Perubahan suhu yang dialami oleh udara yang bergerak vertikal, baik ke atas maupun
ke bawah, paket udara yang bergerak tersebut dianggap kering. Apabila paket udara yang
bergerak tadi mengandung uap air, maka proses adiabatik menyebabkan suhunya turun. Jika
paket udara terus bergerak ke atas, penurunan suhunya juga berlangsung terus. Dengan
turunnya suhu paket, kelembaban nisibinya akan bertambah, sehingga pada suatu saat uap air
dalam paket menjadi jenuh dan setelah itu terjadi kondensasi. Selama belum terjadi
kondensasi, penurunan suhu paket berlangsung dengan laju penurunan adiabatik kering, yaitu
sebesar 1°C/100m. saat terjadi kondensasi, dilepaskanlah bahang laten. Karena proses
adiabatik, maka bahang laten ini tidak keluar dari sistem atau paket, tetapi digunakan untuk
memanaskan paket udara tersebut. Jadi pemanasan oleh bahang laten ini menghalangi
pendinginan adiabatik sehingga penurunan suhu paket dengan ketinggian tidak lagi sama
dengan laju penurunan adiabatik kering, tetapi lebih kecil. Laju penurunan suhu ini
dinamakan laju penurunan adiabatik jenuh.
Selain tidak sama besar, kedua laju penurunan adiabatik mempunyai perbedaan lain,
yaitu laju penurunan adiabatik kering yang konstan, sedangkan laju penurunan adiabatik
jenuh besarnya tergantung pada suhu atau ketinggian. Hal ini disebabkan oleh karena massa
udara yang suhunya lebih tinggi dapat menampung lebih banyak uap air, sehingga pada
kondensasi melepaskan lebih banyak bahang laten, yang berarti pula pada suhu yang lebih
tinggi laju penurunan adiabatik jenuh lebih kecil dari pada suhu yang lebih rendah. Meskipun
demikian untuk troposfer bagian bawah dan menengah nilai adiabatik jenuhnya 0,5°C/100 m
dapat dipakai untuk berbagai keperluan.
Secara ilmiah, pengertian evaporasi sendiri merujuk pada sebuah proses di mana es
mengalami perubahan menjadi gas atau uap air. Itu sebabnya juga evaporasi disebut
penguapan. Susunan kimia dari air (H2O) ini terbagi secara alamiah dalam tiga wujud
bentuk, yakni gas, cair, juga padat. Air adalah satu-satunya elemen di bumi yang tidak
berubah susunan kimiawinya walau wujudnya berubah.
faktor-faktor yang mendorong terjadinya evaporasi, ada faktor yang bersifat langsung, ada
juga faktor tidak langsung. Saat temperatur semakin tinggi, maka semakin besar pula
evaporasi yang akan terjadi. Saat tekanan uap semakin tinggi pada uap air tersebut, evaporasi
juga semakin tinggi. Selain temperatur, faktor langsung lainnya adalah kecepatan angin.
Semakin cepat angin ini, semakin besar pula terjadinya penguapan atau evaporasi. Sementara
faktor tidak langsung yang mempengaruhi proses evaporasi di sini adalah tata letak lintang, di
mana lokasi evaporasi terjadi, ketinggian dari tempat tersebut sendiri, serta periode waktu
evaporasi terjadi.
Panas laten penguapan (latent heat of vaporization) merupakan jumlah panas yang
diperlukan per satuan massa zat pada titik didihnya hingga terjadi perubahan wujud dari
cairan menjadi uap atau gas seluruhnya pada kondisi suhu yang tetap. atmosfer
mengandung uap air dan panas laten yang dilepaskan ketika terjadi perubahan keadaan
(fasa).
Proses evaporasi
Proses evaporasi dimulai dengan cairan pada molekul yang memperoleh energi yang cukup
untuk melakukan perubahan wujud (menguap). Energi yang dimaksud ini adalah energi panas
yang diperoleh dari lingkungan, yang akan mengubah molekul air menjadi uap.
Proses evaporasi kerap terjadi pada permukaan cairan, namun pada kenyataannya evaporasi
juga dapat terjadi pada tubuh atau substansi yang bervolume. Saat penguapan sudah terjadi,
maka tekanan uap ini akan jadi lebih rendah dari hasil tekanan atmosfer di sekitarnya. Ini
dikenal dengan istilah kondensasi.
Pengertian Evapotranspirasi
Evapotranspirasi pada dasarnya adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan
menuju ke atmosfer melalui dua proses yaitu evaporasi dan transpirasi.
Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air dan selanjutnya uap air tersebut
dipindahkan dari permukaan lahan melalui proses penguapan ke atmosfer. Sedangkan
transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari tanaman, sebagai akibat dari adanya proses
fotosintesis yang menghasilkan oksigen dan juga uap air.
Faktor-faktor secara umum yang mempengaruhi evapotranspirasi pada suatu wilayah adalah
Karakteristik vegetasi
Ketersediaan air tanah
Angin dan Kelembapan udara
Sinar matahari
L= Q\M
Sifat intensif adalah karakteristik material dan tidak bergantung pada ukuran atau luas
sampel. Yang sering dikutip dan ditabulasikan dalam literatur adalah kalor laten spesifik
fusi dan kalor laten spesifik penguapan untuk banyak zat