Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hidrologi dan Hidrogeologi
Dosen Pengampu : Ir. Endro Sutrisno, M.S.
Disusun Oleh :
Puspa Nurfitria
21080119130105
Kelas A
Teknik Lingkungan 2019
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Fungsi Hidrologi pada
Pengendalian Banjir”
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun makalah ini. Terlebih saya ucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya.
2. Kedua orang tua yang memberikan dukungan moril dan materil.
3. Bapak Ir. Endro Sutrisno, M.S. selaku dosen pengampu mata kuliah Hidrologi dan
Hidrogeologi.
4. Teman-teman satu angkatan Teknik Lingkungan 2019 yang telah memberikan
semangat.
5. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan yang
berlipat ganda.
Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, makalah ini masih jauh dari
sempurna, sehingga masukkan dan kritikkan yang kostruktif sangat penulis harapkan demi
sempurnanya makalah ini. Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua orang
khususnya untuk para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Ruang Lingkup ....................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 1
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 3
2.1 Analisa Hidrologi .................................................................................................... 3
2.2 Analisa Hujan ......................................................................................................... 3
2.2.1 Metode Rata-rata Aljabar. ................................................................................ 4
2.2.2 Metode Polygon Thiessen. ............................................................................... 4
2.3 Analisa Frekuensi.................................................................................................... 4
2.3.1 Metode Distribusi Gumbel ............................................................................... 5
2.3.2 Metode Distribusi Log Pearson Tipe III ........................................................... 6
2.4 Perumusan Debit Banjir Metode Nakayasu ............................................................. 6
2.5 Dimensi Saluran Drainase ....................................................................................... 7
2.6 Analisa Profil Aliran ............................................................................................... 8
2.7 Banjir ...................................................................................................................... 9
2.8 Bangunan Pengendali Banjir ................................................................................... 9
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 10
BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 11
4.1 Perhitungan Distribusi Hujan ................................................................................ 11
4.2 Perhitungan Debit Banjir Metode Sintetik Nakayasu ............................................. 12
4.3 Distribusi Curah Hujan Efektif .............................................................................. 12
4.4 Analisa Hidrolika .................................................................................................. 13
4.4.1 Kondisi Ekisting Kapasitas Sungai ................................................................. 13
4.4.2 Perbaikan saluran Menanggal II ..................................................................... 13
4.4.3 Perbaikan Saluran Perbatasan ......................................................................... 13
4.4.4 Perencanaan Saluran Sudetan ......................................................................... 14
4.4.5 Perhitungan Profil Aliran ............................................................................... 14
ii
BAB 5. PENUTUP ............................................................................................................ 15
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 15
5.2 Saran..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1. Berapa kemampuan aliran kali Dukuh Menanggal pada ruas bagian hulu sampai hilir
agar tidak terjadi banjir ?
2. Bangunan apa yang dapat digunakan untuk mengalirkan air, agar tidak terjadi banjir
pada daerah Dukuh Menanggal ?
1. Mengetahui kemampuan aliran pada kali Dukuh Menanggal dari ruas bagian hulu
sampai hilir agar tidak terjadi banjir.
1
2. Memberikan alternatif usulan atau rekomendasi untuk pemecahan masalah agar tidak
terjadi banjir.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2.1 Metode Rata-rata Aljabar.
Metode perhitungan dengan rata-rata aljabar merupakan metode yang
paling sederhana. Metode ini dipakai pada DAS yang terdapat banyak stasiun
hujannya, dan dengan anggapan bahwa daerah tersebut sifat distribusi tinggi
hujannya sangat seragam.
̅ = 1 (R 1 + R 2 + ⋯ R n )
R
n
Dengan :
̅
R = Curah Hujan Daerah (mm).
n = Jumlah titik-titik (pos-pos pengamatan).
R1, R2, …Rn = Curah hujan ditiap titik pengamatan.
A1 . R 1 + A 2 . R 2 + ⋯ + A n R n
̅=
R
A1 + A 2 + ⋯ + A n
A1 . R 1 + A 2 . R 2 + ⋯ + A n R n
=
A
= W1.R1 + W2.R2 + … + WnRn
Dengan :
̅ = Curah hujan rata-rata DAS.
R
R1, R2,…,Rn = Curah hujan tiap titik pengamatan.
A1,A2,…,An = Luas daerah yang mewakili tiap titik pengamatan.
N = Jumlah titik pengamatan
1. Distribusi Gumbel
4
Dari jenis-jenis distribusi frekwensi tersebut dipilih setelah diuji kesesuaiannya
dengan ciri statistik masing-masing distribusi frekuensi.
Dengan :
𝑛𝛴 (𝑋𝑖 − ̅
X) 3
𝐶𝑠 =
(𝑛 − 1) ⋅ (𝑛 − 2) ⋅ 𝑆𝑥 3
5
4. Harga kuortis (Ck)
n2 Σ(X i − ̅
X) 4
Ck =
(n − 1) ⋅ (n − 2) ⋅ (n − 3) ⋅ Sx 4
2.3.2 Metode Distribusi Log Pearson Tipe III
Perhitungan dengan menggunakan metode Log Pearson Type III menurut
buku Hidrologi Teknik, oleh Ir. C.D. Soemarto, B.I.E Dipl.H, hal.152 adalah:
Log XT = log X + G . S1
Dimana :
6
Bila panjang alur sungai :
L < 15 km, maka : tg = 0,21 L0,7
L > 15 km, maka : tg = 0,4 + 0,058 L tr = 0,5 tg sampai tg
T0,3 = α . tg
Qa = Qp ( t / Tp)2,4
Bagian lengkung turunnya (decreasing limb) :
Dimana :
Qp = debit puncak banjir (m3/det/mm)
C = Koefisien pengaliran
A = Luas DPS ( Km2 )
Ro = Hujan satuan ( 1 mm )
Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit dari debit puncak sampai 30% dari
debit puncak (jam).
7
2.6 Analisa Profil Aliran
Perhitungan ini dilakukan pada kondisi setelah diadakan perbaikan dimensi
sungai. Sedangkan perhitungan profil aliran setelah perbaikan atau perencanaan
dilakukan untuk mengetahui apakah pasang surut air tersebut masih berpengaruh dan
menyebabkan banjir pada kanan kiri sungai.
Metode yang digunakan pada analisa pasang surut adalah “Metode Tahapan
Langsung (direct step)”. Adapun metode tahapan langsung dapat diuraikan sebagai
berikut :
Dimana :
E = Energi Spesifik
If = Kemiringan geser dasar saluran
Io = Kemiringan asli saluran
x = Panjang bagian saluran yang ditinjau
A = Luas penampang
z = Kemiringan talud
R = Jari-jari hidrolis
b = Lebar mercu (m)
g = Percepatan gravitasi (m/det2)
h = Kedalaman air (m)
= Koefisien energi
V = Kecepatan rata-rata (m/det)
Q = Debit (m/det3)
P = Keliling basah (m)
n = Angka kekasaran Manning
I = Kemiringan Sungai
E = Kehilangan energy
8
2.7 Banjir
Banjir merupakan sebagai aliran atau genangan air yang menimbulkan kerugian
ekonomi atau bahkan kehilangan jiwa. Dalam istilah teknis, banjir adalah aliran sungai
yang mengalir melampaui kapasitas tampung sungai, dan dengan demikian, aliran sungai
tersebut akan melewati tebing sungai dan menggenangi daerah sekitarnya. Banjir tersebut
sangat besar kemungkinannya diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi. Kondisi hujan
yang memungkinkan terjadinya banjir pada kota-kota terutama di wilayah pantai banyak
disebabkan oleh hujan lokal yang deras serta hujan pada wilayah atas. Banyak faktor
menjadi penyebab terjadinya banjir. Namun secara umum penyebab terjadinya banjir
dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab
alami dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia. Faktor yang termasuk sebab-
sebab alami diantaranya adalah:
1. Curah hujan
Indonesia mempunyai iklim tropis sehingga sepanjang tahun mempunyai dua
musim yaitu musim hujan umumnya terjadi pada Bulan Oktober sampai Bulan
Maret, dan musim kemarau terjadi antara Bulan April sampai Bulan September.
Pada musim penghujan, curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di
sungai dan bila melebihi tebing sungai, maka akan timbul banjir atau genangan.
2. Pengaruh fisiografi
Fisiografi sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan daerah pengaliran
sungai (dps), kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk penampang, seperti
lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai), lokasi sungai, dll
merupakan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya banjir.
3. Erosi dan Sedimentasi
Erosi di daerah pengaliran sungai (dps) berpengaruh terhadap pengurangan
kapasitas penampang sungai. Erosi menjadi problem klasik sungai-sungai di
Indonesia. Besarnya sedimentasi akan mengurangi kapasitas saluran, sehingga
timbul genangan dan banjir di sungai.
4. Kapasitas sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh
pengendapan berasal dari erosi DPS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan dan
sedimentasi di sungai itu karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya
penggunaan lahan yang tidak tepat.
9
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan-Tahapan Penelitian
10
BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam perencanaan Saluran Sudetan pada Saluran Menanggal Indah ini memakai
metode rata – rata aljabar dengan mengunakan data curah hujan selama 15 tahun yaitu mulai
tahun 1990 sampai 2005 dari tiga stasiun pengamat :
1. Stasiun Gunung Sari.
2. Stasiun Kebon Agung.
3. Stasiun Ketegan.
Tabel 2. Curah Hujan Harian Maksimum Rata- rata.
11
Tabel 3. Besar curah hujan dengan metode Log Pearson Type III
T (Jam) RT T . RT R( t – 1 ) R’t
1. 0,5503 0,5503 0,0000 0,5503
2. 0,3467 0, 6934 0,5503 0,1431
3. 0,2646 0,7938 0,6934 0,1104
4. 0,2184 0,8736 0,7938 0,0798
5. 0,1882 0,9410 0,8736 0,0674
6. 0,1667 1,0002 0,9410 0,0592
12
Gambar 2. Debit Rencana pada Saluran Menanggal I, II dan Perbatasan
13
4.4.4 Perencanaan Saluran Sudetan
Dari hasil Analisa Hidrolika antara Saluran Menanggal Indah dan
Saluran Perbatasan Surabaya-Sidoarjo direncanakan Saluran Sudetan dengan
menggunakan :
Q = 7,1 m3/dtk ,
b = 3 m (direncanakan ),
I = 0,003
h = 1.44 m (dengan coba-coba)
4.4.5 Perhitungan Profil Aliran
Profil aliran yang terjadi pada muara sudetan berbentuk M2, dan profil
aliran disaluran Menanggal I dan menanggal II berbetuk M1 (back Water),
jarak back Water sejauh 228,79 m.
14
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan perhitungan dan analisa tentang perencanaan saluran Sudetan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi existing saluran Menanggal Indah tidak dapat menampung air, khususnya
pada musim penghujan, karena kapasitas yang ada sebesar 4,86 m3/dtk sedangkan
debit banjir rencana minimum sebesar 15,33 m3/dtk dan debit maksimum sebesar
31,2 m3/dtk. Jadi kapasitas yang ada tidak mampu menampung air, sehingga
mengakibatkan banjir pada tiap tahun.
2. Untuk menampung debit air, maka dibuat suatu dimensi baru dan saluran Sudetan
yang sesuai dengan kondisi yang ada, debit rencana menggunakan Q2 tahun sebesar
15,33 m3/dtk. Untuk pembuatan dimensi baru pada saluran Dukuh Menanggal ,
maka perlu adanya perbaikan pada saluran Dukuh Menanggal dan Saluran
Perbatasan dengan cara pengerukan dan pelebaran saluran. Adapun dimensi saluran
untuk masing-masing daerah ialah :
a. Saluran Menanggal Indah II :
Debit rencana (Q) = 7,9 m3/dtk
Lebar dasar (b) = 4 m
Kemiringan dasar (I) = 0,0009
b. Saluran Sudetan :
Debit rencana (Q) = 7,1 m3/dtk
Lebar dasar (b) = 4,5 m
Kemiringan dasar (I) = 0,003
c. Saluran Perbatasan :
Debit rencana (Q) = 73,1 m3/dtk
Lebar dasar (b) = 16 m
Kemiringan dasar (I) = 0,002
3. Pembuatan Saluran Sudetan merupakan alternatif yang tepat untuk sementara
waktu. Karena untuk mengalirkan air dari saluran Menanggal Indah ke saluran
Perbatasan.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini, ada beberapa saran yang bisa diberikan
kepada wilayah Dukuh Mananggal untuk mencegah banjir, diantaranya yaitu :
15
DAFTAR PUSTAKA
Wahjudijanto, I., dan Dita P. Putra. 2007. Study Pengendalian Banjir Wilayah
Dukuh Menanggal Dengan Sistem Saluran Sudetan. Jurnal Rekayasa
Perencanaan. 4(1)
16