Anda di halaman 1dari 4

PERANAN UAP AIR DALAM METEOROLOGI

1. Mampengaruhi kestabilan atmosfer melalui pemanasan dan pendinginan adiabatik

Perubahan suhu yang dialami oleh udara yang bergerak vertikal, baik ke atas maupun
ke bawah, paket udara yang bergerak tersebut dianggap kering. Apabila paket udara yang
bergerak tadi mengandung uap air, maka proses adiabatik menyebabkan suhunya turun. Jika
paket udara terus bergerak ke atas, penurunan suhunya juga berlangsung terus. Dengan
turunnya suhu paket, kelembaban nisibinya akan bertambah, sehingga pada suatu saat uap air
dalam paket menjadi jenuh dan setelah itu terjadi kondensasi. Selama belum terjadi
kondensasi, penurunan suhu paket berlangsung dengan laju penurunan adiabatik kering, yaitu
sebesar 1°C/100m. saat terjadi kondensasi, dilepaskanlah bahang laten. Karena proses
adiabatik, maka bahang laten ini tidak keluar dari sistem atau paket, tetapi digunakan untuk
memanaskan paket udara tersebut. Jadi pemanasan oleh bahang laten ini menghalangi
pendinginan adiabatik sehingga penurunan suhu paket dengan ketinggian tidak lagi sama
dengan laju penurunan adiabatik kering, tetapi lebih kecil. Laju penurunan suhu ini
dinamakan laju penurunan adiabatik jenuh.

Selain tidak sama besar, kedua laju penurunan adiabatik mempunyai perbedaan lain,
yaitu laju penurunan adiabatik kering yang konstan, sedangkan laju penurunan adiabatik
jenuh besarnya tergantung pada suhu atau ketinggian. Hal ini disebabkan oleh karena massa
udara yang suhunya lebih tinggi dapat menampung lebih banyak uap air, sehingga pada
kondensasi melepaskan lebih banyak bahang laten, yang berarti pula pada suhu yang lebih
tinggi laju penurunan adiabatik jenuh lebih kecil dari pada suhu yang lebih rendah. Meskipun
demikian untuk troposfer bagian bawah dan menengah nilai adiabatik jenuhnya 0,5°C/100 m
dapat dipakai untuk berbagai keperluan.

2. Mempengaruhi evaporasi dan evapotranspirasi

Secara ilmiah, pengertian evaporasi sendiri merujuk pada sebuah proses di mana es
mengalami perubahan menjadi gas atau uap air. Itu sebabnya juga evaporasi disebut
penguapan. Susunan kimia dari air (H2O) ini terbagi secara alamiah dalam tiga wujud
bentuk, yakni gas, cair, juga padat. Air adalah satu-satunya elemen di bumi yang tidak
berubah susunan kimiawinya walau wujudnya berubah.

Factor factor evaporasi

faktor-faktor yang mendorong terjadinya evaporasi, ada faktor yang bersifat langsung, ada
juga faktor tidak langsung. Saat temperatur semakin tinggi, maka semakin besar pula
evaporasi yang akan terjadi. Saat tekanan uap semakin tinggi pada uap air tersebut, evaporasi
juga semakin tinggi. Selain temperatur, faktor langsung lainnya adalah kecepatan angin.
Semakin cepat angin ini, semakin besar pula terjadinya penguapan atau evaporasi. Sementara
faktor tidak langsung yang mempengaruhi proses evaporasi di sini adalah tata letak lintang, di
mana lokasi evaporasi terjadi, ketinggian dari tempat tersebut sendiri, serta periode waktu
evaporasi terjadi.

3. Berubah menjadi cair atau padat


Sewaktu udara naik lebih tinggi ke atmosfer, terbentuklah titik-titik air, dan
terbentuklah awan. Ketika sampai pada ketinggian tertentu yang sumbunya berada di
bawah titik beku, awan itu membeku menjadi kristal es kecil-kecil. Udara sekelilingnya
yang tidak begitu dingin membeku pada kristal tadi. Dengan demikian kristal bertambah
besar dan menjadi butir-butir salju. Bila menjadi terlalu berat, salju itu turun. Bila melalui
udara lebih hangat, salju itu mencair menjadi hujan. Pada musim dingin salju jatuh tanpa
mencair.
4. Mengandung panas laten

Panas laten penguapan (latent heat of vaporization) merupakan jumlah panas yang
diperlukan per satuan massa zat pada titik didihnya hingga terjadi perubahan wujud dari
cairan menjadi uap atau gas seluruhnya pada kondisi suhu yang tetap. atmosfer
mengandung uap air dan panas laten yang dilepaskan ketika terjadi perubahan keadaan
(fasa).
Proses evaporasi

Proses evaporasi dimulai dengan cairan pada molekul yang memperoleh energi yang cukup
untuk melakukan perubahan wujud (menguap). Energi yang dimaksud ini adalah energi panas
yang diperoleh dari lingkungan, yang akan mengubah molekul air menjadi uap.

Proses evaporasi kerap terjadi pada permukaan cairan, namun pada kenyataannya evaporasi
juga dapat terjadi pada tubuh atau substansi yang bervolume. Saat penguapan sudah terjadi,
maka tekanan uap ini akan jadi lebih rendah dari hasil tekanan atmosfer di sekitarnya. Ini
dikenal dengan istilah kondensasi.

Pengertian Evapotranspirasi

Evapotranspirasi pada dasarnya adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan
menuju ke atmosfer melalui dua proses yaitu evaporasi dan transpirasi.

Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air dan selanjutnya uap air tersebut
dipindahkan dari permukaan lahan melalui proses penguapan ke atmosfer. Sedangkan
transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari tanaman, sebagai akibat dari adanya proses
fotosintesis yang menghasilkan oksigen dan juga uap air.

Factor factor evapotranpirasi

Faktor-faktor secara umum yang mempengaruhi evapotranspirasi pada suatu wilayah adalah

 Karakteristik vegetasi
 Ketersediaan air tanah
 Angin dan Kelembapan udara
 Sinar matahari

5. Berubah menjadi padat atau cair


Perubahan uap air menjadi es disebut proses deposisi atau desublimasi. Jawaban panjang:
Deposisi adalah proses termodinamika berupa transisi fase dimana gas berubah langsung
menjadi padat, tanpa melewati fase cair. air yang berada di bumi (laut, danau, sungai serta
badan air lainnya) menguap karena panas tersebut lalu menghasilkan uap-uap air. Uap-uap
air terangkat ke udara dan mengalami proses kondensasi. saat butir-butir air pada awan
tertarik oleh gaya gravitasi, sehingga menjadi hujan.
6. Mengandung panas laten
Dalam meteorologi , fluks panas laten adalah fluks energi dari permukaan bumi ke
atmosfer yang terkait dengan penguapan atau transpirasi air di permukaan dan selanjutnya
kondensasi dari uap air di troposfer .
Sebuah spesifik panas laten ( L ) menyatakan jumlah energi dalam bentuk panas ( Q ) yang
diperlukan untuk benar-benar mempengaruhi perubahan fasa dari satuan massa ( m ),
biasanya 1 kg , suatu zat sebagai properti intensif :

L= Q\M

Sifat intensif adalah karakteristik material dan tidak bergantung pada ukuran atau luas
sampel. Yang sering dikutip dan ditabulasikan dalam literatur adalah kalor laten spesifik
fusi dan kalor laten spesifik penguapan untuk banyak zat

Anda mungkin juga menyukai