Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
pengelolaan banjir yang bermuara dipintu pompa di pintu .Penyusunan makalah ini
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Lingkungan. Saya berharap
pembaca dapat mengetahui tentang pengelolaan banjir .
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu,
saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi
segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Rekayasa
Lingkungan yang telah membimbing saya dalam menulis makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
1
DAFTAR GAMBAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
DAS (Daerah Aliran Sungai) yang sudah kritis tersebut. Ditambah dengan
penebangan hutan untuk lahan baru, turut menyumbang dampak lingkungan yang
ditimbulkan.
Selain itu, perubahan lingkungan juga disebabkan oleh perilaku manusia yang
kurang disiplin dalam komitmen untuk menjaga lingkungan bersama. Perilaku kecil
seperti membuang sampah di selokan adalaah salah satu contoh konkret dalam
ketidak disiplinan tersebut.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2. Penyebab Terjadinya Banjir di Pompa Ahmad Yani
Pompa Ahmad Yani anak dari Kali Madiun. Jadi pompa Ahmad Yani
merupakan DAS Bengawan Solo. Maka dari itu dalam makalah ini akan di jelaskan
beberapa faktor yang menyebabkan banjir di Pompa Ahmad Yani.
6
jenis erosi tanah lainya. Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit, di
daerah genangan banjir, di saluran air, sungai, dan waduk.
Dalam kasus terjadinya banjir kali piring ini, faktor-faktor yang disebutkan diatas
sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi kali piring. Pengelolaan DAS di daerah
hulu menyebabkan terjadinya erosi sehingga terjadi sedimentasi yang akhirnya di
bawa oleh aliran sungai sehingga terjadi pendangkalan sungai.
7
1) Upaya Sebelum Terjadinya Banjir
Teknologi saat ini sangat berkembang pesat. Begitu pun dengan
informasi dapat dengan mudah kita terima dan kita akses. Dalam
hal ini prakiraan cuaca juga selalu di update oleh BMKG. Setiap
hari, bahkan setiap waktu bisa di update oleh BMKG. Dengan
informasi seperti itu tentu nya kita akan cepat mengetahui
bagaimana prakiraan cuaca kedepan. Sebagai Contoh, Dalam
Website BMKG selalu ada prakiraan cuaca tentang daerah mana
saja yang akan terjadi cuaca ekstrim, yang akan menimbulkan
dampak bencana banjir, sehingga masyarakat dapat mengatisipasi
sebelumnya.
8
Gambar 2.2. Prakiraan Cuaca Dari BMKG Juanda
DAS yang kritis saat ini hanya jadi slogan penyebab terjadinya
banjir. Belum ada upaya yang lebih serius untuk memperbaiki
DAS yang kritis tersebut.
Memang saat ini sudah ada upaya dari berbagai macam komunitas
untuk peduli terhadap lingkungan, misalkan Gerakan tanam 1000
pohon, dan sebagai nya. Namun harus ada gerakan yang
tersrtuktur, sistematis dan masif lagi agar percepatan Perbaikan
DAS dapat terpenuhi. Terutama gerakan penghijauan kembali
hutan-hutan yang gundul, memperbaiki peralihan tata guna lahan
yang baik, mengedukasi masyarakat pinggiran hutan, menertibkan
penambangan liar dan sebagainya. Harus ada sinergi antara stake
holder yang ada dan juga masyarakat untuk membuat langkah
nyata dalam memperbaiki kondisi DAS kita yang kritis.
Konservasi hutan dan air yang tidak membabi buta, itu juga salah
satu upaya kita dalam memelihara DAS. Dalam hal ini pemerintah
harus membuat regulasi yang jelas dalam mengatur pengelolaan
DAS, dalam arti kalau ada yang melanggar harus ada konsekwensi
yang jelas yang harus di tanggung oleh pelanggar. Sehingga
pemeliharan DAS kita yang kritis ini bisa cepat terlaksana.
9
Perilaku masyarakat harus di perbaiki, dengan cara mengedukasi
masyarakat, dengan adanya sosialisai, bimbingan, ataupun
penyuluhan bagaimana pentingnya menjaga lingkungan sekitar.
Paling tidak dimulai dari diri kita sendiri, dengan tidak membuang
sampah di sungai itu awal dari budaya menjaga lingkungan
sekitar.
Adanya berbagai macam komunitas juga bisa menjaga lingkungan
sungai tetap bersih dan terjaga, misalkan degan adanya komunitas
pecinta sungai, setiap bulan mengadakan kegiatan bersih sungai,
yang melibatkan masyarakat sekitar, pemerintah desa, TNI, Polri,
dan juga pemerintah daerah setempat, itu akan lebih membuat
gairah masyarakat untuk mencintai sungai akan tumbuh dengan
sendirinya.
Mendorong Pemerintah untuk lebih aktif dalam melaksanakan
pemeliharaan sungai secara rutin dan periodik. Menurut
Kewenangannya kali piring ini adalah kewenangan pemerintah
pusat. Maka segala macam kegiatan yang bersifat pemeliharaan
fisik adalah tanggung jawab dari pemerintah pusat.
Early Warning Sistem ( EWS ) dapat di optimalkan, sistem
peringatan dini ini dapat berupa syrine yang cara kerjanya
berbunyi ketika air mencapai level tertentu.
Harus ada sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kota dalam hal ini adalah Pemerintah kota
Madiun, di dalam pembangunan fisik dari pompa Ahmad Yani .
Membangun tanggul kali / parapet, memperbaiki bangunan
fasilitas sungai seperti bendung, jembatan dan sebagainya, juga
menjadi tanggung jawab pemerintah.
Terus menjalin komunikasi dengan masyarakat, memberdayakan
masyarakat, agar menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut
memiliki dan memelihara sungai.
10
Merencanakan Cara Evakuasi banjir
Sebelum banjir datang kita harus mempersiapkan diri untuk
bagaimana kita nanti mengevakuasi saat banjir tiba. Penyelamatan
harta benda, kemana kita akan mengungsi, kapan saat yang tepat
kita akan mengungsi harus di rencanakan sedini mungkin,
sehingga kita lebih siap ketika banjir itu benar-benar tiba.
Mengoptimalkan program siaga banjir
Saat ini pemerintah sebenarnya sudah melaksanakan program
siaga banjir. Dengan menampung informasi, koordinasi dengan
stake holder yang ada.
Namun tidak ada salahnya masyarakat juga berperan dalam
program siaga banjir ini, dengan selalu komunikasi dengan
masyarakat, maka apabila terjadi banjir masyarakat akan lebih
siap.
Ketika banjir tiba pada level tertentu, kita harus siap untuk
mengevakuasi diri. Jangan sampai menyepelekan banjirnya tidak
akan lama. Karena kita tidak akan tahu seberapa besar dan
seberapa lama banjir itu akan terjadi.
Melaporkan kejadian banjir kepada pejabat yang berwenang.
Ketika banjir datang kita harus segera melaporkan kepada pihak
yang berwenang, minimal kepada lurah atau kepala desa. Supaya
segera terkoordinasikan dengan baik dan cepat. Sehingga secepat
mungkin pihak yang berwenang akan menanganinya, misalkan
11
TRC BPBD hadir di saat yang tepat untuk membantu
mengevakuasi masyarakat terdampak.
Melaporkan Kebutuhan bagi korban bencana banjir kepada pihak
yang berwenang.
Melakukan penyedotan air kemudian di alirkan ke sungai
Bengawan Solo apabila debit air melebihi batas maximum.
12
3) Upaya setelah terjadinya Banjir
Mendata dan mengusulkan perbaikan sarana yang rusak akibat
banjir yang terjadi kepada pihak yang berwenang
Mematikan mesin yang telah digunakan untuk penyedotan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Penyebab kemungkinan terjadinya banjir di pompa Ahmad Yani
Cuaca ekstrim ( Curah hujan tinggi )
Kondisi DAS di hulu yang kritis
Perilaku Manusia
Kondisi Aliran Sungai
2. Upaya Pengelolaan Banjir
Upaya Sebelum Terjadi Banjir
a. Mengakses Informasi Prakiraan Cuaca
b. Memperbaiki DAS yang kritis
c. Memantau debit air
d. Memastikan mesin pompa siap digunakan
Upaya saat banjir
a. Melakukan penyedotan apabila debit air melebihi batas
b. Melaporkan terjadinya banjir
Upaya setelah banjir
a. Mendata dan mengusulkan kerusakan sarana dan prasarana
yang ada,
b. Mematikan mesin yang telah digunakan untuk penyedotan.
2.2. Saran
Pemerintah bersama masyarakat harus lebih berperan aktif dalam menyiapkan
diri dalam menghadapi banjir, agar ketika banjir datang masyarakat lebih siap dan
14
tahu harus apa dan kemana. Serta petugas harus tetap siaga apabila hujan lebat dan
memastikan mesin siap digunakan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan penggelolaan daerah aliran sungai . Gajah Mada
University Press, yogyakarta.
Pawitan, H. 2004. Perubahahan Pengelolaan Lahan Dan Pengaruhnya Terhadap
Hidrologi Daerah Aliran Sungai. Laboratorium Hidrometeorology FMIPA IPB,
Bogor.
Rosyidie, A. (2013). banjir: faktadan dampaknya, serta pengaruh dari perubahan
guna lahan. jurnal perencanaan wilayah dan kota , jilid :24,3: 241-249.
16