NAMA KELOMPOK :
Fatahullah (1905521009)
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat beliau kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Azas Perancangan
Tapak dengan judul “Pertimbangan Lingkungan Pada Tapak” dengan baik. Pada kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu melalui
bimbingan, dukungan, motivasi, dan doa. Kami juga menyadari akan adanya keterbatasan
didalam makalah ini, namun kami berharap kiranya dapat diambil manfaatnya karena segala
sesuatu yang tertulis didalam makalah ini.
Demi untuk memperbaiki penulisan ini kami berharap agar para pembaca memberikan
saran dan kritikan yang bersifat membangun. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih
banyak semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................................
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................
BAB II Pembahasan...............................................................................................................
1.4.Pengendalian Banjir.............................................................................................
B. Drainase.................................................................................................................
PENDAHULUAN
Pertimbangan linhkungan selalu menjadi aspek yang penting dalam proses perancangan
sebuah tapak. Pertimbangan ini mencakup analisis mikro dan makro iklim, berbagai
ekosistem keterkaitannya, hidrologi permukaan dan bawah permukaan, vegetasi, serta kondisi
tanah bawah permukaan. Semua pertimbangan ini menuntut penelitian ekstensif yang
mendetail untuk menghasilkan kesimpulan yang berarti. Untuk tapak yang sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor ini, maka penelaahan diatas sangat penting. Diantaranya
mungkin termasuk tapak ditepi pantai, di pegunungan, atau daerah genangan banjir. Bagian
ini akan membahas pertimbangan yang berkaitan dengan iklim, daerah genangan banjir,
pengendalian banjir, drainase dan persediaan banjir.
Secara bertahun-tahun, kriteria umum dalam memilih tapak untuk berbagai kebutuhan
telah berkembang dari berbagai sumber. Kriteria ini mencakup lingkungan keseluruhan, baik
regional maupun lokal. Dengan petunjuk atau rincian demikian, dapatlah dimungkinkan suatu
evolusi terhadap sejumlah usulan tapak yang akan direncanakan dan ditentukan
kesesuaiannya untuk kegunaan tersebut. Akan tetapi, penerapan kriteria ini harus dilakukan
secara berhati-hati. Hanya sedikit tapak memenuhi semua kondisi ideal yang diminta kriteria
tersebut. Pertimbangan setempat yang khusus juga harus diseimbangkan dengan persyaratan
umum.
Pada bagian ini juga disertakan pembahasan umum dan beberapa persyaratan untuk
suatu pernyataan dampak lingkungan. Dalam beberapa belakangan ini pernyataan ini menjadi
sangat penting, kalau bukan kritis, untuk berbagai pembangunan baru maupun yang berskala
besar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pencarian fakta.
2. Sasaran
3. Penetapan peta penzonaan daerah banjir
4. Peraturan daerah genangan banjir
5. Kelengkapan administrative
6. Penggunaan yang tidak sesuai
7. Peristilahan
Ribuan struktur dan tapak bangunan yang terletak di daerah genangan banjir dan
dengan demikian menjadi rentan terhadap bahaya banjir. Walaupun proyek-proyek
pengendalian banjir melindungi sebagian struktur dan tapak bangunan dengan mengurangi
ancaman banjir, namun ancaman sisa terhadap tapak serta ancaman menyeluruh terhadap
tapak lain yang tidak terlindungi tetap menjadi masalah. Banyaknya pemberitaan yang
melukiskan kerugian jiwa dan harta akibat banjir. Apabila banjir menerjang daerah yang
terbangun, seluruh kota menjadi kacau dan kapasitas produksi terhambat.
Walaupun informasi bahaya banjir tersebut sudah diketahui oleh para pemilik atau
pengguna yang ada di daerah banjir, tetap saja terjadi keputusan yang dibuat secara sadar
untuk membangun di daerah yang terkena banjir.
B. Drainase
Drainase harus dirancang agar mampu menampung limpasan air hujan yang dihitung
berdasarkan kondisi kekuatan batas pembangunan tapak yang menyebabkan limpasan
tersebut di masa mendatang maupun daerah drainase di luar tapak. Upaya harus dilakukan
untuk mengarahkan limpasan dengan baik supaya dapat dijamin bahwa bangunan atau
fasilitas penting lainnya tidak dibahayakan oleh limpasan banjir darurat yang besar, yang
menjadi aktif apabila kapasitas dari system drainase air hujan yang ada dilampaui.
Drainase tapak harus diarahkan ke suatu penampungan permukaan atau bawah
permukaan yang memadai untuk nampung limpasan dari tapa untuk saat ini maupun masa
mendatang, demikian pula agar menghindari limpasan ke daerah aliran sungai di lluar tapakk
kecuali apabila air tersebut dibutuhkan untuk irigasi.
Pembuangan air hujan utama ukuran ppipa untuk system pembuangan air hujan
utama harus mempunyai diameter tidak kurang dar 15 inci. Cekungan Drainase dan
Selokan selokan diperkeras harus mempunyai kelandaian minimum 0,5 persen. Saluran
Terbuka saluran harus dilindungi dari erosi oleh penutup vegetasi, pelapisan atau perlakuan
lain secara memadai, sesuai dengan yang dinyatakan analisis.
Berikut ini adalah empat metode yang biasa digunakan untuk mengadakan drainase
tapak :
Sistem Drainase Permukaan pada system ini, limpasan dari daerah yang diperkeras dan
daerah yang tidak diperkeras ditampung dan dibawa ke luar tapak oleh saluran drainase
permukaan.
Sistem Drainase Bawah Tanah Tertutup Sebuah system drainase bawah tanah tertutup
menerima limpasan dari daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan
membawanya ke sebuah pipa ke luar sisi tapak, ke system drainase kota, atau cekungan
sedimen dan bak penampung pada tapak. Keuntungan system drainase ini adakah bahwa
volume dan kecepatan limpasan yang meningkat akibat pembangunan dapat ditampung
sebelum limpasan mengakibatkan kerusakan erosi pada tapak.
Drainase Bawah Tanah dengan Penampung pada Tapak Alternatif system ini
memiliki keuntungan seperti halnya dengan system drainase tertutup bawah tanah yang
menggunakan pengendalian erosi pada tapak, tetapi kerusakan di luar tapak dapat
terhindari
Sistem Drainase Kombinasi limpasan dari ruang terbuka dikumpulkan pada saluran
drainase permukaan sementara limpasan daerah yang diperkeras dikumpulkan di dalam
system drainase tertutup.
C. Persediaan Air
1.1 Kuantitas Air
Langkah pertama dalam memilih sumber persediaan air yang memadai adalah
menentukan perkiraan kebutuhan terhadap sumber air tersebut. Pemakaian air rata-rata
per hari dan tingkat puncak kebutuhan adalah unsur-unsur penting dalam menentukan
kebutuhan air.
1.2 Pemakaian Air Rata-Rata Per Hari
Banyak faktor yang mempengaruhi pemakaian air untuk suatu sistem tertentu,
misalnya ketersediaan air dengan tekanan yang mencukupi akan merangsang pemakaian
air tersebut untuk penyiraman rumput, pencucian mobil, pengoperasian peralatan AC, dll.
1.3 Kebutuhan Puncak
Tingkat pemakaian air untuk sistem pengadaan air pribadi berbeda menurut kegiatan
pemakaian di rumah atau di lahan pertanian. Pada rumah, kebutuhan puncak terjadi di
pagi hari ketika mencuci pakaian.
1.4 Penanggulangan Kebakaran
Di daerah yang memiliki persediaan air pribadi , penanggulangan kebakaran
tergantung pada fasilitas yang disediakan oleh pemilik. Hal paling penting dalam
penanggulangan kebakaran adalah penemuan sumber api sedini mungkin dan
penanggulan langsung. Untuk ini, pemadam api ringan cukup memadai. Setelah itu,
persediaan air berada pada barisan pertahanan berikutnya.
Di beberapa daerah, air tanah sangat sulit dicapai atau mempunyai kadar mineral yang
demikian tinggi sehingga tidak dapat dipakai untuk keperluan rumah tangga. Pada kasus
seperti ini maka penggunaan daerah tadah terkendali dan bak penampungan yang
ditempatkan dan dibangun dengan baik serta dilengkapi unit saring yang memuaskan
berikut fasilitas disinfektan yang memadai akan memberikan air yang aman.
Sebuah kolam atau danau dapat dijadikan sumber air hanya apabila sumber air tanah
dan sistem tadah air terkendali ternyata tidak memadai. Pengembangan kolam sebagai
sumber persediaan air tergantung pada beberapa faktor : (1) pemilihan daerah aliran
sungai yang memungkinkan hanya air berkualitas tinggi memasuki kolam, (2) pemakaian
air terbaik yang terkumpul di kolam, (3) penyaringan air untuk menghilangkan kekeruhan
dan mengurangi bakteri, (4) disinfeksi dari air yang disaring, (5) penyimpanan air yang
diolah, dan (6) pemeliharaan yang semestinya terhadap seluruh tata air. Pemerintah
setempat dapat memberikan petunjuk mengenai pembangunannya.
Apabila diolah dengan baik, air irigasi dapat dimanfaatkan sebagai sumber
persediaan air untuk rumah tangga. Air yang diperoleh dari saluran irigasi harus
diperlakukan sebagai air dari sumber air permukaan lainnya.
D. Tipe Sumur
Meskipun begitu, kedalaman sumur bor tergantung dengan kapasitas air dan
kondisi geologis bangunan yang membutuhkan sumur tersebut. Banyak bangunan
yang hanya membuat sumur bor sedalam 30 meter, tapi banyak juga bangunan lebih
besar yang membangun sumur bor yang berkedalaman hingga 200 meter. Sumur bor
memiliki keunggulannya tersendiri, di antaranya adalah prosesnya yang lebih cepat,
tingkat kegagalan yang lebih kecil dan lebihnya jumlah air bersih yang bisa
ditampung.
Sama seperti sumur bor, sumur artesis merupakan jenis sumur modern yang
dibangun menggunakan peralatan canggih.Mesin pembangun sumur artesis dapat
menembus lapisan tanah, kerikil, hingga batu yang susah ditembus dengan secara
manual. Mata bor akan ditancapkan secara vertikal ke dalam tanah hingga menyentuh
lapisan aquifer, atau lapisan di mana sumber air mengalir dengan lancar. Kedalaman
sumur ini dapat mencapai 250 meter tergantung dengan kapasitas air yang
dibutuhkan. Biasanya, sumur artesis dibangun di tengah perkomplekan sebagai
sumber utama air bersih setempat. Cara kerja sumur artesis tidak membutuhkan
pompa untuk menaikan air ke permukaan tanah karena tenakan air alami pada lapisan
aquifer sudah tinggi. Untuk memiliki sumur ini, kamu harus mengandalkan jasa para
profesional karena prosesnya yang tidak mudah dan cukup berbahaya. Apabila
kalkulasi sumur tidak dihitung dengan benar, resiko kebocoran dan meluapnya air
keluar dari sumur sangatlah tinggi.
Jenis sumur berikutnya adalah sumur yang berfungsi sebagai alat penampung air
hujan yang turun ke dalam tanah, yaitu sumur resapan. Cara membangun sumur satu
ini tidak jauh berbeda dengan cara membuat sumur galian yaitu dengan cara manual
menggunakan tenaga manusia.Normalnya sumur ini dibangun di daerah dengan curah
hujan yang tinggi demi memaksimalkan fungsinya sebagai alat peresap hujan.
Manfaatnya banyak, sumur resapan dapat meresap air hujan dengan baik sehingga
mencegah terjadinya banjir dan genangan air, menyuburkan tanah, mengurangi
sedimentasi, dan mencegah longsor. Selain itu, sumur resapan juga dapat mengurangi
pencemaran air tanah dan menahan intrusi air laut.
Mata air Mata air Mata air Mata Air Mata Air
depresi sentuh rekah dan singkapan Sesar
tubular akifer
Tujuan pemilihan tapak yaitu untuk memperoleh tapak yang sesuai untuk
pembangunan fisis, dan terbebas dari faktor lingkungan yang tidak diingkinkan,
Pemilihan tapak merupakan penentuan proyek berhasil ataupun gagal.
Hal hal berikut ini harus dipertimbangkan ketika menganalisis tapak untuk rumah
susun :
Kita dapat merancang suatu sistem evaluasi tanpa biaya dan setiap lokasi dapat
dievaluasi berdasarkan efek komulatif dari nilai-nilai faktor untuk lokasi tertentu.
Pemberian nilai terhadap suatu faktor untuk setiap lokasi menurut tingkat atau
kualitas faktor yang ada di lokasi yang sedang di prtimbangakan tersebut.Untuk
pemilihan lokasi pabrik,maka langkah-langkah yang harus di ambil adalah sebagai
berikut:
1. Siapkanlah daftar berisi faktor-faktor yang di anggap penting untuk lokasi.Pada daftar
awal semua faktor yang memungkinkan harus di masukan.
2. Tetapkanlah nilai nisbi untuk setiap faktor,nilai nisbi yang diberikan pada setiap
faktor harus berdasarkan kondisi yang terbaik.Hal ini akan memberikan suatu nilai
acuan yang cukup baik ketika melakukan evaluasi,akan tetapi tidak harus di lakukan.
3. Setiap faktor yang didaftar dan telah di tetapkan nilai nisbinya dapat saja ditemui di
lokasi tertentu menurut tingkatan yang berbeda.Hal ini memungkinkan evaluasi nisbi
dari faktor-faktor ysng terdapat pada lokasi,tanpa harus memaksakan pembedaan atas
perbedaan-perbedaan kesil dari faktor tersebut.
4. Tetapkanlah tingkat tersebut.Tetapan tingkatan maksimum untuk faktor adalah sama
dengan tetapan tingkatan keberadaan dari faktor ini pada lokasi tersebut.
5. Berikanlah nilai angka pada tingkatan.Maka sudah tetaplah nilai angka maksimum
dan minimum yang dapat diberikan oleh faktor individual tersebut.Apabila digunakan
metode kurva linear maka persamaan kurva tersebut untuk maksud penyebaran
haruslah sama untuk setiap faktor.
6. Rancanglah faktor-faktor yang mutlak di haruskan.faktor-faktor yang di haruskan
(pada umumnya adalah tingkatan kedua) harus dirancang pada lembaran evaluasi.
7. Lakukanlah evaluasi terhadap semua lokasi.dengan mempertimbangkan setiap lokasi
secara terpisah,lanjutkanlah dengan memeriksa faktor,dengan memilih tingkatan yang
paling sesuai untuk setiap faktor tersebut pada lokasi yang akan dipertimbangkan.
8. Berikanlah angaka untuk setiap faktor lokasi.simpulkanlah angka faktor yang
diperoleh setiap lokasi yang dipertimbangkan.
9. Pilihlah lokasi tersebut.lokasi yang dipilih berdasarkan faktor tanpa biaya,ini dapat
dibandingkan dengan lokasi yang dipilih berdasarkan biaya.apabila perbedaan
keuntungan biaya atas evaluasi tanpa biaya sedemikian kecilnya sehingga dapat
diabaikan oleh pertimbangan-pertimbangan biaya.
Berbagai kota kecil maupun besar sedang menyusun ketentuan atau mengeluarkan
perturan yang dirancang untuk melindungi masyarakt luas dari erosi dan sedimentasi
tanah yang merusak dan sebenarnya tidak perlu terjadi.
Untuk mengendalikan esrosi dan sedimentasi pada suatu daerah tertentu selama
dan sesudah konstruksi,maka para developer harus setuju untuk:
Pola tataguna tanah yang diusulkan oleh para developer sangat menyumbang bagi
pengendalian erosi dan sedimentasi, serta pemeliharaan nilai lingkungan dan estetika di
daerah ini :
Proyek yang akan direncanakan akan dijelaskan secara semi teknis dan menekankan pada
bagaimana bentuk keterkaitan proyek dengan lingkungannya, beberapa aspek yang diliputi:
Bagian terpenting dari proses ini merupakan evaluasi yang didasarkan pada suatu overlay
usulan proyek terhadap daftar rincian sumber daya dari tapak dan daerahnya.
Konsep yang tidak digunakan serta pemecahan yang telah terganti oleh konsep akhir dapat
dilampirkan pada alternatif pemecahan.
a. Alternatif lokasi untuk penapakan proyek. Apakah penentu dalam pemilihan tapak.
b. Alternatif proses atau metode. Bagaimana cara lain untuk dapat mencapai tujuan dari
proyek.
c. Alternatif tata letak di dalam tapak. Daerah sensitive pada tapak biasanya dapat
dilestarikan dengan peletakan fasilitas secara cermat.
d. Alternatif tanpa keputusan. Apa konsekuensinya apabila proyek yang diusulkan tidak
jadi dilaksanakan
Tinjauan, Komentar, dan Perbaikan kembali ini merupakan jantung sebuah proses penaksiran
lingkungan, dan menetapkan titik temu pertukaran informasi, kritik dan usulan antara lain :
Biasanya peraturan setempat menunjuk seorang petugas atau badan tertentu sebagai
pemegang wewenang untuk menentukan dapat tidaknya suatu pernyataan dampak
lingkungan.pertemuah harus diadakan pada saat kritis dalam proses perencanaan. Hal ini
akan memberikan kesempatan dan keterbukaan untuk menerima kritik. Informasi , serta ide-
ide baru.
1. Unsur buatan
a. Batas legal dan fisis, tanah milik serta ruang bebas umum.
b. Bangunan, jembatan serta bangunan lainnya termasuk yang mempunyai arti
arkeologi dan sejarah.
c. Jalan, pekerasan serta jalur transportasi lain
d. Jaringan listrik, gas dan utilitas lainnya
e. Tata guna tanah
f. Peraturan seperti penzonaan dan persyaratan kesehatan.
c. Pola spasial
d. Garis, bentuk, warna dan skala yang memberi sifat khas pada tapak
e. Kesan umum, menyangkut potensi pengalaman dari tapak dan bagian bagiannya.
Seorang perancang juga harus mengumpulkan informasi unsur buatan, alami, dan perseptual.
Setiap langkah dalam tahap survei dimulai secara sendiri sendiri. Dengan cara melengkapi
data yang dikumpulkan tadi dapat menunjukkan penyesuaian atau perubahan penting dalam
program tersebut.
BAB III
KASUS
Latar Belakang
Sebagai kota yang berada di daratan rendah, Jakarta tidak terlepas dariancaman banjir
yang sewaktu-waktu dapat menyerang. Menurut catatan sejarahIbukota Jakarta telah dilanda
banjir sejak tahun 1621. Salah satu bencana banjirterparah yang pernah terjadi di Batavia
adalah banjir yang terjadi di bulanFebruari 1918. Saat itu hampir sebagian besar wilayah
Batavia terendam air.Daerah yang terparah saat itu adalah gunung Sahari, Kampung
Tambora,Suteng, Kampung Klenteng akibat bendungan kali Grogol jebol.
Penyebab
Banjir di Jakarta terbagi menjadi dua, yaitu banjir yang disebabkan oleh meluapnya
sungai-sungai karena curah hujan yang tinggi dan banjir yang terjadi karena kiriman dari
daerah hulu, yaitu Bogor. Terjadinya banjir di Jakarta juga disebabkan oleh sistem drainase
yang tidak berfungsi dengan optimal serta tersumbatnya sungai dan saluran air oleh sampah.
Selain itu, dibangunnya hunian pada lahan basah atau daerah resapan air serta semakin
padatnya pembangunan fisik menyebabkan kemampuan tanah menyerap air menjadi sangat
berkurang. Hal lainnya adalah pembangunan prasarana dan sarana pengendalian banjir yang
belum berfungsi maksimal.
Selain itu juga penyebab terjadinya banjir di Jakarta adalah sistem drainasenya yang
sudah tidak normal, jika ingin dinormalkan kembali juga tidak ada ruang karena lahan untuk
menampungya sudah tidak ada. Faktor lainnya juga karena di Jakarta trotoar menjadi saluran
drainase, sedangkan seharusnya trotoar tidak dijadikan alur drainase.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa penentuan tapak yang memenuhi kriteria
sebagai tempat tinggal di Jakarta haruslah berada pada daerah yang aman dari banjir, seperti
Jakarta Timur atau Jakarta Pusat (Tidak menutup kemungkinan banjir jika penangan banjir
tidak ditingkatkan). Untuk mencegah keadaan tersebut haruslah dipikirkan drainase yang baik
sebelum memulai proyek sehingga tidak memperparah keadaan drainase Jakarta. Selain
kedua faktor di atas perlu kita analisis kepadatan bangunan serta persebaran sungai sungai
yang berpotensi meluap saat musim hujan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bnpb.go.id/peta-sebaran-rendaman-banjir-jabodetabek
http://repository.upi.edu/10978/4/S_TB_1004608_Chapter1.pdf
https://www.academia.edu/6421756/Makalah_banjir_jakarta
https://www.beritasatu.com/megapolitan/597231/sistem-drainase-di-jakarta-dinilai-
tidak-normal