Oleh:
KELOMPOK 3
KELAS IVC
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Hidrologi Terapan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang proses, analisis dan desain hidrologi serta
komponen-komponennya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................21
3.2 Saran........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah salah satu komponen abiotik yang ada di bumi dan
keberadaannya sangat penting bagi hidup seluruh makhluk yang ada. Bila
dikaitkan dengan manusia, air merupakan 80% pengisi tubuh manusia
sehingga manusia diwajibkan memenuhi kebutuhan air setiap harinya. Bila
dikaitkan dengan makhluk hidup yang lain seperti hewan dan tumbuhan, air
tetap mempunyai peran yang penting.
Hal lain yang dibahas dalam ilmu hidrologi yaitu terkait pergerakan air
atau dengan kata lain disebut dengan siklus air. Selain itu, hidrologi juga
mempelajari tentang kualitas air seperti baik tidaknya untuk dikonsumsi dan
juga mempelajari distribusi air di bumi.
1
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami bagaimana proses hidrologi beserta komponennya.
2. Untuk memahami bagaimana tahapan analisis hidrologi beserta
komponennya.
3. Untuk memahami tentang desain hidrologi beserta komponennya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Siklus hidrologi memiliki makna yang sama dengan siklus air karena
kata hidrologi artinya sama dengan air, hanya perbedaan kosakata saja. Siklus
air adalah suatu siklus yang terjadi di lingkungan perairan dan hal ini tidak
akan berhenti atau terus berjalan. Siklus hidrologi diartikan sebagai proses air
dari atmosfer ke bumi, lalu air akan kembali lagi ke atmosfer dan begitu
seterusnya.
Siklus air adalah salah satu siklus biogeokimia yang terjadi di bumi
dengan tujuan mempertahankan jumlah atau ketersediaan air. Akan tetapi,
apabila kata hidrologi diartikan secara bahasa, ia memiliki makna ilmu air
yang berasal dari bahasa Yunani. Sehingga hidrologi memiliki makna secara
harfiah yaitu suatu cabang ilmu geografi yang mempelajari aneka hal yang
terkait dengan air.
3
Berikut adalah proses siklus hidrologi:
Secara garis besar, proses siklus hidrologi yaitu yang pertama seluruh air
yang ada di bagian bumi mana pun akan menguap. Seluruh air akan menguap ke
atmosfer atau lebih tepatnya ke angkasa lalu air ini akan berubah menjadi awan di
langit. Setelah itu, air yang telah berubah menjadi akan berubah lagi menjadi
bintik air. Bintik air tersebut selanjutnya akan turun ke bumi dalam bentuk hujan
dapat pula dalam bentuk es dan dapat pula salju. Setelah hujan turun, air akan
masuk ke dalam celah atau pori tanah dengan arah gerak vertikal atau pun arah
horizontal. Air tersebut selanjutnya akan kembali ke aliran permukaan air yang
mana akan terus mengalir hingga kembali ke danau atau sungai.
Evaporasi ialah tahap pertama dalam siklus hidrologi yang mana pada
tahap ini air yang berada di sungai dan lainnya menguap. Sungai, danau dan
laut serta tempat lainnya dianggap sebagai badan air lalu air yang menguap
akan menjadi uap air. Air yang ada di seluruh badan air menguap karena
panasnya sinar matahari dan penguapannya disebut evaporasi.
4
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul cair
menjadi molekul gas, maka air berubah menjadi uap. Penguapan yang
terjadi menimbulkan efek naiknya air yang telah berubah menjadi gas ke
atas atau ke atmosfer. Sinar matahari ialah pendukung utama dalam tahap
evaporasi sehingga semakin teri sinarnya, semakin besar molekul air yang
terangkat.
3. Evapotranspirasi
5
4. Sublimasi
Selain ketiga proses yang telah dijelaskan di atas, ada pula proses
penguapan yang lain yaitu sublimasi. Sublimasi memiliki makna yang
sama ialah perubahan molekul cair menjadi molekul gas ke arah atas yaitu
arah atmosfer. Namun, penguapan yang terjadi ialah perubahan es yang
ada di kutub dan di gunung yang tidak melewati proses cair.
Hasil air yang terangkat pada saat tahap sublimasi memang tak
sebanyak hasil dari tahap evaporasi dan yang lainnya. Namun, tahap
sublimasi tetap berpengaruh terhadap berjalannya siklus hidrologi
sehingga tak dapat dilewatkan atau bahkan dihilangkan. Hal yang
membedakan tahap sublimasi dari tahap evaporasi, tahap ini memerlukan
waktu yang lebih lama atau lambat.
5. Kondensasi
6. Adveksi
6
7. Presipitasi
8. Run off
Tahap run off juga mempunyai nama lain limpasan yang mana
pada tahap ini air hujan yang telah turun akan bergerak. Pergerakan yang
terjadi yaitu dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan bumi yang
lebih rendah melalui berbagai saluran. Saluran yag dimaksud sebagai
contoh saluran got, sungai dan danau atau laut bahkan samudera.
9. Infiltrasi
Infiltrasi menjadi tahap terakhir dalam siklus hidrologi yang
terjadi, tahap ini merupakan tahap dimana air hujan menjadi air tanah. Air
hujan yang turun ke bumi tak seluruhnya akan mengalir seperti pada tahap
limpasan, namun akan mengalir pula ke tanah. Merembesnya air hujan ke
pori tanah inilah yang disebut dengan infiltrasi lalu seluruhnya akan
kembali ke laut.
7
Selanjutnya air laut akan berubah menjadi molekul uap yang
kemudian akan terjadi tahap kondensasi atau pembentukan partikel es di
awan. Tahap terakhir dari siklus hidrologi pendek yaitu turunnya awan
menjadi hujan di atas permukaan laut. Setelah hujan turun ke laut, dengan
kata lain air laut yang awalnya menguap telah kembali lagi ke laut.
8
Jenis siklus hidrologi yang ketiga yaitu siklus hidrologi panjang,
siklus ini biasa terjadi di daerah seperti pegunungan. Tak hanya terjadi di
daerah pegunungan, siklus hidrologi panjang juga terjadi di suatu daerah
yang beriklim subtropis. Perbedaan yang ada dalam siklus panjang
dibanding siklus lainnya yaitu awan tak langsung turun menjadi hujan.
Tahap pertama dari siklus ini yaitu air laut mengalami penguapan
atau evaporasi lalu berubah menjadi molekul gas atau uap. Perubahan yang
terjadi akibat adanya panas dari sinar matahari, kemudian uap akan
mengalami tahap sublimasi. Selanjutnya akan terbentuk awan yang berisi
kristal es lalu terjadilah tahap adveksi atau perpindahan awan ke titik yang
lain.
9
2.2 Analisis Hidrologi dan Komponennya
10
Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut
(Sosrodarsono, 1993) :
11
Luas DAS diperkirakan dengan mengukur daerah pada peta topografi.
Luas DAS sangat berpengaruh terhadap debit sungai, pada umumnya semakin
besar DAS semakin besar jumlah limpasan permukaan sehingga semakin
besar pula aliran permukaan atau debit sungai.
12
Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran dalam sungai.
Pengaruh bentuk DAS terhadap aliran permukaan dapat ditunjukkan
dengan memperhatikan hidograf-hidograf yang terjadi pada dua DAS yang
bentuknya benbeda namun mempunyai luas yang sama dan menerima
hujan dengan intensitas yang sama.
13
2. Topografi
Pengaruh tata guna lahan (land use) pada aliran permukaan dinyatakan
dalam koefisien aliran permukan (C), yaitu bilangan yang menunjukan
perbandingan antara besarnya aliran permukaan dan besarnya curah hujan.
Angka koefisien aliran permukaan ini merupakan salah satu indikator untuk
menentukan kondisi fisik suatu DAS. Nilai C berkisar antara 0 sampai 1. Nilai
C = 0 menunjukkan bahwa semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke
dalam tanah, sebaliknya untuk nilai C = 1 menunjukan bahwa semua air hujan
mengalir sebagai aliran permukaan.
Curah hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam
penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan
tidak mengalir (BMKG, 2016). Menurut Triatmodjo (2008), stasiun penakar
hujan hanya memberikan kedalaman hujan di titik dimana stasiun berada,
sehingga hujan pada suatu luasan harus diperkirakan dari titik pengukuran
tersebut.
14
Apabila pada suatu daerah terdapat lebih dari stasiun pengukuran yang
ditempatkan secara terpencar, hujan yang tercatat di masing-masing stasiun
dapat tidak sama. Dalam analisis hidrologi sering diperlukan untuk
menentukan hujan rerata pada daerah tersebut, yang dapat dilakukan dengan
tiga metode berikut yaitu :
Dengan :
P : Hujan rerata kawasan
P1, P2, P3,.....,Pn : Hujan di stasiun 1, 2, 3, ..., n
N : Jumlah stasiun
15
b. Metode thiessen
Dengan :
16
c. Metode Isohiet
17
2.3 Desain Hidrologi dan Komponennya
Desain hidrologi adalah kegiatn penilaian atau penaksiran dampak
kejadian hidrologi terhadap sebuah sistem sumber daya air serta pemilihan
nilai bagi variable desain yang cukup berperan pada sistem tersebut.
Desain hidrologi dibutuhkan pada saat membuat perencanaan
bangunan air, seperti tanggul pengendali banjir, atau pada saat membuat
program sistem pengendali banjir yang sudah ada agar berfungsi lebih
baik. Sebagai contoh, desain hidrologi dapat dihasilkan peta daerah banjir
yang berguna untuk mengeleminir pembangunan rumah di daerah pinggir
sungai.
Selain hidrologi, banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan
pada perencanaan sistem sumber daya air, yaitu meliputi kesejahteraan
masyarakat, keamanan, ekonomi, estetika, hukum, dan faktor teknis
seperti geoteknik dan desain struktur.
Namun demikian, bagi hidrologis pusat perhatiannya adalah
masalah aliran air yang melalui sebuah sistem, dan faktor-faktor lain yang
menyebabkan masalah hidrologi dapat menimbulkan dampak terhadap
sistem tersebut. Oleh karenanya dibandingkan dengan hidrologi analisis,
hidrologi desain memiliki ruang lingkup yang lebih luas.
a. Skala Desain Hidrologi
Tujuan perencanaan dan manajemen sumber daya air secara kasar
dapat dikelompokkan kedalam 2 kategori. Pertama adalah pengendali
air, seperti drainase, pengendali banjir, pengurangan polusi, pengendali
serangga, pengendali sedimen, dan pengendali salinitas. Kedua adalah
penggunaan air dan manajemen, seperti suplai air domistik dan
industry, irigasi, pembangkit tenaga listrik, rekreasi, pemeliharaan ikan
dan kehidupan liar, penambahan aliran rendah untuk manajemen
kualitas air, dan manajemen watershed.
18
Pada kasus lain, lingkup hidrologi sama, yaitu menentukan aliran
rencana, menelusuri aliran yang melalui sebuah sistem, dan memeriksa
apakah nilai output yang dihasilkanmemuaskan. Perbedaaan antara 2
kasus adalah desain untuk pengendali air umumnya berhubungan
dengan kejadian ekstrim pada durasi pendek, seperti debit puncak
sesaat selama banjir, atau aliran minimum selama periode beberapa
hari pada musim kemarau. Sementara desain untuk penggunaan air
berhubungan dengan aliran lengkap hidrograf yang terjadi selama
periode satu tahun.
Skala desain hidrologi adalah rentang besarnya nilai variable rencana,
seperti aliran rencana. Dalam hal ini sebuah nilai harus dipilih untuk
menentukan aliran masuk ke dalam sebuah sistem. Faktor yang
terpenting adalah biaya dan keamanan. Besarnya nilai optimum untuk
desain adalah satu yang menyeimbangkan pertimbangan konflik antara
biaya dan keamanan.
b. Nilai Batas Estimasi
Estimated Limiting Value (ELV) didefinisikan sebagai nilai terbesar
yang mungkin terjadi pada sebuah kejadian hidrologi pada sebuah
tempat tertentu, berdasarkan informasi hidrologi yang terbaik. Rentang
ketidakpastian untuk ELV tergantung dari tingkat kepercayaan
informasi, teknis ilmu, dan ketepatan analisis. Dengan informasi, ilmu
pengetahuan, dan pengembangan analisis, estimasi lebih baik
memperkirakan nilai benar batas atas, dan rentang dari ketidakpastian
menjadi lebih kecil. Ditemukan bahwa nilai observasi hidrologi
melebihi nilai batas estimasi (ELV) yang diperkirakan sebelumnya.
Pada konsep nilai batas estimasi, umumnya digunakan hujan
maksimum mungkin terjadi (PMP = Probable Maximum Precipitation)
dan yang bersesuaian dengan banjir maksimum mungkin terjadi (PMF
= Probable Maximum Flood).
19
Menurut WMO (World Meteorological Organization) PMP
didefinisikan sebagai jumlah hujan yang secara psikal merupakan nilai
yang mendekati batas atas paa durasi tertentu untuk sebuah basin
tertentu.
c. Nilai Batas Probabilitas
Batas bawah pada skala desain, sebuah probabilitas atau berdasarkan
pendekatan misalnya digunakan. Besarnya kejadian hidrologi pada
level ini lebih kecil, biasanya didalam atau dekat dengan rentang hasil
observasi frekuensi. Sebagai hasilnya, probabilitas kejadian dapat
diestimasi secara tepat jika catatan hidrologi cukup panjang yang
tersedia untuk analisis frekuensi. Pendekatan probabilitas lebih sedikit
subjektifitas dan lebih teoritis daripada pendekatan deterministic.
Probabilitas juga merupakan acuan cara logika untuk menetapkan nilai
desain optimum seperti yang digunakan pada hydroeconomicanalysis
dan risk analysis.
d. Desain Pemakaian Air
Desain hidrologi untuk pemakaian air (water use) diatur secara ketat
oleh UU air, khususnya untuk daerah tandus. Hukum mengatur
pemakai mengurangi alokasi mereka disaat kekurangan air. Perbedaan
pengendali banjir dan penyediaan air, pada ketidakcukupan informasi
hidrologi adalah diberikan pada debit aliran dan ketinggian aliran,
kebutuhan aliran sungai dipengaruhi juga oleh turbiditas, temperature
dan variable kualitas lainnya dalam sebuah cara yang kompleks yang
berbeda dari satu jenis ke jenis yang lainnya. Sistem sumberdaya air
berhubungan dengan permintaan kompetisi pengguna, kebutuhan
untuk memelihara aliran sungai, dan kompetisi permintaan yang
berhubungan dengan pengendali banjir. Hidrologi desain harus
menetapkan tingkat desain yang tepat untuk setiap faktor.
20
e. Seleksi Tingkat Desain
Derajat hidrologi desain pada skala desain adalah besarnya nilai
hidrologi yang disepakati untuk mendesain suatu struktur bangunan air
pada sebuah proyek. Tiga pendekatan secara umum yang digunakan
untuk menetapkan sebuah nilai desain, yaitu pendekatan empiris,
analisis resiko, dan analisis hidroekonomi.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Siklus hidrologi merupakan perputaran air atau sirkulasi air yang
berasal dari bumi kemudian menuju atmosfer lalu kembali ke bumi lagi.
Proses ini berlangsung secara terus menerus. Beberapa proses yang terjadi
pada siklus hidrologi diantaranya evaporasi, evapotranspirasi, transpirasi,
infiltrasi, run-off, dan proses lainnya. Siklus hidrologi sendiri terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu siklus hidrologi pendek (siklus kecil), siklus
sedang, dan siklus panjang (siklus besar).
Secara umum analisis hidrologi merupakan satu bagian analisis
awal dalam perancangan bangunan-bangunan hidraulik. Pengertian yang
terkandung di dalamnya adalah bahwa informasi dan besaran-besaran yang
diperoleh dalam analisis hidrologi merupakan masukan penting dalam
analisis selanjutnya. Bangunan hidraulik dalam bidang teknik sipil dapat
berupa gorong-gorong, bendung, bangunan pelimpah, tanggul penahan
banjir, dan sebagainya. Ukuran dan karakter bangunan-bangunan tersebut
sangat tergantung dari tujuan pembangunan dan informasi yang diperoleh
dari analisis hidrologi.
Desain hidrologi adalah kegiatn penilaian atau penaksiran dampak
kejadian hidrologi terhadap sebuah sistem sumber daya air serta pemilihan
nilai bagi variable desain yang cukup berperan pada sistem tersebut.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa, sudah sepantasnya kita perlu memiliki
kesadaran dari dalam diri sendiri untuk melakukan penghematan air agar
ketersediaan air terjaga hingga masa yang akan datang.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/komponen-siklus-hidrologi.
Diakses pada tanggal 21 Maret 2020
http://riffanty16.blogspot.com/2019/03/makalah-siklus-hidrologi-untuk-
memenuhi.html. Diakses pada tanggal 21 Maret 2020
https://www.academia.edu/6304880/
BAB_IV_ANALISIS_HIDROLOGI_BAB_IV_ANALISIS_HIDROLOGI
. Diakses pada tanggal 21 Maret 2020
23