Anda di halaman 1dari 13

Nama: Ahmad Riyan Irfansyah

Nim: 2001095034
Kelas: 4B
Mata Kuliah: Geografi Regional Indonesia

Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi bisa disebut sebagai siklus, air karena kata hidrologi sendiri memiliki
makna yang sama dengan air, perbedaannya sendiri hanya terletak pada kosakata saja. Siklus air
sendiri merupakan suatu siklus yang terjadi di lingkungan perairan. Jadi siklus hidrologi adalah
sebagai proses air yang berasal dari atmosfer ke bumi, lalu air tersebut akan kembali lagi ke
atmosfer dan demikian siklus ini terus berjalan seterusnya. Siklus air sendiri merupakan salah
satu siklus biogeokimia yang terjadi di bumi dengan tujuan mempertahankan jumlah dan
ketersediaan air. Lain halnya jika diartikan dari segi bahasa, hidrologi sebagai ilmu air yang
berasal dari bahasa Yunani. Sehingga hidrologi secara harfiah dapat diartikan sebagai cabang
ilmu geografi yang mempelajari aneka hal terkait air.
B. Proses Siklus Hidrologi
Secara garis besar proses siklus hidrologi adalah saat dimana seluruh air yang ada di
permukaan bumi mana akan menguap. Seluruh air yang menguap ke atmosfer atau ke angkasa
ini kemudian berubah menjadi awan di langit. Setelahnya air yang telah berubah menjadi awan
akan berubah lagi ke dalam bentuk yang lain yaitu bintik air. Bintik air ini kemudian akan turun
ke bumi dalam bentuk hujan atau dalam bentuk es yang kita ketahui sebagai salju. Setelah hujan
turun, air kemudian akan masuk ke dalam pori-pori atau celah pada tanah dengan arah gerak
horizontal dan vertikal. Air tersebut kemudian akan kembali ke aliran permukaan yang akan
terus mengalir hingga kembali ke sungai atau danau.
A. Evaporasi
Evaporasi merupakan tahap pertama yang terjadi pada sebuah siklus hidrologi dimana
pada tahap ini terjadi penguapan pada air yang berada di sungai dan lainnya. Sungai, danau dan
laut serta tempat lainnya kemudian dianggap sebagai badan air lalu air yang menguap akan
menjadi uap air. Air yang ada di seluruh badan air kemudian menguap karena panasnya sinar
matahari dan penguapannya disebut juga sebagai tahap evaporasi. Penguapan atau evaporasi
lebih jelasnya adalah proses perubahan molekul cair menjadi molekul gas, maka air berubah
menjadi uap. Penguapan yang terjadi sendiri kemudian akan menimbulkan efek naiknya air
yang telah berubah menjadi gas ke atmosfer. Sinar matahari sebagai pendukung utama dalam
tahap evaporasi sehingga semakin terik sinar yang dipancarkan maka semakin besar pula
molekul air yang terangkat ke udara.
B. Transpirasi
Transpirasi merupakan proses penguapan meski penguapan yang terjadi tidak hanya
pada air yang tertampung dalam air. Ia sendiri memiliki bentuk penguapan yang terjadi pada
bagian tubuh makhluk hidup khususnya pada hewan, tumbuhan serta prosesnya sama dengan
tahap evaporasi. Molekul cair pada hewan dan tumbuhan kemudian akan berubah menjadi uap
atau molekul gas. Setelah molekul cair menguap, kemudian akan naik ke atmosfer seperti pada
tahap evaporasi
C. Evotranspirasi
Evotranspirasi sebagai suatu proses penggabungan tahap transpirasi serta tahap
evaporasi sehingga kemudian pada tahap ini air yang menguap kemudian akan lebih banyak
lagi. Evotranspirasi juga suatu tahap penguapan dimana molekul cair yang menguap adalah
seluruh jaringan pada makhluk hidup dan air. Tahap Evotranspirasi sendiri sebagai tahap yang
paling mempengaruhi jumlah air yang terangkut atau siklus hidrologi.
D. Sublimasi
proses penguapan lainnya yaitu sublimasi. Sublimasi sendiri memiliki makna yang sama
diantaranya perubahan molekul cair menjadi molekul gas ke arah atas atau atmosfer. Namun,
penguapan yang terjadi ialah perubahan es yang ada di gunung dan kutub utara sehingga tidak
melewati proses cair. Hasil air kemudian tak sebanyak hasil dari tahap evaporasi dan yang
lainnya. Meski tahap sublimasi kemudian tetap berpengaruh terhadap jalannya siklus hidrologi
sehingga tak dapat dilewatkan. Hal yang membedakan tahap evaporasi dan tahap sublimasi,
tahap ini memerlukan waktu yang lebih lambat.
E. Kondensasi
Setelah melalui empat tahap sebelumnya, tahap berikut adalah tahap kondensasi dimana
pada tahap ini air yang telah menguap kemudian berubah menjadi partikel es. Partikel es yang
dihasilkan sendiri sangat kecil dan terbentuk dikarenakan suhu dingin pada ketinggian atmosfer
bagian atas. Partikel es sendiri kemudian berubah menjadi awan hingga semakin banyak jumlah
partikel esnya, awan kemudian semakin berwarna hitam. Kondensasi atau pengembunan sendiri
merupakan proses perubahan yang terjadi menjadi wujud yang lebih padat, contohnya pada gas
yang berubah menjadi cairan. Secara etimologi sendiri kondensasi merupakan istilah yang
berasal dari bahasa latin Condensare yang maknanya adalah tertutup. Penguapan sendiri sebagai
salah satu contoh dari perubahan fisika, yaitu perubahan zat yang sementara sifatnya.
Jenis Jenis Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi Pendek
Siklus Hidrologi Pendek tidak akan terjadi tahap adanya perpindahan awan atau adveksi.
Molekul cair yang telah berubah menjadi uap kemudian akan turun sebagai hujan di sekitar
daerah laut.Secara singkat siklus hidrologi pendek sendiri kemudian terjadi dalam bentuk
evaporasi atau penguapan air laut karena paparan sinar matahari yang menyinari lautan.
Selanjutnya air laut sendiri akan berubah menjadi molekul uap yang kemudian akan terjadi
pembentukan partikel es di awan atau kondensasi. Tahap terakhir dari siklus hidrologi pendek
sendiri adalah turunnya awan menjadi hujan pada bagian atas permukaan laut.
Siklus Hidrologi Sedang
Siklus hidrologi selanjutnya adalah siklus hidrologi sedang, dimana berbeda dengan
siklus pendek. Siklus hidrologi ini kemudian akan menghasilkan hujan yang akan turun di
daerah daratan dan kemudian air hujan ini akan kembali lagi ke badan air. Siklus hidrologi
sedang pada tahapan yang pertama diantaranya adalah pada tahap evaporasi atau penguapan
dari berbagai air yang ada di badan air kemudian berubah menjadi molekul gas atau uap dan
akan terangkat ke atmosfer bagian atas karena adanya pengaruh dari sinar matahari. Kemudian
uap tersebut akan bergerak ke daratan karena adanya pengaruh dari proses adveksi. Setelah
sampai pada atmosfer daratan, uap air ini kemudian akan berubah menjadi awan hingga tahap
selanjutnya menjadi hujan yang akan turun ke bumi. Tahap selanjutnya sendiri adalah air hujan
yang telah turun atau sampai ke daratan akan mengalami tahap limpasan atau run off. Air hujan
sendiri kemudian mengalami pergerakan melalui berbagai saluran sebelum pada akhirnya
kembali ke lautan, begitu seterusnya.
Siklus Hidrologi Panjang
Siklus hidrologi panjang, biasanya terjadi di daerah pegunungan. Meski tak hanya
didaerah ini saja, siklus hidrologi panjang juga terjadi di berbagai daerah dengan iklim
subtropis. Perbedaan yang terdapat pada siklus hidrologi panjang dibanding siklus hidrologi
lainnya adalah pada awan yang tak langsung turun menjadi hujan. Tahap pertama dari siklus
inisendiri adalah air laut yang mengalami evaporasi, lalu penguapan untuk kemudian berubah
lagi menjadi molekul gas dan uap. Perubahan yang terjadi ini sendiri diakibatkan oleh panas
yang berasal dari sinar matahari, hingga kemudian uap mengalami tahap sublimasi. Selanjutnya
terbentuklah awan-awan berisi kristal es dan menuju tahap adveksi atau perpindahan awan
menuju titik-titik lainnya.
Pada tahap adveksi, awan yang di dalamnya mengandung kristal kemudian akan
berubah arah menuju daratan serta mengalami berbagai presipitasi. Setelah presipitasi terjadi,
hujan kemudian akan turun membentuk salju dan tidak berbentuk air yang bersatu menjadi
gletser. Gletser yang berada di daratan kemudian akan mencair akibat pengaruh suhu dan
tekanan. Akibat mencairnya gletser, terbentuklah air yang berjalan menuju aliran air sungai
hingga membentuk aliran air sungai. Selanjutnya air yang berawal dari salju ini kemudian akan
berubah menjadi gletser dan terbentuk air yang kian bergerak ke arah laut. Saat itulah, seluruh
air yang telah melewati beberapa tahap siklus hidrologi akan kembali lagi ke laut.
Air Tanah
A. Pengertian Air Tanah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 mengenai Sumber Daya Air yang
mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat di lapisan batuan di bawah permukaan
tanah. Menurut Asdak di tahun 2002, Air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan yang
mengalir dibawah permukaan tanah sebagai akibat dari gaya gravitasi bumi, struktur
perlapisan geologi, dan beda potensi kelembaban tanah. Air bawah permukaan ini kemudian
dikenal sebagai air tanah seperti halnya yang bisa kamu temukan penjelasan lengkapnya pada
buku Air Tanah karya Iwayanredana.

Sementara menurut para ahli, definisi air tanah diantaranya sebagai berikut:
a. Menurut Bouwer pada 1978, Air tanah merupakan sejumlah air di bawah permukaan
bumi yang kemudian dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan, atau
sistem drainase dengan pemompaan. Dapat juga disebut aliran yang secara alami akan
mengalir ke permukaan tanah melalui rembesan atau suatu pancaran.
b. Menurut Fetter pada 1994, Air tanah merupakan air yang tersimpan pada lajur jenuh
hingga kemudian bergerak ke berbagai lapisan dan batuan tanah di bumi sampai air
tersebut keluar sebagai mata air, atau terkumpul dalam satu danau, kolam, sungai, dan
laut (Fetter, 1994). Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah (water
table).
c. Menurut Soemarto, 1989 Air tanah merupakan air yang menempati rongga-rongga
dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan tanah
dinamakan juga sebagai lajur jenuh (saturated zone), dengan lajur tidak jenuh yang
berada di atas lajur jenuh sampai ke permukaan tanah, dengan rongga-rongganya yang
berisi udara dan air.

B. Manfaat Air Tanah

Secara umum air memiliki berbagai manfaat penting bagi kehidupan, tak hanya bagi manusia,
tapi juga beragam mahluk hidup di Bumi seperti hewan dan tumbuhan. Dengan adanya
permasalahan banjir dan kekeringan setiap tahun di Indonesia, masalah air ini menjadi sangat
penting untuk diatasi. Temukan solusinya pada buku Tata Ruang Air Tanah + Cd. Karenanya
kelangkaan air tentu saja akan menyebabkan bencana kelaparan, kekeringan, bahkan
kepunahan spesies. Menurut Kodoatie (2012) sendiri air yang berasal dari dalam tanah
bermanfaat sebagai sumber air bagi flora, fauna, dan manusia. Selain itu, air juga berperan
sebagai bagian utama dari siklus hidrologi. Air yang kemudian dimanfaatkan oleh manusia
untuk keperluan sehari-hari, mulai dari mandi, minum, mencuci, dan lain sebagainya. Tak
hanya pada manusia seluruh hewan juga membutuhkan air untuk minum dan bertahan hidup,
terlebih pada hewan-hewan akuatik yang hidup di air, seperti sungai, danau, dan lautan.
Tumbuhan sendiri memanfaatkan air tanah yang diserap melalui akar untuk memperoleh
unsur hara guna mendukung proses fotosintesisnya. Berikut ini adalah manfaat air tanah yang
perlu kamu ketahui, yaitu diantaranya:

• Air tanah sebagai bagian dari siklus hidrologi atau daur air yang terus berjalan
berulang
• Air juga berfungsi sebagai sumber pembangkit listrik, contohnya adalah pada sungai
bawah tanah di daerah karst Gombong Selatan yang memanfaatkan aliran air bawah
tanah untuk listrik mandiri
• Air Tanah berfungsi Memenuhi berbagai keperluan rumah tangga, seperti mandi,
memasak, minum, dan mencuci
• Irigasi pertanian, pada sawah petani yang letaknya jauh dari sumber air seperti pada
sungai umumnya kemudian akan membuat sumur bor untuk mencukupi berbagai
kebutuhan air tanaman pertanian
• Memenuhi berbagai kebutuhan industri yang memerlukan air dalam proses produksi,
misalnya pada pabrik tekstil yang memerlukan air dalam pencelupan, industri kulit
untuk membersihkan kulit, dan sebagainya
• Air tanah berwujud sungai bawah tanah dapat menjadi lokasi penelitian alami
mengenai sistem hidrologi, biota, dan lainnya.
• Air tanah yang berada dalam gua-gua bawah tanah kemudian juga dapat
dikembangkan lagi menjadi objek-objek parawisata

C. Kandungan Unsur Air Tanah

Menurut Kodatie pada tahun 2002 mengungkapkan air dengan kandungan unsur kimia sesuai
dengan sistem aliran air tanahnya. Sistem aliran air tanah ini kemudian dibagi lagi menjadi
tiga, yakni sistem lokal, sistem antara dan sistem regional. Unsur kimia yang mendominasi
sistem lokal diantaranya HCO3, Ca, dan Mg. Kemudian pada sistem antara sebagian besar
terdiri dari HCO3, Ca, dan Mg. Sedangkan air tanah sistem regional mengandung Na, Cl,
serta hilangnya unsur Co2 dan O2. Air hujan kemudian meresap ke bawah permukaan tanah
dalam bentuk peresapan dan penelusan, ia membawa berbagai unsur-unsur kimia. Air hujan
yang melimpah ini juga bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pelajari
caranya pada buku Memanen Air Hujan: Sumber baru air minum.

Komposisi zat yang terlarut dalam air tanah sendiri kemudian dapat dikelompokkan lagi
menjadi 4 kelompok (Hadipurwo, 2006) diantaranya:
• Unsur utama air tanah (major constituents) yang memiliki kandungan 1,0 – 1000 mg/l,
yaitu diantaranya terdapat pada kalsium, natrium, magnesium, sulfat, klorida, silika,
dan bikarbonat
• Unsur sekunder air tanah (secondary constituents) yang memiliki kandungan 0,01-10
mg/l, yaitu diantaranya terdapat pada besi, strountium, kalium, kabornat, nitrat, boron,
dan florida
• Unsur minor air tanah (minor constituents) yang memiliki kandungan kandungan
0,00010,1 mg/l, yaitu diantaranya terdapat pada aluminium, atimon, arsen, barium,
cadmium, krom, brom, kobalt, tembaga, titanium, vanadium, germanium, jodium,
fosfat, rubidium, selenium timbal, litium, molibdiunum, nikel, mangan,, uranium, dan
seng
• Unsur langka air tanah (trace constituents) yang memiliki kandungan kurang dari
0,001 mg/l, yaitu diantaranya terdapat pada berilium, bismut, cerium, cesium, galium,
emas, indium, lanthanum, niobium, platina, radium, ruthenium, scandium, perak,
thalium, tharium, timah, tungsten, yttrium, zirkon

D. Jenis Air Tanah

Air tanah permukaan sebagai air yang berada di atas lapisan tanah atau batuan. Air tanah
dengan ciri- ciri mulai dari bagian atas dan bawah lapisannya yang memiliki kandungan air
yang dibatasi oleh lapisan kedap, Lapisan yang mengandung air kemudian terletak di daerah
siklinal dari suatu formasi yang berada di daerah lipatan Air tanah, ia dapat memancar jika
mendapatkan tekanan pada daerah siklinal yang cukup kuat, dan jika tekanan yang ada tidak
cukup kuat maka air dapat mengalir naik. Air tanah permukaan sendiri mengandung banyak
manfaat dan sering dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai hal, seperti pertanian dan
pengairan. Air tanah kemudian dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu air tanah yang
berdasarkan kepada letaknya di permukaan tanah dan berdasarkan kepada darimana ia
berasal. Air tanah berdasarkan letaknya sendiri kemudian dibagi kembali menjadi 2 jenis,
yaitu Air Tanah Freatik dan Air Tanah Dalam (Artesis).

• Air Tanah Freatik sebagai air tanah pada permukaan yang dangkal dimana letaknya
tidak jauh dari permukaan tanah dan berada diatas lapisan kedap air contohnya ada
pada air sumur.
• Air Tanah Dalam atau disebut juga sebagai Artesis merupakan air tanah yang terletak
di antara lapisan akuifer dan batuan kedap air, contohnya ada pada pada sumur artesis.
Air Artesis juga disebut dengan air tanah dalam, karena dapat ditemukan pada
kedalaman 30 80 meter dari permukaan tanah. Air tanah ini juga dapat diminum atau
dikonsumsi secara langsung karena sudah mengalami penyaringan secara sempurna
dan terbebas dari kuman ataupun bakteri. Biasanya jenis air tanah artesis sering
digunakan untuk mengatasi kekeringan meskipun pada musim kemarau panjang. Hal
ini dikarenakan air tanah artesis sebagai kandungan dari beragam air tanah dengan
debit air yang stabil, meskipun dalam membangun sumur artesis ini juga
membutuhkan biaya yang tidak sedikit sebab diperlukan suatu pompa air khusus
berkapasitas besar, bahkan air tanah ini juga memiliki kemampuan untuk keluar
sendiri jika tekanan airnya cukup besar, dan membentuk sumur artesis.

Sementara air tanah berdasarkan asalnya kemudian dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Air Tanah
Meteorit (Vados), Air Tanah Baru (Juvenil), dan Air Konat.

• Air Tanah Meteorit (Vados) merupakan air tanah yang berasal dari proses presipitasi
(hujan) awan yang tercampur dengan debu meteorit dan kemudian mengalami
kondensasi.
• Air Tanah Baru (Juvenil) merupakan air tanah yang berasal dari dalam bumi karena
tekanan intrusi magma, contohnya adalah pada geyser atau sumber air panas.
• Air Konat merupakan air tanah yang terkurung pada lapisan batuan purba.

E. Faktor Penentu Kualitas Air Tanah

Kualitas air tanah ditentukan oleh berbagai sifat fisik dan sifat kimia yang terkandung.
Berdasarkan sifat fisik, kualitas air dapat diketahui mulai dari warna, bau, rasa, kekeruhan,
kekentalan dan suhu air. Rasa air tanah juga dipengaruhi oleh unsur-unsur garam yang
terlarut atau tersuspensi dalam air. Kekentalan air disebabkan oleh partikel yang terkandung
dalam air, dimana semakin banyak kandungan yang ada maka akan semakin kental airnya.
Selain itu, keberadaan suhu air yang tinggi akan membuat air kemudian semakin ecer.
Kekeruhan air ini juga turut dipengaruhi oleh kandungan zat yang tidak larut oleh air.
Misalnya saja pada partikel lempung, lanau, zat organik dan mikroorganisme. Suhu air juga
dipengaruhi oleh suhu lingkungan, seperti kondisi musim ataupun cuaca yang terjadi saat
siang dan malam serta lokasi air tanah. Zat kimia yang terdapat dalam air tanah juga
berpengaruh terhadap kualitas air, antara lain Kesadahan, Zat Padat Terluar (Total Disolve
Solid atau TDS), Daya Hantar Listrik (DHL), Keasaman dan Kandungan Ion.
• Kesadahan Air merupakan tingkat kekerasan air yang pada umumnya disebabkan oleh
unsur Ca dan Mg. Air tanah dengan beberapa kandungan metal terlarut, seperti Na,
Mg,
Ca, dan Fe. Jika air tanah kemudian mengandung komponen logam dengan jumlah
tinggi maka kemudian akan menyebabkan air sadah.
• Zat Padat yang Terlarut adalah total zat padat yang terlarut dalam air tanah atau semua
zat yang tertinggal setelah air diuapkan pada suhu 103 derajat hingga 105 derajat
Celcius. Air baku yang digunakan pada kebutuhan rumah tangga, dan air minum
memiliki batas maksimal kandungan 1.000 mg/l atau disebut dengan baku mutu air
kelas I. Zat-zat terlarut ini diantaranya seperti zat organik lain dalam jumlah kecil,
serta gas, dan garam anorganik.
• Daya Hantar Listrik sebagai kemampuan air dalam menghantarkan listrik. Daya
hantar ini dipengaruhi oleh kandungan unsur garam dalam air. Dengan semakin
tingginya unsur garam tersebut maka akan semakin tinggi pula daya hantar listrik
yang ia miliki. Konduktivitas air kemudian dipengaruhi oleh zat pada terlarut, suhu air
dan ion klorida.
• Keasaman Air kemudian dinyatakan dalam pH dengan skala ukur antara 1-14. Air
dengan kualitas yang baik adalah yang memiliki kandungan pH netral yaitu pH 7, jika
pH air lebih dari 7 maka akan bersifat basa sementara jika kurang dari 7 maka akan
bersifat asam.
• Kandungan Ion baik itu kation dan anion yang terkandung pada air diukur dalam
satuan part per million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang terkandung dalam air antara lain
Na, K, Zn, Cl, SO4, H2SF, NH4, NO3, NO2, CO2, CO3, HCO3, Ca, Mg, Al, Fe, Mn,
Cu, KMnO4, SiO2, Cr, Cd, Hg, Co, boron, ion-ion logam yang biasanya jarang dan
bersifat racun antara lain Pb, Sn, As.

F. Kerusakan Sumber Air

Kerusakan sumber daya air tidak umumnya tak dapat dipisahkan dari kerusakan di sekitarnya
misalnya saja tekanan penduduk, kerusakan lahan, dan vegetasi. Ketiga hal ini kemudian
saling terkait dan mempengaruhi ketersediaan sumber air. Kondisi ini tentunya juga perlu
dicermati agar tidak menimbulkan kerusakan air tanah di kawasan sekitarnya. Dengan adanya
permasalahan mengenai SDA tersebut, dalam pemanfaatan untuk pemenuhan kebutuhan
terdapat hukum yang melindunginya, dan hal tersebut dapat Grameds temukan pada buku
Hukum Sumber Daya Air.
G. Permasalahan Air Tanah
Air tanah, khususnya dalam pemakaian rumah tangga dan industri pada wilayah urban dan
dataran rendah memiliki kecenderungan kandungan asam organik dan kadar besi yang
tinggi. Hal ini kemudian dapat diakibatkan dari kondisi geologis yang secara alami dengan
deposit Fe tinggi terutama diakibatkan pula oleh aktivitas manusia yang berada di daerah
lereng gunung. Sementara air dengan kandungan asam organik tinggi bisa diakibatkan oleh
lahan gambut atau daerah bakau yang kaya akan kandungan senyawa organik. Ciri-ciri air
yang mengandung kandungan senyawa organik tinggi dan kadar besi tinggi bisa dilihat
sebagai berikut:

• Air dengan kandungan zat besi Air yang tinggi kemudian akan menyebabkan air
berwarna kuning. Saat keluar dari keran air akan tampak jernih namun beberapa saat
setelahnya air akan berubah warna menjadi kuning. Hal ini juga disebabkan oleh air
yang berasal dari sumber air sebelum keluar dari kran berada dalam bentuk ion Fe2+,
setelah keluar dari kran Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+ yang berwarna kuning.
• Air kuning permanen umumnya terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang kaya
akan kandungan senyawa organik. Berbeda dengan kuning yang diakibatkan oleh
kadar besi tinggi, air kuning permanen ini berwarna kuning saat pertama keluar dari
kran hingga setelah di diamkan akan tetap berwarna demikian.

Sungai

Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air mengalir.
Sifat yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang paling rendah bila dibandingkan
dengan daerah sekitamya.

Jenis sungai berdasarkan arah alirannya, yaitu:

• Sungai konsekwen, yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya.


• Sungai subsekwen yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai
konsekwen.
• Sungai obsekwen yaitu anak sungai dari sungai subsekuen yang arahnya berlawanan
dengan induk sungai konsekwen.
• Sungai resekwen yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai
konsekwen.
Jenis-jenis sungai berdasarkan sumber airnya, yaitu:

• Sungai hujan, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan. Kebanyakan
sungaisungai di Indonesia termasuk sungai hujan.
• Sungai gletser, yaitu sungai yang aliran airnya berasal dari es yang mencair. Sungai
ini terdapat di daerah beriklim dingin (bersalju).
• Sungai campuran, yaitu sungai yang airnya berasal dari air hujan dan dari gletser (es
mencair). Contohnya di Indonesia adalah Sungai Memberamo dan Sungai Digul di
Irian Jaya.

Jenis sungai berdasarkan kondisi airnya sepanjang tahun, yaitu:

• Sungai episodik, artinya sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun.


• Sungai periodik, yaitu sungai yang massa airnya tidak tetap di sepanjang tahun.
Biasanya pada waktu datangnya musim hujan airnya meluap, dan pada waktu musim
kemarau airnya kering.

Rawa

A. Pengertian rawa rawa adalah dataran bertanah basah yang selalu digenangi air secara
alami. Genangan itu disebabkan oleh sistem drainase (pelepasan air) yang sangat buruk dan
letaknya lebih rendah dari daerah di sekelilingnya. Rawa biasanya berada di sekitar sungai
atau muara sungai yang cukup besar.

B. Ciri-ciri rawa Beberapa ciri-ciri rawa yakni

• Warna air cenderung keruh bahkan terkadang merah Pada umumnya terdapat di
cekungan dengan topografi sekitar relatif datar
• Airnya bersifat asam karena selalu terjadi penggenangan
• Sifat kimia tanahnya anorganik dan mengandung pirit
• Bagian dasar berupa tanah gambut Bagian permukaan ditutupi oleh tumbuhan air
seperti bakau dan eceng gondok
• Terdapat banyak sarang nyamuk

C. Manfaat rawa

Rawa memiliki beberapa manfaat bagi makhluk hidup. Di antaranya yakni:


• Sumber cadangan air Rawa mampu menyerap dan menyimpan kelebihan air dari
daerah sekitarnya. Terutama saat musim hujan. Pada musim kemarau, air itu akan
tetap ada sehingga dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup di sekitarnya.
• Pencegah banjir Dengan ditampung air saat musim hujan, tidak seluruh air
menjadi aliran permukaan dan menyebabkan banjir. Pecegah intrusi air laut
Perairan rawa dapat mencegah perembesan air laut ke dalam lapisan tanah.
Dengan demikian, air laut tidak ikut tercampur dengan air tanah dan air sungai.
• Habitat tumbuhan dan hewan Rawa menjadi tempat tinggal bagi banyak hewan
dan tumbuhan. Hewan contohnya ular, buaya, burung, babi hutan, badak, ikan,
dan cacing. Tumbuhan contohnya ramin, kayu putih, sagu, rotan, pandan, palem,
rumput, dan lumut.
• Sumber energi Rawa yang terdapat di daerah tinggi bisa bermanfaat sebagai
pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Meskipun daya yang dihasilkan tidak
terlalu besar.
• Obyek wisata Rawa juga bisa dikembangkan sebagai obyek wisata. Rawa bisa
menjadi tempat pemancingan dan sarana olahraga air.

Danau

Danau, situ, telaga atau tasik (Inggris: lake) Danau adalah daerah perairan yang terbentuk
secara alami, berupa basin air yang sangat luas.Da nau adalah cekungan besar di permukaan
bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut
dikelilingi oleh daratan.

Danau rata-rata memiliki kedalaman yang dangkal dan airnya berasal dari berbagai macam
sumber seperti mata air, air tanah, air sungai, dan air hujan. Kebanyakan danau adalah air
tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas. Sebuah
danau periglasial adalah danau yang di salah satunya terbentuk lapisan es, atau gletser, es ini
menutupi aliran air keluar danau. Istilah danau juga digunakan untuk menggambarkan
fenomena seperti Danau Eyre, di mana danau ini kering di banyak waktu dan hanya terisi
pada saat musim hujan. Banyak danau adalah buatan dan sengaja dibangun untuk penyediaan
tenaga listrik-hidro, rekreasi (berenang, selancar angin, dan lain-lain), persediaan air, dan
lain-lain. Finlandia dikenal sebagai "Tanah
Seribu Danau" dan Minnesota dikenal sebagai "Tanah Sepuluh Ribu Danau". Great Lakes di
Amerika Utara juga memiliki asal dari zaman es. Sekitar 60% danau dunia terletak di
Kanada; ini dikarenakan sistem pengaliran kacau yang mendominasi negara ini.

Di bulan ada wilayah gelap berbasal, mirip mare bulan tetapi lebih kecil, yang disebut lacus
(dari bahasa Latin yang berarti "danau"). Mereka diperkirakan oleh para astronom sebagai
danau. Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem yang menempati suatu wilayah yang
relatif kecil pada permukaan bumi. Wilayah yang ditempati suatu danau lebih kecil
dibandingkan dengan laut dan daratan. Danau memberikan dampak yang positif bagi
masyakat yang tinggal disekitaran wilayah danau.

• Danau tektonik
Danau tektonik yaitu danau yang terbentuk akibat penurunan muka bumi karena
pergeseran/patahan.
• Danau vulkanik
Danau vulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme/ gunung
berapi.
• Danau tektovulkanik
Danau tektovulkanik yaitu danau yang terbentuk akibat percampuran aktivitas
tektonisme dan vulkanisme.
• Danau karst
Danau karst atau lokva adalah danau yang terbentuk akibat terjadinya erosi atau
pelarutan pada batu gamping. Pembentukan danau karst hanya terjadi di daerah
dengan jumlah batu gamping yang berlimpah. Cekungan terbentuk di bekas batu
gamping yang mengalami erosi. Setelahnya, cekungan terisi air dan membentuk
danau. Danau karst banyak terbentuk di Kabupaten Gunungkidul dan Pegunungan
Batugamping di Kabupaten Kutai Timur.
• Danau glasial
Danau glasial yaitu danau yang terbentuk akibat mencairnya es/keringnya daerah es
yang kemudian terisi air.
• Danau bendungan alami
Danau bendungan alami yaitu danau yang terbentuk akibat lembah sungai terbendung
oleh aliran lava saat erupsi terjadi.
• Danau buatan
Danau buatan yaitu danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia.
Fungsi
Danau memiliki fungsi utama untuk menstabilkan aliran air. Selain itu, danau juga
mempunyai fungsi ekonomi yang sangat tinggi, yaitu untuk penyediaan air bersih, baik untuk
minum, irigasi, dan industri, juga untuk perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Jika
dikelola dengan benar, maka danau akan berfungsi secara optimal sebagai penyangga
kehidupan. Penjagaan kuantitas dan kualitas air danau diharapkan dapat menjamin
ketersediaan air baku sepanjang daerah alirannya. Fungsi lain dari danau yaitu adalah sumber
air, penopang fungsi biodiversitas, sarana transportasi dan olah raga dan wisata, peredam
fluktuasi banjir di sungai, sumber dan tempat pembentukan protein, pengendali toksisitas di
badan air, sumber yang mengisi air tanah, pengendali iklim, serta posisinya yang sentral dalam
tradisi, budaya, maupun religi.

Danau terkenal di Indonesia

• Danau Toba di Sumatra, Indonesia.


• Danau terbesar di dunia adalah Laut Kaspia. Dengan luas permukaan 394.299 km², ia
memiliki wilayah yang lebih besar dari enam danau terbesar di dunia jika digabungkan
menjadi satu.
• Danau Toba di pulau Sumatra kemungkinan terletak di kawah gunung berapi pasif
terbesar di dunia.

Anda mungkin juga menyukai