaan DAS harus dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi, terutama dalam
membina masyarakat.
4. Dengan memahami permasalahan pada DAS, maka teknologi yang sesuai dapat
dilakukan untuk pengelolaan DAS secara berkelanjutan.
5. Dalam pelaksanaan sistem perencanaan pengelolaan DAS terpadu dengan
memperhatikan kejelasan keterkaitan antar sektor terkait, pada tingkat lokal, regional
dan nasional.
4.2 Saran
Demikian yang dapat kami berikan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
Makalah Konservasi DAS ini, masih banyak kekurangan dalam paparan materi yang kami buat,
kerena keterbatasan ilmu dan pengetahuan kami tentang materi ini dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami sebagai pembuat makalah ini banyak berharap kepada para pembaca menyampaikan
atau memberikan kepada kami kritik dan saran yang membangun kepada kami sebagai pembuat
makalah ini demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan
berikutnya jika ada waktu. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi penulis dan
terkhusus bagi para pembaca dan semoga kita dapat memahami dan bertambah ilmu pengetahuan
kita tentang Konservasi DAS.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Ashdak Chay, 2010, Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Yogyakarta :
UGM Press
2. Pratama, Cahya Dicky, Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS), Jakarta : Kompas.com
4. Priyono, C.N.S dan S. A. Cahyono. 2003. Status dan strategi pengembangan pengelolaan
DAS di masa depan di Indonesia. Alami 8(1):1-5.
11