Anda di halaman 1dari 8

UTS AGROHIDROLOGI

Dosen Pengampu :

Ir. Hasriati Nasution, M.P

Disusun Oleh :

Andi Yana Putra

D1A019067

Kelas C Agroekoteknologi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan daur hidrologi dan juga faktor-faktor nya

Jawab :

Daur air dikenal juga dengan istilah siklus hidrologi yang artinya adalah sirkulasi air dari
atmosfer menuju bumi lalu kembali lagi ke atmosfer. Dalam siklus ini, ada banyak tahapan yang
harus dilalui seperti kondensasi, presipitasi lalu evaporasi dan transpirasi.

Dalam daur atau siklus hidrologi, air akan selalu mengalami perputaran dan juga perubahan
wujud atau bentuk selama siklus hidrologi tersebut berlangsung. Air akan mengalami gerakan
dan juga perubahan wujud secara berkelanjutan. Perubahan- perubahan ini meliputi wujud cair,
gas, dan juga padat.

Ada hal yang sangat penting yang berpengaruh terhadap keberlangsungannya siklus hidrologi ini,
yakni sinar matahari yang membantu untuk proses penguapan yang membawa uap air naik ke
atas atmosfer. Selain itu, Faktor faktor yang mempengaruhi proses hidrologi ini disebut pula
dengan faktor meteorologis seperti sinar udara, kelembaban, suhu, air, kecepatan angin, tekanan
udara, dan lain sebagainya.

2. Jelaskan macam siklus hidrologi

Jawab :

A. Daur atau siklus pendek

Siklus air pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat.
Proses siklus pendek ini biasanya terjadi di laut. Proses terjadinya siklus pendek ini dikarenakan
air laut mengalami evaporasi atau penguapan (yang disebabkan oleh sinar matahari). Adapun
proses siklus air pendek ini secara singkat diuraikan sebagai berikut:

1. Air laut mengalami evaporasi atau penguapan karena adanya panas dari sinar matahari. 2. Uap
air dari evaporasi atau penguapan ini naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu. 3. Uap air
yang ada di atas ini akan mengalami kondensasi sehingga terbentuklah awan (baca: proses
terjadinya awan). 4. Awan yang terbentuk ini semakin lama akan semakin besar, maka turunlah
sebagai hujan (baca: proses terjadinya hujan) di atas air laut. 5. Air yang turun ini akan kembali
menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi atau penguapan lagi.

B. Daur atau siklus sedang

Siklus atau daur hidrologi sedang ini merupakan daur yang terjadi karena air laut mengalami
evaporasi atau penguapan menuju atmosfe, dalam bentuk uap air dikarenakan oleh panas
matahari. Secara umum proses siklus atau daur ulang hidrologi dipaparkan sebagai berikut:
(1) Air laut mengalami evaporasi atau penguapan menuju ke atmosfer dalam bentuk uap air
dikarenakan adanya pemanasan dari sinar matahari. (2) Angin yang bertiup akan membawa uap
air ini menuju ke arah daratan. (3) Ketika sampai pada ketinggian tertentu, uap air yang berasal
dari evaporasi atau penguapan air laut , sungai, dan danau akan berkumpul semakin banyak di
udara. (4) uatu ketika, uap- uap air yang berkumpul tersebut akan mengalami kejenuhan dan
mengalami kondensasi, dan kemudian akan menjadi hujan. (5) Air hujan yang jatuh di daratan
ini kemudian akan mengalir ke parit, selokan, sungai, danau dan menuju ke laut lagi.

C. Daur atau Siklus panjang

Sama dengan siklus pendek dan juga sedang, siklus panjang ini juga dimulai karena adanya
penguapan atau evaporasi dari air laut akibat panas atau penyinaran oleh matahari. Untuk proses
atau tahapan- tahapan dari siklus atau daur panjang ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Panas matahari yang menyinari Bumi akan menyebabkan air laut dan juga permukaan-
permukaan yang berbentuk air mengalami penguapan atau evaporasi yang berbentuk uap air.

2. Angin yang berhembus akan membawa uap air tersebut ke arah daratan dan bergabung
bersama dengan uap air yang berasal dari danau, sungai, dan juga tubuh perairan lainnya, serta
hasil transpirasi dari tumbuhan.

3. Uap air ini akan berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi atau hujan.

4. Air hujan yang jatuh, sebagian akan meresap ke dalam tanah atau infiltrasi menjadi air tanah.
Proses infiltrasi ini adakalanya tidak berbentuk hujan, namun berbentuk salju atau es.

5. Sebagian air hujan ini diserap oleh tumbuhan, dan sebagian lagi akan mengalir ke permukaan
tanah menuju parit, selokan, sungai, danau dan selanjutnya akan bermuara ke laut. Aliran air
tanah ini dinamakan dengan perkolasi, dan akan berakhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat
muncul ke permukaan menjadi mata air.

3. Jelaskan pengertian presipitasi

Jawab :

Presipitasi merupakan proses mencairnya awan hitam akibat adanya pengaruh suhu udara yang
tinggi. Pada tahapan inilah terjadinya hujan. Sehingga awan hitam yang tebentuk dari partikel es
tersebut mencair dan air tersebut jatuh ke Bumi manjadi sebuah hujan. Namun, tidak semua
presipitasi menghasilkan air. Apabila presipitasi terjadi di daerah yang mempunyai suhu terlalu
rendah, yakni sekitar kurang dari 0ᵒ Celcius, maka prepitisasi akan menghasilkan hujan salju.
Awan yang banyak mengandung air tersebut akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran- butiran
salju tipis. Hal ini dapat kita temui di daerah yang mempunyai iklim sub tropis, dimana suhu
yang dimiliki tidak terlalu panas seperti di daerah yang mempunyai iklim tropis.
4. Jelaskan pola hujan berdasarkan intensitas dan modelnya

Jawab :

√ Uniform patern, yaitu bentuk hujan dengan intensitas merata sepanjang berlangsung nya hujan.

√ Advanced patern, hujan dengan intensitas terpusat di depan (pada awal hujan berlangsung)

√ Intermediate patern, hujan dengan intensitas terpusat di tengah berlangsung nya hujan.

√ Delayed patern, hujan dengan intensitas terpusat di belakang ( pada akhir hujan berlangsung)

5. Jelaskan type 2 hujan

Jawab :

1. Hujan orografis, adalah hujan yang terjadi karena udara yang mengandung uap air terhalang
oleh pegunungan. Gerak yang terhalang itu membuat udara naik ke lereng pegunungan.
Akibatnya, suhu udara menjadi dingin. Udara terus naik. Sampai di ketinggian tertentu, barulah
terjadi proses kondensasi atau pengembunan dan terbentuklah awan. Selanjutnya terjadi hujan.

2. Hujan konveksi atau hujan zenithal, adalah hujan yang terjadi karena udara yang mengandung
uap air naik secara vertikal (konveksi). Udara naik karena adanya pemanasan. Udara yang naik
itu kemudian mengalami penurunan suhu. Turunnya suhu membuat udara yang mengandung uap
air mengalami proses kondensasi dan membentuk awan. Awan akan menurunkan hujan ketika
sudah tak lagi menahan kumpulan titik-titik airnya. Hujan konveksi biasa terjadi di daerah yang
panas atau tropis seperti Indonesia.

3. Hujan frontal adalah hujan yang terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara panas
dengan massa udara dingin. Udara yang panas selalu ada di atas udara yang dingin. Pertemuan
itu mengakibatkan udara berkondensasi dan membentuk awan. Hujan frontal biasa terjadi di
daerah dengan iklim sedang.

6. Jelaskan faktor yang mempengaruhi evaporasi

Jawab :

√ Perbedaan tekanan uap, Laju molekul air meninggalkan permukaan air akan tergantung pada
tekanan uap dari zat air. Begitu pun dengan laju molekul air tergantung pada tekanan uap di
udara. Oleh karena itu, evaporasi tergantung pada perbedaan antara tekanan uap air dan zat cair
dengan tekanan uap air dari udara di aras permukaan air.
√ Suhu udara, Laju emisi dari molekul air dipengaruhi oleh perubahan suhu. Suhu tinggi maka
energi dari molekul akan membesar dan laju emisi akan membesar. Percobaan dengan
memanaskan air membuktikan bahwa evaporasi meningkat seiiring dengan meningkatnya suhu
permukaan air. Evaporasi memerlukan energi yang berupa panas. Energi ini diperoleh dari
radiasi matahari.

√ Angin, Kecepatan angin berpengaruh terhadap laju evaporasi. Maka semakin tinggi kecepatan
angin maka laju erosi semakin besar pula.

√ Tekanan atmosfer, Di bawah kondisi alami maka tidak mungkin mempelajari pengaruh
tekanan udara terhadap evaporasi. Jumlah molekul udara per satuan volume meningkat seiring
perubahan tekanan. Tekanan tinggi akan memudahkan molekul-molekul air masuk ke dalam air.
Oleh karena itu evaporasi menurun seiiring dengan meningkatnya tekanan udara.

√ Kualitas air, Laju evaporasi air garam lebih kecil dibandingkan di wilayah air tawar, hal ini
berkaitan dengan kenaikan massa jenis air.

√ Permukaan bidang evaporasi, Pada permukaan tanah faktor penting yang memengaruhi
evaporasi adalah ketersediaan air yang ada dalam tanah. Dalam keadaan tanah jenuh air, pada
suhu yang sama laju evaporasi dari permukaan tanah tidak akan jauh berbeda dengan evaporasi
dari permukaan laut bebas kecuali kalau kandungan air dalam tanah terbatas maka laju evaporasi
akan dibatasi oleh suplai air dari lapisan di bawahnya.

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan evapotranspirasi

Jawab :

Evapotrasnpirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui
proses evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air dan
selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer.
Evaporasi terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai, lahan pertanian, maupun
dari vegetasi yang basah. Transpirasi adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan
selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer. Pada transpirasi,
vaporisasi terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke
atmosfer. Hampir semua air yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan
ditranspirasikan dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman.
8. Jelaskan faktor2 penentu dalam proses transpirasi

Jawab :

A. Faktor Eksternal :

√ Kelembaban tanah. Laju transpirasi sangat dipengaruhi oleh kelembaban tanah karena hal itu
berkaitan dengan jumlah air yang dapat diserap oleh akar. Apabila tanahnya lembab, maka
jumlah air yang diserap banyak sehingga laju transpirasi meningkat. Sebaliknya, bila
kelembaban tanah kurang, maka laju transpirasi juga akan ikut menurun karena tidak banyak air
yang diserap.

√ Suhu lingkungan. Pengertian transpirasi adalah proses keluarnya uap air yang dipengaruhi
oleh suhu lingkungan. Peningkatan suhu menggerakkan molekul air lebih cepat sehingga proses
difusi juga meningkat. Akibatnya, laju transpirasi menjadi lebih cepat dari sebelumnya.

√ Kelembaban udara. Faktor ketiga yang mempengaruhi laju transpirasi adalah kelembaban
udara. Uap air dapat lepas ke atmosfir ketika ada perbedaan kelembaban antara tumbuhan dan
udara. Kelembaban udara yang tinggi dapat menghambat proses transpirasi karena uap air
bergerak dari daerah yang lembab ke daerah yang lebih kering. Akibatnya, laju transpirasi jadi
menurun. Sebaliknya, ketika kelembaban udara rendah, maka laju transpirasi akan meningkat
karena kelembaban tumbuhan lebih tinggi.

√ Efek Cahaya. Faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah efek cahaya. Cahaya
menyebabkan stomata terbuka untuk memasukkan CO2 yang berperan penting dalam
metabolisme tumbuhan. Pada saat stomata terbuka itulah transpirasi juga ikut terjadi. Artinya,
ketika stomata terbuka, maka CO2 masuk ke dalam tubuh tumbuhan dan uap air bergerak ke
atmosfir.

√ Kecepatan Angin. Angin yang kencang ternyata dapat mempercepat pergerakan uap air
sehingga meningkatkan laju transpirasi.

√ Tekanan Atmosfir. Laju transpirasi sangat dipengaruhi oleh tekanan admosfir juga. Ketika
tekanan atmosfir rendah, maka laju transpirasi akan meningkat. Begitu sebaliknya, laju
transpirasi akan menurun pada tekanan atmosfir yang meningkat.

B. Faktor internal pada tanaman:

Laju transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam tumbuhan itu sendiri. Faktor internal
yang mempengaruhi transpirasi adalah luas permukaan daun, rasio akar-daun, dan struktur daun.
Kita perlu tahu bahwa setiap tumbuhan memiliki bentuk dan struktur yang berbeda. Semakin
besar ukuran daun, maka akan menyebabkan percepatan transpirasi karena tempat terjadinya
transpirasi yang utama adalah pada stomata daun. Transpirasi juga sangat bergantung pada
struktur daun, misalnya dalam hal ketebalan daun.
9. Jelaskan factor yang mempengaruhi infiltrasi tanah

Jawab :

√ Kelembaban tanah. Jumlah air tanah mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada
tanah kering, permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya relatif
masih kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya kapiler antara
permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya perbedaan tersebut, maka
terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat, sehingga air bergerak ke bawah
(infiltrasi) dengan cepat. Dengan bertambahnya waktu, permukaan bawah tanah menjadi basah,
sehingga perbedaan daya kapiler berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain itu, ketika
tanah menjadi basah koloid yang terdapat dalam tanah akan mengembang dan menutupi pori-
pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi pada periode awal hujan.

√ Pemampatan oleh hujan. Ketika hujan jatuh di atas tanah, butir tanah mengalami pemadatan
oleh butiran air hujan. Pemadatan tersebut mengurangi pori-pori tanah yang berbutir halus
(seperti lempung), sehingga dapat mengurangi kapasitas infiltrasi. Untuk tanah pasir, pengaruh
tersebut sangat kecil.

√ Penyumbatan oleh butir halus. Ketika tanah sangat kering, permukaannya sering terdapat
butiran halus. Ketika hujan turun dan infiltrasi terjadi, butiran halus tersebut terbawa masuk ke
dalam tanah, dan mengisi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi.

√ Tanaman penutup. Banyaknya tanaman yang menutupi permukaan tanah, seperti rumput atau
hutan, dapat menaikkan kapasitas infiltrasi tanah tersebut. Dengan adanya tanaman penutup, air
hujan tidak dapat memampatkan tanah, dan juga akan terbentuk lapisan humus yang dapat
menjadi sarang/tempat hidup serangga. Apabila terjadi hujan lapisan humus mengembang dan
lobang-lobang (sarang) yang dibuat serangga akan menjadi sangat permeabel. Kapasitas infiltrasi
bisa jauh lebih besar daripada tanah yang tanpa penutup tanaman.

√ Topografi. Kondisi topografi juga mempengaruhi infiltrasi. Pada lahan dengan kemiringan
besar, aliran permukaan mempunyai kecepatan besar sehingga air kekurangan waktu infiltrasi.
Akibatnya sebagian besar air hujan menjadi aliran permukaan. Sebaliknya, pada lahan yang datar
air menggenang sehingga mempunyai waktu cukup banyak untuk infiltrasi.

√ Intensitas hujan. Jika intensitas hujan I lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi
aktual adalah sama dengan intensitas hujan. Apabila intensitas hujan lebih besar dari kapasitas
infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual sama dengan kapasitas infiltrasi.
10. Jelaskan apa manfaat dalam mempelajari mata kuliah ini

Jawab :

Dengan mempelajari mata kuliah Agrohidrologi, kita para mahasiswa dapat mengetahui tentang
urgensi Agrohidrologi di bidang Pertanian. Karena didalam nya terdapat pembelajaran mengenai
siklus dan faktor apa saja didalam siklus hidrologi. Pada mata kuliah ini, mahasiswa juga dapat
mengetahui pembahasan mengenai Hujan seperti Tipe-tipe hujan, jenis data hujan, metode
pengukuran hujan dan analisis mengenai data curah hujan. Agrohidrologi juga sangat kompleks
dalam membahas mengenai proses didalam siklis hidrologi yang meliputi intersepsi,
evapotranspirasi dan juga infiltrasi, dimana hal ini sangat berkaitan dalam kehidupan terutama di
bidang Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai