Anda di halaman 1dari 3

1. Konsep dasar evaporasi.

Evaporasi maupun evapotransprasi adalah proses perubahan bentuk dari air menjadi uap
air. Proses perubahan bentuk air menjadi uap air atau biasa diebut penguapan ini dipengaruhi
oleh kondisi klimatologi, yakni meliputi: radiasi, temperature udara, kelembapan udara,
kecepatan angin, dan bidang permukaan.

Sebagian radiasi gelombang pendek (shortwave radiation) matahari hendak diganti


sebagai energi panas di didalam tumbuhan/tanaman, air serta tanah. Energi panas tersebut akan
menghangatkan udara di sekitarnya. Panas yang digunakan buat menghangatkan partikel –
partikel bermacam material di udara tanpa mengganti wujud partikel panas dapat dirasakan
(sensible heat). Sebagian energi matahari diubah menjadi tenaga mekanik. Tenaga mekanik ini
akan menyebabkan perputaran udara dan uap di atas permukaan tanah. Hal ini menyebabkan
udara di atas permukaan tanah jenuh, sehingga mempertahankan tekanan uap air yang tinggi
pada permukaan bidang evaporasi.

2.         Ketersediaan Air
Menyertakan besaran air yang ada dan juga persediaan air yang siap untuk terjadinya
penguapan. Permukaan bidang evaporasi yang kasar hendak memberikan laju penguapan yang
bertambah tinggi dari pada bidang permukaan rata lantaran pada bidang permukaan kasar
besarnya turbulent menaik .

3.         Temperatur
Temperature atau Suhu udara di permukaan penguapan sangat berdampak terhadap
evaporasi. Semakin tinggi suhu udara akan semakin besar pula kemampuan udara untuk
menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi suhu udara, tenaga kinetik molekul air meningkat
sehingga molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap
air.Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah evaorasi lebih tinggi, di banding dengan
daerah di kutub (daerah beriklim dingin).Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di
Indonesia relatif kecil.

4.         Kelembaban Udara
Ketika terjadi evaporasi, tekanan udara dalam lapisan udara yang tepat di atas
permukaan air yang lebih rendah dibanding tekanan dalam permukaan air.Perbedaan tekanan
tersebut mengakibatkan terjadinya evaporasi atau penguapan. Pada saat itu penguapan terjadi,
dimana uap air bergcampur dengan udara di atas permukaan air, sehingga udara mengandung
uap air.
Udara yang lembab adalah campuran dari udara kering dengan uap air. Bilamana besaran
uap air yang masuk ke udara semakin banyak, maka tekanan uapnya juga akan semakin tinggi.
Akibatnya perbedaan tekanan uap yang semakin kecil, yang akan menyebabkan berkurangnya
laju evaporasi. Ketika udara di atas permukaan air sudah jenuh uap air, tekanan udara telah
mencapai tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu evaporasi akan terhenti. Kelembaban udara
dinyatakan dengan kelembaban relatif.
Di Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan perairan laut cukup luas,
mempunyai kelembaban udara tinggi.Kelembaban udara tergantung pada musim, di mana
nilainya tinggi pada musim penghujan dan berkurang pada musim kemarau. Di wilayah pesisir
kelembaban udara akan lebih tinggi dari pada di wilayah pedalaman.

5.         Kapasitas Kadar Air dalam Udara


Daya tampung kadar air dalam udara secara spontan dipengaruhi dengan rendahnya suhu
di tempat tersebut. Beasarnya kadar air didalam udara di suatu tempat tersebut. Proses evaporasi
tergantung pada deficit tekanan uap jenuh air, Dvp,(  saturated vapour pressure deficit ) di udara
atau jumlah uap air yang dapat diserap oleh udara sebelum udara tersebut menjadi jenuh.
Sehingga, penguapan lebih banyak terjadi di wilayah pedalaman sebab kondisi udara cenderung
lebih kering dari pada di wilayah pantai yang lembab karena penguapan dari permukaan air laut.

6.         Kecepatan Angin
Pada saat evaporasi terjadi, udara di atas permukaan bidang penguapan secara bertahap
menjadi lembab, sampai pada fase ini saat udara menjadi jenuh dan tidak sanggup memuat uap
air lagi. Pada fase ini, udara jenuh di atas permukaan bidang tersebut yang hendak bergerak
pindah ke tempat lain dikarenakan oleh perbedaan tekanan dan kerapatan udara, maka dengan
demikian, proses penguapan air dari bidang penguapan tersebut akan terjadi secara terus –
menerus. Hal ini terjadi karena adanya pergantian udara lembab oleh udara yang lebih kering
atau gerakan massa udara dari tempat dengan tekanan udara lebih tinggi ke tempat dengan
tekanan udara lebih rendah ( proses adveksi ) dalam hal ini kecepatan angin di atas permukaan
bidang penguapan sangat penting. Penguapan air di daerah lapang lebih besar dari daerah dengan
banyak naungan karena di daerah lapang perpindahan udara menjadi lebih bebas.

7.         Bidang Permukaan
Secara alamiah bidang permukaan penguapan akan mempengaruhi proses evoporasi
melalui perubahan pola perilaku angin. Dalam bidang permukaan yang kasar atau tak beraturan,
laju kecepatan angin akan berkurang akibat adanya proses gesekan. Tapi, pada tingkat tertentu,
permukaan bidang penguapan yang kasar juga dapat gerakan angin berputar ( turbulent ) yang
dapat memperbesar evaporasi. Dalam bidang permukaan air yang luas, angin yang kencang akan
juga dapat menyebabkan gelombang air besar dan dapat mempercepat terjadinya
evopotranspirasi.

2. Proses terjadinya evaporasi

Proses evaporasi dimulai dengan cairan pada molekul yang memperoleh energy yang
cukup untuk melakukan perubahan wujud (menguap). Energi yang dimaksud ini adalah energi
panas yang diperoleh dari lingkungan, yang mengubah molekul air menjadi uap.
Mekanisme penguapan ini sering terjadi pada permukaan cairan, akan tetapi penguapan
juga bisa terjadi pada substansi yang bervolume. Saat evaporasi ini telah terjadi tekanan uap ini
akan menjadi lebih rendah dari tekanan atmosfer di sekelilingnya. Kejadian inidisebut dengan
istilah kondensasi.

Kebalikan dari proses terjadinya evaporasi ini disebut dengan kondensasi. Kondensasi ini terjadi
ketika suhu uap berubah menjadi substansi dingin. Sehinga, tahapan penguapan akan berubah
menjadi pengembunan. Yang mana akan membentuk substansi kembali ke bentuk awal, yakni
berbentuk cair.

Anda mungkin juga menyukai