MAKALAH
REKLAMASI PANTAI
( SISTEM KOMBINASI )
DISUSUN OLEH :
NAMA : IRVANUSAMRAH
NIM : 105 81 2460 15
KELAS : VB
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI STRATA 1 SIPIL PENGAIRAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb .
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
hidayahnya sehingga, Alhamdulillah makalah ini dapat penulis selesaikan
dengan judul materi tentang Reklamasi Pantai ( Sistem Kombinasi ). Tak lupa
pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah berhasil memperjuangkan agama islam yang mulia ini beserta keluarga dan
para sahabatnya.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen
selaku dosen Dr.Ir.Nenny,ST.,MT selaku mata kuliah teknik reklamasi pantai
yang telah memberikan dan mentrasferkan ilmunya kepada penulis dan teman-
teman. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki.
Namun, demikian kami berharap semoga isi tugas ini dapat benar-benar
bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca umumnya.
Selain itu juga kami berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca
demi terwujudnya kesempurnaan tugas ini. Kami juga selaku penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membaca makalah ini, Semoga
makalah ini bisa bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr, Wb .
Penyusun
REKLAMASI PANTAI ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daratan baru baik di wilayah pesisir pantai ataupun di tengah lautan. Tujuan utama
reklamasi ini adalah untuk menjadikan kawasan berair yang rusak atau belum
termanfaatkan menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat untuk
berbagai keperluan ekonomi maupun untuk tujuan strategis lain. Kawasan daratan
alternatif, reservoir air tawar di pinggir pantai, kawasan pengelolaan limbah dan
lingkungan terpadu, dan sebagai tanggul perlindungan daratan lama dari ancaman
REKLAMASI PANTAI 1
BAB II
PEMBAHASAN
Reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa Inggris yaitu to reclaim yang
artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Lebih lanjut dijelaskan dalam Kamus
Bahasa Inggris-Indonesia Departemen Pendidikan Nasional, disebutkan
arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the sea).
Reklamasi dengan cara system kombinasi ini merupakan gabungan system
polder dan system timbunan, yaitu setelah lahan diperoleh dengan metode
pemompaan, lalu lahan tersebut ditimbun sampai ketinggian tertentu sehingga
perbedaan elevasi antara lahan reklamasi dan muka air laut tidak besar.
Adapun pengertian system timbunan dan system polder yaitu :
1. Sistem Timbunan
Pada daerah tropis yang mempunyai curah hujan yang tinggi, sistem ini
sangat cocok untuk diterapkan. Metode inilah yang paling populer di
Indonesia. Sistem ini dilakukan dengan cara menimbun atau mengurug
lahan yang akan direklamasi sampai muka lahan berada di atas muka air laut
(high water level). Dan diikuti dengan langkah-langkah perlidungan sistem
perbaikan tanahnya.
Sistem ini didukung oleh berbagai jenis alat-alat besar, seperti alat
penggalian tanah, alat pengambilan dan pengeruk tanah, alat-alat
transportasi, perlengkapan penebaran bahan-bahan tanah urug, dan alat
perlengkapan pemadatan tanah. Pada sistem ini terdapat dua cara kerja,
yaitu:
1) Hydraulic fill
REKLAMASI PANTAI 2
Tanah diurug terlebih dahulu baru kemudian tanggul atau system
perlindungan dibuat.
Daerah yang ketinggiannya di bawah permukaan laut bisa aman terhadap
banjir apabila dibuat tembok penahan air laut sepanjang pantai. Ini
merupakan salah satu keuntungan dari sistem timbunan. Selain itu, tata
lingkungan yang baik dengan perletakan dan tatanan sesuai dengan
perencanaan bisa menjadi rekreasi yang baik untuk pengunjung.
Namun, di samping keuntungan yang diberikan, ada juga kekurangan akibat
sistem ini. Contohnya, peninggian muka air laut karena sebagian daerah
telah ditimbun akan menyebabkan naiknya air hingga ke permukaan.
Akibatnya, air asin dari laut dapat merusak vegetasi. Selain itu, tanah dasar
yang lunak serta tebal dari lapisan reklamasi yang tinggi mempunyai
kecenderungan menyebabkan rendahnya stabilitas timbunan. Ini dapat
menyebabkan terjadinya kelongsoran pada tubuh timbunan.
Material yang digunakan dalam sistem ini, biasanya menggunakan pasir
laut yang diambil dengan cara mengeruk di dasar laut yang berada di tengah
laut dalam. Selain pasir laut, material untuk mengurug juga diambil dari
pengerukan pulau tak berpenghuni atau bukit. Material lainnya juga bisa
berasal dari hasil pengurugan dengan limbah atau sampah yang telah
diproses dan dipadatkan.
Reklamasi menggunakan sistem timbunan dengan menggunakan pasir dan
tanah bisa dijumpai pada pembangunan Pluit City. Kawasan ini berdiri di
atas pulau baru hasil reklamasi di teluk Jakarta. Pulau ini berada 5,5 m 7,5
m di atas permukaan laut. Dalam pembangunannya, pasir dan tanah
timbunan dipadatkan dengan menggunakan teknologi tinggi. Hal ini
dilakukan untuk mencegah penurunan muka tanah.
2. Sistem Polder
Sistem ini dilakukan pada lokasi dengan posisi drainase yang baik. Untuk
Indonesia yang memiliki curah hujan yang sangat tinggi, sistem reklamasi
ini kurang cocok untuk diterapkan. Sistem ini dilakukan dengan cara
mengeringkan daerah yang akan direklamasi dengan memompa air yang
REKLAMASI PANTAI 3
berada didalam tanggul kedap air, untuk kemudian dibuang keluar dari
daerah lahan reklamasi.
Keberhasilan dari sistem ini sendiri adalah menjaga atau mempertahankan
kondisi muka air tanah sehingga diperlukan kemampuan pompa untuk
mengatur ketinggian muka air tersebut. Kemudian, sistem ini dapat di
klasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Polder dalam
Air yang disedot dari polder tidak langsung dibuang ke laut, tetapi
disalurkan ke waduk-waduk tampungan atau ke saluran tertentu di luar
polder, kemudian baru dialirkan ke laut.
b) Polder luar
REKLAMASI PANTAI 4
sehingga diperlukan kemampuan pompa untuk mengatur muka air tersebut.
Keuntungan sistem ini adalah volume tanah urugan sangat kecil terutama jika
lahan tidak perlu ditinggikan. Kekurangannya adalah diperlukan biaya cukup
besar untuk pembuatan tanggul, sistem kanal dan saluran serta sistem pompa.
Selain itu diperlukan waktu yang cukup panjang untuk penyiapan lahan reklamasi
tersebut.
Reklamasi menggunakan sistem ini dilakukan dengan cara menimbun perairan
pantai hingga muka lahan berada di atas muka air laut tinggi (high water level).
Ada 2 cara untuk melakukan reklamasi dengan sistem timbunan yaitu:
Hydraulic-fill yaitu tanggul dibuat terlebih dahulu, kemudian barulah
dilakukan pengurugan. Blanket-fill yaitu tanah diurug terlebih dahulu, kemudian
barulah tanggul dibuat dalam galian pada tepi.
Di beberapa negara dan daerah di Indonesia ada yang sudah dan dalam proses
reklamasi, antara lain
REKLAMASI PANTAI 5
Banjir juga bisa lebih efektif ditangani karena system polder mampu
mengendalikan banjir dan genangan akibat air dari hulu. Sedangkan sistem
timbunan membuat permukaan laut bisa aman terhadap banjir, apabila dibuat
tembok penahan air laut di sepanjang pantai.
Namun, kekurangan sistem ini adalah rentan terhadap terjadinya penurunan
daya dukung tanah sehingga menyebabkan rendahnya stabilitas timbunan. Hal ini
pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya kelongsoran pada tubuh timbunan.
Hal lain yang menjadi pertimbangan penting adalah musnahnya tempat hidup
hewan laut dan tumbuhan laut sehingga keseimbangan alam menjadi terganggu.
Bila ini terus dibiarkan, akan memicu global warming. Sudah banyak Negara
yang menerapkan system ini untuk mencapai efektivitas dari proyek reklamasi
yang dilakukan.
C. Sumber Material Reklamasi
Hal lain yang perlu diperhatikan selain teknologi yang tepat dengan kondisi
perairan, adalah material urugan reklamasi. Jenis material, volume kebutuhan
material, lokasi sumber material, waktu yang tersedia dan juga biaya, merupakan
aspek yang perlu dijadikan bahan pertimbangan. Jenis material bisa berbentuk
pasir, batu, maupun tanah. Sementara itu, sumber material bisa berasal dari
daratan maupun dasar laut.
a. Sumber material daratan dapat berupa bukit atau deposit datar. Sumber
material yang berupa bukit umumnya batuan beku (andesit) dan tanah
urugan (soil cover), sedangkan sumber deposit datar pada umumnya
berupa material pasir (endapan alluvial). Sumber material dari bukit dapat
digali dengan bantuan wheel-dredger, yaitu alat penggeruk di mana
pegeruknya terpasang pada suatu roda yang diputar. Berbeda dengan
material dari bukit, material dari deposit datar digali menggunakan alat
penggalian, seperti excavator. Bahan yang sudah digali dengan wheel-
dredger, kemudian diangkut dengan menggunakan ban berjalan (belt
conveyor). Sebagai tempat penampungan biasanya digunakan tongkang
berukuran Selain itu baru material diangkut ke lokasi lahan reklamasi
menggunakan tongkang-tongkang kecil.
REKLAMASI PANTAI 6
b. Sumber timbunan yang berlokasi di laut, yaitu berupa pasir endapan di
dasar laut. Pengambilan pasir endapan di dasar laut tersebut untuk
kapasitas besar dilakukan dengan menggunakan cutter suction dredger
yang dimuatkan di kapal itu sendiri (hopper dredger) atau ke tongkang.
Kemudian, dibawa ke lokasi di mana material tersebut dipompakan ke
lahan yang akan diurug. Selain itu pengambilannya bisa menggunakan
grab-dredger yang dipasang di atas suatu tongkang besar.
D. Bentuk Reklamasi
Secara umum bentuk reklamasi ada dua, yaitu reklamasi menempel pantai
daratan induk dan reklamasi terpisah dari pantai daratan induk.
1. Reklamasi Menempel Pantai
Bentuk terpisah dari pantai dilakukan pada kondisi saat sistem drainase
pada wilayah tersebut relatif buruk sehingga dilakukan reklamasi menempel
pada pantai akan meningkatkan potensi banjir.
REKLAMASI PANTAI 7
tersebut hanya berisi pelimpahan wewenang pengelolaan dari menteri ke kepala
daerah yang telah diatur butir-butirnya dan tidak mencakup pembuatan satuan
kerja pengelolaan yang baru selain yang telah disebutkan.
Dalam Permen PU No. 40 tahun 2007, syarat untuk mengajukan Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) yaitu:
1) Memiliki RTRW yang sudah ditetapkan dengan Perda yang mendeliniasi
kawasan reklamasi pantai;
2. Pengumpulan Data
4. Konsepsi rencana
6. Pengesahan
REKLAMASI PANTAI 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reklamasi cara ini merupakan gabungan system polder dan system timbunan,
yaitu setelah lahan diperoleh dengan metode pemompaan, lalu lahan tersebut
ditimbun sampai ketinggian tertentu sehingga perbedaan elevasi antara lahan
reklamasi dan muka air laut tidak besar.
Keuntungan sistem ini adalah meningkatkan kinerja sistem polder yang
bergantung pada pompa. Jika nantinya pompa mati, hal itu tidak akan terjadi
masalah karena daerah yang kering telah ditimbun sehingga dapat menekan biaya.
Banjir juga bisa lebih efektif ditangani karena system polder mampu
mengendalikan banjir dan genangan akibat air dari hulu. Sedangkan sistem
timbunan membuat permukaan laut bisa aman terhadap banjir, apabila dibuat
tembok penahan air laut di sepanjang pantai.
B. Saran
Demikianlah makalah dari saya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua,
terlepas dari itu penulis juga sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya kritik dan saran yang dapat membangun, sangat
penulis harapkan demi perbaikan lebih lanjut.
REKLAMASI PANTAI 9
DAFTAR PUSTAKA
https://reklamasipantai.wordpress.com/latar-belakang-dan-tujuan/
http://www.radarplanologi.com/2016/04/pengertian-reklamasi-tujuan-
dan-sistem.html
http://www.pelajaran.co.id/2017/15/pengertian-reklamasi-tujuan-
manfaat-dampak-proses-dan-metode-serta-contoh-reklamasi.html
REKLAMASI PANTAI 10