Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS TEKNIK

UJIAN TENGAH SEMESTER


Mata Kuliah : H.I.D.R.O.L.O.G.I
Waktu Ujian : 180 Menit
Sifat Ujian : On Line, Tugas
Dosen : - Ir. Hj. Triyanti Anasiru, MT.
- DR. Alifi Yunar, ST., MT

Soal 1 : Uraikan dan jelaskan Tentang daur hidrologi (minimal 250 kata)
Bobot Nilai
25%
Soal 2 : Sebutkan dan jelaskan parameter apa sajkah yang bekerja di proses
Bobot Nilai daur hidrologi (minimal 200 kata )
25%
Soal 3 : Didalam teori kontinuitas aliran air sungai, terjadi pengisian waduk,
Bobot Nilai silakan sebut dan jelaskan bagaimana cara kerja aliran air sungai,
25% apabila diharapkan waduk terisi terus menerus (continue) ,… walaupun
sungai tersebut di gunakan untuk
1. Pariwisata, 2. Irigasi dan kebutuhan air beesih.
(minimal 220 kata)
Soal 4 : Apakah yang terjadi, jika satu sungai, mempunyai banyak sedimen
Bobot Nilai dasar nya dari pada air sungainya (minimal 250 kata)
25%

Catatan : 1. Kerjakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,


2. Jawaban dikerjakan setelah lembar berikut ini, sehingga dapat dihitung jumlah kata
yang tertulis, (unsur penilaian)
3. Narasi jawaban mempunyai penilaian sbb :
Contoh :
a. Sumber daya air merupakan peluang usaha bagi pemerintah atau swasta untuk
meningkatkan pendapatan satu kabupaten.... Jumlah kata 15 = 100 %
b. Sumber daya air merupakan peluang usaha bagi pemerintah atau swasta untuk
meningkatkan pendapatan satu kabupaten .... Jumlah kata poin a = poin b , nilai
berkurang 50 poin ( semua mahasiswa yang menyamakan nya)
c. Usaha pemerintah atau swasta sebagai pendapatan satu kabupaten adalah
Sumber daya air ..... jumlah kata 13, susunan kata berubah , nilai penuh
4. Jawaban dan soal ini dikumpul dalam bentuk file, (Sdr. Rian) masukkan ke Folder dan
RAR dan oleh ketua kelas dikirim ke WA Alifi Yunar dan email yunar234@gmail.com

Lembar Jawaban

1. Siklus hidrologi atau daur air yang dikenal juga dengan


istilah siklus air adalah sirkulasi air yang
menggambarkan pergerakan molekul air (H2O) dari

1
atmosfer ke bumi dan sebaliknya, yang tidak pernah
berhenti sehingga FAKULTAS TEKNIK
membentuk rangkaian melingkar
perjalanan molekul air di bumi yang disebut siklus.
Pada perjalanannya, beberapa presipitasi dapat
berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang
kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum
mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus
hidrologi terus bergerak secara terus menerus.
Untuk membentuk suatu siklus hidrologi tersebut
terdapat beberapa proses yang terjadi di dalamnya
antara lain evaporasi, transpirasi, sublimasi, intersepsi,
kondensi, adveksi, presipitasi, run off, dan infliltrasi.
1. Evaporasi, adalah proses penguapan air dari tubuh-
tubuh air, seperti laut, danau, dan sungai akibat
pemanasan sinar matahari. Air yang menguap
karena panas matahari tersebut akan naik dan
nantinya menjadi awan. Pada dasarnya, semakin
tinggi suhu matahari terutama pada musim
kemarau maka semakin banyak juga air yang
menjadi uap.
2. Transpirasi, adalah proses penguapan air dari
tanaman melalui stomata atau mulut daun.
3. Sublimasi, adalah proses penguapan yang terjadi
pada es tanpa melalui proses pencairan.
4. Intersepsi, adalah proses tertahannya air hujan
pada tanaman untuk kemudian terevaporasi
kembali ke atmosfer.
5. Kondensasi, proses siklus hidrologi yang satu ini
menampakkan perubahan wujud uap air menjadi
titik-titik air di atmosfer, sehingga terbentuklah
awan. Proses ini terjadi karena pengaruh
rendahnya suhu udara di ketinggian atmosfer
tertentu.
6. Adveksi, adalah proses pergerakan butiran air
(dalam bentuk awan) secara horizontal dari satu
tempat ke tempat lain. Proses ini terjadi karena
pengaruh angin.
2
7. Presipitasi, adalah proses turunnya air ke
permukaan FAKULTAS
bumi dalam TEKNIK
bentuk hujan. Jika
presipitasi terjadi di daerah yang bersuhu rendah,
maka presipitasi akan menghasilkan hujan salju.
8. Run off, adalah pergerakan air hujan dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah yang
terjadi di permukaan bumi.
9. Infiltrasi, adalah proses peresapan air ke dalam
tanah melalui pori-pori tanah. Akibat proses ini, air
hujan dapat tersimpan menjadi air tanah. Air tanah
ini secara lambat akan mengalir kembali ke laut.
10.Konduksi, Konduksi sebagai pemanasan dengan
cara bersinggungan atau kontak langsung dengan
suatu objek. Pemanasan sendiri terjadi karena
molekul udara kemudian berada di dekat
permukaan bumi bersinggungan dengan bumi yang
menerima panas langsung dari matahari hingga
molekul yang telah panas ini kemudian
bersinggungan dengan molekul udara yang belum
panas.

2. Yang menjadi parameter terhadap Siklus hidrologi itu


sendiri terbagi menjadi tiga macam siklus diantaranya
adalah siklus panjang, siklus pendek, dan siklus
sedang.
1. Siklus Hidrologi Pendek, Siklus Hidrologi Pendek
tidak akan terjadi tahap adanya perpindahan awan
atau adveksi. Molekul cair yang telah berubah
menjadi uap kemudian akan turun sebagai hujan di
sekitar daerah laut.Secara singkat siklus hidrologi
pendek sendiri kemudian terjadi dalam bentuk
evaporasi atau penguapan air laut karena paparan
sinar matahari yang menyinari lautan.
Selanjutnya air laut sendiri akan berubah
menjadi molekul uap yang kemudian akan terjadi
pembentukan partikel es di awan atau kondensasi.
Tahap terakhir dari siklus hidrologi pendek sendiri
3
adalah turunnya awan menjadi hujan pada bagian
FAKULTAS
atas permukaan TEKNIK
laut. Dengan kata lain air laut yang
awalnya menguap kemudian kembali lagi ke lautan.
2. Siklus Hidrologi Sedang, Siklus hidrologi selanjutnya
adalah siklus hidrologi sedang, dimana berbeda
dengan siklus pendek. Siklus hidrologi ini kemudian
akan menghasilkan hujan yang akan turun di
daerah daratan dan kemudian air hujan ini akan
kembali lagi ke badan air.
Siklus hidrologi sedang pada tahapan yang
pertama diantaranya adalah pada tahap evaporasi
atau penguapan dari berbagai air yang ada di badan
air kemudian berubah menjadi molekul gas atau
uap dan akan terangkat ke atmosfer bagian atas
karena adanya pengaruh dari sinar matahari.
Kemudian uap tersebut akan bergerak ke
daratan karena adanya pengaruh dari proses
adveksi. Setelah sampai pada atmosfer daratan,
uap air ini kemudian akan berubah menjadi awan
hingga tahap selanjutnya menjadi hujan yang akan
turun ke bumi. Tahap selanjutnya sendiri adalah air
hujan yang telah turun atau sampai ke daratan
akan mengalami tahap limpasan atau run off. Air
hujan sendiri kemudian mengalami pergerakan
melalui berbagai saluran sebelum pada akhirnya
kembali ke lautan, begitu seterusnya.
3. Siklus Hidrologi Panjang, Jenis siklus hidrologi yang
terakhir adalah siklus hidrologi panjang, biasanya
terjadi di daerah pegunungan. Meski tak hanya
didaerah ini saja, siklus hidrologi panjang juga
terjadi di berbagai daerah dengan iklim subtropis.
Perbedaan yang terdapat pada siklus hidrologi
panjang dibanding siklus hidrologi lainnya adalah
pada awan yang tak langsung turun menjadi hujan.
Tahap pertama dari siklus inisendiri adalah air
laut yang mengalami evaporasi, lalu penguapan
untuk kemudian berubah lagi menjadi molekul gas
4
dan uap. Perubahan yang terjadi ini sendiri
diakibatkan FAKULTAS
oleh panas TEKNIK
yang berasal dari sinar
matahari, hingga kemudian uap mengalami tahap
sublimasi.
Selanjutnya terbentuklah awan-awan berisi
kristal es dan menuju tahap adveksi atau
perpindahan awan menuju titik-titik lainnya. Pada
tahap adveksi, awan yang di dalamnya
mengandung kristal kemudian akan berubah arah
menuju daratan serta mengalami berbagai
presipitasi. Setelah presipitasi terjadi, hujan
kemudian akan turun membentuk salju dan tidak
berbentuk air yang bersatu menjadi gletser.
Gletser yang berada di daratan kemudian akan
mencair akibat pengaruh suhu dan tekanan. Akibat
mencairnya gletser, terbentuklah air yang berjalan
menuju aliran air sungai hingga membentuk aliran
air sungai. Selanjutnya air yang berawal dari salju
ini kemudian akan berubah menjadi gletser dan
terbentuk air yang kian bergerak ke arah laut. Saat
itulah, seluruh air yang telah melewati beberapa
tahap siklus hidrologi akan kembali lagi ke laut.

3. Daerah Aliran Sungai (DAS) atau daerah tangkapan air


merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh
perbukitan dan berfungsi sebagai tempat untuk
menampung jatuhnya air dan mengalirkannya ke
sebuah titik (outlet). DAS terdiri dari komponen-
komponen berupa faktor fisik (seperti tutupan atau
penggunaan lahan serta topografi) dan komponen non
fisik (berupa manusia yang bertempat tinggal di
wilayah DAS).
Dalam pengelolaan DAS, pemodelan hidrologi
merupakan alat bantu untuk mecapai tujuan
pengelolaan yang lestari. Secara umum, pemodelan
merupakan penyederhanaan suatu sistem yang
bertujuan untuk memahami proses-proses yang terjadi
5
dari suatu sistem kompleks yang terjadi di alam. Hal
tersebut penting FAKULTAS
karena padaTEKNIK
umumnya proses-proses
yang terjadi di alam sulit diprediksi.
Pemodelan hidrologi dapat membantu
stakeholder dan pengguna DAS, yang terdiri dari
masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah DAS,
pengelola, pelaku ekonomi serta pemerintah. Setiap
stakeholder DAS memiliki kepentingan yang berbeda-
beda dalam menggunakan DAS. Masyarakat memiliki
kepentingan untuk memiliki ketersediaan air yang
cukup. Sementara itu, pelaku ekonomi tentu berharap
akan memperoleh nilai ekonomi yang tinggi dari
keberadaan sebuah DAS.
Pemerintah merupakan stakeholder yang
berkepentingan dalam konteks pembuatan kebijakan
yang dapat menyelesaikan permasalahan dalam
pengelolaan DAS. Sebagai contoh adalah perubahan
lahan yang akan berdampak pada debit dan
ketersediaan air. Selain itu, terdapat pula stakeholder
yang tidak terlibat secara langsung pada pengelolaan
DAS, tetapi merasakan manfaatnya. Perguruan tinggi
misalnya, akan dapat menerima informasi dari proses-
proses yang terjadi pada DAS untuk dijadikan sebagai
bahan pembelajaran dan pengembangan keilmuan
Hidrologi DAS.

4. Jika suatu sungai mempunyai banyak sedimen dasarnya


dari pada air sungainya, adalah merupakan zona pemasok
sedimen. Dimana Merupakan bagian hulu DAS(Daerah
Aliran Sungai) memiliki lembah berbentuk V yang langsung
merupakan tebing sungai. Sungai memiliki kemiringan
memanjang yang curam serta butiran sedimen yang besar.
Aliran air mengalir deras dengan kecepatan tinggi. Banyak
terjadi aktifitas erosi dari tebing dan dasar sungai.
Bentuk alur sungai seperti “huruf V”, alur tidak
beraturan dan terdiri dari beberapa bagian, bagian
tertentu mudah tererosi dan bagian lain tidak mudah
tererosi. Sebagai contoh sungai muda adalah sungai-
6
sungai yang terletak di pegunungan beserta anak-anak
FAKULTAS
sungai yang terbentuk oleh TEKNIK
aliran permukaan. Hal ini
biasa pula disebut sebagai sungai muda.
Dengan berjalannya waktu, proses erosi berjalan
terus baik melalui proses erosi permukaan maupun
erosi yang terjadi di badan sungai, disertai longsoran-
longsoran tebing, maka material hasil erosi tersebut
akan terangkut ke arah hilir, sehingga terbentuk
tebing-tebing sungai yang berfungsi sebagai batas alur
sungai dan pembentukan meander sungai. Dengan
banyaknya angkutan sedimen yang terbawa arus
sungai, maka seterusnya sedimen tersebut akan
diendapkan di daerah yang relatif rendah dan
selanjutnya akan terbentuk dataran banjir.
Pada tempat-tempat tertentu di hilir dekat
muara dimana kemiringan sungai relatif datar dan
turbulensi aliran kecil akan terjadi endapan sungai
yang selanjutnya akan membentuk “delta” sungai.
Hal lain yang akan terjadi adalah alur sungai
akan menjadi lebih panjang dan kemiringan dasar
sungai akan mengecil. Dasar sungai sebelah hulu akan
bertambah tinggi akibat sedimentasi dan elevasi muka
air banjir rata-rata akan lebih tinggi. Apabila ditinjau
lebih lanjut maka makin lama akan terlihat bahwa
dataran banjir akan bertambah tinggi.

Anda mungkin juga menyukai