Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

HIDROLOGI TERAPAN
Dosen Pengampu : Bismi Annisa S.T., M.T

Oleh:

KELOMPOK 3

KELAS IVC

AHMAD AKBAR 183110623

DINDA UTAMI 183110572

MUHAIKAL AMIN 183110651

RAHMAD ABDUL AZIS 183110666

RENDY 183110626

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Hidrologi Terapan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang siklus hidrologi dan komponen-komponennya bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 29 Februari 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2

A. Siklus Hidrologi.......................................................................................2
B. Kuantitas Air Didunia..............................................................................9
C. Peran Dalam Menjaga Kelestarian Sumber Daya Air.............................13

BAB III PENUTUP.............................................................................................17

A. Kesimpulan..............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air adalah salah satu komponen abiotik yang ada di bumi dan
keberadaannya sangat penting bagi hidup seluruh makhluk yang ada. Bila
dikaitkan dengan manusia, air merupakan 80% pengisi tubuh manusia
sehingga manusia diwajibkan memenuhi kebutuhan air setiap harinya. Bila
dikaitkan dengan makhluk hidup yang lain seperti hewan dan tumbuhan, air
tetap mempunyai peran yang penting.

Tumbuhan yang setiap harinya memasak makanan tak hanya


membutuhkan klorofil dan sinar surya, namun juga membutuhkan air.
Sedangkan, bagi hewan, fungsi air sebagian besar sama dengan yang ada pada
manusia, air digunakan untuk minum pemenuh mineral tubuh. Oleh karena
perannya yang penting bagi kelangsungan kehidupan, air diharuskan selalu
ada sehingga adanya siklus air.

Hal lain yang dibahas dalam ilmu hidrologi yaitu terkait pergerakan air
atau dengan kata lain disebut dengan siklus air. Selain itu, hidrologi juga
mempelajari tentang kualitas air seperti baik tidaknya untuk dikonsumsi dan
juga mempelajari distribusi air di bumi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi memiliki makna yang sama dengan siklus air karena
kata hidrologi artinya sama dengan air, hanya perbedaan kosakata saja. Siklus
air adalah suatu siklus yang terjadi di lingkungan perairan dan hal ini tidak
akan berhenti atau terus berjalan. Siklus hidrologi diartikan sebagai proses air
dari atmosfer ke bumi, lalu air akan kembali lagi ke atmosfer dan begitu
seterusnya.

Siklus air adalah salah satu siklus biogeokimia yang terjadi di bumi
dengan tujuan mempertahankan jumlah atau ketersediaan air. Akan tetapi,
apabila kata hidrologi diartikan secara bahasa, ia memiliki makna ilmu air
yang berasal dari bahasa Yunani. Sehingga hidrologi memiliki makna secara
harfiah yaitu suatu cabang ilmu geografi yang mempelajari aneka hal yang
terkait dengan air.

Sesuai dengan namanya, siklus hidrologi tentunya memiliki proses


yang panjang agar dapat terus berlangsung tanpa terhenti. Siklus hidrologi
mempunyai sembilan tahapan yaitu evaporasi sebagai tahap pertama lalu
diikuti oleh transpirasi, evapotranspirasi dan sublimasi serta kondensasi.
Tahap selanjutnya ialah tahap adveksi, tahap presipitasi dan tahap run off serta
yang terakhir tahap infiltrasi.

2
Berikut adalah proses siklus hidrologi:

Secara garis besar, proses siklus hidrologi yaitu yang pertama seluruh air
yang ada di bagian bumi mana pun akan menguap. Seluruh air akan menguap ke
atmosfer atau lebih tepatnya ke angkasa lalu air ini akan berubah menjadi awan di
langit. Setelah itu, air yang telah berubah menjadi akan berubah lagi menjadi
bintik air. Bintik air tersebut selanjutnya akan turun ke bumi dalam bentuk hujan
dapat pula dalam bentuk es dan dapat pula salju. Setelah hujan turun, air akan
masuk ke dalam celah atau pori tanah dengan arah gerak vertikal atau pun arah
horizontal. Air tersebut selanjutnya akan kembali ke aliran permukaan air yang
mana akan terus mengalir hingga kembali ke danau atau sungai.

1. Evaporasi atau penguapan seluruh air

Evaporasi ialah tahap pertama dalam siklus hidrologi yang mana pada
tahap ini air yang berada di sungai dan lainnya menguap. Sungai, danau dan
laut serta tempat lainnya dianggap sebagai badan air lalu air yang menguap
akan menjadi uap air. Air yang ada di seluruh badan air menguap karena
panasnya sinar matahari dan penguapannya disebut evaporasi.

3
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul cair
menjadi molekul gas, maka air berubah menjadi uap. Penguapan yang
terjadi menimbulkan efek naiknya air yang telah berubah menjadi gas ke
atas atau ke atmosfer. Sinar matahari ialah pendukung utama dalam tahap
evaporasi sehingga semakin teri sinarnya, semakin besar molekul air yang
terangkat.

2. Transpirasi atau penguapan air di jaringan makhluk hidup

Transpirasi juga merupakan proses penguapan, namun penguapan


yang terjadi bukan pada air yang tertampung dalam badan air. Transpirasi
adalah penguapan yang terjadi pada bagian tubuh makhluk hidup
khususnya tumbuhan dan hewan dan prosesnya sama dengan tahap
evaporasi. Molekul cair pada tubuh tumbuhan dan hewan akan berubah
menjadi uap atau molekul gas.

Setelah molekul cair menguap, selanjutnya akan naik ke atas atau


ke atmosfer sama seperti proses yang ada saat tahap evaporasi. Transpirasi
khususnya terjadi pada jaringan yang ada di tumbuhan dan hewan, namun
dari tahap ini air yang dihasilkan tidak banyak. Pada proses transpirasi,
molekul cair yang menguap tak sebanyak saat proses evaporasi.

3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah proses gabungan dari tahap evaporasi dan


tahap transpirasi sehingga pada tahap ini air yang menguap banyak.
Evotranspirasi ialah suatu tahap penguapan yang mana molekul cair yang
menguap ialah seluruh air dan jaringan makhluk hidup. Tahap ini ialah
tahap yang paling memengaruhi siklus hidrologi atau jumlah air yang
terangkut.

4
4. Sublimasi

Selain ketiga proses yang telah dijelaskan di atas, ada pula proses
penguapan yang lain yaitu sublimasi. Sublimasi memiliki makna yang
sama ialah perubahan molekul cair menjadi molekul gas ke arah atas yaitu
arah atmosfer. Namun, penguapan yang terjadi ialah perubahan es yang
ada di kutub dan di gunung yang tidak melewati proses cair.

Hasil air yang terangkat pada saat tahap sublimasi memang tak
sebanyak hasil dari tahap evaporasi dan yang lainnya. Namun, tahap
sublimasi tetap berpengaruh terhadap berjalannya siklus hidrologi
sehingga tak dapat dilewatkan atau bahkan dihilangkan. Hal yang
membedakan tahap sublimasi dari tahap evaporasi, tahap ini memerlukan
waktu yang lebih lama atau lambat.

5. Kondensasi

Setelah melalui empat tahap di atas, selanjutnya yaitu tahap


kondensasi yang mana air yang telah menguap berubah menjadi partikel
es. Partikel es yang dihasilkan sangat kecil dan terjadi karena suhu dingin
pada ketinggian yang ada di atmosfer bagian atas. Lalu partikel es tersebut
akan berubah menjadi awan dan semakin banyak partikel es, awan
semakin berwarna hitam.

6. Adveksi

Adveksi adalah tahap yang hanya berada di siklus hidrologi


panjang atau dengan kata lain tidak terjadi di siklus hidrologi pendek. Pada
tahap ini yang terjadi ialah perpindahan awan dari satu titik ke titik lainnya
atau dikatakan awan di langit menyebar. Perpindahan awan ini terjadi
karena adanya angin dan akan berpindah dari lautan ke daratan begitu pula
sebaliknya.

5
7. Presipitasi

Proses yang ketujuh ialah presipitasi yaitu tahap mencairnya awan


karena tidak mampu lagi menahan suhu yang semakin meningkat. Pada
tahap inilah akan terjadi salah satu gejala alam yang dinamakan hujan
dengan ciri jatuhnya butiran air ke permukaan bumi. Bila suhu yang ada di
sekitar kurang dari 0 derajat celcius, kemungkinan akan terjadi hujan salju
atau bahkan es.

8. Run off

Tahap run off juga mempunyai nama lain limpasan yang mana
pada tahap ini air hujan yang telah turun akan bergerak. Pergerakan yang
terjadi yaitu dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan bumi yang
lebih rendah melalui berbagai saluran. Saluran yag dimaksud sebagai
contoh saluran got, sungai dan danau atau laut bahkan samudera.

9. Infiltrasi
Infiltrasi menjadi tahap terakhir dalam siklus hidrologi yang
terjadi, tahap ini merupakan tahap dimana air hujan menjadi air tanah. Air
hujan yang turun ke bumi tak seluruhnya akan mengalir seperti pada tahap
limpasan, namun akan mengalir pula ke tanah. Merembesnya air hujan ke
pori tanah inilah yang disebut dengan infiltrasi lalu seluruhnya akan
kembali ke laut.

Setelah dijelaskan mengenai proses siklus hidrologi, selanjutnya akan


dibahas tentang tiga macam siklus hidrologi yaitu siklus pendek, sedang dan
panjang. Macam-macam siklus hidrologi, yaitu:

a. Siklus Hidrologi Pendek

Secara singkat siklus hidrologi pendek yaitu terjadi penguapan air


laut atau evaporasi karena paparan sinar matahari yang menyinari lautan.

6
Selanjutnya air laut akan berubah menjadi molekul uap yang
kemudian akan terjadi tahap kondensasi atau pembentukan partikel es di
awan. Tahap terakhir dari siklus hidrologi pendek yaitu turunnya awan
menjadi hujan di atas permukaan laut. Setelah hujan turun ke laut, dengan
kata lain air laut yang awalnya menguap telah kembali lagi ke laut.

b. Siklus Hidrologi Sedang

Jenis siklus hidrologi yang kedua yaitu siklus hidrologi sedang,


siklus ini merupakan siklus yang paling umum di Indonesia. Pada siklus
hidrologi sedang, tahap atau proses adveksi tetap ada dan berjalan, berbeda
dengan siklus pendek. Siklus hidrologi sedang menghasilkan hujan yang
akan turun di daerah daratan yang kemudian air hujan akan kembali ke
badan air.

Siklus hidrologi sedang tahapan yang pertama yaitu tahap


evaporasi atau penguapan dari berbagai air yang ada di badan air. Lalu air
akan berubah menjadi molekul gas atau uap dan terangkat ke atmosfer
bagian atas karena pengaruh sinar matahari. Kemudian uap tersebut
bergerak karena pengaruh tahap adveksi sehingga uap berjalan ke arah
daratan.

Setelah sampai pada atmosfer daratan, uap air akan berubah


menjadi awan yang mana setelah itu hujan akan turun ke bumi. Tahap
selanjutnya yaitu air hujan yang telah turun atau sampai ke daratan akan
mengalami tahap limpasan atau run off. Air hujan akan mengalami
pergerakan melalui berbagai saluran hingga pada akhirnya kembali ke laut.

c. Siklus Hidrologi Panjang

7
Jenis siklus hidrologi yang ketiga yaitu siklus hidrologi panjang,
siklus ini biasa terjadi di daerah seperti pegunungan. Tak hanya terjadi di
daerah pegunungan, siklus hidrologi panjang juga terjadi di suatu daerah
yang beriklim subtropis. Perbedaan yang ada dalam siklus panjang
dibanding siklus lainnya yaitu awan tak langsung turun menjadi hujan.

Tahap pertama dari siklus ini yaitu air laut mengalami penguapan
atau evaporasi lalu berubah menjadi molekul gas atau uap. Perubahan yang
terjadi akibat adanya panas dari sinar matahari, kemudian uap akan
mengalami tahap sublimasi. Selanjutnya akan terbentuk awan yang berisi
kristal es lalu terjadilah tahap adveksi atau perpindahan awan ke titik yang
lain.

Pada tahap adveksi, awan yang di dalamnya mengandung kristal


akan berubah arah menuju daratan dan mengalami presipitasi. Setelah
presipitasi terjadi, hujan akan turun, namun hujan yang turun berbentuk
salju tidak berbentuk air yang terakumulasi menjadi gletser. Kemudian
gletser yang telah ada di daratan akan mencair akibat dari pengaruh suhu
dan tekanan.

Akibat mencairnya gletser, akan terbentuk air yang mana berjalan


menuju aliran air sungai dan membentuk aliran air sungai. Selanjutnya air
yang berawal dari salju kemudian berubah menjadi gletser dan terbentuk
air akan melakukan pergerakan ke arah laut. Saat itulah, seluruh air yang
telah melewati beberapa tahap siklus hidrologi akan kembali lagi ke laut.

8
B. Kuantitas Air di Dunia
Apakah air segar di bumi tetap atau berubah? Banyak faktor yang
merubah air segar, dari manajemen air dari manusia dan perubahan iklim.
Tim ruang angkasa Jerman dan Nasa mengunakan peralatan satelit Grace.
Mengamati jumlah air tawar yang tersedia di bumi, dalam arti air yang
dapat diminum dan bukan air asin.Pengambilan data dari tahun 2002
sampai 2016. Dari misi ini menunjukan lahan basa semakin basah, tapi
lahan kering semakin kekeringan.
Ada perubahan baik dari sisi lebih baik dan lebih buruk yang di
sebabkan oleh manusia dan faktor lain. Delta Okavango Afrika Selatan,
jumlah air akibat peningkatan air hujan meningkat. Arab Saudi menyusul
memiliki cadangan air lebih banyak setelah menghentikan program
pertanian gandum. Walau bumi memiliki cadangan air sampai 2-3%. Air
tawar berasal dari sungai danau atau gletser es. Peneliti terus memantau
keadaan air di seluruh daratan dibumi. Dan akan mengirim satelit baru
Grace Follow-On, dimana menjadi penganti satelit Grace yang pensiun
tahun 2017.Ilmuwan mengetahui setiap hari bumi kehilangan ratusan ton
oksigen.Yang mereka ketahui hilangnya oksigen terjadi ketika bumi
menghadapi aurora.Siaran pers Earth Observatory Nasa, dengan instrumen
VISIONS-2 yang diluncurkan di wilayah kutub.2 roket dipasangkan
camera untuk penelitian, dan roket diluncurkan ketika terjadi aurora.
Pada 7 Desember 2018
Percobaan tersebut dilakukan dengan 2 roket diluncurkan dengan
jedah waktu terpisah diatas langit Norwegia.Atmofer memang terjadi air
mancur atau kebocoran oksigen akibat tipuan angin matahari.Tetapi Bumi
tidak akan kering oksigen dalam waktu dekat. Setidanya sampai matahari
mati dalam 5 miliar tahun nanti.Jumlah oksigen yang hilang di atmofer
relatif sangat kecil, hanya beberapa ratus ton setiap hari.Dan Bumi
memiliki kemampuan untuk membuat oksigen, dari fotosintes tanaman.

9
Untuk penjelasan terperinci tentang di mana air Bumi berada, lihat tabel
data di bawah ini. Perhatikan bagaimana dari total pasokan air dunia
sekitar 332,5 juta ml3 air, lebih dari 96 persen adalah salin. Dari total air
tawar, lebih dari 68 persen dikurung di dalam es dan gletser. 30 persen air
tawar lainnya ada di tanah. Sungai adalah sumber dari sebagian besar air
permukaan yang digunakan orang, tetapi mereka hanya membentuk sekitar
509 mi3 (2.120 km3), sekitar 1 / 10.000 dari satu persen dari total air.

Water source Water Water Percent of Percent of


volume, in volume, in Freshwater Total
cubic miles cubic water
kilometers
Oceans, 321,000,000 1,338,000,000 - 96.54
Seans, &
Bays
Ice caps, 5,773,000 24,062,000 68.7 1.74
Glaciers, &
Permanent
Snow
Groundwater 5,614,000 23,400,000 - 1.69
Fresh 2,526,000 10,530,000 30.1 0.76
Saline 3,088,000 12,870,000 - 0.93
Soil Moisture 3,959 16,500 0.05 0.001
Ground ice & 71,970 300,000 0.86 0.022
Permafrost
Lakes 43,320 176,400 - 0.013
Fresh 21,830 91,000 0.26 0.007
Saline 20,490 85,400 - 0.006
Atmosphere 3,095 12,900 0.04 0.001
Swamp 2,752 11,470 0.03 0.0008
Water
Rivers 509 2,120 0.006 0.0002
Biological 269 1,120 0.003 0.0001
Water

Permasalahan Kualitas dan Kuantitas Air


Kondisi geografis yang bergunung ini tidak berarti bahwa banyak
sumber mata air yang keluar. Tidak setiap rumah penduduk memiliki
sumur untuk memenuhi kebutuhan airnya, sumur-sumur biasanya ditemui
di rumah penduduk yang ada di bantaran sungai atau aliran air sedangkan
rumah penduduk yang jauh dari aliran sungai jarang sekali yang memiliki
sumur. Hal ini dikarenakan saat pengeboran tidak ditemukan air dan
biasanya terhalang oleh batuan (air tanah sangat sedikit jumlahnya atau
bahkan tidak keluar).
Adanya dua musim (kemarau dan penghujan) di wilayah Indonesia
ini, membuat kuantitas air di sumber mata air Gedaren tidak tetap
debitnya. Pada musim kemarau, debit air yang keluar dari mata air sedikit
jumlahnya sedangkan pada musim penghujan jumlah debit air melimpah.
Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat setempat, aparat/perangkat
desa membuat saluran air menggunakan pipa (selang) yang ditujukan ke
rumah-rumah penduduk. Air yang disalurkan adalah air yang langsung
keluar dari mata air. Proses penyaluran ini tidak melalui proses
sedimentasi, filtrasi, maupun penjernihan. Air yang keluar dari mata air
ditampung dalam penampung, kemudian disalurkan melalui pipa/selang
menuju rumah penduduk.
Banyaknya dusun di desa ini, menyebabkan penyaluran air di atur
waktunya agar semua dusun terjangkau atau mendapat jatah air. Di dusun
tempat saya tinggal, penyaluran air dari sumber mata air Gedaren
dilakukan setiap hari namun tidak 24 jam melainkan hanya dari pukul 6
sampai sembilan pagi.

11
Pada musim kemarau, penyaluran air terkadang tidak merata.
Seperti halnya untuk daerah di lereng gunung, air yang dialirkan melalui
pipa terkadang tidak sampai ditempat tujuan (menanjak akan tetapi daya
dorong air rendah). Hal ini dikarenakan debit air yang menurun sehingga
air yang melewati pipa tidak sampai di daerah yang dituju.
Pada saat musim penghujan, jumlah debit air yang keluar dari mata
air Gedaren cukup melimpah. Hal ini dikarenakan curah hujan yang cukup
tinggi sehingga air yang terserap dalam tanah cukup banyak. Jumlah air
yang melimpah ini, menguntungkan masyarakat karena air dapat mengalir
sampai 24 jam setiap harinya.
Akan tetapi, pada musim penghujan air yang disalurkan ke rumah-
rumah penduduk kualitasnya buruk karena air tersebut mengandung zat
tanin pada kayu dan humus sehingga menyebabkan warna air menjadi
kuning keruh. Padahal air yang ideal memiliki kriteria :
• jernih
• tidak berwarna
• tidak berbau
• tidak berasa
• tidak mengandung kuman dan zat-zat yang berbahaya
Kualitas air yang menurun ini kurang baik untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan MCK. Untuk mengatasi
masalah ini, masyarakat biasanya menampung air tersebut terlebih dahulu
sehingga lumpur mengendap dan air bersih dapat dimanfaatkan.
Selain itu, kegiatan masyarakat setempat yang mencuci dan mandi di
sungai menyebabkan pencemaran pada air. Akan tetapi pencemaran yang
ditimbulkan tidak berdampak besar karena limbah detergen akan terdorong
keluar (akibat daya dorong air) sehingga tidak mencemari sumber mata air
lagipula antara sumber mata air dan tempat mandi dan mencuci letaknya
terpisah (jauh dari sumber mata air).

12
C. Peran dalam Menjaga Kelestarian Sumber Daya Air
1. Menjaga lingkungan
Dengan menjaga lingkungan, maka air di sekitar kehidupan kita
tidak akan mudah tercemar. Sehingga, air yang dipakai dan yang
dikonsumsi tidak tercemar dan kotor srta aman untuk digunakan. Sampah-
sampah yang ada disungai, diselokan, maupun dijalanan sangatlah
berpengaruh bagi kelestarian air yang dikonsumsi bagi makhluk hidup,
sebab dapat mencemari air dan mempengaruhi kebersihan air sebelumnya.
2. Mengurangi penggunaan air
Penggunaan air yang digunakan secara boros dan tidak
bertanggung jawab akan mengakibatkan kekeringan. Kebiasaan ini sering
dilakukan oleh masyarakat seperti mandi yang terlalu lama, lupa untuk
mematikan air keran setelah mandi atau memakainya atau juga setelah
menyiram bunga dan membersihkan kendaraan. Ini sangat perlu
diperhatiakn, karena dengan berbagai kelakuan manusia tersebut akan
dapat megurangi jumlah ar dan mengakibatkan kebutuhan air yang sangat
tinggi serta menjadi salah satu dampak kekeringan.
3. Membuang sampah pada tempatnya
Seperti halnya menjadi penyebab salah satu bencana banjir dan
terjadinya pencemaran air adalah sampah yang ada dimana-mana. Dengan
sampah tersebut, maka airpun akan sangat mudah tercemar dan kotor serta
dapat menyumbat aliran sungai dan selokan, sehingga dapat merusak
kelangsungan hidup manusia dan ruang publik untuk kehidupan dan air
akan susah untuk dikonsumsi seperti biasanya.
4. Meminimalisirkan penggunaan bahan kimia
Meminimalkan penggunaaan bahan kimia dalam kehidupan sehari-
hari merupakan salah satu cara yang sangat tepat untuk melindungi
perairan global saat ini. Karena, ketika bahan-bahan kimia yang telah
dipakai larut ke dalam air, maka mereka akan dapat merusak ekosistem air
tersebut.
13
5. Membuang bahan kimia dengan benar
Bahan bahan kimia tersebut sangatlah berbahaya bagi kelestarian
air dan merusak lapisan atmosfer di kehidupan ini. Bahan berbahaya
seperti cat, oli, oli motor atau bahan kimia lainnya jika di buang dengan
sembarangan seperti membuang bahan-bahan tersebut ke dalam sungai
atau selokan serta sumber-sumber air akan dapat mencemari air
disekitarnya. Dampaknya akan kembali ke manusia itu sendiri. Air akan
tercemar dan susah untuk dicari dan dikonsumsi.
6. Mendaur ulang bahan bekas
Barang-barang yang dapat di daur ulang biasanya sering sekali
tidak terpikirkan oleh manusia saat ini dan membuangnya sembarangan
seperti membuang barang tersebut ke sungai atau ke laut. Contohnya saja
seperti botol mineral yang dapat di daur ulang menjadi mainan anak-anak,
plastik-plastik bermerek yang bisa di dair ulang menjadi alas atau tas, dan
lain-lainnya.
7. Mengadakan penyuluhan
Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang belum sadar akan
pentingnya dalam menjaga kelestarian air. Maka dari itu, sangat
diperlukan adanya penyuluhan tentang pentingnya menjaga kelestarian air
di lingkungan masyarakat saat ini. Hal ini sangat di perlukan agar
masyarakat saat ini sadar bahwa air sangatlah penting dalam kehidupan.
Selain itu, bisa juga dilakukan dengan cara mengajak masyarakat untuk
gotong royong dan kerja bakti bersama untuk membersihkan sampah-
sampah yang berkeliaran yang dapat mencemari kelestarian air.
8. Mencegah adanya penebangan pohon secara liar
Hal ini sangat perlu di ketahui dan di cegah, sebab dengan adnaya
penebaangan poho secara liar atau menebang phon-pohon yang ada
dihutan akan mengakibatkan tercemarnya sumber sumber mata air yang
ada disekitarnya.
14
Ini akan mengakibatakn simber sumber tersebut akan tercemar dan
tidak dapat dikonsumsi lagi oleh makhluk hidup, bahkan akan
menimbulkan pengaruh pada kesehatan makhluk hiudp itu sendiri. Selain
itu, ekosistem yanng ada disekitarnya akan menjadi tidak seimbang.
9. Mengadakan reboisasi pada hutan
Dengan adanya reboisasi akan mengurangi dampak akibat
kerusakan hutan, pohon-pohon tersebut akan terjaga kelestariannya yang
juga mempengaruhi kelestarian ekosistem sumber-sumber air yang ada
disekitarnya. Sehingga sumber-sumber air terebut tidak tercemar dan berih
serta dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup.
10. Tidak membuang limbah pabirik sembarangan
Biasanya, pabrik-pabrik yang berada di sekitar perairan seperti
sungai, danau dan laut, akan membuang limbah pabriknya ke perairan
tersebut. ini akan menyebabakan pencemaran airw akan terjadi. Air sungai
dan laut akan menjadi kotor dan tercemar, sehingga tidak dapat di pakai
lagi oleh makhluk hidup dan akan lebih mudah menjadi penyebab
pemanasan global Setidaknya, jangan membuang limbah-limbah tersebut
ke perairan yang ada di dekat pabrik tersebut, karena dapat merusak
kelestarian air dan akan berdampak pada masyarakat yang ada di daerah
tersebut.
11. Pengecekan saluran pipa air secara rutin
Pengecekan pipa air secara rutin sangatlah penting karena jika
pipa-pipa air tersebut bocor dan air-air yang mengalir keluar, maka akan
menyebabkan terjadinya pemborosan air. Ini akan mengakibatkan
pelestarian air berkurang sehingga nanti akan terjadi kebutuhan air yang
sangat tinggi di kalangan masyarakat.

15
12. Menjaga kestabilitasan ketersedian air bersih di sumber-sumber air
Hal ini sangat dipentingkan dalam menjaga kelestarian air. Dengan
menjaga stabilitas ketersediaan air bersih di berbagai sumber-sumber yang
mengandung air, makan ketersediaan air tidak berkurang, sehingga
masyarakat tidak perlu kebingungan terhadap air bersih karena banyaknya
air bersih di sumber sumber yang mengandung air.
13. Menciptakan lingkungan yang asri
Dengan lingkungan yang asri, maka lingkungan di sekitarnya dan
ekosistem di sekitarnya akan terjaga dengan baik. Perairan pun tidak
mudah untuk tercemar dan bersih. Dalam menciptakan lingkungan yang
asri tersebut, bisa dilakukan melalui rumah kita sendiri. Lingkungan
rumah yang asri akan menciptakan fungsi lingkungan hidup tersebut
menjadi bersih, begitu juga dengan sektor air yang dipakai dan
dikonsumsi.
14. Menggunakan shower ketika mandi
Ketika mandi, sebaiknya menggunakan shower atau hal hal yang
tidak mengakibatkan pemborosan air. Hal ini sangat perlu diperhatikan
bagi kalangan masyarakat yang biasanya mandi dengan cara berendam.
Dengan berendam, maka air yang dipakai untuk berendam tersebut akan
terbuang sia-sia, sehingga terjadinya pemborosan air dan mengurangi
kelestarian terhadap air.
15. Tidak mengambil air sumur secara berlebihan
Masyarakat saat ini ketika mengambil atau menggunakan sumur-
sumur yang ada seperti sumur resapan, mereka mengambilnya secara
sangat berlebihan tanpa memikirkan betapa pentingnya dalam menghemat
sumber air yang memberikan manfaat sumur resapan. Sebab, jika air
bersih yang ada di sumur-sumur tersebut dikuras atau diambil secara
berlebihan, maka sumber air tersebut akan berkurang dan kering, sehingga
akan terjadinya kekeringan air dan masyarakat akan kebingungan dalam
mencari air bersih.
16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Siklus hidrologi merupakan perputaran air atau sirkulasi air yang
berasal dari bumi kemudian menuju atmosfer lalu kembali ke bumi lagi.
Proses ini berlangsung secara terus menerus. Beberapa proses yang terjadi
pada siklus hidrologi diantaranya evaporasi, evapotranspirasi, transpirasi,
infiltrasi, run-off, dan proses lainnya. Siklus hidrologi sendiri terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu siklus hidrologi pendek (siklus kecil), siklus
sedang, dan siklus panjang (siklus besar).
17

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

https://thegorbalsla.com/siklus-hidrologi/. Diakses pada tanggal 29 Februari 2020

https://www.usgs.gov/special-topic/water-science-school/science/how-much-
water-there-earth?qt-science_center_objects=0#qt-science_center_objects.
Diakses pada tanggal 29 Februari 2020

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/cara-menjaga-kelestarian-air.
Diakses pada tanggal 29 Februari 2020
18

Anda mungkin juga menyukai