Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN BENCANA
(BANJIR)

Oleh :

ZAIDAN AFRIAN ZAIN 2005015221


SRI RAHMAYANI 2200005058
DIAH ALIFIA PRAMESTUTI 2005015222

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

FAKUTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah
kami sanggup menuntaskan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat
serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, dan para
sahabatnya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Manajemen Bencana. Dalam makalah ini kami akan memberikan penjelasan tentang Bencana
Banjir

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah di masa mendatang. Juga dengan
harapan saya makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Jakarta, 8 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..…….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….……….ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..……………4

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………4
C. Tujuan………………………………………………………………………..…………….….4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………5

A. Definisi Banjir…………………………………………………………………………...……5
B. Penyebab Banjir……………………………………………………………….……………5
C. Proses Terjadinya Bencana Banjir………………………………………………………6
D. Upaya Pencegahan Bencana Banjir………………………………………………………
6
E. Mitigasi Bencana Banjir……………………………………………...……………………7

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..…………11

A. Kesimpulan……………………………………………………………..……………………11
B. Saran…………………………………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana alam adalah peristiwa yang terjadi karena alam itu sendiri. Bencana
alam bisa menyebabkan merugikan dan membahayakan. Salah satu dari banyak
peristiwa alam yang terjadi dan merugikan manusia adalah banjir. Ada beberapa
factor yang menjadi penyebab banjir yaitu factor alam, dan ulah manusia,
Pembangunan gedung, penebangan pohon, membuang sampah sembarangan dan
penyempitan sungai merupakan contoh ulah manusia yang menjadi penyebab banjir.
Banjir sering terjadi di setiap musim hujan, Banjir bisa terjadi di wilayah yang
tidak bisa di duga. Kita tidak bisa menghindari bencana banjir, akan tetapi kita dapat
meminimalisir dampak atau akibat yang terjadi dengan cara penaggulangan terhadap
banjir. Banjir juga dikategorikan sebagai sebuah bencana yang bisa menimbulkan
berbagai macam resiko, di antaranya yaitu seperti rumah warga menjadi kotor, adanya
korban jiwa, korban materi, warga terserang berbagai macam penyakit (penyakit
diare, penyakit kulit,dll) kemudian resiko yang akan merugikan manusia yaitu
rusaknya bangunan dan gedung, terhambatnya kegiatan ekonomi masyarakat, jalanan
yang berlubang, hingga trauma yang akan dialami oleh warga msayarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Definisi Banjir?
2. Apa saja Penyebab Banjir?
3. Bagaimana Proses Terjadinya Bencana Banjir?
4. Bagaimana Upaya Pencegahan Bencana Banjir?
5. Bagaimana Mitigasi Bencana Banjir?

C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Banjir.
2. Mengetahui Penyebab Banjir.
3. Mengetahui Proses Terjadinya Bencana Banjir.
4. Mengetahui Upaya Pencegahan Bencana Banjir.
5. Mengetahui Mitigasi Bencana Banjir.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Banjir
Banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh volume air dalam
jumlah yang besar di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu. Banjir bisa terjadi di
perairan sungai, saat aliran sungai melebihi kapasitas saluran air. Banjir kerap
menyebabkan kerusakan pada rumah dan aneka toko yang dibangun di sekat dataran
sungai.
Terjadinya bencana banjir juga disebabkan oleh rendahnya kemampuan
infiltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak mampu lagi menyerap air. Banjir
akan terjadi jika permukaan air naik lantaran hujan yang melebihi batas normal,
perubahan pada suhu, tanggul/bendungan yang jebol (Ligal, 2008).
Penyebab banjir di suatu tempat dapat berbeda-beda tergantung dari kondisi
fisik wilayah tersebut. sehingga, ada yang mengalami banjir lokal, banjir kiriman,
hingga banjir rob.
B. Penyebab Banjir
1. Penebangan hutan liar
Penebangan hutan secara liar yang membuat hutan menjadi gundul karena pada
dasarnya hutan berfungsi sebagai penyerap air jika dilakukan penebangan hutan
secara liar maka hutan tidak dapat menyerap dan menyimpan air dalam volume
yang besar saat hujan lebat terjadi.
2. Buang sampah sembarangan
Sampah yang dibuang sembarang khususnya apabila dibuang di sungai atau aliran
air lainnya akan menyumbat aliran air sehingga dapat meluap dan menyebabkan
terjadinya banjir.
3. Pemukiman di bantaran sungai atau aliran sungai
Mengakibatkan sungai tersebut rentan terjadi pendangkalan. Pendangkalan yang
terjadi di sungai karena kebiasaan membuang sampah ke sungai serta keadaan
tanah bangunan tersebut memungkinkan jebol dan kemudian menutup sisi sungai.
4. Dataran rendah
Daerah-daerah yang berada di dataran rendah dapat menyebabkan banjir, karena
luapan air dari dataran tinggi ke dataran rendah sehingga dapat berisiko terkena
banjir.
5. Curah hujan yang tinggi
Disebabkan oleh faktor cuaca. jika disebuah daerah yang memiliki curah hujan
tinggi dan terjadi dalam jangka waktu lama, akan memiliki resiko yang besar
terkena banjir.
6. Tanah yang sudah tidak dapat menyerap air
Semakin sedikitnya daerah resapan air. Contohnya saat ini semakin banyak daerah
yang dilapisi oleh aspal sehingga tidak bisa menyerap air kemudian terjadilah
banjir.
C. Proses Terjadinya Banjir
Ada beberapa tanda dan dapat dijadikan sebagai tanda terjadinya bencana banjir.
sebagai berikut:
1. Terjadinya hujan curah hujan yang tinggi tanpa disertai dengan proses
infiltrasi/penyerapan yang baik.
2. Air melebihi batas sungai, sehingga meluap dan menggenangi daerah
disekitarnya.
3. Air yang menggenang di permukaan tidak dapat mengalir dengan baik karena
saluran drainase yang ada tidak berfungsi dengan baik, sehingga air tersumbat.
4. Tergenangnya air akibat tidak mampunya air yang ada melakukan infiltrasi
karena kurang melakukan vegetasi sebagai penyerap atau penyimpanan
cadangan air.
D. Upaya Pencegahan Banjir
Berikut adalah beberapa cara untuk pencegahan bencana banjir:
1. Membuat fungsi sungai dan selokan agar bekerja dengan baik. Karena selokan
dan sungai adalah tempat mengalirnya aliran air sehingga tidak boleh tercemar
dengan sampah bahkan sampai menjadi tempat pembuangan sampah yang
akhirnya menyebabkan sungai dan selokan menjadi tersumbat.
2. Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang
dapat menyerap air dengan cepat.
3. Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuka lahan hijau
untuk penyerapan air.
4. Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan mempersempit
sungai dan sampah rumah juga akan menyumbat perairan sungai.
5. Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan
menyebabkan bumi ini akan semakin sulit menahan bebannya dan membuat
permukaan tanah turun.
6. Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran
sungai, karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya
menebang pohon tidak dilarang apabila kita dapat menanam kembali
pepohonan tersebut dan tidak membuat hutan menjadi gundul.
E. Mitigasi Bencana Banjir
1. Pra bencana
Tahap pra bencana adalah upaya penting yang bisa dilakukan agar dapat
mengurangi risiko bencana hingga mencapai maksimal. dari rencana yang matang,
diharapkan dapat meminimalisir akibat negatif yang terjadi dari kejadian bencana.
a. Dalam situasi tidak terjadi bencana
1) Perencanaan penanggulangan bencana terdiri dari :
- Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana
- Pemahaman tentang kerentanan masyarakat
- Analisis kemungkinan dampak bencana.
2) Pengurangan risiko bencana terdiri atas :
- Pengenalan dan pemantauan risiko bencana
- Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana
- Pengembangan budaya sadar bencana
- Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana
- Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan
bencana.
3) Pencegahan terdiri atas :
- Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau
ancaman bencana
- Kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang
secara tiba-tiba dan/atau berangsur berpotensi menjadi sumber bahaya
bencana
- Pemantauan penggunaan teknologi yang secara tiba-tiba dan/atau
berangsur berpotensi menjadi sumber ancaman atau bahaya bencana
- Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup, dan penguatan
ketahanan sosial masyarakat.
4) Pemaduan dalam perencanaan pembangunan yang dilakukan dengan
cara mencantumkan unsur-unsur rencana penanggulangan bencana
ke dalam rencana pembangunan pusat dan daerah, dilakukan secara
berkala dikoordinasikan oleh suatu Badan.
5) Analisis resiko bencana.
6) Pelaksanaan dan penegakan rencana tata ruang dilakukan untuk
mengurangi resiko bencana yang mencakup pemberlakuan peraturan
tentang penataan ruang, standar keselamatan, dan penerapan sanksi
terhadap pelanggar.
7) Pendidikan dan pelatihan
8) Persyaratan standar teknis penanggulangan bencana.
b. Situasi terdapat potensi terjadinya bencana yang meliputi:
- Kesiapsiagaan
- Peringatan dini
- Mitigasi bencana.
2. Tanggap Darurat
Tanggap darurat berupa kegiatan yang dilakukan dengan segera saat terjadinya
bencana agar dapat menangani dampak buruk yang dapat terjadi. Kegiatan nya
meliputi penyelamatan, evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
bahan pokok, tempat perlindungan, tempat pengungsian dan perbaikan sarana
prasarana.
Berikut rencana penanggulangan bencana saat tanggap darurat yaitu:
a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber
daya. Agar dapat mengidentifikasi lokasi bencana, jumlah korban bencana,
kerusakan juga kerugian prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi
pelayanan umum maupun pemerintahan, dan kemampuan SDA maupun
buatan.
b. Penentuan status keadaan darurat bencana.
c. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana melalui upaya
pencarian dan penyelamatan korban, pertolongan darurat, dan evakuasi
korban.
d. Pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi: kebutuhan air bersih, sanitasi,
pangan, sandang, pelayanan kesehatan, pelayanan psikososial, penampungan
dan tempat hunian.
e. Perlindungan terhadap kelompok rentan yaitu dengan memberikan prioritas
kepada kelompok rentan (bayi, balita, dan anak-anak, ibu yang sedang
mengandung atau menyusui, penyandang cacat, dan orang lanjut usia) berupa
penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan, dan psikososial.
f. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital, dilakukan dengan
memperbaiki dan/atau mengganti kerusakan akibat bencana.
3. Pasca Bencana
Pasca bencana merupajan upaya kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup masyarakat yang terkena bencana dengan
meningkatkan kembali dari segi kelembagaan, prasarana dan sarana dengan
melakukan upata rehabilitasi.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pasca bencana meliputi:
a. Rehabilitasi
Rehabilitasi yaitu upaya perbaikan juga pemulihan aspek pelayanan public
masyarakat sampai pada tingkat yang memuaskan di wilayah pasca
bencana dari sasaran utama yaitu meningkatkan atau berjalannya semua aspek
pemerintahan juga kehidupan di masyarakat pada wilayah pasca Bencana.
Berikut upaya penanggulangannya:
- Melalui kegiatan perbaikan lingkungan daerah bencana
- Perbaikan prasarana dan sarana umum
- Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat
- pemulihan sosial psikologis
- pelayanan kesehatan
- rekonsiliasi dan resolusi konflik
- pemulihan sosial ekonomi budaya
- pemulihan keamanan dan ketertiban
- pemulihan fungsi pemerintahan
- pemulihan fungsi pelayanan publik.
b. Rekonstruksi
Rekonstruksi adalah upaya pembangunan kembali semua prasarana
dan sarana, kelembagaan di wilayah pasca Bencana.
Dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih baik, meliputi:
a) Pembangunan kembali prasarana dan saranapembangunan kembali sarana
sosial masyarakat
b) Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
c) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang
lebih baik dan tahan bencana
d) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia
usaha, dan masyarakat
e) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
f) Peningkatan fungsi pelayanan publik
g) Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh volume air dalam
jumlah yang besar di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu. Banjir dapat terjadi
karena luapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan deras, meluapnya air
sungai, atau pecahnya bendungan sungai.

Adapun upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan reboisasi


tanaman, membuang sampah pada tempatnya, jangan menebang pohon secara liar,
rajin membersihkan selokan agar tidak ada yang menyumbat, sebaiknya jangan
membangun Gedung atau rumah dekat dengan perairan sungai.

Kemudian juga melakukan mitigasi bencana banjir yang terdiri dari pra
bencana yaitu Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana jika
mungkin dengan meniadakan bahaya. Dengan mencakup kegiatan kesiapsagaan dan
peringatan dini, kemudian tanggap darurat yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan. Meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsian, dll. Kemudian
yang terakhir yaitu pasca bencana yang mencakup pemulihan, rehabilitasi dan juga
rekonstruksi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk masyarakat
- Masyarakat semestinya mempunyai sikap siap tanggap dan preventif
terhadap ancaman banjir yang mungkin terjadi.
- Masyarakat semestinya lebih memperhatikan dan menjaga lingkungan
disekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Rosyidie, A. (2013). Banjir: Fakta dan Dampaknya, Serta Pengaruh dari Perubahan Guna
Lahan. Journal of Regional and City Planning, 24(3), 241.
https://doi.org/10.5614/jpwk.2013.24.3.1

Findayani, A. (2015). Kesiap Siagaan Masyarakat Dalam Penanggulangan Banjir Di Kota


Semarang. Jurnal Geografi : Media Informasi Pengembangan Dan Profesi
Kegeografian, 12(1), 102–114.

Sebastian, L. (2008). Pendekatan Banjir dan Penanggulangan Banjir. Dinamika Teknik Sipil,
8, 162--169.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi. (2017). Pelatihan
Pengendalian Banjir. Modul Penanggulangan Bencana Banjir, 3–6.

Anda mungkin juga menyukai