Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU UKUR TANAH


( SIKLUS HIDROLOGI )

OLEH:

NAMA : Surahmi
STAMBUK : 10581249215
KELAS : SIPIL VI B

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Siklus Hidrologi”. Makalah
ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Tanah Tanaman.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Ilmu
Tanah Tanaman, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah
ini. Semoga amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Makassar,1 Juni 2018

Sartika

1
SAMPUL
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MENGENAI SIKLUS HIDROLOGI MENURUT PARA AHLI
B. PEGERTIAN SIKLUS HIDROLOGI
C. MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOGI
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKAH

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air (hidrologi) adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di
bumi. Secara umum banyaknya air yang ada di planet ini adalah sama walaupun
manusia, binatang dan tumbuhan banyak menggunakan air untuk kebutuhan hidupnya.
Jumlah air bersih sepertinya tidak terbatas, namun sebenarnya air mengalami siklus
hidrologi di mana air yang kotor dan bercampur dengan banyak zat dibersihkan kembali
melalui proses alam.
Proses siklus hidrologi atau siklus air berlangsung terus-menerus yang membuat
air menjadi sumber daya alam yang terbaharui. Jumlah air di bumi sangat banyak baik
dalam bentuk cairan, gas / uap, maupun padat / es. Jumlah air seakan terlihat semakin
banyak karena es di kutub utara dan kutub selatan mengalami pencairan terus-meners
akibat pemanasan global bumi sehingga mengancam kelangsungan hidup manusia di
bumi.
Untuk memberikan pemahaman dan wawasan bagi setiap calon guru maupun
bagi para guru tentang siklus air, maka kelompok kami akan membahas mengenai
“siklus hidrologi”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaima menurut para ahli mengenai Siklus hidrologi?
2. Apa yang dimaksud dengan Siklus hidrologi?
3. Sebutkan macam-macam dari siklus hidrologi?
4. Bagaimana proses siklus hidrologi tersebut?

C. TUJUAN MASALAH
Setelah mempeljari mengenai siklus hidrolog, diharakan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai siklus hidrologi, mulai dari
pengertiannya, macam-macam, tahapan-tahapan dan lain sebagainya.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MENGENAI SIKLUS HIDROLOGI MENURUT PARA AHLI
Jika pada waktu ini kita membaca ayat-ayat Qur-an yang mengenai air dan
kehidupan manusia ayat demi ayat, semuanya akan nampak kepada kita sebagai ayat-
ayat yang menunjukkan hal yang sudah jelas. Sebabnya adalah sederhana; pada zaman
kita sekarang ini, kita semua mengetahui siklus hidrologi dalam alam, meskipun
pengetahuan kita itu tidak tepat keseluruhannya.
Dalam artikel "Hydrogeologie" daripada Encyclopedia Universalis, dua
orang ahli, yaitu G. Castany dan B. Blavoux menyajikan sejarah air yang sangat jelas
sebagai berikut:Bagi Thales dan Milet pada abad VII S.M. air laut masuk ke benua
karena pengaruh angin, air juga jatuh di atas bumi dan masuk dalam tanah. Plato
menyetujui ide ini dan berpendapat bahwa kembalinya air ke laut itu terjadi karena
tatare, yakni jurang yang besar di pinggir bumi. Teori tersebut dianut oleh banyak
ahli fikir sampai abad XVII dengan Rene Descartes, Aristoteles mengira bahwa uap
air di tanah menjadi padat dalam gua-gua yang dingin di gunung-gunung dan
menjadikan danau-danau di bawah bumi, danau-danau itu mengisi sumber-sumber
air. Pendapat Aristoteles diikuti oleh Seneca (abad I M) dan banyak orang lainnya
sehingga tahun 1877, O. Volger termasuk di antara pengikut teori tersebut.
Konsepsi tentang siklus air yang jelas untuk pertama kali diutarakan oleh
Bernard Palessy pada th. 1580. Konsepsi itu mengatakan bahwa air di bawah tanah
asalnya dari infiltrasi air hujan dalam tanah. Teori tersebut kemudian dibenarkan oleh
E. Mariotte dan P. Perrault pada abad XVII M.

B. PEGERTIAN SIKLUS HIDROLOGI


Siklus atau daur merupakan suatu perputaran atau lingkaran. Siklus hidrologi
atau siklus air adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali
pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume air di permukaan bumi sifatnya
tetap. Meskipun tetap dengan perubahan iklim dan cuaca, letak mengakibatkan volume
dalam bentuk tertentu berubah, tetapi secara keseluruhan air tetap. Siklus air secara
alami berlangsung cukup panjang dan cukup lama. Sulit untuk menghitung secara tepat
berapa lama air menjalani siklusnya, karena sangat tergantung pada kondisi geografis,
pemanfaatan oleh manusia dan sejumlah faktor lain. Pergerakan air di permukan Bumi
yang dinamakan siklus air. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak

4
pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui
kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi
tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan
gerimis atau kabut.Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah.

Proses terjadinya siklus hidrologi

Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan siklus tersebut.

1. Evaporasi

Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi.
Air-air yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau
waduk berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga
terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan semacam ini disebut
dengan istilah evaporasi.

Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas sehingga
memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari
(misalnya saat musim kemarau), jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer
bumi juga akan semakin besar.

5
2. Transpirasi

Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah.
Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan
tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi.

Sama seperti evaporasi, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam
jaringan mahluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer.
Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses
evaporasi.

3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan


bumi, baik yang terjadi pada badan air dan tanah, maupun pada jaringan mahluk hidup.
Evapotranspirasi merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus
hidrologi, laju evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut
ke atas permukaan atmosfer.

4. Sublimasi

Selain lewat penguapan, baik itu melalui proses evaporasi, transpirasi, maupun
evapotranspirasi, naiknya uap air dari permukaan bumi ke atas atmosfer bumi juga
dipengaruhi oleh proses sublimasi.

Sublimasi adalah proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air
tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit, sublimasi juga tetap berkontribusi
terhadap jumlah uap air yang terangkut ke atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi
panjang. Akan tetapi, dibanding melalui proses penguapan, proses sublimasi dikatakan
berjalan sangat lambat.

5. Kondensasi

Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi,
dan proses sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air
tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui
proses kondensasi. Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena
pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut.

6
Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain
sehingga membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang
terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam.

6. Adveksi

Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan mengalami adveksi.
Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu
horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan
awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan.
Perlu diketahui bahwa, tahapan adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek.

7. Presipitasi
Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses
prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada
proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi.

Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar < 0 derajat Celcius,
presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air
akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di
daerah beriklim sub tropis.

8. Run Off

Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off
pun terjadi. Run off atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya
terjadi melalui saluran-saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga
samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju
lapisan hidrosfer.

9. Infiltrasi

Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di
permukaan bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke
dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses
pergerakan air ke dalam pori tanah ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan
secara lambat membawa air tanah kembali ke laut.
Macam Macam Siklus Hidrologi
Berdasarkan panjang pendeknya proses yang di alaminya siklus hidrologi dapat
dibedakan menjadi 3 macam. Macam macam siklus hidrologi tersebut yaitu siklus
hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi panjang.

7
C. MACAM-MACAM SIKLUS HIDROLOGI
Macam Macam Siklus Hidrologi

Berdasarkan panjang pendeknya proses yang di alaminya siklus hidrologi dapat dibedakan
menjadi 3 macam. Macam macam siklus hidrologi tersebut yaitu siklus hidrologi pendek,
siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi panjang.

a. Siklus Hidrologi Pendek

Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi. Uap air
yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui hujan di daerah sekitar laut. Berikut
penjelasan singkat dari siklus hidrologi pendek ini:
 Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
 Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.
 Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.

b. Siklus Hidrologi Sedang

Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus
hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang
terbentuk ke atas daratan. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi sedang ini:
 Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
 Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan.
 Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.
 Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali ke laut

c. Siklus Hidrologi Panjang

8
Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah beriklim
subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah
menjadi air, melainkan terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut
penjelasan singkat dari siklus hidrologi panjang ini:
 Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas
matahari.
 Uap air yang terbentuk kemudian mengalami sublimasi
 Awan yang mengandung kristal es kemudian terbentuk.
 Awan mengalami proses adveksi dan bergerak ke daratan
 Awan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju.
 Salju terakumulasi menjadi gletser.
 Gletser mencair karena pengaruh suhu udara dan membentuk aliran sungai.
 Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk menuju laut kembali.
Ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga karena adanya hujan.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Siklus atau daur merupakan suatu perputaran atau lingkaran. Siklus hidrologi atau
siklus air adalah perputaran air dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali pada
bentuk awal.
2. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain evaporasi, transpirasi,
evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi.
3. Berdasarkan panjang pendeknya proses yang di alaminya siklus hidrologi dapat
dibedakan menjadi 3 macam. Macam macam siklus hidrologi tersebut yaitu siklus
hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi panjang.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi penyusunan makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKAH

http://ghiesod.blogspot.com/2011/04/makalah-sirkus-air.html

11

Anda mungkin juga menyukai