Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

PENGELOLAAN BANJIR YANG BERMUARA DIPINTU


POMPA DI PINTU
Diajukan guna memenuhi persyaratan tugas mata kuliah
rekayasa lingkungan

Dosen pengampu mata kuliah :


Ir.suwarno
Disusun oleh :
Muhammad sobron sahil asrori
NIM: 2052010028
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
pengelolaan banjir yang bermuara dipintu pompa di pintu .Penyusunan makalah ini
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Lingkungan. Saya berharap
pembaca dapat mengetahui tentang pengelolaan banjir .
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu,
saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi
segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu selama proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Rekayasa
Lingkungan yang telah membimbing saya dalam menulis makalah ini.

Madiun, 14 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1


DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN........................................................................................................ 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................. 4
1.4. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 4
1.5. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Daerah Aliran Sungai ................................................................... 5
2.2. Penyebab Terjadinya Banjir di Pompa Ahmad Yani ..................................... 6
1) Cuaca ekstrim (Curah hujan tinggi) .......................................................... 6
2) Kondisi Hulu DAS Kritis ............................................................................. 6
2.3. Pengaruh Perilaku Manusia ............................................................................ 7
1) Upaya Sebelum Terjadinya Banjir ................................................................. 8
2) Upaya Saat Terjadi Banjir ............................................................................ 11
3) Upaya setelah terjadinya Banjir ................................................................... 13
BAB III ....................................................................................................................... 14
PENUTUP .................................................................................................................. 14
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 14
2.2. Saran ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Prakiraan Cuaca Dari BMKG Juanda .……………………………….. 7

Gambar 2.2. Prakiraan Cuaca Dari BMKG Juanda….....……………………………8

Gambar 2.2. Gambar 3. Mesin pompa penydot air…......……………………………8

Gambar 2.4. Jurnal Harian Debit Air……………….....…………………………….11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bencana banjir merupakan keadaan dimana tidak tertampungnya air dalam
saluran penampung sehingga melebihi kapasitasnya. Pengendalian banjir merupakan
bagian dari pengelolaan sumber daya air yang lebih spesifik untuk mengendalikan
debit banjir umumnya melalui dam pengendali banjir, atau peningkatan sistem
pembawa (sungai, drainase) dan pencegahan hal –hal yang berpotensi merusak
dengan cara mengelola tata guna lahan dan daerah banjir. Kejadian banjir di
Indonesia semakin sering intensitasnya. Menurut tinjauan hidrologi dan hidraulika,
penyebab banjir antara lain tingginya curah hujan yang jatuh di catchment area,
tersumbatnya drainase, pecahnya bendungan ataupun karena semakin kurangnya
daerah resapan air. Selain itu dapat juga diakibatkan karena tingginya profil muka air
sungai yang melebihi elevasi saluran pembuang, sehingga air hujan yang seharusnya
keluar melalui saluran tersebut kembali dan mengakibatkan genangan di kawasan
pemukiman.
Musim penghujan tahun 2021, utamanya pada rentan bulan januari hingga bulan
maret memasuki cuaca hujan deras dan ekstrim. Cuaca ekstrim masih terjadi hingga
bulan maret ini. Walaupun frekuensi nya sudah sangat berkurang dibanding pada
bulan-bulan sebelumnya, namun kita harus tetap mewaspadai dampak yang
ditimbulkan dari cuaca ini.
Selain cuaca ekstrim, kondisi alam kita juga tidak bersahabat akhir-akhir ini.
Cuaca yang tidak menentu mengakibatkan bencana alam di berbagai wilayah di
nusantara, sebagai contoh : banjir, tanah longsor, hingga gunung meletus. Semua ini
karena kondisi alam kita yang saat ini sudah tua.
Bencana banjir sering dipicu oleh cuaca ekstrim, juga karena kondisi DAS
(Daerah Aliran Sungai) yang saat ini sudah kritis. Di hulu DAS sudah banyak hutan
kita yangsudah mulai gundul, tanpa ada penanganan yang serius mengenai perbaikan

3
DAS (Daerah Aliran Sungai) yang sudah kritis tersebut. Ditambah dengan
penebangan hutan untuk lahan baru, turut menyumbang dampak lingkungan yang
ditimbulkan.
Selain itu, perubahan lingkungan juga disebabkan oleh perilaku manusia yang
kurang disiplin dalam komitmen untuk menjaga lingkungan bersama. Perilaku kecil
seperti membuang sampah di selokan adalaah salah satu contoh konkret dalam
ketidak disiplinan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang, dapat
dimabil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengapa banjir terjadi di Pintu Pompa Ahmad Yani?
2. Apa saja penangan yang harus dilakukan tatkala terjadi bencana banjir?

1.3. Batasan Masalah


Penulis dalam makalah ini membatasi permasalahan hanya dalam lingkup :
1. Penyebab terjadinya banjir di Pintu Pompa Ahmad Yani.
2. Upaya-upaya pengelolaan banjir.

1.4. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Meenguraikan apa saja yang hrus dilakukan dalam pengelolaan bencana
banjir di Pintu Pompa Ahmad Yani

1.5. Manfaat Penulisan


Manfaat dari tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Praktis
Mendorong kita untuk selalu siap dalam upaya penanganan bencana
banjir, baik dalam masa sebelum banjir, waktu banjir, dan pasca banjir.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Daerah Aliran Sungai


Daerah Aliran Sungai ( DAS ) adalah suatu wilayah daratan yang secara
topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan
menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkanya ke laut melalui sungai utama (
Cay Asdak 1995 ). Definisi DAS tersebut mengartikan bahwa seluruh purmukaan
daratan di bumi ini terbagi habis dalam DAS. Pemanfaatan potensi sumber daya alam
di dalam DAS termasuk hutan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan manusia
telah menyebabkan terjadinya degradasi lahan dan hutan yang dasyat. Perubahan
pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali akan mempengaruhi fungsi dan
keseimbangan lingkungan termasuk proses-proses hidrologis di dalam wilayah DAS,
Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan neraca air, sedimen, hara dan rusaknya habitat
keanekaragaman hayati.
Banjir sendiri terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah, cuaca yang
ekstrim, Kondisi DAS dan perilaku manusia. Secara teknis banjir adalah aliran air
sungai yang mengalir melampaui kapasitas tampung sungai, dan dengan demikian,
aliran sungai tersebut akan melewati tebing sungai dan menggenangi daerah di
sekitarnya ( Cay Asdak 1995 ).
Tujuan Pengelolaan DAS adalah terkendalinya hubungan timbal balik antara
sumberdaya alam dan lingkungan DAS dengan kegiatan manusia guna kelestarian
fungsi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam penerapannya di lapangan,
konsepsi tersebut memerlukan upaya yang tidak sederhana. Untuk itu diperlukan
keterpaduan pengelolaan oleh berbagai sektor/multi pihak mulai dari hulu sampai
hilir dengan mempertimbangkan berbagai kepentingan, kondisi biofisik dan sosial
ekonomi yang ada dalam suatu DAS.

5
2.2. Penyebab Terjadinya Banjir di Pompa Ahmad Yani
Pompa Ahmad Yani anak dari Kali Madiun. Jadi pompa Ahmad Yani
merupakan DAS Bengawan Solo. Maka dari itu dalam makalah ini akan di jelaskan
beberapa faktor yang menyebabkan banjir di Pompa Ahmad Yani.

1) Cuaca ekstrim (Curah hujan tinggi)


Terjadinya banjir di pompa Ahmad Yani bisa disebabkan oleh tingginya curah
hujan yang terjadi pada saat itu. Kondisi hujan itu bisa terjadi di daerah banjir
tersebut, bisa juga terjadi hujan merata didaerah banjir tersebut dan daerah hulu,
bahkan bisa juga terjadi hujan hanya di daerah hulu saja.

2) Kondisi Hulu DAS Kritis


Kegiatan tataguna lahan yang bersifat mengubah bentang lahan dalam suatu DAS
sering kali mempengaruhi hasil air. Pengaruh yang sama juga dapat terjadi oleh
aktivitas pembalakan hutan. Pembukaan lahan. perubahan dari satu jenis vegetasi
hutan menjadi jenis vegetasi hutan lainya, atau perubahan tataguna lahan hutan
menjadi areal pertanian atau padang rumput, pembalakan hutan adalah contoh
kegiatan yang sering kita jumpai saat ini..
Perubahan tataguna lahan dan praktek pengelolaan DAS juga mempengaruhi
terjadinya erosi, sedimentasi, dan pada giliranya akan mempengaruhi kualitas air.
Dua penyebab terjadinya erosi adalah erosi karena sebab alamiah dan erosi karena
aktivitas manusia. Erosi alamiah terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses
erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami.
Sedangkan erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh terkelupasnya
lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan
kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak
keadaan fisik tanah, antara lain, pembuatan jalan di daerah kemiringan lereng besar.
Dari proses erosi inilah yang pada akhirnya menyebabkan sedimentasi.
Sedimentasi adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi parit, atau

6
jenis erosi tanah lainya. Sedimen umumnya mengendap dibagian bawah kaki bukit, di
daerah genangan banjir, di saluran air, sungai, dan waduk.
Dalam kasus terjadinya banjir kali piring ini, faktor-faktor yang disebutkan diatas
sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi kali piring. Pengelolaan DAS di daerah
hulu menyebabkan terjadinya erosi sehingga terjadi sedimentasi yang akhirnya di
bawa oleh aliran sungai sehingga terjadi pendangkalan sungai.

2.3. Pengaruh Perilaku Manusia


Manusia dalam memenuhi hajatnya untuk hidup, pasti akan memanfaatkan
sumber daya alam yang ada. Dalam pemanfaatan sumber daya alam ini banyak sekali
perilaku manusia yang menyimpang, yang mengakibatkan rusaknya sumber daya
alam.
Kegiatan konservasi tanah, konservasi hutan yang berlebih, tidak ramah
lingkungan, pembuangan limbah yang tidak semestinya, itu adalah contoh betapa
tidak ramahnya manusia terhadap lingkungannya. Belum lagi penambangan liar yang
terjadi di hutan, di sungai dan sebagainya. Misalkan penambangan batu di hutan,
pasti akan berdampak pada kondisi hutan, hutan akan mengalami erosi, dan dari erosi
tersebut akan menimbulkan sedimentasi yang akan di bawa oleh aliran hujan ke
sungai.
Untuk memenuhi kebutuhanya sebagian masyarakat kita mata pencaharianya
adalah buruh tani. Buruh tani ini tidak memiliki lahan sehingga dia bekerja pada
petani yang memiliki lahan. Pada umumnya masyarakat yang tempat tinggalnya
didekat hutan mereka akan membuka lahan pertanianya di hutan. Kegiatan ini
termasuk di dalam peralihan tataguna lahan hutan menjadi lahan pertanian.

2.4. Upaya Pengelolaan Banjir


Dalam pengelolaan banjir, banyak sekali cara kita dalam mengupayakan atau
mengantisipasi terjadinya banjir. Baik itu upaya sebelum terjadi banjir, upaya saat
banjir terjadi, dan upaya pasca terjadinya banjir.

7
1) Upaya Sebelum Terjadinya Banjir
 Teknologi saat ini sangat berkembang pesat. Begitu pun dengan
informasi dapat dengan mudah kita terima dan kita akses. Dalam
hal ini prakiraan cuaca juga selalu di update oleh BMKG. Setiap
hari, bahkan setiap waktu bisa di update oleh BMKG. Dengan
informasi seperti itu tentu nya kita akan cepat mengetahui
bagaimana prakiraan cuaca kedepan. Sebagai Contoh, Dalam
Website BMKG selalu ada prakiraan cuaca tentang daerah mana
saja yang akan terjadi cuaca ekstrim, yang akan menimbulkan
dampak bencana banjir, sehingga masyarakat dapat mengatisipasi
sebelumnya.

Gambar 2.1. Prakiraan Cuaca Dari BMKG Juanda

8
Gambar 2.2. Prakiraan Cuaca Dari BMKG Juanda

 DAS yang kritis saat ini hanya jadi slogan penyebab terjadinya
banjir. Belum ada upaya yang lebih serius untuk memperbaiki
DAS yang kritis tersebut.
Memang saat ini sudah ada upaya dari berbagai macam komunitas
untuk peduli terhadap lingkungan, misalkan Gerakan tanam 1000
pohon, dan sebagai nya. Namun harus ada gerakan yang
tersrtuktur, sistematis dan masif lagi agar percepatan Perbaikan
DAS dapat terpenuhi. Terutama gerakan penghijauan kembali
hutan-hutan yang gundul, memperbaiki peralihan tata guna lahan
yang baik, mengedukasi masyarakat pinggiran hutan, menertibkan
penambangan liar dan sebagainya. Harus ada sinergi antara stake
holder yang ada dan juga masyarakat untuk membuat langkah
nyata dalam memperbaiki kondisi DAS kita yang kritis.
Konservasi hutan dan air yang tidak membabi buta, itu juga salah
satu upaya kita dalam memelihara DAS. Dalam hal ini pemerintah
harus membuat regulasi yang jelas dalam mengatur pengelolaan
DAS, dalam arti kalau ada yang melanggar harus ada konsekwensi
yang jelas yang harus di tanggung oleh pelanggar. Sehingga
pemeliharan DAS kita yang kritis ini bisa cepat terlaksana.

9
 Perilaku masyarakat harus di perbaiki, dengan cara mengedukasi
masyarakat, dengan adanya sosialisai, bimbingan, ataupun
penyuluhan bagaimana pentingnya menjaga lingkungan sekitar.
Paling tidak dimulai dari diri kita sendiri, dengan tidak membuang
sampah di sungai itu awal dari budaya menjaga lingkungan
sekitar.
Adanya berbagai macam komunitas juga bisa menjaga lingkungan
sungai tetap bersih dan terjaga, misalkan degan adanya komunitas
pecinta sungai, setiap bulan mengadakan kegiatan bersih sungai,
yang melibatkan masyarakat sekitar, pemerintah desa, TNI, Polri,
dan juga pemerintah daerah setempat, itu akan lebih membuat
gairah masyarakat untuk mencintai sungai akan tumbuh dengan
sendirinya.
 Mendorong Pemerintah untuk lebih aktif dalam melaksanakan
pemeliharaan sungai secara rutin dan periodik. Menurut
Kewenangannya kali piring ini adalah kewenangan pemerintah
pusat. Maka segala macam kegiatan yang bersifat pemeliharaan
fisik adalah tanggung jawab dari pemerintah pusat.
Early Warning Sistem ( EWS ) dapat di optimalkan, sistem
peringatan dini ini dapat berupa syrine yang cara kerjanya
berbunyi ketika air mencapai level tertentu.
Harus ada sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kota dalam hal ini adalah Pemerintah kota
Madiun, di dalam pembangunan fisik dari pompa Ahmad Yani .
Membangun tanggul kali / parapet, memperbaiki bangunan
fasilitas sungai seperti bendung, jembatan dan sebagainya, juga
menjadi tanggung jawab pemerintah.
Terus menjalin komunikasi dengan masyarakat, memberdayakan
masyarakat, agar menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut
memiliki dan memelihara sungai.

10
 Merencanakan Cara Evakuasi banjir
Sebelum banjir datang kita harus mempersiapkan diri untuk
bagaimana kita nanti mengevakuasi saat banjir tiba. Penyelamatan
harta benda, kemana kita akan mengungsi, kapan saat yang tepat
kita akan mengungsi harus di rencanakan sedini mungkin,
sehingga kita lebih siap ketika banjir itu benar-benar tiba.
 Mengoptimalkan program siaga banjir
Saat ini pemerintah sebenarnya sudah melaksanakan program
siaga banjir. Dengan menampung informasi, koordinasi dengan
stake holder yang ada.
Namun tidak ada salahnya masyarakat juga berperan dalam
program siaga banjir ini, dengan selalu komunikasi dengan
masyarakat, maka apabila terjadi banjir masyarakat akan lebih
siap.

2) Upaya Saat Terjadi Banjir


 Mengecek atau memantau debit air
 Melakukan penyedotan air dan kemudian dialirkan ke sungai
Bengawan Solo
 Melakukan evakuasi ke tempat yang aman

Ketika banjir tiba pada level tertentu, kita harus siap untuk
mengevakuasi diri. Jangan sampai menyepelekan banjirnya tidak
akan lama. Karena kita tidak akan tahu seberapa besar dan
seberapa lama banjir itu akan terjadi.
 Melaporkan kejadian banjir kepada pejabat yang berwenang.
Ketika banjir datang kita harus segera melaporkan kepada pihak
yang berwenang, minimal kepada lurah atau kepala desa. Supaya
segera terkoordinasikan dengan baik dan cepat. Sehingga secepat
mungkin pihak yang berwenang akan menanganinya, misalkan

11
TRC BPBD hadir di saat yang tepat untuk membantu
mengevakuasi masyarakat terdampak.
 Melaporkan Kebutuhan bagi korban bencana banjir kepada pihak
yang berwenang.
 Melakukan penyedotan air kemudian di alirkan ke sungai
Bengawan Solo apabila debit air melebihi batas maximum.

Gambar 3. Mesin pompa penydot air

Gambar 4. Jurnal Harian Debit Air

12
3) Upaya setelah terjadinya Banjir
 Mendata dan mengusulkan perbaikan sarana yang rusak akibat
banjir yang terjadi kepada pihak yang berwenang
 Mematikan mesin yang telah digunakan untuk penyedotan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Penyebab kemungkinan terjadinya banjir di pompa Ahmad Yani
 Cuaca ekstrim ( Curah hujan tinggi )
 Kondisi DAS di hulu yang kritis
 Perilaku Manusia
 Kondisi Aliran Sungai
2. Upaya Pengelolaan Banjir
 Upaya Sebelum Terjadi Banjir
a. Mengakses Informasi Prakiraan Cuaca
b. Memperbaiki DAS yang kritis
c. Memantau debit air
d. Memastikan mesin pompa siap digunakan
 Upaya saat banjir
a. Melakukan penyedotan apabila debit air melebihi batas
b. Melaporkan terjadinya banjir
 Upaya setelah banjir
a. Mendata dan mengusulkan kerusakan sarana dan prasarana
yang ada,
b. Mematikan mesin yang telah digunakan untuk penyedotan.

2.2. Saran
Pemerintah bersama masyarakat harus lebih berperan aktif dalam menyiapkan
diri dalam menghadapi banjir, agar ketika banjir datang masyarakat lebih siap dan

14
tahu harus apa dan kemana. Serta petugas harus tetap siaga apabila hujan lebat dan
memastikan mesin siap digunakan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan penggelolaan daerah aliran sungai . Gajah Mada
University Press, yogyakarta.
Pawitan, H. 2004. Perubahahan Pengelolaan Lahan Dan Pengaruhnya Terhadap
Hidrologi Daerah Aliran Sungai. Laboratorium Hidrometeorology FMIPA IPB,
Bogor.
Rosyidie, A. (2013). banjir: faktadan dampaknya, serta pengaruh dari perubahan
guna lahan. jurnal perencanaan wilayah dan kota , jilid :24,3: 241-249.

16

Anda mungkin juga menyukai