NIM : A011221039
Siklus hidrologi atau siklus air adalah salah satu konsep dasar dalam biogeokimia. Siklus
hidrologi memiliki beberapa tahapan yaitu; proses penguapan, proses evapotranspirasi, proses
hujan, proses aliran air, proses pengendapan air tanah, dan proses air tanah ke laut.
1. Evaporasi
Tahap pertama dalam siklus air adalah evaporasi. Pada evaporasi terjadi proses
penguapan berubahnya air yang tertampung di sungai, danau, atau laut menjadi uap air karena
panas matahari. Penguapan atau evaporasi terjadi karena perubahan molekul cair menjadi
molekul gas, maka air berubah meniadi uap. Penguapan yang terjadi sendiri kemudian akan
menimbulkan efek naiknya air yang telah berubah menjadi gas ke atmosfer. Sinar matahari
memiliki peran utama pada tahap evaporasi, apabila sinar yang memancar terik maka semakin
besar juga molekul air yang terangkat.
2. Transpirasi
Selain penguapan pada air yang berada di badan air, penguapan juga terjadi pada bagian
tubuh makhluk hidup khususnya pada hewan. Tahap ini disebut juga transpirasi. Tumbuhan
melakukan penyerapan air lewat akar, lalu dimanfaatkan untuk fotosintesis, selanjutnya uap air
akan dikeluarkan lewat stomata. Sedangkan pada hewan, penguapan terjadi sat hewan
mengkonsumsi air dan selanjutnya akan bernapas yang dapat menghasilkan up air.
Molekul cair pada hewan dan tumbuhan kemudian akan berubah menjadi uap atau
molekul gas. Setelah terjadi penguangapan pada molekul cair, akan naik menuju atmoster
layaknya tahap evaporasi. Transpirasi terjadi pada jaringan yang ada di hewan dan tumbuhan,
meski dari tahap ini air yang dihasilkan tidak terlalu banyak.
3. Evapotranspirasi
4. Sublimasi
Sublimasi adalah peristiwa perubahan es menjadi uap air tapa meniadi zat cair terlebih
dahulu. Tahap ini terjadi di wilayah kutub, baik kutub utara dan selatan, serta wilayah yang
banyak terdapat lapisan es yang akan mengalami proses sublimasi. Penguapan yang terjadi
merupakan perubahan es sehingga tidak melewati proses cair. Kondisi tersebut yang menjadi
perbedaan dalam tahap evaporasi dan sublimasi uaitu kedua tahap membutuhkan waktu yang
lebih lambat.
5. Kondensasi
Setelah melalui tahap penguapan yans terjadi dari berbagai sumber, selanjutnya adalah
tahap kondensasi atau pengembunan. Tahap in air yang telah menguap kemudian berubah
menjadi partikel es. Partikel es yang dihasilkan sendiri sangat kecil dan terbentuk dikarenakan
suhu dingin pada ketinggian atmosfer bagian atas.
Partikel es sendiri kemudian berubah meniadi awan hingga semakin banyak jumlah
partikel esnya, awan kemudian semakin berwarna hitam. Proses perubahan yang terjadi menjadi
wujud yang lebih padat, contohnya pada gas yang berubah menjadi cairan.. Secara etimologi
sendiri kondensasi merupakan istilah vang berasal dari bahasa latin. Condensate yang maknanya
adalah tertutup. Penguapan sendiri sebagai salah satu contoh dari perubahan fisika, yaitu
perubahan zat yang sementara sifatnya.
Contonya pada perubahan ukuran, wujud, dan bentuk. Perubahan ini kemudian tidak meniadi zat
baru dan cairan yang sudah terkondensasi dari uap ini kemudian dikenal sebagai kondensat.
Sementara kondensor adalah alat yang digunakan untuk melakukan kandensasi uap dan diubah
meniadi cairan.
6. Adveksi
7. Presipitasi
Presipitasi dapat teriadi karena adanya pendinginan dan penambahan uap air, sehingga air
yang membentuk awan mencapai titik jenuh. Semakin banyak up air yang terbentuk di atmosfer,
maka tetesan air yang ada di awan akan semakin banyak dan semakin berat. Ketika awan tidak
mampu menampung banyaknya air yang terbentuk, maka air tersebut akan dikeluarkan dalam
bentuk hujan. Jika suhu sekitar kurang dari O derajat celcius, kemudian akan terjadilah hujan es
hingga hulan salju.
8. Run Off
Tahap Run Off dalam siklus air adalah peristiwa hujan yang jatuh ke permukaan bumi
dan terjadi di wilayah dataran tinggi, misalnya hujan di daerah hulu sungai. Hal ini menyebabkan
air mengalir ke daratan yang lebih rendah, sehingga proses Run Off dapat diartikan adalah proses
bergerakya air. Air mengalir menuju ke laut sebagai tujuan terakhir. Setelah mencapai lautan,
maka akan teriadi evaporasi dan proses siklus air yang lainnya.
9. Infiltrasi
Selaniutnya adalah tahap infiltrasi. Dalam tahap ini, menjadi faktor pada siklus
hidrologi/siklus air yang berperan penting saat mendistribusi air hujan. Sehingga sangat
memberikan pengaruh kepada permukaan, erosi, banjir, ketersediaan air untuk irigasi saat
kemarau, air bawah tanah hingsa ketersediaan air untuk tanaman. Infiltrasi pada umumnya diberi
pengaruh ole beragam vegetasi dan sifat tanah. Tahapan inhltrasi ini berkaitan dengan persediaan
air sumur hingga air tanah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
10. Konduksi
Tahap terakhir adalah tahap konduksi. Konduksi merupakan pemanasan dengan cara
bersinggungan langsung dengan suatu objek.. Pemanasan disebabkan oleh mole kul udara yang
berada di dekat permukaan bumi. Permukaan bumi bersinggungan dengan bumi yang menerima
panas langsung dari matahari hingga molekul yang telah panas in kemudian bersinggungan
dengan molekul udara yang belum panas.